Anda di halaman 1dari 7

Kisah Nabi Nuh Membuat Kapal – Bahtera Raksasa

By
Gunawan
– February 4, 2013Posted in: Cerita Nabi

Cerita islami ini masih merupakan lanjutan dari kisah nabi nuh yang
sebelumnya mengisahkan Perdebatan Nabi Nuh dengan kaumnya
yang sesat. kali ini akan menceritakan tentang kisah nabi nuh
membuat kapal raksasa, dan kaum yang mengingkari nabi nuh akan
mendapat azab dari Allah SWT.

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus


lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan,
mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan kembali
menyembang dan beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa
memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan
yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan
agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mengangkat derajat
manusia yang tertindah dan lemah ke derajat yang sesuai dengan
fitrah dan qodratnya dan berusaha menghilangkan sifa-sifat
sombong dan congkak yang melekat pada para pembesar kaumnya
dan mendidikan kasih sayang, tolong menolong di antara sesama
manusia. Akan tetap dalam waktu yang cukup lama itu. Nabi nuh
tidak berhasil menyadarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti
dan menerima dakwahnya, Beriman, bertauhid dan beribadah
kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya, walaupun ia telah
melakukan tugasnya dengan segala daya dan usahanya dan sekuat
tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi
penghinaan, ejekan, cercaan dan makian dari kaumnya, karena ia
mengharapkan akan datang masanya di mana kaumnya akan sadar
diri dan datang mengakui kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh
as akan kesaran kaumnya makin hari makin berkurang. Ternyata
sinar iman dan takwa tidak akan menembus ke dalam hati mereka
yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan iblis. Allah
berfirman : “Sesungguhnya tidak akan seorang dari pada kaumnya
mengikutimu dan beriman kecuali mereka telah mengikutimu dan
beriman lebih dahulu, maka janganlah engkau bersedih hati karena
apa yang telah mereka perbuatkan.”
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyapkah sisa harapan nabi nuh
as dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada
ALlah agar menurunkan azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala
batu seraya berseru; “Ya Allah! janganlah engkau biarkan seorang
pun dari pada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini.
Mereka akan berusaha menyesatnya hamba-hamba-Mu, jika engkau
biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan
menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak
ytang kafir seperti mereka”

Doa nabi nuh as dikabulkan oleh Allah SWT dan permohonannya


diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan
kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan
mati tenggelam.

Kisah Nabi Nuh Membuat Kapal

Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal,


segeralah nabi nuh membuat kapal ia mengimpulkan para
pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang
diperlukan untuk membuat kapal, kemudian dengan mengambil
tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka
dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan
pembuatan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun nabi nuh as telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar
dapat bekerja dengan tenan tanpa gangguan dalam pembuatan
kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemooohan kaumnya
yang kebetulan atau segaja melewati tempat mereka membuat kapal
itu. Mereka mengejek dan mengolok-olong dengan mengatakan:
“Wahai nuh! sejak kapan engkau telah menjadi tukang kayu dan
pembuat kapal? BUkanlah engkau seorang nabi dan rasul menurut
pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukan kayu dan
pembuat kapal. Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh
dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah
mengharapkan angin yang akan menarik kapalmu ke laut?” Dan lain-
lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh as dengan sikap dingin
dan tersenyum seraya menjawab : “Baiklah tunggu saja saatnya nanti,
jika engkau sekarang mengejek dan mengolok-olok kami maka akan
tibalah masanya kamu akan mengetahui untuk apa kapal yang kami
siapkan ini. Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa
atas diri kamu”.

Setelah menyelesaikan pembuatan kapal yang merupakan alat


pengangkutan laut pertama di dunia, nabi nuh as menerima wahyu
dari Allah : “Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-
Ku dan terlihat tanda-tanda dari Ku maka segeralah angkuat
bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua
pasang dari setiap makhluk hidup yang ada di atas bumi dan
berlayarlah dengan izin-Ku.

Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang
deras dan dahsyat yang dalam sekejap mata telah menjadi banjir
besar melanda seluruh kota dan menggenangi daratan yang rendah
maupun yang tinggi sampai puncak bukit-bukit sehingga tiada
tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal nabi
nuh as yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan
pasangan makhluk hidup yang diselamatkan oleh nabi Nuh as atas
perintah Allah SWT.
Dengan iringan “bismillah” berlayarlah kapal Nabi Nuh as dengan
lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala
lemah lembut kadang kala gans dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihat
orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang
menggunung dan berusaha menyelematkan diri dari cengkraman
maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan
gelombang-gelombang.

Kaum nabi nuh yang tidak mengikutinya mendapatkan azab Alloh


SWT

Tak kala nabi nuh as berada di atas geladak kapal memperhatikan


cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafit dari kaumnya sedang
bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya
tubuh putera sulungnya yang bernama “kan’ aan” timbul tenggelam
dipermainkan oleh gelombanganyang tidak menaruh belas kasihan
kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman allah itu. Pada
saat itu, tanpa disadari, timbulah rasa cinta dan kasih sayang
seoranmg ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam
keadaan cemas menghadapi maut di telan gelombang.

Nabi nuh as secara sepontan, terdorong oleh suara hati kecilnya


berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya : “wahai
anakku, datanglah kemari dan gubungkan dirimu bersama
keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar
engkau selamat dan terhindari dari dari bahaya maut yang engkau
jalani hukuman Allah”. Kan’aan, putera nabi nuh yang tersesat dan
terkena rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan
keras kepala itu menolak degan keras ajakan dan panggilan ayahnya
yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang :
“biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung
di atas geladak kapalmu, akan akan dapat menyelematkan diriku
sendiri dan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh
air bai ini”
Nabi nuh as pun menjawab : “Percalah bahwa tempat satu-satunya
yang dapat menyelematkan engkau ialah bergabung dengan kami di
atas kapal ini. tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari
hukuman Allah yang telah dilimpahkan ini kecuali orang0orang yang
memperoleh rahmat dan keampuanan-Nya.

Setelah nabi nuh as mengucapkan kata-katanya, tenggelamlah


kan’an disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari
pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air
mengikuti kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang
durhaka itu.
Nabi Nuh as hatinya bersedih dan berduka cita atas kematian
puteranya dalam dalam keadaan kafir dan tidak beriman dan belum
mengenal Allah. Beliau berkeluh kesah dan berseru kepada Allah :
“Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan
adalah bagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah
janji benar dan engkaulah maha hakim yang maha berkuasa”

Kepadanya Allah berfirman : “Wahai nuh, sesungguhnya dia


puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah
menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu, menolak
dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir dari pada
kaummu. Coretlah namanya dari daftar keluargamu. Hanya mereka
yang telah menerima dakwahmu, mengikuti jalanmu dan beriman
kepada Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan
keluargamu yang telah aku janjikan perlindungannya dan terjamin
keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari
risalahmu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa
nafsunya dan tuntutan iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani
hubungan yang telah aku tentukan walau mereka berada dipuncak
gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang
sesuatu yang engkau belum engkau ketahui. Aku ingatkan janganlah
engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang
bodoh”

Nabi nuh as pun tersadar, segera setelah menerima teguran dari


Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan
ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir
termasuk puteranya sendiri. Ia sadar bahwa ia tersesar pada saat ia
memanggil puteranya untuk menyelematkannya dari bencana banjir
yang didorong oleh perasaan aluri darah yang menghubungkannya
dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada allah
harus mendhului cinta kepada keluarga dan harta benda. Ia sangat
menyesalah akan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap
kepada Allah memohon ampunan dan maghfirahnya dengan berseru :
“Ya Tuhanku aku berlindung kepada-mu dari godaan syaitan yang
terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku
menanyakan sesuat yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila
Engau tidak memberi ampunan dan maghfirah serta menurunkan
rahmat bagiku, niscaya aku akan menjadi orang yang rugi”

Setelah air bah itu mencapai puncak keganansannya dan habis


binaslah kaum nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan
hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian
bertambatlah kapal nuh di atas bukit Judie dengan iringan perintah
Allah kepada Nabi NUh As : “Turunlah wahai Nuh ke darat engkau
dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi
barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang
menyertaimu”

Di dalam al quran diceritakan kisah nabi Nuh dalam surat Nuh ayat 1
sampai 28, juga dalam surat hud ayat 27 – 48 yang mengisahkan
dialog nabi nuh dengan kaumnya dan perintah nabi nuh membuat
kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.

hal yang dapat kita ambil hikmah dari kisah nabi nuh adalah
hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan
kepercayaan atau persamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat
dan lebih berkesan dari pada hubungan yang terjalin karena ikatan
darah atau kelahiran. Kan’aan yang walaupun adalah anak kandung
Nabi Nuh as, oleh ALlah SWT dikeluarkan dari bilangan keluarga nabi
Nuh karena menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa
yang dianut dan didakhawahkan oleh nabi nuh ayahnya sendiri,
bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Semoga cerita islami mengenai kisah nabi nuh membuat kapal di atas
bisa menambah pengetahuan kamu, khususnya pengetahuan kisah
kisah nabi utusan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai