Anda di halaman 1dari 15

Materi dan Langkah-langkah Praktik PK(Perawatan keluarga) BSMKU

PERHATIAN YANG ANDA BERIKAN


KEPADA SESEORANG YANG
SAKIT, MERUPAKAN
OBAT YANG SANGAT MANJUR

SIAPA YANG MELAKUKAN PK ?????


 Siapa saja, asal sudah ditulis/memperoleh pendidikan PK.
 Sejak Th. 1950 PMI telah menyelenggarakan PK.
 Setiap orang yang punya pribadi dan berbakat bidang perawatan rasa kemanusiaan, ingin
belajar dan berbakat bidang keperawatan.
SIKAP DAN PERILAKU PK ????
• Berperikemanusiaan.
• Tanggung jawab.
• Mengutamakan kebutuhan si sakit.
• Sikap terbuka dan menerangkan / mendidik begaimana hidup sehat.

TOPIK I
DASAR PERAWATAN KELUARGA
MENGAPA PK DIPERLUKAN ????
• Si sakit senang berbaring di rumah / dirawat oleh orang yang sudah dikenal.
• Hemat waktu, biaya dan tenaga.
• Dirawat bersama-sama orang lain satu kamar / bangsal dapat mempengaruhi penyembuhan.
• Untuk kemandirian orang sakit dan keluarga secara optimal.
PRINSIP KERJA
• SIKAP DAN KESAN BAIK TENTANG KEPRIBADIANNYA.
• KEMAUAN KERJA, CEPAT TANPA RAGU-RAGU.
• SIKAP RAMAH, TERSENYUM, MENDENGARKAN KELUHAN DAN
MENENANGKAN.
• BERPIKIR SEBELUM BERTINDAK.
• MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN, RUANG SI SAKIT DAN DIRI SENDIRI.
• USAHAKAN JANGAN MENAMBAH PENDERITAAN.
• JANGAN BERTINDAK MENYIMPANG PERINTAH DOKTER, JANGAN KELIRU
MEMBERI OBAT.
• JIKA DIRUJUK KE RS / PUSKESMAS PERLU PERSIAPAN PAKAIAN BERSIH DLL.
• JAGA RAHASIA BILA PESAN DARI DOKTER TAK BOLEH DIBERITAHUKAN.

TOPIK II
KESEHATAN DASAR DI KELUARGA
KEBERSIHAN DIRI
• Meliputi :
• Muka/wajah, rambut, tangan, kaki, kuku, gigi, badan dan lain sebagainya termasuk
pakaian.
KEBERSIHAN LINGKUNGAN
• Merupakan usaha menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, sehingga dapat
mencegah penyebaran penyakit.
• Mata rantai penularan penyakit adalah :
– Sumber Penyakit
– Perantara
– Orang yang lemah / peka terhadap serangan peyakit.
PENYEDIAAN AIR BERSIH
• Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum bila sudah masak.
• Yaitu : Jernih, tidak berwarna, bebas dari debu, lumpur, tidak berbusa, tidak asin,
asam, berbau, belerang dsb.
IMUNISASI
• Merupakan cara untuk memberikan kekebalan pada seseorang terhadap suatu
penyakit.
• Macam :
– BCG = Penyakit TBC (1 X usia 0-11 bulan)
– DPT = Depteri Pertusis (batuk kejang) Tetanus (3 X usia 2-11 bulan ) 4 minggu
interval.
– Polio = Poliomyelitis (3 X usia 2-11 bulan )
– Campak = Campak (1 X usia 9- 11 bulan)
– Hepatitis B = hepatitis B (3 X usia 0-11 bulan )
• Imunisasi TT bayi calon pengantin wanita 1 X
• Bila hamil pertama TT 2 X
• Bila kedua / seterusnya TT 1 X
ASI DAN GIZI
• Gizi yang baik dimulai dari pemberian Asi secara eksklusif (hanya ASI tanpa
tambahan) untuk usia s/d 4 bulan. Usia 4-6 bulan boleh diberi makanan tambahan bila
berat badan berkurang.
• Usia 6 bulan berikutnya bayi boleh diberi makanan tambahan.
• Asi diberikan selama 2 tahun atau lebih.
• Asi membantu pertumbuhan anak menjadi sehat dan memiliki daya tahan terhadap
penyakit.
• Asi dapat disimpan pada :
– Suhu kamar tahan ± 6 jam
– Dalam lemari es tahan ± 12 jam
– Dalam frezer tahan ± 6 bulan.
• Asi bila akan diberikan harus dihangatkan dulu dengan cara direndam dalam wadah
lain yang berisi air hangat lalu diberikan dengan sendok / pipet.

TOPIK III
PELAKSANAAN PERAWATAN
PERASAT DALAM PK
1) Cuci tangan pakai celemek.
2) Menyiapkan tempat tidur.
3) Mungukur suhu badan, Nafas, nadi.
4) Kompres panas.
5) Kompres dingin.
6) Memandikan.
7) Mencuci rambut.
8) Menyiapkan makan + minum obat.
9) Membantu BAB/BAK
10) Uap Panas
11) Mobilisasi
12) Catatan harian
13) Memotong tali pusar.
14) Memandikan Bayi

Jumlah Nadi rata-rata permenit :


1) Bayi baru lahir ± 130-160 – Usia lebih 7 th ± 80 – 90
2) Bayi ± 110 – 130 -Pria Dewasa ± 60-80
3) Usia 4 – 7 th ± 80 – 120 - Wanita lebih banyak 10-15 denyutan

Jumlah Nafas permenit :


- Bayi baru lahir 30 – 60 - Umur 15 th 20
- Umur 1 th 25-30 - Dewasa Pria 16 – 18
- Umur 2 tahun 20 – 25 - Dewasa wanita 18 – 20

TOPIK IV
PERAWATAN BAYI
BEBERAPA KEADAAN BAYI
 - Nadi : ± 1490 / menit waktu lahir
 - Nafas : ± 33 – 40 / menit
 - Bab : 3-4 kali selama sehari, warna hitam agak lengket, akan berubah
lembek kekuningan bila sudah menetek.
 - Berat Badan ± 3 kg, beberapa hari akan turun 300 gram, tetapi setelah 2 minggu akan
naik.
 - Kulit : diliputi dengan lemak putih kekuningan, warna kulit merah
muda.
 - Mata : baru mampu melihat awal bulan 2-9
 - Telingga : baru mau dengar awal bulan 4
 - Tidur : bulan pertama 18 -22 jam / hari bila basah, haus, lapar akan
terbangun dan nangis.
 - Makan : Asi (terbaik).
 - Pemeriksaan : pada usia 2 minggu sebaiknya dibawa ke dokter
untuk diperiksa berat badan dan seterusnya melihat sikon.

TOPIK V
BEBERAPA GEJALA PENYAKIT
BEBERAPA GEJALA DIARE
- Diare - Gizi Buruk
- Demam - Gaki
- Infeksi - KVA
- Malaria - DBD
- Rabies

TOPIK VI
PENGENALAN BEBERAPA GEJALA RESIKO TINGGI
GEJALA RESIKO TINGGI
• Merupakan gejala yang dapat menimbulkan kejadian yang kurang baik dan dapat
berakibat berkepanjangan.
GEJALA RESIKO TINGGI PADA BAYI
• Bayi cacat misalnya bibir sumbing, tanpa pelepasan (dubur), premature, maka pelaku
PK harus segera merujuk ke Rumah Sakit.
GEJALA RESIKO TINGGI PADA ANAK
• Anak mengalami cacat jasmani / rohani, mereka harus di bina dari kecil, untuk
membantu penderitaannya sehinggabisa mandiri. Pelaku PK tetap berupaya merawat
sehingga tidak mengalami gizi buruk.
GEJALA RESIKO TINGGI PADA IBU HAMIL
• Ibu hamil pertama umur kurang dari 20 tahun, belum siap untuk hamil dan
melahirkan dan beresiko.
• Ibu hamil ertama usia lebih dari 30 tahun, dalam melahirkan mengalami kesulitan dan
perlu dibawa ke RS.
• Ibu melahirkan berulang kali atau lebih dari 3 kali membahayakan keselamatan si ibu.
• Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun.
• Tinggi badan kurang dari 145 cm / cacat / pincang.
• Waktu hamil berat badan kurang dari 9 kg – 12 kg pada waktu usia menjelang
kelahiran.

Perasat perawatan keluarga

1. Cuci tangan & pakai celemek.


Tujuan:
1. Membersihkan tangan dari kotoran
2. Mencegah penularan penyakit
3. Melatih dan membiasakan hidup bersih dan sehat
Peralatan :
a) Ceret, air ledeng atau air mengalir
b) Ember untuk menampung air buangan
c) Sabun & tempatnya.
d) Sikat tangan
e) Serbet.
f) Mangkok tempat perhiasan.
g) Keset.
h) Celemek.
Pelaksanaan :
1) Lepas perhiasan ( jam tangan, cincin, dll )
2) Basahi tangan sampai siku
3) Ambil sabun dan basahi dengan air
4) Sabun kedua tangan sampai berbusa mulai dari telapak tangan sampai siku
5) Cuci sabun dan letakkan pada tempatnya.
6) Ambil sikat tangan dan basahi dengan air
7) Gosokan mulai dari siku, pergelangan, punggung tangan, sela-sela jari, kuku,dan telapak
tangan
8) Cucu sikat tangan dan letakan
9) Bilas kedua tangan sampai bersih.
10) Ambil serbet/handuk & keringkan.
11) Serbet dilipat letakan pada tempatnya.

2. Memakai celemek
Tujuan :
1. Melindungi pakaian pelaku dari kotor
2. Mencegah penularan
Cara mengunakan celemek
a) Cuici tangan sebalum dan sesudah menggunakan
b) Pegang tali penggantung, masukan melalui kepala
c) Pegang tali sis kanan dan kiri, ikat di bagian belakang dengan ikatan yang mudah dibuka
Cara melepas celemek
 Buka tali belakang dan lepaskan
Cara menggantung celemek
1. Tanpa memegang bagian luar celemek
2. Bila digantung diruangan orang sakit, bagian luar diluar dan jika diluar ruangan maka
bagian luar berada di dalam

3. Menyiapkan tempat tidur.


Tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mencegah penyakit bertambah berat
3. Memperkecil penularan
Peralatan :
a) Tempat tidur, kasur dan bantal
b) Sprei.
c) Perlak.
d) Alas perlak.
e) Sarung bantal.
f) Selimut.
g) Koran.
Pelaksanaan bila si pasien dapat meninggalkan tempat tidur :
1) Cuci tanagan dan pakai celemek
2) Beritahu pasien
3) Semua peralatan bersih ditaruh diatas meja
4) Ambil semua peralatan kotor mesukan ke keranjang kosong
5) Kasur dibalik
6) Ambil seprei , letakan lipatan ditengah kasur, buka seprei kemudian lipat ± 25 cm pada
bagian kepala dan kaki kebawah kasur
7) Kain perlak dan alas perlak diletakan diatas seprei bagian tengah kasur
8) Pada keempat sudut dibuat lipatan digonal kemudian masukan lipatan dibawah kasur sisi
kiri dan kanan
9) Pasang selimut dibagian bawah/kaki dan buat lipatan wiru untuk tempat kaki dan selipkan
kebawah kasur
10) Pasang sarung bantal tanpa mengangkat nya
11) Buatkan tempat sampah dan sandal improvisasi dari koran
12) Buka celemek dan cuci tangan

Bila pasien tidak dapat meninggalkan tempat tidur


1) Cuci tanagan dan pakai celemek
2) Beritahu pasien
3) Semua peralatan bersih ditaruh diatas meja
4) Bantal dan guling singkirkan ke kursi
5) Miringkan pasien ke arah pelaku pk
6) Alas perlak, perlak dan seprei yang kotor digulung menurut urutanya sampai kebadan
pasien
7) Seprei, perlak dan alas perlak bersih dipasang dan ditata rapi berdasrkan urutanya
8) Pasien dibalik arah posisi
9) Ambil peralatan kotor tarum di keranjang kosong rapikan peralatan yang telah dipasang
10) Pasien ditidurkan terlentang kembali semula
11) Buka celemek dan cuci tangan

4. Mengukur suhu badan, nafas, dan nadi.


Tujuan
1. Mengetahui suhu badan
2. Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
3. Mengetahui perkembangan penyakit
4. Membantu menentukan dianogsa penyakit
Peralatan :
a) Termometer.
b) Alkohol.
c) Kapas.
d) Waslap.
e) Alat tulis menulis.

Pelaksanaan :
1) Cuci tanagan
2) Siapkan termometer ( turunkan air raksa dengan kapas beralkohol kemudian kibaskan
sampai menunjukkan ke tititik pangkal termometer)
3) Beritahu si sakit
4) Keringkan ketiak dengan washlap
5) Ambil termometer, letakan pangkal termometer ditengah ketiak
6) Jepit dengan menekan bagian lengan, tunggu 10 – 15 menit
7) Sambil menunggu hitung nafas (16-20/menit), dan nadi (60-80/menit).
8) Ambil termometer bersihkan dengan kapas alkohol dan posisi titk pangkal dan masukkan
pada tempatnya.

5. Memandikan si sakit.
Peralatan :
a. Sarung 1 buah.
b. Keranjang baju kotor.
c. Sabun dan tempatnya
d. 2 baskom berisi air hangat/dingin
e. 2 buah washlap
f. 2 buah handuk besar.
g. Bedak tubuh.
h. Baju bersih / ganti.
i. Alat make up ( perempuan ), laki – laki ( minyak rambut) sisir cermin dll.

Pelaksanaan :
1) Cuci tangan dan pakai celemek , siapkan peralatan
2) Ambil bantal/guling letakan dikursi.
3) Pakaikan sarung/kain penutup
4) Lepas baju dan celana masukan ke keranjang kosong
5) Tutup dada dengan handuk .
6) Letakkan handuk dibawah kepala.
7) Usapkan waslap basah pada wajah, telinga dan leher membentuk huruf s dengan
washlap bersabun, lalu dibilas dengan washlap bersih.
8) Angkat handauk keringkan muka, telinga, dan leher
9) Ambil handuk dan letakkan pada kedua lengan
10) Sabun dengan washlap mulai dari jari sampai ketiak, bilas dan keringkan
11) Dada sampai ketiak kemudian perut ke arah paha dan bilas, keringkan dengan handuk
lalu beri bedak pada ketiak.
12) Handuk pindah di bagian pantat, tekuk lutut untuk membersihkan kelamin, keringkan dan
beri bedak pada lipatan paha
13) Untuk alat kelamin bila bisa melakukan sendiri maka dipersilahkan pada sisakit.
14) Miringkan si sakit dan bersikan pada bagian punggung lipatan pantat. Keringkan dan beri
bedak bagian pantat
15) Ambil ember yang berisi air bersih letakkan masukan kedua kaki untuk dicuci dengan
posisi lutut ditekuk. Bentangkan handuk dibawah kedua kaki dan keringkan kemudian beri
bedak pada sela jari.
16) Pakaikan baju ganti dan sisir rambut/beri alat solek untuk wanita
17) Bersihkan tempat tidur dan semua peralatan
18) Buka celemek dan cuci tangan

6. Menyikat gigi
Peralatan;
a. Sikat gigi
b. Pasta gigi
c. Air dalam gelas dan piped
d. Mangkok bengkok
e. Handuk /kain serbet

Pelaksanaan cara pertama


a. Dudukkan pasien
b. Sediakan semua peralatanyang diperlukan
c. Pasien melakukan sendiri
Cara kedua
a. Miringkan kepala pasien
b. Handuk/serbet letakan dibawah dagu sampai dada
c. Berikan air gelas untuk kumur
d. Sikat gigi pasien dengan gerakan atas ke bawah
e. Selesai kembalikan ke posisi semula

7. Mencuci rambut :
Peralatan :
- Samphoo.
- Sisir.
- Ember kosong & kain pel.
- Ceret/ember berisi air hangat kuku & gayung lancip.
- Perlak untuk talang.
- 2 handuk.
- Kapas
- Washlap
- Alat pengerin/hair dryer atau kipas

Pelaksanaan :
- Cuci tangan dan pakai celemek
- Baringkan pasien dengan posisi kepala di tepi tempat tidur, ambil bantal
- letakkan handuk dan perlak untuk talang dibawah kepala.
- Tutup telinga dengan kapas dan mata dengan washlap
- Kain pel dan ember kosong diletakkan dibawah untuk air kotor.
- Pasang handuk di dada sampai leher
- Rambut disisir kemudian disiram air hangat
- Berikan sampo dirambut sambil dipijat sampai berbusa
- Bilas sampai bersih kemudian ambil talang dan keringkan dengan handuk
- Ambil kapas , washlap dan handuk
- Posisikan kembali pasien seperti semula dan letakan kembali bantalnya
- Keringkan dengan hair dryer/ angin-anginkan dengan kipas
- Rapikan rambut dengan sisir
- Bereskan semua peralatan, buka celemek dan cuci tangan

8. Membantu si sakit bab / bak

Peralatan :
- Pasu najis.
- Labu kemih.
- Koran/perlak untuk alas.
- Bel.
- Kain penutup.
- Tisu gulung.
- Bedak.
- Botol berisi air bersih.
- Koro’kan / pembersih pasu najis ( labu kemih ).

Pelaksanaan :
- Cuci tangan dan pakai celemek
- Beritahu pasien dan siapkan peralatan
- Buka pakaian bawah letakan koran/perlak bawah pantat dan pasang kain penutup
- Pasang pasu najis dengan lutut ditekuk dan pasang labu kemih pada alat kelamin.
- Beri sisakit bel dan kita tinggalkan ( apabila selesai di suruh membunyikan bel ).
- Setelah selesai, ambil labu kemih bersihkan alat kelamin dengan tisu / air.
- Bersihkan anus dengan air atau tisu langsung buang ke pasu najis sampai bersih.
- Ambil pasu najis letakan di bawah
- Miringkan pasien, bersihkan pantat dengan tisu gulung
- Beri bedak untuk mencegah lecet dan pakaikan celana
- Bereskan peralatan dibawa ke belakang
- Buka celamek dan cuci tangan

9. Kompres panas.
a. Panas kering :
Peralatan :
 Kirbat.
 Kain pembungkus.
 Ceret berisi air panas.
Pelaksanaannya :
 Ambil kirbat dan buka apakah ada pastikan tidak ada benda asing didalamnya.
 Gulung dan isi kirbat cek dan pastikan apakah bocor atau tidak.
 Bungkus dengan kain pembungkus & letakkan pada bagian yang memerlukan kompres.

b. Panas basah :
Peralatan :
 Alat baling – baling ( kain berlobang dan 2 buah kayu untuk memeras waslap)
 Pinset.
 Plastik pembungkus.
 Kain pembungkus.
 Ember.
 Ceret berisi air panas.
Pelaklsanaan :
 Ambil ember dan letakkan baling – baling distasnya dan beri waslap pada lobang kain.
 Tuangkan air panas dalam ceret.
 Peras sampai airnya habis dan masukkan ke plastik dengan pinset dan bungkus dengan
kain pembungkus.
 Berikan / letakkan pada bagian yang membutuhkan.

10. Kompres dingin


a. Kompres dingin kering
Peralatan :
 Eskap.
 Ember berisi air bersih.
 Es batu dalam ember.
 Kain pembungkus.
Pelaksanaan :
 Buka eskap jungkirkan dan pastikan tidak ada benda asing didalamnya.
 Masukkan es batu pada ember berisi air agar tidak runcing.
 Kemudian masukkan ke eskap + ¾ bagian.
 Bungkus dengan kain dan letakkan pada bagian yang membutuhkan.
b. Kompres dingin basah.
Peralatan.
 Ember berisi air dingin / es.
 Waslap / kain yang meresap air.
Pelaksanaan :
 Rendam + 1 menit, waslap / kain pada ember yang berisi air dingin / es.
 Ambil dan peras, kemudian letakkan pada bagian yang membutuhkan.
11. Uap panas.
Peralatan :
 Ceret berisi air panas / mendidih.
 Ember.
 Cerobong.
 Payung.
 Vaselin.
 Kain penutup.
Pelaksanaan :
 Sisakit ditidurkan setengah duduk.
 Letakkan paying untuk membuat suatu ruang uap panas.
 Ceret berisi air air panas / mendidih diberi cerobong kearah muka sisakit.
 Beri vaselin untuk mencegah luka baker.
 Tutup dengan kain penutup sampai sisakit merasa nyaman

1. Latar Belakang Latar belakang adanya perawatan keluarga ini diawali dengan adanya
kirsus keperawatan tahun 1950 yang diadakan oleh Rumah Sakit PMI Bogor yang kemudian
kursus tersebut berkembang sampai kepada kursus Perawatan Keluarga. Pengertian
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri
dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi
hasilnya memuaskan.
2. Dasar Perawatan Keluarga
a. Mengapa Diperlukan PK? Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di
rumah di tangah keluarga daripada berbaring di RS dan dirawat oleh orang yang belum
dikenal. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi. Dirawat oleh orang
lain di sebuah kamar dapat mempengaruhi keadaan si sakit sehingga mempengaruhi
penyembuhannya. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluargnya secara
optimal.
b. Siapa Yang Melakukan PK? Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal
sebelumnya diberi pengetahuan (berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya. Sejak tahun
1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan latihan PK.
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah: Mempunyai sifat kasih
sayang yang tulus. Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam. Ingin belajar
dan berbakat dalam bidang perawatan.
d. Sikap dan Perilaku yang perlu dimiliki oleh pelaku PK Berperikemanusiaan yang jelas
tampak dan sikap kesediaan untuk menolong yang akan memberi kesan tetang
kepribadiannya. Bertanggungjawab, sifat ini harus tampak dari segala tindakan pelaku pk
yang senantiasa berpedoman pada apa yang ia telah pelajari antara lain tidak akan melakukan
tindakan yang merugikan si sakit maupun angggota keluraga yang lain. Selalu mengutamakan
kebutuhan si sakit. Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap
si sakit sera menerangkan/mendidik kelurga lain misalnya bagaimana hidup sehat d. Prinsip
kerja seorang pelaku PK Sikap yang baik seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan
baik tentang kepribadian. Menunjukkan memampuan kerja denga tenang, cepat dan tanpa
ragu-ragu. Mempunyai sikap yang ramah, selalu tersenyum, bersedia untuk mendengar dan
mampu untuk menenangkan si sakit. Berpirlah sebelum bertindak/bekerja. Jagalah kebersihan
lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga memperhatikan diri sendiri. Catat selalu
hasil pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara pendek, lengkap dan jelas.
Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit. Jangan bertindak menyimpang dari
peraturan dan perintah dokter/petugas kesehatan dan jangan keliru memberi obat. Jika
dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas/RS diperlukan persiapan antara lain
pakaian bersih dan alat toilet si sakit dan kemungkinan harus dihubungi petugas yang
mengurus angkutan/ambulans. Bila ada sesuatu yang perlu dirahasiakan janganlah
disampaikan langsung si sakit.
e. Peralatan yang diperlukan Perawatan yang dilakukan di rumah membutuhkan peralatan.
Kita tidak boleh memaksakan untuk membeli peralatan seperti yang ada di RS. Dengan
peralatan yang ada dan sederhana dapatlah kita menolong si sakit dengan cukup memuaskan.
Perlengkapan kamar tidur. Tempat penyimpanan obat-obatan. f. Penerapan Sebagai individu :
Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau melakukan PK untuk siapa saja yang
membutuhkan. Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat
pentingnya PK. Dapat juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar masyarakat sekitar
dapat menggunakan secara bersama. Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi
pada Tim PK PMI dalam kegiatan pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo.
Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan di tempat
penampungan sementara/pengungsian. 3. Kesehatan Dasar Keluarga a. Kebersihan Diri
Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita
selalu dapat hidup sehat. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
Cara menjaga kebersihan diri : Mandi setiap hari secara teratur Tangan harus dicuci sebelum
menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air
kecil. Kuku digunting pendek dan bersih. Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur. Sikat
gigi setiap habis makan. Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah
dicuci bersih dengan sabun, dijemur dan disetrika. b. Kebersihan lingkungan Kebersihan
lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih, dan sehat sehingga dapat
mencegah penularan penyakit Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata
rantai, yaitu: sumber penyakit, perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap
serangan penyakit. Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama
masyarakat dengan mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai tersebut agar
tidak akan terjadi penularan. Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan: Rumah harus
sehat dan terpelihara. Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak
bermain terutama hewan yang berkutu Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang
sampah ditempatnya Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya Hindari genangan
air/air hujan di sekitar rumah Air limbah usahakan lancer alirannya. 4. Pelaksanaan
Perawatan Merawat orang sakit di rumah a. Mencuci Tangan 1. Suatu keharusan bagi setiap
perawat termasuk pelaku PK yang dilakukan: Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
Sebelum menyiapkan makanan dan minuman Sesudah memegang barang-barang kotor dan
memegang binatang Sesudah buang air besar (b.a.b) atau buang air kecil (b.a.k) 2. Tujuan
Membersihkan tangan dari segala kotoran Menjaga kesehatan pelaku Mencegah penularan
penyakit Melatih suatu kebiasaan yang baik b. Memakai Celemek Celemek adalah bentuk
pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong merawat si sakit, tanpa
mengganggu gerak si pelaku. Tujuan: Melindungi pakaian pelaku dari kotoran Mencegah
penularan penyakit 4. Mengukur Auhu a. Mengukur suhu Alat untuk mengukur suhu disebut
termometer. Menurut skalanya ada 2 macam, yaitu: termometer celcius (lazim dipakai di
Indonesia) dan termometer Fahrenheit (lazim dipakai di Amerika) 1. Bagian dari termometer
Tabung gas panjang, berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi Pipa gelas tempat turun
naik air raksa Skala yang menunjukkan derajat suhu Reservoir tempat air raksa 2. Tujuan
Mengetahui suhu badan si sakit Mengetahui adanya kelainan pada tubuh Mengetahui
perkembangan penyakit Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter dalam
menentukan diagnosa 3. Tempat dan cara pengukuran suhu 3.1. Ketiak Cuci tangan Siapkan
termometer Beritahu si sakit Keringkan ketiak dengan handuk/waslap Tempatkan pangkal
termometer di tengah ketiak di minta si sakit menjepitnya 10-15 menit, tangan yang lain
membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer Setelah 10-15 menit
termometer dikeluarkan, dibaca sampai di mana naiknya air raksa dan dicatat. Termometer
dibersihkan, lalu disimpan Cuci tangan 3.2. Dubur Pengukuran suhu di dubur dilakukan: -
Pada bayi, anak, orang sakit parah - Pada keadaan tertentu, misalnya:patah lengan,bagian
ketiak di balut - Atas petunjuk dokter Pengukuran suhu di dibibir tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang luka pada daerah dubur - Orang sakit yang berpenyakit kelamin
Pelaksanaan : Cuci tangan Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin Beritahu si sakit
Miringkan si sakit,bebaskan pakaian yang menutupi bokong Kaki yang sebelah atas ditekuk
kearah perut Oleskan pangkal termometer dengan minyak kela[a/vaselin untuk memudahkan
memasukkan ke dalam anus. Hati-hati bila ada wasir Pisahkan bokong si sakit agar dubur
terlihat, lalu pangkal termometer di masukkan Pegang termometer selama berada dalam anus
selama 3 menit Keluarka termometer, baca dan catat di buku catatan harian Termometer
dibersihkan lalu disimpan Cuci tangan 3.3. Mulut Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua
tempat di atas tidak memungkinkan pemasangan thermometer. Pengukuran suhu di mulut
tidak boleh dilakukan pada: - Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah - Orang yang
berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas - Bayi/anak yang masih kecil Pelaksanaan :
Cuci tangan Siapkan termometer Beritahu si sakit Si sakit diminta untuk membuka mulut
Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si sakit untuk
menutup mulut dan bernafas melalui hidung Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan
catat di buku catatan harian Termometer dibersihkan lalu disimpan Cuci tangan 5.
Menghitung Denyut Nadi Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur
suhu. Denyut nadi menjadi lebih cepat bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam dan
sesudah gerak badan a. Denyut nadi dapat diraba pada : Leher Bagian muka telinga Dekat
ujung tulang selangkang Sisi dalam dari lengan atas Lipatan paha Pergelangan tangan Denyut
bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubun-ubun b. Tujuan mengukur denyut nadi
Mengetahui keadaan umum si sakit Mengetahui keadaan jantung Mengikuti perkembangan
jalannya penyakit Membantu menentukan diagnosa c. Jumlah denyut nadi rata-rata permenit
Bayi baru lahir : + 130 - 160 Bayi : + 110 - 130 Anak umur 4-7 tahun : + 80 - 120 Anak umur
lebih 7 tahun : + 80 - 90 Pria dewasa : + 60 - 80 Wanita lebih banyak antara 10-15 denyutan.
Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan suhu
1 derajat C, denyut nadi akan bertambah 10-15 denyutan. d. Pelaksanaan Cuci tangan
Beritahu si sakit Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah
atas. Cari nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit kea rah ibu jari si
sakit diantara urat-urat Hitung denyut nadi selama ½ menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat
dalam buku catatan harian 6. Menghitung Pernafasan Satu kali pernafasan adalah 1 kali
menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas a. Tujuan menghitung pernafasan : Membantu
menentukan diagnosa Mengetahui keadaan umum si sakit b. Pelaksanaan Dihitung segera
setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si sakit akan dihitung pernafasannya
dengan pergelangan si sakit tetap dipegang seolah-olah masih menghitung denyut nadi
Diperhatikan apakah kedua sisi dada bergerak seirama, apakah terlihat adanya kesukaran
dalam bernafas Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2, catat dalam buku
catatan harian c. Jumlah pernafasan permenit Bayi baru lahir : 30-60 Anak umur 1 tahun : 25-
30 Anak umur 2 tahun : 20-25 Anak umur 15 tahun : 18 -20 Pria dewasa : 16-18 Wanita
dewasa : 18-20 d . Perbandingan jumlah pernafasan dengan denyut nadi adalah 1: 4 7.
Penataan Tempat Tidur Orang Sakit a. Maksud dan tujuan Mempercepat penyembuhan
Mencegah penyakit bertambah parah Memperkecil bahaya penularan b. Syarat tempat tidur si
sakit Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit Ditempatkan pada
bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin Terhindar dari cahaya yang
menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan Barang tenun (seprei,sarung bantal dsab)
hendaknya diganti paling sedikit 2 kali seminggu, kecuali bila basah atau kotor maka harus
segera diganti. c. Peralatan Tempat tidur + kasur + bantal Kain seprei + sarung bantal Kain
perlak + kain alas perlak Selimut 8. Perawatan Sehari-hari di Rumah 1. Menolong si sakit
B.A.B / B.A.K di atas tempat tidur Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat
berjalan akan berusaha untuk pergi ke kamar kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini
tidak dibenarkan karena si sakit membuang tenaga yang ia perlukan untuk melawan
penyakitnya. Perlu diketahui, bahwa antara orang sakit pria dan wanita cara menolongnya
berbeda. Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang
sangat pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan b.a.k
menggunakan sebuah tempat yang disebut pasu najis. Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya
menggunakan sebuah labuh kemih, semacam botol. a. Peralatan Pasu najis beserta tutupnya
Labu kemih untuk pria Bamboo/botol berisi air Kertas toilet Alas bokong (perlak beserta
alasnya) Bel Bangku kecil untuk pasu najis Handuk, sabun, bedak Air untuk mencuci bokong
2. Menyeka / memandikan si sakit di tempat tidur a. Tujuan Memberikan perasaan enak dan
segar kepada si sakit Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya Membantu
memperlancar peredaran darah Melatih otot-otot secara aktif dan pasif Mencegah terjadinya
lecet b. Peralatan 2 baskom (untuk menyabun + membilas) Air hangat dalam cerek dan air
dingin dalam ember + gayung 2 waslap + 2 handuk besar 1 ember yang agak besar untuk
menampung air Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat
cukur dan sisir Pakaian si sakit yang bersih Tempat/keranjang untuk pakaian kotor Bila perlu
disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok 3. Mencuci rambut si sakit
di tempat tidur a. Tujuan Memberikan perasaan segar dan senang kepada si sakit
Menghilangkan kotoran yang melekat pada kepala si sakit Agar rambut tetap bersih, rapi dan
terpelihara b. Peralatan : Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk +
perlak Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak yang digulung
Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan Ember kosong Kain pel
Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember Alat pengering rambut atau
kipas 9 . Merubah Posisi Tidur Orang Sakit Seorang pelaku PK harus pandai menolong si
sakit duduk , berbalik, merubah posisi tidurnya, mengangkatnya, menolong turun / naik
tempat tidur dengan cara teratur. Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting,
karena dapat menghindari : Bahaya lecet pada tubuh Ketegangan pada sendi-sendi Bahaya
timbulnya cacat Memperbaiki peredaran darah a. Meminggirkan atau menengahkan si sakit
Meminggirkan adalah menggeser si sakit dari tengah ke pinggir tempat tidur, sedangkan
menengahkan adalah menggeser si sakit dari pinggir ke tengah tempat tidur. b. Memiringkan
si sakit Memiringkan adalah membentuk posisi si sakit menjadiposisi miring. Untuk
memiringkan si sakit ke kanan, maka dilakukan dari arah saebaliknya/berlawanan. Begitu
juga jika memiringkan posisi si sakit dari arah kiri. c. Memindahkan si sakit Bila sakit
seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya dilakukan berdua atau
bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya mungkin si sakit merasa lebih sakit
atau mungkn terjatuh. d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan
kembali ke tempat tidur. Bila si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai
sembuh, maka dokter akan memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir
tempat tidur dengan kaki yang diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit.
Peristiwa ini merupakan hal yang menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan
memberikan bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa bila mulai duduk atau berjalan, merasa psing,
kaki berat dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu dilakukan secara bertahap. Peralatan Kursi
yang memakai sandaran untuk lengan Bantal untuk menopang punggungnya Selimut Sandal
yang ringan Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel 9. Penyajian Makanan dan Pemberian
Obat a. Penyajian makanan kepada pasien Makanan berguna untuk memberikan zat-zat
makanan yang cukup utnuk memelihara kesehatan, memulihkannya bila sakit, menghasilkan
tenaga untuk melaksanakan berbagai kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta
raga. b. Cara menyajikan makanan Makanan disajikan di atas sebuah baki yang berisi alas
supaya rapi. Di atas baki ada piring, sendok dan garpu, gelas yang berisi air minm dengan
tatakan dan tutupnya dan serbet/lap. Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa
disesuaikan denga selera sejauh tidak bertentangan dengan pantangan. Makanan dijaga agar
tidak dihinggapi lalat Piring jangan di isi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si
sakit. Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara baik dengan
sedikit variasi. Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat. Waktu makan
ditentukan Agar menarik diberi jambangan kecil dan diberi bunga, kepada anak-anak diberi
mainan. Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas Selesai makan, baki
dan isinya diangkat dan dibawah keluar kamar. c Beberapa jenis makanan khusus Makanan
lunak untuk orang panas atau sakit mulut/tenggorokan Makanan untuk orang diare Makanan
rendah lemak untuk orang sakit kuning Makanan rendah garam untuk orang sakit
busung/uderma Makanan tanpa gula untuk orang sakit kencing manis 11. Pemberian Obat
Kepada Orang sakit a. Tujuan Mempercepat penyembuhan Mengurangi penderitaan b.
Bentuk obat Pil Tablet Kapsul Salep Obat cair Puyer/serbuk c. Etiket/label Biasanya
diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi petunjuk tentang pemakain
obat Warna etiket : 1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum) 2) Etiket biru :
merupakan obat luar (tidak boleh ditelan) 3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak:
merupakan obat berbahaya (obat keras atau racun) 12. Perawatan Bayi a. Kondisi bayi Nadi :
Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir Pernafasan : Kurang lebih 33 – 40
gerakan permenit B.a.b : 3 – 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama. Warnanya hitam
dan agak lengket, akan berubah menjadi lembek kekuning-kuningan bila si bayi mulai
menetek Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg waktu
lahir. Dalam waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300 gram, tapi dalam
waktu 2 minggu diharapkan berat badannya akan kembali seperti pada waktu dilahirkan.
Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih kekuning-kuningan, warna
kulitnya merah muda Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2 Pendengaran : Baru
mampu pada awal bulan ke 4 Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 – 22 jam sehari, kalau
basah atau haus/lapar ia akan bangun dan menangis b. Makanan Makanan yang terbaik
adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat. Bila ASI kurang, maka dokter
akan menambah dengan susu buatan yang cocok c. Pemeriksaan Pada usia 2 minggu bayi
sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat badannya dan apakah keadaan
pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat mengenai pertumbuhan bayi, kekebalan dan
makanan tambahan. d. Memandikan Bayi Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di
daerah pegunungan cukup sekali sehari misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi
ditentukan, agar tidak seorangpun dapat mengganggu pelaksanaan tugas ini. Peralatan Satu
buah handuk Dua buah waslap Ember / baskom berisi air hangat kuku Pakaian untuk ganti
Sabun Bedak Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas
tali pusarnya

Anda mungkin juga menyukai