BABAK 1
24. Jalu : John, tunggu aku John, tunggu aku! Aku ingin bersamamu lagi, bukakan
pintu langit untukku John (menangis) Hu... hu...hu....
Aku sudah tidak bisa menginjak bumi karena bumi dan seiisinya jijik
melihatku, sepertinya aku sudah tidak layak sebagai makhluk bumu!
Bumi muntah-muntah kalau aku berada di atasnya.
Semua mencibirku! Semua menghardikku! Semua merendahkanku!
(menangis) hu... hu.... hu....
Aku dianggapnya manusia paling najis! .... 9suara melemah) Mereka,
mereka menganggapku sampah! (adlib)
MENGELUARKAN PISAU
John, kau tahu kan artinya sampah? Tahu kan?!
Nista, sangat nisata John.
BRAM DAN DONI MUNCUL
25. Bram : Jalu, tunggu Jalu. Jangan gegabah Jalu!
26. Jalu : John, dengarkan aku john, bukakan pintu langit, aku segera datang, aku
segera datang John! (menghunus pisau)
27. B + D : (menjerit) Jaluuuuuuuu......
28. Doni : Jalu! Jalu! Tunggu Jalu! Jangan!
29. Bram : Letakkan pisau itu Jalu! Letakkan pisau itu! Ayo, letakkan Jalu! Ayo Jalu,
jangan bertindak bodoh.
30. Jalu : Saya memang bodoh! Makanya orang bodoh harus mati! (menghunus
pisau)
31. Doni : Jalu! Jalu! Jangan Jalu!
32. Bram : Letakkan pisau itu Jalu.
33. Jalu : Apalah artinya hidup kalau hanya menjadi onggokan sampah, yang hanya
bau dan mengotori.
34. Bram : Kamu jangan berkata begitu Jalu.
35. Doni : Lihat Jalu! Aku Doni, ini Bram! Kita adalah sahabat yang sudah seperti
saudara. Ada apa dengan kamu?! Mari kita bicara.
36. Jalu : Mana ada saudara yang takut dengan saudaranya sendiri?! Mana ada?!
Kalian sudah tidak mau melihatku lagi, karena takut kalau HIV yang ada
ditubuhku menyebar ke tubuh kalian, iya kan?!
37. Doni : Bukan, bukan begitu! Ini hanya salah paham.
38. Jalu : Aku mendengar semuanya Doni. Perih, sakit di telinga. Lebih baik aku
mati daripada bebanku menggunung.
39. Bram : Percayalah pada kami, ini hanya salah paham. Justru apa yang kamu
alami, kami ingin berbagi.
40. Jalu : Bagiku hidup adalah derita. Memperpanjang hidup adalah
memperpanjang derita. Dan derita harus segera berakhir.
(menghunus pisau)
41. Gina : Jaluuuuuu! Lepas Jalu! Lepas! Lepaskan Jalu!
42. Jalu : Tidak Gina, tidak, tidak! Biarkan aku menemui John.
43. Gina : Lepaskan! Lepaskan! Ayo, lepaskan!
PISAU TERLEPAS (suara pisau jatuh)
John adalah masa lalu yang gelap dan itu tidak boleh terjadi pada kamu.
44. Jalu : Apalah artinya hidup kalau tanpa makna. Virus HIV telah menelan
impian-impianku. Dan yang paling menyakitkan orang-orang pasti
berjarak denganku.
45. Gina : Kamu kliru, karena dihantui bayang-bayang kamu sendiri. Orang yang
terkena AIDS bukan akhir dari segalanya, masih banyak yang bisa
dilakukan! Sama seperti yang lainnya. Saya, Doni, Bram dan kamu tidak
ada bedanya, sama! Kita masih bisa melakukan kegiatan sama-sama,
kenapa mesti takut?
46. Bram : Betul Gina. (berjalan menghampiri jalu) kamu tidak perlu pesimistis
menjalani hidup ini. Anggap saja HIV itu tidak pernah ada, kita isi
lembaran hidup ini dengan aktivitas yang lebih bermakna dan berkualitas.
Itu akan, itu akan lebih baik daripada terlarut meratapi HIV.
47. Jalu : Kalian tidak perlu menghiburku. Mereka sudah terlanjur banyak tahu
tentang aku, pasti mereka takut tertular.
48. Doni : Kamu jangan khawatir berlebihan. Kalau kita hanya sekadar bekerja
bersama-sama, berjabat tangan, berpegangan atau saling berpelukan, HIV
tidak akan mungkin menular. Tidak akan menular!
49. Gina : Benar Don, tidak hanya itu. Misal berbagi makanan, menggunakan toilet
bersama atau terpapar batuk sekalipun HIV tidak akan menular!
50. Jalu : (tidak percaya) Tidak menular?
51. Gina : (meyakinkan) Iya, tidak menular.
52. Jalu : (masih ragu) Tidak menular?
53. Bram : Kamu masih ragu? Ayo pegang. Ayo! Ayo!
UNTUK MEYAKINKAN MAKA BRAM, DONI DAN GINA
GANTIAN MENJABAT TANGAN JALU.
Tidak apa-apa kan? Apa kami tertular? Tidak! Tidak sama sekali!
54. Jalu : (masih ragu) Tapi.......?
55. Doni : Kamu masih kurang yakin? Ayo saling berhadapan! Ayo berhadapan, ayo!
MEREKA SALING BERHADAPAN
Nhah! Kita akan membuktikan apakah saling tertawa mengakibatkan
penularan. Kita hitung ya... satu, dua, tiga ....
MEREKA TERTAWA BERSAMA
56. Gina : Cukup.......... cukup........ cukup sudah.
Gimana? Tidak apa-apa kan? Jalu, semangat hidupmu yang sempat pergi
harus segera kembali, sebisa mungkin berjalanlah seperti kereta di atas
rel. Nikmatilah hidup, jangan dijadikan beban.
57. Jalu : Oke boss!
58. Bram : Setiap penyakit pasti ada obatnya.begitu pesan dari langit. Kalu kita
selama ini jauh dari Tuhan kenapa tidak segera mendekat. Kita mohon
kepada-Nya agar deberi kekuatan dan kesembuhan. Anugerah Tuhan tidak
terbata, melebihi laut dan bumi. Kalau Tuhan sudah berkehendak, siapa
sih yang bisa menghalang-halanginya?!
59. Jalu : Oke deh ...........!
ADLIB
60. Bram : Don, gimana bulan depan? Acaranya jadi kan?!
61. Doni : Lhoh, kok tanya saya? Tanya saja sama ketua panitia.
62. Bram : Gimana Gina?
63. Gina : Lhoh, tanya saya. Ketuanya Jalu, belum ganti.
64. Bram : Gimana mas bos ketua panitia?! sudah siap?
65. Jalu : Sangat siap! Detik ini juga kita bekerja. Kamu Gina, segera selesaikan
proposal kegiatan.
66. Gina : Siap mas bos ketua panitia!
67. Jalu : Kamu Doni, segera kontak para sponsor untuk bisa berpartisipasi.
68. Doni : Siap mas bos Ketua Panitia!
69. Jalu : Dan kmau Bram, segera menguru perizinan.
70. Bram : Dimana mas bos Ketua Panitia?
71. Jalu : Di PLN! Ya di kantor Polisi lah! Gimana kamu ini!
SEMUA TERTAWA
Ayo bekerja!
SEMUA KELUAR
;KATAM;