Pembimbing:
Disusun oleh:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
Pendahuluan
Sendi temporomandibula (temporomandibular joint/TMJ) merupakan salah satu
komponen dari sistem pengunyahan, terdiri dari sepasang sendi kiri dan kanan yang
masing – masing dapat bergerak bebas dalam batas tertentu. Berbeda dengan persendian
lain yang selalu berada pada tempatnya dan tiap penyimpangan gerak keluar dari
TMJ kedua kondilus tidak harus selalu dalam fossanya selama pergerakan, masing –
masing sisi dapat bergerak ke depan – belakang , kiri – kanan, maupun atas dan bawah.
Gerakan ini terikat, bergantung serta ditentukan oleh adanya koordinasi neuromuscular,
otot – otot mastikasi dan ligament sendi. Oleh karena itu untuk memahami biomekanika
TMJ, perlu dipahami terlebih dahulu tentang anatomi dan fisiologi system
mandibular serta mekanisme oklusi gigi geligi rahang atas dan bawah.1
merupakan salah satu sendi paling kompleks pada tubuh manusia. TMJ memberikan
pergerakan hinging pada satu sisi sehingga disebut sendi ginglymoid. Namun pada saat
menjadi sendi arthrodial. Oleh karena itu, secara teknis TMJ termasuk sendi
ginglymoarthrodial.1
TMJ dibentuk oleh kondilus mandibula yang berada pada fossa mandibular pada
tulang temporal. Kedua tulang ini dipisahkan oleh diskus artikularis. Secara fungsional
diskus ini sebagai tulang yang tidak mengalami osifikasi sehingga sendi dapat bergerak
ke beberapa bidang, melindungi sendi dari kekuatan yang dapat merusak. Diskus
artikularis terdiri dari jaringan ikat fibrous dengan sedikit pembuluh darah dan
compound joint adalah sendi yang tersusun atas hubungan dari tiga tulang. Pada TMJ
walaupun tulang sebenarnya hanya menghubungakan dua tulang yaitu mandibula dan
temporal, namun dengan adanya diskus artikularis yang berfungsi sebagai non-ossified
bone sehingga dianggap sebagai tulang ketiga yang membentuk compound joint.1
Komponen penyusun TMJ, terdiri dari: fossa mandibular atau fossa glenoidalis,
eminensia artikularis atau tuberkel, kondilus, diskus, kapsula fibrosa, ligament ekstra
1. Kondilus mandibula
kondilus yang berbentuk konveks dilapisi oleh lapisan fibrokartilago yang tebal
yang berlanjut menjadi lapisan tipis jaringan fibrous yang lebih datar pada
bagian posterior.2
Bentuk kondilus pada manusia bervariasi baik dari segi bentuk dan
kondilus meningkat dengan faktor 2 hingga 2,5, sedangkan pada dimensi sagittal
meningkat hanya sedikit saja. Sehingga kondilus lebih konveks arah sagittal
Permukaan artikulasi pada sendi diselubungi oleh jaringan ikat yang padat,
yang terdiri dari sejumlah kondrosit, proteoglikan, serat elastik dan serat
disebabkan oleh sebuah matriks dengan kandungan air yang tinggi dan berat
molekul kondroitin sulfat yang tinggi di dalam jaringan kolagen tipe II.
tipe I dan reduksi dari tipe II. Interleukin 1a menghambat sintesa matriks dari
Gambar 1. Dimensi Kondilus. Kiri: Lebar kondilus pada sisi frontal. Tengah: Dimensi anteroposterior
dari porsi tengah pada sisi sagittal. Kanan: Dimensi anteroposterior pada sisi horisontal3
A. Datar. B. Konveks. C. Berangulasi. D. Bulat. Frekuensi dari bentuk kondilus ini berdasarkan
penelitian dari Yale et al (1963), Solberg et al (1985) dan Christiansen et al (1987)
Kondilus merupakan bagian dari mandibula yang berartikulasi terhadap
Kutub medial pada umumnya lebih menonjol daripada kutub lateral. Dari
sisi atas, dapat digambarkan sebuah garis yang menyusuri bagian tengah dari
kutub kondilus dan akan diperluas ke arah medial dan posterior ke arah batas
Gambar 4. Kondilus tampak sedikit terotasi sehingga bila ditarik garis imajiner yang
melalui kutub lateral dan medial, diperluas ke arah medial dan posterior akan berakhir
pada batas anterior dari foramen magnum.1
Gambar 5. Jarak interkondilus. Kiri: Data spesifik berdasarkan jenis kelamin, jarak
antara sepasang kutub medial dan kutub lateral dari kondilus. Nilai di atas merupakan
nilai rerata. Kanan: Gambaran ilustratif skematik dari sudut interkondilus.3
sebenarnya pada kondilus terhampar baik ke arah anterior dan posterior hingga
aspek paling superior dari kondilus (Gambar 6). Permukaan artikulasi bagian
Diskus artikularis terdiri dari dua bagian yaitu ruang sendi atas dan ruang
sendi bawah. Ruang atas besar dan meluas ke dalam bidang sagital dari posterior
fosa glenoidalis dan ke depan menuju anterior tuberkel artikularis. Ruang sendi
bawah yang melapisi kondilus memiliki cekungan posterior yang relatif besar
dan cekungan anterior yang relatif lebih kecil. Diskus artikularis berbentuk oval
memiliki sedikit pembuluh darah ataupun serat saraf. Namun pada bagian perifer
dari diskus memiliki sedikit inervasi. Dari sisi sagittal, diskus artikularis dapat
sentral merupakan bagian yang paling tipis dan disebut dengan zona intermediat.
Diskus artikularis menjadi lebih tebal pada bagian anterior dan posterior dari
zona intermediat. Batas posterior pada umumnya lebih tebal daripada bagian
anterior. Pada sendi yang normal, permukaan artikularis pada kondilus terletak
pada zona intermediat dari diskus, dibatasi oleh bagian anterior dan posterior
Gambar 7. Kondilus normalnya berada pada zona intermediat (IZ) yang lebih
tipis. Batas anterior (AB) dari diskus lebih tebal daripada zona intermediat,
dan bagian posterior (PB) lebih tebal daripada batas anterior.1
Dari sisi anterior, diskus artikularis secara umum lebih tebal pada sisi
medial daripada sisi lateral, sebagai respon dari peningkatan ruang antara
kondilus dan fossa artikularis ke bagian medial dari sendi (Gambar 8). Bentuk
tepatnya dari diskus bergantung pada morfologi dari kondilus dan fossa
struktural pada sendi. Jika perubahan terjadi, morfologi dari diskus dapat
fungsi.
Fungsi utama dari diskus adalah untuk mengurangi friksi sliding dan untuk
terdiri dari kolagen tipe I dan tipe II. Orientasi dari serat kolagen dari diskus
menunjukkan pola tertentu. Pada bagian intermediat, serat padat dari kolagen
secara umum terorientasi arah sagittal. Serat ini saling menjalin dengan serat
transverse pada bagian anterior dan posterior. Serat elastik dapat ditemukan pada
seluruh bagian dari diskus, namun lebih banyak pada bagian anterior dan medial
diskus akan menjadi lebih kaku. Stratum inferior dan konveksitas dari bagian
diskus terletak pada bagian superior dari kondilus. Dalam posisi sentris
kondilus, bagian paling tipis dari diskus, bagian intermedia, terletak diantara
anterior terletak pada sisi depan dari kondilus. Diskus artikularis melekat pada
kutub medial dan lateral dari kondilus oleh karena susunan transverse dari serat
zigomatikus dan merupakan dinding anterior dari fosa glenoidalis. Bentuk dari
eminensia artikularis tampak seperti sadel, bila dilihat dari samping berbentuk
konkaf. Komposisi eminentia artikularis terdiri dari lapisan tebal tulang padat
kondilus pada tulang temporal. Dinding anterior fosa dibatasi oleh eminentia
artikularis sedangkan dinding posterior dibatasi oleh plat timpani dan dinding
anterior meatus arkustikus eksternal. Pada bagian medial dibatasi oleh sutura
antara skuamosa dengan sayap besar tulang sphenoid yang dilapisi oleh lapisan
fibrokartilago.2
squamous dari tulang temporal. Bagian dari tulang temporal ini terdiri dari fossa
mandibular yang konkaf, di mana terdapat kondilus (Gambar 10) dan disebut
juga fosa artikular atau glenoid. Posterior dari fossa mandibularis adalah fissura
medial dan terbagi menjadi fisura petrosquamous di bagian anterior dan fisura
petrotimpanik di bagian posterior. Sedangkan pada sisi anterior dari fossa adalah
mandibula relatif tipis, menunjukkan bahwa area tulang temporal ini tidak
didesain untuk menampung gaya yang besar. Namun di sisi lain, eminensia
artikularis terdiri dari tulang yang tebal dan padat, yang lebih toleransi terhadap
fibrous tipis. Sebagai tambahan dari dinding kapsul sisi lateral, medial, dan
posterior, terdapat dinding anterior yang dapat dibagi menjadi bagian atas dan
bawah. Dinding medial dan lateral diperkuat dengan ligamen medial dan lateral.
Perlekatan dari diskus pada sisi kutub lateral dan medial dari kondilus
artikularis atas dan di bawah dari leher mandibula sedikit di bawah dari batas
dengan permukaan anterior dari kapsul. Kapsul diperkuat pada sisi lateral oleh
memanjang secara oblique ke arah bawah dan belakang dari tuberkel artikularis
hingga permukaan lateral dari leher mandibula untuk mencegah pergerakan
Diskus artikularis tidak hanya melekat pada ligamen kapsul pada bagian
anterior dan posterior saja namun juga pada bagian medial dan lateral. Sehingga
sendi dapat terbagi menjadi 2 rongga yang berbeda. Rongga bagian atas atau
rongga superior dibatasi oleh fossa mandibular dan permukaan superior dari
inferior dari diskus. Permukaan dalam dari rongga dikelilingi oleh sel-sel
ini bersama dengan tepi sinovial yang terspesialisasi pada batas anterior dari
(Gambar 11).1
Oleh karena struktur jaringan ikat yang longgar, dinding anterior kapsul
tidak dapat menahan beban yang sama dengan bagian lain dari kapsul.
Masuknya kapsul pada kondilus bersifat superfisial dan terletak pada tingkat
pada otot antagonis. Tipe 2 memiliki ambang yang rendah, namun beradaptasi
yang tinggi namun adaptasinya lambat. Dan reseptor tipe 4 selalu siap untuk
sendi bersifat non vaskular, maka cairan sinovial berfungsi sebagai medium
bebas dan cepat terjadi diantara pembuluh darah dari kapsul, cairan sinovial, dan
kondilus, dan fossa sangatlah halus, sehingga friksi selama pergerakan dapat
Yang pertama disebut dengan boundary lubrication yang terjadi ketika sendi
digerakkan dan cairan sinovial akan terdorong dari satu area dari rongga ke area
lainnya. Cairan sinovial yang terletak pada batas atau area sisa dari gaya pada
friksi pada sendi yang bergerak dan merupakan mekanisme primer dari lubrikasi
Ketika sendi berfungsi, gaya terjadi diantara permukaan artikularis. Gaya ini
membuat sejumlah kecil cairan sinovial keluar dan masuk pada jaringan
pada saat terjadi tekanan kompresif, sejumlah kecil cairan sinovial akan
menghilangkan friksi pada sendi yang terkompresi, bukan sendi yang bergerak.
Hanya sebagian kecil dari friksi yang tereliminasi sebagai hasil dari weeping
5. Zona Bilaminar
retrodiscal fat pad, atau zona trilaminar. Struktur ini terdiri dari lapisan atas
(stratum superior) dan lapisan bawah (stratum inferior). Diantara kedua lapisan
ini terdapat genu vasculosum dengan sejumlah pembuluh darah, saraf, dan sel-
sel lemak. Stratum superior terdiri dari jaringan longgar dari serat elastik dan
kolagen, lemak, dan pembuluh darah. Sedangkan stratum inferior terdiri dari
serat pada kolagen. Pada zona bilaminar serat kolagen tersusun lebih longgar
dan menyusuri sisi sagittal. Serat-serat pada kedua stratum terbujur pada bagian
posterior dari diskus dan saling menjalin dengan serat transversum dari bagian
posterior dan serat sagital pada zona intermediat. Serat elastik di dalam zona
bilaminar memiliki diameter yang lebih besar daripada serat pada diskus dan
dari meatus tulang auditorik, bagian kartilago dari meatus auditorik, dan fascia
dari glandula parotis. Stratum inferior masuk ke dalam sisi posterior dari
Gambar 13. Anatomi makroskopis. Kiri: Pada saat rahang tertutup. (1) Zona bilaminar, (2)
Bagian posterior dari diskus artikularis, (3) Kondilus; Kanan: Pada saat rahang terbuka. (1)
Zona Bilaminar, (2) Stratum Superior, (3) Stratum Inferior
6. Ligamentum TMJ
Ligamen pada sistem mastikasi, seperti pada sendi gerak bebas lainnya,
paling penting. Ligamen tidak secara aktif terlibat dalam fungsi, namun
TMJ:1,3,4
1. Ligamen Kolateral
Ligamen ini melekat pada batas medial dan lateral dari diskus
artikularis hingga kutub dari kondilus. Ligamen ini juga biasa disebut
ligamen diskal, dan terdapat 2 ligamen. Ligamen diskal medial melekat pada
tepi medial dari diskus hingga kutub medial dari kondilus. Sedangkan
ligamen diskal lateral melekat pada tepi lateral dari diskus hingga kutub
adalah ligamen nyata, terdiri dari serat jaringan ikat kolagen; sehingga
ligamen ini tidak dapat memanjang. Ligamen ini berfungsi untuk membatasi
gerakan diskus menjauh dari kondilus ketika gliding ke arah anterior dan
pergerakan hinging dari TMJ, yang terjadi diantara kondilus dan diskus
2. Ligamen Kapsular
Serat dari ligamen kapsular melekat di atas dari tulang temporal di sepanjang
artikularis. Pada bagian inferior, serat dari ligamen kapsular melekat pada
leher dari kondilus. Ligamen kapsular berperan untuk menahan gaya medial,
Gambar 15. Ligamen kapsular. Ligamen ini meluas ke arah anterior hingga
eminensia artikularis dan menyelimuti keseluruhan permukaan artikularis dari sendi
3. Ligamen Lateral atau Ligamen Temporomandibular
bagian dalam, yang lebih horisontal, dan bagian superfisial yang lebih
atas gerakan retrusi dan laterotrusi sehingga melindungi zona bilaminar yang
sensitif dari cedera. Sedangkan bagian yang vertikal dari ligamen lateral ini
Gambar 16. Ligamen temporomandibular. OOP, the outer oblique portion; IHP, the
inner horizontal portion. OOP membatasi pergerakan membuka rotasional; IHP
membatasi pergerakan posterior dari kondilus dan diskus
4. Ligamen Stylomandibula
Meskipun demikian, hal ini dapat mencegah rotasi ke atas yang berlebihan
ada pada 1/3 pasien. Ligamen ini juga disebut ligamen diskomalleolar
(=Pinto’s Ligament).3 Pada sebagian besar dari individu ligamen ini juga
petrotimpanik atau pada ligamen anterior dari malleus (Gambar 18). Oleh
6. Ligamen Tanaka
Permukaan artikulasi kondilus dan fossa mandibular terdiri dari empat lapisan
atau daerah berbeda. Lapisan paling superfisial disebut daerah artikulasi (articular
zone). Lapisan artikular ini tersusun dari jaringan ikat fibrous. Lapisan kedua disebut
daerah proliferatif (proliferative zone), pada daerah ini dijumpai adanya jaringan
mesenkim yang tidak berdiferensiasi. Jaringan ini berguna untuk proliferasi kartilago
(fibrocartilaginous zone). Pada adaerah ini fibril kolagen tersusun dalam bundle dengan
pola saling menyilang. Lapisan terdalam atau lapisan ke empat merupakan lapisan
kartilago terkalsifikasi (calcified cartilage zone). Daerah ini terdiri dari kondrosit dan
Gambar 18. Gambaran histologi TMJ, menunjukkan empat zona kondilus; (1) zona artikular,
(2) zona proliferatif; (3) zona fibrokartilago; dan (4) zona kartilago terkalsifikasi.5
Suplai darah arterial dari sendi temporomandibular didapat secara utama dari
arteri maksilaris dan arteri superficial temporalis. Kedua arteri ini juga merupakan
penyedia utama dari otot-otot mastikasi. Terlepas dari adanya jaringan arteri di
sekitarnya, kondilus juga mendapatkan suplai dari arteri alveolaris inferior melalui
sumsum tulang. Drainase venosa melalui vena temporalis superficial, pleksus
Gambar 19. Suplai arteri. Diagram suplai arteri pada sendi TMJ kiri. Kondilus tersuplai
dari dari semua 4 sisi. Sebagai tambahan, terdapat anastomosis dengan arteri alveolaris
inferior di dalam sumsum tulang.
reseptor: Ruggini mekanoreseptor (Tipe 1), Pacinian corpuscles (Tipe 2), Golgi tendon
organ (Tipe 3), dan free nerve endings (Tipe 4). Reseptor-reseptor ini terletak di dalam
kapsul sendi, ligamen lateral, dan zona bilaminar dan genu vasculosum. Bagian
anteromedial dari kapsul memiliki reseptor yang relatif sedikit, dari tipe 4.
Gambar 20. Inervasi sensoris dari TMJ kiri. Serat saraf afferen dari cabang mandibula dari
nervus trigeminal dan mengeluarkan 4 tipe cabang nerve ending.
Gambar 21. Diagram skematik dari berbagai area inervasi pada TMJ
Fitur unik dari TMJ adalah sendi bagian kiri dan kanan terhubung oleh tulang
mandibula yang sangat tebal dan kuat; Oleh karena itu, salah satu sendi tidak dapat
digerakkan sendiri dan akan memberikan gerakan kompensasi pada sendi yang lain.
Kedua sendi TMJ harus melakukan pergerakan secara simultan karena kedua sendi ini
tidak dapat beroperasi secara independen; namun pergerakan ini tidak selalu identik
pada kedua sendi. Setiap TMJ dapat berotasi dengan sumbu pada kepala kondilus dan
dapat slide ke arah anterior dari fossa mandibular ke eminensia artikularis. Gerakan
rotasi saja hanya akan memberikan hasil bukaan mulut yang kecil, dalam kenyataannya,
gerakan slide dan rotasi terjadi secara simultan. Gerakan mundur dari arah slide akan
menarik rahang dan merotasinya pada arah yang berlawanan dan menutup rahang. Maka
pergerakan yang mungkin pada sendi adalah: 1. Rotasi dari kepala kondilus di dalam
fungsional yakni: Depresi, Elevasi, Protrusi, Retraksi, dan Deviasi lateral dari
mandibula. Gerakan fungsional ini kemudian akan secara kombinasi menimbulkan pola
Perlu diketahui bahwa otot pengunyahan sangat jarang dalam kondisi yang
relaksasi total, kecuali pada kondisi tidur dalam atau tidak sadarkan diri. Otot-otot
mastikasi tetap berada pada aktivitas yang rendah (tonus otot) untuk melawan gravitasi,
cukup kuat untuk menjaga mulut dalam kondisi tertutup tanpa kontak antara geligi
rahang atas dan rahang bawah. Hal ini dikenal dengan posisi istirahat mandibula atau
posisi postural. Kebanyakan gerakan dari mandibula, dimulai pada posisi istirahat
1. Depresi
progresif dari rotasi dan sliding dengan kepala mandibular berotasi terhadap
permukaan bawah dari diskus ketika sendi slide ke depan menuju ke eminensia
artikularis. Foramen mandibula adalah bagian dari mandibula yang paling
sedikit bergerak dari keseluruhan jarak dari gerak depresi. Gerakan ini mungkin
menjadi hal yang penting bagi mayoritas nervus dan pembuluh darah untuk
melakukan gerakan slide pada kondilus ke depan selama gerakan depresi pada
kondilus dan bagian atas kepala melakukan gerakan slide pada diskus artikularis
pada setiap TMJ ke depan pada saat yang bersamaan. Aktivitas ini disertai
dengan tahap akhir dari aktifitas digastrik dan otot-otot suprahyoid lainnya
ini dapat bergerak demikian jika tulang hyoid terfiksir oleh kekuatan otot
2. Elevasi
masseter, dan pterygoid medialis pada kedua sisi. Otot pterygoid medialis yang
kekuatan pasif yang dihasilkan oleh otot-otot elevator dan ligamen selama
membuka mulut; sehingga, diperlukan aktifitas elektrik yang sedikit pada otot
Protrusi dihasilkan oleh gerakan slide ke depan yang simetris pada kedua
TMJ dan retrusi adalah kebalikannya. Kedua gerakan ini jarang terjadi secara
bilateral dari otot pterygoid medialis dan lateralis akan mengakibatkan protrusi
Kepala dari mandibula pada sisi di mana gerakan dilakukan, tetap berada
gerakan Bennet. Gerakan ke arah lateral dihasilkan dari kontraksi dari pterygoid
medial dan lateralis kontralateral, sementara serat posterior dari otot temporalis
geligi kontak maksimal selama ekskursi lateral adalah sisi kerja di mana
Gambar 24. Gerakan Grinding pada TMJ6 C. Pada sisi kiri; D. Pada sisi kanan
DAFTAR PUSTAKA
2. Malik, Neelima Anil, ed. Textbook of oral and maxillofacial surgery. 3rd ed.,
3. Bumann A., Lotzmann U. TMJ Disorders and Orofacial Pain, The Role of
4. Atkinson M. Anatomy for Dental Students. 4th edition. Oxford University Press.
2013. p.241-256.
Wiley-Blackwell, 2011.
6. Baker E.W., et al. Anatomy for Dental Medicine, Latin Nomenclature. Thieme.
2016. p.164-167.