Anda di halaman 1dari 22

Geoteknik untuk

Terowongan #1
Dr. Ir. Ahmad Rifa’i, M.T.
Introduction: Rock and Soil cycles
ORIGIN OF ROCKS AND SOILS
The ultimate source of all rock and soil is the molten magma from deep in the
earth. The minerals are nearly all forms of silicates with various other metallic
elements. The rock cycle starts with the hardened magma, igneous rock. The
rock mass can be changed by a combination of extreme pressure, heat,
distortion, and solution to form metamorphic rock. Weathering of the surface
of the rock, whether igneous or metamorphic, can be followed by the
transportation of the weathered particles to a new location and subsequent
induration into sedimentary rocks.

3 kelompok batuan:
n  Batuan beku (igneous rock).
n  Batuan sedimen (sedimentary rock).
n  Batuan metamorf (metamorphic rock).
Igneous Rocks
n  Umumnya batuan primer terbentuk dari
pembekuan magma.
n  Contoh: granite, dolerite, basalt.
n  Sifat teknis batuan: baik, keras &padat,
daya dukung tinggi.
Sedimentary Rocks
n  Pressure and/or cementation harden the
sediments into sandstone (batu pasir), siltstone,
conglomerate, shales (serpih), or limestone
(calcium carbonate, batu gamping) and dolomite
(magnesium carbonate), batuan volkanik
pyrocrastic, breksi andesit.

Metamorphic Rocks
A combination of heat, pressure, solution, and distortion
alter the minerals in the original rock into new forms.
Granites become gneiss. Basalt becomes schist.
Sandstones and siltstones are altered into quartzites.
Shales are altered into slates or mica schists and
limestones and dolomites are altered into marble.
Time
Tanah & Batuan
Pelapukan Batuan

PROFIL PELAPUKAN
PROFIL DERAJAT TINGKAT DISKRIPSI
Top Soil - Tanah permukaan (zona perakaran tanaman)
Residual VI Semua batuan berubah menjadi tanah
Soil
Semua batuan telah lapuk menjadi tanah
Pelapukan V (sisa-sisa batuan berukuran pasir-kerikil
Komplit masih terlihat dalam jumlah kecil)

Pelapukan Lebih dari 35% batuan telah lapuk menjadi


Tinggi IV tanah

Pelapukan III Kurang dari 35% batuan telah lapuk menjadi


Sedang tanah
Pelapukan II Ada tanda-tanda perubahan warna batuan
Sedikit akibat pelapukan

Batuan I Tidak ada tanda-tanda pelapukan/batuan


Segar

PROSES PELAPUKAN BATUAN MENJ ADI TANAH


Fields of application
Tunneling:
Persyaratan Minimum terowongan
Jalan Raya
n  Mampu mencegah runtuhnya dinding terowongan.
n  Tersedianya sistem ventilasi dan penghisapan sisa
gas buang kendaraan.
n  Tersedianya cukup penerangan lampu.
n  Tikungan dan kemiringan harus memperhatikan
jarak pandang atau komunikasi antar kendaraan.
n  Konstruksi dinding terowongan dirancang dengan
sedikit perawatan.

10
Dasar Perancangan Terowongan

n  Redistribusi
original stress &
failure.
n  Perilaku stress-
deformation:
elastic,
elastoplastic, dan
failure.

11
Dasar Perancangan Terowongan
n  Media: tidak
homogen,
diskontinyu &
anisotropis.
n  Aksi: dynamic
phenomenon.
n  Reaksi: perilaku
deformasi.

Tunnelling-ARF 12
Jenis Deformasi & Perilakunya

9 November 2016 Tunnelling-ARF 13


Tahapan Perancangan Terowongan

Tunnelling-ARF 14
Tahapan Perancangan Terowongan

9 November 2016 Tunnelling-ARF 15


Metode Rancangan & Analisis
n  Metode Analitis & Numeris.
n  Metode Observasi, dan
n  Metode Empiris.
Metode Analitis sangat terbatas dalam hitungan tegangan-
regangan untuk kestabilan terowongan: geometri bulat,
material homogen & isotropis.
Analisis terowongan dengan geometri rumit dan konfigurasi
geologi yang kompleks hanya dapat dilakukan dengan metode
numeris.
Hasil simulasi numeris sangat tergantung dari input data yang
merupakan manifestasi dari karakterisasi material, kondisi
awal dan batas serta sistem pembebanan.

Tunnelling-ARF 16
Simulasi Numeris

Stress level

1.13e+00
1.00e+00
8.75e-01
7.50e-01
6.25e-01
5.00e-01
3.75e-01
2.50e-01
1.25e-01
0.00e+00

Time = 8.00 s.

9 November 2016 Tunnelling-ARF 17


Simulasi Numeris 3D

Transversal Displ.

Stress level

Time = 12.00 s.

Stress-level intensities for a tunnel excavation (analysis by


GEOS Consulting Eng. Ltd., Geneva)
Tunnelling-ARF 18
Simulasi Numeris 3D

Vertical displacement & settlement (analysis by Plaxis)

Tunnelling-ARF 19
Metode Observasi

n  Berdasarkan data monitoring deformasi batuan


selama penggalian/ pengeboran.
n  Metode pelaksanaan: NATM & ADECO-RS.
n  Perbedaan metode NATM dengan ADECO-RS
terletak pada analisis & kontrol respon deformasi
pada face terowongan.

9 November 2016 Tunnelling-ARF 20


Metode NATM & ADECO-RS

Tunnelling-ARF 21
Metode Empiris

n  Berdasarkan pengalaman praktis & klasifikasi


massa batauan.
n  Sistem klasifikasi:
n  Rock Load (Terzaghi, 1946)
n  Stand-up Time (Lauffer, 1958)
n  RQD (Rock Quality Designation) (Deere et al., 1967)
n  RMR system ( Bieniawski, 1973)
n  Q-system (Barton et al., 1974).

Tunnelling-ARF 22

Anda mungkin juga menyukai