Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA (SPK)

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

PUSKESMAS PLUMBON GAMBANG


No. 094/..……./415.17. …/2022
DENGAN
PT. PUTRA RESTU IBU ABADI
No. ……/KS/LEG/PPG-PRIA/B3/III/2023

Pada hari Senin tanggal 13 Maret 2023 kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I. dr. Diani arisandhi : Selaku Kepala Puskesmas Plumbon Gambang dalam hal
ini bertindak untuk dan atas nama Puskesmas Plumbon
Gambang yang berkedudukan di Jl. Raya Plumbon
Gambang No. 49, Kec. Gudo Kab. Jombang yang
selanjutnya disebut:
“Pihak Pertama”.

II. Luluk Wara Hidayati : Selaku Direktur dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama PT. Putra Restu Ibu Abadi yang berkedudukan di
Jalan Raya Kedungsari RT. 001 RW. 001 Kedungsari
Kemlagi Kab. Mojokerto Jawa Timur yang selanjutnya
disebut:
“Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama selanjutnya disebut sebagai ”Para
Pihak”. Para Pihak dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas, terlebih dahulu
menerangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pihak Pertama adalah instansi pemerintah yang dalam kegiatannya menghasilkan
Limbah B3 yang wajib dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia.
2. Pihak Kedua adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa Pengelolaan Limbah B3
yang memiliki izin-izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.

Bahwa Para Pihak sepakat untuk melakukan kerjasama pengangkutan dan pengolahan
Limbah B3 sebagaimana diatur dalam pasal–pasal sebagai berikut:

PASAL 1
KETENTUAN UMUM
Dalam SPK ini, sepanjang tidak ditentukan lain atau tersendiri, istilah-istilah berikut yang
digunakan dalam SPK ini mempunyai arti atau arti tambahan sebagai berikut:
1. SPK adalah syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam SPK ini,
termasuk syarat-syarat umum, syarat-syarat khusus, lampiran-lampiran, dan (jika ada)
tambahan-tambahan yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari SPK ini.
2. Biaya jasa adalah biaya-biaya yang telah disepakati oleh Para Pihak untuk penyedia jasa
pengelolaan Limbah B3 sesuai dengan surat penawaran yang telah disepakati.
Paraf
Pihak I Pihak II
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
4. Pengelolaan Limbah B3 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan.
5. Pengelolaan Limbah B3 yang dimaksud dalam SPK ini adalah kegiatan yang meliputi
pengangkutan dan pengolahan Limbah B3.

PASAL 2
RUANG LINGKUP
1. Pihak Pertama sebagai penghasil Limbah B3 yang akan mengelola Limbah B3 kepada
Pihak Kedua.
2. Pihak Kedua sebagai pengangkut dan pengolah Limbah B3 yang dihasilkan Pihak
Pertama.
3. Limbah B3 sebagaimana dimaksud pasal 2 (dua) ayat 1 (satu) dan 2 (dua) adalah Limbah
B3 berupa :
a. Limbah klinis memiliki karakteristik infeksius berbentuk cair dan padat dengan kode
limbah A337-1.
b. Produk farmasi kedaluwarsa dengan kode limbah A337-2.

PASAL 3
KEWAJIBAN DAN JAMINAN
Bahwa dalam melaksanakan isi SPK ini Para Pihak sepakat akan melaksanakan
kewajibannya masing-masing dan saling memberikan jaminan-jaminan sebagai berikut :
1. Pihak Pertama
a. Pihak Pertama menyerahkan jenis Limbah B3 sesuai dengan SPK yang telah
disepakati untuk diangkut dan diolah di lokasi Pihak Kedua dan Pihak Kedua dapat
menolak atau melakukan pengembalian Limbah B3 apabila material limbah tidak
sesuai kesepakatan Para Pihak.
b. Pihak Pertama wajib melakukan pengemasan Limbah B3 menggunakan kemasan atau
wadah yang sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memastikan bahwa kemasan
yang digunakan tidak berkarat, tidak rusak, tidak bocor, dan sesuai untuk jenis
Limbah B3 yang dihasilkan sebelum diangkut oleh Pihak Kedua.
c. Pihak Pertama wajib menggunakan kemasan atau wadah untuk limbah klinis memiliki
karakteristik infeksius sesuai ketentuan, yaitu:
1) Jarum suntik menggunakan wadah safety box.
2) Limbah padat selain jarum suntik menggunakan wadah kantong plastik berwarna
kuning yang dilengkapi dengan simbol dan label.
d. Pihak Pertama wajib membayar seluruh biaya pengelolaan Limbah B3 dalam SPK ini
sesuai dengan tagihan yang diterbitkan Pihak Kedua.
e. Pihak Pertama menjamin tidak menggunakan jasa pengolahan limbah klinis memiliki
karakteristik infeksius ke pihak lain selama masa kerjasama dengan Pihak Kedua
masih berlaku.

Paraf
Pihak I Pihak II
2. Pihak Kedua :
a. Pihak Kedua melakukan pengangkutan Limbah B3 sebaik-baiknya sesuai jadwal yang
disepakati ke lokasi plant Pihak Kedua disertai dengan dokumen pengangkutan
Limbah B3 yaitu surat jalan dan/atau manifes elektronik (festronik) sesuai dengan per
aturan yang berlaku.
b. Pihak Kedua menjamin Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan pada saat
kendaraan Pihak Kedua memasuki lokasi Pihak Pertama untuk mengangkut Limbah
B3 di lokasi Pihak Pertama.
c. Pihak Kedua bertanggung jawab secara penuh terhadap jenis Limbah B3 yang akan
dikirim dari Pihak Pertama mulai gerbang pintu keluar perusahaan Pihak Pertama
sampai ke plant Pihak Kedua.
d. Pihak Kedua bertanggung jawab penuh atas segala resiko yang mungkin timbul
selama proses pengolahan Limbah B3 yang ada di lokasi plant Pihak Kedua dan
melaksanakan pengelolaan Limbah B3 sesuai dengan standar operasional yang
berlaku dan menjamin keselamatan kerja.
e. Pihak Kedua akan menerbitkan sertifikat Limbah B3 (Certificate Hazardous Waste)
dan Berita Acara Penerimaan Limbah B3 kepada Pihak Pertama berdasarkan jumlah
dan jenis Limbah B3 yang masuk pada plant Pihak Kedua.
f. Pihak Kedua menjamin semua surat legalitas yang dimiliki sesuai dengan sebenarnya
sesuai dengan izin yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dan instansi pemerintahan terkait.

PASAL 4
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN
1. Pihak Kedua akan mematuhi setiap persyaratan Keselamatan, Kesehatan
Kerja, dan Lingkungan Pihak Pertama saat melakukan kegiatan pengangkutan di lokasi
Pihak Pertama tanpa terkecuali, baik dalam penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dan
prosedur kerja aman yang telah disepakati.
2. Pihak Kedua dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan Limbah B3 sesuai
dengan prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan yang berlaku.

PASAL 5
PEMBAYARAN BIAYA-BIAYA
1. Para Pihak setuju bahwa biaya pengelolaan Limbah B3 dalam bentuk surat penawaran
harga Nomor 0360/QTN/MKT-PRIA/II/2023 dengan menggunakan harga e-catalog
yaitu sebesar Rp 9.990,- per kg yang telah disetujui bersama serta terlampir dan
terintegrasi dengan SPK ini.
2. Harga Limbah B3 sebagaimana dimaksud pasal 5 (lima) ayat 1 (satu) sudah termasuk
PPN yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
3. Pihak Kedua akan melakukan penagihan biaya jasa sesuai dokumen tagihan di setiap
kegiatan dalam pengelolaan Limbah B3 kepada Pihak Pertama.
4. Pihak Pertama melakukan pembayaran tagihan maksimal 14 (empat belas) hari
kalender terhitung sejak dokumen tagihan diterima oleh Pihak Pertama.
5. Keterlambatan pembayaran melebihi waktu yang telah ditentukan dalam pasal 5
(lima) ayat 3 (tiga) berakibat kepada tidak diangkutnya Limbah B3 yang dihasilkan oleh
Pihak Pertama untuk sementara waktu sampai kewajiban pembayaran diselesaikan.

Paraf
Pihak I Pihak II
6. Pihak Pertama wajib melakukan penyetoran PPH Pasal 23 ke kas negara atas PPH
Pasal 23 yang dipotong dari Pihak Kedua sebesar 2% dan memberikan bukti potong PPH
Pasal 23 tersebut kepada Pihak Kedua.
7. Pembayaran tagihan ditransfer melalui Rekening Pihak Kedua atas nama PT. Putra
Restu Ibu Abadi:
a. Bank BCA Cabang Mojokerto dengan Nomor Rekening : 050-187-9397
b. Bank BNI Cabang Mojokerto dengan Nomor Rekening : 212-938-8888
c. Bank JATIM dengan Nomor Rekening : 0161023230
8. Bilamana terjadi perubahan data untuk proses pembayaran tagihan Pihak Pertama,
maka Pihak Pertama wajib memberitahukan kepada Pihak Kedua selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kalender sebelum perubahan tersebut diberlakukan. Apabila Pihak Pertama
tidak memberitahukan sebagaimana batas waktu di atas, maka proses pembayaran
tagihan harus tetap dilakukan.
1. Para Pihak setuju untuk meninjau kembali tarif yang telah disepakati apabila terjadi
perubahan situasi ekonomi dan moneter yang ada kaitannya langsung dengan masalah
angkutan Limbah B3 tersebut.

PASAL 6
JANGKA WAKTU
1. SPK ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal 28 (dua puluh delapan) bulan April
tahun 2023 (dua ribu dua puluh tiga) sampai dengan tanggal 28 (dua puluh delapan) bulan
April tahun 2024 (dua ribu dua puluh empat).
2. Para Pihak yang bermaksud memperpanjang jangka waktu SPK ini wajib
memberitahukan akan maksudnya sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum
berakhirnya jangka waktu SPK ini.
3. Jika salah satu pihak bermaksud mengakhiri SPK ini, maka pihak yang bersangkutan
harus memberikan pemberitahuan tertulis akan maksudnya ke pihak lain berikut alasan
berhentinya SPK kerjasama ini sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
mulai pemutusan SPK kerjasama ini.
4. Apabila pada saat SPK ini berakhir masih terdapat kewajiban-kewajiban yang belum
diselesaikan oleh para Pihak, maka ketentuan-ketentuan dalam SPK ini akan tetap berlaku
dan mengikat Para Pihak sampai diselesaikannya kewajiban tersebut oleh Para Pihak.

PASAL 7
PEMUTUSAN/PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. SPK ini dapat berakhir ketika:
a. Dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan belum ada kegiatan pengelolaan, maka
Pihak Kedua berhak melakukan pembatalan SPK ini kepada Pihak Pertama.
b. Waktu SPK telah habis dan tidak ada kesepakatan dari Para Pihak untuk
memperpanjang SPK ini.
c. Satu Pihak (“Pihak yang tidak cedera janji”) dapat mengakhiri SPK ini sebelum masa
berlaku SPK ini habis dalam hal satu pihak lain tidak mampu dan/atau gagal
memenuhi sebagian atau seluruh kewajibannya (“Pihak cidera janji”) sebagaimana
telah disepakati dalam SPK ini, dan telah diberikan peringatan sebanyak 3 (tiga) kali
serta tidak ada itikad baik untuk memperbaikinya, dengan memberitahukan secara
tertulis terlebih dahulu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender kepada
Pihak yang cidera janji.

Paraf
Pihak I Pihak II
d. Bahwa pengertian Wanprestasi (Ingkar Janji) diatur dalam pasal 1238 KUHPerdata,
bagi yang tidak memenuhi Prestasi dalam perjanjian maka dikenakan “Penggantian
Biaya, Kerugian dan Bunga” sebagaimana dalam ketentuan pasal 1244 KUHPerdata.
2. Pengakhiran SPK tidak akan mengurangi kewajiban dari Para Pihak untuk
memenuhi setiap ketentuan yang diatur dalam SPK ini.

PASAL 8
KERAHASIAAN INFORMASI
Seluruh data dan informasi yang timbul dalam pelaksanaan SPK ini harus dianggap sebagai
informasi rahasia. Informasi rahasia tersebut tidak boleh dibuka dan/atau diberikan kepada
Pihak Ketiga manapun tanpa persetujuan tertulis pihak pemilik informasi tersebut, baik
selama SPK ini berlaku maupun setelah berakhirnya SPK ini, kecuali pemberian informasi
tersebut memang diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 9
ALTERNATIF PENYELESAIAN PERSELISIHAN-SENGKETA
1. Apabila terjadi perselisihan antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua akan dilakukan
mediasi (non litigasi) atau perdamaian (van dading) dan/ atau melalui putusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap.
2. Apabila ada salah satu pihak yang merasa dirugikan, maka pihak tersebut berhak
melakukan upaya hukum sesuai kedudukan hukum Para Pihak.

PASAL 10
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
1. Para Pihak tidak bertanggung jawab atas pemenuhan kewajiban sesuai SPK ini apabila
terjadi keadaan-keadaan yang termasuk dalam kategori keadaan kahar (force majeure),
yaitu keadaan yang tidak dapat diperkirakan, dihindari, dan di luar kekuasaan Para Pihak
atau salah satu Pihak sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pemenuhan
kewajiban kepada Pihak lainnya.
2. Bilamana terjadi hal-hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 (sepuluh) ayat 1 (satu)
maka Pihak yang mengalami force majeure wajib memberitahukan secara tertulis dalam
hal ini adalah dalam bentuk berita acara kepada Pihak lainnya mengenai penundaan
pemenuhan prestasi maupun ketidakmampuan Pihaknya memenuhi kewajiban
sebagaimana diatur dalam SPK ini, dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender sejak terjadinya keadaan-keadaan yang tergolong sebagai force majeure
tersebut.
3. Pada saat berakhirnya keadaan yang termasuk dalam force majeure sebagaimana
diuraikan dalam pasal 10 (sepuluh) ayat 1 (satu) di atas, maka Para Pihak bertanggung
jawab untuk melaksanakan kewajibannya dan haknya sebagaimana diatur dalam SPK ini.
4. Semua kerugian yang timbul yang dialami oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya
force majeure bukan merupakan tanggung jawab Pihak lainnya.
5. Force majeure harus diketahui dan didasarkan pada keterangan resmi dari pejabat yang
berwenang di tempat terjadinya force majeure.

Paraf
Pihak I Pihak II
PASAL 11
PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN
Segala sesuatu yang belum diatur atau diperlukan adanya perbaikan dalam SPK ini,
sedangkan Para Pihak menghendaki yang sifatnya melengkapi atau memperbaiki, akan diatur
dan ditentukan kemudian oleh Para Pihak untuk disepakati bersama serta dibuat secara
tertulis dalam SPK tambahan (addendum) atau perbaikan SPK (amandemen) dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari SPK ini.

PASAL 12
PENUTUP
Demikian SPK ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, telah dipahami dan disetujui oleh Para
Pihak, ditandatangani dan dibubuhi stampel perusahaan, bermeterai cukup, serta masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PUSKESMAS PLUMBON GAMBANG PT. PUTRA RESTU IBU ABADI

dr.Diani Arisdandhi Luluk Wara Hidayati


Nip:1978032420141210001 Direktur
Kepala Puskesmas

Paraf
Pihak I Pihak II

Anda mungkin juga menyukai