Teknik Pembuatan Sediaan (HISTOTEKNOLOGI)
Teknik Pembuatan Sediaan (HISTOTEKNOLOGI)
Disini akan diuraikan secara singkat teknik pembuatan sediaan pemeriksaan sitologi dan
pemeriksaan histologidilaboratorium Patologi Anatomi.
Pada pemeriksaan sitologi yang diperiksa morfologi sel-sel cairan tubuh. Sediaan atau disebut duga
preparat dibuat berupa apusan pada objek glass yang diwarani dengan pewarnaan tertentu.
Tujuan : Terutama yang diperiksa adalah detail dari morfologi untuk memeriksa
intisel, untuk melihat apakah sel tersebut sel normal, sel noeplasma jinak atau ganas.
Sampel : Aspirasi Jarum Halus (AJH), Endapan cairan yang telah disentrifuge
Bahan :
- Methanol
Prosedur kerja :
4) Tetesi dengan pewarna Giemsa dengan perbandingan (GZ : Bufer phosfat = 1:4)
6) Tutup EZ Mount
Metode ini umumya digunakan untuk pewarnaan Papsmear (tapi terkadang ada
juga selain papsmear diwarnai dengan metode ini).
Papsmear digunakan untuk mendignosis Kanker serviks. Melihat ada tidaknya sel ganas
Bahan:
-Haematoksilin mayer
Untuk EA 65 isinya: Eosine Y, Phospotung stic acid, light green, alk. Absolute
Prosedur Kerja :
6) EA 3-5 menit
8) Keringkan diudara
9) Xylol/clearing
- Sediaan harus segera difiksasi dengan alkohol 95%. Preparat yang kering belum
difiksasi akan menyebabkan sel-sel rusak. Apabila tempat pengecatan jauh,setelah
difiksasi keringkan dan masukkan kewadah yang dapat menjaga keamanan sediaan.
- Jika menggunakna hairspray tidak boleh terlalu dekat, karena akan menghapus atau
tidak terfiksasi dengan baik.
palsu.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan sitologi dan fiksasinya:
1. Objek glass harus benar-benar bersih, terus beri nomor sesuai data biar tidak tertukar,
2. ¾ luas kaca objek memanjang, kita apus merata,tidak terlalu tebal dan terlalu tipis
5. Untuk bahan sputum diambil bagian berwarna dan kental untuk dibuat pulasan. Bagian yang
lain bisa gunakan sebagai sel blog.
1. Tahap periksaan dimulai dari penerimaan sampel di tata usaha. Petugas penerima harus mengecek kembali
sampel tidak boleh asal terima.
- Jaringan atau organ yang diterima harus dalam keadaan terfiksasi dengan formalin buffer
10%(perbandingan jaringan dan cairan fiksasi, 1:9 ) dan ditutup rapat.
4. Aquadest = 900 ml
- Identitas pasien harus dilengkapi seperti, nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan,riwayat penyakit, Dibagian yang ingin diperiksa.
- Jenis sampel sampel harus di Cross check, apa sama jenis sampel yang ditulis dengan yang
diterima
- Dan harus di tanya bagai mana menyampaian hasil pemeriksaan, Jika pasien ingin
mengambil sampel sendiri harus ada surat pengantar.
Dokter pengirim harus diingatkan jika ada yang tidak sesuai kriteria.
2. 2 Pemeriksaan Makroskopis
Processing Jaringan
Untuk prosessing jaringan memakai alat tissue prosessor automatic yang bekerja ± 18,5 jam(bisa diubah
sesuai kebutuhan). Tahapan prosessing jaringan yaitu, Fiksasi, Dehidrasi, clearing, dan infiltrasi paraffin.
Foto : Tissue Automatics Prosessor
1) Fiksasi
2) Dehidrasi
3) Clearing
4) Infiltrasi paraffin
Fiksasi
Tujuan : Untuk mempertahankan struktur sel sehingga menjadi stabil secara fisik dan
kimiawi dan mencegah terjadi dialysis atau pembengkakan pada rupture.
Rumus yang digunakan untuk memonitor fiksasi baik atau buruk diuji dengan rumus:
d = k √t
d = ketebalan jaringan (mm)
t = waktu yang dibutuhkan/tersedia
k = ketetapan daya fiksir dari atas dan bawah (2 X ketetapan masing-masing fiksasi)
Ketetapan fiksasi formalin 10% = 0.78
Dehidrasi
Tujuan : untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara mulai konsentrasi
terendah sampai konsentrasi tinggi.
Clearing
Tujuan : Menarik keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan, memberi warna yang bening
pada jaringan dan juga sebagai perantara mesuknya kedalam paraffin.
Zat yang sering dipakai Xylol, tapi bisa juga dipakai : benzol, benzene, toluol,dll.
Untuk jaringan otak dan limfonoid lebih baik menggunakan koloform.
Infiltrasi paraffin
Tujuan : Mengisi rongga atau pori-pori yang ada pada jaringan setelah setelah ditinggal cairan
sebelumnya(xylol).
Jumlah waktu : 18,5 Jam
4. . Pengeblokkan
Tujuan : Agar mudah dipotong menggunakan mikrotom untuk mendapatkan irisan jaringan
yang sangat tipis (sesuai yang diharapkan).
Foto : Cetakan
Cara Kerja :
3) Jaringan dari prosessing dimasukan kedalam cetakan yang telah disi paraffin cair, tekan
jaringan agar semakin menempel di dasar cetakan.
4) Tutup cetakan diambil, letakkan diatas cetakan dan di tekan.Pasang etiket di pinggir.
6) Setelah beku, keluarkan dari cetakan. Rapikan sisi-sisi blog. Ganti etiket dengan yang
permanen
Foto : cetakan yang telah diisi jaringan dan paraffin
Foto : Mikrotom
3) Hasil pemotongan (berupa pita/irisan tipis yang saling bersambung) dimasukkan kedalam
waterbath yang diisi air yang sudah dihangatkan 50 0 C, kemudian diambil dengan kaca
objek (Meletakkan potongan di waterbath tidak boleh terbalik).
Foto : Waterbath
Cttn : Pisau dan waterbath bisa diberi alcohol 50% untuk menurunkan tegangan
permukaan yang membantu merentangkan pita.
Objek glass jangan diolesi albumin gliserin karena biasanya albumin bila
diinkubasi akan mengeras.menjaga agat jangan lepas saat pengecatan
6. Inkubasi
Tujuan : Menguapkan air yang terbawa oleh hasil potongan hingga jaringan menempel lebih kuat.
Cara kerja : inkubasi preparat di atas hot plate dengan suhu±500 C(dibawah titik cair paraffin) selama 15
menit
7. Pengecatan
Umumnya dalam pengecatan histopatologi digunakan cat Hetatoxylin-Eosin (HE) disamping cat khusus
(PAS, gomori, ZN, Malory, dll) dan cat yang lebih khusus yaitu immunohistokimia (ER, PR, CD20,
LMP, dll)
Proses pengecatan :
1) Deparafinisasi
2) Rehidrasi
6) Counter Stain
8) Dehidrasi
9) Clearing
10) Mounting
Ket :
Deparafinisasi
Rehidrasi
Berfungsi menghilangkan xylol yang terbawa oleh preparat dan memasukan air kedalam
jaringan
Air mengalir
Meyer Hematoksilin
Eosin
Clearing
Melepastan alcohol yang terbawa oleh preparat dan memberi warna bening pada preparat
Mounting
Memberi warna cerah dan sebagai pelindung dan pengawet jaringan dari mikroba dan bakteri.