Anda di halaman 1dari 2

4.

Tujuan SPMI dan/atau standar turunan dari kedelapan standar 7. Model Manajemen Kendali Mutu Dalam
tsb. Penambahan jumlah standar selain kedelapan SPMI
SPMI bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan tinggi SNP sangat dianjurkan sesuai dengan visi, misi, dan
yang diselenggarakan oleh setiap perguruan tinggi, melalui kemampuan masing-masing perguruan tinggi; Apapun model pengorganisasian SPMI, perguruan tinggi
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, dalam • Formulir SPMI, yang antara lain berisi berbagai perlu memilih model manajemen kendali dalam SPMI.
Terdapat beberapa model manajemen yang dapat dipilih,
rangka mewujudkan visi serta memenuhi kebutuhan formulir yang berfungsi sebagai instrumen untuk
misalnya Model PDCA (Plan, Do, Check, Action), Balanced
GARIS BESAR
pemangku kepentingan internal dan eksternal perguruan merencanakan, menerapkan, mengendalikan, dan
tinggi. mengembangkan standar. Formulir yang telah diisi Score Cards, Six Sigma. Dalam memilih model manajemen SISTEM PENJAMINAN MUTU
Mutu perguruan tinggi adalah kesesuaian antara disebut sebagai rekaman mutu, dan berfungsi sebagai kendali mutu SPMI, perguruan tinggi wajib memilih
penyelenggaraan perguruan tinggi dengan Standar bukti pelaksanaan kegiatan. model manajemen yang memungkinkan terjadinya kaizen PERGURUAN TINGGI
Nasional Pendidikan, maupun standar yang ditetapkan oleh b. Pelaksanaan dan Pengendalian, antara lain melalui atau peningkatan/perbaikan/ pengembangan secara
perguruan tinggi sendiri berdasarkan visi dan kebutuhan proses monitoring, auditing, dan evaluating; berkelanjutan (continuous quality improvement) mutu
dari stakeholders. Dengan demikian, perguruan tinggi c. Pengembangan SPMI sebagai sebuah sistem. pendidikan tinggi di perguruan tinggi yang bersangkutan.
dinyatakan bermutu apabila perguruan tinggi tersebut
mampu: 6. Model Pengorganisasian SPMI 8. Prasyarat Untuk Membangun dan
a. menetapkan dan mewujudkan visinya melalui Melaksanakan SPMI PT
pelaksanaan misinya; Sesuai dengan karakteristik, ketersediaan dan kemampuan
b. menjabarkan visinya ke dalam sejumlah standar; sumber daya pada masing-masing perguruan tinggi, Agar perguruan tinggi dapat membangun dan melaksanakan
c. memenuhi, mengendalikan, dan mengembangkan SPMI, dibutuhkan 4 (empat) hal utama berikut ini:
pengorganisasian SPMI pada prinsipnya dapat dilakukan
sejumlah standar yang disebut [ada huruf b untuk a. Komitmen dari semua unsur dalam perguruan tinggi
melalui salah satu dari 3 (tiga) model yang lazim berikut
memenuhi kebutuhan stakeholders. termasuk unsur yayasan untuk perguruan tinggi yang
ini: diselenggarakan oleh masyarakat.
a. Pengorganisasian SPMI melalui unit khusus SPMI, yaitu b. Perubahan paradigma dari paradigma ketergantungan pada
5. Tahap Pelaksanaan/Implementasi SPMI
perguruan tinggi membentuk badan/kantor/tim yang pengawasan dan pengendalian vertikal oleh Pemerintah,
a. Pembuatan dokumen atau buku SPMI yang berisi: bertugas melaksanakan SPMI di lingkungan perguruan ke paradigma otonomi dalam pengawasan/ pengendalian
• Kebijakan SPMI, yang antara lain berisi definisi, tinggi; melalui SPMI oleh perguruan tinggi itu sendiri.
konsep, tujuan, strategi, berbagai standar dan/atau b. Pengorganisasian SPMI secara terintegrasi pada c. Perubahan sikap para pengelola perguruan tinggi yang
standar turunan, prioritas; semula bekerja tanpa standar dan tanpa memerhatikan
manajemen perguruan tinggi, yaitu perguruan tinggi
• Manual SPMI, yang antara lain berisi panduan visi perguruan tinggi, menjadi sikap patuh (comply) pada
tidak membentuk badan/kantor/tim, melainkan
untuk menetapkan, memenuhi, mengendalikan, dan standar yang merupakan penjabaran visi perguruan tinggi.
menugaskan pelaksanaan SPMI kepada pejabat d. Pengorganisasian SPMI melalui pembentukan badan/
mengembangkan/meningkatkan standar; pedoman
struktural pada setiap aras manajemen; kantor/tim, atau dengan cara menugaskan pelaksanaan
atau petunjuk/instruksi kerja bagi stakeholders internal
yang harus menjalankan mekanisme tersebut; c. Pengorganisasian SPMI melalui pembentukan badan/ SPMI kepada pejabat struktural pada setiap aras
kantor/tim yang bertugas melaksanakan SPMI, manajemen, atau altenatif pengorganisasian lain. KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN
• Standar SPMI, yang berisi antara lain minimum 8 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
(delapan) standar bagi pendidikan tinggi sebagaimana kemudian setelah penjaminan mutu membudaya DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN
diatur dalam PP. No.19 tahun 2005 tentang SNP digunakan pengorganisasian yang terintegrasi. TAHUN 2011
1. Latar Belakang Penjaminan Mutu Nasional Pendidikan, yang dilakukan secara bertahap, Kegiatan penjaminan mutu perguruan tinggi harus pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.
Perguruan Tinggi sistematis, dan terencana dalam suatu program didukung oleh ketersediaan data dan informasi tentang Oleh karena itu, Pemerintah menetapkan Standar Nasional
penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka perguruan tinggi secara akurat, lengkap, dan mutakhir. Pendidikan (SNP) di dalam PP No. 19 tahun 2005, yang harus
dipenuhi atau bahkan dilampaui oleh setiap perguruan

P
waktu yang jelas. Data dan informasi tersebut dikelola oleh suatu pangkalan
enjaminan mutu perguruan tinggi adalah proses tinggi. Artinya, agar setiap perguruan tinggi dinyatakan
c. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang data pada masing-masing perguruan tinggi. Kemudian,
perencanaan, pemenuhan, pengendalian, bermutu maka perguruan tinggi tersebut harus memenuhi
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. data dan informasi yang berasal dari pangkalan data pada
dan pengembangan standar pendidikan tinggi atau melampaui SNP.
Pasal 96 ayat (7) PP No. 17 tahun 2010 yang mengatur masing-masing perguruan tinggi dihimpun, dikelola, dan
secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga pemangku Kebijakan nasional untuk menjamin mutu pendidikan
bahwa perguruan tinggi melakukan program dikendalikan oleh suatu Pangkalan Data Perguruan Tinggi
kepentingan (stakeholders) internal dan eksternal perguruan tinggi, khususnya melalui SPMI, yang ditetapkan
penjaminan mutu secara internal, sedangkan (PDPT) pada aras Nasional yang dikelola oleh Ditjen Dikti.
tinggi, yaitu mahasiswa, dosen, karyawan, masyarakat, Hasil pelaksanaan SPMI oleh masing-masing perguruan Pemerintah bersifat sebagai pedoman yang dapat diikuti
penjaminan mutu eksternal dilakukan secara berkala
dunia usaha, asosiasi profesi, pemerintah memperoleh tinggi merupakan bahan dalam pelaksanaan SPME oleh perguruan tinggi untuk dikembangkan sendiri oleh
oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN
kepuasan atas kinerja dan keluaran perguruan tinggi. atau akreditasi oleh BAN-PT dan/atau lembaga mandiri masing-masing perguruan tinggi sesuai dengan nilai dasar,
PT) atau lembaga mandiri lain yang diberi kewenangan
Tujuan penjaminan mutu perguruan tinggi adalah lainnya (nasional, regional dan internasional) yang diakui visi, dan misi perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian,
oleh Menteri.
terjaminnya mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi baik Pemerintah. peran Ditjen Dikti adalah membantu, menginspirasi,
pada masukan, proses, maupun keluaran berdasarkan Secara skematik SPM-PT dapat digambarkan sebagai mendorong, atau memfasilitasi pelaksanaan SPMI oleh
peraturan perundang-undangan, nilai dasar, visi, dan berikut: perguruan tinggi.
misi perguruan tinggi. Kegiatan penjaminan mutu ini 2. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Untuk itu, Ditjen Dikti telah:
merupakan perwujudan akuntabilitas dan transparansi Tinggi (SPM-PT) a. menerbitkan Buku SPM-PT yang berisi penjelasan
perguruan tinggi. tentang SPMI, SPME, dan PDPT, yang dilengkapi dengan
Kewajiban perguruan tinggi melaksanakan penjaminan praktik baik SPMI di beberapa perguruan tinggi di
Kegiatan penjaminan mutu perguruan tinggi dilaksanakan
mutu dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, diatur Indonesia;
dalam sebuah sistem yang disebut Sistem Penjaminan
dalam peraturan perundang-undangan yaitu: b. melakukan diseminasi atau sosialisasi SPM-PT sejak
Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), yang terdiri atas:
a. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem tahun 2008, dan pelatihan SPMI;
a. Penjaminan mutu yang dilaksanakan secara sistemik
Pendidikan Nasional. c. melakukan evaluasi terhadap implementasi SPMI pada
oleh perguruan tinggi sendiri (internally driven) yang
Pasal 51 ayat (2) yang pada dasarnya mengatur bahwa Keterangan sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia yang telah
disebut sebagai Sistem Penjaminan Mutu Internal
pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan • M : Mutu melaksanakan SPMI.
(SPMI);
berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan • SNPT : Standar Nasional Oleh karena pelaksanaan SPMI bersifat internally driven
b. Penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh badan/
mutu, dan evaluasi yang transparan; Pendidikan Tinggi sesuai dengan kebutuhan, kesadaran, dan kesiapan setiap
lembaga di luar perguruan tinggi yang disebut sebagai
b. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang perguruan tinggi, maka perguruan tinggi di Indonesia
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
Standar Nasional Pendidikan. diharapkan mampu untuk:
Badan/lembaga di luar perguruan tinggi yang melaksanakan
Pasal 91 ayat (1), ayat (2), ayat (3) PP No. 19 tahun 2005 3. Strategi Pelaksanaan SPM-PT a. menggalang komitmen untuk menjalankan SPMI;
SPME dapat beraras nasional ataupun internasional
yang mengatur bahwa setiap perguruan tinggi wajib b. menetapkan, memenuhi, mengendalikan, dan
dengan syarat diakui oleh Pemerintah. SPME dikenal
melakukan penjaminan mutu pendidikan sebagai mengembangkan SPMI;
sebagai akreditasi, yang untuk saat ini pada aras nasional Menurut Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
pertanggungjawaban kepada stakeholders, dengan c. melakukan benchmarking penjaminan mutu pendidikan
dijalankan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pemerintah berwenang
tujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar tinggi secara berkelanjutan, baik ke dalam maupun ke
Tinggi (BAN-PT). untuk menentukan kebijakan nasional dan standar nasional
luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai