Anda di halaman 1dari 12

91

VI PELURUSAN KOPLING

6.1 Kopling
Kopeling adalah alat yang menghubungkan dua buah poros. Agar kopeling
bekerja secara benar atau sempurna, komponen-komponennya harus berada
dalam kondisi baik, dan perlengkapannya harus diluruskan secara tepat
sehingga garis pusat kedua poros tersebut membentuk satu garis lurus yang
tidak terputus. Penempatan kopeling dan poros disebut pelurusan poros (shaft
alignment).
6.1.1 Mengidentifikasi Ketidaklurusan
Poros harus diluruskan secara tepat ketika dipasang, karena ketidaklurusan akan
menyebabkan kerusakan atau mempersingkat usia fungsi bearing maupun
kopeling.
Mesin terposisi secara tetap ketika digunakan, oleh karena itu kelurusan poros
harus diperiksa secara teratur dan diperbaiki jika perlu. Ada empat kondisi yang
dapat menunjukkan ketidaklurusan:
1. Poros goyang.
2. Getaran yang berlebihan.
3. Temperatur bearing tinggi.
4. Ada bunyi aneh.

Goyangnya poros dapat diamati tanpa instrumen atau alat. Ini menunjukkan
bahwa poros tersebut tidak lurus dan perlu disetel.
Getaran dapat dideteksi di dalam rumah motor atau rumah pompa. Cara
sederhana untuk mendeteksi getaran yang tidak normal adalah dengan
meletakkan tangan pada rumahan (housing) motor tersebut. Getaran dalam
besaran tertentu masih dianggap normal pada perlengkapan yang sedang
berjalan atau hidup, dan ini tidak menjadi masalah. Pekerja harus mengenal
persis getaran normal ini agar, jika terjadi getaran yang berlebihan, dapat dengan
mudah terdeteksi.
Beberapa mesin dilengkapi dengan indikator temperatur bearing. Untuk mesin-
mesin yang tidak dilengkapi dengan indikator seperti itu, dengan menempatkan
tangan pada bearing, maka temperatur bearing akan dapat dirasakan. Jika
bearing pada mesin-mesin tertentu lebih panas dibandingkan dengan bearing

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
92

pada mesin yang sama, maka kemungkinan penyebabnya adalah


ketidaklurusan.
Perlengkapan yang berputar juga mengeluarkan bunyi. Bunyi yang tidak normal
hanya dapat terdeteksi oleh pemasang yang sudah mengenal bunyi normal.
Keempat gejala ketidaklurusan tersebut tidak tampak ketika mesin berhenti.
Akibatnya, setiap saat sistem dimatikan untuk pemeliharaan rutin, ketidaklurusan
yang mungkin terjadi harus dideteksi dengan cara lain. Salah satu cara tersebut
adalah dengan memeriksa bearing. Jika bearing menunjukkan tanda-tanda aus
yang berlebihan, maka penyebabnya ketidaklurusan. Bearing tersebut harus
diganti dan kelurusan harus dibetulkan untuk mencegah kerusakan bearing lebih
lanjut. Komponen-komponen kopeling juga harus diinspeksi. Setiap tanda aus
yang berlebihan, terutama jika aus tersebut tidak merata, merupakan petunjuk
yang jelas terjadinya ketidaklurusan.
Cara lain untuk mendeteksi ketidaklurusan pada saat perlengkapan berhenti
adalah dengan melakukan pengukuran. Pengukuran hanya akan menunjukkan
apakah terjadi ketidaklurusan atau tidak, tetapi pengukuran menunjukkan
seberapa jauh suatu sistem mengalami ketidaklurusan. Pengukuran betul-betul
satu-satunya cara untuk menganalisa ketidaklurusan kopeling dan poros
mengidentifikasi secara tepat jenis ketidaklurusan yang terjadi.
Ada dua jenis ketidaklurusan:
1. Ketidaklurusan paralel (parallel misalignment)
2. Ketidaklurusan sudut (angular misalignment)

Gambar 6.1. Ketidaklurusan paralel dan sudut

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
93

Setiap jenis ketidaklurusan dapat terjadi baik secara horizontal maupun vertikal.
Umumnya, kedua jenis ketidaklurusan terjadi secara bersamaan. Poros,
misalnya, dapat mengalami keadaan seimbang maupun miring satu sama lain,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.1.
6.1.2 Prosedur Pelurusan - Metode 1
Panjang end play poros penggerak (driving shaft) dan poros yang digerakkan
(driven shaft) harus diukur (sebelum diluruskan) agar kelonggaran dapat dibuat
untuk jarak bebas (clearance) yang cukup di antara poros.
Catatan:
End play adalah besaran gerakan poros pada saat ditarik ke dalam dan ke luar.
Ini dapat diukur dengan dial indicator.
Mengukur Kelurusan Sudut
Pekerjaan pelurusan harus selalu dimulai dengan mengetahui ketidak lurusan
sudut. Ketidaklurusan sudut dapat dihitung atau diketahui dengan mengukur
celah antara bidang permukaan hub pada saat pompa dan motor masih dibaut
kuat pada pelat fondasi (bedplate). Jika celah tersebut sama besar,
kelurusannya sudah benar. Jika tidak, maka sistem tersebut tidak lurus.
Dalam mengukur kelurusan sudut, bidang permukaan hub pada motor harus
dianggap sebagai permukaan lingkar jam. Untuk permukaan lingkar hub motor,
bagian atas hub adalah pukul 12, bagian dasarnya adalah pukul 6, dan
seterusnya. Pengukuran harus dilakukan pada posisi pukul 12, 3, 6, dan 9,
dengan menggunakan sebuah taper gauge. Taper gauge bekerja lebih baik bila
dibandingkan dengan feeler gauge. Gambar 6.2 menunjukkan sebuah kasus
dimana hasil pengukuran pada pukul 3 dan 9 adalah sama. Ini berarti bahwa
kelurusan horizontal sistem tersebut sudah benar. Namun demikian, hasil
pengukuran pukul 12 lebih besar dibandingkan dengan hasil pengukuran pukul 6,
jadi kelurusan sudut vertikalnya salah (off).

Gambar 6.2 Kelurusan sudut vertikal

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
94

6.1.3 Membetulkan Kelurusan Sudut Vertikal


Semua ketidaklurusan vertikal, sudut maupun paralel, dibetulkan dengan
menggunakan shim. Shim biasanya berbentuk potongan-potongan pelat baja
atau kuningan yang ditempatkan secara berpasangan di bawah kaki
perlengkapan untuk membetulkan ketidaklurusan.
Jika hasil pengukuran menunjukkan bahwa celah antara hub lebih lebar pada
posisi pukul 12 dibandingkan dengan posisi pukul 6, kelurusan dibetulkan
dengan memiringkan satu poros sedikit ke arah bawah. Jika pompa
dihubungkan ke pipa, kelurusan biasanya lebih mudah dilakukan dengan
melepas baut motor dari pelat fondasi (bedplate)-nya dan penyetelan posisinya
terhadap pompa juga lebih mudah. Dalam hal ini, shim dibutuhkan di bawah
tumpuan kaki (outboard feet) motor untuk mengembalikan sistem ke kelurusan
sudut vertikal yang benar.

Gambar 6.3. Meletakkan shim untuk membetulkan ketidaklurusan sudut yang


benar

Pembetulan ketidaklurusan sudut (angular misalignment) harus dilakukan


sebelum pembetulan ketidaklurusan paralel (parallel misalignment)
Beberapa hal penting yang harus diikuti pada saat menggunakan shim:
1. Shim harus selalu sama lebar atau lebih lebar dari permukaan kaki (foot)
perlengkapan yang mereka topang. Ini mencegah agar kaki tidak selip keluar
pinggir shim.
2. Lebih baik menggunakan satu shim tebal dibandingkan dengan menggunakan
beberapa shimp tipis. Menggunakan banyak shim dapat menyebabkan aksi
atau gerakan vertikal memegas yang menyebabkan kelurusan yang tepat sulit
dicapai.
3. Hanya shim yang bersih yang boleh digunakan. Shim tersebut harus bebas
dari gemuk (grease), cat dan kotoran untuk menjamin penempatan yang kuat.
Juga kaki-kaki perlengkapan harus bersih dan digosok, jika perlu, untuk
menjamin kebersihannya.

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
95

4. Kecuali jika bedplate bagian perlengkapan tidak rata untuk memulai


pelurusan, shim harus selalu digunakan secara berpasangan. Penggunaan
hanya satu kaki dapat menyebabkan perlengkapan miring sehingga
ketidaklurusannya semakin parah.
6.1.4 Mengukur Kelurusan Paralel
Satu metode untuk memeriksa kelurusan paralel adalah dengan menggunakan
pisau perata (straight edge) atau penggaris baja sebagai pisau perata.
Pegukuran dilakukan pada posisi pukul 12, 3, 6 dan 9 tepat pada saat posisi
kelurusan sudut. Selama pengukuran, pompa maupun motor harus dibautkan
dengan kuat pada bedplate.
Dimulai pada posisi pukul 12, pisau perata diletakkan atau dibaringkan pada
permukaan luar hub. Jika pisau perata tersebut rata pada kedua hub, maka
kelurusan pada titik tersebut sudah benar.
Jika ukuran kedua kopeling tidak sama, feeler gauge dapat digunakan untuk
mengkompensasi perbedaan tersebut. Jika terdapat celah antara pisau perata
dan salah-satu hub, celah tersebut dapat diukur dengan feeler gauge.

Gambar 6.4 Mengukur ketidaklurusan paralel/sejajar

Pada unit yang ditunjukkan pada Gambar 6.5, tidak ada masalah kelurusan
pada posisi pukul 12 dan pukul 6, jadi kelurusan vertikal dan paralel sudah benar.
Seperti ditunjukkan oleh adanya celah dengan ukuran yang berbeda-beda pada
posisi pukul 3 dan pukul 9, maka terjadi ketidaklurusan paralel horizontal.

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
96

Gambar 6.5. Pengukuran menunjukkan indikasi ketidaklurusan paralel


horizontal

Catatan:

Metode ini hanya cocok untuk situasi-situasi yang tidak memerlukan derajat
keakuratan tinggi, atau dilakukan sebelum menggunakan menggunakan metode
dial indicator
6.1.5 Membetulkan Ketidaklurusan Paralel Horizontal
Seperti halnya kedua jenis ketidaklurusan vertikal yang dibetulkan dengan
menggunakan shim, ketidaklurusan paralel horizontal dan ketidaklurusan sudut
horizontal dapat dibetulkan dengan memindahkan atau menggeser motor
secara horizontal pada pelat fondasi (bedplate)-nya. Dalam kasus
ketidaklurusan paralel horizontal, motor tidak dibautkan pada pelat fondasi
(bedplate)-nya, dan keseluruhan motor dipindahkan atau digeser ke satu arah
atau arah yang lain hingga lurus kembali. (Gambar 6.6)

Bila terjadi ketidaklurusan sudut horizontal (Gambar 6.7), motor dibautkan dari
pelat fondasi (bedplate) dan diputar secara horizontal hingga garis pusat kedua
porosnya membentuk garis lurus yang tidak terputus.

Gambar 6.6. Membetulkan Ketidaklurusan horizontal

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
97

Gambar 6.7. Membetulkan ketidaklurusan sudut horizontal

6.1.6 Prosedur Pelurusan - Metode 2

Metode Dial Indicator


Metode pelurusan kopeling yang lebih akurat adalah dengan menggunakan
sebuah dial indicator yang dipasang pada sebuah braket.
Sebelum kita memulai dengan metode pelurusan kopeling ini, pertama-tama kita
harus mengumpulkan peralatan yang harus digunakan. Peralatan ini terdiri dari:
1. Sebuah braket untuk menahan dial indicator
2. Sebuah dial indicator
3. Sebuah obeng besar atau prying bar
4. Sebuah penggaris baja atau pisau perata kecil.
5. Feeler gauge dan taper gauge
6. Sebuah kikir (bergigi) halus
Langkah pertama dalam mempersiapkan pengukuran kelurusan adalah
memastikan bahwa semua kotoran dan bercak cat sudah dibersihkan dari
bagian-bagian pada poros dimana penjepit akan dipasang. Penjepit-penjepit
tersebut tidak akan menjepit sempurna jika poros tidak bersih.
Poros juga harus bersih dari benjolan-benjolan atau permukaan kasar yang
dapat menyebabkan penjepit bergoyang setelah dipasang pada tempatnya.
Benjolan-benjolan atau permukaan kasar dapat dihilangkan dengan kikir halus.
Lekukan-lekukan, kunci poros, dan lubang kunci (keyway) tidak akan menggangu
penempatan penjepit, karena penjepit dapat disetel untuk menutup bintik-bintik
tersebut.
Sebelum pekerjaan pelurusan yang sebenarnya dapat dimulai, jarak bebas
(clearance) putar antar hub harus diperiksa. Beberapa kopeling harus dipasang
dengan jarak bebas (clearance) tertentu antara hub yang satu dengan hub yang
lainnya. Jarak tersebut harus memenuhi spesifikasi yang tercantum pada buku
pedoman yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
98

Persiapan Pelurusan
Untuk memulai, sambungan-sambungan (hub) kopeling harus digeser dengan
menggunakan prying bar atau obeng besar. Setiap hub harus digeser hingga
porosnya tidak berpindah lagi. Pada posisi ini, poros tepat berhadapan dengan
outboard bearing-nya. Celah yang diperlukan harus tetap ada diantara hub satu
dengan lainnya.
Selama pekerjaan pelurusan, hub satu dengan lainnya harus dijaga agar tetap
terpisah sejauh mungkin agar tidak dapat bergeser secara aksial. Ini berarti
bahwa poros harus tepat berhadapan dengan outboard bearing-nya.
Untuk menjaga hub dan poros pada posisinya, sebuah bola karet atau
penghapus pensil yang terbuat dari karet kadang-kadang diapitkan di antara
permukaan hub satu dan lainnya. Yang sering terjadi adalah karet ini juga akan
berfungsi menghubungkan hub yang satu dengan yang lainnya agar berputar
bersama selama pengukuran kelurusan, tetapi kadang-kadang potongan karet
tidak akan cukup. Jangan menjepit sambungan (hub) kopeling secara satu sama
lain karena akan menyebabkan pembacaan yang salah. Ini akan menimbulkan
regangan seperti regangan pipa. Karet tersebut menjaga terpisahnya bagian
permukaan hub. Jika sedang dilakukan pelurusan pada kopeling jenis grid,
maka grid tersebut dapat digunakan untuk menjaga agar hub-hub selalu tetap
terhubung, jika grid nya tidak terlalu kencang. Dalam hal kopeling yang besar,
hub dengan indicator head mungkin harus ditandai dimana dial stem menyentuh
dankemudian masing-masing dapat berputar atau berotasi secara terpisah ke
berbagai posisi untuk menunjukkan pembacaan. Sebuah level harus digunakan
untuk mengetahui posisi pukul 12, 3, 6 dan 9 yang tepat. CATATAN: Betulkan
pembacaan untuk bar sag.
Gambar 6.8 menunjukkan bagaimana dial dimulai dengan indikator yang disetel
pada angka nol. Jika tangkai atau stem didorong ke dalam alat, pembacaan
bergerak ke arah positif. Jika stem diperpanjang keluar alat, pembacaan akan
bergerak dengan arah negatif. Kadang-kadang, dial indicator tidak ditandai
positif atau negatif. Dalam hal ini, arah gerakan jarum jam adalah positif dan
arah yang berlawanan dengan gerakan jarum jam adalah negatif.

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
99

Gambar 6.8 Bagaimana stem indikator mengubah pembacaan

Catatan:
Setelah motor ditinggikan, direndahkan atau disetel horizontal, besaran yang
diperlukan, kelurusan sudut horizontal telah berubah, oleh karena itu, perlu
diperiksa kembali kelurusannya setelah setiap penyetelan dilakukan terhadap
kelurusan paralel.

6.1.7 METODE PELURUSAN RIM &FACE

Ketidaklurusan (Misalignment):

F
Angularity: Ang  D thau
f

R*
Parallel Offset:  P offset  thau
2

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
100

Koreksi:

Front feet  F f  Ang x L1  Poffset thau

Back feet  B f  Ang x L2  Poffset thau

(+) Vertikal  ditambah shim (-) Vertikal  dikurangi shim

(-) Horizontal  digeser ke arah set nol (-) Horizontal  digeser menjauhi
set nol

Faktor Barsag:

Vertical  R * R  Barsag

Horizontal  R*  R

Keterangan:

R = Pembacaan Rim (mils)

F = Pembacaan face (mils)

Df = Diameter face (inch)

Barsag = Faktor kelengkungan batang dial indicator (+mils).

L1 = Jarak dari pusat kopling ke kaki depan (inch)

L2 = Jarak dari pusat coupling ke kaki belakang (inch)

ST = Stasioner/mesin diam

M = Moveable/mesin bergerak.

1 thau (sand) = 1 mils = 0,001.

Misal:

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
101

Diketahui:

Df = 10

L1 = 18

L2 = 36

Barsag = +2 mils.

Vertical:

F 12 mils
Ang     1,2
D f 10 inch

R *  20  2
POffset    9mils
2 2

Koreksi =

Ff  Ang x L1  POffset
 1,2 x 18  ( 9)   30,6 mils

Kaki depan (front feet) ditambah shim 30,6 mils (0,031).

sadar_wahjudi@yahoo.co.id
102

B f  Ang x L2  POffset
 1,2 x 36  ( 9)   52,2 mils

Kaki belakang (back feet) ditambah shim 52,2 mils (0,052)

Horizontal:

F
Ang 
Df
 15 mils
   1,5
10 inch

R * 30
POffset     15mils
2 2
Koreksi:

Ff  Ang x L1  Poffset
  1,5x18  15  42mils

Kaki depan (front feet) digeser menjauhi set nol 42 mils (0,042).

B f  Ang x L2  Poffset
  1,5x 36  15  69mils

Kaki belakang (back feet) digeser menjauhi set nol 69 mils (0,069).

sadar_wahjudi@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai