Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN KERJASAMA

PENGELOLAAN LIMBAH B3/LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


PUSKESMAS KURIPAN
dengan
PT RESTU IBU ABADI
NO PIHAK INDIKATOR
KETIGA
1 PT PUTRA Pasal 1 Pihak pertama menunjuk pihak kedua untuk mengangkut limbah
RESTU IBU Maksud Dan B3 dengan truck yang dimiliki atau dikuasai secara sah oleh pihak
ABADI Tujuan kedua dan selanjutnya pihak kedua
mengolah/memanfaatkan/memusnahkan limbah B3.
2 Pasal 2 1. Pihak pertama dan pihak kedua menyetujui Bahwa limbah B3
POKOK yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah limbah medis.
PERJANJIAN 2. Pihak pertama menyetujui untuk menyerahkan sisa dari hasil
produksi menghasilkan limbah B3sesuai dengan perijinan
yang dimiliki pihak kedua
3. Pihak kedua bertanggung jawab dalam proses pengolahan
limbah B3 yang dihasilkan oleh pihak pertama tersebut telah
sesuai perijinan yang diperolehnya, termasukyang berkenan
dengan penimbunan sanitary landfill limbah B3 hasil
pembakaran.
4. Untuk melaksanakan pengangkutan limbah B3 tersebut pihak
kedua mempergunakan alat angkut yang telah dimiliki ijin
angkut limbah B3 yang diterbitkan oleh Kementrian
Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan darat RI.
3 Pasal 3 Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1
Dasar Hukum berdasarkan kepada :
Perjanjian 1. Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengolaan lingkungan hidup
2. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 18 tahun 2009
Tentang Tata CaraPerijinan Pengelolaan Limbah B3
4. Keputusan Kepala Bapeda No. Kep-02 /Bapeda/09/199
Tentang Dokumen Limbah bahan Berbahaya dan Beracun
5. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
4 Pasal 4 1. Jangka waktu perjanjian ini belaku efektif terhitung sejak
Jangka Waktu tanggal penandatanganan perjanjian untuk jangka waktu 1
Perjanjian (satu) tahun yaitu 5 september 2016 sampai dengan tanggal 5
september 2017.
2. Perjanjian ini sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali oleh
masing-masing pihak, setelah sebelumnya salah satu pihak
memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak lainnya secara
tertulis.
3. Selama peninjauan kembali kerjasama ini, ketentuan dalam
perjanjian kerjasama ini tetap berlaku, sebelum adanya
kesepakatan perubahan tertulis dari ketiga belah pihak
5 Pasal 5 1. Pihak pertama berkewajiban memberitahukan kepada pihak
Kewajiban Para kedua setiap ada limbah B3 yang diangkut oleh pihak kedua
Pihak darrri lokasi pihak pertama.
2. Pihak pertama berkewajiban menyerahkan jenis limbah B3
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati untuk diolah
dan dimanfaatkan di lokasi oleh pihak kedua
3. Pihak pertama bberkewajiaban menanggung semua biaya
pengangkutan dan biaya pengolahan limbah B3 milik pihak
pertama serta biaya pajak kepada pihak kedua sesuai
mekanisme pembayaran yang sudah di sepakati antara pihak
pertama dengan pihak kedua.
4. Pihak kedua berkewajiban menerima jenis limbah B3 dari
pihak pertama.
5. Pihak kedua berkewajiban menjamin” General Safty
Regulation “ pihak pertama pada saat truck tersebut memasuki
area/halaman/taman pihak pertama
6. Pihak kedua berkewajiban mengikuti ketentuan perundang-
undangan yang berlaku didalam melaksanakan pengangkutan,
pengolaan limbah B3 melalui darat dan laut.
7. Pihak kedua wajib memberikan pihak pertama berupa
manifest yang ber-barcode kepada pihak pertama yaitu asli
lembaran ke 2, 3 dan 7 sebagai bukti pengangkutan limbah
milik pihak pertama.
8. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai oleh pihak kedua apabila
limbah B3 milik pihak pertama sudah diterima oleh pihak
kedua dan sebagai bukkti lembar 7 manifest sudah di tanda
tangani oleh pihak kedua.
9. Pihak kedua berkewajiban enerbitkan sertifikat limbah B3
(Certificate Hazardous Waste) dan berita acara penerimaan
limbah B3 kepada pihak pertama untuk setiapbulannya
berdasarkan jumlah dan jenis limbah B3 yang masuk pada
pengolahan dan pemanfaatan pihak kedua.
10. Pihak kedua bertanggungjawab secara penuh jenis limbah B3
yang akan dikirim pihak pertamadari gerbang pintu keluar
lokasi sampai tempat pengolahan dan pemanfaatan limbah B3
pihak kedua.
11. Pihak kedua bertanggung jawab atas kelengkapan ijin-ijin
yang berkenaan dengan pengangkutan dan pengolahan
limbah B3 milik pihak pertama atau sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dari kementrian
perhubungan RI Rekomendasi dari Kementrian Lingkungan
Hidup RI yang masih berlaku dan peraturan perundang-
undangan yang terkait lainnya.
12. Pihaak kedua menjamin semua surat legalitas yang dimiliki
sesuai dengan ijin yang dikeluarkan Kementrian Negara
Lingkungan Hidup.
13. Pengisian limbah B3 yang dilakukan oleh pihak pertama ke
mode transportasi milik pihak kedua harus sesuai kapasitas
yang telah dikeluarkan dirjen perhubungan daratKementrian
Perhubungan RI dan Dilarang mengisi melebihi kapasitas
yang telah dilakukan.
14. Pihak Kedua di dalam pengolahan limbah B3 harus memenuhi
ketentuan keputusan Kepala bapedal Nomor : Kep
03/Bapedal?1995 tentang tata cara persyaratan teknis
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.
15. Pihak kedua membebaskan pihak pertama dari segala
tuntutan yang timbul dari pihak-pihak lain yang diakibatkan
karena kelalaian, kesalahan ndari pihak kedua didalam
pengangkutan dan pengolahan limbah B3 yang bertentangan
dengan peraturandaerah maupun peraturan pusat mengenai
lingkungan hidup serta peraturan lainnya yang terkait.
16. Pihak kedua berkewajiaban membantu pihak pertama apabila
terjadi masalah berkaitan denganlimbah B3.
6 Pasal 6 1. Mengenai besarnya biaya pengolahan dan pengangkutan
Biaya mekanisme pembayarannya ditentukan oleh para pihak.
Pengolahan dan 2. Biaya engelolaan limbah B3 (pengangkutan dan pemanfaatan)
Pengangkutan sesuai dengan harga yang telah disepakati dan disetujui
bersama yaitu sebesar Rp. 24.000.00( Dua Puluh EmpatRibu
Rupiah ) per kilogram.
3. Biaya jasa belum termasuk PPN 10%
4. Pengangkutan minimal 35 (tiga puluh lima) kilogram. Apabila
Limbah Kurang dari 35 ( tiga puluh lima ) kilogram maka
ditagih sebesar 35 (tiga puluh lima).
5. Segala keputusan dari hasil penetapan biaya pengolahandan
pengangkutan serta mekanisme pembayaran adalah
merupakan keputusan yang tidak daat dipisahkan dengan
perjanjian ini.
7 Pasal 7 1. Pelaksanaan pembayaran oleh pihak pertama adalah
Pembayaran maksimal 14 hari kalender sejak pihak pertama menerima
invoice dari pihak kedua
2. Pembayaran biaya pengolahan dan pengangkutan tersebut
dilakukan oleh pihak pertama dengan cara transfer ke
rekening atas nama pihak kedua ( setoran pembayaran
disesuaikan dengan nomor rekening bank yang tercantum
pada invoice ).
3. Besarnya biaya pengolahan dan pengangkutan sesuai
kesepakantan yang ditentukan oleh pihak pertama dan pihak
kedua dan pengajuan penawaran harus melalui pihak kedua
ke pihak pertama atau penghasil limbah B3.
8 Pasal 8 1. Pihak pertama dengan ini menjamin dan menyatakan kepada
Pernyataan dan pihak kedua bahwa pihak pertama merupakan pihak yang
Jaminan Para bewenang untuk menjalin kerjasama, membuat kesepakatan,
Pihak atau menandatangani perjanjian dengan pihak kedua
menyatakan bersedia untuk melaksanakan seluruh hak dan
kewajibannya sebagaimana diatur dalam perjanjian ini dengan
penuh tanggung jawab dan itikad baik, tunduk pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Pihak Kedua dengan ini menjamin dan menyatakan kepada
pihak pertama bahwa pihak kedua memiliki hak dan
kewajibanuntuk menjalin kerjasama, membuat kesepakatan
atau menandatangani perjanjian dengan pihak pertama telah
memenuhi seluruh persyaratan, perijinan dan ketentuan yang
berlaku untuk menjalankan usahanya dan atauuntuk
melaksanakan kegiatan pengangkutan yang dipercayakan
oleh pihak pertama serta bersedia untuk melaksanakan
seluruh hak dan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
perjanjian ini dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik,
tunduk pada peraturan perundang-undanganyang berlaku.
3. Pihak Pertama dan PihakKedua dengan ini dijamin dan
dinyatakan bahwa limbah B3 yang akan dikirim dan diolahke
pihak kedua sesuai dengan
9 Pasal 9 1. Apabila dalam pengolahan limbah B3, pihak kedua terbukti
Pelanggaran tidak melakukan pengolahan sesuai izin yang pihak kedua
perolehdariKementrian Lingkungan Hidup Rimaka Pihak
pertama dan pihak kedua peroleh dari Kementrian Lingkungan
Hidup RI maka pihak pertama dan pihak kedua berhak
memutuskan kerjasama pengolahan limbah B3.
2. Apabila dalam mengumpulkan dan pengangkutanlimbah B3,
Pihak kedua terbukti tidak melakukan pengumpulan dan
pengangkutan sesuai izin dan atau izin yang dimiliki oleh pihak
kedua ternyata telah habis masa berlakunya yang pihak kedua
peroleh dari Kementrian Lingkungan Hidup RI dan Kementrian
Perhubungan Laut maka pihak pertama berhak memutuskan
kerjasama pengolahan limbah B3 tersebut kepada pihak
kedua.
10 Dalam rangka melaksanakan pejanjian ini para pihak dengan tegas
menyatakan melepas ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, dengan ketentuan :
1. Perjanjian ini berakhir dengan sendirinya, apbila salah satu
pihak tidak ingin mempepanjang lagi belakunya perjanjian ini.
2. Pihak pertama berhak untuk melakukan pengakhiran atau
penghentian perjanjian ini dengan pemberitahuan
tertulis/tercatat dengan tanggal waktu 30 (tigapuluh) hari
kalender.
3. Pihak keda tidak melaksanakan satu atau beberapa ketentuan
dalam perjanjian ini.
4. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan ataupun merusak
citra nama pihak pertama.
5. Melakukan kelalaian/kesengajaan dalam melaksanakan tugas
pengangkutan yang dipercayakan kepadanya, termasuk
penurunan barang yang diangkut bukan pada tempat yang
telah ditentukan.
Perjanjian ini dngan sendirinya akan berakhir apabila pihak
kedua :
 Dibubatkan/ dinyatakan pailit.
 Dicabut ijin usahanya, baik untuk sementara atau
seterusnya oleh yang berwenang
 Terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan surat
penetapan dari pihak berwajib/kepolisian.
6. Dalam hal perjanjian ini diakhiri berdasarkan butir 1 sampai
dengan 3 pasal ini, pihak pertama dibebaskan dari kewajiban
untuk memberi ganti rugi kepada pihak kedua. Pihak kedua
membebaskan pihak pertama dari segala tuntutan pihak lain
sehubungan dengan pelaksanaan dan peutusan perjanjian ini
7. Dengan berakhirnya perjanjian ini, pihak kedua tetap
bertanggung jawab terhadap pihak pertama atas kewajiban-
kewajiban yang belum dilaksanakan menurut perjanjian ini.

11 Pasal 11 1. Kewajiban salah satu pihak dalam perjanjian ini akan


Keadaan ditangguhkan sepanjang dan selama pelaksananya terhalang
Memaksa oleh pesengketaan perburuhan, musibah/bencana alam,
peraturan perundang-undangan, perang atau keadaan yang
timbul dari atau sebagai akibat perang, baik yang dinyatakan
maupun yang tidak, huru-hara, tindakan sabotase oleh teroris
atau tindak pidana lainnya, makaratau pemberontakan, krisis
kekeringan atau kondisi cuaca yang luar biasa buruk,
kecelakaan atau sebab-sebab lain sejenis (selanjutnya disebut
”Keadaan memaksa”).
2. Dalam hal terjdai keadaan memaksa para pihak setuju bahwa
pihak yang tidak terkena keadaan memaksa tidak dapat
mengajukan tuntutan hukum apapun terhadap pihak lain yang
terkena keadaan memaksa.
3. Pihak yang terkena keadaan memaksa harus segera, namun
tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kalender, memberitahukan
kepada pihak yang tidak terkena keadaan memaksa secara
tertulis mengenai penangguhan pelaksanaan pekerjaan,
alasannya dan perkiraan lama penangguhan .
4. Pihak yang terkena keadaan memaksa wajib berusaha
semaksimal mungkin untuk memulai kembali pekerjaan dan
atau kewajiban lain dalam perjanjian ini.
12 Pasal 12 1. Hak dan Kewajiban yang timbul berdasarkan perjanjian ini
Pengalihan Hak tidak dapat dialihkan oleh salah satu pihak kepada siapapu
tanpa persetujuan tertulis dari pihak lainnya.
2. Setiap pihak yang menerima pengalihan hak wajib untuk
menyetujui secara tertulis untuk mengikat diri pada ketentuan
dalam perjanjian ini secara keseluruhan tanpa ada yang
dikecualikan.
13 Pasal 13 Perjanjian ini tunduk pada dan karenanya wajib ditafsirkan menurut
Hukum Yang ketentuan dan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.
Berlaku
14 Pasal 14 1. Para pihak sepakat bahwa terhadap setiap dan semua
Penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul sebagai akibat dari
Sengketa penafsiran dan/atau pelaksanaan perjanjian ini akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat
sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak tercapai, maka
penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melauli
Pengadilan Negeri setempat.
15 Pasal 15 1. Peristiwa cidera janji
Peristiwa Cidera Yang dimaksud dengan peristiwa cidera janji dalam perjanjian
Janji ini adalah para pihak tidak melaksanakan perjanjian ini atau
melaksanakannya sebagian, melakukan penundaan
kewajiban, memberi pernyataan baik secara tertulis atau tidak
tertulis yang isinya tidak sesuai atau bertentangan dengan hal
yang sebenarnya terjadi, dan atau melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
2. Akibat dari peristiwa cidera janji
Apbila terjadi peristiwa cidera janji sebagaimana dimaksud
ayat (1), maka pihak yang dirugikan dapat melakukan
pemutusan perjanjian sesuai ketentuan perjanjian ini.
16 Pasal 16 Dalam hal telah ditandatanganinya perjanjian ini terjadi suatu
Perubahan perubahan peraturan perundang-undangan yang secara material
Dalam Peraturan yang dapat mendatangkan kerugian kepada salah satu pihak,
Perundang- maka para pihak sepakat untuk mengadakan perundingan kembali
undangan sehingga dapat menghilangkan atau memperkecil kerugian yang
diderita oleh salah satu pihak.
17 Pasal 17 1. Segala sesuatu yang perlu tetapi belum diatur dalam
Perubahan perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang
perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam
bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Sepanjang belum/tidak ada kesepakatan yang baru/lain yang
telah ditentukan dalam perjanjian ini, maka yang berlaku
adalah tetap perjanjian ini.
18 Pasal 18 1. Apabila terdapat ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini atau
Ketentuan Lain sebagian daripadanya yang bertentangan dengan hukum yang
berlaku atau tidak dapat dilaksanakan dengan alasan apapun
termasukdan tidak terbatas kepada alasan dari suatu
ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau alasandari
suatu keputusan pengadilan atau badan lain ataupihak
berwenang lainnya yang memiliki jurisdiksi atas para pihak
dan/atau perjanjian ini, maka ketentuan-ketentuan tersebut
harus dipisahkan dari perjanjian inidan dianggap dihapuskan
dari perjanjian ini dan para pihak akan menegosiasi dengan
iktikad baik untuk mengubah dan memodifikasi ketentuan-
ketentuan tersebut dari perjanjian ini.
2. Perjanjian ini merupakan seluruh perjanjian dan kesepakatan
para pihak dan menggantikan seluruh perjanjian secara verbal
maupun tertulis, janji-janji atau kesepakatan-kesepakatan
lainnya sehubungan dengan hal-hal yang diatur dalam
perjanjian ini. Tidak ada pihan yang dapat menyatakan suatu
perjanjian atau kesepakatan berlaku, yang tidak dinyatakan
dalam perjanjian ini.

Anda mungkin juga menyukai