HO-3.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
3.1 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap berbagai
peristiwa Sejarah
3.1.1.Menjelaskan langkah-langkah penelitian sejarah
3.1.2.Mendisktripsikan langkah-langkah heuristik
3.1.3 Membedakan kritik intern dan ekstern
3.1.4 Menguraikan pengertian interpretasi sumber sejarah
3.1.5.Melakukan langkah historiografi dalam penelitian sejarah
4.1 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian.
4.1.1.Melakukan penelitian sejarah asal usul nama daerah tempat tinggal siswa
C. Tujuan Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Strategi : problem solving
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
Model Pembelajaran : Problem Based Introduction
Syukur, Abdul, Rudi Gunawan, Nana Supriyatna, dan Achmad Sunyayadi. (2013).Modul
Sejarah Peminatan SMA kelas X. Jakarta : Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Dirjen
kebudayaan , Kemendikbud.
Pertemuan : 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam, berdoa bersama, dan mengabsen kehadiran siswa, 15 menit
Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan yang akan dilaksanakan
Menyampaikan teknis pembelajaran pertemuan yang akan dilaksanakan.
Menyampaikan bentuk penilaian KBM pertemuan yang akan dilaksanakan
Inti Mengamati dengan menyaksikan tayangan film penemuan bukti-bukti sejarah, 100 menit
Siswa mengajukan beberapa pertanyaan menyangkut penelitian sejarah
Siswa mendapatkan penjelasan mengenai kegiatan problem based
investigation
Siswa mendiskusikan topik-topik masalah :
Kelompok 1 : Pengertian heuristik dan contoh-contohnya
Penutup 20 menit
Bersama-sama dengan siswa guru memberikan penekanan dalam bentuk
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
kesimpulan-kesimpulan materi essensial.
Memberikan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran pertemuan I, terutama
hal-hal yang kurang berkenan sebagai masukan untuk perbaikan dalam
pertemuan 2.
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan
Memberitahu siswa mengenai tugas yang harus dilakukan serta kegiatan
pertemuan berikutnya
Memberikan salam
H. Penilaian
Jenis / teknik Penilaian
a. Tes : Tertulis dalam bentuk soal uraian untuk penilaian pengetahuan ( soal terlampir )
b. Non Tes : Tugas dan Portopolio untuk penilaian keterampilan, ( lihat lampiran ), dan Observasi
proses pembelajaran untuk penilaian sikap
______________________ _________________
NIP. NIP.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PETUNJUK UMUM
SOAL
KUNCI JAWABAN
2. Pengertian heuristik
Heuristik adalah upaya penelitian yang mendalam untuk mengumpulkan
dokumen-dokumen agar dapat mengatahui segala bentuk peristiwa atau
kejadian bersejarah di masa lampau. Dari informasi masyarakat tentang
penemuan benda-benda bersejarah, seperti peralatan rumah tangga,
peralatan kerja, maupun puing-puing bangunan kuno (masalnya bangunan
candi, benteng dan lain-lain).
3. Kita harus melakukan kritik sumber sejarah karena :
Sebelum sumber-sumber sejarah yang terkumpul digunakan sebagai
pendukung sebuah penelitian sejarah, terlebih dahulu dilakukan pengujian
atau penelitian, baik sumber tulisan, sumber lisan maupun sumber benda.
Lampiran : 2
TUGAS
Buatlah artikel dalam bentuk karangan bebas dengan tema dibawah ini ;
1. Kerjakan contoh tindakan heuristik untuk mengetahui sejarah asal usul nama
daerah tempat tinggal anda dan deskripsikan dalam bentuk lisan, benda dan
tulisan ?
Keterangan pengskoran
Lampiran : 3
Penskoran:
Penilaian :
1. A Skor antara 20 - 25
2. B Skor antara 15 - 20
3. C Skor antara 10 – 15
4. D Skor antara 05 – 10
5. E Skor antara 00 - 05
Lampiran : 4
MATERI POKOK :
1) PEMILIHAN TOPIK
4) INTERPRETASI (PENAPSIRAN)
1. Pemilihan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penelitian sejarah adalah menetapkan
topik yang akan diteliti. Topik yang diteliti haruslah merupakan topik yang layak untuk
dijadikan objek peneltian. Pemilihan topik ini sangat penting agar penelitian sejarah dapat
terarah dan fokus pada masaalah yang diteliti. Pemelihan topik harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Menarik
Topik yang dipilih harus menarik untuk diteliti. Topik tersebut harus disesuaikan dengan
hal-hal yang diminati.
b. Asli
Topik yang dipilih bukan pengulangan atau duplikasi dari penelitian sebelumya. Akan
tetapi, merupakan hal yang baru sehingga memberikan informasi baru.
c. Ketersediaan sumber
Penelitian sejarah sangat tergantung pada ketersediaan sumber. Meskipun topik
penelitian menarik dan aktual, akan tetapi apabila sumbernya sulit diperoleh akan
menyebabkan kendala dalam penelitian tersebut.
d. Kedekatan emosional
Pemilihan topik yang baik adalah apabila seseorang memiliki kedekatam emosional,
maksudnya adalah seseorang harus merasa senang, tertarik, terpanggil dengan pekerjaan
tentang objek yang akan diteliti.
Sumber sejarah disebut juga data sejarah. Istilah data berasal dari bahasa Latin, datum
berarti pemberian. Banyak sekali tempat yang dapat dijadikan sebagai tempat sumber
sejarah. Tempat yang dijadikan sebagai pencarian sumber sejarah tergantung pada jenis
sumber yang akan dijadikan objek penelitian. Pencarian sumber tertulis, tempatnya di
perpustakaan, kantor arsip, kantor pemerintah dan tempat-tempat lainnya. Kemudian tempat
pencarian sumber yang berbentuk benda, dapat dicari di situs peninggalan purbakala yang
meninggalkan berbagai benda peninggalan purbakala seperti artefak, bangunan candi,
patung, arca dan lainnya. Selain sumber tulisandan benda, sumber sejarah dapat diketahui
dari sumber lisan. Sumber lisan dapat diperoleh dari orang-orang atau pelaku sejarah yang
masih hidup. Dari orang-orang atau para saksi sejarah yang masih hidup tersebut, dapat
dicari informasi tentang peristiwa sejarah yang telah terjadi. Cara mencari informasi dari para
saksi sejarah tersebut dengan cara wawancara.
3. Verifikasi (Kritik sejarah, keabsahan sumber)
Verifikasi merupakan pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa
sejarah baik berupa informasi maupun benda-benda peninggalan. Sebelum sumber-sumber
sejarah yang terkumpul digunakan sebagai pendukung sebuah penelitian sejarah, terlebih
dahulu dilakukan pengujian atau penelitian, baik sumber tulisan, sumber lisan maupun
sumber benda.
Kritik sumber dibagi dua bagian yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern
adalah kritik yang ingin melihat keaslian atau otentisitas dari sumber tersebut. Kritik ektern
bersifat fisik, bukan isi dari sumber tersebut. Apabila ditemukan sebuah dokumen yang
menjadi sumber sejarah, kritik ekstern yang dilakukan adalah dengan meneliti jenis
kertasnya, tintanya, gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya,
huruf-hurufnya, dan semua penampilannya luarnya. Jadi kritik ekstern lebih melihat pada
aspek luarnya.
Setelah melakukan langkah pertama dalam menguji sumber sejarah, selanjutnya dilakukan
langkah yang kedua yang disebut dengan kritik intern. Kritik intern adalah kritik terhadap
isi sumber atau kritik terhadap kredibiltas atau kebiasaan dipercayai. dari suatu sumber.
Apabila sumber sejarah sudah dikatakan otentik, kemudian sumber tersebut diteliti apakah
dokumen tersebut dapat dipercayai. Hal-hal yang diuji agar sumber tersebut kredibel atau
benar, seperti dalam sebuah dokumen harus dibuktikan siapa yang membuatnya, untuk siapa
dokumen itu dibuat, kapan waktunya atau ada tidak fotonya. Apabila semuanya benar atau
sudah positif maka dokumen tersebut dinyatakan kredibel.
Fakta yang dihasilkan melalui kritik harus dihubungkan antara satu dengan yang lain,
terutama dalam konteks hubungan sebab-akibat (kausalitas) atau adanya hubungan yang
sangat signifikan.
Dalam memberikan penafsiran, sejarawan biasanya akan melihat berbagai faktor yang
menjadi penentu perubahan. Secara garis besar, faktor penentu perubahan dalam sejarah
dapat ditentukan oleh menusia itu sendiri dan faktor di luar manusia. Faktor di luar manusia,
seperti lingkungan fisik atau alam tempat manusia hidup, yaitu iklim, tanah, dan sumber daya
alam lainnya.
Subjektivitas dalam interpretasi sejarah mungkin terjadi karena seorang penulis sejarah
memiliki kewenangan untuk memberikan interpretasi terhadap sumber-sumber atau fakta
yang telah ditemukannya. Walaupun demikian seorang sejarawan semaksimal mingkin harus
menghindari subjektivitas yang berlebih-lebihan dalam memberikan interpretasi. Kadar
subjektivitas dalam penulisan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :
Dalam penulisan sejarah aspek kronologi sangat penting. Apabila dalam penulisan
sosiologi angka tahun tidak penting, sedangkan dalam penulisan sejarah angka tahun itu
sangat penting. Dalam penulisan sejarah seorang sejarawan merekonstruksi sumber-sumber
sejarah yang telah ditemukannya menjadi suatu cerita sejarah. Cerita sejarah tersebut ibarat
konstruksi bangunan yang dibangun oleh seorang sejarawan. Ketika sumber-sumber itu
dalam kondisi terserak-serak, belum direkontruksi, maka belum bisa bercerita apa-apa. Akan
tetapi, ketika sumber-sumber iti direkonstruksi (disusun kembali) oleh sejarawan, sumber-
sumber itu akan menjdi hidup.
Kemampuan menulis merupakan syarat yang penting bagi sejarawan dalam menulis
sejarah. Seorang sejarawan harus memiliki kemampuan berimajinasi dalam menyusun cerita
sejarah. Imajinasi sejarawan berdasartkan pada bukti-bukti sejarah yang digunakannya.
Seorang sejarawan harus mampu masuk ke dalam konteks zaman yang ditulisnya.
TOPIK 1.
JELASKAN PENGERTIAN HEURISTIK DAN
CONTOH TINDAKAN YANG DILAKUKANNYA
TOPIK 2
A.PENGERTIAN KRITIK
B. PERBEDAAN KRITIK EKSTERNAL
DAN KRITIK INTERNAL
TOPIK 3
MENGAPA SUMBER SEJARAH PERLU
DI INTERPRETASI KAN DAN BERIKAN CONTOHNYA
TOPIK 4
JELASKAN PENGERTIAN HISTORIOGRAFI DAN
BAGAIMANA CARA MELAKUKANNYA