Sediaan Farmasi
Sediaan Farmasi
Syarat : halus,kering,homogogen
b. terbagi-bagi : PULVERES
a. penyebaran obat lebih luas dan lebih cepat daripada sediaan kompak
(tablet dan kapsul)
d. jumlah volume obat yang tidak praktis /sukar dapat diberikan dalam
bentuk pulvis
- Contoh :
Bismuth subnitrat 24
Kaolin 45
Phenobarbital 0,4
m.f.pulv s.t.d.d.1.Ct
Cara pembuatan :
- Pemakaian serbuk dipakai untuk obat dalam (peroral) dan obat luar
- pemakaian luar
SERBUK TABUR/PULVIS
ADSPERSORIUS (DUSTING POWDER)
Serbuk ringan untuk penggunaan permukaan topikal,dapat dikemas dalam
wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan
pada kulit.
- Umumnya harus lewat ayakan 100 mesh à agar tidak menimbulkan iritasi
pada bagian yang peka. (1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi ada 100
lubang)
PULVERES
Serbuk yang terbagi dalam bobot yang sama,dibungkus menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
Contoh :
- Perhitungan dosis
b. Cara membungkus :
Jenis Tablet
May15
a. Tablet Kempa
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah
ke dalam lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan
kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada
kekuatan yang diberikan.
2. Tablet rektal
3. Tablet vaginal
4. Tablet implantasi
Berdasarkan Penyalutan :
1. Tablet polos
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang
biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan
eksipien seperti:
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi
tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan.
Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya dapat memisahkan
zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).
c. Tablet Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh
yang paling umum adalah tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa
yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi
asam, tetapi terlarut dalam usus halus. Contoh lain adalah tablet veteriner
yang ditunda pelepasan zat aktifnya sampai di kolon.
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik
berwarna maupun tidak. Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan
udara (O2, lembab), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan
penampilan tablet.
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari
bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran
cerna.
g. Tablet Effervescent
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena
mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.
Keuntungan tablet efervesen adalah kemungkinan penyiapan larutan dalam
waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang tepat. Kerugiannya
adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
h. Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah
di mulut sebelum ditelan. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk
memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah
kepada anak-anak atau orang tua, yang mungkin sukar menelan obat utuh.
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi dan
pipi. Biasanya keras dan digunakan untuk zat aktif hormon. Bekerja
sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang
lama (secara perlahan biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit).
b. Tablet Sublingual
Adalah bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut.
Digunakan untuk memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan.
Bentuk tablet ini umumnya digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan
atau megurangi batuk pada influenza. Kedua bentuk ini dapat mengandung
anestetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astringen
dan antitusif. Kedua jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur di dalam
mulut tetapi larut perlahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang.
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan
di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya
untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi
dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan secara
perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan melepaskan
suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum digunakan adalah Na
bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino. Tablet dirancang dapat larut atau
terkikis secara perlahan dalam j angka waktu 20 – 40 menit.
a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal
(dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina
yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya
mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam
vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan
sistemik.
• Tablet Implantasi/Pelet
b. Tablet Hipodermik
c. Tablet Dispensing
http://blog.pharmacy-science.com/farmasetika/jenis-tablet-part-2.html
February 10, 2011
September5
1. Granulasi basah
Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab
dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena
sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
2. Granulasi kering
Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif
yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban
3. Kempa langsung.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi dimana zat
aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang
kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab.
Metode ini dilakukan jika terdapat dua atau lebih zat aktif yang akan
dibuat dalam satu sediaan tablet dan kedua atau lebih zat aktif tersebut
memiliki sifat yang berbeda.
http://blog.pharmacy-science.com/farmasetika/metode-pembuatan-
tablet.html
2011-02-10
September23
http://blog.pharmacy-science.com/farmasetika/metode-kempa-
langsung.html
2011-02-10
September15
http://blog.pharmacy-science.com/farmasetika/metode-granulasi-
kering.html
2011-02-10
August20
http://blog.pharmacy-science.com/farmakognosi/penetapan-susut-
pengeringan.html
2011-02-10
Penetapan Bahan Organik Asing
August18
http://blog.pharmacy-science.com/farmakognosi/penetapan-bahan-
organik-asing.html
2011-02-10
August13
Penetapan Kadar Sari pada simplisia meliputi penetapan kadar sari yang
larut dalam air dan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol,
prosedurnya sebagai berikut :
http://blog.pharmacy-science.com/farmakognosi/penetapan-kadar-
sari.html
2011-02-10
August12
Penetapan kadar abu pada simplisia meliputi penetapan kadar abu total,
penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam, penetapan kadar abu
yang larut air.
Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu, dididihkan dengan 25 mL air
selama 5 menit, dikumpulkan bagian yang tidak larut, disaring melalui krus
kaca masir atau kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas dan
dipijarkan selama 15 menit pada suhu tidak lebih dari 450 oC, sampai bobot
tetap, ditimbang. Perbedaan bobot sesuai dengan jumlah abu yang larut
dalam air. Kadar abu yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang
dikeringkan di udara .
http://blog.pharmacy-science.com/farmakognosi/penetapan-kadar-abu-
simplisia.html
2011-02-10
Go!
Home
Kumpulan Puisi
Tentang Blog ini
Cangkang Kapsul
PILULAE
R/ Aminophyllin 0,05
Coffein 0,05
M f pil dtd no LX
S b d d II pil
Pro: Ny. Lies
Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih
bahan obat.sebagai zat tambahan adalah sebagai berikut:
Zat pengisi : akar manis atau bahan lain yang cocok.
Zat pengikat : sari akar manis, gum akasia, tragacan, ampuran bahan
tersebut, atau bahan lain yang cocok.
Zat pembasah : air, sirop, madu, campuran bahan tersebut atau bahan lain
yang cocok.
Zat penabur : likopodium atau talk, atau bahan lain yang cocok.
Zat penyalut : perak, balsam tolu, keratin, sirlak, kolopodium, gelatin, gula,
atau bahan lain yang cocok.
( Anonim, 1997, Farmakope Indonesia, Edisi III, 23 )
CARA PEMBUATAN
Dibuat masa pil dengan mencampur serbuk obat, zat pengisi dan zat
pengikat dan digerus yang halus. Setelah campuran serbuk ditetesi dengan
pembasah, biasanya digunakan Aqua Glycerinata sambil digerus dan
ditekan sampai diperoleh masa yang saling mengikat dan plastis. Pemberian
Aqua Glycerinata dapat mencegah pil pada penyimpan tidak terlalu
mengeras, karena gliserin tidak mudah menguap.
Tetapi pemberian Aqua Glycerinata jangan terlalu kebanyakan agar pil
tidak menjadi lembek.
Untuk memperoleh pil yang baik bukan karena pemberian zat pembasah
yang berlebihan tetapi tergantung cara penggerusan dan cara penekanan
pada masa yang baik.
Sebagai pembasah dapat pula digunakan sirupus simplex atau ekstrak
kental.
Setelah terbentuk masa pil dibuat batang dengan cara digulung-gulung
dengan papan kayu yang datar pada alat papan pil lalu dipotong menurut
panjang batang masa pil yang sama. Lalu batang ini digulung-gulungkan
sampai panjang tertentu dan dipotong dengan pisau pemotong yang ada
pada alat papan pil, akhirnya pil yang belum bulat itu digelinding-
gelindingkan pada papan pembulat pil supaya bulat. Pada alat papan pil
biasanya terdapat 30 lubang kanal dan pada pembuatan pil supaya
menyesuaikan besarnya pil dengan lubang kanal tersebut.
Untuk mencegah masa pil melekat pada alat, maka papan ditaburi dengan
lycopodium yang merupakan lapisan tipis agar pil tidak berbintik.setelah pil
menjadi bulat akhirnya digelinding-gelindingkan pada papan pembulat pil
dengan dilapisi Lyopodium yang lebih tebal supaya diperoleh pil dengan
lapisan lycopodium yang rata dan akhirnya pil dihitung melalui pada alat
pembuat pil.
( Anief, 1990, Ilmu Meracik Obat Praktek dan Teori ).
I. KETERANGAN
1. Khasiat sinergis, lihat buku DM
2. Pengisi, pengikat, pembasah yang digunakan.
V. KHASIAT
VI. KESIMPULAN
Diposkan oleh Sri Suwarni, S.Si., Apt.
di 01.27
Label: PILULAE
http://praktikumresepbuwarni.blogspot.com/2009/10/pilulae.html
2011-02-10
PULVERES
I. DEFINISI
Pulveres atau Serbuk bagi adalah serbuk yang dibuat dalam bobot yang
lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang
mudah meleleh atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau
kertas yang mengandung lilin kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Serbuk diracik dengan cara
mencampur bahan obat satu per satu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari
bahan obat yang jumlahnya sedikit. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg
atau jumlah tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran
menggunakan zat tambahan yang cocok.
1. Dilihat dulu resep tersebut, berarti harus buka resep standard terlebih
dahulu yaitu dari Formularium Nasional ( Fornas ).
2. Coffeini Ergotamini Pulveres
- Ergotamin Tartras 1 mg - Coffein 100 mg
3. Karena ergotamin jumlahnya terlalu kecil dan tidak dapat ditimbang
(karena penimbangan terkecil adalah 50 mg), maka dilakukan
pengenceran = trituratio.
4. Trituratio Ergotamin Tartras: yaitu bahan obat dikalikan hingga bobot
terkecil yang bisa ditimbang yaitu 50 mg. misalnya Trituratio Ergotamin
tartras (1 = 5) berarti penimbangan akhirnya adalah 10 mg x 5 = 50 mg
Pembuatannya adalah 50 mg Ergotamin Tartras ditambah laktosa ad
250mg ( dari 50 mg x 5 ) dan ditimbang = 50 mg sisanya dibungkus dan
diberi tanda “ sisa trituratio Ergotamin Tartras dalam laktosa ( 1 = 5 ) ”
dibungkus dalam kertas yang sudah diberi identitas terlebih dahulu,
jika tidak maka kertas akan berlubang dan serbuknya tumpah keluar.
5. Boleh juga pengenceran 1 = 10 , langkahnya sama yaitu timbang
Ergotamin Tartras 50 mg ditambahkan laktosa ad 500 mg. dan
ditimbang = 100 mg.
6. Kerasionalan sediaan pulveres untuk pasien dewasa ditanyakan, tetapi
jika dilihat dari dosis lazimnya dan khasiatnya maka resep ini memang
untuk Nyonya, tetapi tetap perlu ditanyakan kerasionalan bentuk
sediaannya ditanyakan apakah memang dikehendaki pulveres.
7. Untuk serbuk bagi ada ketentuan massa serbuknya yaitu untuk anak-
anak 250 mg, dan dewasa antara 500 mg - 1 g jadi perhitungan massa
atau bobot serbuk adalah:
PERHITUNGAN DOSIS
Jadi bila perhitungan pemakain tidak melebihi DM, maka mulai dihitung
jumlah obat yang ditimbang yaitu bahan obat dikalikan 10.
- Ergotamin Tartras 1 mg } x 10 = 10 mg - Coffein 100 mg } x 10 = 1000 mg
= 1g Perhitungan massa/bobot serbuk untuk dewasa: 500 mg x 10 = 5000
mg Jumlah Ergotamin Tartras trituratio = 100 mg Jumlah Coffein : 100
mg x 10 = 1000 mg Jumlah laktosa yang ditambahkan = 3900 mg
CARA PEMBUATAN
Apotek NUSAPUTERA
Jl. Medoho III/2 Telp (024) 6747557 Semarang Apoteker: Dra. Karsini,
S., Apt SIK: 505 / SIA / 96 No. Smg, Karina Tiga kali sehari satu bungkus
Paraf AA TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER KHASIAT
Unguentum M
Manufacture
Main use Active ingredient
r
Cetostearyl alcohol, glyceryl monostearate,
Dry, scaly skin
saturated neutral oil, liquid & white soft Crookes
disorders
paraffin
Not to be used in
Known sensitivity or allergy to any ingredient
This medicine should not be used if you are allergic to one or any of its
ingredients. Please inform your doctor or pharmacist if you have
previously experienced such an allergy.
If you feel you have experienced an allergic reaction, stop using this
medicine and inform your doctor or pharmacist immediately.
Medicines and their possible side effects can affect individual people in
different ways. The following are some of the side effects that are
known to be associated with this medicine. Because a side effect is
stated here, it does not mean that all people using this medicine will
experience that or any side effect.
The side effects listed above may not include all of the side effects
reported by the drug's manufacturer.
For more information about any other possible risks associated with this
medicine, please read the information provided with the medicine or
consult your doctor or pharmacist.
http://www.netdoctor.co.uk/medicines/100002673.html
2011-02-10
UNGUENTUM
R/ Salep 2 – 4 10
Adde
Dysfungal cr 1 tube
M f da S u e
Pro: Anna
Homogenitas jika dioleskan pada sekeping kaa atau bahan transparan lain
yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
( Anonim, 1997, Farmakope Indonesia, Edisi III hal 33 ).
I. KETERANGAN
IV. KHASIAT
V. KESIMPULAN
Sebagai obat anti gatal /obat gatal-gatal ( Pruritus ) yang disebabkan
karena jamur dan bakteri
Rasa gatal adalah suatu sensasi yang rumit, dapat disebabkan oleh
gangguan fisiologis atau psikologis yang belum sepenuhnya dapat
dimengerti.
Penyebab : Sengatan serangga, biang keringat, biduren atau kaligata,
alergi kulit atau eksim juga karena jamur. ( Kelainan primer pada kulit ).
Gejala : rasa gatal, kulit kadang-kadang kecil atau bintil besar dan kulit
melepuh.
Komplikasi : karena gatal maka penderita akan menggaruk. Akibat ini
terjadi komplikasi atau penyakit sebagai berikut: kulit lecet dan berdarah,
timbul infeksi oleh bakteri. ( Kompendia 109 ).
Diposkan oleh Sri Suwarni, S.Si., Apt.
di 01.50 0 komentar
Label: UNGUENTUM
http://praktikumresepbuwarni.blogspot.com/search/label/UNGUENTUM
2011-02-10
Hidrocortison Cream
Iter 3 X
R/ CAF 2%
Cortison Asetat 0,5 %
M f cream 5 g
Sue
Pro: Joni
I. KETERANGAN
1. Iter 3 x berarti pasien berhak mendapatkan copy resep
2. Cream tanpa keterangan lain menggunakan basis cream.
3. CAF= Chlorampenicol = tidak perlu diganti esternya karena
untuk pemakaian luar.
Kelarutan Chlotamphenicolum : sukar larut dalam air, mudah
larut dalam etanol.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
4. Lapor: Cortisoni Asetas untuk pemakaian luar tidak berkhasiat.
5. Cortisoni Asetas BM 402,49
Cortisone adalah derivate keto dari kortisol yang responsnya
dari usus lebih baik dan cepat. Cortisone sendiri tidak aktif,
tetapi dalam hati diubah menjadi kortisol. Cortisone tidak
dapat digunakan local karena dikulit tidak terjadi perubahan
enzimatis menjadi kortisol.
6. Hydrocortison Asetas BM 404,50.
Hydrocortison Asetas = kortisol resorbsinya ke dalam kulit
lebih baik daripada esterasetat, efeknya juga lebih cepat.
7. Maka Usul cortisone diganti menjadi Hydrocortison Asetas =
kortisol.
8. Alasan: untuk menjadi berkhasiat cortisone harus melalui proses
metabolism dihati, sedangkan untuk pemakaian luar tidak
melalui proses tsb, maka tidak akan berkhasiat maka diganti
dengan obat sederivat yang lebih efektif untuk pemakaian luar
yaitu Hydrocortison Asetas .
9. Menanyakan apakah jumlah Hydrocortison Asetas disetarakan
dengan cortisone
Dengan pertimbangan BM, yaitu:
10. BM Hydrocortison Asetas = 404,50 perbandingan tidak
terlalu bermakna
BM Cortisoni Asetas 402,49
Maka jumlah Hydrocortison Asetas dianggap sama dengan
cortisone
CAF 2% x 10 = 0,2
V. KHASIAT
CAF : antibiotika
Cortison Asetat : antiinflamasi, antialergi
Diposkan oleh Sri Suwarni, S.Si., Apt.
di 09.20 0 komentar
Label: Hidrocortison Cream
http://praktikumresepbuwarni.blogspot.com/search/label/Hidrocortison
%20Cream
2011-02-10
SOLUTIONES
SOLUTIONES
DEFINISI
Solutiones, larutan: adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut, misalnya terdispersisecara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan
sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan
memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. ( Anonim, 1997,
FI ed IV, hal 15-16 )
Telp: 024-6712345
Semarang,
R/ SOLUTIO ACIDI BORICI 300 ML
S U E ( Pembersih Luka )
PRO; LENA
KETERANGAN
PERHITUNGAN DOSIS
JUMLAH BAHAN
SOLUTIO ACIDI BORICI
Larutan Asam Borat
Asam Borat 9
Air 100
Larutkan
CARA PEMBUATAN
1. Kalibrasi Botol
2. Timbang Asam Borat 9, masukkan erlenmeyer
3. Ambil Air larutkan ad larut sempurna, cukupkan ad 100 g.
4. Beri etiket biru.
KHASIAT
Larutan Asam Borat: Cairan pembersih luka
INFUSA
INFUSA, adalah sediaan air yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90ºC selama 15 menit.
Pembuatan. Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci
dengan air sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain
flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh
volume infuse yang dikehendaki
Kecuali dinyataka lain, dan kecuali untuk simplisia yang tertera dibawah,
infuse yang mengandung bukan bahan khasiat keras, dibuat dengan
menggunakan 10% simplisia. Untuk penggunaan infuse berikut, digunakan
sejumlah yang tertera.
Kulit kina……………………… 6 bagian
Daun digitalis…………………… 0,5 bagian
Akar Ipeka …………………………… 0,5 bagian
Daun Kumis kucing………… 0,5 bagian
Sekale Kornutum……………… 3 bagian
Daun Sena…………………………… 4 bagian
Temulawak……………………………… 4 bagian
Derajat halus simplisia yang digunakan untuk infuse harus mempunyai
derajat halus sebagai berikut; ( Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi
III hal 12 )
Serbuk (5/8) : Akarmanis, Daun Kumiskucing, Daun Sirih, Daun Sena
Serbuk(5/10) : Dringo, kelembak Serbuk (10/22) : Laos, Akar Valerian,
Temulawak, Jahe Serbuk (22/60) : Kulit Kina, Akar Ipeka, Sekale
Kornutum Serbuk (85/120) : Daun Digitalis
Derajat halus perlu diketahui untuk menentukan simplisia tersebut
dipotong-potong dengan ukuran sesuai derajat halusnya (….mm) selain itu
dapat juga untuk menentukan alat penyaringnya, dengan kain flannel atau
kapas
I.KETERANGAN
1. Zat berkhasiat Folia piper Betle; Minyak Atsiri yang mengandung
hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metileugenol, karvakrol,
terpinen, sesquiterpen, fenilpropen dan tannin. ( Anonim, Materia
Medika)
2. Khasiat daun sirih : antisariawan, antiseptic, adstringen, dan ant batuk.
3. Derajat halus … 5/8 …( sangat kasar) 4. Jadi dipotong-potong dengan
ukuran (2 – 3,35) 5. Jika infuse simplisia segar maka air yang digunakan
adalah sama dengan jumlah infuse yang diminta. 6. Zat berkhasiat yang
diambil adalah ……………………………. Maka disaring ………………….
II.PERHITUNGAN DOSIS
III.JUMLAH BAHAN
Infus folia Piper Betle 120ml: - Jumlah daun sirih yang digunakan: 10% x
120ml= 12g - Aqua yang digunakan untuk menyerkai= jml infuse=120ml
IV.CARA PEMBUATAN
1. timbang folia piper betle bersih (tanpa batang, karena yang diminta
adalah daun), potong-potong ..2-3..mm , dimasukkan ke bejana infuse.
2. ukur aqua sebanyak 120 ml masukkan ke bejana infuse
3. panaskan diatas penangas air selama 25 menit. Ingat’ analogi waktu,
yaitu untuk mencapai suhu 90ºC yaitu 10 menit dan waktu untuk
menginfus yaitu 15 menit. Jangan lupa untuk sekali waktu diaduk supaya
minyak atsiri dalam daun sirih terekstraksi sempurna, setelah itu
angkat, dinginkan.
4. infuse dingin disaring dengan kain flannel ditampung filtratnya pada
beker I
5. ampas sirih yang ada dalam bejana infuse ditambah air panas, ingat
setiap menyari digunakan air panas. Air yang ditambahkan untuk ampas
yaitu kira-kira berapa kekurangan infuse jika sudah diketahui hasil
filtrat pada beker I, mengapa hasil infuse bisa kurang dari vol air awal?
Dikarenakan ada air yang menguap dan ada air yang terserap dikain
flannel. Dinginkan, saring dengan kain yang sama masukkan ke beker II
6. Botol yang sudah dikalibrasi sudah siap dengan tanda panah yang benar
dan rapi.
7. larutan beker I dimasukkan dalam botol, dan cukupkan dengan larutan
beker II sampai tanda.
8. Ingat jika hasil diserahkan pasien/pengawas diserahkan masih dalam
keadaan panas/hangat berarti salah penyaringannya.
9. Beri Etiket biru dan Signa .......................................... Perlukah ’ KOCOK
DAHULU ’
Infus Digitalis
R/ Digitalis Folium q s
M f infus 120
S q d d C III
Pro: Ny. Jumita 53 th
I. KETERANGAN
1. Digitalis folium mengandung glikosidapurpurea A, B, C (Digitoxin,
digitalin, digoxin).
2. Karena Digitalis mengandung glikosida maka infuse disaring panas,
karena akan mengendap bila telah dingin.
3. Serbuk Digitalis adalah seluruh bagian daun digitalis, derajat
halus ( 22/60 ).
4. Dalam persediaan tidak terdapat Digitalis dalam keadaan simplisia
segar karena dalam farmakope ed III disebutkan bahwa
Digitalis folium harus segera dikeringkan karena dalam digitalis
folium terdapat enzim yang aktif dengan adanya air, dan enzim
itu akan menguraikan glikosida berkhasiat menjadi aglukon dan
glukosa yang tidak berkhasiat.
5. Dalam FI ed III Daun Digitalis adalah daun Digitalis purpurea L.
yang setelah dikumpulkan segera dikeringkan dengan cepat.
Digitalis Pulvis potensi yang disyaratkan tidak kurang dari 80,0
% dan tidak lebih dari 125,0 %, dan di laboratorium terdapat
digitalis pulvis, dengan kadar 100%.
6. Signa q ditanyakan quarter ( 4 x ) atau quinque ( 5 x )
1x = - 1x = x 0.6 = 0.225 g
Sh= 1 gram Sh = 4 x 0.225 = 0.9 g <>
Sh = 5 x 0,225 = 1,125 g > DL
Dilaporkan apakah memang dikehendaki.
III. PERHITUNGAN JUMLAH BAHAN
1. 0.5 Bagian Digitalis Folium ~ 100 bagian air
…. ~ 120 bagian air
V. KHASIAT
Digitalis folium : kardiotonika
Diposkan oleh Sri Suwarni, S.Si., Apt.
di 09.17 0 komentar
Label: Infus Digitalis
http://praktikumresepbuwarni.blogspot.com/search/label/Infus
%20Digitalis
2011-02-10
COLLYRIUM
Catatan.
1. Pada etiket harus juga tertera
a. masa penggunaan setelah botol dibuka penutupnya.
b. ” Obat Cuci Mata ”
2. kolirium yang tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan
paling lama 24 jam setelah botol dibuka tutupnya.
3. kolirium yang mengandung zat pengawet dapat dipergunakan paling lama
7 hari setelah dibuka tutupnya. ( Anonim, 1978, Formularium Nasional,
310 ).
Syarat collyrium:
1. Steril Dengan cara sterilisasi uap, sterilisasi panas k\ering, sterilisasi
gas, sterilisasi dengan radiasi ion, sterilisasi dengan penyaringan,
sterilisasi denagn cara aseptis.
2. Jernih dan bebas zarah asing agar collyrium bebas dari partikel asing,
maka larutan harus disaring, sehingga pada pembuatan larutan jumlah
bahan diberi kelebihan 5 – 10 ml untuk membasahi kertas saring.
3. Isotonis Larutan dikatakan isotonis jika:
a. mempunyai tekanan osmotis sama dengan tekanan osmotis cairan
tubuh ( darah, cairan lumbal, air mata ) yang nilainya sama dengan
tekanan osmotis larutan NaCl 0,9 % b/v
b. Mempunyai titik beku sama dengan titik beku cairan tubuh, yaitu –
0,52°C.
Jika larutan mempunyai tekanan osmotis lebih besar dari larutan NaCl 0,9
% b/v, disebut ” hipertonis ”, jika lebih kecil dari larutan NaCl 0,9 %b/v
disebut ” Hipotonis ”.
Kadang untuk collyrium dikehendaki bersifat hipertonis karena ditujukan
supaya kotoran dalam mata akan ditarik keluar dari sel/mata supaya mata
bersih, peristiwa ini akan menyebabkan mata menjadi sakit, tetapi
keadaaini bersifat sementara dan tidak akan menyebabkan rusaknya sel
tersebut.
Perhitungan Isotonis
Isotonis : tekanan osmose larutan = tekanan osmose cairan tubuh
Hipotonis : tekanan osmose <> tekanan osmose cairan tubuh.
I. KETERANGAN
1. Karena Cocain HCl adalah termasuk Golongan Narkotika maka ditanyakan
dahulu alamat pasien, dan pada resep diberi tanda garis merah.
2. Mengingat syarat collyrium yang harus steril maka harus diusulkan
karena keterbatasan waktu, tempat, dan peralatan yang tidak memadai
untuk melakukan sterilisasi maka tidak dilakukan sterilisasi tetapi
dibuat sebersih mungkin.
3. Untuk kejernihan maka untuk bahannya diberi kelebihan 5 ml.
Pembulatan penimbangan NaCl sebagai pengisotonis harus
diperhitungkan karena jika dibulatkan keatas maka larutan tersebut
akan bersifat hipertonis yang menyebabkan rasa sakit reversible tetapi
mempunyai sifat untuk menarik kotoran mata ditarik keluar dari mata.
(jika ada larutan lebih pekat masuk ke larutan yang lebih encer maka
supaya seimbang maka lar pekat menarik larutan encernya).
Jika dibulatkan kebawah maka sifat larutan yaitu hipotonis dimana
larutan lebih encer masuk ke larutan yang lebih pekat maka larutan itu
akan masuk ke system yang lebih pekat yang menyebabkan bola mata
sebagai system akan mengembang karena kemasukan cairan dan
menyebabkan bola mata bias pecah dan menyebabkan kebuatan sifatnya
irreversible. Jadi akan lebih bahaya yang hipotonis maka dibulatkan
keatas agar tidak berbahaya.
4. Kelarutan Cocain HCl : sangat mudah larut dalam air
Zn. Sulfat : sangat mudah larut dalam air
NaCl : mudah larut dalam air, sedikit mudah larut dalam air panas.
SYRUP
SYRUP
I. DEFINISI
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi,
dinyatakan sebagai Sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air
dikenal sebagi Sirup, atau Sirup Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga
digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental
dan pemanis, termasuk suspensi oral.
Sirup banyak digunakan dalam pengobatan, ada yang hanya untuk
corrigen rasa, tetapi juga ada yang merupakan remidium cardinale.
Sirup sebagai corrigen ditambahkan sebagai perbaikan rasa untuk obat
minum, cukup dalam jumlah 10-20 ml untuk tiap 100 ml larutan obat.
Sirup yang dipakai dalam corrigen saporis adalah sirup simplex, sirupus
aurantii, atau sirup rhoeados.
Sirup sebagai obat berupa preparat yang sudah distandardisasi dapat
diberikan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain
termasuk didalamnya yaitu dry sirup atau sirup kering yaitu campuran
obat dengan saccharosa, harus dilarutkan dalam air dalam jumlah
tertentu sebelum digunakan. Keuntungan sirup kering daripada sirup
cairan adalah sirup kering dapat tahan disimpan lebih lama.
- Guaiafenesinum 50 mg } X = 600 mg
- Klorfeniramin maleat 2 mg } = 24 mg trituratio ( 1:100 )
- Sirup Simplex ad 60 ml
PERHITUNGAN DOSIS
DM Chlorpheniramini maleas
1x = -
1hr = 40 mg
DL Chlorpheniramini maleas Pemakaian :
CARA PEMBUATAN
1. Timbang Chlorfeniramini Maleas 50 mg larutkan dengan air,
cukupkan ad 5 ml.
2. Timbang 2,4 g larutan trituratio, sisanya dibungkus ditempel dengan
identitas, sisa trituratio 1:100 dalam aqua dest.
3. Kalibrasi botol karena sediaan yang diminta dalam satuan ml.
4. Timbang Ephedrin HCl dan Codein HCl, larutkan dengan sirup
simplex ± 10 ml dalam erlenmeyer , karena berupa garam yang
mudah larut, masukkan botol.
5. Ambil Guaiafenesinum , masukkan erlenmeyer larutkan.
6. Tambahkan CTM hasil trituratio
7. Masukkan botol, bilas erlenmeyer ad bersih
8. Cukupkan dalam botol ad 100 ml.
9. Etiket warna putih, Dengan signa “ Tiga kali sehari dua sendok teh”
10. Beri label ” tidak boleh diulang tanpa resep dokter” Beri label ‘
Kocok Dahulu”
KHASIAT
- Ephedrin HCl : simpatomimetik
- Gliseril Guaiacolat : ekspektoran
- Klorfeniramin maleat : antihistamin
- Codein HCl : antitusiv narkotik.
GAMBAR PEMBUATAN SYRUP
Diposkan oleh Sri Suwarni, S.Si., Apt.
di 00.24 0 komentar
Label: SYRUP
http://praktikumresepbuwarni.blogspot.com/search/label/SYRUP
2011-02-10
SEDIAAN OBAT
KLASFIKASI
•Obat cair
•Obat setengah padat
•Obat padat
OBAT CAIR
1. Solutiones dan mixture
2. Mixtura agitanda dan suspensi
3. Emulsa / emulsi
4. Saturasi dan netralisasi
5. Infusa
6. Guttae / drops
7. Injectiones / obat suntik
8. Inhalasi
9. irigasi
•Mixtura:
Larutan yang didalamnya terdapat lebih dari satu macam zat, yang dapat
berupa campuran dari :
–Cairan dengan zat padat
–Cairan dengan cairan
–Cairan dengan extrak kental
Tidak ada perbedaan antara solutio dengan mixtura, contoh :
–Sol. Citratis Magnesici à Lar. Mg Citrat dalam air
–Mixt. Citratis Magnesici à campuran Mg Citrat, Syr, Simplex dan spiritus
Citri dalam air
•Sirup:
larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi
•Elixir:
larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven
•Lotio:
larutan atau suspensi yang digunakan secara tropical
•Spirit:
larutan mengandung etanol / hidro alcoholdari zat yang mudah menguap
•Tinctur:
larutan mengandung etanol / hidro alcohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia yang dibuat dengan cara perkolasi atau maserasi
•Air aromtik:
larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap
•Enema:larutan yang dimasukkan kedalam rectum dan colon, untuk
merangsang pengeluaran kotoran (feses) memberikan efek terapi local atau
systemic
3. Emulsa / emulsi
Adalah dua fase cairan dalam sistim dispersi (tetesan) dimana fase cairan
yang satu terdispersi sangat halus dalam merata dalam fase cairan lainnya
dan umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi (Emulgator).
•Emulsi O/W:
emulsi minyak dalam air, dimana minyak yang merupakan fase terdispersi
dan larutan air merupakan fase pendispersi / pembawa (emulsi ini dapat
dicernakan dengan air)
Contoh : susu (emulgatornya putih telur) Scott Emultion
•Emulsi W/O:
emulsi air dalam minyak, dimana air atau larutan air yang merupakan fase
terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan pembawa atau
pendispersi (Emulsi ini dapat diencerkan dengan minyak)
contoh : Mentega, Ianolin
5. Infusa
•Infus / rebusan obat:
sedian air yang dibuat dengan mengextraksi simplicia nabati dengan air suhu
90° C selama 15 menit, yang mana extraksinya dilakukan secara infundasi
6. Guttae / drops
•Adalah sediaan cairan (dapat berupa solutio / mixtura / suspensi / emulsi)
yang dipakai dengan cara meneteskan, baik sebagai obat dalam maupun
obat luar dan harus homogen serta tidak boleh ada endapan.
Beberapa jenis guttae:
•Guttae orisà untuk kumur – kumur dan tidak untuk ditelan. Biasanya
diencerkan dulu dengan air
•Guttae auriculares / tetes telinga à biasanya cairan pembawanya adalah
bukan air, tapi lebih kental (mis. Glycerin, minyak propylenglikol)
8. Inhalasi
•Adalah sediaan obat / larutan / suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan
obat yang diberikan melelalui saluran nafas hidung atau mulut untuk
memperoleh efek local atau sistemik. (larutan yang disemprotkan dengan
menggunakan gas inert dan wadahnya disebut inhaler)
9. Irigasi
•Adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan
luka terbuka atau rongga – rongga tubuh, pemakaiannya secara tropical dan
tidak boleh secara parenteral
1. Unguenta
•Adalah sediaan setengah padat dan mudah dioleskan diatas kulit dan
selaput lendir tanpa memakai kekerasan atau pemanasan
Salep terdira dari:
•Remedium Cardinale (bahan tunggal / campuran bahan utama). Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Kadar
bahan obat umumnya 10 % kecuali dinyatakan lain atau mengandung obat
keras / narkotik
•Salep Endodermic
adalah salep yang bekerja memasuki kulit tapi tidak menembus kulit, jadi
diserapnya hanya sebagaian saja. Dasar salep yang cocok adalah minyak
tumbuhan dan minyak alami
•Salep Diadermic
adalah salep yang bekerja sampai menembus kulit. Dasar salep yang cocok
adalah Lanolin, Adeps Lanae, Oleum Cocoa
Sedangkan secara theurapetik, salep dibagi atas :
•Salep Penutup
adalah salep yang berfungsi sebagai melindungi kulit dari pengaruh luar
contoh: Boorzalf, Zinczalf
•Salep Resorpsi
adalah salep yang mana bahan – bahannya akan diresorpsi
contoh: salep untuk Rheumatik
•Salep Penyejuk
adalah salep yang banyak mengandung air sehingga memberikan rasa sejuk
contoh: Cold Cream
3. Pasta
•Adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaiaan topical, dan konsistensinya lebih plastis
dari pada salep
Keuntungannya:
•Menyerap hasil – hasil sekresi dari kulit
•Mengurangi rasa gatal dan memberikan perasaan sejuk
•Obat – obat direkatkan pada kulit à mempertinggi pekerjaan obat tersebut
4. Linimenta
•Adalah sediaan cairan atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang
mempunyai sifat Rubefasin, melemaskan otot atau menghangatkan dan
digunakan sebagai obat, serbuktidak boleh digunakan pada kulit yang luka
atau lecet
Keuntungannya:
•Zat yang ditambahkan padanya diresorbsi lebih cepat
•Mudah dicuci à sangat baik untuk pemakaian pada kulit yang lembut
Macam – macam Linimenta, yaitu
•Campuran lemak padat dengan lemak lunak
•Campuran minyak dan cairan alkali (dibuat dengan cara penyabunan)
•Linimentum dengan Balsamun Peruvianum Ol. Terebinthinae
•Linimentum dengan minyak (harus memakai gom)
•Emulsi yang digunakan sebagai liniment, yaitu
–Emulsum Benzylis Benzoatus
–Linimentum Chloroform (dengan cara pencampuran biasa)
5. Sapones / sabun
•Adalah reaksi garam alkali dan asam lemak tinggi, dimana konsistensinya
tergantung dari basa yang digunakan untuk menyabun, yaitu :
–NaOH à sabun keras
–KOH à sabun lemak
6. Cremores krim
•Adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental, mengandung air tidak
kurang dari 60 %, dengan 2 type yaitu:
–Type minyak – air
–Type air minyak (mudah kering dan rusak)
7. Gelones / gel
•Adalah sediaan bermassa lembek berupasuspensi yang dibuat dari zarah
kecil senyawa organic atau makromolekul senyawa organic yang masing –
masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan
•Umumnya mengandung air disebut jelli, maka pada etiket tertera “kocok
dulu”
OBAT PADAT
•Pulvis dan pulveres
•Pililae / pil
•Tabulae / tablet
•Capsulae / capsul
•Suppositoria
•Bacilla
•Spesies / jamu
•Implant / pelet
•Aerosolum
2. Pililae / pil
Menurut beratnya dibagi atas :
•Boli : berbobot > 300mg, biasanya dipakai untuk pengobatan hewan
•Pilulae/pil adaah obat berbentuk bulat seperti pelor yang berbobot antara
50 mg – 300 mg, diameternya tidak > 8 mm dan tergantung berat jenis
bahan – bahan obatnya
•Granula, berbobot < 30 mg dan tiap granula biasanya mengandung 1 mg
bahan obat
3. Tabulae / tablet
•Merupakan sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Ukurannya adalah tidak boleh > 3x dan tidak boleh < 1/3x
tablet
Macam – mcam tablet
•Tablet Kunyah
Untuk dikunyah dan memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga
mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak,
serta biasanya untuk anak – anak (terutama untuk multivitamin, antasisda
antibiotik tertentu)
•Tablet bersalut
disalut dengan bahan penyalut untuk maksud tertentu
Tujuannya:
–Menutupi rasa tidak enak (mis. Kina)/ bau yang tidak enak (mis. Vitazym)
–Membuat penampilan lebih baik menarik dan biasanya diberi warna bagus
dan mengkilap
–Melindungi obat / zat aktif terhadap pengaruh udara, kelembapan dan
cahaya (mis. Obat – obat yang hygroskopis dan mudah teroksidasi)
–Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
4. Capsulae / capsul
•Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut, dimana didalamnya dapat diisi dengan obat serbuk,
butiran atau granul, cair, semi padat
Jenis – jenis kapsul:
•Capsulae gelatinosae (dibuat dari gelatin) terdiri dari:
–Soft Capsulae / Capsulae Molles à lunak
–Hard Capsulae / Capsulae Durae à keras
•Capsulae Amylaceas (dibuat dari amylum)
•Capsulae Metilsellulosa
5. Suppositoria
•Adalah sediaan padat dalam dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rectal, vagina dan urethra, yang mana umumnya meleleh,
melunak atau melarut pada suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak
sebagai pelindung jaringan setempat dan sebagai pembawa zat therapeutic
yang bersifat local atau sistemik
Jenis – jenisnya
•Suppositoria Anaha disebut juga Suppositoria
•Suppositoria Vaginalis disebut juga Globuli Vaginalis atau Ovula
•Suppositoria Urethralia disebut juga Bougie
6. Bacilla
•Adalah alat yang digunakan sebagai obat luar
Jenis – jenis batang:
•Bacilla Caustica (mengandung bahan – bahan caustik) contoh : Argenti
Nitras dalam Bacilla
•Quelistifte (dipakai untuk melebarkan saluran – saluran) contoh : Batang
Lanfinaria
•Bougie / Suppositoria Urethanilia (batang yang padat pada suhu kamar dan
akan memberikan efek local dan sistemik)
7. Spesies / jamu
•Adalah bahan – bahan dan tumbuh – tumbuhan yang masih berupa bagian –
bagian kasar yang dicampur atau tidak dicampur dengan garam – garam,
yang kemudian akan dibuat infusa.
•Contoh:
–Species anti aphtosa
–Species laxantes
–Species anti asthmaticus
–Species diuretica
8. Implant / pelet
•Adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil berisi obat
dengan kemurniaan yang yinggi (dengan atau tanpa eksipien) yang dibuat
dengan cara pengepaan atau pencetakan
9. Aerosolum
•Nama lain adalah Aerosol Farmasetik yaitu sediaan yang dikemas dibawah
tekanan dan mengandung zat aktif therapeutic yang dilepas pada saat
system katup yang sesuai ditekan. Pemakaian sebagai obat luar, yaitu
topical pada kulit, local pada hidung, local pada mulut atau local pada paru
– paru
http://riefarmasi.blogspot.com/2009/11/sediaan-obat.html
2011-02-11
Suspensi
1. Pelarut/pembawa
2. Pembasah
3. Bahan pengflokulasi
4. Bahan pensuspensi
5. Dapar
6. Pewarna
7. Flavour
8. Pengawet
9. Bahan pengkhelat
10. Bahan Anti busa
11. Koloid pelindung
Suspensi sangat tergantung dari sifat antar permukaan zat padat, yaitu berhubungan
dengan sudut kontak (sudut anatar larutan dengan permukaan zat padat).
Persyaratan formulasi:
1. Ukuran partikel
2. Viskositas vs rheologi (sifat aliran). Yang menentukan viskositas adalah
suspending agent
3. Pembasahan, memakai wetting agent untuk zat yang sifatnya hidrofob,
misalnya talk….absorbannya adalah minyak.
4. Pencampuran
5. Flokulasi
6. Ketidakcampuran secara kimia
dimana: Sl/s = koefisien penyebaran zat padat dalam larutan, Ys/a = tegangan antar
permukaan zat padat-udara, Ys/l = tegangan antar muka zat padat – larutan, Yl/a =
tegangan antar muka larutan-udara.
Pendekatan formulasi
Partikel mengalami dispersi deflokulasi yang uniform, setelah itu dibagi menjadi 3
cara, yaitu:
Cara 1: partikel terdispersi secara individual dan penampilan akan lebih besar
datipada flokulasi. Hal ini dikarenakan deflokulasi membentuk sedimen dalam waktu
yang lama dan jika telah mengendap tidak akan dapat menjerat air sehingga terbentuk
cacking.
Cara 2: partikel yang terdispersi akan membentuk aggregat, karena adanya perbedaan
muatan antar partikel dan penampilan sediaan kasar tetapi mudah di redispersi.
Humektan pada suspensi dapat berfungsi untuk menghilangkan udara pada partikel.
Pseudoplastis
Plastis
Tiksotropik
Dilatan
Sifat aliran suspensi ini ada karena adanya suspending agent, yang dikarenakan
adanya crosslink / struktur 3 dimensi pada monomer suspending agent yang tidak
sama.
Suspensi Oral…
Kebaikan:
Mudah ditelan
Dapat menutupi rasa pahit
Kaolin dan kapur sebagai absorban untuk racun dan mengurangi asam
lambung.
Keburukan:
Contoh Formula:
Magnesium Trisilikat
Magnesium Karbonat
Natrium Bikarbonat
Emulsi minyak pipermint
Air
Untuk Antasid:
Suspensi Eksternal…
Dalam bentuk losio, dengan bahan pensuspensi: semi sintetik dan tidak dalam bentuk
film.
Penandaan:
Dikocok dahulu
Tidak boleh digunakan pada kulit yang luka
Contoh formula:
Kalamin
Zn oksida
Bentonit
Na-sitrat
Gliserol
Add air
Separation of Mixtures
Sedimentation or Decantation
Aim
To separate the mixture of coarse particles of a solid from a liquid e.g., muddy
river water.
Experiment
Aim
To separate the mixture of coarse particles of a solid from a liquid e.g., muddy
river water.
Principle
The coarse particles of the solid being heavier than the liquid (usually water),
settle down due to gravity. The clear upper layer of the liquid is then gently
poured out into another container. Settling down of the coarse particles due to
the effect of gravity is called sedimentation. The mechanical transfer of the
clear upper liquid without disturbing the settled solid particles is called
decantation.
Process
The mixture is taken in a container and allowed to stand for sometime. The
solid particles settle down with time. Settling down of the particles leaves the
upper layers of the liquid clearer. Bigger particles settle down faster than the
finer particles. Sometimes the sedimentation process is hastened by adding a
small quantity of alum. Al 3+ ions in alum cause the coagulation of the fine
particles by undergoing hydrolysis to Al(OH) 3 that has a strong tendency for
adsorption.
Fig: 1.1 - Separation of the coarse particles of a solid from a liquid by
sedimentation and decantation
Filtration
Aim
Experiment
Aim
Principle
The solvent molecules and the molecules/ions present in the solution can
pass through the porous membranes while the suspended particles cannot
and are retained on the porous membrane.
Process
The solution containing the suspended impurities is made to pass through the
porous membrane such as filter paper, filter cloth etc. The solvent or solution
containing dissolved substances passes through the porous membrane,
which is called filtrate. The insoluble solid suspended particles that remain on
the porous membrane is termed residue. When the suspended impurities are
very fine, a small amount of alum added to the suspension makes filtration
faster.
Fig:1.2 - Separation by filtration
Evaporation
Aim
Experiment
Aim
Principle
Process
The solution containing the mixture is taken in a china dish and heated gently.
Gradually the solvent evaporates and the solution containing the dissolved
solute becomes thicker. The semi-solid mass left on the china dish is slowly
heated to dryness.
Fig: 1.3 - Evaporation of a solution
Crystallization
Sublimation
This method is used to separate volatile solids, from a non-volatile solid. The
mixture is taken in a china dish covered with a perforated filter paper on which
an inverted glass funnel is placed to collect the vapours. Upon heating, the
substance vapourizes and gets deposited on the walls of the funnel. The non-
volatile substances are left in the dish.
Distillation
Aim
Aim
Principle
The magnetic component of the mixture is separated with the help of the
magnetic attraction.
Process
A magnet is moved over the mixture containing the magnetic substance e.g.,
iron filings. These get attracted to the magnet. The process is repeated until
the magnetic material is completely separated from the mixture.
Gravity method
Aim
Particles with higher density settle to the bottom while the lighter particles are
separated through various processes such as winnowing (grain separation)
and washing (panning of gold in the river bed).
Process
Organic compounds, which are easily soluble in organic solvents but insoluble
or immiscible with water forming two separate layers can be easily separated.
The aqueous solution of the mixture is mixed with a small quantity of organic
solvent in a separating funnel. The separating funnel is stoppered and shaken
strongly. It is allowed to stand for some time. The organic liquid and water
form separate layers, which are collected by opening the stop-cock. The
aqueous layer is again transferred to the separating funnel. The process is
repeated with more organic solvent.
Chromatography
http://www.tutorvista.com/content/chemistry/chemistry-iii/chemistry-
concepts/mixtures.php
2011-02-15
KI is a salt, just like "table salt" (which is "NaCl"). In either case, the salt molecules split into two ions when they dissolve in water:
Note that the water is not actually involved in the reaction (it dosen't change) and the charges on the ions cancel each other out.
http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20080918064429AAogsmS
2011-03-25
Name: Narayani
Status: other
Grade:
Location: N/A
Country: India
Vince Calder
====================================================================
Naryani,
The I(-) will react with I2 to form I3(-). I3(-) being negatively
charged will
dissolve in water.
Jim Swenson
====================================================================
http://www.newton.dep.anl.gov/askasci/chem07/chem07215.htm
2011-03-25