2.
3.
Pihak Pertama, Pihak Kedua dan Pihak Ketiga selanjutnya secara bersama-sama disebut
sebagai Para Pihak dan masing-masing sebagai Pihak
Para Pihak dalam kedudukannya masing-masing seperti tersebut diatas, terlebih dahulu
menerangkan:
a. Bahwa Pihak Pertama adalah perusahaan yang yang bergerak dibidang Pelayanan
Kesehatan yang menghasilkan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (untuk
selanjutnya disebutLimbah B3.
Pihak II
Pihak III
Bahwa Pihak Ketiga adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pengolahan Limbah
B3 berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup RI:
a. Surat Keputusan dari Kementerian Lingkungan Hidup RI No.08.29.12 Tahun 2014
tanggal 22 Desember 2014 Tentang Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun PT Jasa Medivest.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka PARA PIHAK dengan ini mengikatkan diri secara
hukum dengan membuat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun (B3) (untuk selanjutnya disebut Perjanjian) dengan ketentuan dan syarat-syarat
sebagai berikut:
Pasal 1
Pengertian
Limbah B3 yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah limbah berupa limbah benda tajam
terkontaminasi (jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, pecahan gelas,
pisau bedah), limbah infeksius, limbah sitotoksik, jaringan tubuh, limbah laboratorium, dan
obat kadaluwarsa dari kegiatan farmasi.
Pasal 2
Pokok Perjanjian
1.
2.
Pihak I
Pihak II
Pihak III
Pasal 3
Dasar Hukum Perjanjian
Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 berdasarkan kepada ;
1. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
2. Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perijinan
Pengelolaan Limbah B3.
4. Keputusan Kepala Bapedal No Kep-02 /Bapedal/09/1995 Tentang Dokumen Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
5. Undang-undang No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Pasal 4
Jangka Waktu Perjanjian
1. Jangka Waktu Perjanjian ini berlaku efektif terhitung sejak tanggal penandatanganan
Perjanjian untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yaitu Satu Januari Tahun Dua Ribu
Enam Belas sampai dengan tanggal Satu Januari Tahun Dua Ribu Tujuh Belas.
2. Perjanjian ini sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali oleh masing-masing pihak,
setelah sebelumnya salah satu pihak memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak
lainnya secara tertulis.
3. Selama peninjauan kembali perjanjian kerjasama ini, ketentuan dalam perjanjian
kerjasama ini tetap berlaku, sebelum adanya kesepakatan perubahan tertulis dari
ketiga belah pihak.
Pasal 5
Kewajiban Para Pihak
1. Pihak Pertama dalam memberikan pekerjaan berupa jasa pengumpulan dan pengangkutan
kepada Pihak Kedua serta jasa pengolahan kepada Pihak Ketiga, harus membuat surat
perintah kerja (SPK) atau Service Agreement (SA) kepada Pihak Kedua sebagai dasar
dimulai suatu pekerjaan.
2. Pihak Pertama wajib memberitahukan kepada Pihak Kedua dan Pihak Ketiga setiap
adaLimbah B3 yang diangkut oleh Pihak Kedua dari lokasi Pihak Pertama.
3. Pihak Pertamawajib menanggung semua biaya pengangkutan dan biaya pengolahan
Limbah B3 milik Pihak Pertama serta biaya pajak kepada Pihak Kedua sesuai
mekanisme pembayaran yang sudah disepakati antara Pihak Pertama dengan Pihak
Kedua.
Pihak I
Pihak II
Pihak III
4. Pihak Keduawajib membayar biaya pengolahan Limbah B3 milik Pihak Pertama dan
pajak kepada Pihak Ketiga sesuai mekanisme pembayaran yang sudah disepakati antara
Pihak Kedua dengan Pihak Ketiga.
5. Pihak Ketiga dalam membuat invoice atau tagihan atas pengolahan Limbah B3 milik
Pihak Pertama harus di tujukan kepada Pihak Kedua.
6. PihakKeduaberkewajiban mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku
didalam melaksanakan pengangkutan Limbah B3 melalui darat dan laut.
7. Pihak Kedua wajib memberikan Pihak Pertama berupa manifest yang ber-barcode kepada
Pihak Pertama yaitu asli lembaran ke-2, 3 dan 7 sebagai bukti pengangkutan limbah milik
Pihak Pertama ke tempat milik Pihak Ketiga.
8. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai oleh Para Pihak apabila Limbah B3 milik Pihak
Pertama sudah di terima oleh Pihak Ketiga dan sebagai bukti lembar 7 manifest sudah di
tanda tangani oleh Pihak Ketiga.
9. Pihak Kedua sudah dapat mengajukan penagihan setelah menerima kembali manifest
lembar 7 dari Pihak Ketiga sebagai lampiran invoice.
10. Pihak Ketiga bertanggung jawab atas kelengkapan ijin-ijin yang berkenaan dengan
pengolahanLimbah B3 milikPihak Pertamaatau sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku dari Kementerian Lingkungan Hidup RI dan peraturan
perundang-udangan yang terkait lainnya.
11. Khusus untuk pengumpulan/pengangkutan Pihak Pertama danPihak Ketiga telah sepakat
menunjuk Pihak Keduasebagai pengangkut resmi dan Pihak Kedua wajib melengkapi alat
angkut beserta ijin angkut Limbah B3 dari Departemen Perhubungan RIdan rekomendasi
dari Kementerian Lingkungan Hidup RI yang masih berlaku.
12. Pengisian Limbah B3yang dilakukan oleh Pihak Pertama ke moda transportasi milik
Pihak Kedua harus sesuai kapasitas yang telah dikeluarkan dirjen perhubungan darat
Kementerian Perhubungan RI dan di larang mengisi melebihi kapasitas yang telah
ditentukan.
13. Pihak Ketiga di dalam Pengolahan Limbah B3 harus memenuhi ketentuan keputusan
Kepala Bapedal Nomor : Kep 03/Bapedal/1995 tentang tata Cara Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
14. Pihak Kedua dan Pihak Ketiga membebaskan Pihak Pertama dari segala tuntutan yang
timbul dari Pihak-Pihak Lain yang diakibatkan karena kelalaian, kesalahan dari Pihak
Kedua dan Pihak Ketigadidalam pengangkutan dan pengolahan limbah B3yang
bertentangan dengan peraturan daerah maupun peraturan pusat mengenai lingkungan
hidup serta peraturan lainnya yang terkait.
Pihak I
Pihak II
Pihak III
Pasal6
Biaya Pengolahan dan Pengangkutan
1. Mengenai besarnya biaya pengolahan dan pengangkutan mekanisme pembayarannya
akan ditentukan oleh Para Pihak.
2. Segala keputusan dari hasil penetapan biaya pengolahan dan pengangkutan serta
mekanisme pembayaran adalah merupakan keputusan yang tidak dapat dipisahkan
dengan Perjanjian ini.
Pasal 7
Pembayaran
1. Pelaksanaan pembayaran oleh Pihak Pertama adalah maksimal 30 hari kalender sejak
Pihak Pertama menerima invoice dari Pihak Kedua
2. Pembayaran biaya Pengolahan dan Pengangkutantersebut dilakukan oleh Pihak Pertama
dengan cara transfer ke rekening atas nama Pihak Kedua(setoran pembayaran disesuaikan
dengan nomor rekening Bank yang tercantum pada invoice)
3. BesarnyabiayaPengolahan dan Pengangkutansesuai kesepakatan yang ditentukan
olehPihak pertama dan Pihak Kedua serta Pihak Kedua dan Pihak Ketiga dan pengajuan
penawaran harus melalui Pihak Kedua ke Pihak Pertama atau penghasil Limbah B3
4. Pihak Kedua dan Pihak Ketiga telah sepakat bahwa Pihak Ketiga tidak akan bernegosiasi
dengan Pihak Pertama tanpa persetujuan Pihak Kedua sepanjang kontrak kerjasama ini
berjalan.
Pasal 8
Pernyataan Dan Jaminan Para Pihak
1. Pihak Pertama dengan ini menjamin dan menyatakan kepada Pihak Keduadan Pihak
Ketigabahwa Pihak Pertama merupakan pihak yang berwenang untuk menjalin
kerjasama, membuat kesepakatan, atau menandatangani Perjanjian dengan Pihak Kedua
dan Pihak Ketiga menyatakan bersedia untuk melaksanakan seluruh hak dan
kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini dengan penuh tanggung jawab dan
itikad baik, tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pihak Kedua dan Pihak Ketiga dengan ini menjamin dan menyatakan kepada Pihak
Pertama bahwa Pihak Kedua dan Pihak Ketiga memiliki hak dan kewajiban untuk
menjalin kerjasama, membuat kesepakatan atau menandatangani Perjanjian dengan Pihak
Pertama , telah memenuhi seluruh persyaratan, perijinan dan ketentuan yang berlaku
untuk menjalankan usahanya dan/atau untuk melaksanakan kegiatan pengangkutan yang
dipercayakan oleh Pihak Pertama serta bersedia untuk melaksanakan seluruh hak dan
kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini dengan penuh tanggung jawab dan
itikad baik, tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pihak I
Pihak II
Pihak III
3. Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini menjamin dan menyatakan kepada Pihak
Ketiga bahwa Limbah B3 yang akan dikirim dan diolah ke Pihak Ketiga sesuai dengan
yang dimaksud dalam Pasal 1 perihal Pengertian Limbah B3.
4. Pihak Ketiga menjamin dan menyatakan kepada Pihak Pertama bahwa telah
menunjukPihak Kedua sebagai pengangkut Limbah B3 dan juga menyatakan bahwa
Pihak Kedua sebagai pihak yang melakukan pembayaran kepada Pihak Ketiga atas segala
kewajiban-kewajiban pembayaran yang timbul dari Perjanjian ini.
Pasal 9
Pelanggaran
1. Apabila dalam pengolahan Limbah B3 , Pihak Ketiga terbukti tidak melakukan
pengolahan sesuai izin yang Pihak Ketiga peroleh dari Kementerian Lingkungan Hidup
RI maka Pihak Pertama dan pihak keduaberhak memutuskan kerjasama pengolahan
Limbah B3 tersebut kepada Pihak Ketiga.
2. Apabila dalam pengumpulan dan pengangkutan Limbah B3 , Pihak Kedua terbukti tidak
melakukan pengumpulan danpengangkutan sesuai izin dan/atau izin yang dimiliki oleh
Pihak Kedua ternyata telah habis masa berlakunya yang Pihak Kedua peroleh dari
Kementerian Lingkungan Hidup RI danKementerian Perhubungan RI Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut maka Pihak Pertama dan
Pihak Ketiga berhak memutuskan kerjasama pengolahan Limbah B3 tersebut kepada
Pihak Kedua.
Pasal 10
Pengakhiran Perjanjian
Dalam rangka melaksanakan Perjanjian ini Para Pihak dengan tegas menyatakan melepas
ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dengan ketentuan;
1. Perjanjian ini berakhir dengan sendirinya, apabila salah satu pihak tidak ingin
memperpanjang lagi berlakunya Perjanjian ini.
2. Pihak Pertama berhak untuk melakukan pengakhiran atau penghentian Perjanjian ini
dengan pemberitahuan tertulis/tercatat dengan tenggang waktu 30 (tigapuluh) hari
kalender.
3. Pihak Keduadan Pihak Ketigatidak melaksanakan satu atau beberapa ketentuan dalam
Perjanjian ini.
4. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan ataupun merusak citra nama Pihak Pertama.
5. Melakukan kelalaian/kesengajaan dalam melaksanakan tugas pengangkutan yang
dipercayakan kepadanya, termasuk namun tidak terbatas pada pelanggaran penurunan
barang yang diangkut bukan pada tempat yang telah ditentukan.
Pihak I
Pihak II
Pihak III
Perjanjian ini dengan sendirinya akan berakhir apabila Pihak Kedua dan Pihak Ketiga;
6.
Dalam hal Perjanjian ini diakhiri berdasarkan butir 1 sampai dengan 3 Pasal ini, Pihak
Pertama dibebaskan dari kewajiban untuk memberi ganti rugi kepada Pihak Kedua dan
Pihak Ketiga yang mungkin timbul akibat pengakhiran Perjanjian ini.
Pihak Kedua dan Pihak Ketiga membebaskan Pihak Pertama dari segala tuntutan pihak
lainsehubungan dengan pelaksanaan dan pemutusan Perjanjian ini.
7.
Dengan berakhirnya Perjanjian ini, Pihak Kedua dan Pihak Ketiga tetap bertanggung
jawab terhadap Pihak Pertama atas kewajiban-kewajiban belum dilaksanakan menurut
Perjanjian ini.
Pasal 11
Keadaan Memaksa
1. Kewajiban salah satu Pihak dalam Perjanjian ini akan ditangguhkan sepanjang dan
selama pelaksanaannya terhalang oleh persengketaan perburuhan, musibah/bencana alam,
peraturan perundang-undangan, perang atau keadaan yang timbul dari atau sebagai akibat
perang, baik yang dinyatakan maupun yang tidak, huru-hara, tindakan sabotase oleh
teroris atau tindak pidana lainnya, makar atau pemberontakan, krisis kekeringan atau
kondisi cuaca yang luar biasa buruk, kecelakaan atau sebab-sebab lain sejenis
(selanjutnya disebut Keadaan Memaksa).
2. Dalam hal terjadi Keadaan Memaksa Para Pihak setuju bahwa Pihak yang tidak terkena
Keadaan Memaksa tidak dapat mengajukan tuntutan hukum apapun terhadap Pihak lain
yang terkena Keadaan Memaksa.
3. Pihak yang terkena Keadaan Memaksa harus segera, namun tidak lebih dari 10 (sepuluh)
hari kalender, memberitahukan kepada pihak yang tidak terkena Keadaaan Memaksa
secara tertulis mengenai penangguhan pelaksanaan pekerjaan, alasannya dan perkiraan
lama penangguhannya.
4. Pihak yang terkena Keadaan Memaksa wajib berusaha semaksimal mungkin untuk
memulai kembali pekerjaan dan/atau kewajiban lain dalam Perjanjian ini.
Pasal 12
Pengalihan Hak
1. Hak dan kewajiban yang timbul berdasarkan Perjanjian ini tidak dapat dialihkan oleh
salah satu Pihak kepada siapapun tanpa persetujuan tertulis dari pihak lainnya.
2. Setiap Pihak yang menerima pengalihan hak wajib untuk menyetujui secara tertulis untuk
mengikatkan diri pada ketentuan dalam Perjanjian ini secara keseluruhan tanpa ada yang
dikecualikan.
Pihak I
Pihak II
Pihak III
Pasal 13
Hukum Yang Berlaku
Perjanjian ini tunduk pada dan karenanya wajib ditafsirkan menurut ketentuan dan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia.
Pasal 14
Domisili Dan Penyelesaian Sengketa
Para Pihak dengan ini sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah
pada kantor panitera Badan Arbitrase Nasional Indonesia di Bandung
Para Pihak sepakat bahwa terhadap setiap dan semua perselisihan yang mungkin timbul
sebagai akibat dari penafsiran dan/atau pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan
secara musyawarah dan mufakat.
Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud ayat (2)
tidak tercapai, maka penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) di Bandungdengan menggunakan hukum dan prosedur BANI.
Putusan BANI dimaksud bersifat final dan mengikat Para Pihak dan dapat langsung
dilaksanakan tanpa persetujuan Pihak manapun, termasuk tetapi tidak terbatas pada
pengadilan. Tidak ada satu Pihak pun yang dapat mengajukan banding terhadap putusan
BANI tersebut.
Pasal 15
Peristiwa Cidera Janji
Peristiwa cidera janji
Yang dimaksud dengan peristiwa cidera janji dalam Perjanjian ini adalah Para Pihak tidak
melaksanakan Perjanjian ini atau melaksanakannya sebagian, melakukan penundaan
kewajiban, memberikan pernyataan baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang isinya
tidak sesuai atau bertentangan dengan hal yang sebenarnya terjadi, dan atau melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
2. Akibat dari peristiwa cidera janji
Apabila terjadi peristiwa cidera janji sebagaimana dimaksud ayat (1), maka Pihak yang
dirugikan dapat melakukan pemutusan Perjanjian sesuai ketentuan Perjanjian ini.
Pasal 16
Perubahan Dalam Peraturan Perundang-Undangan
Dalam hal telah ditandatanganinya Perjanjian ini terjadi suatu perubahan peraturan
perundang-undangan yang secara material yang dapat mendatangkan kerugian kepada salah
satu pihak, maka Para Pihak sepakat untuk mengadakan perundingan kembali sehigga dapat
menghilangkan atau memperkecil kerugian yang diderita oleh salah satu pihak.
Pihak I
Pihak II
Pihak III
Pasal 17
Perubahan
Segala sesuatu yang perlu tetapi belum diatur dalam Perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Sepanjang belum/tidak ada kesepakan yang baru/lain dari yang telah ditentukan dalam
Perjanjian ini, maka yang berlaku adalah tetap perjanjian ini.
Pasal 18
Ketentuan Lain
1. Apabila terdapat ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini atau sebagian daripadanya
yang bertentangan dengan hukum yang berlaku atau tidak dapat dilaksanakan dengan
alasan apapun termasuk dan tidak terbatas kepada alasan dari suatu ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku atau alasan dari suatu keputusan pengadilan atau
badan lain atau pihak berwenang lainnya yang memiliki jurisdiksi atas Para Pihak
dan/atau Perjanjian ini, maka ketentuan-ketentuan tersebut harus dipisahkan dari
Perjanjian ini dan dianggap dihapuskan dari Perjanjian ini dan Para Pihak akan
menegosiasikan dengan itikad baik untuk mengubah dan memodifikasi ketentuanketentuan tersebut dari Perjanjian ini.
2. Perjanjian ini merupakan seluruh perjanjian dan kesepakatan Para Pihak dan
menggantikan seluruh perjanjian secara verbal maupun tertulis, janji-janji atau
kesepakatan-kesepakatan lainnya sehubungan dengan hal-hal yang diatur dalam
Perjanjian ini. Tidak ada Pihak yang dapat menyatakan suatu perjanjian atau kesepakatan
berlaku, yang tidak dinyatakan dalam Perjanjian ini.
3. Perjanjian ini tidak akan diubah, diganti, atau ditambah kecuali dibuat secara tertulis oleh
Para Pihak.
4. Kegagalan untuk menunda suatu pelaksanaan hak atau upaya meminta ganti rugi oleh
Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini tidak akan dianggap sebagai suatu pengesampingan
dari suatu hak atau upaya meminta ganti rugi, disesuaikan dengan permasalahannya. Hak
dan upaya meminta ganti rugi yangdiberikan dalam Perjanjian ini bersifat kumulatif dan
bukan eksklusif terhadap hak dan upaya meminta ganti rugi yang diberikan oleh hukum
yang berlaku.
5. Setiap teks publikasi untuk media cetak atau komunikasi lainnya yang akan diterbitkan
oleh media cetak hanya dapat dibuat setelah mendapat persetujuan dari Para Pihak.
6. Masing-masing Pihak akan bertanggung jawab atas biaya-biaya dan ongkos-ongkos untuk
pembuatan Perjanjian ini.
Pihak I
Pihak II
Pihak III
Demikian Perjanjian ini dibuat di Madiun pada tanggal sebagaimana tersebut di atas dalam
rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA,
RSIA AL HASANAH MADIUN
PIHAK KEDUA
PT TRIATA MULIA
INDONESIA
PIHAK KETIGA,
PT JASA MEDIVEST
dr. PARISUKO
DIREKTUR
BUWONO HIMAWAN
DIREKTUR UTAMA
SUBAGIYO
PRESIDEN DIREKTUR
Pihak I
Pihak II
Pihak III