Anda di halaman 1dari 11

PERJANJIAN KERJASAMA

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) MEDIS


FASE CAIR DAN FASE PADAT
ANTARA
RUMAH SAKIT AISYIYAH ST. KHADIJAH
DENGAN
PT MULTAZAM
DAN
PT JASA MEDIVEST

Nomor : 145/RSA/PDA/XII/2014
Nomor :
Nomor :

Perjanjian Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Medis ini (selanjutnya
disebut “Perjanjian “) dibuat dan ditandatangani di Pinrang pada tanggal 1 Januari 2015
oleh dan antara:

1. RS. Aisyiyah St. Khadijah berkedudukan di Jl. A. Abdullah No. 1-3 Pinrang dalam hal
ini diwakili dr. H. Rifai, MARS, selaku Direktur dengan demikian berwenang untuk
menandatangani dan melaksanakan Perjanjian ini ( selanjutnya disebut “Pihak
Pertama”)

2. PT Multazam, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan Hukum Republik


Indonesia, berdomisili di Jln. Ir.Sutami Komp.Pergudangan Lantebung, Blok AII/5
Makassar, Sulawesi Selatan - Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh H.Jannuar Irianto,
selaku Direktur, dengan demikian sah bertindak untuk dan atas nama Perseroan,
(selanjutnya disebut“Pihak Kedua”)

3. PT Jasa Medivest, suatu Perseroan yang didirikan berdasarkan, Hukum Republik


Indonesia, berdomisili di Jalan Kresna No. 25 Bandung, Jawa Barat - Indonesia, dalam
hal ini diwakili oleh Subagiyo, selaku Presiden Direktur PT Jasa Medivest, dengan
demikian sah bertindak untuk dan atas nama Perseroan, (selanjutnya disebut“Pihak
Ketiga”)

Pihak Pertama, Pihak Kedua dan Pihak Ketiga selanjutnya secara bersama-sama disebut
sebagai “Para Pihak” dan masing-masing sebagai “Pihak”

Para Pihak dalam kedudukannya masing-masing seperti tersebut diatas, terlebih dahulu
menerangkan:

a. Bahwa Pihak Pertama adalah Rumah Sakit yang bergerak dibidang Kesehatan yang
mengasilkan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Medis (untuk selanjutnya
disebut“Limbah B3 Medis”) dan memiliki izin penyimpanan di gudang tempat

[1]
Paraf I Paraf II Paraf
III
penyimpanan sementara (TPS) dari ..... ...............................................No. .................
Tahun .................dengan masa berlaku................. Tahun.

 Bahwa Pihak Kedua adalah Perusahaan yang bergerak di jasa Pengangkutan


(transporter) dan pengumpul Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (untuk
selanjutnya disebut “Limbah B3”) berupa oli bekas, minyak kotor, residu dan aki bekas
berdasarkan :
a. Surat Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 Menteri Lingkungan Hidup RI
No.B-913/Dep.IV/LH/PDAL/01/2014 tanggal 30 Januari 2014 dan berakhir tanggal
30 Januari 2019;
b. Surat Izin Pengangkutan Limbah B3 dari Menteri Lingkungan Hidup RI No.
B-4855/Dep.IV/LH/PDAL/04/2014 tanggal 30 April 2014 dan berakhir tanggal 30
April 2019;
c. Surat Izin Pengangkutan Limbah B3 dari Menteri Lingkungan Hidup RI No.
B-7850/Dep.IV/LH/PDAL/07/2014 tanggal 10 Juli 2014 dan berakhir tanggal 10
Juli 2019;
d. Surat Keputusan MenteriLingkungan Hidup RI No.186 Tahun 2010 tanggal 11
Agustus 2010 dan berakhir Tahun 2015 Tentang Izin Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun PT Multazam;
e. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI No.316 Tahun 2013 tanggal 10
September 2013 dan berakhir Tahun 2018 Tentang Izin Pengumpulan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) PT Multazam;

 Bahwa Pihak Ketiga adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pengolahan Limbah
B3 Medis Infeksius berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup RI:
a. Surat Keputusan dari Kementerian Lingkungan Hidup RI No.333 Tahun 2009 “Izin
Pengoperasian Alat Pengolahan (Insinerator) Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Infeksius” yang saat ini sedang dalam masa perpanjangan izin pada
Kementerian Lingkungan Hidup RI

 Bahwa untuk melaksanakan pengumpulan / pengangkutan limbah B3 medis dan Limbah


B3 baik fase padat maupun fase cairtersebut Pihak Pertama dan Pihak Ketiga sepakat
menunjuk Pihak Kedua sebagai pengumpul/pengangkutan untuk mengangkut limbah
B3 medis dan Limbah B3 tersebut dengan fasilitas alat angkut milik Pihak Kedua dari
Lokasi Pihak Pertama sampai ke Lokasi Pabrik milik Pihak Ketiga.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka PARA PIHAK dengan ini mengikatkan diri secara
hukum dengan membuat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun (B3) Medis Fase Cair dan Fase Padat (untuk selanjutnya disebut “Perjanjian”)
dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

[2]
Paraf I Paraf II Paraf
III
Pasal 1
Pengertian

Limbah B3 Medis adalah limbah yang dikategorikan di bawah ini:

1.  Jaringan manusia atau hewan


 Darah, cairan atau kotoran tubuh (baik terinfeksi maupun tidak terinfeksi)
 Kain perban atau kapas bekas hasil operasi, dan semua limbah yang telah
terkontaminasi dari semua area perawatan
 Bahan-bahan yang terinfeksi (selain kain seprai) dari rumah sakit, tempat
perawatan, rumah sakit gigi, rumah sakit hewan, tempat penelitian

2.  Limbah dari laboratorium atau otopsi


(Catatan: beberapa dari jenis benda ini perlu untuk disetrilkan untuk
menghilangkan zat berbahaya sebelum dimusnahkan)

3.  Beberapa limbah farmasi, seperti obat bius, obat-obat lainnya yang telah
kadaluarsa.
 Limbah kimia, seperti obat-obat penghancur racun (cytotoxic drugs), yang dapat
menimbulkan infeksi lewat pernafasan ataupun kontak langsung.

4.  Kain sprai tempat tidur sekali pakai yang telah dipakai, kontainer air seni,
kantung-kantung operasi untuk bagian perut

Pasal 2
Pokok Perjanjian

1. Pihak Pertama menyetujui untuk menyerahkan sisa dari hasil produksi menghasilkan
Limbah B3 Medis sesuai dengan perijinan yang dimiliki Pihak Ketiga.

2. Pihak Ketiga bertanggung jawab dalam proses pengolahan Limbah B3 Medis yang
dihasilkan oleh Pihak Pertama tersebut telah sesuai perijinan yang diperolehnya,
termasuk yang berkenaan dengan penimbunan saniatary landfill Limbah B3 Medis hasil
pembakaran.

3. Untuk melaksanakan pengangkutan limbah B3 tersebut Pihak Kedua mempergunakan


alat angkut yang telah memiliki ijin angkut Limbah B3 yang diterbitkan oleh
Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat RI dengan
No.742/AJ.309/DJPD/2014/730710027BB tanggal 20Februari 2014,
No.2478/AJ.309/DJPD/2014/730710027BB tanggal 20 Mei 2014,
No.3826/AJ.309/DJPD/2014/730710027BB tanggal 22 Juli 2014

Pasal 3

[3]
Paraf I Paraf II Paraf
III
Dasar Hukum Perjanjian

Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 berdasarkan kepada ;

1. Keputusan Kepala Bapedal No Kep-02 /Bapedal/09/1995 Tentang Dokumen Limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun;
2. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 85
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
3. Undang-undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
4. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perijinan
Pengelolaan Limbah B3.
6. Undang-undang No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 4
Jangka Waktu Perjanjian

1. Jangka Waktu Perjanjian ini berlaku efektif terhitung sejak tanggal penandatanganan
Perjanjian untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yaitu tanggal 1 Januari 2015, sampai
dengan tanggal 1 Januari 2016

2. Perjanjian ini sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali oleh masing-masing pihak,


setelah sebelumnya salah satu pihak memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak
lainnya secara tertulis.

3. Selama peninjauan kembali perjanjian kerjasama ini, ketentuan dalam perjanjian


kerjasama ini tetap berlaku, sebelum adanya kesepakatan perubahan tertulis dari
ketiga belah pihak.

Pasal 5
Kewajiban Para Pihak

1. Pihak Pertama dalam memberikan pekerjaan berupa jasa pengumpulan dan


pengangkutan kepada Pihak Kedua serta jasa pengolahan kepada Pihak Ketiga, harus
membuat surat perintah kerja (SPK) atau Service Agreement (SA) kepada Pihak Kedua
sebagai dasar dimulai suatu pekerjaan.

2. Pihak Pertama wajib memberitahukan kepada Pihak Kedua dan Pihak Ketiga setiap ada
Limbah B3 Medis yang diangkut oleh Pihak Kedua dari lokasi Pihak Pertama.
3. Pihak Pertama wajib menanggung semua biaya pengangkutan dan biaya pengolahan
Limbah B3 Medis milik Pihak Pertama serta biaya pajak kepada Pihak Kedua sesuai
mekanisme pembayaran yang sudah disepakati antara Pihak Pertama dengan Pihak
Kedua.
[4]
Paraf I Paraf II Paraf
III
4. Pihak Kedua wajib membayar biaya pengolahan Limbah B3 Medis milik Pihak Pertama
dan pajak kepada Pihak Ketiga sesuai mekanisme pembayaran yang sudah disepakati
antara Pihak Kedua dengan Pihak Ketiga.

5. Pihak Ketiga dalam membuat invoice atau tagihan atas pengolahan Limbah B3 Medis
milik Pihak Pertama harus di tujukan kepada Pihak Kedua.

6. Pihak Kedua berkewajiban mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku


didalam melaksanakan pengangkutan Limbah B3 Medis melalui darat dan laut.

7. Pihak Kedua wajib memberikan Pihak Pertama berupa manifest yang ber-barcode
kepada Pihak Pertama yaitu asli lembaran ke-2, 3 dan 7 sebagai bukti pengangkutan
limbah milik Pihak Pertama ke tempat milik Pihak Ketiga.

8. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai oleh Para Pihak apabila Limbah B3 Medis milik
Pihak Pertama sudah di terima oleh Pihak Ketiga dan sebagai bukti lembar 7 manifest
sudah di tanda tangani oleh Pihak Ketiga.

9. Pihak Kedua sudah dapat mengajukan penagihan setelah menerima kembali manifest
lembar 7 dari Pihak Ketiga sebagai lampiran invoice.

10. Pihak Ketiga bertanggung jawab atas kelengkapan ijin-ijin yang berkenaan dengan
pengolahan Limbah B3 Medis milik Pihak Pertamaatau sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dari Kementerian Lingkungan Hidup RI dan
peraturan perundang-udangan yang terkait lainnya.

11. Khusus untuk pengumpulan/pengangkutan Pihak Pertama dan Pihak Ketiga telah
sepakat menunjuk Pihak Kedua sebagai pengangkut resmi dan Pihak Kedua wajib
melengkapi alat angkut beserta ijin angkut Limbah B3 Medis dari Departemen
Perhubungan RI dan rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup RI yang masih
berlaku.
12. Pengisian Limbah B3 Medis yang dilakukan oleh Pihak Pertama ke moda transportasi
milik Pihak Kedua harus sesuai kapasitas yang telah dikeluarkan dirjen perhubungan
darat Kementerian Perhubungan RI dan di larang mengisi melebihi kapasitas yang telah
ditentukan.
13. Pihak Ketiga di dalam Pengolahan Limbah B3 Medis harus memenuhi ketentuan
keputusan Kepala Bapedal Nomor : Kep 03/Bapedal/1995 tentang tata Cara Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

14. Pihak Kedua dan Pihak Ketiga membebaskan Pihak Pertama dari segala tuntutan
yang timbul dari Pihak-Pihak Lain yang diakibatkan karena kelalaian, kesalahan dari
Pihak Kedua dan Pihak Ketiga didalam pengangkutan dan pengolahan limbah
B3yang bertentangan dengan peraturan daerah maupun peraturan pusat mengenai
lingkungan hidup serta peraturan lainnya yang terkait.

Pasal6
[5]
Paraf I Paraf II Paraf
III
Biaya Pengolahan dan Pengangkutan

1. Mengenai besarnya biaya pengolahan dan pengangkutan mekanisme pembayarannya


akan ditentukan oleh Para Pihak.

2. Segala keputusan dari hasil penetapan biaya pengolahan dan pengangkutan serta
mekanisme pembayaran adalah merupakan keputusan yang tidak dapat dipisahkan
dengan Perjanjian ini.

Pasal 7
Pembayaran

1. Pelaksanaan pembayaran oleh Pihak Pertama adalah maksimal 30 hari kalender sejak
Pihak Pertama menerima invoice dari Pihak Kedua

1. Pembayaran biaya Pengolahan dan Pengangkutantersebut dilakukan oleh Pihak Pertama


dengan cara transfer ke rekening atas nama Pihak Kedua di Bank BCA, No. Rek.
2903038888 an.PT Multazam dan/atau BankPermata No.Rek 701821262 dan/atau Bank
BNI No.Rek. 0220119629 dan/atau Bank OCBC NISP Syariah
No.Rek.646800005555/Bank Sulselbar No.Rek.130003000030354-8 (setoran
pembayaran disesuaikan dengan nomor rekening Bank yang tercantum pada invoice)

2. Besarnya biaya Pengolahan dan Pengangkutan sesuai kesepakatan yang ditentukan oleh
Pihak pertama dan Pihak Kedua serta Pihak Kedua dan Pihak Ketiga dan pengajuan
penawaran harus melalui Pihak Kedua ke Pihak Pertama atau penghasil Limbah B3
Medis

3. Pihak Kedua dan Pihak Ketiga telah sepakat bahwa Pihak Ketiga tidak akan
bernegosiasi dengan Pihak Pertama tanpa persetujuan Pihak Kedua sebab Pihak Kedua
yang terlebih dahulu bekerjasama dengan Pihak Pertama.

Pasal 8
Pernyataan Dan Jaminan Para Pihak

1. Pihak Pertama dengan ini menjamin dan menyatakan kepada Pihak Kedua dan Pihak
Ketiga bahwa Pihak Pertama merupakan pihak yang berwenang untuk menjalin
kerjasama, membuat kesepakatan, atau menandatangani Perjanjian dengan Pihak Kedua
danPihak Ketiga menyatakan bersedia untuk melaksanakan seluruh hak dan
kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini dengan penuh tanggung jawab
dan itikad baik, tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pihak Kedua dan Pihak Ketiga dengan ini menjamin dan menyatakan kepada Pihak
Pertama bahwa Pihak Kedua dan Pihak Ketiga memiliki hak dan kewajiban untuk
menjalin kerjasama, membuat kesepakatan atau menandatangani Perjanjian dengan
Pihak Pertama , telah memenuhi seluruh persyaratan, perijinan dan ketentuan yang
berlaku untuk menjalankan usahanya dan/atau untuk melaksanakan kegiatan
pengangkutan yang dipercayakan oleh Pihak Pertama serta bersedia untuk
[6]
Paraf I Paraf II Paraf
III
melaksanakan seluruh hak dan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini
dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik, tunduk pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3. Pihak Ketiga menjamin dan menyatakan kepada Pihak Pertama bahwa telah
menunjukPihak Kedua sebagai pengangkut Limbah B3 Medis dan juga menyatakan
bahwa Pihak Kedua sebagai pihak yang melakukan pembayaran kepada Pihak Ketiga
atas segala kewajiban-kewajiban pembayaran yang timbul dari Perjanjian ini.

Pasal 9
Pelanggaran

1. Apabila dalam pengolahan Limbah B3 Medis, Pihak Ketiga terbukti tidak melakukan
pengolahan sesuai izin yang Pihak Ketiga peroleh dari Kementerian Lingkungan Hidup
RI maka Pihak Pertama dan pihak kedua berhak memutuskan kerjasama pengolahan
Limbah B3 Medis tersebut kepada Pihak Ketiga.

2. Apabila dalam pengumpulan dan pengangkutanLimbah B3 Medis, Pihak Kedua terbukti


tidak melakukan pengumpulan danpengangkutan sesuai izin dan/atau izin yang dimiliki
oleh Pihak Kedua ternyata telah habis masa berlakunya yang Pihak Kedua peroleh dari
Kementerian Lingkungan Hidup RI danKementerian Perhubungan RI Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut maka Pihak
Pertama dan Pihak Ketiga berhak memutuskan kerjasama pengolahan Limbah B3 Medis
tersebut kepada Pihak Kedua.

Pasal 10
Pengakhiran Perjanjian

Dalam rangka melaksanakan Perjanjian ini Para Pihakdengan tegas menyatakan melepas
ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dengan ketentuan;

1. Perjanjian ini berakhir dengan sendirinya, apabila salah satu pihak tidak ingin
memperpanjang lagi berlakunya Perjanjian ini.

2. Pihak Pertama berhak untuk melakukan pengakhiran atau penghentian Perjanjian ini
dengan pemberitahuan tertulis/tercatat dengan tenggang waktu 30 (tigapuluh) hari
kalender.

3. Pihak Kedua dan Pihak Ketiga tidak melaksanakan satu atau beberapa ketentuan dalam
Perjanjian ini.

4. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan ataupun merusak citra nama Pihak
Pertama.

5. Melakukan kelalaian/kesengajaan dalam melaksanakan tugas pengangkutan yang


dipercayakan kepadanya, termasuk namun tidak terbatas pada pelanggaran penurunan
barang yang diangkut bukan pada tempat yang telah ditentukan.
[7]
Paraf I Paraf II Paraf
III
Perjanjian ini dengan sendirinya akan berakhir apabila Pihak Kedua dan Pihak Ketiga;

 Dibubarkan/ dinyatakan palit.


 Dicabut ijin usahanya, baik untuk sementara atau seterusnya oleh yang berwenang.
 Terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan surat penetapan dari pihak
berwajib/Kepolisian.

6. Dalam hal Perjanjian ini diakhiri berdasarkan butir 1 sampai dengan 3 Pasal ini, Pihak
Pertama dibebaskan dari kewajiban untuk memberi ganti rugi kepada Pihak Kedua dan
Pihak Ketiga yang mungkin timbul akibat pengakhiran Perjanjian ini.
Pihak Kedua dan Pihak Ketiga membebaskan Pihak Pertama dari segala tuntutan pihak
lain sehubungan dengan pelaksanaan dan pemutusan Perjanjian ini.

7. Dengan berakhirnya Perjanjian ini, Pihak Kedua dan Pihak Ketiga tetap bertanggung
jawab terhadap Pihak Pertama atas kewajiban-kewajiban belum dilaksanakan menurut
Perjanjian ini.

Pasal 11
Keadaan Memaksa

1. Kewajiban salah satu Pihak dalam Perjanjian ini akan ditangguhkan sepanjang dan
selama pelaksanaannya terhalang oleh persengketaan perburuhan, musibah/bencana
alam, peraturan perundang-undangan, perang atau keadaan yang timbul dari atau
sebagai akibat perang, baik yang dinyatakan maupun yang tidak, huru-hara, tindakan
sabotase oleh teroris atau tindak pidana lainnya, makar atau pemberontakan, krisis
kekeringan atau kondisi cuaca yang luar biasa buruk, kecelakaan atau sebab-sebab lain
sejenis (selanjutnya disebut “Keadaan Memaksa”).

2. Dalam hal terjadi Keadaan Memaksa Para Pihak setuju bahwa Pihak yang tidak terkena
Keadaan Memaksa tidak dapat mengajukan tuntutan hukum apapun terhadap Pihak lain
yang terkena Keadaan Memaksa.

3. Pihak yang terkena Keadaan Memaksa harus segera, namun tidak lebih dari 10 (sepuluh)
hari kalender, memberitahukan kepada pihak yang tidak terkena Keadaaan Memaksa
secara tertulis mengenai penangguhan pelaksanaan pekerjaan, alasannya dan perkiraan
lama penangguhannya.

4. Pihak yang terkena Keadaan Memaksa wajib berusaha semaksimal mungkin untuk
memulai kembali pekerjaan dan/atau kewajiban lain dalam Perjanjian ini.

Pasal 12
Pengalihan Hak

1. Hak dan kewajiban yang timbul berdasarkan Perjanjian ini tidak dapat dialihkan oleh
salah satu Pihak kepada siapapun tanpa persetujuan tertulis dari pihak lainnya.

[8]
Paraf I Paraf II Paraf
III
2. Setiap Pihak yang menerima pengalihan hak wajib untuk menyetujui secara tertulis
untuk mengikatkan diri pada ketentuan dalam Perjanjian ini secara keseluruhan tanpa
ada yang dikecualikan.

Pasal 13
Hukum Yang Berlaku

Perjanjian ini tunduk pada dan karenanya wajib ditafsirkan menurut ketentuan dan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia.

Pasal 14
Domisili Dan Penyelesaian Sengketa

1. Para Pihak dengan ini sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak
berubah pada kantor panitera Badan Arbitrase Nasional Indonesia di
....................................................

2. Para Pihak sepakat bahwa terhadap setiap dan semua perselisihan yang mungkin timbul
sebagai akibat dari penafsiran dan/atau pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan
secara musyawarah dan mufakat.

3. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud ayat


(2) tidak tercapai, maka penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) di ............................................................... dengan
menggunakan hukum dan prosedur BANI.

4. Putusan BANI dimaksud bersifat final dan mengikat Para Pihak dan dapat langsung
dilaksanakan tanpa persetujuan Pihak manapun, termasuk tetapi tidak terbatas pada
pengadilan. Tidak ada satu Pihak pun yang dapat mengajukan banding terhadap putusan
BANI tersebut.

Pasal 15
Peristiwa Cidera Janji

1. Peristiwa cidera janji


Yang dimaksud dengan peristiwa cidera janji dalam Perjanjian ini adalah Para Pihak
tidak melaksanakan Perjanjian ini atau melaksanakannya sebagian, melakukan
penundaan kewajiban, memberikan pernyataan baik secara tertulis maupun tidak tertulis
yang isinya tidak sesuai atau bertentangan dengan hal yang sebenarnya terjadi, dan atau
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

2. Akibat dari peristiwa cidera janji


Apabila terjadi peristiwa cidera janji sebagaimana dimaksud ayat (1), maka Pihak yang
dirugikan dapat melakukan pemutusan Perjanjian sesuai ketentuan Perjanjian ini.

[9]
Paraf I Paraf II Paraf
III
Pasal 16
Perubahan Dalam Peraturan Perundang-Undangan

Dalam hal telah ditandatanganinya Perjanjian ini terjadi suatu perubahan peraturan
perundang-undangan yang secara material yang dapat mendatangkan kerugian kepada salah
satu pihak, maka Para Pihak sepakat untuk mengadakan perundingan kembali sehigga dapat
menghilangkan atau memperkecil kerugian yang diderita oleh salah satu pihak.

Pasal 17
Perubahan

1. Segala sesuatu yang perlu tetapi belum diatur dalam Perjanjian ini atau
perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih
lanjut dalam bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

2. Sepanjang belum/tidak ada kesepakan yang baru/lain dari yang telah ditentukan dalam
Perjanjian ini, maka yang berlaku adalah tetap perjanjian ini.

Pasal 18
Ketentuan Lain

1. Apabila terdapat ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini atau sebagian daripadanya


yang bertentangan dengan hukum yang berlaku atau tidak dapat dilaksanakan dengan
alasan apapun termasuk dan tidak terbatas kepada alasan dari suatu ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku atau alasan dari suatu keputusan pengadilan atau
badan lain atau pihak berwenang lainnya yang memiliki jurisdiksi atas Para Pihak
dan/atau Perjanjian ini, maka ketentuan-ketentuan tersebut harus dipisahkan dari
Perjanjian ini dan dianggap dihapuskan dari Perjanjian ini dan Para Pihak akan
menegosiasikan dengan itikad baik untuk mengubah dan memodifikasi
ketentuan-ketentuan tersebut dari Perjanjian ini.

2. Perjanjian ini merupakan seluruh perjanjian dan kesepakatan Para Pihak dan
menggantikan seluruh perjanjian secara verbal maupun tertulis, janji-janji atau
kesepakatan-kesepakatan lainnya sehubungan dengan hal-hal yang diatur dalam
Perjanjian ini. Tidak ada Pihak yang dapat menyatakan suatu perjanjian atau
kesepakatan berlaku, yang tidak dinyatakan dalam Perjanjian ini.

3. Perjanjian ini tidak akan diubah, diganti, atau ditambah kecuali dibuat secara tertulis
oleh Para Pihak.

4. Kegagalan untuk menunda suatu pelaksanaan hak atau upaya meminta ganti rugi oleh
Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini tidak akan dianggap sebagai suatu
pengesampingan dari suatu hak atau upaya meminta ganti rugi, disesuaikan dengan
permasalahannya. Hak dan upaya meminta ganti rugi yangdiberikan dalam Perjanjian
ini bersifat kumulatif dan bukan eksklusif terhadap hak dan upaya meminta ganti rugi
yang diberikan oleh hukum yang berlaku.

[10]
Paraf I Paraf II Paraf
III
5. Setiap teks publikasi untuk media cetak atau komunikasi lainnya yang akan diterbitkan
oleh media cetak hanya dapat dibuat setelah mendapat persetujuan dari Para Pihak.

6. Masing-masing Pihak akan bertanggung jawab atas biaya-biaya dan ongkos-ongkos


untuk pembuatan Perjanjian ini.

Demikian Perjanjian ini dibuat di .................................................... pada tanggal


sebagaimana tersebut di atas dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA PIHAK KETIGA,


RSA ST. KHADIJAH PT MULTAZAM PT JASA MEDIVEST

dr. H. RIFAI, MARS H.JANNUAR IRIANTO SUBAGIYO


DIREKTUR DIREKTUR PRESIDEN DIREKTUR

[11]
Paraf I Paraf II Paraf
III

Anda mungkin juga menyukai