0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan9 halaman
Perjanjian kerjasama antara Puskesmas Kuripan dengan PT Restu Ibu Abadi mengatur tentang pengelolaan limbah B3 medis. PT Restu Ibu Abadi bertanggung jawab mengangkut dan mengolah limbah B3 dari Puskesmas Kuripan sesuai peraturan perundang-undangan. Perjanjian berlaku selama satu tahun dan biaya pengolahan sebesar Rp24.000 per kg.
Perjanjian kerjasama antara Puskesmas Kuripan dengan PT Restu Ibu Abadi mengatur tentang pengelolaan limbah B3 medis. PT Restu Ibu Abadi bertanggung jawab mengangkut dan mengolah limbah B3 dari Puskesmas Kuripan sesuai peraturan perundang-undangan. Perjanjian berlaku selama satu tahun dan biaya pengolahan sebesar Rp24.000 per kg.
Perjanjian kerjasama antara Puskesmas Kuripan dengan PT Restu Ibu Abadi mengatur tentang pengelolaan limbah B3 medis. PT Restu Ibu Abadi bertanggung jawab mengangkut dan mengolah limbah B3 dari Puskesmas Kuripan sesuai peraturan perundang-undangan. Perjanjian berlaku selama satu tahun dan biaya pengolahan sebesar Rp24.000 per kg.
PENGELOLAAN LIMBAH B3/LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PUSKESMAS KURIPAN dengan PT RESTU IBU ABADI NO PIHAK INDIKATOR KETIGA 1 PT PUTRA Pasal 1 Pihak pertama menunjuk pihak kedua untuk mengangkut limbah RESTU IBU Maksud Dan B3 dengan truck yang dimiliki atau dikuasai secara sah oleh pihak ABADI Tujuan kedua dan selanjutnya pihak kedua mengolah/memanfaatkan/memusnahkan limbah B3. 2 Pasal 2 1. Pihak pertama dan pihak kedua menyetujui Bahwa limbah B3 POKOK yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah limbah medis. PERJANJIAN 2. Pihak pertama menyetujui untuk menyerahkan sisa dari hasil produksi menghasilkan limbah B3sesuai dengan perijinan yang dimiliki pihak kedua 3. Pihak kedua bertanggung jawab dalam proses pengolahan limbah B3 yang dihasilkan oleh pihak pertama tersebut telah sesuai perijinan yang diperolehnya, termasukyang berkenan dengan penimbunan sanitary landfill limbah B3 hasil pembakaran. 4. Untuk melaksanakan pengangkutan limbah B3 tersebut pihak kedua mempergunakan alat angkut yang telah dimiliki ijin angkut limbah B3 yang diterbitkan oleh Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan darat RI. 3 Pasal 3 Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Dasar Hukum berdasarkan kepada : Perjanjian 1. Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengolaan lingkungan hidup 2. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun 3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 18 tahun 2009 Tentang Tata CaraPerijinan Pengelolaan Limbah B3 4. Keputusan Kepala Bapeda No. Kep-02 /Bapeda/09/199 Tentang Dokumen Limbah bahan Berbahaya dan Beracun 5. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 4 Pasal 4 1. Jangka waktu perjanjian ini belaku efektif terhitung sejak Jangka Waktu tanggal penandatanganan perjanjian untuk jangka waktu 1 Perjanjian (satu) tahun yaitu 5 september 2016 sampai dengan tanggal 5 september 2017. 2. Perjanjian ini sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali oleh masing-masing pihak, setelah sebelumnya salah satu pihak memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak lainnya secara tertulis. 3. Selama peninjauan kembali kerjasama ini, ketentuan dalam perjanjian kerjasama ini tetap berlaku, sebelum adanya kesepakatan perubahan tertulis dari ketiga belah pihak 5 Pasal 5 1. Pihak pertama berkewajiban memberitahukan kepada pihak Kewajiban Para kedua setiap ada limbah B3 yang diangkut oleh pihak kedua Pihak darrri lokasi pihak pertama. 2. Pihak pertama berkewajiban menyerahkan jenis limbah B3 sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati untuk diolah dan dimanfaatkan di lokasi oleh pihak kedua 3. Pihak pertama bberkewajiaban menanggung semua biaya pengangkutan dan biaya pengolahan limbah B3 milik pihak pertama serta biaya pajak kepada pihak kedua sesuai mekanisme pembayaran yang sudah di sepakati antara pihak pertama dengan pihak kedua. 4. Pihak kedua berkewajiban menerima jenis limbah B3 dari pihak pertama. 5. Pihak kedua berkewajiban menjamin” General Safty Regulation “ pihak pertama pada saat truck tersebut memasuki area/halaman/taman pihak pertama 6. Pihak kedua berkewajiban mengikuti ketentuan perundang- undangan yang berlaku didalam melaksanakan pengangkutan, pengolaan limbah B3 melalui darat dan laut. 7. Pihak kedua wajib memberikan pihak pertama berupa manifest yang ber-barcode kepada pihak pertama yaitu asli lembaran ke 2, 3 dan 7 sebagai bukti pengangkutan limbah milik pihak pertama. 8. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai oleh pihak kedua apabila limbah B3 milik pihak pertama sudah diterima oleh pihak kedua dan sebagai bukkti lembar 7 manifest sudah di tanda tangani oleh pihak kedua. 9. Pihak kedua berkewajiban enerbitkan sertifikat limbah B3 (Certificate Hazardous Waste) dan berita acara penerimaan limbah B3 kepada pihak pertama untuk setiapbulannya berdasarkan jumlah dan jenis limbah B3 yang masuk pada pengolahan dan pemanfaatan pihak kedua. 10. Pihak kedua bertanggungjawab secara penuh jenis limbah B3 yang akan dikirim pihak pertamadari gerbang pintu keluar lokasi sampai tempat pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 pihak kedua. 11. Pihak kedua bertanggung jawab atas kelengkapan ijin-ijin yang berkenaan dengan pengangkutan dan pengolahan limbah B3 milik pihak pertama atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dari kementrian perhubungan RI Rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup RI yang masih berlaku dan peraturan perundang- undangan yang terkait lainnya. 12. Pihaak kedua menjamin semua surat legalitas yang dimiliki sesuai dengan ijin yang dikeluarkan Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 13. Pengisian limbah B3 yang dilakukan oleh pihak pertama ke mode transportasi milik pihak kedua harus sesuai kapasitas yang telah dikeluarkan dirjen perhubungan daratKementrian Perhubungan RI dan Dilarang mengisi melebihi kapasitas yang telah dilakukan. 14. Pihak Kedua di dalam pengolahan limbah B3 harus memenuhi ketentuan keputusan Kepala bapedal Nomor : Kep 03/Bapedal?1995 tentang tata cara persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. 15. Pihak kedua membebaskan pihak pertama dari segala tuntutan yang timbul dari pihak-pihak lain yang diakibatkan karena kelalaian, kesalahan ndari pihak kedua didalam pengangkutan dan pengolahan limbah B3 yang bertentangan dengan peraturandaerah maupun peraturan pusat mengenai lingkungan hidup serta peraturan lainnya yang terkait. 16. Pihak kedua berkewajiaban membantu pihak pertama apabila terjadi masalah berkaitan denganlimbah B3. 6 Pasal 6 1. Mengenai besarnya biaya pengolahan dan pengangkutan Biaya mekanisme pembayarannya ditentukan oleh para pihak. Pengolahan dan 2. Biaya engelolaan limbah B3 (pengangkutan dan pemanfaatan) Pengangkutan sesuai dengan harga yang telah disepakati dan disetujui bersama yaitu sebesar Rp. 24.000.00( Dua Puluh EmpatRibu Rupiah ) per kilogram. 3. Biaya jasa belum termasuk PPN 10% 4. Pengangkutan minimal 35 (tiga puluh lima) kilogram. Apabila Limbah Kurang dari 35 ( tiga puluh lima ) kilogram maka ditagih sebesar 35 (tiga puluh lima). 5. Segala keputusan dari hasil penetapan biaya pengolahandan pengangkutan serta mekanisme pembayaran adalah merupakan keputusan yang tidak daat dipisahkan dengan perjanjian ini. 7 Pasal 7 1. Pelaksanaan pembayaran oleh pihak pertama adalah Pembayaran maksimal 14 hari kalender sejak pihak pertama menerima invoice dari pihak kedua 2. Pembayaran biaya pengolahan dan pengangkutan tersebut dilakukan oleh pihak pertama dengan cara transfer ke rekening atas nama pihak kedua ( setoran pembayaran disesuaikan dengan nomor rekening bank yang tercantum pada invoice ). 3. Besarnya biaya pengolahan dan pengangkutan sesuai kesepakantan yang ditentukan oleh pihak pertama dan pihak kedua dan pengajuan penawaran harus melalui pihak kedua ke pihak pertama atau penghasil limbah B3. 8 Pasal 8 1. Pihak pertama dengan ini menjamin dan menyatakan kepada Pernyataan dan pihak kedua bahwa pihak pertama merupakan pihak yang Jaminan Para bewenang untuk menjalin kerjasama, membuat kesepakatan, Pihak atau menandatangani perjanjian dengan pihak kedua menyatakan bersedia untuk melaksanakan seluruh hak dan kewajibannya sebagaimana diatur dalam perjanjian ini dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik, tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Pihak Kedua dengan ini menjamin dan menyatakan kepada pihak pertama bahwa pihak kedua memiliki hak dan kewajibanuntuk menjalin kerjasama, membuat kesepakatan atau menandatangani perjanjian dengan pihak pertama telah memenuhi seluruh persyaratan, perijinan dan ketentuan yang berlaku untuk menjalankan usahanya dan atauuntuk melaksanakan kegiatan pengangkutan yang dipercayakan oleh pihak pertama serta bersedia untuk melaksanakan seluruh hak dan kewajibannya sebagaimana diatur dalam perjanjian ini dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik, tunduk pada peraturan perundang-undanganyang berlaku. 3. Pihak Pertama dan PihakKedua dengan ini dijamin dan dinyatakan bahwa limbah B3 yang akan dikirim dan diolahke pihak kedua sesuai dengan 9 Pasal 9 1. Apabila dalam pengolahan limbah B3, pihak kedua terbukti Pelanggaran tidak melakukan pengolahan sesuai izin yang pihak kedua perolehdariKementrian Lingkungan Hidup Rimaka Pihak pertama dan pihak kedua peroleh dari Kementrian Lingkungan Hidup RI maka pihak pertama dan pihak kedua berhak memutuskan kerjasama pengolahan limbah B3. 2. Apabila dalam mengumpulkan dan pengangkutanlimbah B3, Pihak kedua terbukti tidak melakukan pengumpulan dan pengangkutan sesuai izin dan atau izin yang dimiliki oleh pihak kedua ternyata telah habis masa berlakunya yang pihak kedua peroleh dari Kementrian Lingkungan Hidup RI dan Kementrian Perhubungan Laut maka pihak pertama berhak memutuskan kerjasama pengolahan limbah B3 tersebut kepada pihak kedua. 10 Dalam rangka melaksanakan pejanjian ini para pihak dengan tegas menyatakan melepas ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dengan ketentuan : 1. Perjanjian ini berakhir dengan sendirinya, apbila salah satu pihak tidak ingin mempepanjang lagi belakunya perjanjian ini. 2. Pihak pertama berhak untuk melakukan pengakhiran atau penghentian perjanjian ini dengan pemberitahuan tertulis/tercatat dengan tanggal waktu 30 (tigapuluh) hari kalender. 3. Pihak keda tidak melaksanakan satu atau beberapa ketentuan dalam perjanjian ini. 4. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan ataupun merusak citra nama pihak pertama. 5. Melakukan kelalaian/kesengajaan dalam melaksanakan tugas pengangkutan yang dipercayakan kepadanya, termasuk penurunan barang yang diangkut bukan pada tempat yang telah ditentukan. Perjanjian ini dngan sendirinya akan berakhir apabila pihak kedua : Dibubatkan/ dinyatakan pailit. Dicabut ijin usahanya, baik untuk sementara atau seterusnya oleh yang berwenang Terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan surat penetapan dari pihak berwajib/kepolisian. 6. Dalam hal perjanjian ini diakhiri berdasarkan butir 1 sampai dengan 3 pasal ini, pihak pertama dibebaskan dari kewajiban untuk memberi ganti rugi kepada pihak kedua. Pihak kedua membebaskan pihak pertama dari segala tuntutan pihak lain sehubungan dengan pelaksanaan dan peutusan perjanjian ini 7. Dengan berakhirnya perjanjian ini, pihak kedua tetap bertanggung jawab terhadap pihak pertama atas kewajiban- kewajiban yang belum dilaksanakan menurut perjanjian ini.
11 Pasal 11 1. Kewajiban salah satu pihak dalam perjanjian ini akan
Keadaan ditangguhkan sepanjang dan selama pelaksananya terhalang Memaksa oleh pesengketaan perburuhan, musibah/bencana alam, peraturan perundang-undangan, perang atau keadaan yang timbul dari atau sebagai akibat perang, baik yang dinyatakan maupun yang tidak, huru-hara, tindakan sabotase oleh teroris atau tindak pidana lainnya, makaratau pemberontakan, krisis kekeringan atau kondisi cuaca yang luar biasa buruk, kecelakaan atau sebab-sebab lain sejenis (selanjutnya disebut ”Keadaan memaksa”). 2. Dalam hal terjdai keadaan memaksa para pihak setuju bahwa pihak yang tidak terkena keadaan memaksa tidak dapat mengajukan tuntutan hukum apapun terhadap pihak lain yang terkena keadaan memaksa. 3. Pihak yang terkena keadaan memaksa harus segera, namun tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kalender, memberitahukan kepada pihak yang tidak terkena keadaan memaksa secara tertulis mengenai penangguhan pelaksanaan pekerjaan, alasannya dan perkiraan lama penangguhan . 4. Pihak yang terkena keadaan memaksa wajib berusaha semaksimal mungkin untuk memulai kembali pekerjaan dan atau kewajiban lain dalam perjanjian ini. 12 Pasal 12 1. Hak dan Kewajiban yang timbul berdasarkan perjanjian ini Pengalihan Hak tidak dapat dialihkan oleh salah satu pihak kepada siapapu tanpa persetujuan tertulis dari pihak lainnya. 2. Setiap pihak yang menerima pengalihan hak wajib untuk menyetujui secara tertulis untuk mengikat diri pada ketentuan dalam perjanjian ini secara keseluruhan tanpa ada yang dikecualikan. 13 Pasal 13 Perjanjian ini tunduk pada dan karenanya wajib ditafsirkan menurut Hukum Yang ketentuan dan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Berlaku 14 Pasal 14 1. Para pihak sepakat bahwa terhadap setiap dan semua Penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul sebagai akibat dari Sengketa penafsiran dan/atau pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. 2. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak tercapai, maka penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melauli Pengadilan Negeri setempat. 15 Pasal 15 1. Peristiwa cidera janji Peristiwa Cidera Yang dimaksud dengan peristiwa cidera janji dalam perjanjian Janji ini adalah para pihak tidak melaksanakan perjanjian ini atau melaksanakannya sebagian, melakukan penundaan kewajiban, memberi pernyataan baik secara tertulis atau tidak tertulis yang isinya tidak sesuai atau bertentangan dengan hal yang sebenarnya terjadi, dan atau melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 2. Akibat dari peristiwa cidera janji Apbila terjadi peristiwa cidera janji sebagaimana dimaksud ayat (1), maka pihak yang dirugikan dapat melakukan pemutusan perjanjian sesuai ketentuan perjanjian ini. 16 Pasal 16 Dalam hal telah ditandatanganinya perjanjian ini terjadi suatu Perubahan perubahan peraturan perundang-undangan yang secara material Dalam Peraturan yang dapat mendatangkan kerugian kepada salah satu pihak, Perundang- maka para pihak sepakat untuk mengadakan perundingan kembali undangan sehingga dapat menghilangkan atau memperkecil kerugian yang diderita oleh salah satu pihak. 17 Pasal 17 1. Segala sesuatu yang perlu tetapi belum diatur dalam Perubahan perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini. 2. Sepanjang belum/tidak ada kesepakatan yang baru/lain yang telah ditentukan dalam perjanjian ini, maka yang berlaku adalah tetap perjanjian ini. 18 Pasal 18 1. Apabila terdapat ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini atau Ketentuan Lain sebagian daripadanya yang bertentangan dengan hukum yang berlaku atau tidak dapat dilaksanakan dengan alasan apapun termasukdan tidak terbatas kepada alasan dari suatu ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau alasandari suatu keputusan pengadilan atau badan lain ataupihak berwenang lainnya yang memiliki jurisdiksi atas para pihak dan/atau perjanjian ini, maka ketentuan-ketentuan tersebut harus dipisahkan dari perjanjian inidan dianggap dihapuskan dari perjanjian ini dan para pihak akan menegosiasi dengan iktikad baik untuk mengubah dan memodifikasi ketentuan- ketentuan tersebut dari perjanjian ini. 2. Perjanjian ini merupakan seluruh perjanjian dan kesepakatan para pihak dan menggantikan seluruh perjanjian secara verbal maupun tertulis, janji-janji atau kesepakatan-kesepakatan lainnya sehubungan dengan hal-hal yang diatur dalam perjanjian ini. Tidak ada pihan yang dapat menyatakan suatu perjanjian atau kesepakatan berlaku, yang tidak dinyatakan dalam perjanjian ini.