PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 1
Tenggarong kelurahan melayu kecamatan tenggarong kabupaten kutai kartanegara
dan dilakukan selama dua minggu mulai tanggal 22 april sampai dengan 01 mei 2013.
Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik pada Taman Kanak-Kanak
‘Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Tenggarong kelompok B4 mulai usia 5-6 tahun yang
terdiri dari 20 anak
Tabel 1
Jadwal Perbaikan Persiklus
Pertemuan Ke : Hari / Tanggal
I Senin, 22 April 2013
II Selasa, 23 April 2013
Siklus I III Rabu, 24 April 2013
IV Kamis, 25 April 2013
V Sabtu, 27 April 2013
I Senin, 29 April 2013
II Selasa, 30 April 2013
Siklus II III Rabu, 01 Mei 2013
IV Kamis, 02 Mei 2013
V Sabtu, 04 Mei 2013
1. Rencana Perbaikan
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran kemampuan
berbahasa dalam bermain peran adalah sebagai berikut :
a. Memperbanyak kosa kata dalam bermain peran.
b. Menyusun kata menjadi kalimat sederhana dalam bermain peran.
c. Memainkan peran sesuai dengan alur cerita.
d. Memberikan arahan tentang berkomunikasi yang baik.
e. Mencari dan menerapkan strategi baru dalam bermain peran.
Sesuai dengan masalah yang dihadapi yaitu kurangnya kemampuan berbahasa
anak dalam bermain peran, dikarenakan perkembangan bahasa yang ada pada anak
berbeda antara satu dengan yang lainnya, selain itu anak kurang memahami alur
cerita yang dimainkan. Oleh karena itu langkah-langkah khusus yang menjadi
perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak dalam
bermain peran adalah:
a. Menyediakan alat atau media yang menarik, sehingga mampu meningkatkan
minat berbahasa anak dalam bermain peran.
b. Memberikan penjelasan secara terperinci tentang alur cerita / skenario yang
dimainkan.
c. Guru dan anak membahas dan menyimpulkan hasil dari bermain peran.
2. Prosedur Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim
Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek
pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003:3)
Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang
bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan,
sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan
guru (Mukhlis, 2003:5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis
dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya
adalah perencanaan yang sudah direvisi tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum
masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan yang sering disebut dengan tindakan pra siklus.
Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dengan cara
kolaborasi besama teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi
dalam pembelajaraan, kemudian mendiskusikan untuk mencari pemecahan dari
masalah yang terjadi. Hasil dari diskusi dengan teman sejawat perlu dilakukan
perbaikan pembelajaran sesuai dengan jadwal dan langkah-langkah yang terdapat
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan demikian perlu disusun kegiatan
siklus I dan II yang terdiri dari:
1. Menyusun rencana tindakan.
2. Melaksanakan tindakan.
3. Melakukan observasi
4. Membuat analisis dilanjutkan dengan refleksi.
Gambar 1
Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Bentuk Bagan
Pengamatan/Observasi Siklus
SIKLUS I :
b. Pemberian tindakan 1
Guru melaksanakan proses pembelajaran bermain peran menggunakan alat
dan bahan yang telah direncanakan dan disusun.
c. Pelaksanaan observasi
Observasi dilaksanakan pada waktu kegiatan bermain peran berlangsung
yang dilakukan oleh guru dan teman sejawat dengan cara mencatat kejadian-
kejadian yang terjadi selama proses bermain peran yang nantinya dapat
bermanfaat untuk mengambil keputusan apakah guru telah menggunakan strategi
yang tepat atau perlu dirubah dan dilakukan perbaikan. Selain itu apakah telah
terjadi peningkatan kemampuan berbahasa dalam bermain peran tersebut.
d. Pembuatan analisis dan refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan yang
dicatat dalam obervasi, selain itu refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk
berusaha memahami proses pembelajaran, memahami masalah dan kendala yang
nyata dalam tindakan. Hasil dari observasi dilakukan analisis pada tindakan 1
kemudian dilanjutkan dengan refleksi. Berdasarkan analisis dan refleksi yang
telah dilakukan, maka direncanakan perbaikan dengan melakukan tindakan 2
terhadap masalah-masalah yang ada.