Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
rumah sakit sebagai institute penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mecegah
resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indicator
kebehasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di
rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian
infeksi di rumah sakit
pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian
infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan
fungsi sterilisasi, pusat sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur
pelayanan medic, unsur penunjang medic maupun isntalasi antara lain perlengkapan, rumah
tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan
pada salah satu sub unit diatas maka pada akhirnya akan mengganggu prose dan hasil
sterilisasi.
Pusat sterilisasi sentral atau CSSD (Central Sterile Supply Departemen) dibentuk di
RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi yang bertujuan untuk
1. Membantu unit kerja di rumah sakit yang membutuhkan sarana steril untuk mencegah
terjadinya infeksi.
2. Menurunkan angka terjadinya infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi
infeksi HAls
3. Efisiensi tenaga medis paramedic untuk kegiatan yang berorientasi pada pelayanan
terhadap pasien
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap peroduk yang dihasilkan

Instalasi pusat sterilisasi bersama dengan satelit sterilisasi mempunyai fungsi yang
sangat penting dalam mendukung keselamatan pasien dengan melaksanakan program
sterilisasi pelayanan sterilisasi dalam satu atap managemen.

B. Tujuan
Sebagai pedoman dalam pengelolaan instalasi sterilisasi sentral (CSSD) dan satelit
sterilisasi di lingkungan RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi.
C. Ruang lingkup pelayanan
1. System pelayanan
a. Sentralisasi : instalasi pusat sterilisasi(CSSD)
b. Desentralisasi : satelit sterilisasi
2. Lingkup kegiatan pelayanan.

Satelit
No Lingkup kegiatan CSSD Unit lain Keterangan
Sterilisasi
I Penyediaan produksi dan kapas
√ √
steril
II Tahapan proses sterilisasi
1. Pre-Cleaning (Prabilas) √ √
2. Cleaning (pembersihan) √
3. Pengemasan dan labeling √
(penandaan)
4. Proses sterilisasi √
5. Penyimpanan √ √
6. Pendistribusian √ √
III Singgel-Use di Re-Use
IV Quality control
V Quality assurance

3. Kegiatan Satelit Sterilisasi Dan Unit Kerja

N Satelit
precleaning cleaning pengemasan sterilisasi penyimpanan
o sterilisasi
1 Ruang OK √ √ √ √
2 UGD √ √ √ √

Unit kerja precleaning cleaning pengemasan steruilisasi penyimpanan

Istalasi rawat
jalan
Poli dalam
Poli kandungan
Poli bedah
Poli anak
Poli mata
Poli ortopedi
Poli gigi
Instalasi rawat
inap
Ar Roudho √ √
Ar Rohmah √ √
Al maun
Al ikhlas
perinatologi

Instalasi
Pelayanan
Laboratorium √ √
Radiologi
Fisioterapi
Gizi

Penyediaan dan pembuatan Bahan Medis Habis Pakai Serta Quality Assurace hanya
dapat dilakukan di instalasi sterilisasi sentral (CSSD).
Tahapan proses sterilisasi yang dilakukan di satelit sterilisasi disesuaikan dengan sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh unit kerja.
BAB II
KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN
1. Instalasi sterilisasi sentral (CSSD) adalah instalasi penunjang bisnis sebagai
pengelola sterilisasi di rumah sakit dan melaksanakan kegiatan sterilisasi secara
sentral untuk menunjang kelancaran pelayanan
2. Satelit sterilisasi adalah tempat pelayanan sterilisasi di unit kerja yang melakukan
keseluruhan atau sebagian proses sterilisasio dibawah supervise dan kordinasi
instalasi sterilisasi sentral
3. Barang steril sekali pakai (single –use) adalah instrument atau alat kesehatan yang
disediakan dan diproduksi untuk sekali pakai atau habis digunakan sekali pakai
dalam satu kemasan.
4. Barang steril yang dapat diulang pakai (re-use) adalah instrument atau kesehatan
sesudah digunakan dapat diulang pakai setelah melalui proses pre-cleaning, cleaning,
pengemasan atau labeling dan disterilkan dengan mesin sterilisator yang sesuai.
5. Sterilisasi mencerminkan kegiatan yang dilakukan terpusat dalam satu atap
managemen agar kualitas yang dicapai dapat terstandarisasi. Tidak ada duplikasi
pelayanan sterilisasi sehingga terjadi efisiensi biaya bagi rumah sakit.
6. Sterilisasi adalah suatu proses penanganan alat atrau bahan yang tidak steril menjadi
steril dengan menghancurkan semua bentuk kehidupana mikroba termasuk
endospora melalui metode sterilisasi yang tepat
7. Tahapan proses terilisasi dimulai dari penerimaan alat, pre claning, claning,
pengemasan dan labeling, sterilisasi,penyimpanan, dan pendistribusian.
8. Sterilisasi adalah kondisi dimana barang satau peralatan bebas dari semua mikro
organisme termasuk spora
9. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan barang atau
peralatan.
10. Tanggal kadaluarsa adalah tanggal yang menyatakan batas waktu terakhir barang
masih memenui persyaratan steril selama disimpan sesuai dengan cara yang benar.
11. Pelayanan sterilisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang beriorentasi kepada pasien dalam
menyediakan barang sterildan atau memproses barang non sterilmenjadi baraang
steril yang aman dengan mutu terjamin.
B. MANAJEMEN INSTALASI STERILISASI SENTRAL (CSSD)
1. Tujuan dan Tupoksi
a. Tujuan
 Terselenggaranya sentralisasi pelayanan sterilisasi yang sesua standar.
 Tercapainya peningkatan mutu dan perluasan cakupan pelayanan sterilisasi di
Rumah Sakit melalui kerjasama tim dengan semua unit kerja.
 Tersedianya alat kesehatan steril untuk jejaring pelayanan kesehatan.
 Tercapainya peningkatan kompetensi sumberdaya manusia di bidang terilisasi.
 Tersedianya tempat pendidikan dan pelatihan di bidang sterilisasi.
 Tersedianya tempat penelitian dan pengembangan pelayanan sterilisasi.
b. Tugas pokok
 Menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan sterilisasi bahan dan linen steril
kebutuhan pasien di rumah sakit.
 Membantu menyediakan kebutuhan unit /instalasi/ bidang/ bagian yang
memerlukan barang steril.
 Menyelenggarakan standasisasi mulai dari proses dekontaminasi, pengemasan,
sampai dengan sterilisasi.
 Memelihara efektifits secara akurat terhadap berbagai proses pembersihan,
desinfeksi, dan sterilisasi.
 Mengefisienkan tenaga paramedic dalam kegiatan sterilisasi di unit kerja

c. Fungsi
 Merencanakan, mengkordinasikan, melaksanakan dan mengawasi serta
mengevaluasi kegiatan sterilisasi
 Merencanakan kebutuhan barang medis, bahan pengemas yang berkualitas untuk
produksi barang medis steeril.
 Menyediakan dan mendistribusikan barang steril ke unit kerja yang
membutuhkan.
 Melakukan infentarisasi semua peralatan sterilisasi yang digunakan di rumah
sakit.
 Mendokumentasikan setiap aktifitas penyelenggaraan proses sterilisasi sebagai
bagian dari program pengendalian mutu.
 Memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan
yang terkait dengan sterilisasi.
2. Organisasi dan ketenagaan
a. Organisai
Kedudukan : Merupakan salah satu unit kerja non structural yang berada di bawah
langsung direktur umum dan operasional. Dipimpin oleh seorang pejabat dalam jabatan
fungsional disebut kepala instalasi sterilisasi sentral (CSSD). Kepala sterilisasi sentral
bertanggung jawab langsung kepada direktur umum dan operasional. Dalam
melaksanakan kegiatan Kepala Instalas Sterilisasi Sentral dibantu oleh:
 Pengelola Urusan Sterilisasi Sentral
 Pengelola Urusan Penyiapan Fasilitas dan SDM Sarana Sterilisasi Sentral

b. Ketenagaan
- Jenis tenaga :
- Tenaga fungsional Apoteker,Ners, Perawat, D3 Farmasi, Asisten Apoteker, dan SMK
Kesehatan, (untuk yang akan datang)
- Tenaga non fungsional : Sarjana Umum (manajemen, komputer, D3 teknik, SLA)
- Kualifikasi tenaga
- Status Kesehatan
o Status immunisasi untuk Hepatitis B
 Pendidikan
o Kepala Instalasi Sterilisasi Sentral : Sarjana Umum, Apoteker, Kesehatan dan
Keperawatan
o Pengelola Sterilisasi : D3 keperawatan, umum
o Pelaksana : D3 Farmasi, keperawatan/SMU/SMK Kesehatan
 Kompetensi : Pendidikan Sterilisasi
 Sertifikasi : Kursus dan pelatihan Sterilisasi

c. Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung


Kepala Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD)
Tugas Pokok :
 Membantu Direktur Umum dan Operasional dalam menyelenggarakan,
mengkoordinasikan, mengatur, dan mengawasi seluruh kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan Instalasi Sterilisasi Sentral.
 Membuat rancangan strategis jangka panjang Instalasi Sterilisasi Sentral
 Membuat Rencana Bisnis dan Anggaran Instalasi Sterilisasi Sentral
 Membuat Rencana Kerja Operasional Instalasi Sterilisasi Sentral
 Membuat prosedur pelayanan instalasi Sterilisasi Sentral
 Mengembangkan program kegiatan Pelayanan Instalasi Sterilisasi Sentral
 Mengarahkan semua aktifitas staf yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan
Instalasi Sterilisasi Sentral
 Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan Pelayanan Instalasi sterilisasi Sentral
 Melakukan evaluasi secara berkala program kegiatan pelaksanaan Pelayanan
Instalasi Sterilisasi Sentral
 Melakukan penilaian kinerja terhadap staf Instalasi Sterilisasi Sentral
 Membuat laporan berkala Instalasi Sterilisasi Sentral
 Menentukan metode yang efektif bagi penyiapan dan penanganan Instalasi
Sterilisasi Sentral terhadap alat bahan dan linen sebagai bahan penunjang pelayanan
pasien rumah sakit
 Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur dan penggunaan mesin
sterilisasi secara benar
 Kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan koordinasi yang bersifat
intern atau ekstern
 Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengembangan diri atau
personil lainnya
 Melakukan seleksi untuk kebutuhan calon tenaga di Instalasi Sterilisasi Sentral,
menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi pada waktu yang
telah ditentukan.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugasnya.

Pengelola Urusan Pelayanan Sterilisasi Sentral

Tugas Pokok
 Membantu kepala Instalasi Sterilisasi Sentral dalam menyelenggarakan,
mengkoordinasi, mengatur, mengawasi seluruh kegiatan operasional pelayanan
sterilisasi sesuai aturan standar prosedur operasional yang berlaku.
 Menyusun rancangan kegiatan layanan sterilisasi sentral sesuai dengan standar
pelayanan.
 Mengkoordinir dan mengarahkan staf dalam menjalankan tugas sesuai dengan
tanggung jawabnya yang meliputi sterilisasi, penyiapan dan distribusi alkes, alked
dan bahan sterilisasi serta pemeliharaan kebersihan alat dan pemeliharaan sterilisasi.
 Melakukan stok opname persediaan barang sterilisasi
 Melakukan pengecekan mesin-mesin untuk mengetahui keadaan listrik, air, angin,
uap dan sumber daya lainnya.
 Mencarikan petugas pengganti jika ada yang berhalangan hadir pada shif sore,
minggu dan hari libur nasional.
 Melakukan evaluasi sederhana terhadap seluruh kegiatan pelayanan sterilisasi
Sentral.
 Membuat program orientasi untuk tenaga baru
 Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak
 Memantau mutu dan memastikan mutu pekerjaan sterilisasi dan
mendokumentasikannya.
 Membuat laporan hasil kerja pelayanan Sterilisasi Sentral kepada kepala Instalasi
Sterilisasi Sentral.
 Melaksanakan sebagian tugas lain yang diberikan oleh atasan
 Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Sterilisasi
Sentral.

Pengelola Urusan Penyiapan Fasilitas & SDM


Tugas Pokok :
 Membantu Kepala Instalasi Sterilisasi Sentral dalam menyelenggarakan,
mengkoordinasi, mengatur, mengawasi seluruh kegiatan Administratif dalam
penyiapan Fasilitas & SDM pelayanan Sterilisasi Sentral sesuai Standar Prosedur
Operasional yang berlaku.
 Menyusun rencana kebutuhan Fasilitas & SDM Instalasi Sterilisasi Sentral.
 Membuat rancangan kebutuhan Fasilitas & SDM Sterilisasi Sentral.
 Memantau penyediaan fasilitas dan SDM Sterilisasi Sentral
 Melaporkan data pelaksanaan kegiatan pelayanan Sterilisasi Sentral secara berkala.
 Mengikuti seminar, pelatihan manajemen pengelolaa Sterilisasi Sentral. Untuk
pengembangan pengelolaan Instalasi Sterilisasi Sentral.
 Melakukan evaluasi sederhana atas seluruh kegiatan Instalasi Sterilisasi Sentral
 Dalam menjalankan tugas bertanggung jawab kepada kepala Instalasi dan Sterilisasi
Sentral.
ALUR KEGIATAN :

Alur kegiatan Instalasi Sterilisasi Sentral / CSSD sebagai berikut :

Alat Barang Kotor Alat/ barang/ Alkes baru

USER PENERIMAAN DAN


PENCATATAN BARANG BARU

PENERIMAAN DAN PENGEMASAN DAN LABELING


PENCATATAN

YA

STERILISASI
TIDAK
SELEKSI (PENCATATAN
VOLUME DAN JENIS
BARANG

KONTROL
INDIKATOR

PERENDAMAN

YA

GUDANG ALAT STERIL


PENCUCIAN

DISTRIBUSI BARANG
PENGERINGAN KELUAR

YA

SORTIR LAYAK

DISTERILKAN/ TIDAK

TIDAK

KEMBALIKAN KE UNIT
PENGIRIM BARANG/ ALAT
ALUR PERPINDAHAN BARANG SATU ARAH

Barang non steril

Area kotor

- Penerimaan barang non steril


- Pemilihan dan sortir
- Perendaman
- Pembersihan
- Pembilasan
- Pengeringan

Area bersih

- Penerimaan barang bersih


- Pengemasan
- Labeling
- Penyusunan
- Uji mekanik, kimia, biologi
- Proses sterilisasi

Area Steril

Penyimpanan

DISTRIBUSI
Keterangan :

A. Area Kotor (Proses Pre-Cleaning dan Cleaning)


1. Instrumen kotor masuk ke area kotor melalui loket penerimaan instrumen kotor.
2. Di area kotor dilakukan proses pre-cleaning dan cleaning sampai dihasilkan instrumen
bersih dan kering
3. Instrumen bersih diterima diloket penerimaan langsung masuk ke Area bersih atau area
pengemasan dan tidak melalui proses dekontiminasi.

B. Area Bersih (Proses Pengemasan, Labeling dan Sterilisasi)


1. Di area bersih instrumen atau alat dilakukan proses pengemasan, labeling dan proses
sterilisasi
2. Instrument steril hasil proses sterilisasi
C. Area Steril
1. Instrumen steril masuk dari area bersih melalui pass box (counter) antara area bersih dan
area steril atau dari mesin sterilisasi double door.
2. Di area steril dilakukan penyimpanan instrument steril yang akan didistribusikan.
3. Instrumen steril diserahkan kepada pelanggan melalui loket distribusi barang steril.
- Area Kotor
Untuk kegiatan Pre-elening dan Cleaning mulai penerimaan barang kotor di loket kotor,
pengelompokan, pengujian, pembersihan (perendaman, pencucian dan pembilasan) dan
pengeringan
Persyaratan :
 Suhu udara natara 180 C - 220 C
 Kelembaban udara antara 350 % - 750 %
 Tekanan negatif

- Area Bersih
Untuk kegiatan mulai penerimaan barang bersih, pengemasan dan labeling uji indikator dan
proses sterilisasi
Persyaratan :
 Ventilasi baik, bebas debu
 Suhu udara antara 180 C - 220 C
 Kelembaban udara antara 350 % - 750 %
 Tekanan positif
 Terpisah dari ruangan pre-cleaning / cleaning

- Area Steril
Area untuk melakukan uji visual barang steril dan pendistribusian barang steril. Ruang ini
berada dekat dengan ruang strilisasi. Apabila digunakan mesin sterilisasi dua pintu, maka
pintu belakang langsung berhubungan dengan ruang penyimpanan.

Persyaratan :

 Penerangan harus memadai


 Suhu udara antara 180 C - 220 C
 Kelembaban udara antara 350 % - 750 %
 Tekanan positif
 Efisien filtrasi parlikularantara 90 – 95% (untuk particular berukuran 0,5 mikron ) atau
dengan filter Hepa.
 Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat sehingga mudah
dibersihkan atau dengan menggunakan cat epoxy sehingga tidak ada nut – nut lantai
tempat tempat penimbunan debu dan sarangnya bakteri
 Alat steril disimpan pada jarak 19-24 cm dari lantai dan minimum 13 cm dan langit –
langit serta 5 cm dari dinding
 Hindari terjadinya penumpukan debu pada kemaan. Akses ke ruang penyimpanan steril,
dilakukan oleh petugas sterilisasi sentral yang terlatih, bebas dari penyakit menular dan
menggunakan pakaian yang sesuai dengan persyaratan.

b. Peralatan
- Area Kotor
 Sink, baskom stainless steel
 Meja Stainless Steel
 Disinfectant

- Area Bersih
 Mesin Sterilisator Autoclave
 Alat pengukur suhu, kelembaban
 Lemari instrument
 Lemari linen
 Meja Stainless steel , meja Produksi

Area Steril

 Rak stainless
 Humidifire (alat penetralisir kelembaban)
 Alat pengukur suhu, kelembaban dan tekanan
- Area Distribusi
 Bok tertutup distribusi
BAB III
PELAYANAN STERILISASI

Proses Pelayanan Sterilisasi sebagai berikut


1. Penerimaan barang
Penerimaan barang/alat kotor dari ruangan Perawatan. Seluruh alat/barang yang akan
disterilkan harus dilakukan pencatatan baik itu tanggal penerimaan,nama pengirim dan unit
pengirimnya. petugas melakukan penerimaan barang sebagai berikut:
1. Petugas penerimaan barang alat cuci tangan sebelum bekerja
2. Petugas penerimaan barang/alat menggunakan peralatan kerja (memakai masker, sarung
tangan dan topi).
3. Petugas penerimaan menyiapkan pulpen, form/bon penerimaan dan buku induk untuk
mencatat alat yang diterima.
4. Petugas penerimaan barang/alat dan petugas penyerahanbarang bersama-sama
menghitung, mengecek barang/alat yang diserahkan
5. Petugas penerimaan mencatat jumlah dan jenis barang/alat kotor kedalam buku induk
6. Petugas penerimaan barang/alat membuatkan form/bon penerimaan Form/bon
penerimaan alat ini dibuat pada form/bon baru yang terdiri dari 3 rangkap (1 untuk arsip
CSSD dan 2 untuk ruangan yang ingin mensterilisasi alat, yaitu untuk arsip ruangan dan
untuk bukti pada saat pengambilan alat steril).Dan apabila form/bon baru habis, maka
untuk sementara menggantikannya menggunakan kembali form/bon lama yang masih
ada, yaitu terdiri dari 2 rangkap (1 untuk arsip CSSD dan 1 lagi untuk bukti pengambilan
alat steril di ruangan
7. Petugas penerimaan dan petugas penyerahan bersama-sama menandatangani form/bon
penerimaan, serta mencantumkan nama dan tanggal
8. Petugas penerimaan barang/alat menyerahkan barang/alat yang telah diterima kepetugas
dekontaminasi kemudian mencuci tangan
9. Untuk alat/barang yang disterilisasi ulang :
 Unit/Bangsal Perawatan : Membuka / merobek kemasan
 CSSD : Kemasan diganti dengan yang baru dan indikator kimia dirubah menjadi
tanggal pengiriman ulang akan disterilisasi
10. Setelah selesai menerima barang/alat, meja kerja penerimaan dilap dengan alkohol 70 %,
kemudian cuci tangan

2. Pre-Cleaning (perendaman)
Prabilas (Pre-Cleaning) adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani
oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi, mengaktifasi virus HBV, HCV dan HIV.
Tujuan :
 Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan instrumen pada proses
selanjutnya.
 Menghilangkan kotoran yang terlihat dan tidak terlihat
 Meningkatkan efektifitas proses cleaning, desinfeksi dan sterilisasi.
Persyaratan
 Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negative, suhu 180 -220C. kelembapan 35-75%,
terpisah dari area lain.
 Perendaman menggunakan container yang disesuaikan dengan ukuran instrument
sehingga semua instrument dapat terendam.
 Larutan perendaman berupa cairan enzimatik sesuai rekomendasi produsen.
 Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
dan mempunyai personal hygiene yang baik.
 Prabilas harus dilakukan segera setelah penggunaan instrumen untuk menghindari
kotoran menjadi kering.
Proses pre cleaning sebagai berikut :

1. Petugas pencucian ruangan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum bekerja


2. Petugas pencucian ruangan menggunakan APD lengkap (masker, sarung tangan, topi,
sepatu dan approne)
3. Petugas pencucian ruangan merendam semua instrument atau alat lainnya dengan cairan
desinfektan dengan masing - masing prosedur penggunaan detergent, antara lain :
 Cidezyme (Enzymatic detergent) :
- Jangan menambahkan pemutih / bahan kimia lain
- Tambahkan 8 ml cairan konsentrat Cidezyme Enzymatic Detergent dalam 1 liter
air
- Untuk alat yang dikeringkan dengan bahan organik, guna- kan 16 ml per 1 liter air
hangat.
- Rendam segera alat setelah digunakan, sampai semua bahan organik
terlarut dan terlepas
- Minimal perendaman yang direkomendasikan adalah 1menit
- Waktu perendaman diperpanjang untuk alat yang dikeringkan dengan bahan
organik
- Bilaskan larutan pada selurun saluran
3. Cleaning
Pembersihan (Cleaning) adalah proses secara fisik membuang semua kotoran dan sejumlah
mikroorganisme dari alat kesehatan untuk mengurangi risiko bagi petugas selanjutnya.
Tujuan :
 Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan instrumen pada proses
selanjutnya.
 Menghilangkan mikroorganisme berbahaya
 Meningkatkan efektifitas proses desinfeksi dan sterilisasi.
Persyaratan :
 Ruangan dengan ventilasi baik tekanan negatif dengan kelembapan 35 – 75 %, terpisah
dari area lain.
 Perendaman menggunakan sink yang disesuaikan dengan ukuran instrumen sehingga
semua instrumen dapat terendam.
 Larutan perendaman berupa cairan desinfektan.
 Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
dan mempunyai personal hygiene yang baik.
 Pembersihan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan washer machine
Proses Cleaning:
1. Petugas pencucian mencuci tangan terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Petugas pencucian menggunakan APD lengkap (masker, sarung tangan, topi dan
approne)
3. Petugas pencucian menyiapkan 3 macam sink, yaitu :
- Untuk merendam
- Untuk mendekontaminasi
- Untuk membilas
4. Petugas pencucian membuat larutan dekontaminasi dengan menggunakan cairan
desinfektan yaitu berdasarkan kebijakan dari rekanan / supplier
5. Petugas pencucian merendam instrumen pada sink pertama, lalu masukkan kedalam sink ke
2 yang telah berisi cairan desinfektan
6. Setelah itu petugas pencucian membersihkan instrumen dengan cara disikat satu persatu
menggunakan sikat khusus instrumen
7. Apabila instrumen telah bersih semua, petugas pencucian membilas pada sink ke 3 dan
dibawah air mengalir
8. Menyerahkan ke petugas pengeringan
4. Pengemasan
Pengemasan adalah kegiatan membungkus alat kesehatan yang sudah bersih dan kering
untuk dilakukan proses sterilisasi.
Tujuan :
 Menjamin sterilisasi instrument dalam kemasan.
 Keamanan dan efektifitas perawatan
 Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan.
Persyaratan
 Ruangan dengan tekanan positif, ventilasi baik, suhu 180-220, kelembapan 35-75% bebas
debu, terpisah dari ruangan pre-cleaning.
 Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering.
 Bahan pengemas:
- Harus mampu mempertahankan sterilisasi isinya hingga kemasan dibuka dan harus
mudah dibuka tanpa menyebabkan kontaminasi.
- Harus sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai antara lain tahan terhadap
perubahan suhu, kelembaban dan tekanan pada proses sterilisasi.
- Dipilih berdasarkan lama kadaluarsa proses penyimpanan instrumen. Misalnya
pengemas linen masa kadaluarsa instrumen 1 minggu. Pengemas kertas dan pengemas
pouches masa kadaluarsa 1 bulan.
- Petugas harus terlatih memahmi konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
dan mempunyai personal hygiene yang baik.
- Prosedur : Lihat SPO Pengemasan
Proses Pengemasan
 Petugas pengemas ruangan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum bekerja
 Petugas pengemas menggunakan APD lengkap (masker, sarung tangan, topi, sepatu dan
approne)
 Petugas menerima alat yang akan dikemas
 Petugas pengemasan membungkus alat / barang dengan duk lapis dua
 Petugas memberi label pada set yang sudah dibungkus , dan ditulis :
tanggal, bulan, tahun, serta tanggal kedaluarsa
Proses pengemasan khusus alat steril di ruang steril
Proses pengemasan khusus alat kritikal yang telah melewati proses dekontaminasi dan
sterilisasi menggunakan alat sterilisator panas kering, yang dimana proses sterilisasi
dilakukan dalam kondisi terbuka (tanpa pengemas)
Tujuan
 Menjamin sterilisasi instrument dalam kemasan.
 Keamanan dan efektifitas perawatan
 Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan.
Persyaratan
 Petugas harus terlatih memahmi konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
dan mempunyai personal hygiene yang baik
 Pengemas linen steril , box distribusi steril, handscon steril dan APD
 Meja dan ruangan steril (dilakukan di ruang penyimpanan steril di instalasi CSSD)
 Alat kritikal yang telah melalui proses sterilisasi panas kering
Proses
 Petugas mencuci tangan dan menggunakan APD lengkap
 Petugas membersihkan meja ruang steril menggunakan cairan teralin
 Petugas menyiapkan linen steril dimeja ruang penyimpanan steril
 Petugas memakai handscon steril untuk memindahkan alat kritikal dari mesin
sterilisasi ke ruang penyimpanan steril menggunakan box distribusi steril
 Petugas membungkus alat menggunakan linen steril dengan mempertahankan peroses
steril
Prosedur : Lihat SPO Pengemasan khusus alat steril di ruang steril.
5. Labeling/ Penandaan
Penandaan adalah kegiatan pemberian label/ etiket atau catatan yang dilakukan terhadap
masing-masing kemasan alat/ barang yang akan melalui proses sterilisasi.
Tujuan :
 Mengetahui tanggal sterilisasi dan batas kadaluarsa alat yang disterilkan
 Memudahkan dalam penelusuran atau penarikan kembali
Persyaratan
 Ruangan dengan tekanan positif, ventilasi baik, suhu 180-220. Kelembapan 35-75%.
Bebas debu, terpisah dari ruangan pre-cleaning/cleaning.
 Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering
 Penandaan mencantumkan minimal :
- Tanggal sterilisasi
- Tanggal kadaluarsa
- Inisial nama pengemas
- Nomor mesin sterilisasi
 Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi PPI dan
mempunyai hygiene yang baik
6. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses menghilangkan / memusnahkan semua bentuk mikro organism pada
instrument atau alat kesehatan termasuk endospora yang dapat dilakukan secara fisik atau
kimia menggunakan alat sterilitator.
Tujuan
 Membunuh semua mikroorganisme pada instrumen/ alat termasuk endospora
 Menghasilkan instrument /alat steril untuk digunakan
Persyaratan
 Ruangan dengan ventilasi baik. Suhu 180 -220. Kelembaban 31-75% bertekanan positif.
Ada beberapa Metode sterilisasi yang digunakan, antara lain :
No Metode sterilisasi Suhu Lama proses Alat yang disterilkan

(Celcius) sterilisasi

1 Uap / steam 135 7 menit Linen

2 Uap steam 135 4 menit Instrumen, kain kasa,lidi


kapas,depper, , dll.

3 Uap panas kering 160 120 menit Gelas kaca, jelly, powder, dan
kusus instrumen terbuka (tidak
180 60 menit
dikemas.
DTT (desinfektan tingkat tinggi)

DTT (Desinfektan Tingkat Tinggi) merupakan suatu metode sterilisasi dengan menggunakan
cairan kimia dengan tujuan Mensterilkan alat steril dalam waktu singkat.
Persyaratan
1. Cairan Alkacide
2. Cairan aquadest steril
3. Wadah perendaman 1 buah
4. Kom besar untuk menampung air bilasan desinfektan 1 buah
5. Meja instrument dialas duk rapat steril
6. Waslap steril
7. Alat yang akan disterilkan
Proses
1. Petugas menekan botol Alkacide sampai terisi 20 mllarutan pada tutup takaran, lalu
tuangkan kedalam 1 liter air
2. Petugas menuangkan larutan tersebut kedalam wadah perendaman sesuai dengan volume
yang dibutuhkan,lalu masukkan alat yang sudah dilakukan pembersihan
3. Petugas merendam instrument dengan sempurna didalam larutan dan merendamnya
selama 15 menit atau waktu yang direkomendasikan
4. Petugas membilas instrument dengan air steril
5. Petugas mengeringkan instrument yang telah dilakukan proses perendaman diatas meja
yang telah diberi alas duk rapat steril

7. Penyimpanan
Setelah selesainya proses sterilisasi, linen dan peralatan medis disimpan dan harus dijaga
kualitas sterilitasnya. Penyimpanan harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi
penyimpanan yang baik. Penyimpanan yang baik sama pentingnya dengan proses sterilisasi
atau desinfeksi itu sendiri. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan
pada tempat (lemari) khusus setelah dikemas steril pada ruangan :
 Dengan suhu 18°C - 22°C dan kelembaban 35% - 75%, ventilasi menggunakan sistem
tekanan positif dengan efisiensi partikular antara 90%-95% (untuk partikular 0,5 mikron)
 Dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat, dan mudah dibersihkan
 Barang yang steril disimpan pada jarak 19 cm - 24 cm dari lantai dan minimum 43 cm
dari langit-langit, serta 5 cm dari dinding serta diupayakan untuk menghindari terjadinya
penempelan debu kemasan.
Ada dua macam peralatan dilihat dari cara penyimpanan, yakni :
1. Peralatan yang dibungkus
Umur steril (shelf life), selama peralatan masih terbungkus, semua peralatan steril
dianggap tetap steril tergantung ada atau tidaknya kontaminasi. Dalam kondisi
penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal, dapat dinyatakan steril
sepanjang bungkus tetap utuh dan kering. Untuk penyimpanan yang optimal, simpan
bungkusan steril dalam lemari tertutup di bagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu
udara sejuk dan kering, atau kelembaban rendah
2. Peralatan yang tidak dibungkus
Peralatan yang tidak dibungkus harus digunakan segera setelah dikeluarkan. Peralatan
yang tersimpan pada wadah steril dan tertutup apabila yakin tetap steril paling lama 1
minggu, tetapi jika ragu-ragu harus disterilkan kembali
Untuk pemyimpanan di ruang bangsal rsu pku muhammadiyah rogojampi mengunakan alat
sterilisator panas kering yang tidak terpakai dan tetap menjaga kebersihanya dengan
membersihkan menggunakan cairan teralin tiap 1 minngu sekali

8. Pendistribusian
Pendistribusian barang steril / alat steril sebagai suatu kegiatan penyaluran atau
pendistribusian barang / alat steril dari ruang distribusi melalui loket pendistribusian. Barang
medis steril yag akan diserahkan kepada unit pemakai ditempatkan dalam wadah khusus atau
transportasinya menggunakan box tertutup yang memenuhi syarat untuk dibawa keruangan
agar mutu barang medis steril tetap terjamin. Alat yang diambil dari Sterilisasi Sentral /
CSSD harus menggunakan box yang bersih, kering dan tertutup. Box dibersihkan setiap hari
dengan cara di lap dengan cairan teralin

9. Monitoring Kualitas (Pengawasan Mutu)


Prinsip : Pengawasan mutu proses sterilisasi merupakan kegiatan monitoring mutu disetiap
tahap proses sterilisasi
Persyaratan pengawasan mutu :
 Dilakukan secara visual
 Menggunakan alat bantu (indicator)
 Melihat hasil kerja alat (mekanik)
 Dilaukan oleh petugas yang terlatih
Tujuan :
 Memastikan semua proses sterilisasi berjalan sesuai standar
 Memberikan jaminan mutu terhadap barang steril yang dihasilkan

Monitoring Pelaksanaan Proses Sterilisasi


Uji visual terhadap instrument untuk mengetahui instrument layak atau tidak layak diproses
sesuai IK (Instruksi Kerja) Uji Visual, dilakukan pada :
 Loket penerimaan instrumen kotor
 Loket penerimaan instrumen bersih
 Selesai proses pembersihan (cleaning)
 Selesai proses sterilisasi
 Sebelum instrument didistribusikan
Uji mekanik terhadap alat yang digunakan untuk proses sterilisasi sebelum penggunaan alat
agar diketahui kelayakan alat sesuai IK Uji Mekanik, dilakukan pada :
 Mesin sterilisasi panas kering
Kalibrasi alat sterilisasi panas kering
 Mesin sterilisasi uap panas
Uji Bowie Dick sebelum proses sterilisasi untuk mengetahui kemampuan daya vakum
dan tekanan mesin sesuai Instruksi Kerja (IK) Uji Bowie, dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas dengan vakum
a. Uji Biologi terhadap mesin sterilisasi dilakukan setiap hari jika memmungkinkan atau
minimal satu minggu 2 kali dan dilakukan pada : Mesin sterilisasi uap panas
b. Pemantauan proses sterilisasi dilakukan saat mesin sterilisasi berjalan, pemantauan
dengan melihat print out proses yang dilakukan mesin sesuai Instruksi Kerja (IK).
Pemantauan in proses mesin sterilisasi, dilakukan pada : Mesin sterilisasi uap panas.

Monitoring setelah pelaksanaan proses sterilisasi


Uji mikrobiologi terhadap produk sterilisasi sesuai jenis kemasan untuk menentukan dan
memastikan masa kadaluarsa produk sesuai Instruksi Kerja (IK). Uji Mikrobiologi
dilakukan pada : Hasil sterilisasi dengan pengemas linen
Pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan dilakukan setiap melakukan proses sterilisasi sedangkan pelaporan meliputi :
laporan bulanan, truwulan dan tahunan. Laporan disampaikan kepada direktur dan panitia
Mutu RSIA PKU Muhammadiyah Rogojampi.

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

A. MONITORING KUALITAS (PENGAWASAN MUTU)


1. Prinsip : Pengawasan mutu proses sterilisasi merupakan kegiatan monitoring mutu
disetiap tahap proses sterilisasi
2. Persyaratan pengawasan mutu :
a. Dilakukan secara visual
b. Menggunakan alat bantu (indicator)
c. Melihat hasil kerja alat (mekanik)
d. Dilaukan oleh petugas yang terlatih
3. Tujuan :
a. Memastikan semua proses sterilisasi berjalan sesuai standar
b. Memberikan jaminan mutu terhadap barang steril yang dihasilkan
4. Monitoring Pelaksanaan Proses Sterilisasi
c. Uji visual terhadap instrument untuk mengetahui instrument layak atau tidak layak
diproses sesuai IK (Instruksi Kerja) Uji Visual, dilakukan pada :
- Loket penerimaan instrumen kotor
- Loket penerimaan instrumen bersih
- Selesai proses pembersihan (cleaning)
- Selesai proses sterilisasi
- Sebelum instrument didistribusikan
d. Uji mekanik terhadap alat yang digunakan untuk proses sterilisasi sebelum penggunaan
alat agar diketahui kelayakan alat sesuai IK Uji Mekanik, dilakukan pada :
- Mesin cuci (washer machine)
- Mesin Ultrasonic
- Mesin cutting dan sealing pouches
- Mesin sterilisasi panas kering
- Mesin sterilisasi uap panas
- Mesin sterilisasi plasma
- Mesin sterilisasi etilen oksida
- Mesin sterilisasi formaldehyde
e. Uji Bowie Dick sebelum proses sterilisasi untuk mengetahui kemampuan daya vakum
dan tekanan mesin sesuai Instruksi Kerja (IK) Uji Bowie, dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas dengan vakum
f. Uji Biologi terhadap mesin sterilisasi dilakukan setiap hari jika memmungkinkan atau
minimal satu minggu 2 kali dan dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas
- Mesin sterilisasi plasma
- Mesin sterilisasi etilen oksida
- Mesin formaldehyde
g. Pemantauan proses sterilisasi dilakukan saat mesin sterilisasi berjalan, pemantauan
dengan melihat print out proses yang dilakukan mesin sesuai Instruksi Kerja (IK).
Pemantauan in proses mesin sterilisasi, dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap pans
5. Monitoring setelah pelaksanaan proses sterilisasi
Uji mikrobiologi terhadap produk sterilisasi sesuai jenis kemasan untuk menentukan dan
memastikan masa kadaluarsa produk sesuai Instruksi Kerja (IK). Uji Mikrobiologi
dilakukan pada :
- Hasil sterilisasi dengan pengemas linen
- Hasil sterilisasi dengan pengemas pouches

B. EVALUASI
1. Sarana dna Prasarana
a. Semua instrumen diproses secara sentral, jika tidak memungkinkan maka kebijakan
dan proses harus konsisten untuk semua satelit
b. Luas CSSD sesuai dengan kebutuhan dan desain
c. Area precleaning dan cleaning cukup untuk peralatan yang dibutuhkan dan memiliki
tempat khusus ntuk menggunakan dan melepaskan APD
d. Sink untuk dekontaminasi terdiri dari 3 sink untuk perendaman, pembersihan dan
pembilasan
e. Tersedia emergency eye wash yang bias dicapai dalam 10 detik dan mengalirkan air
selama minimal 15 menit
f. Pada alur kerja terdapat dinding pemisah antara ruang kotor dan bersih, pass box
untuk menghindarilorong dan tidak terbuka
g. Suhu dan kelembaban dimonitor di ruang dekontaminasi, arean bersih dan ruang
penyimpanan steril dan dicatat setiap hari
h. Tersedia traffic control, kebijakan dan prosedur berkaitan dengan hal yang boleh atau
tidak boleh dan seragam
i. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan (cat epoxy), plafon
mempunyai permukaan yang rata dan terbuat dari material yang tidak mudah rontok
j. Tekanan positif untuk area bersih dan tekan negative untuk area precleaning dan
cleaning serta pencahayaaan yang cukup untuk semua area kerja
Proses
a. Pre Cleaning
- Instrumen bekas pakai dibersihkan langsung di tempat pemakaian
- Alat disposable yang terkontaminasi sudah dibuang termasuk jarum dan benda tajam
- Kotoran pada instrumen segera dibersihkan apabilan tidak segera bias diproses
cleaning
- Instrumen kotor diusahakan tetap lembap misalnya dengan menggunakan handuk
basah dll
- Tersedia kontainer khusus yang aman untuk instrumen kotor
- Gunakan kontainer yang tidak mudah tembus dan tidak mudah bocor untuk
instrumen kotor
- Instrumen kotor harus dibawa dalam container tertutup saat transportasi
- Pengangkutan instrumen kotor harus menghindari area umum yang ramai
- Trolley pengangkutharus tertutup dan bisa mencegah instrumen berjatuhan dan
tumpah
- Tersedia kebijakan dan prosedur untuk pengangkutan instrumen terkontaminasi
antar ruangan sampai ke tempat pembersihan atau area dekontaminasi cleaning
b. Cleaning
 Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis untuk proses pembersihan dan
dekontaminasi
 Kalau memungkinkan pre-cleaning menggunakan larutan enzimatik
 Instrument dilepas (sesuai petunjuk pabrik) agar semua permukaan terkena
proses pembersihan
 Bahan pencuci digunakan menurut aturan dari pabrik. Misalnya pengenceran
dan suhu larutan
 Cara pembersihan manual dan mekanik yang digunakan sesuai dengan petunjuk
dari pabrik dan telah dipahami bagian dekontaminasi
 Sikan pembersih yang digunakan dibuat khusus untuk perawatan medic.
Sebaliknya sekali pakai. Tetapi apabila dipakai berulang maka harus
dibersihkan minimal 1x sehari
 Cara pembilasan manual dan mekanik telah dipahami dan dilaksanakan sesuai
petunjuk dari pabrik
 Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi dan sterilisasi sesuai petunjuk
dari pabrik
 Tersedia alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, pelindung mata,
pelindung kaki

c. Pengemasan
 Pastikan bahwa insrumen bersih dan kering sebelum dikemas
 Periksa instrument dari kemungkunan kurang atau rusak, priksa adanya karat,
goresan, korosif, retak, kotor dipermukaan plate. Pemeriksaan menggunakan
kaca pembesar
 Pastikan bahwa setiap instrument
- Ujung pemotong tajam
- Bagian-bagian tertentu bisa digerakkan dengan bebas
- Insrumen yang butuh perbaikan telah dipisahkan untuk diperbaiki atau
diganti
 Preparasi dan pemasangan
- Instrument yang tajam harus terlindungi saat dipasang ulang. Pelindung
yang digunakan harus bisa disterilkan
- Instrument yang terbuka seperti gunting dan klem dalam keadaan tidak
terkunci dan posisi terbuka
- Instrument dengan banyak bagian yang dilepaskan saat sterilisasi harus
dipastikan bisa dipasangkan kembali secara aseptic
- Instrument berat ditempatan pada tempat yang tidak menyebabkan
kerusakan pada instrument yang halus
 Peralatan berlumen :
- Harus dilepaskan secara hati-hati misalnya kateter, needle
- Pelembut untuk lumen harus dianjurkan sesuai petunjuk dari petunjuk
- Instrument yang kompleks seperti endoskopi atau instrument yang
berlobang harus dipersiapkan sesuai dengan petunjuk dari pabrik
 Bengkok / baskom :
- Dibedakan dengan diameter
- Gunakan nonlinting material adsorben diantara bengkok
- Pengemasan tidak melebihi 3,5kg
- Container set instrument tidak boleh lebih dari 12,5kg
- Penggunaan pengemas rigid harus disesuaikan dengan berat dan densitas
dari set instrumen
 Check list pengemasan
- Bahan pengemas harus terpapar minimal dua jam pada suhu dan
kelembaban yang disarankan sebelum digunakan
- Bahan pengemas diperiksa secara berkala kalu kemungkinan rusak seperti
bocor, kotor dll
 Penutup pengemasan :
 Pengemas kertas/pouches :
- Label ditempelkan pada sisi plastic
- Pada kemasan terbungkus : penulisan dilakukan pada indicator tape atau
pakai label khusus
- Tray dengan dasar mesh atau berlobang atau pengemas rigid harus
diperiksa pada saat akan digunakan memastikan tidak ada bagian yang
tajam atau mesh yang bolong
d. Proses sterilisasi
 Ikuti petunjuk dari produsen
- Tersedi petunjuk tertulis dari pabrik untuk parameter setiap siklus
- Petunjuk untuk menguku parameter setiap siklus dilakukan sesuai petunjuk
pabrik
- Tersedia petunjuk tertulis untuk menetukan parameter setiap siklus untuk
setiap alat kedokteran termasuk set yang dipinjamkan dan item spesial atau
instrument kompleks
 Loading sterilisasi mengikuti instruksi tertulis dari produsen
- Parameter yang sama untuk semua grup item yang sama
 Sterilisasi menggunakan tary :
- Tersedia jarak antar kemasan
- Tidak bertumpuk
- Tidak menyentuh dinding chamber
- Pada loading campuran, tempatkan item logam dibawah kemasan linen,
kertas dan pouches
- Panci, mangkok dan tray padat ditempatkan miring menghadap ke satu arah
- Pouches ditempatkan pada tray khusus untuk penempatan miring
- Penempatan pembungkus kain tegak lurus pada keranjang
- Pada rigid container tedapat beberapa bagian yang perlu jadi perhatian,
ikuti instruksi produsen
 Unloading proses sterilisasi
- Hasil sterilisasi tidak mengandung air atau basah karena lembab dianggap
sebagai kontaminasi
- Hasil sterilisasi harus didinginkan minimal 10 menit dan tidak boleh
disentuh
- Tempatkan tray pada area khusus jauh dari AC atau fan
- Item emergency harus segera digunakan tanpa harus disimpan
 Monitor fisik, indicator kimia dan indicator biologi
- Parameter tiap cycle bisa didapat dari print out mesin seperti minimum
temperature, lama terpapar, tanda tangan dan tanggal
- Uji Bowie Dick dilaukan setiap hari sebelum loading pertama
- Bowie Dick dilakukan pada 135-1400C selama 3,5 sampai 4 menit. Dan
hasil didokumentasikan
- Setiap kemasan menggunakan indicator kimia eksternal (tape atau label)
- Indicator kimia internal klass 4, klass 5 atau klass 6
- Indicator ditempatkan dalam setiap kemasan dilokasi tersulit, pada
container rigit letakkan indicator internal klass 5 pada setiap diagonalnya
- Untuk tiap loading atat implant lakukan uji biologi dan indicator klass 5
- Untuk non implant perlu ditambahkan monitoring dengan uji biologi atau
indicator klass 5
- Kemampuan mesin sterilisasi diuji dengan uji biologi rutin setiap hari jika
memungkinkan (2x dalam seminggu)
 Control uji biologi dan hasil
- Control uji biologi di inkubasi dalam incubator menggunakan no lot yang
sama dengan sampel uji biologi
- Uji biologi dilakukan untuk setiap 2x dalam seminggu untuk strerilisasi uap
dan etilen oksida
 Uji kualifikasi
- Pada kerusakan mesin sterilisasi atau setelah perbaikan uji steam lakukan 3
kali uji biologi dan 3 kali uji bowie dick sebelum mesin layak digunakan
 Perawatan mesin sterilisasi
- Saringan pengering diperiksa seminggu sekali
- Permukaan bagian dalam dan luar mesin sterilisasi dibersihkan secara rutin
setiap hari

e. Penyimpanan dan Distribusi


 Penyimpanan produk steril
- Kebijakan dan SOP tertulis tersedia untuk penentuan masa kadaluarsa
produk, masa kadaluarsa terdapat pada kemasan
- Akses terbatas untuk tempat penyimpanan alat steril
- Kardus dan karton tidak boleh digunakan di area penyimpanan
- Suhu ruang penyimpanan kurang dari 180C-220C dan kelembaban relative
kurang dari 35-75%
- Produk steril disimpan pada jarak 19-24cm diatas lantai, 43 cm dibawah
plafond an 5 cm dari dinding
- Instrument medic termasuk rigid container tidak disimpan pada tempat
yang mudah basah
- Perlengkapan disimpan dengan baik diatas rak, bukan dilantai
- Sistem penyimpanan container tidak bertumpuk
 Distribusi
- Peralatan ditangani dengan hati-hati
- Pengemasan harus diperiksa secara visual untuk memastikan label
tercantum baik
- Troli untuk disteribusi harus mempunyai jarak antara bagian bawah troli
dengan lantai
- Penutup harus dicuci setiap habis digunakan
- Troli harus didekontaminasi dan dikeringkan sebelum digunakan kembali
untuk alat steril
f. Dokumentasi
 Dokumentasi peralatan dan dokumentasi siklus
- Dokumentasi untuk setiap mesin cuci harus dilakukan :pengawasan dan
pemeriksaan proses pembersihan
- Dokumentasi untuk setiap mesin sterilisasi termasuk hasil untuk setiap
load, misalnya monitoring hasil
 Untuk hasil print out setiap siklus:
- Periksa dan pastikan bahwa awal siklus tercaat, siklus yang dipilih cocock
untuk isi load, suhu yang diinginkan serta waktu sterilisasi tercapai, tidak
ada eror pada proses sterilisasi
 Catat untuk setiap siklus berupa :
- No load, isi loading, lama terpapar, dan suhu berapa, nama atau inisial
petugas sterilisasi
- Hasil uji biologi
- Hasil uji bowie dick
- Laporkan kalo ada kesalahan dalam hasil uji
 Produk recall
- Kebijakan dan prosedur singkat dan jelas
- Pencatatan dilakukan
- Penandaan load control termasuk nomer mesin, tanggal, siklus dan
kadaluarsa
 Kegagalan proses sterilisasi:
- Jika kegagalan tidak langsung diketahui, proses ulang seluruh load dan cari
kembali produk untuk di sterilkan kembali menggunakan mesin dengan uji
biologi negative
BAB V

PENUTUP

Mengingat bahwa barang medis steril merupakan hasil akhir dari suatu proses sterilisasi yang
dilaksanakan dengan sistem secara utuh maka perlu menjadi perhatian bagi semua komponen
yang ada di dalam Rumah Sakit dalam hal:

1. Prinsip bangun sterilisasi sentral harus berpedoman kepada perpindahan barang satu arah
2. Pemilihan dari bahan baku atau bahan pengemas (bahan medis habis pakai) yang akan
disterilkan harus jaminan mutu, tepat dan dapat mempertahankan nilai sterilitas yang
telah dicapai
3. Penyediaan dan produksi kasa dan kapas steril harus tersentralisasi dengan pertimbangan
efisiensi baik tenaga, ruangan, maupun sumberdaya lainya
4. Proses sterilisi barang single use dan barang re use harus dilakukan sesuai dengan standar
operasional proserur
5. Pemilihan metode sterilisasi harus disesuaikan dengan spesifikasi barang yang akan
disterilkan apakah suhu tinggi atau rendah
6. Control kualitas harus dilakukan sebelum proses, dalam proses, dan sesudah proses
disetiap tahap kegiatan
7. Penyimpanan barang steril harus di area steril disusun pada rak khusus
8. Disteribusi barang medis steril dan penempatanya di unit pemakai

Produk atau hasil akhir dari aktifitas fungsional sterilisasi sentral adalah barang medis steril.Jadi
pengertian steril adalah mutlak, tidak ada setengah steril atau agak steril. Yang ada steril atau
tidak steril

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan sterilisasi, baik sterilisasi
sentral maupun di unit unit dalam lingkungan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai