Anda di halaman 1dari 4

Nama : Septinna Kurnia Dewi

NIM : J 500050037

MURPHY’S SIGN
Pendahuluan

Murphy’s sign atau Tanda Murphy merupakan alat pemeriksaan yang sangat bermanfaat
untuk menunjang diagnosa kolesistitis. Konfirmasi diagnosis tergantung penemuan pada
pemeriksaan fisik, laboratorium, dan hasil pencitraan sehingga sonografi Murphy’s Sign
juga bermanfaat.

Kolesistitis merupakan kondisi yang sering terjadi akibat peristiwa inflamasi, infeksi,
metabolik, neoplasma, dan kelainan kongenital. Angka terbesar kejadian kolesistitis akut
paling banyak pada dewasa usia 30 sampai 80 tahun. Wanita beresiko 2 kali lebih besar
dibandingkan pria.

Kolesistitis memiliki ciri khas nyeri ringan hingga sedang pada regio kuadran kanan atas
(hipocondriaca dextra) dan epigastrium abdomen. Rasa nyeri biasanya menjalar hingga
belakang skapula kanan dan punggung. Mual, muntah, demam derajat ringan, dan
leukositosis sering terjadi. Gejala muncul biasanya sering berhubungan dengan konsumsi
makanan dengan kandungan tinggi lemak pada 1 atau beberapa jam sebelum onset
nyeri muncul.

Sejarah

John Bernard Murphy (1857-1916) merupakan seorang ahli bedah terkenal dari Chicago
dari tahun 1880-an sampai awal tahun 1900-an. Beliau dikenal dengan baik atas
prosedur thoracoplasty-nya, dan juga mempunyai konstribusi yang penting dalam
bidang bedah vaskular, urologi, neurologi dan ortopedi. Pada tahun 1903, Murphy
mendeskripsikan sebuah kemunculan hipersensitifitas melalui palpasi dalam pada regio
subcostal ketika pasien yang dicurigai memiliki penyakit kandung empedu menarik nafas
dalam. Kemudian hipersensitfitas ini dinamakan “Murphy’s Sign”.

Metode

Pasien di periksa dalam posisi supine (berbaring). Ketika pemeriksa menekan/palpasi


regio subcostal kanan (hipokondriaka dextra) pasien, kemudian pasien diminta untuk
menarik nafas panjang yang dapat menyebabkan kandung empedu turun menuju
tangan pemeriksa. Ketika manuver ini menimbulkan respon sangat nyeri kepada pasien,
kemudian tampak pasien menahan penarikan nafas (inspirasi terhenti), maka hal ini
disebut “murphy’s sign positif”.
Hal ini terjadi karena adanya sentuhan antara kandung empedu yang mengalami
inflamasi dengan peritoneum abdomen selama inspirasi dalam yang dapat menimbulkan
reflek “menahan” nafas karena rasa nyeri. Bernafas dalam menyebabkan rasa yang
sangat nyeri dan berat beberapa kali lipat walaupun tanpa tekanan/palpasi pada pasien
dengan inflamasi akut kandung empedu.

Pasien dengan kolesistitis biasanya tampak kesakitan dengan manuver ini dan mungkin
akan terjadi penghentian mendadak dari inspirasi (menarik nafas) ketika kandung
empedu yang terinflamasi tersentuh jari pemeriksa. Hal ini disebut dengan istilah
inspirasi terhenti (inspiration arrest) dan dideskripsikan sebagai “shutting off” dari
inspirasi (menarik nafas).

Patofisiologi

Pada kolesistitis, kandung empedu mengalami sekunder inflamasi kemudian menutup


duktus sistikus, biasanya disebabkan oleh batu empedu. Inflamasi menyebabkan
pelepasan Prostaglandin yang akan menyebabkan inflamasi lebih luas. Pasien dengan
kolesistitis akut memperlihatkan ketidaknyamanan pada manuver “Murphy’s sign”
karena kandung empedu yang terinflmasi turun ke arah jari pemeriksa yang akan
mengiritasi peritoneum sehingga menyebabkan rasa nyeri.

Fungsi Klinis

Diagnosis kolesistitis diperoleh melalui kombinasi riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan
laboratorium, serta hasil radiologi. Penemuan yang khas meliputi nyeri pada inspirasi
dalam, distensi abdominal dan suara bising usus yang hipoaktif, dan leukositosis dengan
atau tanpa peningkatan bilirubin serum dan level aminotransferase. Sedangkan
pemeriksaan radiologis yang bermanfaat antara lain foto polos abdomen, oral
cholescystogram, USG, scan radioisotop.

Nilai positif dari Murphy’s sign merupakan alat diagnotik yang sangat bermanfaat ketika
mengevaluasi kolesistitis, tapi relatif hanya sedikit penelitian yang meneliti keakuratan
klinisnya. Pada sebuah penelitian yang membandingkan berbagai macam pengukuran
klinis kolesistitis dalam hepatobiliar scanning, estimasi sensitifitas dari Murphy’s sign
adalah 97,2% dan spesifisitasnya adalah 48,3%. Nilai prediksi positif pada penelitian ini
sebesar 70% dan nilai prediksi negatif sebesar 93,3%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
nilai positif Murphy’s sign memprediksi lebih tinggi pada scan hepatobiliar yang positif
(dan mengarah cholesistitis), tetapi jika Murphy’s sign negatif dan tidak pemeriksaan
lebih lanjut yang dilakukan, maka hanya 3% kasus kolesistitis yang terlewat.

Sonographic Murphy’s Sign

Baru-baru ini probe USG juga dapat digunakan untuk melakukan tes Murphy’s Sign
dengan cara yang sama pada pemeriksaan klinisnya.

Pasien menahan nafas selama pemeriksaan USG karena tekanan dari probe USG. Rasa
nyeri atau respon positif dihasilkan dari palpasi dengan probe (transducer) USG.
Manuver ini dianggap lebih akurat dibanding cara palpasi dengan tangan karena
transduser (probe) USG dapat memberitahukan bahwa kandung empedu telah tertekan
ketika pasien memperlihatkan rasa nyeri dan inspiratory arrest. Namun, belum ada
penelitian yang membandingkan keakuratan Murphy’s sign klasik dengan Sonographic
Murphy’s sign.
Fungsi Klinis

Kegunaan Sonografi Murphy’s sign dalam mendiagnosis kolesistitis telah diteliti lebih
banyak. Estimasi sensitifitasnya antara 63% sampai 86% dan nilai spesifisitas antara 35%
sampai 94%. Secara keseluruhan, keakuratan sonografi Murphy’s sign diestimasi sebesar
87,2%.

KESIMPULAN

Murphy’s sign merupakan alat diagnostik sangat bermanfaat ketika mencurigai adanya
kolesistitis. Seorang dokter tidak dapat hanya mengandalkan Murphy’s sign atau
sonografi Murphy’s sign untuk mendiagnosa, tapi harus juga mempertimbangkan hasil
laboratorium dan pencitraan.

Anda mungkin juga menyukai