Anda di halaman 1dari 20

79

BAB 5
PEMELIHARAAN MESIN BUBUT
Dalam Bab 5 ini akan dibahas tentang pemeliharaan mesin bubut yang
meliputi: konstruksi mesin bubut, prinsip kerja mesin bubut,
pengoperasian mesin bubut, pemeliharaan mesin bubut, format kartu
pemeliharaan mesin.

5.1 Konstruksi mesin bubut


Mesin bubut (Gambar 5.1.1)
adalah mesin yang untuk
mengerjakan benda yang
mempunyai gerak pengerjaan
berputar. Mesin bubut pada
Gambar disamping disebut
juga centre lathe, karena
centernya memegang benda
kerja. Mesin ini disebut juga
mesin bubut memanjang.

Gambar 5.1.1 Mesin bubut

Gambar 5.1.2 Bagian-bagian mesin bubut


80

Pada konstruksi
mesin bubut, bagian-
bagian utamanya dapat
dikelompokan menjadi
lima bagian, diantara-
nya adalah : Kepala
tetap, meja mesin,
carriage, kepala lepas
dan mekanisme
pemakanan (Gambar
5.1.3)

Gambar 5.1.3 Bagian utama mesin bubut

Kepala tetap adalah ruang gearbox dari mesin yang berisikan susunan
roda gigi untuk mengatur kecepatan. Pada kepala tetap, spindel utama
terpasang pada bantalan yang berfungsi meneruskan putaran ke benda
kerja. Pada gearbox juga terdapat susunan roda gigi untuk pembubutan
otomatis dan ulir (Gambar 5. 1.4).

Gambar 5.1.4 Bagian-bagian kepala tetap


81

Carriage adalah penopang utama dan pembawa pahat bubut yang


dapat disetel (Gambar 5.1.5). Carriage ini terdiri dari sadle, eretan
melintang, eretan kombinasi, tool holder (pemegang pahat) dan apron
box (kotak apron). Didalam apron box terdapat susunan roda gigi yang
merubah putaran dari poros pembawa menjadi gerakan memanjang dan
melintang.

Gambar 5.1.5
Bagian-bagian carriage

Meja mesin adalah


kerangka utama yang
diatas kerangka tersebut
merupakan jalur carriage
serta kepala lepas
bertumpu dan bergeser.
Alur pada meja mesin
biasanya berbentuk V dan
datar atau rata. Jalur luar
dan dalam pada meja
ditahan oleh rangka
Gambar 5.1.6
penahan (Gambar 5.1.6).
Meja mesin dan bagiannya

5.2 Prinsip kerja mesin bubut


Mesin bubut menggunakan penggerak utama dari putaran
motor listrik. Putaran motor listrik diteruskan ke gearbox dengan
menggunakan belt (sabuk V). Kelemahan dari belt adalah adanya selip
antara belt dengan pulinya, sehingga rasio putaran berselisih sekitar 1%.
82

Pada gearbox, putaran dari


motor listrik diteruskan oleh
susunan roda gigi pengatur
kecepatan menuju ke spindel
(Gambar 5.2.1). Putaran dari
spindel dapat diubah-ubah
kecepatannya sesuai dengan
ukuran dan jenis bahan dari
benda kerja. Semakin besar
diameter benda kerja, maka
semakin lambat putaran
yang digunakan dan
sebaliknya.
Gambar 5.2.1 Susunan roda gigi pada
gearbox.

Selain diteruskan putaran ke


spindel utama, putaran motor
juga dipindahkan untuk
memutar poros poros cacing
atau poros transporter untuk
pembubutan otomatis dan
pembuatan ulir. Pemindahan
putaran ke poros cacing ini
melalui susunan roda gigi
yang dapat dipindah-
pindahkan posisinya
Gambar 5.2.2 Perpindahan putaran disesuaikan dengan kisar dan
dari motor melalui belt jenis ulir yang akan dibuat
dan roda gigi (Gambar 5.2.2).

Kemudian untuk
pembubutan otomatis
secara memanjang dan
melintang serta pembuatan
ulir, putaran dari poros
cacing diteruskan oleh
susunan roda gigi yang
terdapat pada kotak
apron(Gambar 5.2.3). Untuk
menghubungkannya dengan
menarik tuas penghubung.
Gambar 5.2.3 Komponen pada kotak
apron
83

5.3 Pengoperasian mesin bubut


5.3.1 Pengecekan
Sebelum menggunakan mesin bubut, dilakukan pengecekan-
pengecekan terlebih dahulu agar mesin bekerja dengan baik.
Proses pengecekan biasanya dilakukan pada bagian eretan, kepala
lepas, dan bagian rumah pahat (tool post).

Eretan pada mesin bubut


merupakan konstruksi
yang membawa posisi
pahat untuk proses
pemakanan. Kerusakan
yang sering terjadi pada
bagian ini adalah alur pada
eretan yang sudah aus
sehingga gerakan eretan
menjadi longgar (Gambar
5.3.1.1). Akibatnya pada
saat pemakanan, pahat
menjadi goyang dan
kedalaman pemakanan
Gambar 5.3.1.1 Eretan yang tidak sesuai ukuran.
terpasang pada carriage

Fungsi kepala lepas


(Gambar 5.3.1.2)
diantaranya adalah
menahan benda kerja
agar tidak bergeser
saat berputar dan saat
pemakanan. Posisi
dari kepala lepas yang
tidak center akan
mengakibatkan hasil
pembubutan menjadi
tirus, sehingga posisi
dari center kepala
lepas harus dicek
Gambar 5.3.1.2 Kepala lepas pada mesin
center dan sejajar
bubut
dengan center pada
cekam.
84

Kerusakan yang terjadi pada


rumah pahat (Gambar
5.3.1.3) diantaranya adalah
klem penjepit yang sudah
aus sehingga tidak dapat
menjepit dengan baik. Ini
mengakibatkan posisi pahat
pada saat pemakanan akan
bergetar. Selain itu,
pemilihan rumah pahat dan
pemegang pahat harus
sesuai agar pahat dapat
terpasang dengan baik dan
ketinggian pahat dapat Gambar 5.3.1.3 Rumah pahat pada
setinggi center tanpa mesin bubut
menggunakan pengganjal.

5.3.2 Penyetelan
Kesejajaran kepala lepas
dapat diketahui dari skala
yang ada pada bagian
belakang kepala lepas.
Untuk menyettingnya
dapat dilakukan dengan
memutar baut pengatur
(Gambar 5.3.2.1).
Pergeseran skala pada
kepala lepas ini dapat
dimanfaatkan untuk
pembubutan tirus suatu Gambar 5.3.2.1 Penyettingan
poros. kesejajaran kepala lepas

Selanjutnya mengecek
kelurusan center dengan
cekam dapat
menggunakan benda
kerja yang terpasang
kemudian disentuhkan
dial indicator. Center yang
sejajar dengan cekam
ditunjukan dengan jarum
pada dial indicator yang
Gambar 5..3.2.2
tidak berubah (Gambar
Penyetelan kesejajaran center dengan
5.3.2.2)
dial indicator
85

Pemasangan benda
kerja harus lurus dan
tidak goyah. Untuk
menyeting kelurusan
benda kerja dapat
menggunakan dial
indikator yang
disentuhkan ke kedua
ujung permukaan benda
kerja (Gambar 5.3.2.3).
Benda kerja lurus jika
jarum dial indikator tidak
Gambar 5.3.2.3 bergeser.
Penyetingan kelurusan benda kerja

5.3.3 Pengoperasian

Pembubutan benda
kerja yang panjang
membutuhkan kepala
lepas sebagai
penahan, sehingga
pada kepala lepas
perlu dipasang center
kepala lepas (Gambar
5.3.3.1). Center kepala
lepas dipasang dengan
cara memasukkan ke
selongsong kepala
lepas. Gambar 5.3.3.1 Pemasangan center
pada kepala lepas

Langkah selanjutnya
memasang pahat ke
pemegang pahat dan
dipasang ke rumah pahat
(Tool post). Agar pahat dapat
menyayat dengan baik, maka
harus disetel ketinggiannya
setinggi center (Gambar
5.3.3.2). Posisi pahat yang
terlalu tinggi atau rendah
mengakibatkan sudut bebas
Gambar 5.3.3.2 Pengecekan dan penyayatan berubah.
ketinggian pahat
86

Kemudian langkah
selanjutnya adalah
memasang benda kerja
pada cekam, untuk
mengencangkan cekam
menggunakan kunci cak
khusus cekam mesin
bubut (Gambar 5.3.3.3).
Agar pencekaman benda
kerja kuat maka ujung
benda kerja yang
tercekam diusahakan Gambar 5.3.3.3 Pemasangan benda
masuk ke lubang cekam kerja pada cekam
sedalam mungkin.
Setelah benda kerja
terpasang dengan baik,
untuk benda kerja yang
panjang digunakan
penahan center kepala
lepas agar tidak oleng
akibat penyayatan dan
putaran (Gambar
5.3.3.4). Sebelumnya
permukaan benda kerja
yang panjang sudah
dibor pada ujungnya
untuk dudukan center
Gambar 5.3.3.4 Penggunaan center
kepala lepas.
kepala lepas

Setelah center dapat


menahan benda kerja
dengan baik, maka baut
pengunci dan tuas dari
center dikencangkan
dengan baik agar center
tidak bergerak mundur
akibat dari putaran benda
kerja dan getaran. Untuk
mengatur penekanan
benda kerja dengan
memutar tuas pengunci
(Gambar 5.3.3.5) Gambar 5.3.3.5 Pengencangan tuas
dan baut pengunci pada center
87

Langkah berikutnya
adalah menyetel
kecepatan putaran dari
mesin bubut. Kecepatan
putar mesin disesuaikan
dengan diameter benda
kerja dan jenis bahan
dari benda kerja.
Penyetelan dilakukan
dengan mengatur tuas
sesuai kecepatan yang
diinginkan (Gambar
Gambar 5.3.3.6 Pengaturan kecepatan 5.3.3.6)
putar mesin

Setelah itu proses


pembubutan dapat
dijalankan. Kasar/ halus
nya hasil pembubutan
dipengaruhi oleh
ketajaman dari pahat,
kedalaman pemakanan
dan kecepatan
pemakanan. Contoh
hasil pembubutan pada
Gambar 5.3.3.7
Gambar 5.3.3.7 Hasil pembubutan

5.4 Pemeliharaan mesin bubut


5.4.1 Preventive maintenance
Roda gigi adalah bagian
yang berputar dan saling
bergesekan. Untuk
menghindari keausan maka
pada bagian ini harus
dilumasi dan dibersihkan dari
kotoran secara berkala,
contohnya adalah roda gigi
pengaturan kisar dalam
pembuatan ulir (Gambar
5.4.1.1).
Gambar 5.4.1.1 Pelumasan roda gigi
88

Kotoran maupun beram


bekas pembubutan
dapat mengakibatkan
korosi pada permukaan
bed atau meja mesin.
Selain itu juga dapat
menghambat
pergeseran dari
carriage, sehingga
harus dibersihkan dan
bed dilumasi secara
berkala untuk
Gambar 5.4.1.2 Perawatan pada meja menghindari korosi
mesin bubut (Gambar 5.4.1.2).

Poros transportir
merupakan bagian yang
berputar dan bergesekan
dengan roda gigi carriage
(Gambar 5.4.1.3). Bagian
ini harus bersih dan
dilumasi secara berkala
agar pergerakan carriage
tetap lancar dan terhindar
dari korosi.
Gambar 5.4.1.3 Pelumasan pada poros
transporter

Pemberian pelumasan
dan pembersihan dari
kotoran juga perlu
dilakukan pada poros
yang digunakan untuk
pembubutan secara
otomatis (Gambar 5.4.1.4)
untuk menghindari
terjadinya korosi dan
komponen dapat
berfungsi dengan baik.

Gambar 5.4.1.4 Pelumasan pada poros


pembubutan otomatis
89

Alur-alur ekor burung


pada eretan melintang
perlu dibersihkan dari
kotoran maupun beram
karena akan
mengganggu dalam
proses pembubutan dan
dilumasi agar terhindar
dari korosi. Untuk
membersihkannya
dengan menggunakan
kuas (Gambar 5.4.1.5).
Alur yang kotor dan
Gambar 5.4.1.5 Pembersihan dan
berkarat akan
pelumasan pada alur di eretan melintang
menghambat pergeseran
dari eretan kombinasi.
Pada kepala lepas
terdapat nipel yang
merupakan saluran untuk
pelumasan (Gambar
5.4.1.6). Bagian ini perlu
diberi pelumasan berkala
agar kemudi dapat
berputar dengan baik dan
ulir pada bagian dalam
terhindar dari korosi

Gambar 5.4.1.6 Pelumasan pada kepala


lepas
Alur pada eretan
melintang merupakan
jalur untuk pergeseran
eretan. Bagian ini harus
bersih dan perlu diberi
pelumasan secara
berkala (Gambar 5.4.1.7).
Ini dilakukan agar eretan
dapat bergeser lancar
pada alur dan alur eretan
terhindar dari korosi.

Gambar 5.4.1.7 Pelumasan pada alur


eretan melintang
90

Nipel yang terdapat pada


bodi yang merupakan
dudukan bearing untuk
poros transporter
menunjukkan bagian ini
diperlukan pelumasan
secara berkala (Gambar
5.4.1.8). Pelumasan disini
berguna agar bearing
dapat berputar dengan
baik dan terhindar dari
korosi.
Gambar 5.4.1.8 Pelumasan pada nipel
dudukan poros transporter

Pengecekan oli pelumas


pada gearbox juga perlu
dilakukan agar komponen
di dalam gearbox tetap
berfungsi dengan baik.
Pengisian pelumas
dilakukan secara berkala
tergantung penggunaan
mesin dengan membuka
lubang pelumasan pada
bagian atas kepala tetap
(Gambar 5.4.1.9)
Gambar 5.4.1.9
Membuka lubang pengisian oli pelumas
gearbox
Pelumasan pada gigi
rack yang berpasangan
dengan roda gigi
carriage perlu dilakukan
untuk mengurangi
keausan roda gigi dan
rack akibat gesekan
serta untuk menghindari
terjadinya korosi
(Gambar 5.4.1.10).

Gambar 5.4.1.10
Pelumasan pada rack mesin bubut
91

Mesin bubut yang rusak atau mengalami perbaikan sehingga


tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama sebaiknya ditutupi
dengan pelindung plastik agar terjaga kebersihannya. Selain
melakukan pelumasan dan menjaga kebersihan dari mesin bubut,
preventive maintenance juga meliputi pengecekan baut-baut pengikat
yang longgar. Pada mesin bubut, mur dan baut yang rentan kendor
diantaranya adalah baut klem pada kepala lepas, baut klem rumah
pahat, baut pada cekam serta baut pengikat pahat.
.Komponen dari mesin bubut yang rawan terhadap kerusakan
harus tersedia stok suku cadangnya agar jika terjadi kerusakan pada
komponen tersebut tidak menghambat jalannya produksi. Penyediaan
komponen untuk mesin bubut diantaranya adalah pahat bubut dan
belt.

5.4.2 Komponen yang rawan kerusakan


Komponen mesin bubut
yang paling cepat aus
adalah pahat bubut
(Gambar 5.4.2.1).
Kedalaman pemakanan
dan kecepatan pemakanan
mempengaruhi umur pakai
dari pahat. Pahat yang aus
dapat diasah lagi dengan
bentuk asahan sesuai
dengan fungsinya

Gambar 5.4.2.1 Pahat bubut

Eretan pada mesin


bubut (Gambar 5.4.2.2)
juga rawan terhadap
kerusakan. Akibat sering
dipakai, salah
penggunaan atau
perawatan yang kurang
sehingga eretan menjadi
longgar. Hal ini
mengakibatkan
pergeseran dari eretan
yang tidak sesuai
dengan ukuran yang
Gambar 5.4.2.2 Eretan mesin bubut ditunjukkan pada kerah
skala ukur.
92

Belt pada mesin bubut


(Gambar 5.4.2.3) dapat
menjadi kendor akibat dari
penggunaan mesin.
Kekencangan belt dapat
diatur dengan menggeser
dudukan motor pada rel.
Jika pergeseran sudah
maksimal maka belt harus
diganti dengan yang baru.

Gambar 5.4.2.3 Belt mesin bubut

Meja mesin (Gambar 5.


4.2.4) yang merupakan
jalur dari carriage dan
kepala lepas, jika jarang
dirawat maka dapat
mengakibatkan korosi.
Umur pakai mesin yang
lama juga
mengakibatkan
permukaan jalur terkikis
yang mengakibatkan
jalur meja menjadi
miring.
Gambar 5.4.2.4 Bed (meja mesin)

Poros transportir yang


merupakan penggerak dari
carriage adalah bagian yang
berputar dan sering terkena
gesekan (Gambar 5.4.2.5).
Ini mengakibatkan poros
maupun roda gigi
pasangannya menjadi aus
dan longgar sehingga perlu
perawatan secara berkala

Gambar 5.4.2.5 Poros transporter


93

Rem pengaman pada


mesin bubut adalah
bagian yang sering
bergesekan dengan puli
(Gambar 5.4.2.6). Akibat
penggunaan maka
kampas rem akan terkikis
dan dapat habis. Jika
kampas sudah terkikis dan
pengereman tidak
maksimal maka kampas
rem harus diganti.

Gambar 5.4.2.6 Rem pada mesin bubut


Klem pada kepala lepas
yang terhubung pada tuas
pengunci jika sudah sering
digunakan dapat menjadi
oblak (Gambar 5.4.2.7).
Jika sudah kocak
(longgar), maka klem
penjepit dapat disetel lagi
dengan mengatur baut
penyetel pada landasan
kepala lepas.
Gambar 5.4.2.7 Kepala lepas

Cekam pada mesin bubut


merupakan bagian yang
digunakan untuk menjepit
benda kerja (Gambar
5.4.2.8). Kerusakan yang
terjadi adalah rahang
cekam yang sudah aus dan
kocak sehingga penjepitan
tidak merata. Untuk
mencegahnya, pada
pemasangan benda kerja
tidak boleh dipukul dengan
keras.
Gambar 5.4.2.8 Cekam mesin bubut
94

5.4.3 Cara membongkar dan memasang


Untuk melepas pahat pada
mesin bubut, terlebih dahulu
melepas pahat dari rumah
pahat. Kendorkan baut-baut
pengikat pahat dengan kunci,
jika penggunaan pahat
menggunakan pemegang
pahat, setelah diambil dari
rumah pahat maka pahat
dilepas dari pemegangnya
dengan mengendorkan baut
Gambar 5.4.3.1 Bagian dudukan pengikat pahat.
pahat
Belt pada mesin bubut yang
sudah tidak bisa disetel
harus diganti. Untuk melepas
belt langkah-langkahnya
adalah mengendorkan baut
pengikat motor pada
dudukan, kemudian
menggeser motor hingga belt
menjadi kendor, melepas belt
dan memasang yang baru
kemudian motor digeser
sampai belt kencang dan
baut pengikat motor pada
Gambar 5.4.3.2 Komponen pengatur
dudukan dikencangkan.
kekencangan belt
Untuk melepaskan rahang
cekam pada cekam rahang
3 dilakukan dengan cara
mengendorkan rahang
dengan menggunakan kunci
cak hingga rahang menonjol
keluar. Kemudian
memegang rahang nomor 3
dengan memutar perlahan
cak hingga rahang terlepas
(Gambar 5.4.3.3). Gunakan
langkah yang sama untuk
rahang nomor 2 dan 1.
Gambar 5.4.3.3 Melepaskan rahang
cekam rahang 3
95

Sedangkan untuk memasang rahang, langkah pertama adalah


membersihkan gigi ulir pada rahang, kemudian memutar kunci cak
hingga ujung ulir pada cekam terlihat di tempat rahang nomor 1.
Masukan rahang nomor 1 kemudian kunci diputar perlahan
setengah putaran dengan memegang rahang 1 sampai rahang
tertarik ulir cak. Lakukan langkah yang sama pada rahang nomor 2
dan 3.

Gambar 5.4.3.4 Memasang rahang 3

Untuk memasang cekam


pada spindel utama yang
perlu diperhatikan adalah
menggunakan papan kayu
yang diletakkan dibawah
cekam diatas meja mesin.
Ini dilakukan untuk
melindungi meja mesin dari
cak apabila kesulitan
pemasangan atau cekam
jatuh ke meja mesin yang
dapat membuat meja
mesin (bed) menjadi rusak.
Gambar 5.4.3.5 Memasang cekam ke
96

mesin
97

5.5 Kartu pemeliharaan mesin


Nama : Mesin bubut
Kode : ………………..
Harian Mingguan Bulanan

bergesekanPelumasan bagian yang


eretanPengecekan center dan

Penyetingan kepala lepas


Pengecekan pahat bubut

Pengecekan cekam/cak
Pengecekan baut baut
Membersihkan mesin

Pemberian greese
Pengecekan belt
Tgl/ Paraf
Nama
petugas
Bln/ Petugas
inspeksi
Inspeksi
Thn

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Catatan: Beri tanda √ pada kolom pemeliharaan yang telah dikerjakan

Petugas 1 Petugas 2
98

( . . . . . . . . . . . . . . . .) ( . . . . . . . . .. . . . . . .)

5.6 Keselamatan Kerja

1. Gunakan kacamata bening jika membubut benda kerja yang


bramnya sering terlempar.
2. Pasang kaca bening pada mesin bubut untuk menghindari bram
yang terlempar.
3. Gunakan pendingin kulen jika menggunakan pahat bubut HSS.
4. Asahlah (tajamkan) pahat bubut jika sudah tumpul.
5. Gunakan kedalaman pemakanan pahat pada benda kerja sesuai
dengan kemampuan pahat dan mesin bubut.
6. Jangan menggunakan kecepatan membubut diluar batas
kemampuan mesin bubut.
7. Kencangkan baut pengikat pahat bubut sebelum memulai pekerjaan
membubut.

5.7 Pendalaman

1. Jelaskan, kerusakan jenis apa saja yang mungkin terjadi pada mesin
bubut?
2. Mengapa jadwal perawatan diperlukan bagi mesin bubut?
3. Terangkan bagaimana cara merawat mesin bubut agar usia
pakainya menjadi lebih lama?
4. Terangkan bagaimana caranya melepas dan memasang kembali
cekam pada mesin bubut?
5. Jelaskan akibatnya, jika pahat bubut yang telah tumpul tetap
digunakan untuk membubut.
6. Mengapa hasil pembubutan tidak bisa simetris? Jelaskan jenis
kerusakan yang terjadi pada mesin bubut tersebut.

Anda mungkin juga menyukai