Laporan Praktikum Formulasi Steril Infus
Laporan Praktikum Formulasi Steril Infus
GRUP C
Di susun oleh :
FAKULTAS FARMASI
2014
R/ Sodium Chloride 9mg/ml
Pemerian : hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa asin.
Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan
dalam lebih kurang 10 bagian gliserol.
Titik leleh : 801°C
Dosis : lebih dari 0,9 %. Injeksi iv 3-5% dalam 1000 ml selama 1 jam
Kegunaan : pengganti ion Na+ dan Cl- dalam tubuh
Ph : 4,5-7
Sterilisasi : autoklaf atau filtrasi
Stabilitas : stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat menyebabkan
pengguratan partikel dari tipe gelas
OTT : logan Ag, Hg, Fe
Efek samping : keracunan NaCl disebabkan oleh indikasi yang gagal dapat
menyebabkan hipernatremia yang memicu terjadinya trombosit atau hemorrhage
Perhitungan tonisitas
∆TF 0,2921
E = 1,7 x = 1,7 x = 0,5410
w 0,918
𝑥 0.9
Σ NaCl yang dibutuhkan dalam 100 ml = 100 𝑚𝑙 = 100 𝑚𝑙 x = 0.9
V. Persiapan Alat/Wadah
a. Alat
No Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi
1 Ampul 100 ml 1 buah Autoklaf (2 atm 121°C 30menit)
2 Anak timbangan 1 set Oven ( 170°C 1jam )
3 Erlenmeyer 1 buah Autoklaf (2atm 121°C 30menit)
4 Bekergelas 1 buah Autoklaf (2atm 121°C 30menit)
5 Gelas ukur 1 buah Autoklaf (2atm 121°C 30menit)
6 Batang pengaduk 1 buah Autoklaf (2atm 121°C 30menit)
7 Spatel 1 buah Oven ( 170°C 1jam )
8 Corong 1 buah Autoklaf (2atm 121°C 30menit)
b. Wadah
Wadah dalam ampul 100 ml
Ruang Prosedur
Grey Area Permukaan meja dilap dengan Alkohol 70 % sebelum sterilisasi ruangan.
Kemudian Sterilisasi ruangan dengan lampu UV selama 12 jam
Grey Area ( ruang Alat – alat yang hendak digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu
penimbangan) dengan cara yang sesuai. Kemudian timbang bahan yang diperlukan.
White Area Siapkan alat dan bahan yang sudah disterilkan dengan cara masing-
masing
Didihkan aqua pro injeksi 102 ml lalu turunkan suhu mencapai
60°C
Timbang NaCl 920 mg lalu masukan kedalam aqua pro injeksi yang
telah dipanaskan diatas penangas air sedikit demi sedikit lalu
diaduk selama 15 menit
Tambahkan H2O2 0,1% dan dimasak selama 1 jam
Setelah itu larutan disaring dengan kertang saring ( lakukan sampai
3x penyaringan untuk menjernihkan larutan)
Kemudian filtrasi yang didapat dituang kedalam wadah yang telah
disterilkan
Bagian atas ditutupi dengan alumunium foil lalu dilakukan
sterilisasi akhir terdahap sediaan dengan autoklaf suhu 121°C
selama 15 menit
Etiket ditempel pada sediaan bersamaan dengan brosur kedalam
kemasan sekunder.
VII. Kemasan
Wadah : Botol infuse 100 ml
Etiket : Putih
Label : Harus dengan resep dokter , Lambang Obat keras, Lambang obat generik
Signa : Infus saline NaCl 0,9%
VIII. Etiket
Infus saline
NaCl 0,9%
PT. SOHO
Jakarta – Indonesia
IX. Pembahasan
Pada pembuatan infus Saline NaCl 0,9%, tidak dibutuhkan dapar karena rentang pH NaCl jauh.
Teknik pembuatan infus saline NaCl 0,9% dilakukan secara aseptis yaitu dengan semua bahan dan alat
sudah di sterilkan terlebih dahulu. Padahal pengerjaan yang benar dilakukan secara sterilisasi akhir
dimana sterilisasi dilakukan setelah larutan dimasukkan ke dalam wadah namun karena keterbatasan
waktu maka dilakukan secara aeptis. Pembuatan infus saline dilakukan dengan sangat hati hati yaitu
steril dan terbebas dari unsur pirogen karena sediaan ini akan langsung masuk ke dalam pembuluh
darah. Kita ketahui bahwa jika suatu pirogen masuk ke tubuh, maka pirogen menjadi suatu benda
asing yang dapat menimbulkan respon imun berupa demam. Oleh sebab itu proses pengerjaan
dilakukan dilakukan diatas penangas air dengan suhu konstan 60°C dengan penambahan H202 0,1%.
Sebenarnya selain penambahan H202 0,1% , kita dapat memakai norit namun karena keterbatasan
alat dan bahan maka proses pengerjaan dilakukan seadanya. Selain itu kami tidak melakukan evaluasi
pada sediaan jadi. Evaluasi infus saline NaCl 0,9% dilakukan antara lain :
I. Uji Fisika
1.1 Uji Organoleptis
Pengujian infus normal saline 0,9 % meliputi bau dan warna sediaan. Selain itu juga
diperiksa kelengkapan etiket, brosur dan penandaan pada kemasan.
1.2 Penetapan pH
Pengecekan pH larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter atau kertas
indikator universal.
Lampiran :
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Lachman, L.,Herbert A.L., dan Joseph L.K. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Ed.3.
Jakarta : UI Press
McEvoy, G. K. 2002. AHFS Drug Information. United State of America: American Society of
Health System Pharmacists.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.