Pedoman Sterilisasi
Pedoman Sterilisasi
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
rumah sakit sebagai institute penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mecegah
resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indicator
kebehasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di
rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian
infeksi di rumah sakit
pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian
infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan
fungsi sterilisasi, pusat sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur
pelayanan medic, unsur penunjang medic maupun isntalasi antara lain perlengkapan, rumah
tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan
pada salah satu sub unit diatas maka pada akhirnya akan mengganggu prose dan hasil
sterilisasi.
Pusat sterilisasi sentral atau CSSD (Central Sterile Supply Departemen) dibentuk di
RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi yang bertujuan untuk
1. Membantu unit kerja di rumah sakit yang membutuhkan sarana steril untuk mencegah
terjadinya infeksi.
2. Menurunkan angka terjadinya infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi
infeksi HAls
3. Efisiensi tenaga medis paramedic untuk kegiatan yang berorientasi pada pelayanan
terhadap pasien
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap peroduk yang dihasilkan
Instalasi pusat sterilisasi bersama dengan satelit sterilisasi mempunyai fungsi yang
sangat penting dalam mendukung keselamatan pasien dengan melaksanakan program
sterilisasi pelayanan sterilisasi dalam satu atap managemen.
B. Tujuan
Sebagai pedoman dalam pengelolaan instalasi sterilisasi sentral (CSSD) dan satelit
sterilisasi di lingkungan RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi.
C. Ruang lingkup pelayanan
1. System pelayanan
a. Sentralisasi : instalasi pusat sterilisasi(CSSD)
b. Desentralisasi : satelit sterilisasi
2. Lingkup kegiatan pelayanan.
Satelit
No Lingkup kegiatan CSSD Unit lain Keterangan
Sterilisasi
I Penyediaan produksi dan kapas
√ √
steril
II Tahapan proses sterilisasi
1. Pre-Cleaning (Prabilas) √ √
2. Cleaning (pembersihan) √
3. Pengemasan dan labeling √
(penandaan)
4. Proses sterilisasi √
5. Penyimpanan √ √
6. Pendistribusian √ √
III Singgel-Use di Re-Use
IV Quality control
V Quality assurance
N Satelit
precleaning cleaning pengemasan sterilisasi penyimpanan
o sterilisasi
1 Ruang OK √ √ √ √
2 UGD √ √ √ √
Istalasi rawat
jalan
Poli dalam
Poli kandungan
Poli bedah
Poli anak
Poli mata
Poli ortopedi
Poli gigi
Instalasi rawat
inap
Ar Roudho √ √
Ar Rohmah √ √
Al maun
Al ikhlas
perinatologi
Instalasi
Pelayanan
Laboratorium √ √
Radiologi
Fisioterapi
Gizi
Penyediaan dan pembuatan Bahan Medis Habis Pakai Serta Quality Assurace hanya
dapat dilakukan di instalasi sterilisasi sentral (CSSD).
Tahapan proses sterilisasi yang dilakukan di satelit sterilisasi disesuaikan dengan sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh unit kerja.
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. PENGERTIAN
1. Instalasi sterilisasi sentral (CSSD) adalah instalasi penunjang bisnis sebagai
pengelola sterilisasi di rumah sakit dan melaksanakan kegiatan sterilisasi secara
sentral untuk menunjang kelancaran pelayanan
2. Satelit sterilisasi adalah tempat pelayanan sterilisasi di unit kerja yang melakukan
keseluruhan atau sebagian proses sterilisasio dibawah supervise dan kordinasi
instalasi sterilisasi sentral
3. Barang steril sekali pakai (single –use) adalah instrument atau alat kesehatan yang
disediakan dan diproduksi untuk sekali pakai atau habis digunakan sekali pakai
dalam satu kemasan.
4. Barang steril yang dapat diulang pakai (re-use) adalah instrument atau kesehatan
sesudah digunakan dapat diulang pakai setelah melalui proses pre-cleaning, cleaning,
pengemasan atau labeling dan disterilkan dengan mesin sterilisator yang sesuai.
5. Sterilisasi mencerminkan kegiatan yang dilakukan terpusat dalam satu atap
managemen agar kualitas yang dicapai dapat terstandarisasi. Tidak ada duplikasi
pelayanan sterilisasi sehingga terjadi efisiensi biaya bagi rumah sakit.
6. Sterilisasi adalah suatu proses penanganan alat atrau bahan yang tidak steril menjadi
steril dengan menghancurkan semua bentuk kehidupana mikroba termasuk
endospora melalui metode sterilisasi yang tepat
7. Tahapan proses terilisasi dimulai dari penerimaan alat, pre claning, claning,
pengemasan dan labeling, sterilisasi,penyimpanan, dan pendistribusian.
8. Sterilisasi adalah kondisi dimana barang satau peralatan bebas dari semua mikro
organisme termasuk spora
9. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan barang atau
peralatan.
10. Tanggal kadaluarsa adalah tanggal yang menyatakan batas waktu terakhir barang
masih memenui persyaratan steril selama disimpan sesuai dengan cara yang benar.
11. Pelayanan sterilisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang beriorentasi kepada pasien dalam
menyediakan barang sterildan atau memproses barang non sterilmenjadi baraang
steril yang aman dengan mutu terjamin.
B. MANAJEMEN INSTALASI STERILISASI SENTRAL (CSSD)
1. Tujuan dan Tupoksi
a. Tujuan
Terselenggaranya sentralisasi pelayanan sterilisasi yang sesua standar.
Tercapainya peningkatan mutu dan perluasan cakupan pelayanan sterilisasi di
Rumah Sakit melalui kerjasama tim dengan semua unit kerja.
Tersedianya alat kesehatan steril untuk jejaring pelayanan kesehatan.
Tercapainya peningkatan kompetensi sumberdaya manusia di bidang terilisasi.
Tersedianya tempat pendidikan dan pelatihan di bidang sterilisasi.
Tersedianya tempat penelitian dan pengembangan pelayanan sterilisasi.
b. Tugas pokok
Menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan sterilisasi bahan dan linen steril
kebutuhan pasien di rumah sakit.
Membantu menyediakan kebutuhan unit /instalasi/ bidang/ bagian yang
memerlukan barang steril.
Menyelenggarakan standasisasi mulai dari proses dekontaminasi, pengemasan,
sampai dengan sterilisasi.
Memelihara efektifits secara akurat terhadap berbagai proses pembersihan,
desinfeksi, dan sterilisasi.
Mengefisienkan tenaga paramedic dalam kegiatan sterilisasi di unit kerja
c. Fungsi
Merencanakan, mengkordinasikan, melaksanakan dan mengawasi serta
mengevaluasi kegiatan sterilisasi
Merencanakan kebutuhan barang medis, bahan pengemas yang berkualitas untuk
produksi barang medis steeril.
Menyediakan dan mendistribusikan barang steril ke unit kerja yang
membutuhkan.
Melakukan infentarisasi semua peralatan sterilisasi yang digunakan di rumah
sakit.
Mendokumentasikan setiap aktifitas penyelenggaraan proses sterilisasi sebagai
bagian dari program pengendalian mutu.
Memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan
yang terkait dengan sterilisasi.
2. Organisasi dan ketenagaan
a. Organisai
Kedudukan : Merupakan salah satu unit kerja non structural yang berada di bawah
langsung direktur umum dan operasional. Dipimpin oleh seorang pejabat dalam jabatan
fungsional disebut kepala instalasi sterilisasi sentral (CSSD). Kepala sterilisasi sentral
bertanggung jawab langsung kepada direktur umum dan operasional. Dalam
melaksanakan kegiatan Kepala Instalas Sterilisasi Sentral dibantu oleh:
Pengelola Urusan Sterilisasi Sentral
Pengelola Urusan Penyiapan Fasilitas dan SDM Sarana Sterilisasi Sentral
b. Ketenagaan
- Jenis tenaga :
- Tenaga fungsional Apoteker,Ners, Perawat, D3 Farmasi, Asisten Apoteker, dan SMK
Kesehatan, (untuk yang akan datang)
- Tenaga non fungsional : Sarjana Umum (manajemen, komputer, D3 teknik, SLA)
- Kualifikasi tenaga
- Status Kesehatan
o Status immunisasi untuk Hepatitis B
Pendidikan
o Kepala Instalasi Sterilisasi Sentral : Sarjana Umum, Apoteker, Kesehatan dan
Keperawatan
o Pengelola Sterilisasi : D3 keperawatan, umum
o Pelaksana : D3 Farmasi, keperawatan/SMU/SMK Kesehatan
Kompetensi : Pendidikan Sterilisasi
Sertifikasi : Kursus dan pelatihan Sterilisasi
Tugas Pokok
Membantu kepala Instalasi Sterilisasi Sentral dalam menyelenggarakan,
mengkoordinasi, mengatur, mengawasi seluruh kegiatan operasional pelayanan
sterilisasi sesuai aturan standar prosedur operasional yang berlaku.
Menyusun rancangan kegiatan layanan sterilisasi sentral sesuai dengan standar
pelayanan.
Mengkoordinir dan mengarahkan staf dalam menjalankan tugas sesuai dengan
tanggung jawabnya yang meliputi sterilisasi, penyiapan dan distribusi alkes, alked
dan bahan sterilisasi serta pemeliharaan kebersihan alat dan pemeliharaan sterilisasi.
Melakukan stok opname persediaan barang sterilisasi
Melakukan pengecekan mesin-mesin untuk mengetahui keadaan listrik, air, angin,
uap dan sumber daya lainnya.
Mencarikan petugas pengganti jika ada yang berhalangan hadir pada shif sore,
minggu dan hari libur nasional.
Melakukan evaluasi sederhana terhadap seluruh kegiatan pelayanan sterilisasi
Sentral.
Membuat program orientasi untuk tenaga baru
Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak
Memantau mutu dan memastikan mutu pekerjaan sterilisasi dan
mendokumentasikannya.
Membuat laporan hasil kerja pelayanan Sterilisasi Sentral kepada kepala Instalasi
Sterilisasi Sentral.
Melaksanakan sebagian tugas lain yang diberikan oleh atasan
Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Sterilisasi
Sentral.
YA
STERILISASI
TIDAK
SELEKSI (PENCATATAN
VOLUME DAN JENIS
BARANG
KONTROL
INDIKATOR
PERENDAMAN
YA
DISTRIBUSI BARANG
PENGERINGAN KELUAR
YA
SORTIR LAYAK
DISTERILKAN/ TIDAK
TIDAK
KEMBALIKAN KE UNIT
PENGIRIM BARANG/ ALAT
ALUR PERPINDAHAN BARANG SATU ARAH
Area kotor
Area bersih
Area Steril
Penyimpanan
DISTRIBUSI
Keterangan :
- Area Bersih
Untuk kegiatan mulai penerimaan barang bersih, pengemasan dan labeling uji indikator dan
proses sterilisasi
Persyaratan :
Ventilasi baik, bebas debu
Suhu udara antara 180 C - 220 C
Kelembaban udara antara 350 % - 750 %
Tekanan positif
Terpisah dari ruangan pre-cleaning / cleaning
- Area Steril
Area untuk melakukan uji visual barang steril dan pendistribusian barang steril. Ruang ini
berada dekat dengan ruang strilisasi. Apabila digunakan mesin sterilisasi dua pintu, maka
pintu belakang langsung berhubungan dengan ruang penyimpanan.
Persyaratan :
b. Peralatan
- Area Kotor
Sink, baskom stainless steel
Meja Stainless Steel
Disinfectant
- Area Bersih
Mesin Sterilisator Autoclave
Alat pengukur suhu, kelembaban
Lemari instrument
Lemari linen
Meja Stainless steel , meja Produksi
Area Steril
Rak stainless
Humidifire (alat penetralisir kelembaban)
Alat pengukur suhu, kelembaban dan tekanan
- Area Distribusi
Bok tertutup distribusi
BAB III
PELAYANAN STERILISASI
2. Pre-Cleaning (perendaman)
Prabilas (Pre-Cleaning) adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani
oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi, mengaktifasi virus HBV, HCV dan HIV.
Tujuan :
Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan instrumen pada proses
selanjutnya.
Menghilangkan kotoran yang terlihat dan tidak terlihat
Meningkatkan efektifitas proses cleaning, desinfeksi dan sterilisasi.
Persyaratan
Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negative, suhu 180 -220C. kelembapan 35-75%,
terpisah dari area lain.
Perendaman menggunakan container yang disesuaikan dengan ukuran instrument
sehingga semua instrument dapat terendam.
Larutan perendaman berupa cairan enzimatik sesuai rekomendasi produsen.
Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
dan mempunyai personal hygiene yang baik.
Prabilas harus dilakukan segera setelah penggunaan instrumen untuk menghindari
kotoran menjadi kering.
Proses pre cleaning sebagai berikut :
(Celcius) sterilisasi
3 Uap panas kering 160 120 menit Gelas kaca, jelly, powder, dan
kusus instrumen terbuka (tidak
180 60 menit
dikemas.
DTT (desinfektan tingkat tinggi)
DTT (Desinfektan Tingkat Tinggi) merupakan suatu metode sterilisasi dengan menggunakan
cairan kimia dengan tujuan Mensterilkan alat steril dalam waktu singkat.
Persyaratan
1. Cairan Alkacide
2. Cairan aquadest steril
3. Wadah perendaman 1 buah
4. Kom besar untuk menampung air bilasan desinfektan 1 buah
5. Meja instrument dialas duk rapat steril
6. Waslap steril
7. Alat yang akan disterilkan
Proses
1. Petugas menekan botol Alkacide sampai terisi 20 mllarutan pada tutup takaran, lalu
tuangkan kedalam 1 liter air
2. Petugas menuangkan larutan tersebut kedalam wadah perendaman sesuai dengan volume
yang dibutuhkan,lalu masukkan alat yang sudah dilakukan pembersihan
3. Petugas merendam instrument dengan sempurna didalam larutan dan merendamnya
selama 15 menit atau waktu yang direkomendasikan
4. Petugas membilas instrument dengan air steril
5. Petugas mengeringkan instrument yang telah dilakukan proses perendaman diatas meja
yang telah diberi alas duk rapat steril
7. Penyimpanan
Setelah selesainya proses sterilisasi, linen dan peralatan medis disimpan dan harus dijaga
kualitas sterilitasnya. Penyimpanan harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi
penyimpanan yang baik. Penyimpanan yang baik sama pentingnya dengan proses sterilisasi
atau desinfeksi itu sendiri. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan
pada tempat (lemari) khusus setelah dikemas steril pada ruangan :
Dengan suhu 18°C - 22°C dan kelembaban 35% - 75%, ventilasi menggunakan sistem
tekanan positif dengan efisiensi partikular antara 90%-95% (untuk partikular 0,5 mikron)
Dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat, dan mudah dibersihkan
Barang yang steril disimpan pada jarak 19 cm - 24 cm dari lantai dan minimum 43 cm
dari langit-langit, serta 5 cm dari dinding serta diupayakan untuk menghindari terjadinya
penempelan debu kemasan.
Ada dua macam peralatan dilihat dari cara penyimpanan, yakni :
1. Peralatan yang dibungkus
Umur steril (shelf life), selama peralatan masih terbungkus, semua peralatan steril
dianggap tetap steril tergantung ada atau tidaknya kontaminasi. Dalam kondisi
penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal, dapat dinyatakan steril
sepanjang bungkus tetap utuh dan kering. Untuk penyimpanan yang optimal, simpan
bungkusan steril dalam lemari tertutup di bagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu
udara sejuk dan kering, atau kelembaban rendah
2. Peralatan yang tidak dibungkus
Peralatan yang tidak dibungkus harus digunakan segera setelah dikeluarkan. Peralatan
yang tersimpan pada wadah steril dan tertutup apabila yakin tetap steril paling lama 1
minggu, tetapi jika ragu-ragu harus disterilkan kembali
Untuk pemyimpanan di ruang bangsal rsu pku muhammadiyah rogojampi mengunakan alat
sterilisator panas kering yang tidak terpakai dan tetap menjaga kebersihanya dengan
membersihkan menggunakan cairan teralin tiap 1 minngu sekali
8. Pendistribusian
Pendistribusian barang steril / alat steril sebagai suatu kegiatan penyaluran atau
pendistribusian barang / alat steril dari ruang distribusi melalui loket pendistribusian. Barang
medis steril yag akan diserahkan kepada unit pemakai ditempatkan dalam wadah khusus atau
transportasinya menggunakan box tertutup yang memenuhi syarat untuk dibawa keruangan
agar mutu barang medis steril tetap terjamin. Alat yang diambil dari Sterilisasi Sentral /
CSSD harus menggunakan box yang bersih, kering dan tertutup. Box dibersihkan setiap hari
dengan cara di lap dengan cairan teralin
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
B. EVALUASI
1. Sarana dna Prasarana
a. Semua instrumen diproses secara sentral, jika tidak memungkinkan maka kebijakan
dan proses harus konsisten untuk semua satelit
b. Luas CSSD sesuai dengan kebutuhan dan desain
c. Area precleaning dan cleaning cukup untuk peralatan yang dibutuhkan dan memiliki
tempat khusus ntuk menggunakan dan melepaskan APD
d. Sink untuk dekontaminasi terdiri dari 3 sink untuk perendaman, pembersihan dan
pembilasan
e. Tersedia emergency eye wash yang bias dicapai dalam 10 detik dan mengalirkan air
selama minimal 15 menit
f. Pada alur kerja terdapat dinding pemisah antara ruang kotor dan bersih, pass box
untuk menghindarilorong dan tidak terbuka
g. Suhu dan kelembaban dimonitor di ruang dekontaminasi, arean bersih dan ruang
penyimpanan steril dan dicatat setiap hari
h. Tersedia traffic control, kebijakan dan prosedur berkaitan dengan hal yang boleh atau
tidak boleh dan seragam
i. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan (cat epoxy), plafon
mempunyai permukaan yang rata dan terbuat dari material yang tidak mudah rontok
j. Tekanan positif untuk area bersih dan tekan negative untuk area precleaning dan
cleaning serta pencahayaaan yang cukup untuk semua area kerja
Proses
a. Pre Cleaning
- Instrumen bekas pakai dibersihkan langsung di tempat pemakaian
- Alat disposable yang terkontaminasi sudah dibuang termasuk jarum dan benda tajam
- Kotoran pada instrumen segera dibersihkan apabilan tidak segera bias diproses
cleaning
- Instrumen kotor diusahakan tetap lembap misalnya dengan menggunakan handuk
basah dll
- Tersedia kontainer khusus yang aman untuk instrumen kotor
- Gunakan kontainer yang tidak mudah tembus dan tidak mudah bocor untuk
instrumen kotor
- Instrumen kotor harus dibawa dalam container tertutup saat transportasi
- Pengangkutan instrumen kotor harus menghindari area umum yang ramai
- Trolley pengangkutharus tertutup dan bisa mencegah instrumen berjatuhan dan
tumpah
- Tersedia kebijakan dan prosedur untuk pengangkutan instrumen terkontaminasi
antar ruangan sampai ke tempat pembersihan atau area dekontaminasi cleaning
b. Cleaning
Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis untuk proses pembersihan dan
dekontaminasi
Kalau memungkinkan pre-cleaning menggunakan larutan enzimatik
Instrument dilepas (sesuai petunjuk pabrik) agar semua permukaan terkena
proses pembersihan
Bahan pencuci digunakan menurut aturan dari pabrik. Misalnya pengenceran
dan suhu larutan
Cara pembersihan manual dan mekanik yang digunakan sesuai dengan petunjuk
dari pabrik dan telah dipahami bagian dekontaminasi
Sikan pembersih yang digunakan dibuat khusus untuk perawatan medic.
Sebaliknya sekali pakai. Tetapi apabila dipakai berulang maka harus
dibersihkan minimal 1x sehari
Cara pembilasan manual dan mekanik telah dipahami dan dilaksanakan sesuai
petunjuk dari pabrik
Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi dan sterilisasi sesuai petunjuk
dari pabrik
Tersedia alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, pelindung mata,
pelindung kaki
c. Pengemasan
Pastikan bahwa insrumen bersih dan kering sebelum dikemas
Periksa instrument dari kemungkunan kurang atau rusak, priksa adanya karat,
goresan, korosif, retak, kotor dipermukaan plate. Pemeriksaan menggunakan
kaca pembesar
Pastikan bahwa setiap instrument
- Ujung pemotong tajam
- Bagian-bagian tertentu bisa digerakkan dengan bebas
- Insrumen yang butuh perbaikan telah dipisahkan untuk diperbaiki atau
diganti
Preparasi dan pemasangan
- Instrument yang tajam harus terlindungi saat dipasang ulang. Pelindung
yang digunakan harus bisa disterilkan
- Instrument yang terbuka seperti gunting dan klem dalam keadaan tidak
terkunci dan posisi terbuka
- Instrument dengan banyak bagian yang dilepaskan saat sterilisasi harus
dipastikan bisa dipasangkan kembali secara aseptic
- Instrument berat ditempatan pada tempat yang tidak menyebabkan
kerusakan pada instrument yang halus
Peralatan berlumen :
- Harus dilepaskan secara hati-hati misalnya kateter, needle
- Pelembut untuk lumen harus dianjurkan sesuai petunjuk dari petunjuk
- Instrument yang kompleks seperti endoskopi atau instrument yang
berlobang harus dipersiapkan sesuai dengan petunjuk dari pabrik
Bengkok / baskom :
- Dibedakan dengan diameter
- Gunakan nonlinting material adsorben diantara bengkok
- Pengemasan tidak melebihi 3,5kg
- Container set instrument tidak boleh lebih dari 12,5kg
- Penggunaan pengemas rigid harus disesuaikan dengan berat dan densitas
dari set instrumen
Check list pengemasan
- Bahan pengemas harus terpapar minimal dua jam pada suhu dan
kelembaban yang disarankan sebelum digunakan
- Bahan pengemas diperiksa secara berkala kalu kemungkinan rusak seperti
bocor, kotor dll
Penutup pengemasan :
Pengemas kertas/pouches :
- Label ditempelkan pada sisi plastic
- Pada kemasan terbungkus : penulisan dilakukan pada indicator tape atau
pakai label khusus
- Tray dengan dasar mesh atau berlobang atau pengemas rigid harus
diperiksa pada saat akan digunakan memastikan tidak ada bagian yang
tajam atau mesh yang bolong
d. Proses sterilisasi
Ikuti petunjuk dari produsen
- Tersedi petunjuk tertulis dari pabrik untuk parameter setiap siklus
- Petunjuk untuk menguku parameter setiap siklus dilakukan sesuai petunjuk
pabrik
- Tersedia petunjuk tertulis untuk menetukan parameter setiap siklus untuk
setiap alat kedokteran termasuk set yang dipinjamkan dan item spesial atau
instrument kompleks
Loading sterilisasi mengikuti instruksi tertulis dari produsen
- Parameter yang sama untuk semua grup item yang sama
Sterilisasi menggunakan tary :
- Tersedia jarak antar kemasan
- Tidak bertumpuk
- Tidak menyentuh dinding chamber
- Pada loading campuran, tempatkan item logam dibawah kemasan linen,
kertas dan pouches
- Panci, mangkok dan tray padat ditempatkan miring menghadap ke satu arah
- Pouches ditempatkan pada tray khusus untuk penempatan miring
- Penempatan pembungkus kain tegak lurus pada keranjang
- Pada rigid container tedapat beberapa bagian yang perlu jadi perhatian,
ikuti instruksi produsen
Unloading proses sterilisasi
- Hasil sterilisasi tidak mengandung air atau basah karena lembab dianggap
sebagai kontaminasi
- Hasil sterilisasi harus didinginkan minimal 10 menit dan tidak boleh
disentuh
- Tempatkan tray pada area khusus jauh dari AC atau fan
- Item emergency harus segera digunakan tanpa harus disimpan
Monitor fisik, indicator kimia dan indicator biologi
- Parameter tiap cycle bisa didapat dari print out mesin seperti minimum
temperature, lama terpapar, tanda tangan dan tanggal
- Uji Bowie Dick dilaukan setiap hari sebelum loading pertama
- Bowie Dick dilakukan pada 135-1400C selama 3,5 sampai 4 menit. Dan
hasil didokumentasikan
- Setiap kemasan menggunakan indicator kimia eksternal (tape atau label)
- Indicator kimia internal klass 4, klass 5 atau klass 6
- Indicator ditempatkan dalam setiap kemasan dilokasi tersulit, pada
container rigit letakkan indicator internal klass 5 pada setiap diagonalnya
- Untuk tiap loading atat implant lakukan uji biologi dan indicator klass 5
- Untuk non implant perlu ditambahkan monitoring dengan uji biologi atau
indicator klass 5
- Kemampuan mesin sterilisasi diuji dengan uji biologi rutin setiap hari jika
memungkinkan (2x dalam seminggu)
Control uji biologi dan hasil
- Control uji biologi di inkubasi dalam incubator menggunakan no lot yang
sama dengan sampel uji biologi
- Uji biologi dilakukan untuk setiap 2x dalam seminggu untuk strerilisasi uap
dan etilen oksida
Uji kualifikasi
- Pada kerusakan mesin sterilisasi atau setelah perbaikan uji steam lakukan 3
kali uji biologi dan 3 kali uji bowie dick sebelum mesin layak digunakan
Perawatan mesin sterilisasi
- Saringan pengering diperiksa seminggu sekali
- Permukaan bagian dalam dan luar mesin sterilisasi dibersihkan secara rutin
setiap hari
PENUTUP
Mengingat bahwa barang medis steril merupakan hasil akhir dari suatu proses sterilisasi yang
dilaksanakan dengan sistem secara utuh maka perlu menjadi perhatian bagi semua komponen
yang ada di dalam Rumah Sakit dalam hal:
1. Prinsip bangun sterilisasi sentral harus berpedoman kepada perpindahan barang satu arah
2. Pemilihan dari bahan baku atau bahan pengemas (bahan medis habis pakai) yang akan
disterilkan harus jaminan mutu, tepat dan dapat mempertahankan nilai sterilitas yang
telah dicapai
3. Penyediaan dan produksi kasa dan kapas steril harus tersentralisasi dengan pertimbangan
efisiensi baik tenaga, ruangan, maupun sumberdaya lainya
4. Proses sterilisi barang single use dan barang re use harus dilakukan sesuai dengan standar
operasional proserur
5. Pemilihan metode sterilisasi harus disesuaikan dengan spesifikasi barang yang akan
disterilkan apakah suhu tinggi atau rendah
6. Control kualitas harus dilakukan sebelum proses, dalam proses, dan sesudah proses
disetiap tahap kegiatan
7. Penyimpanan barang steril harus di area steril disusun pada rak khusus
8. Disteribusi barang medis steril dan penempatanya di unit pemakai
Produk atau hasil akhir dari aktifitas fungsional sterilisasi sentral adalah barang medis steril.Jadi
pengertian steril adalah mutlak, tidak ada setengah steril atau agak steril. Yang ada steril atau
tidak steril
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan sterilisasi, baik sterilisasi
sentral maupun di unit unit dalam lingkungan rumah sakit.