Anda di halaman 1dari 70

Hukum Tata Negara

Resumes from Constitutional Law

Disusun oleh: ABIE HASSAN SHADILY


Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


FAKULTAS HUKUM

Resume Akhir Semester

HUKUM TATA NEGARA


STAATSRECHT/CONSTITUTION LAW
OF
REPUBLIC INDONESIA

“LANDASAN DAN PENGERTIAN SERTA RANGKUMAN PERKULIAHAN


HUKUM TATA NEGARA”
Tugas ini disusun sebagai syarat penilaian pada pertemuan akhir semester perkuliahan
Hukum Tata Negara.

DOSEN PENGAJAR :
Bpk. MUHAMMAD ABUDAN, S.H., M.H.,

Disusun Oleh : Abie Hassan Shadily

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


FAKULTAS HUKUM
2018

HUKUM TATA NEGARA


Universitas Esa Unggul

2
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

HUKUM TATA NEGARA


Dosen Pengajar : Bpk. Muhammad Abudan, SH. MH

Buku Refrensi :
“Pengantar Hukum Tata Negara”
Hermaily Kusnadi, SH & Hermaily Ibrahim, SH.

1. Pertemuan pertama : Rabu, 8 Maret 2017

 Pendahuluan, Literatur Dan Tata Tertib Materi Tentang Hukum Tata Negara
Dikaitkan Dengan Ilmu Negara

2. Pertemuan kedua : Rabu, 15 Maret 2017

 Penggunaan Nama Hukum Tata Negara, Ruang Lingkup Dan Cara


Pendekatanya, Serta Ilmu Pengetahuan Hukum Tata Negara Dari Sudut Pandang
Sejarah, Demokrasi Benua Amerika.

3. Pertemuan ketiga : Rabu, 22 Maret 2017

 Penjelasan Tentang Skema, Perbandingan Sub Disiplin Ilmu Pengetahuan


Dengan Hukum Administrasi Negara Dan Sumber Hukum Tata Negara.

4. Pertemuan keempat : Rabu, 29 Maret 2017

 Sejarah Hukum Tata Negara Di Dunia (Pada Umumnya).

5. Pertemuan kelima : Rabu, 12 April 2017

 Lanjutan Tentang Tata Hukum Indonesia Dan Penjelasan Tentang Sistem


Pemerintahan Negara Serta Azas-Azas Yang Dianut Oleh UUD 1945.

6. Pertemuan keenam : Rabu, 12 April 2017 (Makeup class)

 Lanjutan sistem pemerintahan Negara & susunan Negara

7. Pertemuan ketujuh : Rabu, 17 April 2017 (Makeup class)

 Sejarah Demokrasi, Dan Perkembanganya.

8. Pertemuan kedelapan : Rabu, 17 Mei 2017

 Pembentukan Pemerintahan Menurut Sistem Presidensiil Dan Parlementer.

3
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

9. Pertemuan kesembilan : Rabu, 22 Mei 2017

 Demokrasi Di Indonesia Dan Penyelenggaraan Pemerintah Republic Indonesia


Dengan Lembaga-Lembaga Negaranya.

10. Pertemuan kesepuluh : Rabu, 24 Mei 2017

 Pemisahan Kekuasaan (Separation of Power) Dan Pembagian Kekuasaan


(Distribution of Power).

11. Pertemuan kesebelas : Rabu, 29 Mei 2017 (Makeup class)

 Sistem Pemerintahan Indonesia, Sebelum Kemerdekaan Sampai Tahun 1966,


Sistem Pemerintahan Indonesia (1966, 1998, Reformasi, Hingga Sampai Saat
Ini).

12. Pertemuan keduabelas : Rabu, 31 Me 2017

 Lembaga-Lembaga Negara, Fungsi, Dan Wewewnangnya


-TIDAK HADIR-

13. Pertemuan ketigabelas : Rabu, 5 Juni 2017 (Makeup class pert. Ke-5)

 Azas Kewarganegaraan Dan Hak Asasi Manusia


-TIDAK HADIR-

14. Pertemuan keempat belas : Rabu, 7 Juni 2017

-TIDAK HADIR-

4
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB I
PENDAHULUAN,
LITERATUR TATA
TERTIB, PENGERTIAN
DAN MATERI AWAL
SERTA KETERKAITAN
HUKUM TATA NEGARA
DENGAN SUB DISIPLIN
ILMU LAINYA.
PERTEMUAN PERTAMA
[Rabu, 8 Maret 2017]

5
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB I
LITERATUR TATA TERTIB, PENGERTIAN DAN
MATERI AWAL SERTA KETERKAITAN HUKUM TATA
NEGARA DENGAN SUB DISIPLIN ILMU LAINYA
Rabu, 8 Maret 2017

Pertemuan ke-I :
 Buku refrensi : “Hukum Tata Negara”, Muhammad Koesnadi, SH. &
Hermaily Ibrahim, SH.

1. LITERATUR TATA TERTIB


Tata Tertib Kegiatan Belajar Mengajar Hukum Tata Negara :

1. Keterlambatan : Terlambat 15 menit sesudah jam masuk


Terlambat 30 menit sebelum UTS
Terlambat 30 menit sebelum UAS

2. Penilaian : Absen 10%, Tugas 20%, UTS 30%, dan UAS 30%

3. Pada saat ujian menggunakan metode close book, diberikan kisi-kisi


secara umum agara dapat dipelajari dirumah dengan jumlah soal 8 namun
yang hanya jawab 5 nomor yang dapat dijawab bagi peserta ujian, jika
lebih dapat dikurangi penilaianya meskipun soal dapat dijawab dengan
benar.

4. Kelas ditiadakan jika pada jam 10:21 WIB dosen tidak hadir dikelas.

5. Tugas utama : Membuat resume kuliah yang bersumber pada buku catatan
dengan format menggunakan Ms. World, dengan kertas A4, fornt “Times
New Romance, 12”, spacing 1,5 dan margins 4433.

TUGAS AKHIR MEMBUAT RESUME YANG BERSUMBER PADA BUKU


CATATAN, DIMULAI PADA PERTEMUAN PERTAMA
UJIAN AKHIR : HINGGA SELESAI DENGAN FORMAT MENGGUNAKAN
MS. WORD, KERTAS A4, FONT “TIMES NEW
SEMESTER ROMANCE” (12), SPACING 1,2 DAN MARGINS 4,4,3,3
DIKUMPULKAN PADA SAAT UJIAN AKHIR
SEMESTER.

6
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

2. PENGERTIAN HUKUM TATA NEGARA


Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah
laku manusia agar tingkah laku manusia dapat terkontrol , Hukum adalah aspek
terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan, Hukum
mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat.1

Jenis-Jenis Ilmu Hukum :

1. Hukum Publik :
Hukum Tata Negara (HTN)
Hukum yang mengatur bentuk dan susunan suatu negara serta hubungan
kekuasaan anatara lat-alat perlengkapan negara satu sama lain dan hubungan
pemerintah pusat dengan daerah (pemda).

Hukum Administrasi Negara


Hukum yang mengatur cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari
kekuasaan alat perlengkapan negara.

Hukum Pidana :
Hukum yang mengatur perbuatan yang dilarang dan memberikan pidana
kepada siapa saja yang melanggar dan mengatur bagaimana cara
mengajukan perkara ke muka pengadilan (pidana dilmaksud disini termasuk
hukum acaranya juga.2

2. Hukum Private :
Hukum Perdata Internasional
Hukum yang mengatur hubungan hukum antara warga negara suatu bangsa
dengan warga negara dari negara lain dalam hubungan internasional.

Hukum Publik Internasional


Mengatur hubungan anatara negara yang satu dengan negara yang lain dalam
hubungan Internasional.3

Hukum Dagang
Ialah aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan orang yang satu dengan
yang lainnya, khusunya dalam perniagaan. Hukum dagang adalah hukum
perdata khusus. Pada mulanya kaidah hukum yang kita kenal sebagi hukum
dagang saat ini mulai muncul dikalangan kaum pedagang sekitar abad ke-17.
Kaidah-kaidah hukum tersebut sebenarnya merupakan kebiasaan diantara
mereka yang muncul dalam pergaulan di bidang perdagangan. 4

1
Pengantar Hukum Tata Negara, Moh. Kusnardi S.H dan Hermaily Ibrahim S.H, Bab. I Pendahuluan “Ruang Lingkup “.
2
“Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [KUHP], R. Soesilo, perihal “BAB. I Pendahuluan” cetakan ulang 1991, Bogor
3
Catatan pertemuan pertama, dan https://www.wikipedia/ilmuhukum.
4
Bab 4 (Pertemuan keempat), 29 Maret 2017

7
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

1. Menurut Sumbernya :
Menurut sumbernya hukum dibedakan menjadi :
a. Hukum undang-undang, yaitu peraturan hukum yang tercantum dalam
perundangan-undangan.
b. Hukum adat, yaitu peraturan-peraturan hukum yang terletak dalam
kebiasaan.
c. Hukum traktat, yaitu peraturan hukum yang ditetapkan oleh beberapa
negara dalam suatu perjanjian Negara.
d. Hukum jurisprudensi, yaitu peraturan hukum yang terbentuk oleh putusan
hakim.
e. Hukum doktrin, peraturan hukum yang berasal dari dari pendapat para ahli
hukum.

2. Menurut bentuknya :
Menurut bentuknya hukum dibedakan menjadi :
a. Hukum tertulis, yaitu peraturan hukum yang terdapat pada berbagai
perundangan-undangan.
b. Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu peraturan hukum yang
masih hidup dalam keyakinan sekelompok masyarakat dan ditaati oleh
mayarakat tersebut walaupun peraturan tersebut tidak tertulis dalam
bentuk undang-undang.

3. Menurut tempat berlakunya :


Menurut tempat berlakunya hukum dibedakan menjaadi :
a. Hukum nasional, yaitu peraturan hukum yang berlaku dalam suatu
wilayah Negara tertentu.
b. Hukum internasional, yaitu peraturan hukum yang mengatur hubungan
dalam dunia internasional.

4. Menurut waktu berlakunya :


Menurut waktu berlakunya hukum dibedakan menjadi :
a. Ius constitutum (hukum positif), yaitu peraturan hukum yang berlaku pada
saat ini bagi suatu masyarakat dalam suatu daerah tertentu.
b. Ius constituendum, yaitu peraturan hukum yang diharapkan akan berlaku
pada masa mendatang.
c. Hukum asasi (hukum alam), yaitu peraturan hukum yang berlaku pada
siapa saja dan kapan saja diseluruh dunia.

5. Menurut cara mempertahankannya :


Menurut cara mempertahankannya hukum dibedakan menjadi :
a. Hukum material, yaitu peraturan hukum yang berisi perintah dan larangan
untuk mengatur kepentingan bersama.
b. Hukum formal, yaitu peraturan hukum yang mengatur tentang bagaimana
cara pelaksaan hukum material

8
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

6. Menurut sifatnya :
Menurut sifatnya hukum dibedakan menjadi :
a. Hukum yang memaksa, yaitu peraturan hukum yang bersifat mutlak.
b. Hukum yang mengatur, yaitu peraturan hukum yang dapat
dikesampingkan jika pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan
sendiri.

7. Menurut wujudnya :
Menurut wujudnya hukum dibedakan menjadi :
a. Hukum obyektif, yaitu peraturan hukum yang berlaku umum dalam suatu
Negara.
b. Hukum subyektif, yaitu peraturan hukum yang muncul dari hukum
obyektif teapi hanya berlaku pada orang tertentu. Hukum subyektif juga
disebut sebagai hak.5

3. MATERI AWAL TENTANG HUKUM TATA


NEGARA
A. Munculnya Hukum Tata Negara
Pengertian Hukum menurut Niccolo Machiavelli, “Hukum sebagai cara
pertama sebelum milliter berlaku”. Machiavelli selama ini dikenal sebagai bapak
politik modern dunia yang mencetuskan bagaimana kekuasaan yang anti-moral
dijalankan. Pemikirannya berbeda dengan yang lainnya yang menganggap bahwa
sisi buruk manusia sebagai seorang pemimpin sebaiknya lebih ditonjolkan
daripada sisi baiknya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan
ketertiban dan kebaikan negara. Machiavelli bahkan menulis Il Principe yang
sampai sekarang menjadi karyanya yang paling terkenal, yang berisi mengenai
bagaimana seorang penguasa berkuasa seharusnya.” 6
Hukum Tata Negara muncul setelah terciptanya Negara setelah hancurnya
istilah kerajaan (imperium) dengan penguasa kerajaan yang disebut dengan
(imperior). Istilah baru yang diungkapkan oleh Niccolò Machiavelli dalam
bukunya mengungkapkan, “Lo stato” atau yang dikenal dengan Negara pada saat
itu muncul Hukum dalam suatu Negara yang disebut dengan Hukum Tata Negara.
Hukum Tata Negara disebut juga sebagai, STAATSRECHT : “STAAT”
(Negara), dan “RECHT” (Hukum), yang diartikan dengan bahasa Indonesia
menjadi “Hukum Tata Negara”. Hukum Tata Negara muncul setelah terciptanya
Negara setelah hancurnya istilah kerajaan (Imperium) dengan penguasa kerajaan
yang disebut “Imperor”. Istilah baru yang diungkapkan oleh Niccolo Machiavelli
dalam bukunya mengungkapkan “Lo stato” atau dikenal dengan istilah Negara
yang pada saat itu juga muncul hukum dalam suatu Negara yang disebut dengan
Hukum Tata Negara.

5
Pengantar Ilmu Hukum R Soeroso - 1993 - Sinar Grafika
6 (Syam, 2007: 110).

9
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Hukum Tata Negara (Staatsrecht)muncul karena runtuhnya kekuasaan


Kerajaan. Kerajaan bukanlah suatu Negara, karena batas wilayah atau
teritorialnya tidak jelas. Istilah Kerajaan dapat disebut juga dengan “Emperium”
dengan pemimpin yang disebut dengan “Emperor”. Runtuhnya sistem kerajaan
berada pada zaman kegelapan atau yang disebut “Dark Age”.
Kekuasaan seorang penguasa juga berlaku dalam pelaksanaan hukum
menurut Machiavelli. Bagi Machiavelli, hukum haruslah mengikat rakyatnya,
namun tidak boleh mengikat seorang penguasa itu sendiri demi kepentingan
negara juga. (Rapar, 2002: 421). Karena rakyat haruslah diatur agar senantiasa
tertib sehingga negara menjadi damai dan teratur. Disini Machiavelli melihat
kekuasaan penguasa terhadap penyusunan hukum dan undang-undang itu sendiri.
Tidak dapat dipungkiri juga oleh Machiavelli bahwa meskipun kekuasaan
penguasa adalah yang terpenting dalam suatu negara, namun hukum adalah juga
suatu hal yang penting. Namun apalah arti sebuah hukum tanpa adanya ketegasan
penguasa untuk melaksanakan dan menerapkannya kepada rakyat? Di sini,
Machiavelli menyatakan bahwa hukum bukanlah suatu hal yang mutlak,
melainkan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Dan yang memiliki
kewenangan untuk mengubahnya sudah tentu adalah seorang pemimpin. 7

A. Berdirinya Suatu Negara


Negara merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan
yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara
independent. Terbentuknya suatu negara tentu didasari dengan beberapa konsep,
teori, dan syarat. Berikut proses terbentuknya suatu negara.

1. Memiliki Rakyat (De Jure)


2. Memiliki Pemerintah (De Jure)
3. Memiliki Wilayah (De Jure)
4. Pengakuan dari Negara Lain ( De Facto)

Adanya suatu wilayah pada era saat ini tidak menentukan adanya suatu
negara atau tidak, salah satunya adalah “Pemerintahan Dalam Pengasingan”.
Pemerintahan dalam pengasingan adalah grup politik yang mengklaim sebagai
pemerintah resmi suatu negara, tetapi karena beberapa alasan tidak mampu
menggunakan kekuatan legalnya dan tinggal di negara lain. Pemerintahan dalam
pengasingan biasanya beroperasi dengan asumsi bahwa mereka suatu hari akan
kembali ke negara asal mereka dan mengambil kembali kekuasaan. 8
Salah satu contoh Negara dalam pengasingan ialah Israel. Tanah Israel,
yang dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai Eretz Yisrael, merupakan tanah suci

7
Rapar, J.H. "Filsafat politik : Plato, Aristoteles, Augustinus, Machiavelli / J.H. Rapar" (2002). Judul: Filsafat politik :
Plato, Aristoteles, Augustinus, Machiavelli / J.H. Rapar : halaman 422.
8
“Negara dalam pengasingan” http://www.wikipedia.co.id.

10
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

orang Yahudi. Menurut kitab Taurat, Tanah Israel dijanjikan kepada tiga Patriark
Yahudi oleh Tuhan sebagai tanah air mereka. Negara yang dahulunya masuk
dalam pengasingan kini berubah menjadi Negara dalam konsep seutuhnya. Sebab
Israel sudah memiliki wilayah territorial yang jelas dengan cara melahap hamper
seluruh wilayah Palestina. 9
Contoh lain dari berdirinya suatu Negara yang memenuhi persyaratan
diatas namun tidak memiliki system keamanan baik militer maupun polisi dalam
terotorialnya yaitu “Negara Protektorat Vatican” di Italia. Negara ini tidak
memiliki jumlah polisi atau militernya, sebab dalam hal kenegaraan Negara ini
dijamin keamananya oleh Italia. 10
Negara Vatikan berbentuk eklesiastik atau monarki-sakerdotal yang
diperintah oleh Uskup Roma – yakni Paus. Para pejabat tertinggi negara ini
semuanya adalah klerus Katolik yang berasal dari berbagai negara. 11 Sejak
kembalinya Paus dari Avignon pada tahun 1377, mereka umumnya tinggal di
Istana Apostolik di dalam wilayah yang sekarang adalah Kota Vatikan, meskipun
terkadang juga tinggal di Istana Quirinal di Roma atau di tempat lainnya. 12

9
“Palestina Milik Siapa?” konflik yang berkepanjangan perihal tentang “Tanah Perjanjian” Garry M. Burge.
10
“Ilmu Negara”, Prof. H. Abu Daud Busroh, S.H., Bab. VIII “Teori Kedaulatan” hal. 70 perihal “Teori Bentukan Negara
berdasarkan Azas Kedaulatan Tuhan”.
11
Catatan pertemuan pertama, Rabu 8 Maret 2017 & “Ilmu Negara”, Prof. H. Abu Daud Busroh, S.H., Bab. VIII “Teori
Kedaulatan” hal. 70 perihal “Teori Bentukan Negara berdasarkan Azas Kedaulatan Tuhan”.
12
“Ilmu Negara”, Prof. H. Abu Daud Busroh, S.H., Bab. VIII “Teori Kedaulatan” hal. 70 perihal “Teori Bentuka n Negara
berdasarkan Azas Kedaulatan Tuhan”.

11
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

B. Sistem Pemerintahan
 PRESIDENTIIL/PRESIDENSIAL
 PARLEMENTER
 QUASI

C. Bentuk Negara/Susunan Negara


 KESATUAN/UNITARY STATE
 SERIKAT/FEDERASI
 KONFEDERASI
 DOMINION
 PROTEKTORAT

D. Bentuk Pemerintahan/Kekuasaan
 KLASIK
1. PLATO
a. ARISTOKRASI
b. TIMOKRASI
c. OLIGARKI
d. DEMOKRASI
e. TIRANI

2. ARISTOTELES
a. MONARKI
b. TIRANI
c. ARISTOKRASI
d. POLITEA
e. DEMOKRASI

3. POLYBIUS
a. MONARKI
b. TIRANI
c. ARISTOKRASI
d. OLIGARKI
e. DEMOKRASI
f. OKHLORASI

 MODERN
1. MONARKI
a. MONARKI ABSOLUT
b. MONARKI KONSTITUSIONAL
c. MONARKI PARLEMENTER

2. REPUBLIK
a. REPUBLIK ABSOLUT
b. REPUBLIK KONSTITUSIONAL
c. REPUBLIK PARLEMENTER 13

13
Hukum Tata Negara Suatu Pengantar, Prof. Dr. Johan Jasin , S.H., M.Hum. jilid 1 halaman 95.

12
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Istilah-istilah dalam Hukum Tata Negara di pertemuan selanjutnya, adalah :

1. Absolutisme
Paham kemutlakan (apa yang dikatakan seorang raja adalah sebuah
kemutlakan/absolut yang harus segera dilaksanakan dan dijalankan).
absolutisme dilawankan dengan relativisme dan subyektifisme.
Ketiga, absolutisme dalam teori politik adalah rezim yang berkuasa mutlak.
Dalam pengertian tersebut, orang dituntut untuk setia dengan seorang penguasa
atau klas yang berkuasa tanpa mempersoalkannya.

2. Vatican
Dalam kamus Bahasa Indonesia, artinya adalah Tempat kediaman Paus di
Roma Italia, atau Pemerintahan dan Kekuasaan Paus (Pendeta Agung Katolik) 14,
Vatican merupakan Negara Protektorat yang berada di Italia. Adalah sebuah
Negara tanpa Militer dan Kepolisian dikarenakan dilindungi keamananya oleh
Negara Italia. Vatican berbeda dengan Tahta Suci. Negara ini
berbentuk Eklesiastik 15 atau Monarki-Sakerdotal yang diperintah oleh
Uskup Roma – yakni Paus. Para pejabat tertinggi negara ini semuanya adalah
Klerus Katolik yang berasal dari berbagai negara. Sejak kembalinya Paus dari
Avignon pada tahun 1377, mereka umumnya tinggal di Istana Apostolik di dalam
wilayah yang sekarang adalah Kota Vatikan, meskipun terkadang juga tinggal di
Istana Quirinal di Roma atau di tempat lainnya.

TUGAS
Membuat Resume Kuliah/ membuat catatan kuliah
(Hukum Tata Negara), dikumpulkan saat UAS diketik
menggunakan Ms.Word dengan format, Kertas A4, font
“Times New Romance” (12), spacing 1,15 dan Margins
4,4,3,3.

14
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
15
“Holly See (Vatican City)”CIA—The World Factbook.

13
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

4. KETERKAITAN HUKUM TATA NEGARA DENGAN


SUB DISIPLIN ILMU PENGETAHUAN LAINYA
Hubungan Hukum Tata Negara dg Sub Displin Ilmu Lainya adalah :

o Ilmu Politik
Sub disiplin ilmu yang membahas tentang dasar dan aspek perilaku dari
politik/kekuasaan tersebut. Ilmu Politik melahirkan manusia-manusia
Hukum Tata Negara. 16

o Hukum Tata Negara


Sub disiplin ilmu yang membahas tentang system pemerintahan, konstitusi
Dalam suatu Negara, Dasar Hukum dan (UU) suatu Negara dll.17

o Hukum Administrasi Negara


Sub disiplin ilmu yang membahas tentang hukum yang meliputi hak dan
Kewajiban manusia, personifikasi tanggung jawab dll.

o Ilmu Negara
Sub disiplin ilmu yang membahas tentang sejarah, munculnya suatu
Negara, Jenis-jenis Negara 18

16
Barents dalam bukunya De Wetenshap der Politiek “TriasPolitica” (De wetenschap der politiek is de wetenshcap
diehetDe institutionalisering van de wetenschap der politiek Enkele kleinigheden In het vorige hoofdstuk heb ik laten zien
wat onder de naam 'wetenschap der .....).
17
“Ilmu Negara”, Prof. H. Abu Daud Busroh, S.H., Bab. I Pendahuluan perilah “Peristilahan dan Batasan” hal.2.
18
Pengantar Hukum Tata Negara Moh. Kusnardi S.H dan Hermaily Ibrahim S.H.

14
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB II
PENGGUNAAN NAMA
HUKUM TATA
NEGARA, RUANG
LINGKUP, DAN CARA
PENDEKATAN ILMU
PENGETAHUAN
HUKUM TATA NEGARA
SERTA SEJARAH
DEMOKRASI PADA
BENUA AMERIKA
PERTEMUAN KEDUA
[Rabu, 15 Maret 2017]

15
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB II
PENGGUNAAN NAMA HUKUM TATA NEGARA,
RUANG LINGKUP, DAN CARA PENDEKATAN ILMU
PENGETAHUAN HUKUM TATA NEGARA SERTA
SEJARAH DEMOKRASI BENUA AMERIKA
Rabu, 15 Maret 2017

Pertemuan ke-II :
 Membahas bersama kelompok, membuat ringkasan Bab I dari buku
refrensi yang ditunjuk, “Pengantar Hukum Tata Negara”, Muhammad
Kusnadi&Hermailly Ibrahim untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
 Mengerjakan Bab I (istilah, ruang lingkup&cara pendekatan)

1. PENGGUNAAN NAMA HUKUM TATA NEGARA


Alasan penggunaan judul pengantar hukum tata Negara Indonesia,
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :
Hukum Tata Negara Indonesia (Hukum Tata Negara Positif), langsung
membicarakan masalah-masalah Hukum Tata Negara yang berlaku pada saat
sekarang di Indonesia, ini berarti bahwa peraturan Hukum Tata Negara yang
pernah berlaku pada masa lampau bukan hukum positif, jika peraturan itu dimasa
sekarang sudah tidak berlaku lagi. Namun demikian peraturan peraturan itu masih
diperlukan sebagai bahan yang penting dalam rangka mempelajari sejarah
ketatanegaraan Indonesia. Begitu pula sebaliknya, dengan apa yang sekarang
disebut dengan Hukum Tata Negara positif. KEmungkinan terjadi bahwa pada
suatu peraturan hukum itu menjadi using, karena sudah tidak berlaku lagi,
sehingga sendirinya ia bukan merupakan hukum positif lagi. 19

2. RUANG LINGKUP HUKUM TATA NEGARA


Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia belum menyelediki secara
mendalam kaidah-kaidah Hukum Tata Negara Positif. Pengantar Hukum Tata
Negara Indonesia hanya akan membahas azas-azas dan pengertian dari Hukum
Tata Negara yang berlaku Indonesia. 20
Antara azas-azas dan pengertian terdapat perbedaan dan hal ini dapat
dibuktikan pada beberapa karangan ilmiah yang membicarakan masalah tersebut.
Diantaranya adalah salah satu karangan dari “Van Vallenhoven” mengenai,

19
Pengantar Hukum Tata Negara Moh. Kusnardi S.H dan Hermaily Ibrahim S.H, Bab. I “Pendahuluan”. Halaman 15
20
Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Muhammad Koesnadi, SH. & Hermaily Ibrahim, SH.

16
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

“Vorm en Inhoud van het Internationaal Recht”, 21 yang membedakan vorm


sebagai bentuk atau pengertian dari Hukum Internasional dan inhoud sebagai isi
atau azas dari hukum internasional. Selain Van Vollenhoven, Ter Haar dalam
bukunya yang berjudul “Beginselen en Stelsel van het Adatrecht” 22, juga hendak
menunjukan perbedaan seperti tersebut diatas, beginselen van het adatrecht
diartikan sebagai azas-azas hukum adat, sedangkan stelsel van het adatrecht itu
diartikan sebagai pengertian hukum adat. Juga dalam karangan penulis lain seperti
Logemann dalam Hukum Tata Negara telah membedakan kedua pengertian
tersebut diatas, ia menyebut “Formeele Stelselmatigheid”, sebagai pengertian dari
Hukum Tata Negara, sedangkan “Materieele Stelselmatigheid”, 23 itu sebagai azas-
azas dari pada Hukum Tata Negara.

Ruang lingkup Hukum Tata Negara meliputi 4 macam objek kajian, yaitu :

1. Konstitusi sebagai hukum dasar beserta berbagai aspek mengenai


perkembangan dalam sejarah ketatanegaraan yang bersangkutan.
2. Pola-pola dasar ketatanegaraan yang dianut dan dijadikan acuan bagi
perorganisasian institusi.
3. Struktur kelembagaan Negara & mekanisme hubungan antar organ
kelembagaan Negara.
4. Prinsip-prinsip kewarganegaraan dan hubungan antar Negara dengan
warga Negara beserta hak-hak dan kewajiban hak asasi manusia. 24

Objek Hukum Tata Negara menurut para ahli sebagai objek penelitian sumber
ilmu pengetahuan, yaitu25 :

1. Prof. Mr. Bunkens


Menurut Burkens, objek penyelidikan ilmu hukum tata Negara adalah
sistem pengambilan keputusan (dalam) Negara, sebagaimana distrukturkan dalam
hukum tata negara positif. Dengan demikian, sistem pengambilan keputusan
tersebut dapat kita tmukan dalam berbagai hukum berbagai Hukum Tata Negara
Positif, seperti dalam Undang-Undang Dasar (Konstitusi), Undang-Undang,
peraturan tata tertib berbagai lembaga-lembaga Negara, dan konvensi. 26

2. Prof. Mr. Belinfante


Belinfante tidak membatasi hal tersebut dalam Hukum Tata Negara positif
saja, artinya yang tidak diatur dalam hukum positif pun merupakan objek
penyelidikan ilmu Hukum Tata Negara. Sebagai contoh ialah pembentukan

21
Vollenhoven, Mr.C. van, Omtrek en inhoud van hei Internationaal Recht”, Tweede deel Internationaal Recht. H.D.
Tjeenk Willimk & Zoon, Hearlem, Martinus Nyhoof & Gravenhage, 1934. “Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,
Muhhamad Koesnadi, S.H & Hermaily Ibrahim, SH.
22
Ter Haar, Bzn. Mr. B. “Beginnselen en stelsel van het adatrecht”, azas dan susunan hukum adat, terjemahan K.Ng.
Soebakti Poesponoto, dosen U.I.I, Surakarta, Pradnya Paramita, Jakarta & Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,
Muhammad Koesnadi, S.H & Hermaily Ibrahim, S.H.
23
Logemann, Over de Theoris van een steliig staatsrecht, Sakaama, Jakarta, 1954, hal. 49 dst, hal. 60 dst. & Pengantar
Hukum Tata Negara Indonesia, Muhammad Koesnadi, S.H & Hermaily Ibrahim, S.H.
24
https://ilmuhukum56.blogspot.com/2016/08/pengertian-dan-ruang-lingkup-hukum-tata.html
25
Huda, Ni’matul, Hukum Tata Negara Indonesia, halaman 1
26
Ibid, hal. 2 “Asshiddiqie Jimly”, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara.

17
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

cabinet oleh pembentuk kabinet. Setelah pembentuk cabinet (Kabinetsformateur)


diangkat oleh kepala Negara (Presiden, Raja/Ratu Kaisar yang Dipertuan Agung),
Badan tersebut melaksanakan tugasnya menyusun kabinet, hal inilah yang
menjadi objek penyelidikan ilmu Hukum Tata Negara.

3. Prof. Mr. A.M. Donner


Orang ketiga yang juga memberikan pendapatnya ialah A.M. Donner,
menurut guru besar Belanda ini, objek penyelidikan ilmu Hukum Tata Negara
adalah, “Penerobosan Negara dengan Hukum” (de doordringing van de staat met
het recht). Artinya Negara sebagai organisasi (Kekuasaan/Jabatan/Rakyat)
diterobos oleh aneka ragam Hukum.

3. CARA PENDEKATAN HUKUM TATA NEGARA


Cara pendekatan yang dilaukan dalam ilmu pengetahuan hukum
mempergunakan metode yuridis formil, akan tetapi dalam membicarakan hukum
tata Negara Indonesia ini masih belum cukup, karena ruang lingkup yang
diselidiki tidak hanya sebatas pada bangunan-bangunan hukumnya saja, bahkan
juga meliputi azas-azas dan pengertian-pengertian nya seperti yang dikemukakan
diatas yang mrupakan dasar bagi terwujudnya bangunan-bangunan hukum itu.
Karena itu disamping pendekatan yang lazim dipakai dalam ilmu pengetahuan
hukum yang disebut yuridis formil, perlu dilakukan cara pendekatan yang lainya
untuk mengetahui latar belakang sebenarnya yang terapat dalam tiap-tiap hukum
itu, dengan menggunakan metode fisalfah (filosofis), metode kemasyarakatan
(sosiologis) dan metode sejarah (hystoris). 27

4. ILMU PENGETAHUAN HUKUM TATA NEGARA


Istilah lain yang dipakai untuk Hukum Tata Negara dalam perpusatakaan
Indonesia adalah Hukum Negara, keduanya diterjemahkan dalam Bahasa Belanda
“Staatsrecht”, yang mempunyai dua arti yaitu “Staatsrecht in ruimere zin” (dalam
arti luas), dan “Staatsrecht in engere zin” (dalam arti sempit).

A. Sejarah Penemuan Benua Amerika dan Demokrasi


Benua Amerika
Raja Spanyol yang bernama Ferdinand telah memerintahkan seorang
pedagang dari Genoa bernama Christoporus Columbus untuk memimpin
eksplorasi mengarungi samudra guna menemukan daratan India sebagai tempat
rempah-rempah. Christoporus Columbus dengan bermodalkan jiwa advonturir
dan keinginanya untuk membuktikan kebenaran ajaran Copernicus tentang bumi

27
Pengantar Hukum Tata Negara Moh. Kusnardi S.H dan Hermaily Ibrahim S.H,

18
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

ini bulat, serta dengan bermodalkan tiga kapal layar yakni Santa Maria, Pinta, dan
Nina, maka ia memimpin ekspedisi untuk mengarungi samudra guna menemukan
daratan india yang konon ada di belahan bumi timur. Ekspedisi tersebut akhirnya
berhasil mendarat di Guanahani yang termasuk kawasan Kepulauan Bahama pada
tanggal 12 oktober 1942. 28
Didalam rombongan ekspedisi yang dipimpin Christophorus Columbus
terdapat salah seorang Italia (Genoa) bernama Amerigo Vespucci. Selama dalam
pelayaran, Amerigo Vespucci berperan sebagai pencatat segala hal yang dilihat
dan dialaminya baik selama di perjalanan maupun dibenua yang baru ditemukan.
Catatan-catatanya kemudian sampai ke tangan seorang professor ilmu bumi di
Universitas St.Die di Jerman Barat yang bernama Martin Waldseemuller
memberikan nama benua tersebut Amerika guna mengenang Amerigo Vespucci.
Sejak saat itu hingga sekarang istilah Amerika digunakan untuk menyebut benua
yang telah ditemukan oleh rombongan ekspedisi di bawah pimpinan
Christophorus Columbus. 29

Demokrasi :

1. Langsung (Direct Democracy)


2. Tidak Langsung (Undirect Democracy)

Istilah "DEMOKRASI" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di


Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai
contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi
modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara. Kata "demokrasi" berasal
dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti
pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu
politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu negara. Demokrasi menempati posisi vital
dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara (umumnya
berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang
diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.30

28
Smith, Zurcher, 1957:75
29
Americana Corporation, 1977:347
30 Demokrasi: sejarah, praktik, dan dinamika pemikiran, Saiful Arif 2006.

19
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Adalah Bapak Demokrasi Dunia, lahir di


Jean-Jacques Rousseau: Jenewa, Swiss 28 Juni 1712. Seorang
filosofis besar pada abad pencerahan.

Adapun bapak demokrasi dunia lainya, adalah :


1. Abraham Lincoln (Amerika Serikat).
2. Nelson Mandela (Afrika Selatan), tokoh pergerakan penghapusan
Apherteid.31
3. Cleisthenes (Athena).

Demokrasi terbagi menjadi dua, yaitu :

DEMOKRASI

DEMOKRASI DEMOKRASI
SUBSTANSIAL PROSEDURAL

31
Tempo, volume 20. BIOGRAFI : Nelson Mandela, a biography : Apharteid a political, by : Peter Limb, halaman 63.

20
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

1. DEMOKRASI SUBSTANSIAL

Demokrasi ini sering disebut juga sebagai pendekatan maximalist atau


normative klasik. Menurut pendekatan ini, demokrasi tidak hanya menggunakan
dimensi politik akan tetapi juga dimensi social, ekonomi, budaya dan dimensi lainya.
Dengan kata lain yang dimaksud dengan Demokrasi mencakup semua hal dalam
kehidupan. Sebguah Negara dikatakan demokrasi jika rakyatnya terbebas dari
kemiskinan, kesenjangan, buta huruf dan kemelaratan. Logikanya, jika masyarakat
dalam suatu Negara mengalami kesenjangan social dan ekonomi akan menghalangi
masyarakat untuk memikirkan politik karena yang dipikirkan hanyalah bagaimana
memenuhi kebutuhan hidupnya. Asumsi dari demokrasi substansial adalah jika
keadaan ekonomi dan social suatu Negara bagus maka akan diikuti dengan system
demokrasi Negara tersebut. 32

2. DEMOKRASI PROSEDURAL

Sebutan lain untuk system ini adalah pendekatan minimalist atau procedural
electoral. Robert Dahl, Philippe Schmitter dan beberapa tokoh lainnya lebih
menekankan demokrasi pada tingkat procedural. Menurut pendekatan ini suatu negara
diakatakan demokrasi jika ada partisipasi rakyat terlibat dalam aktivitas politik.
Menurut Schumpeter, demokrasi adalah metode politik, mekanisme unutk memilih
pemimpin dengan banyak kandidat dan dalam kompetisi ini ada yang menag da nada
yang kalah. Keterlibat warga negara dalam memilih pemimpinnya secara berkala atau
periodic, jujur dan bebas adalah demokrasi procedural. Menurut Robert Dahl, derajat
ukuran demokrasi terletak pada adanya partisipasi politik dan kompetisi politik serta
kebebasan sipil dan politik. 33

Menurut Presien Amerika “Abraham Lincoln”, “Democracy is the government of the


people, by the people, for the people”, adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat. Sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), demokrasi
adalah sistem atau bentuk pemerintahan yang mana seluruh rakyat ikut serta alias
terlibat dalam menjalankan roda pemerintahan melalui wakil-wakil rakyat yang telah
dipilih oleh rakyat. Dengan adanya wakil rakyat, pandangan hidup, gagasan, hak dan
kewajiban, dan perlakuan yang sama bagi seluruh rakyat dapat direalisasikan. Istilah
lain dari Demokrasi adalah, “Vox populi vox Dei” yang diterjemahkan sebagai
“Suara rakyat adalah suara Tuhan” seolah-olah suara rakyat tidak pernah salah.

32
Wordpress http://husnulchotimahr.blogspot.co.id/2015/10/demokrasi-substansial-dan-prosedural.html
33
Wordpress http://husnulchotimahr.blogspot.co.id/2015/10/demokrasi-substansial-dan-prosedural.html

21
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Kalimat tersebut sering diucapkan di dalam kontek politik maupun hukum.


Sebenarnya kalimat yang merupakan ungkapan tersebut tidak demikian artinya,
apalagi kalau dilihat dari sudut pandang epistemologi politik maupun hukum.
Sebab, kalimat tersebut merupakan potongan dari kalimat yang agak panjang
sehingga kalau ditulis secara lengkap, artinya justru bukan “suara rakyat adalah
suara Tuhan”. Ungkapan lama ini sering dikaitkan dengan William of
Malmesbury (abad 12) dan surat Alcuin of York kepada Charlemagne pada tahun
798.
Demokrasi Amerika modern adalah dalam bentuk suatu republic
democratic atau demokrasi perwakilan. Suatu demokrasi perwakilan muncul di
Amerika Serikat, sebab penduduk baru sudah muak dengan pajak tanpa
perwakilan dan mereka menginginkan sistem yang lebih fair dimana orang bisa
bersuara untuk mengatur Negara. Mereka menginginkan demokrasi perwakilan
dimana perwakilan yang dipilih yang akan mengatur pemerintahan. Para
perwakilan tersebut dipilih dengan pemikiran bahwa mereka akan secara tepat
mewakili konstituen mereka, tetapi dalam kejadian dimana thal ini tidak terjadi,
pemerintah amerika serikat dibagi menjadi 3 cabang untuk mengawasi
penyelewengan. Ketiganya adalah eksekutif, legislatif, dan yudikatid. Tidak ada
satupun yang memiliki kekuasaan absolut. Ketiga cabang pemerintahan tersebut
dimaksudkan sebagai cara untuk menghindari tirani mayoritas.

Demokrasi berdasarkan pada pendapat para ahli, yaitu :

1. Abraham Lincoln
Dalam pidato Gettyburgnya, Presiden Amerika Serikat yang ke-
16 Abraham Lincoln menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem
pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa rakyat merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam suatu pemerintahan, dimana masing-masing dari
mereka memiliki hak dalam memperoleh kesempatan serta hak dalam bersuara
yang sama dalam upaya mengatur kebijakan pemerintahan. Dalam sitem ini,
keputusan diambil berdasarkan hasil suara terbanyak.

2. Jean Jacques Rousseau


Demokrasi itu terbangun oleh suara terbanyak karena tidak mungkin
mengharapkan 100% orang/rakyat yang tidak setuju. Artinya demokrasi hadir
berdasarkand dari suara mayoritas dan bukan minoritas.

3. H. Harris Soche (Yogyakarta : Hanindita, 1985)


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan rakyat. Artinya rakyat
atau orang banyak merupakan pemegang kekuasaan dalam pemerintahan. Mereka
memiliki hak untuk mengatur, mempertahankan, serta melindungi diri mereka
dari adanya paksaan dari wakil-wakil mereka, yaitu orang-orang atau badan yang
diserahi wewenang untuk memerintah.

4. Hannry B. Mayo

22
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Dalam demokrasi suatu kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar


mayoritas oleh wakil-wakil yang secara efektif diawasi oleh rakyat melalui
berbagai macam pemilihan yang dilakukan berdasarkan pada prinsip kesamaan
politik serta diselenggarakan dalam suasana dimana kebebasan politik terjadi.

5. Charles Costello
Dalam kontek kontemporer, demokrasi merupakan suatu sistem sosial
serta politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang
dibatasi oleh hukum serta kebiasaan dalam melindungi hak-hak individu warga
negara. Dalam demokrasi, terdapat pengakuan terhadap kehendak rakyat yang
dijadikan sebagai landasan dalam legitimasi serta kewenangan pemerintahan
(kedaulatan rakyat). Kehendak tersebut nantinya akan dituangkan dalam suatu
iklim politik terbuka, yaitu dengan melaksanakan pemilihan umum yang diadakan
secara bebas dan berkala. Tiap-tiap warga negara memiliki hak untuk memilih
pihak-pihak yang akan memerintah serta juga dapat menurunkan pemerintahan
yang sedang berjalan kapanpun mereka mau.

6. C.F. Strong
Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana kebanyakan
dari anggota dewan yang berasal dari masyarakat turut serta dalam kegiatan
politik yang berdasarkan pada sistem perwakilan, dimana pada akhirnya
pemerintah dapat menjamin serta mempertanggungjawabkan segala tindakannya
pada mayoritas tersebut.

7. Joseph A. Schumpeter
Suatu sistem politik bisa dikatakan bersifat demokratis apabila para
pengambil keputusan kolektifnya yang terkuat dipilih melalui suatu pemilihan
umum yang dilakukan secara berkala yang di dalamnya terdapat hak bagi manusia
dewasa untuk memilih. Sebuah demokrasi mencakup 2 hal, yaitu persaingan dan
partisipasi.

8. Sumarno AP dan Yeni R. Lukiswara


Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat, serta kratos atau
cratein yang berarti pemerintahan. Jadi demokrasi dapat diartikan sebagai
pemerintahan oleh rakyat.

9. Yusuf Al Qordhawi
Warga masyarakat dapat menunjuk seseorang untuk mengurus maupun
mengatur segala urusan mereka melalui suatu wadah yang dinamakan demokrasi.
Dalam kondisi tersebut, ada beberapa hal yang harus mereka perhatikan, seperti :

 Pemimpin bukanlah orang yang dibenci oleh masyarakat


 Peraturan-peraturan yang berlaku bukanlah merupakan peraturan yang
tidak mereka kehendaki

23
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB III
PENJELASAN SKEMA
KEDUDUKAN HUKUM
TATA NEGARA,
PERBANDINGAN
DENGAN HUKUM
ADMINISTRASI
NEGARA DAN DASAR
YANG MENJADI
SUMBER HUKUM TATA
NEGARA
PERTEMUAN KETIGA
[Rabu, 22 Maret 2017]

24
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB III
PENJELASAN TENTANG BAGAN (SKEMA),
KEDUDUKAN HUKUM TATA NEGARA,
PERBANDINGAN DENGAN HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA SERTA DASAR YANG MENJADI SUMBER
HUKUM TATA NEGARA
Rabu, 22 Maret 2017

ILMU HUKUM

HUKUM
HUKUM PIDANA HUKUM PERDATA
KENEGARAAN

1. HUKUM TATA NEGARA


2. HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

 Hukum Administrasi Negara :


1. Mengatur dalam keadaan diam
2. Fokus pada aktivitas dalam menjalankan roda pemerintahan
3. Cenderung dinamis

 Hukum Tata Negara :


1. Mengatur dalam keadaan bergerak
2. Fokus pada sistem ketatanegaraan dan struktur serta
perorganisasian Negara.
3. Cenderung statis

Pada bab kesatu sebelumnya sudah dibahas, hubungan antara Hukum Tata Negara
dengan sub disiplin Ilmu Pengetahuan lainya, pengulangan materi pertama
mungkin akan memperdalam pengetahuan mahasiswa yang pada pertemuan
sebelumnya sudah dibahas secara lengkap.

25
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

SUMBER HUKUM TATA NEGARA :

1. SUMBER HUKUM MATERIL : Pancasila, Pembukaan UUD’45,


UUD 1945.
2. SUMBER HUKUM FORMIIL : UUD, Kebiasaan, Perjanjian,
Traktat, (Treaty), Yuris Prudensi,
dan Doktrin.

TUGAS : Buatlah resume BAB III, refrensi buku “Hukum Tata


Negara”, Muhammad Koesnadi&Hermailly Ibrahim
(maks. 5 halaman).

1. SUMBER HUKUM MATERIIL :


Adalah tempat dari mana materi itu diambil, sumber hukum materiil ini
merupakan factor yang membantu pembentukan hukum, seperti hubungan social,
hubungan kekuatan politik, situasi social ekonomis, tradisi (pandangan
keagamaan, kesusilaan), hasil penelitian ilmiah, perkembagan internasional,
keadaan geografis dll.

2. SUMBER HUKUM FORMIL :


Merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh
kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan
peraturan hukum itu secara formal berlaku. Yang diakui umum sebagai sumber
hukum formal ialah UU, Perjanjian antarnegara, Yurisprudensi serta Traktat
(Kebiasaan).

Sumber hukum menurut Joeniarto terdiri dari :

 Sumber Hukum dalam penggunaan pengertian sebaai asalnya hukum


positif
 Sumber hukum dalam penggunaan pengertian sebagai bentuk-
bentuknya hukum dimana sekaligus merupakan tempat diketemukanya
aturan-aturan dan ketentuan hukum positifnya.
 Sumber hkum dalam penggunaan pengertian sebagai hal-hal yang
seharusnya menjadi isi hukum positif.
 Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum RI.
 Proklamasi merupakan tindakan pertama dari Tata Hukum Indonesia. 34

34
Pengantar Hukum Tata Negara Moh. Kusnardi S.H dan Hermaily Ibrahim S.H. halaman 49.

26
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Dari Undang-Undang Dasar 1945 ini mengalir peraturan-peraturan


pelaksana yang menurut tingkatanya masing-masing merupakan sumber hukum
formiil, yaitu :

a) Ketetapan Majelis Permusyarwaratan Rakyat Sementara (MPRS/MPR)


Istilah ketetapan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
(Sementara) – MPRS/MPR diatas sebenarnya tidak ada dalam Undang-Undang
Dasar 1945. Istilah ini mungkin diambil dari Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara pada sidang-sidang nya yang pertama.

b) Undang-Undang (UU)/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


(PERPU)
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sebagai
sumber hukum dapat dilihat dari Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 5 ayat
1 dan pasal 20 ayat 1. Undang-Undang ini selain berfungsi melaksanakan
Undang-Undang Dasar 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat/Sementara, juga mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Undang-
Undang DAsar 1945.

c) Peraturan Pemerintah
Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-
undang sebagaimana mestinya, demikian bunyi pasal 5 ayat (2) Undang-Undag
Dasar 1945. Karena peraturan pemerintah diadakan untuk melaksanakan undang-
undang, maka tidak mungkin bagi presiden untuk menetapkan peraturan
pemerintah sebelum undang-undangnya.

d) Keputusan Presiden
Undang-Undang, peraturan pemerintah pengganti undang-undang dan
peraturan pemerintah adalah bentuk-bentuk peraturan pemerintah adalah bentuk
peraturan yang disebut oleh Undang-Undang Dasar 1945. Tidak demikian halnya
dengan keputusan presiden keputusan presiden sebagai bentuk peraturan baru,
ditetapkan oleh Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara no.
XX/MPRS/1966. Keputusan presiden ini dimaksud untuk melaksanakan
ketentuan undang-undang dasar 1945, tap MPR/MPRS dalam bidang eksekutif,
atau peraturan pemerintah dan bersifat sekali.

e) Peraturan Pelaksana Lainya


Yang dimaksud peaturan pelaksana lainya adalah bentuk-bentuk peraturan
yang ada setelah Ketetapan Majelis PErmusyawaratan rakyat sementara no.
XX?MPRS?1966, dan hars bersumber kepada peraturan perundangan yan lebih
tinggi, seperti Peraturan Menteri, Peraturan Daerah, dan sebagainya. 35

35
Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Moech. Kusnadi&Hermailly Ibrahim

27
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB IV
SEJARAH
STAATSRECHT/
CONTITUTIONAL
LAWHUKUM TATA
NEGARA PADA
UMUMNYA [DIDUNIA]
PERTEMUAN KEEMPAT
[Rabu, 29 Maret 2017]

28
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB IV
SEJARAH HUKUM TATA NEGARA PADA UMUMNYA
(DIDUNIA)
Rabu, 29 Maret 2017

Jenis-Jenis Ilmu Hukum :

1. Hukum Publik :
Hukum Tata Negara (HTN)
Hukum yang mengatur bentuk dan susunan suatu negara serta hubungan
kekuasaan anatara lat-alat perlengkapan negara satu sama lain dan hubungan
pemerintah pusat dengan daerah (pemda).

Hukum Administrasi Negara


Hukum yang mengatur cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari
kekuasaan alat perlengkapan negara.

Hukum Pidana :
Hukum yang mengatur perbuatan yang dilarang dan memberikan pidana
kepada siapa saja yang melanggar dan mengatur bagaimana cara
mengajukan perkara ke muka pengadilan (pidana dilmaksud disini termasuk
hukum acaranya juga.36

2. Hukum Private :
Hukum Perdata Internasional
Hukum yang mengatur hubungan hukum antara warga negara suatu bangsa
dengan warga negara dari negara lain dalam hubungan internasional.

Hukum Publik Internasional


Mengatur hubungan anatara negara yang satu dengan negara yang lain dalam
hubungan Internasional.37

Hukum Dagang
Ialah aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan orang yang satu dengan
yang lainnya, khusunya dalam perniagaan. Hukum dagang adalah hukum
perdata khusus. Pada mulanya kaidah hukum yang kita kenal sebagi hukum
dagang saat ini mulai muncul dikalangan kaum pedagang sekitar abad ke-17.
Kaidah-kaidah hukum tersebut sebenarnya merupakan kebiasaan diantara
mereka yang muncul dalam pergaulan di bidang perdagangan. 38

36
“Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [KUHP], R. Soesilo, perihal “BAB. I Pendahuluan” cetakan ulang 1991, Bogor
37
Catatan pertemuan pertama, dan https://www.wikipedia/ilmuhukum.
38
Bab 1 (Pertemuan pertama), Rabu 29 Maret 2017

29
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Adalah pakar hukum


Gnaeus Domitius Annius Ulpianus : Romawi yang
mengemukakan hukum itu
menjadi dua, Hukum Publik
dan Hukum Private.

Contoh lain di Indonesia terdapat hukum kepemilikan/Hak cipta, terhadap pihak


yang diinginkan, pihak tersebut wajib melapokran kepihak yang berwajib (polisi),
jika hasil laporan tersangka mendapatkan pidana, maka hukum private tersebut
dapat berubah dan disesuaikan dengan hukum pidana.

Adapun contoh lain, jika didalam perburuhan terdapat pelanggaran dalam


perbudakan, Hukum perburuhan dapat berubah menjadi Hukum Pidana, dan
Pemerintah dapat langsung turun tangan untuk menyelesaikan masalah yang
didapat atau yang disebut dengan Triparti (3 pihak), Buruh, Majikan, dan
Pemerintah.

1. SEJARAH HUKUM TATA NEGARA DI DUNIA


SEJARAH REVOLUSI PERANCIS :

Marie-Joseph Paul Yves Roch Gillbert du Motler, Marquis de la Fayette, adalah


seorang saudagar asal Perancis, ia sangan terkagum dengan isi dari “The
Declaration of Independence of America”, sehingga membawa Deklarasi tersebut
ke Negara asalnya yaitu Perancis, pada tahun 1776.

Ia berdinas dalam Perang Kemerdekaan Amerika Serikat sebagai Jenderal an


Diplomat, bertugas tanpa dibayar dalam kedua peran itu, dan ia diingat karena
dialah yang merancang Deklarasi HAM, yang akan diadopsi oleh Assemblee
Nationale Constituante pada tanggal 26 Agustus 1789.

Pada Masa Kejayaan Raja Louis XVI, Lafeyette merasa geram dengan sifat Raja
dengan sifat yang Absolut (mutlak). Sampai pada akhirnya Raja Louis berhasil
dijatuhkan lalu terjadilah Revolusi Perancis atau yang disebut dengan Revolusi
Borjuis.

30
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

2. SEJARAH TATA HUKUM DI INDONESIA


1602 – 1799 : VOC

1815 – 1854 : Bestluiten Regerings

1854 – 1926 : Regerings Reglement

1942 – 1945 : Osamu Seirei

1945 - Sekarang : Pascar Kemerdekaan

Vereenigde Oostindische Compagnie


adalah Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur
Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie), yang
didirikan pada tanggal 20 Maret 1602, adalah
persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki
monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia

BESLUITEN REGERINGS

1815 – 1854 : Terdiri atas peraturan tertulis yang dikodifikasikan, dan yang
tidak dikodifikasikan, serta peraturan tidak tertulis (hukum adat) yang khusus
berlaku bagi orang bukan golongan Eropa.

REGERINGS REGLEMENT

1845 – 1926 : Undang-Undang yang mengatur tentang Pemerintahan Jajahan,


salah satunya adalah mengatur tentang pelaksanaan pertanian yang dilakukan
secara bebas. Regerings Reglement di Indonesia dibagi menjadi 2 :

1. Regerings Reglement Lama :


a. Golongan Eropa
b. Non Eropa.
2. Regerings Reglement Baru :
a. Golongan Eropa
b. Golongan Timur Asing
c. Golongan Pribumi/ Bumiputera

31
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Golongan tersebut dikuatkan dengan Indische Regerings “IS”, pada pasal 131
“Indische Regerings” dan pasal 163 “Indische Regerings”.

INDISCHE STAATS REGELINGS

1926 – 1942 : Pembagian golongan dihadapan hukum pada zaman colonial


Belanda di Indonesia. Mulai berlaku pada tahun 1926.

OSAMU SEIREI

1942 – 1945 : Undang-Undang yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara ke-16,


tentang Tentara Pendudukan Jepang.

Ketika Jepang datang di Indonesia pada tahun 1942 melawan Belanda, lalu
belanda dapat ditaklukan dan angkat kaki dari Indonesia. Jepang datang ke
Indonesia untuk membebaskan Indonesia dari jajahan Eropa dengan sloganya
yang dikenal 3A :

1. Nippon Cahaya Asia


2. Nippon Pemimpin Asia
3. Nippon Pelindung Asia

PERISTIWA PENGEBOMAN HIROSHIMA DAN NAGASAKI


Sejarah Pembentukan Tata Hukum di Indonesia

Pada tanggal 6 dan 8 Agustus 1945, Terjadilah Insiden Meledaknya 2


Kota besar Jepang Hiroshima dan Nagasaki. Amerka Serikat menjatuhkan bom
atom di kota Hiroshima dan Nagasaki dengan persetujuan dari Britania Raya
sebagaimana teertuang dalam perjanjian Quebec, dua operasi pengeboman yang
menewaskan sedikitnya 129.000 jiwa ini merupakan penggunaan senjata nuklir
masa perang untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia.
Peristiwa Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki adalah sejarah kelam
peperangan yang terjadi di dunia ini. Serangan bom atom meluluh lantakkan
negeri Jepang dan mengakibatkan jatuhnya banyak korban dikedua kota tersebut.
Tidak hanya itu efek yang ditimbulkan setelah serangan itu adalah penderitaan
berkepanjangan dari generasi ke generasi akibat radiasi kimia yang diturunkan
lewat genetika. Bom Atom yang jatuh di Kota Hiroshima dan Nagashaki terjadi
pada 6 Agustus 1945, yang terjadi saat Perang Dunia II dimana dilakukan oleh
pihak sekutu (Amerika, dkk) dengan alasan untuk membungkam angkatan perang
kekaisaran Jepang yang terkenal sangat heroik, pantang menyerah dan loyal
kepada kaisar. Bom atom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima
dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945.

32
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Enam hari setelah dijatuhkannya bom atom di Nagasaki, pada 15 Agustus,


Jepang mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu,
menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September, yang secara
resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. (Jerman sudah
menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.)
Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear
Principles, melarang negara itu memiliki senjata nuklir. Bom Atom yang
dijatuhkan ke Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan yang dijatuhkan di
Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Jelas sekali Hiroshima dipilih sebagai
target pertama serangan berdasarkan pertimbangan matang militer AS kala itu.
Pada tahun 1945, dibentuknya BPUPKI. Sebagian pemimpin-pemimpin di
Indonesia dibawa terbang ke Vietnam dan Jepang untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. Untuk mempersingkat dan mempermudah bentukan
kemerdekaan, dibentuklah PPKI dengan diketuai oleh Ir. Soekarno dengan wakil
ketua Moech. Hatta. Sidang pertama BPUPKI menyelenggarakan sidang
pertamanya pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945 untuk mengemukakan dasar
Negara Indonesia. Sidang pertama berisi tentang rumusan 5 dasar Negara oleh
moech. Yamin, Prof. Soepomo, dan Ir. Soekarno yang menyempurnakan dari
konsep 5 dasar tersebut menjadi “PANCASILA”. 39
PPKI, merupakan Panitia yang dibentuk sesudah dibubarkannya BPUPKI,
Badan Penyelidik Usaha usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. BPUPKI
dibubarkan pada tangganggal 7 Agustus 1945, PPKI resmi dibentuk dengan tugas
pokok menindaklanjuti hasil dari keputusan BPUPKI. PPKI diketuai oleh Ir.
Soekarno dan Muhammad Hatta sebagai wakilnya. Badan ini nantinya setelah
terjadinya Proklamasi 1945 Indonesia Merdeka menunjuk Presiden dan Wakil
Presiden pertama Indonesia. Dan terpilihlah Ir, Soekarno dan Muhammad Hatta
sebagai Wakil Presiden. Sebagai mana BPUPKI yang dibentuk atas persetujuan
Jepang, PPKI pun demikian. Keanggotaan PPKI berjumlah 21 orang yang
rinciannya 12 orang perwakilan dari Jawa, 3 dari Sumatra, 2 dari Sulawesi, dan 1
dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa.

39
google scholar/ http://103.229.202.68/dspace/handle/123456789/33591

33
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Ke 21 anggota PPKI tersebut adalah :

1. Ir. Soekarno (ketua)


2. Drs. Muhammad Hatta (wakil ketua)
3. Prof. Mr. Dr. Soepomo
4. Radjiman Wedyodiningrat
5. R. P. Soeroso
6. Soetardjo Kartohadikoesoemo
7. Kyai Abdoel Wahid Hasjim
8. Ki Bagus Hadikusumo
9. Otto Iskandardinata
10. Abdoel Kadir
11. Pangeran Soerjohamidjojo
12. Pangeran Poerbojo
13. Teuku Mohammad Hasan
14. Dr. Mohammad Amir
15. Mr. Abdul Maghfar
16. Dr. Ratulangi
17. Andi Pangerang
18. A.A Hamidhan
19. I Goesti Ketoet Poedjo
20. Mr. Johannes Latuharhary
21. Drs. Yap Tjwan Bing 40

Pada sidang tanggal 19 Agustus 1945, dibahas pembentukan kementerian.


Diputuskan dibentuk 12 kementerian dan 4 menteri negara. Dan selanjutnya
pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi yang dipimpin oleh
seorang gubernur.

Pada sidang tanggal 22 Agustus 1945, PPKI memutuskan pembentukan Komite


Nasional Indonesia (KNI) yang berfungsi sebagai DPR sebelum dilaksanakan
pemilihan umum. Dan dilanjutkan dengan membentuk Partai Nasional Indonesia ,
Badan Keamanan Rakyat.

Dokumen historis berupa kompromi antara pihak Islam dan pihak kebangsaan
dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) untuk menjembatani perbedaan dalam agama dan negara. Nama
lainnya adalah "Jakarta Charter". Piagam Jakarta merupakan piagam atau naskah
yang disusun dalam rapat Panitia Sembilan atau 9 tokoh Indonesia pada
tanggal 22 Juni 1945.41
Berikut ini butiran-butirannya yang sampai saat ini menjadi teks pembukaan UUD
1945 :

40
Google scholar/Sejarah Indonesia
41
http://www.bilvapedia.com/2016/07/sejarah-pembentukan-ppki.html#.WWw2PtPyjPA

34
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul


Bahwa sesoenggoehnja kemerdekaan itoe ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itoe
maka pendjadjahan di atas doenia haroes dihapoeskan, karena tidak sesoeai dengan
peri-kemanoesiaan dan peri-keadilan.

Dan perdjoeangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat


jang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan Rakjat Indonesia ke-depan
pintoe-gerbang Negara Indonesia, jang merdeka, bersatoe, berdaulat, adil dan
makmoer.

Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Koeasa, dan dengan didorongkan oleh
keinginan jang loehoer, soepaja berkehidoepan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat
Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaannja.

Kemoedian daripada itoe, oentoek membentoek soeatoe Pemerintah Negara Indonesia


jang melindoengi segenap Bangsa Indonesia dan seloeroeh toempah darah Indonesia,
dan oentoek memadjoekan kesedjahteraan oemoem, mentjerdaskan kehidoepan
bangsa, dan ikoet melaksanakan ketertiban doenia jang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disoesoenlah kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itoe dalam suatu Hoekoem Dasar Negara Indonesia, jang terbentoek dalam
soeatoe soesoenan negara Repoeblik Indonesia jang berkedaaulatan Rakjat, dengan
berdasar kepada:

1. Ketoehanan, dengan kewajiban mendjalankan sjariat Islam bagi pemeloek-


pemeloeknja
2. Kemanoesiaan jang adil dan beradab
3. Persatoean Indonesia
4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam
permoesjawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.42

Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Sukarno


segera menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan Islam.
Semula, wakil golongan Islam, di antaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman
Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul penghapusan
itu. Setelah diadakan konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui
penggantian rumusan “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” dengan rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” demi
keutuhan Indonesia.Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan
rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” dikemukakan dalam rapat pleno PPKI. Selain itu dalam rapat pleno
terdapat usulan untuk menghilangkan frasa “menurut dasar” dari Ki Bagus

42
Google scholar/Sejarah Indonesia

35
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Hadikusumo. Rumusan dasar negara yang terdapat dalam paragraf keempat


Pembukaan Undang-Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi kedua dan
nantinya akan dipakai oleh bangsa Indonesia hingga kini. UUD inilah yang
nantinya dikenal dengan UUD 1945.

Hasil sidang PPKI pada rapat yang diselenggarakn pada tanggal 18


Agustus 1945, menghasilkan :

1. Mengesahkan Pancasila sebagai dasar Negara.


2. Mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar Hukum Konstitusi Republik
Indonesia.
3. Melantik Ir. Soekarno & Moech. Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden Indonesia.
4. Membentuk KNIP sebagai pembantu Presiden.

PANCASILA : LIMA DASAR

Adalah Konsep Dasar Negara hasil sidang BPUPKI yang dikemukakan oleh
Moech. Yamin dan disempurnakan serta diresmikan oleh Ir. Soekarno.

Dalam menjalankan pemerintahan Negara, Pemerintah menetapkan


wilayah Indonesia terbagi menjadi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera/Andalas, Kalimantan/Borneo, Sulawesi, Maluku dan Sunda Kecil.

Pada sidang tersebut, PPKI mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945, dengan


beberapa perubahan, yaitu :

1. Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan


2. Pada pembukaan alinea keempat anak kalimat Ketuhanan dengan
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Pada pasal 6 ayat 1 yang semula berbnyi Presiden ialah orang Indonesia
asli dan beragama Islam diganti menjadi Presiden ialah orang Indonesia
Asli. 43

Selain mengesahkan UUD 1945 dengan beberapa perubahan. Sidang PPKI pada
saat itu juga memberikan mandat secara aklamasi kepada Ir. Soekarno dan
Muhammad Hatta sebagai presiden dan wakil presiden. Dalam menjalankan tugas
sebagai Presiden dan wakil presiden, akan dibantu oleh Komite Nasional sebelum
dibentuknya MPR dan DPR.

43
Google scholar/ Sejarah pasca Pra-Kemerdekaan Indonesia.

36
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB V
LANJUTAN TENTANG
TATA HUKUM
KONSTITUSI
INDONESIA DAN
PENJELASAN TENTANG
SISTEM
PEMERINTAHAN
NEGARA DAN AZAS-
AZAS YANG DIANUT
OLEH UNDANG-
UNDANG DASAR 1945
PERTEMUAN KELIMA
[Rabu, 12 April 2017]

BAB V

37
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

LANJUTAN TENTANG TATA HUKUM INDONESIA


DAN PENJELASAN TENTANG SISTEM
PEMERINTAHAN NEGARA DAN AZAS-AZAS YANG
DIANUT OLEH UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Rabu, 12 April 2017

Membuat resume/ rangkuman tentang konstitusi


TUGAS perkelompok, dengan format sama seperti tugas
sebelumnya dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

KONSTITUSI

1. Tertulis (Written) : Undang-Undang Dasar 1945


2. Tidak Tertulis (Unwritten) : Kesepakatan Parlementer

1982 = Adanya suara tentang konstitusi Indonesia yang harus di rubah pada zaman orba.

UU tentang Referendum

Persetujuan

DPR Pemerintah Referendum

(dikembalikan) 90%
(bila suara mencapai)

 Refrendum : Kesepakatan/ Hasil dari pendapat rakyat.


 Parlementer : Sistem pemerintahan yang hegemonitas kekuasaan Negara ada
ditangan parlement.
 Presidensiil : Sistem pemerintahan yang hegemonitas Negara ada ditangan
Presiden.
 Quasi : Sistem pemerintahan yang disatukan oleh sistem pemerintahan
lain.
Konstitusi berbicara tentang hal pokok, Konstitusi tidak dapat dirubah.
Sebab kalau konstitusi dirubah, akan berdampak pada rezim pemerintahan yang

38
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

mengakibatkan seseorang kehilangan orientasinya (oriented). Menurut, Herman


heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya
bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.

Nilai konstitusi adalah :

1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu
bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti
hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti
berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi
tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu
tidak berlaku / tidsak seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu
berlaku bagi seluruh wilayah negara.
3. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk
kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa
menggunakan konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan
politik.44

Ada beberapa ketentuan konstitusi yang dapat dirubah, namun tidak dapat
dipraktekan secara tegas. Konstitusi diberikan untuk rakyat agar berpartisipasi
serta menciptakan Refrendum/ Plebisi. Konstitusi merupakan jaminan yang paling
efektif dalam menjaga agar kekuasaan yang ada di dalam Negara tidak salah
gunakan dan hak asasi manusia/ warga Negara tidak dilanggar, konstitusi sangat
penting artinya bagi suatu Negara karena kedudukanya dalam mengatur dan
membatasi kekuasaan dalam suatu Negara.
Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis, yaitu “Costituer” artinya
membentuk. Beberapa istilah dari konstitusi seperti gronwet (Bahasa Belanda)
yang berarti “Wet” adalah Undang-Undang dan “Ground” berarti “Tanah”.
Beberapa Negara yang menggunakan istilah constitution (Bahasa Inggris) untuk
mengartikan konstitusi. Dalam bahasa Indonesia, konstitusi diartikan sebagai
hukum dasar atau undang-undang dasar. Istilah itu menggambarkan keseluruhan
ketatanegaraan suatu Negara.

PADA MASA ORDE BARU (1982)


Ada kebijakan pemerintah jika dasar konstitusi dan Undang-Undang Dasar
1945 mau diubah, maka harus disetujui oleh 3 Fraksi, yaitu : Golkar, PDI (2 partai
besar pada saat itu) dan diserahkan oleh Pimpinan/Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat, kemudian Pemerintah Pusat melakukan Refrendum hingga menyentuh
angka 90% lebih, lalu setelah itu dikembalikan lagi untuk rakyat.

UU tentang Referendum

44
Pengantar Hukum Tata Negara Moh. Kusnardi S.H dan Hermaily Ibrahim S.H.

39
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Persetujuan

DPR Pemerintah Referendum

(dikembalikan) 90%
(bila suara mencapai)

1. SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

A. Presidensiil/Presidential
B. Parlementer
C. Kuasi/Campuran

A. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL/


PRESIDENTIAL
Presidensiil adalah negara yang hegemonitas kekuasaanya ada ditangan
presiden. Sistem pemerintahan ini lahir di Amerika Serikat, yang pada dasarnya
Rakyat Amerika sudah terlalu jenuh dengan sistem kemutlakan dari Raja
(Absolut) di Negaranya. Karena itu, terjadilah reformasi yang menyebabkan
lahirlah sistem Presidensiil yang dalam istilah lain, kekuasaan presiden dibatasi.
Sebab, jika tidak dibatasi akan menimbulkan sifat yang otoriter dari pemimpin
siapapun yang terpilih. Sifat Otoriter tersebut dapat muncul pada dirinya sendiri
tanpa ia sadari bila kekuasaanya tidak dibatasi, “Otoritarianisme” atau “Otoriter”
hanya dimiliki oleh sistem pemerintahan fasisme yang dipelajari oleh Hitler.
Hitler mentargetkan terutama oleh orang yang disebut “Hivis” (Gembel) di Bullati
Yahudi. Dan jika Otoriter bergeser kemudian mengarah menjadi “Diktaktor”,
Negara tersebut akan mengalami kekacauan baik dari sistem, pemerintah, maupun
dari rakyat.
Ciri-ciri pemerintahan presidensiil adalah :
1. Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus
sebagai kepala Negara.
2. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan
dipilih langsung oleh rakyat melalui badan perwaklilan rakyat.
3. Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat serta
memberhentikan perdana menteri yang meimpin departemen maupun non
departemen.

40
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

4. Menteri hanya tunduk dan bertanggung jawab kepada eksekutif bukan


legislatif.
5. Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislative.
6. Presiden dan Parlemen tidak bisa saling menjatuhkan, karena keduanya sama-
sama dipilih oleh rakyat.
7. Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh DPR, tetapi bila presiden melakukan
pelanggaran hukum, dapat dikenakan “Impeachment” yang pelaksanaanya
dilakukan oleh Hakim Tinggi dan tidak dilakukan oleh Parlemen.

Menurut Prof. Jimly Asshiddiqie, Sistem pemerintahan presidensiil yang


diadopsi oleh Undang-Undang Dasar 1945, memiliki 5 prinsip penting yaitu :
1. Presiden dan Wakil Presiden merupakan satu institusi penyelenggara
kekuasaan eksekutif Negara yang tertinggi dibawah Undang-Undang
Dasar 1945.
2. Presiden/WAkil Presiden dipilih oleh rakyat secar langsung dank arena itu
secara politik tidak bertanggung jawab kepada Majelis Permusyawaratan
Rakyat atau lembaga parlemen, melainkan bertanggung jawab langsung
kepada rakyat yang memilih.
3. Presiden/Wakil Presiden dapat dimintakan pertanggung jawaban secara
hukum apabila Presiden/Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum
dan konstitusi.
4. Para menteri adalah pembantu Presiden dalam menjalankan roda
pemerintahan.
5. Untuk membatasi kekuasaan Presiden yang kedudukanya dalam sistem
Presidensiil sangat kuat sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin
stabilitas pemerintahan, ditentukan pula masa jabatan presiden selama 10
tahun.

B. SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan yang parlemennya


memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal iniparlemen memiliki
wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat
menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak
percaya.
Menurut Aren Lijphat, (Political Scientist asal Belanda) yang ditulis oleh
Prof. Miriam Budiardjo dalam buku “Dasar-Dasar Ilmu Politik”, perkembangan
sistem parlementer ini pada umumnya melalui tiga fase, yaitu :

1. Pada awalnya pemerintahan dimpimpin oleh seorang raja yang bertanggung


jawab atas seluruh sistem politik atau kenegaraan.
2. Kemudian muncul sebuah majelis dengan anggota yang menentang hegemoni
dari seorang raja.

41
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

3. Majelis mengambil alih tangung jawab atas pemerintahan dengan bertindak


sebagai parlementer maka raja kehilangan sebagian besar kekuasaan
tradisionalnya.
Selain itu, Prof. Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa dalam sistem
parlementer dapat dikemukakan berdasarkan 6 ciri, yaitu :
1. Kabinet dibentuk dan bertanggung jawab kepada parlemen
2. Kabinet dibentuk sebagai satu kesatuan dengan tanggung jawab kolektif
dibawah perdana menteri.
3. Kabinet mempunyai hak konstitusional ntuk membubarkan parlemen
sebelum perriode berkerjanya berakhir.
4. Setiap anggota cabinet adalah anggota parlemen yang terpilih.
5. Kepala pemerintahan (Perdana menteri) tidak dpilih langsung oleh rakat
melainkan hanya dipilh menjadi salah seorang anggota perlemen.
6. Adanya pemisahan yang tegas antara kepala Negara dengan kepala
pemerintahan.

Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer, adalah :


1. Raja, Ratu, Presiden dan sebagainya adalah kepala Negara, dan kepala
Negara tidak bertanggung jawab atas kebijakan yang diambil oleh
kabinetnya.
2. Eksekutif atau cabinet bertanggung jawab kepaa legislative, dan cabinet
mengembalikan mandatnya kepada kepala Negara jika parlemen
mengeluarkan mosi tidak percaya kepada menteri tertentu atau seluruh
anggota cabinet.
3. Dalam sistem 2 partai, yang ditunjuk sebagai penyusun cabinet sekaligus
perdana menteri adalah ketua partai yang menang dalam pemilu,
sedangkan partai yang kalah menjadi oposisi.
4. Dalam sistem multi partai, penyusun cabinet harus membentuk cabinet
secara koalisi untuk mendapatkan dukungan kepercayaan dari parlemen.

C. SISTEM PEMERINTAHAN QUASI


Sistem pemerintahan quasi disebut juga sebagai basic/dasar dari sistem
pemerintahan presidensiil yang di satukan dengan sistem pemerintahan lain.
Artinya, Sistem pemerintahan quasi adalah sistem pemerintahan campuran/
gabungan dari sistem pemerintahan satu dengan sistem pemerintahan lainya.
Contoh Negara yang menggunakan sistem pemerintahan quasi adalah Perancis.

42
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB VI
LANJUTAN SISTEM
PEMERINTAHAN/
BENTUK
PEMERINTAHAN
NEGARA DAN
SUSUNAN NEGARA

PERTEMUAN KEENAM
[Rabu, 12 April 2017]

BAB VI

43
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

LANJUTAN SISTEM PEMERINTAHAN/BENTUK


PEMERINTAHAN NEGARA DAN SUSUNAN NEGARA
Rabu, 12 April 2017
(makeup class)

Menurut Budiyanto, dalam bukunya dasar-dasar Hukum Tata Negara


bahwa teori-teori bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih
menggabungkan bentuk Negara dan bentuk pemerintahan. Hal ini sejalan dengan
sependapat dengan Mac Iver dan Leon Duguit yang menyatakan bahwa bentuk
Negara sama dengan bentuk pemerintahan. Bahkan Prof. Padmo Wahyono, SH
berpendapat bahwa bentuk Negara Aristokrasi an Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan klasik, sedangkan monarki dan republic adalah bentuk
pemerintahan modern. 45

1. BENTUK PEMERINTAHAN MONARKI


Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang
penguasa monarki. Monarki atau sistem pemerintahankerajaan adalah sistem
pemerintahan tertua di dunia. Pada awal kurun ke-19, terdapat lebih 900 tahta
kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam abad ke-20. Monarki terdiri
dari :

 Monarki Absolut
 Monarki Konstitusional
 Monarki Konstitusional Parlementer

Kepala Negara disebut sebagai :

 Raja/Ratu (Arab Saudi, Swaziland, Thailand, Inggris Britania Raya,


Maroko, Spanyol)
 Emir (Kuwait, Qatar)
 Kaisar (Jepang)
 Pangeran (Monako)
 Haryapatih (Luksemburg)
 Sultan (Brunei, Oman)
 Yang Dipertuan-Agong (Malaysia), dan
 Paus (Vatikan Italia)

A. MONARKI ABSOLUT/MUTLAK

45
Budiyanto, “Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara”. Jakarta : Erlangga, 1998

44
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Monarki mutlak atau monarki absolut merupakan bentuk monarki yang


berprinsip seorang raja mempunyai kuasa penuh untuk memerintah negaranya.
Berbeda dengan sistem monarki konstitusional, perdana menteri dalam
kerajaan monarkimutlak hanya memainkan peranan simbolis. Contoh Negara
yang menggunakan Monarki Absolut :

 Brunei Darussallam
 Oman
 Qatar
 Saudi Arabia
 Swaziland
 Vatican

B. MONARKI KONSTITUSIONAL
Monarki konstitusional adalah sejenis monarki yang didirikan di bawah
sistem konstitusional yang mengakui Raja, Ratu, atau Kaisar sebagai kepala
negara. Monarki konstitusional yang modern biasanya menggunakan konsep trias
politica, atau politik tiga serangkai. Ini berarti raja adalah hanya ketua simbolis
cabang eksekutif. Jika seorang raja mempunyai kekuasaan pemerintahan yang
penuh, ia disebut monarki mutlak atau monarki absolut. Contoh Negara yang
menggunakan monarki konstitusional adalah :

 Australia
 Bhutan
 Kamboja
 Kanada
 Denmark
 Jepang
 Kuwait
 Malaysia

C. MONARKI KONSTITUSIONAL PARLEMEN


Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dimana kepala
negaranya seorang Raja, Ratu, Sultan, Emir atau Kaisar dan kepala
pemerintahanya dipegang oleh menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh
parlemen serta bertanggung jawabpun kepada parlemen. 46

2. SUSUNAN NEGARA

46
Budiyanto, “Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara”. Jakarta : Erlangga, 1998

45
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

 Unitery (Negara Kesatuan)


 Federasi/Federal (Perserikatan)
 Konfederasi

A. NEGARA KESATUAN (UNITERY)

Kedaulatan ke luar maupun ke dalam dari negara kesatuan sepenuhnya


dimiliki oleh pemerintah pusat. Tidak ada organisasi pemerintahan lain yang
berdaulat selain pemerintah pusat. Oleh karena itu, negara yang berbentuk
kesatuan hanya memiliki satu kepala negara yang dibantu jajaran mentrinya, atau
memiliki satu perlemen saja. Contoh dari negara kesatuan yakni Indonesia,
Belanda, Philipina, Jepang dan Itali.
Bentuk negara kesatuan merupakan kebalikan dari negara federal/ serikat.
Organisasi yang berada di bawah pemerintah negara berbentuk kesatuan
ditetapkan dan diatur oleh pemerintah pusat. Sementara itu, negara bagian yang
berada di bawah dasar hukum HAM negara serikat dapat membuat peraturan
sendiri untuk membentuk organisasi pemerintahan dibawahnya. Berikut adalah
ciri- ciri khusus dari negara berbentuk kesatuan untuk mempertegas perbedaannya
dengan negara serikat.

 Negara kesatuan hanya mempunyai satu pemerintah pusat dengan beberapa


daerah kekuasaan di bawahnya.
 Masing- masing negara kesatuan di dunia hanya memiliki satu bendera dan satu
Undang- Undang Dasar sebagai dasar hukumnya.
 Dalam pemerintahan negara kesatuan hanya memiliki 1 dewan perwakilan rakyat.
 Negara kesatuan hanya membuat satu kebijakan yang berkaitan dengan bidang
politik, sosial, ekonomi, dan keamanan.

B. PERSERIKATAN (FEDERAL/FEDERASI)

Bentuk negara pertama yang akan dipaparkan dalam pembahasan kali ini
adalah negara federal. Negara federal sering kali disebut dengan istilah negara
serikat. Negara federal dapat diartikan sebagai bentuk negara yang terdari dari
kumpulan beberapa negara bagian. Keseluruhan dari negara bagian tersebut diatur
dengan peraturan yang mengatur tentang pembagian kewenangan antara
pemerintah federal dan pemerintah negara bagian. Hal ini dapat diartikan juga
bahwa setiap negara bagian memiliki pemerintah dan konstitusi sendiri. Meski
demikian yang menjalankan hubungan internasional dengan pihak luar negeri
tetaplah menjadi kewenangan negara federal.

Setiap bentuk negara memiliki cirinya masing- masing. Begitu pula dengan
bentuk negara federal. Di bawah ini adalah beberapa ciri dari negara federal :

 Negara federal memiliki kedaulatan keluar dan ke dalam negara bagian atau yang
disebut dengan limitatif. Ini juga menegaskan bahwa negara bagian tidak

46
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

memiliki kedaulatan, tetapi kekuasaan sebenarnya tetaplah dimiliki oleh negara


bagian.
 Masing- masing negara bagian mempunyai pemerintahan sendiri termasuk kepala
negara beserta kabinetnya, serta anggota parlemen.
 Masing- masing negara bagian boleh membuat dasar hukumnya sendiri. Meski
demikian, dasar hukum dan peraturan yang dibuat oleh negara bagian harus
selaras dengan dasar hukum dari negara federal.
 Pengaturan hubungan negara dengan warga negara yang berada di wilayahnya
tidak dilakukan secara langsung melainkan melalui negara bagian. Hal tersebut
tidaklah berlaku untuk semua peraturan. Ada juga hubungan yang terjadi secara
langsung, misalnya dalam hal penyebutan jabatan kepala negara. Pendudukan
biasa menyebut istilah kepala negara untuk pemimpin negara federal, sedangkan
istilah gubernur digunakan untuk menyebut kepala negara bagian.

C. NEGARA KONFEDERASI

Negara konfederasi merupakan negara yang terbentuk dari perkumpulan


beberapa negara yang membuat perjanjian internasional yang berisi kewenangan
tertentu yang diberikan kepada konfederensi. Meskipun terbentuk dari gabungan
beberapa negara, negara konfederensi tidak sama dengan negara federal. Negara-
negara yang tergabung dalam konfederasi memiliki kedaulatan penuh, sedangkan
negara- negara bagian yang tergabung dalam negara federal tidak berdaulat,
sebagai berikut:

 Bentuk negara konfederasi hanya bertahan sampai abad 19 saja.


 Negara yang dulunya berbentuk konfederasi lama kelamaan beralih ke bentuk
federal, contohnya negara Swiss.
 Negara tersebut dulunya berbentuk konfederasi, tetapi sejak tahun 1848 Swiss
cenderung menggunakan sistem federal dimana hubungan internasional
diselenggarakan oleh pemerintah pusat.

 DESENTRALISASI
Pemberian wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

 DEKONSENTRALISASI
Pemerintah Pusat memperpanjang tangan/ jabatan kekuasaanya ke daerah.

 MADE-BEWIND
Pemerintah daerah diberikan tugas tertentuk untuk memungut pajak.

47
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB VII
SEJARAH
DEMOKRASI&
PERKEMBANGANYA
PERTEMUAN KETUJUH
[Rabu, 17 April 2017]

BAB VII

48
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

SEJARAH DEMOKRASI DAN PERKEMBANGANYA


Rabu, 17 April 2017

Demokrasi :
1. Langsung (Direct Democracy)
2. Tidak Langsung (Undirect Democracy)

Istilah "DEMOKRASI" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di


Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai
contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi
modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara. Kata "demokrasi" berasal
dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti
pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu
politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu negara. Demokrasi menempati posisi vital
dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara (umumnya
berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang
diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.47
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk
diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah
(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat
yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali
menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia. Demikian pula
kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan
tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan
membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus
akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan
akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara
operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara
tersebut.48

Adalah Bapak Demokrasi Dunia, lahir di


Jean-Jacques Rousseau: Jenewa, Swiss 28 Juni 1712. Seorang
filosofis besar pada abad pencerahan.

Adapun bapak demokrasi dunia lainya, adalah :

47 Demokrasi: sejarah, praktik, dan dinamika pemikiran, Saiful Arif 2006.


48
Pertemuan kedua, 15 Maret 2017. “Sejarah Benua Amerika Dan Demokrasi Di Dunia.”,

49
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

4. Abraham Lincoln (Amerika Serikat).


5. Nelson Mandela (Afrika Selatan), tokoh pergerakan penghapusan
Apherteid.49
6. Cleisthenes (Athena).

Demokrasi terbagi menjadi dua, yaitu :

DEMOKRASI

DEMOKRASI DEMOKRASI
SUBSTANSIAL PROSEDURAL

1. DEMOKRASI SUBSTANSIAL

Demokrasi ini sering disebut juga sebagai pendekatan maximalist atau


normative klasik. Menurut pendekatan ini, demokrasi tidak hanya menggunakan
dimensi politik akan tetapi juga dimensi social, ekonomi, budaya dan dimensi
lainya. Dengan kata lain yang dimaksud dengan Demokrasi mencakup semua hal
dalam kehidupan. Sebguah Negara dikatakan demokrasi jika rakyatnya terbebas
dari kemiskinan, kesenjangan, buta huruf dan kemelaratan. Logikanya, jika
masyarakat dalam suatu Negara mengalami kesenjangan social dan ekonomi akan
menghalangi masyarakat untuk memikirkan politik karena yang dipikirkan
hanyalah bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya. Asumsi dari demokrasi
substansial adalah jika keadaan ekonomi dan social suatu Negara bagus maka
akan diikuti dengan system demokrasi Negara tersebut. 50

49
Tempo, volume 20. BIOGRAFI : Nelson Mandela, a biography : Apharteid a political, by : Peter Limb, halaman 63.
50
Wordpress http://husnulchotimahr.blogspot.co.id/2015/10/demokrasi-substansial-dan-prosedural.html

50
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

2. DEMOKRASI PROSEDURAL

Sebutan lain untuk system ini adalah pendekatan minimalist atau procedural
electoral. Robert Dahl, Philippe Schmitter dan beberapa tokoh lainnya lebih
menekankan demokrasi pada tingkat procedural. Menurut pendekatan ini suatu
negara diakatakan demokrasi jika ada partisipasi rakyat terlibat dalam aktivitas
politik.51 Menurut Schumpeter, demokrasi adalah metode politik, mekanisme
unutk memilih pemimpin dengan banyak kandidat dan dalam kompetisi ini ada
yang menag da nada yang kalah. Keterlibat warga negara dalam memilih
pemimpinnya secara berkala atau periodic, jujur dan bebas adalah demokrasi
procedural. Menurut Robert Dahl, derajat ukuran demokrasi terletak pada adanya
partisipasi politik dan kompetisi politik serta kebebasan sipil dan politik. 52

Menurut Presien Amerika “Abraham Lincoln”, “Democracy is the government of


the people, by the people, for the people”, adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
demokrasi adalah sistem atau bentuk pemerintahan yang mana seluruh rakyat ikut
serta alias terlibat dalam menjalankan roda pemerintahan melalui wakil-wakil
rakyat yang telah dipilih oleh rakyat. Dengan adanya wakil rakyat, pandangan
hidup, gagasan, hak dan kewajiban, dan perlakuan yang sama bagi seluruh rakyat
dapat direalisasikan. Istilah lain dari Demokrasi adalah, “Vox populi vox Dei”
yang diterjemahkan sebagai “Suara rakyat adalah suara Tuhan” seolah-olah suara
rakyat tidak pernah salah. 53

 FRANCIS FUKUYAMA, Pakar Penasehat Politik Amerika


Telah memprediksi akan kejayaan demokrasi dalam bukunya yang berjudul “The End Of
History And The Last Man”.

 JJ ROUSSEAU, Bapak Demokrasi Dunia


Mengatakan bahwa “Demokrasi itu dibangun atas dasar dari suara terbanyak
(Mayoritas/Majority), dan bukan (Minoritas/Minority).

51
Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Hermailly Ibrahim&Muh. Koesnadi
52
Wordpress http://husnulchotimahr.blogspot.co.id/2015/10/demokrasi-substansial-dan-prosedural.html
53
Pertemuan kedua, 15 Maret 2017. “Sejarah Benua Amerika Dan Demokrasi Di Dunia.”,

51
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

MAYORITAS/ MAJORITY MUTLAK (Absolutisme Majority)


“adalah istilah suara terbanyak setelah memenuhi ukuran atau ketentuan
yang ditetapkan (Jumlah suara 2/4), atau setara dengan (60,66%)”.

MAYORITAS SEDERHANA Simple Majority


“Adalah mayoritas yang sederhana (50%+1)

MAYORITAS NISBI Relative Majority/Mayoritas yg


Dikualifikasikan
“Adalah mayoritas yang ditentukan persyaratanya untuk mencapai
keadaan tertentu (Quorum), setelah itu baru menentukan siapa yang
terbanyak/ pilihan mana yang terbanyak.

Contoh lain :

MPR
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

DPR DPD
DEWAN PERWAKILAN DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DAERAH

560 orang Tiap provinsi diwakili 4 orang


32 Provinsi x 4 orang = 128 orang

Total jumlah keseluruhan = 588 orang (pada th. 2014) dan sekarang bertambah
132 orang dari 34 provinsi.

2/3 Jumlah anggota MPR yang dihadiri


2
2/3 Harus setuju = 1 + 𝑥500 = 534
3

Mayoritas Kualisir

52
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB VIII
PEMBENTUKAN
PEMERINTAHAN
MENURUT SISTEM
PEMERINTAHAN
PRESIDENSIIL DENGAN
PARLEMENTER
PERTEMUAN KEDELAPAN
[Rabu, 17 Mei 2017]

53
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB VIII
PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN MENURUT
SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DENGAN
PARLEMENTER
Rabu, 17 Mei 2017

1. SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER


Pembentukan sistem pemerintahan menurut sistem parlementer adalah:
a. Multi Partij System (Sistem Multi Partai)
b. Bipartij System (Sistem 2 Partai)

A. MULTI PARTIJ SYSTEM (SISTEM MULTI PARTAI)


Adalah pengertian lainya dari sistem banyak partai, yang memiliki pola :

1. diadakanya 2. Yang terdiri dari 3. Berkoalisi(gabung)

PEMILU ANGGOTA KOALISI


PARLEMEN

 Berkuasa (The Rulling Partij)


[51% kursi di Parlementer/ lebih]
hasil suara lebih dari 51%

 Oposisi
[49% atau sekurang-kurangnya dari jumlah kursi di Parlement]
kurang dari 49%

yang berkuasa mempunyai


wewenang untuk menunjuk Bila melakukan ancaman atas dasar
atau membentuk Perdana Menteri tuduhan “mosi tidak percaya”atau
Dan membentuk cabinet koalisi yang dikenal dengan istilah “Vottum”

 “Vottum” hanya boleh dilakukan jika


mendapatkan izin dari Kepala Negara  Jika berhasil, Perdana Menteri akan jatuh
(Raja/Ratu, Emir, Sultan dllsb)  Jika gagal, maka Perdana Menteri tetap
bertahan dan menjalankan roda
pemerintahan

54
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

1. BIPARTIJ SYSTEM (SISTEM DUA PARTAI/SEDIKIT)

1. Diadakanya 2. Yang terdiri dari


1. BERKUASA
PEMILU ANGGOTA
PARLEMEN 2. OPOSISI

Cara kedua ini membentuk sistem pemerintahan yang lebih stabil, tidak
saling serang atau menjatuhkan antara yang satu dengan yang lainya. Sistem
pemerintahan ini digunakan oleh Negara Inggris, yang menggunakan Partai
Konservatif dan Partai Buruh, Partai Liberal Demokrat, serta Partai Nasionalis.

2. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL


Sistem Pemerintahan Presidensiil dipimpin oleh Presiden yang dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilu atau yang disingkat PILPRES “Pemilihan
Presiden”. Di Indonesia pada era orde baru (Rezim Soeharto) tidak adanya
Pilpres, kala itu presiden dipilih oleh MPR dan bukan dipilih oleh rakyat. MPR
tidak memilih presiden, melainkan menetapkan presiden. Berbeda dengan
sekarang, Rezim yang mengutamakan demokrasi yang langsung turun dari rakyat,
rakyat Indonesia kini mendapatkan hak suaranya secara bebas dan tanpa terikat
oleh siapapun juga.

1. Diadakanya 2. Dipilih langsung


MEMBENTUK
PEMILU RAKYAT KABINET

Kabinet Presidensial adalah kabinet pertama yang dibentuk di Indonesia


setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kabinet pertama
ini hanya bersifat formal saja dan belum bisa melaksanakan roda pembangunan
dan pemerintahan. Sistem presidensial (presidensiil), atau disebut juga dengan
sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan
legislative. Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat
dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan
politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden
melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat
masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena
pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan
menggantikan posisinya.

55
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB XI
DEMOKRASI DI
INDONESIA DAN
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
REPUBLIK INDONESIA
SECARA LUAS
BESERTA LEMBAGA-
LEMBAGA
NEGARANYA
PERTEMUAN KESEMBILAN
[Rabu, 17 Mei 2017]

56
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB IX
DEMOKRASI DI INDONESIA DAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA SECARA LUAS DENGAN LEMBAGA-
LEMBAGA NEGARANYA
Rabu, 17 Mei 2017
(makeup class)

Kegiatan :
1. Masuk kelas seperti biasa
2. Absen manual
3. Absen Online
4. Membahas tentang literature bab 5 tentang azas-azas
yang dianut oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang
didalamnya berisi tentang :
a. Azas Pancasila (Pancasilaisme)
b. Azas Kekeluargaan

1. SUMBER HUKUM FORMIL

 Undang-Undang
 Yurisprudensi
 Traktat
 Kebiasaan (Adat)
 Doktrin
 Perjanjian
SUMBER HUKUM :
2. SUMBER HUKUM
MATERIL

 Kemasyarakatan
 Pancasila

57
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Mengatakan, Hukum terbagi


Gnaeus Domitius Annius Ulpianus : menjadi dua yaitu Hukum
Publik&Hukum Private,

TRIAS POLITICA

INDONESIA AMERIKA

a. Disribution Of Power b. Separation Of Power


(Pembagian Kekuasaan) (Pemisahan Kekuasaan)

LEGISLATIF LEGISLATIF
 Rancangan Undang-Undang  Rancangan Undang-Undang
 Undang-Undang  Undang-Undang
 Mengesahkan  Mengesahkan
 Mengundangkanya  Mengundangkanya

EKSEKUTIF EKSEKUTIF
 Menjalankan Hukum  Menjalankan Hukum
 Menjalankan Roda Pemerintahan  Menjalankan Roda Pemerintahan
 Menciptakan Kestabilan  Menciptakan Kestabilan
 Menciptakan Politik dan  Menciptakan Politik dan
Keamanan Keamanan
 Kesejahteraan Rakyat  Kesejahteraan Rakyat

YUDIKATIF YUDIKATIF
 Memeriksa Perkara  Memeriksa Perkara
 Men-sidangkanya  Men-sidangkanya
 Memutuskan  Memutuskan
 Menghukum  Menghukum
 Menetapkan  Menetapkan

PANCASILA :
Menurut hukum, Pancasila hanya menyangkut tentang inti
dari sila nya saja untuk dijadikans sebagai dasar hukum di
Indonesia.

58
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

IVOR JENINGS :
dalam bukunya “The Law And The Constitution” yang berarti pemisahan
kekuasaan. Pemisahan kekuasaan terdiri dari dua, yaitu :

1. MATERIIL :

 [LEGISLATIF]

 [EKSEKUTIF] Sangat tegas dalam


pembagian kekiasaan
 [YUDIKATIF]

2. FORMIIL :

 [LEGISLATIF]

 [EKSEKUTIF] Tidak tegas dan agak samar


dalam pembagian kekuasaan.
 [YUDIKATIF]
Menurut Jhon Locke, Kekuasaan Negara dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Legislatif
2. Eksekutif
3. Federatif

Yang pada perkembanganya kemudian dikembangkan oleh Montesquie


menjadi :

1. Legislatif
2. Eksekutif
3. Yudikatif

Masing-masing memiliki tugasnya tersendiri dan tidak dapat dipisahkan


ataupun disatukan. Sebab kekuasaan tersebut sangat erat kaitanya karena
menciptakan kestabilan dalam menjalankan roda pemerintahan. Masing-masing
memiliki tugas sebagai berikut :

1. Legislatif :
 Membuat Rancangan Undang-Undang (RUU)
 Mengesahakn RUU
 Kemudian mengundangkanya/menyusunya

2. EKSEKUTIF
 Menjalankan Undnag-Undang

59
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

 Menciptakan Kestabilan
 Menjalankan Roda Pemerintahan
 Menciptakan Politik & Kesejahteraan Rakyat

3. YUDIKATIF
 Memeriksa Perkara
 Mengundangkanya

5 Negara pendiri PBB

1. Amerika Serikat Kelima tersebut memiliki hak VETO,


2. Inggris Batalnya Undang-Undang.
3. Perancis
4. Republik Rakyat Cina
5. Uni Soviet/Russia

Kewenangan Kekuasaan :

1. LEGISLATIF
Hak Veto (ancaman) agar batalnya undang-undang.

2. EKSEKUTIF
Grasi, Amnesti, Abolisi, Rehabilitasi dll

3. YUDIKATIF
Judical Refrendum

Hak Istimewa Presiden :


 Grasi : Mengurangi hukuman seseorang, bahkan penghapusan
hukuman seseorang.
 Amnesti : Pengampuan terhadap orang yang diyakini bersalah.
 Abolisi : Hak untuk memberhentikan Penyidikan, atau tuntutan.
 Rehabilitasi : Pembersihan nama baik untuk seseoarng yang pernah
dinyatakan bersalah namun dia tidak bersalah.

60
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB X
PEMISAHAN
KEKUASAAN
(SEPARATION OF
POWER) DAN
PEMBAGIAN
KEKUASAAN
(DISTRIBUTION OF
POWER)
PERTEMUAN KESEPULUH
[Rabu, 24 Mei 2017]

61
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB X
PEMISAHAN KEKUASAAN (SEPARATION OF POWER)
DAN PEMBAGIAN KEKUASAAN (DISTRIBUTION OF
POWER)
Rabu, 24 Mei 2017

Pada dasarnya, Separation Of Power harus tetap dijalankan. Separation of


power_ istilah ini paling sering dikemukakan oleh beberapa penulis yang
mengkhususkan pada pengkajian lembaga Negara yang pokok, dalam suatu
Negara seperti legislatif, judikatif dan legislatif. Separation of power merupakan
teori pemisahan kekuasaan yang dicetuskan oleh Montesquieu (1689 -1755),
bahwa dalam suatu sistem pemisahan kekuasaan itu harus
terpisah (separation), baik mengenai fungsi (tugas) maupun mengenai alat
kelengkapan Negara yang melaksanakan:
1. Kekuasaan legislatif, dilaksanakan oleh suatu perwakilan rakyat (Parlemen).
2. Kekuasaan eksekutif, dilaksankan oleh pemerintah (Presiden atau Raja
dengan bantuan Menteri-menteri)
3. Kekuasaan yudikatif, dilaksanakan oleh badan peradilan (Mahkamah Agung
dan pengadilan di bawahnya).

Di Negara Indonesia pasca amandemen UUD NRI Tahun 1945. Meskipun


Jimli Asshiddiqie mengatakan bahwa saat ini kita menganut system separation
power yang menganut prinsip check and balance. Juga pada kenyataannya kita
tetap menganut antara separation of power dengan distribution of power. Dengan
berpatokan pada pembagian pembagian kekuasaan sebagaimana yang
dikemukakan oleh Arthur Mass Di tingkat horizontal hubungan antara eksekutif,
legislative dan judikatif tetap terjadi pemisahan dari segi kewenangan masing-
masing. Sedangkan istilah pembagian kekuasaan berlaku dalam hubungan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah merupakan konteks pengertian yang
bersifat vertical sebagimana yang ditegaskan dalam pasal 18 UUD NRI tahun
1945.

Terdiri dari dua bagian :


UUD 1945 1. Pembukaan
2. Pasal-Pasal

(Mengalami 4x Amandemen)
 1999
 2000
 2001
 2002

62
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

LIBERALISME NACHTWACHTER STAAT

(Menentang)

1. Monarki Absolut
2. Monarki Konstitusional
ABSOLUTISME
3. Monarki Konstitusional
Parlementer

(King/Raja)
Pecah menjadi
(Runtuh)

REPUBLIK

(Presiden)

Buatlah daftar nama-nama cabinet

TUGAS Indonesia secara lengkap disertai dengan


gambar, di print kemudian dikumpulkan
minggu depan.

63
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB XI
SISTEM
PEMERINTAHAN
INDONESIA, SEBELUM
KEMERDEKAAN
SAMPAI TAHUN 1966,
1988, REFORMASI
HINGGA SAAT INI
PERTEMUAN KESEBELAS
[Rabu, 29 Mei 2017]

64
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

BAB XI
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA, SEBELUM
KEMERDEKAAN SAMPAI TAHUN 1966, 1998,
REFORMASI HINGGA SAAT INI
Rabu, 29 Mei 2017

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

1. Sebelum Kemerdekaan
2. Seputar Kemerdekaan
3. Setelah Kemerdekaan
 1945 – 1966
 1966 – 1988
 1998 – Sampai Sekarang

1. PASCA SEBELUM KEMERDEKAAN


Kongres Indonesia pada tahun 1924, hingga sampai pada saat kongres
sumpah pemuda, Nama Indonesia sudah disebut sebutkan bahkan sudah
dipersiapkan. Bangsa Belanda perytama kali menemui Indonesia di Aceh tepatnya
kerajaan Samudera Pasai yang pada saar itu Nama INdoneisa adalah
Netherlandsdie” atau Hindia Belanda.

2. SEPUTAR KEMERDEKAAN
Sistem pemerintahan awal yang digunakan oleh Indonesia adalah sistem
pemerintahan presidensial. Namun, seiring datangnya sekutu dan dicetuskannya
Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 November 1945, terjadi pembagian
kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan lainnya masih tetap
dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945. Berdasarkan
Maklumat Pemerintah 14 November 1945 ini, kekuasaan eksekutif yang semula
dijalankan oleh presiden beralih ke tangan menteri sebagai konsekuensi dari
dibentuknya sistem pemerintahan parlementer.
Adanya Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dengan delegasi
Belanda menghasilkan keputusan pokok bahwa kerajaan Balanda mengakui
kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali
kepada RIS selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949. Dengan
diteteapkannya konstitusi RIS, sistem pemerintahan yang digunakan adalah
parlementer. Namun karena tidak seluruhnya diterapkan maka Sistem
Pemerintahan saat itu disebut Parlementer semu

65
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

3. SETELAH KEMERDEKAAN
Indonesia pada era pasca setela kemerdekaan sempat mengalami titik sulit
dimana pemerintah belum menemukan sistem pemerintahan yang cocok buat
Indonesia. Indonesia sempat merakasakan menggunakan sistem pemerintahan
Parlemeter, bhkan pada saat itu Indonesia sempet berkali-kali mengganti Perdana
Menteri lantaran telah terjadi “Mosi Tidak Percaya” yang menyebabkan stabilitas
pemerintahan kacaau hingga menjatuhkan perdana menterinya.

Pada tahun ini, SIdang MPRS (Majelis Permusyawaratan

1968 PErwakilan Rakyat Sementara) untuk perkara pergantian


presiden dari tangan Soekarno ke tangan Soeharto.

Padarezim orde baru,dibentuklah badan keamanan untuk memberikan


pengetahuan, doktrin dll kepada masyarakat agar menciptakan rasa nasionalis
yang tinggi dan cinta akan tanah air. Badan ini disebut juga sebagai BP7 (Badan
Pengelola dan Pelaksana, Pentaatan, Pengkhayatan, dan Pengamattan Pancasila).

BP7 pernah mengalami peruabahan, yaitu menjadi P4. (Pentaatan, Pengkhayatan,


Dan Pengamalan Pancasila).

Soeharto memegan alih kekuatan Negara dengan


1966 - 1998 mengandalkan pada tingkat militer yang dimiliki
Indonesia.

Soeharto membuat gerakan rahasia, serta membentuk time


lit untuk membunuh preman trmasuk orang yang bertato.
1983 Disinilah sifat otoriter presiden kedua soeharto mulai
Nampak dan membuat rakyat menjadi ketakutan dan
merasakan ketidak nyamanan.

Hingga terjadilah krisis serta kekacauan baik dari segi ekonomi, politik
maupun sosioologi. Pada tahun 1998, terjadilah demo besar2an yang dikalukan
oleh mAhasiswa yang dibantu oleh masyarakat.

66
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Moh. Ksnardi S.H & Hermaily
Ibrahim S.H.PT. ‘Sastra Hudaya’ terbitan ke tiga (disempurnakan) tahun 1980.

Demokrasi: sejarah, praktik, dan dinamika pemikiran, Saiful Arif 2006.

Tempo, volume 20. BIOGRAFI : Nelson Mandela, a biography : Apharteid a


political, by : Peter Limb, halaman 63.

“Hukum Tata Negara Indonesia”, Moehammad Fauzan S.H., M.H., cetakan


Surabaya; 2009.

“Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara” Budiyanto, Jakarta : Erlangga, 1998.


“Perdebatan Hukum Tata Negara”, Prof. Mahfud MD, penerbit Rajawali Pers/
Raja Grafindo Persada; 2014.

“Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [KUHP], R. Soesilo, perihal “BAB. I


Pendahuluan” cetakan ulang 1991, Bogor.

Catatan pertemuan pertama, dan https://www.wikipedia/ilmuhukum.

Barents dalam bukunya De Wetenshap der Politiek “TriasPolitica” (De


wetenschap der politiek is de wetenshcap diehetDe institutionalisering van de
wetenschap der politiek Enkele kleinigheden In het vorige hoofdstuk heb ik laten
zien wat onder de naam 'wetenschap der .....).

Ilmu Negara, Prof. H. Abu Daud Busroh, S.H., Bab. I Pendahuluan perilah
“Peristilahan dan Batasan” hal.2.

Pengantar Hukum Tata Negara Moh. Kusnardi S.H dan Hermaily Ibrahim S.H.

Pengantar Ilmu Hukum R Soeroso - 1993 - Sinar Grafika


(Syam, 2007: 110).

Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Hermailly Ibrahim&Muh. Koesnadi

Wordpress:http://husnulchotimahr.blogspot.co.id/2015/10/demokrasi-substansial-
dan-prosedural.html
Pertemuan kedua, 15 Maret 2017. “Sejarah Benua Amerika Dan Demokrasi Di
Dunia.”,

Google scholar/Sejarah Indonesia

67
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

http://www.bilvapedia.com/2016/07/sejarah-pembentukan-
ppki.html#.WWw2PtPyjPA

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Holly See (Vatican City)”CIA—The World Factbook.

Google scholar/Sejarah Indonesia

Arbi Sanit. (1981). Sistem Politik Indonesia Kestabilan Peta Kekuatan


Politik dan Pembangunan. Jakarta: Rajawali.

David E. After (1970). Pengantar Analisis Politik. Jakarta: Rajawali.

Easton, David. (1971). A System Analysis of Political Life. New YorkLondon,


Sydney: John Wiley & Sons Inc.

Kranenburg. (1950). Ilmu Negara Hukum. Terjemahan. Mr. Tk. B.


Sabaroedin.

Moch. Kusnadi, dkk. (1983). Pengantar Hukum Tata Negara. Jakarta: Pusat
Studi Hukum tata Negara UI.

M. Solly Lubis. (1993). Ketatanegaraan Republik Indonesia. Bandung:


Mandar Maju.

Satjipto Rahardjo. (1991). Ilmu Hukum Tata Negara, Bandung; Citra Aditya.
Sjachran Basah. (1987). Ilmu Negara (Pengantar, Metode, dan Sejarah
Perkembangan). Bandung: Alumni.

Soehino. (1983). Ilmu Negara, Yogyakarta Liberty.

Suwarma Almuchtar. (1999). Peradilan Tata Usaha Negara Bandung:


Epsilon.

___________. (1999). Pengantar Studi Hukum Tata Negara. Bandung: Gelar


Pustaka Mandiri.

___________. (1999). Pengantar Studi Hukum Tata Negara. Bandung: Gelar


Pustaka Mandiri.

___________. (2000). Pengantar Studi sistem Politik. Bandung: Gelar


Pustaka Mandiri.

PKNI4206/MODUL 1 1.49

68
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

___________. (2001). Revitalisasi Pendidikan Demokrasi dan ilmu Hukum


Tata Negara. Pengukuhan Guru Besar, UPI, Bandung.

Strong, C.F. (1960). Modern Political Constitution: An Introduction to the


Comparative Study of Their History and Existing From. London:
Sidgwick & Jackson, Ltd.

Padmo Wahyono. (1984). Penghimpun Masalah Ketatanegaraan di


Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

M. Solly Lubis. (1993). Ketatanegaraan Republik Indonesia. Bandung:


Mandar Maju.

Satjipto Rahardjo. (1991). Ilmu Hukum Tata Negara, Bandung; Citra Aditya.
Sjachran Basah. (1987). Ilmu Negara (Pengantar, Metode, dan Sejarah
Perkembangan). Bandung: Alumni.

Easton, David. (1971). A System Analysis of Political Life. New YorkLondon,


Sydney: John Wiley & Sons Inc.

Kranenburg. (1950). Ilmu Negara Hukum. Terjemahan. Mr. Tk. B.


Sabaroedin.

Moch. Kusnadi, dkk. (1983). Pengantar Hukum Tata Negara. Jakarta: Pusat
Studi Hukum tata Negara UI.

Arbi Sanit. (1981). Sistem Politik Indonesia Kestabilan Peta Kekuatan


Politik dan Pembangunan. Jakarta: Rajawali.

David E. After (1970). Pengantar Analisis Politik. Jakarta: Rajawali.

Demokrasi: sejarah, praktik, dan dinamika pemikiran, Saiful Arif 2006.

Tempo, volume 20. BIOGRAFI : Nelson Mandela, a biography : Apharteid a


political, by : Peter Limb, halaman 63.

“Hukum Tata Negara Indonesia”, Moehammad Fauzan S.H., M.H., cetakan


Surabaya; 2009.

“Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara” Budiyanto, Jakarta : Erlangga, 1998.


“Perdebatan Hukum Tata Negara”, Prof. Mahfud MD, penerbit Rajawali Pers/
Raja Grafindo Persada; 2014.

Satjipto Rahardjo. (1991). Ilmu Hukum Tata Negara, Bandung; Citra Aditya.
Sjachran Basah. (1987). Ilmu Negara (Pengantar, Metode, dan Sejarah
Perkembangan). Bandung: Alumni.

69
Czontitution Law Of Republic Indonesia
University of Esa Unggul

Soehino. (1983). Ilmu Negara, Yogyakarta Liberty.


Suwarma Almuchtar. (1999). Peradilan Tata Usaha Negara Bandung:
Epsilon.
___________. (1999). Pengantar Studi Hukum Tata Negara. Bandung: Gelar
Pustaka Mandiri.
___________. (2000). Pengantar Studi sistem Politik. Bandung: Gelar
Pustaka Mandiri.

“Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara” Budiyanto, Jakarta : Erlangga, 1998.


“Perdebatan Hukum Tata Negara”, Prof. Mahfud MD, penerbit Rajawali Pers/
Raja Grafindo Persada; 2014.

“Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [KUHP], R. Soesilo, perihal “BAB. I


Pendahuluan” cetakan ulang 1991, Bogor.

Catatan pertemuan pertama, dan https://www.wikipedia/ilmuhukum.

Barents dalam bukunya De Wetenshap der Politiek “TriasPolitica” (De


wetenschap der politiek is de wetenshcap diehetDe institutionalisering van de
wetenschap der politiek Enkele kleinigheden In het vorige hoofdstuk heb ik laten
zien wat onder de naam 'wetenschap der .....).

Ilmu Negara, Prof. H. Abu Daud Busroh, S.H., Bab. I Pendahuluan perilah
“Peristilahan dan Batasan” hal.2.

Pengantar Hukum Tata Negara Moh. Kusnardi S.H dan Hermaily Ibrahim S.H.

Pengantar Ilmu Hukum R Soeroso - 1993 - Sinar Grafika


(Syam, 2007: 110).

Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Hermailly Ibrahim&Muh. Koesnadi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Holly See (Vatican City)”CIA—The World Factbook.

Google scholar/Sejarah Indonesia

Arbi Sanit. (1981). Sistem Politik Indonesia Kestabilan Peta Kekuatan


Politik dan Pembangunan. Jakarta: Rajawali.

Strong, C.F. (1960). Modern Political Constitution: An Introduction to the


Comparative Study of Their History and Existing From. London:
Sidgwick & Jackson, Ltd.

70

Anda mungkin juga menyukai