Anda di halaman 1dari 16

EDISI 07 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015

 Penumbuhan Budi Pekerti Lewat


Kegiatan Non-Kurikuler

 Tradisi Sekolah Sambut Siswa Baru

 BBM: Berguru pada Sang Ahli saat


Liburan Sekolah
Membangun Karakter dan Budaya Bangsa

PENUMBUHAN
BUDI PEKERTI
ISSN : 2355-8156
2 DAPUR REDAKSI EDISI 07 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015 • TABLOID ASAH ASUH

dari Mas Menteri

Penumbuhan,
Daftar Isi

BERANDA Hal. 3
Hari Pertama Masuk Sekolah
Mendikbud Tinjau Sekolah di Hari Pertama Tahun Pelajaran Baru ............... 3
Bukan Penanaman
S
etiap pagi di setiap sudut negeri ini kita akan me­
LAPORAN UTAMA Hal. 4 nyaksikan pemandangan yang kurang lebih sama.
Langkah-langkah anak-anak kita berangkat ke seko-
Penumbuhan Budi Pekerti Lewat Kegiatan Non-Kurikuler 4 lah. Mungkin melewati kebun karet, ada yang berjalan di an-
tara sawah hijau, mendayung perahu kecil, atau memecah
Infografis: kemacetan perkotaan. Saat melihat pemandangan tersebut
Penumbuhan Budi Pekerti ............................................................................. 5 coba kita sejenak membayangkan sebuah ilustrasi ini.
Setiap hari anak-anak kita mengisi sepertiga harinya di sekolah. Setiap pekan, lima sam-
pai enam hari mereka berada di sekolah, dan bertahun-tahun anak-anak kita akan belajar
Testimoni Pemangku Kepentingan:
di sekolah. Sekolah adalah rumah kedua bagi mereka. Mitra orangtua untuk menumbuh-
Dukung Penuh Kebijakan Kementerian ........................................................ 6
kembangkan anak-anak. Untuk mendorong proses belajar dan perkembangan anak maka
sekolah selayaknya menjadi taman yang menyenangkan. Menghadirkan suasana belajar
Tradisi Sekolah Sambut Siswa Baru ............................................................. 7
yang menyenangkan sekaligus menumbuhkan budi pekerti luhur.
Kita menyadari gerakan penumbuhan budi pekerti penting untuk kita lakukan, maka
Rumah sebagai Tempat Penanaman Budi Pekerti ........................................ 8 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 kita ingin
mendorong hal ini.
Pendapat Masyarakat: Penumbuhan budi pekerti, bukan penanaman. Penumbuhan budi pekerti berbeda
“Menanamkan Budi Pekerti Adalah Kewajiban Kita Semua .......................... 9 dengan penanaman, karena penumbuhan memandang siswa, guru, dan warga sekolah su-
dah memiliki karakter baik. Tugas kita semua ialah menciptakan iklim sekolah yang baik agar
LIPUTAN KHUSUS Hal. 10 semua perangkat sekolah turut berbudi pekerti.
Penumbuhan Budi Pekerti kita lakukan melalui serangkaian kegiatan non-kurikuler
Belajar Bersama Maestro: melalui kegiatan harian dan periodik wajib maupun pilihan. Alur pembudayaan yang kita
Berguru pada Sang Ahli saat Liburan Sekolah ............................................ 10 lakukan yakni dengan diajarkan, dibiasakan, dilatih konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi
karakter, untuk kemudian menjadi budaya.
Kata Sang Maestro: Selama ini mempraktikkan kebiasaan itu diserahkan sepenuhnya kepada sekolah agar
bisa dikembangkan sesuai kondisi serta adat istiadat. Kita percaya bahwa ragam adat istia-
Sambut Baik Program BBM ........................................................................ 11
dat yang ada bukanlah sebuah halangan atau harus diseragamkan. Ragam itu justru fakta
yang harus kita rayakan bersama. Artinya pendidikan harus punya konteks dan relevansi
Habiskan 10 Hari Bersama Maestro,
dengan kehidupan keseharian masing-masing masyarakat.
Duplikasi Keahlian yang Mereka Miliki ........................................................ 12
Saya kerap menyaksikan bagaimana proses keberagaman setiap daerah ini berlangsung.
Misalnya saat upacara bendera. Memang sudah ada aturan mengenai tata cara upacara, na-
GALERI FOTO Hal. 13 mun ada yang melakukannya secara berbeda.
Perbedaan ini bukan berarti menghilangkan semangat cinta tanah air, sama sekali tidak.
Kemendikbud Terapkan Sistem Meritokrasi sebagai Bagian dari Perbedaan ini justru memberi pesan tegas bahwa rasa cinta tanah air tak hanya bisa diter-
Reformasi Tata Kelola ................................................................................. 13 jemahkan dengan satu cara. Semangatnya memang sama, tapi penerjemahannya beragam.
Di salah satu SD yang saya kunjungi misalnya, saat upacara, bendera tidak dikerek,
Kerja Sama Budaya, Indonesia Akan Tampilkan Seni Budaya di Eropa ..... 13 melainkan dikibar-kibarkan oleh siswa. Semetara teman-temannya menyanyikan lagu ‘Indo-
nesia Raya’. Jadi, bentuk penerapannya lebih fleksibel. Ketika sekolah diberikan kebebasan
Ayo, Guru! Kirimkan Naskah LKG Sebelum 30 September ........................ 13 cara mempraktikkan kebiasaan penumbuhan budi pekerti luhur maka masing-masing seko-
lah akan merasa memiliki gerakan ini.
Pemenuhan Kualifikasi Akademik dan Sertifikasi Guru Menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas gerakan ini juga akan mendorong semua
Hingga 2015 Hampir Rampung ................................................................... 15 pelaku pendidikan di sekolah untuk terlibat aktif. Ketika semua pelaku pendidikan ambil
peran maka sekolah akan menjadi rumah kedua yang menyenangkan. (*)

Indonesia Raih Empat Medali dari Olimpiade Internasional Biologi .............15

SIAPA DIA Hal. 16 TABLOID ASAH ASUH


EDISI 7 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015

Ilham Faisal Rahman:


Foto Sampul:
“It’s Beautiful” ............................................................................................... 16 Jilan BKLM

Keterangan Foto:
Galih Ramadhan: Guru menyambut siswa baru yang diantarkan oleh orang
Abu Vulkanik ................................................................................................ 16 tua di SD Negeri 01 Lebak Bulus, Jakarta, Senin (27/7).

Pelindung: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan; Penasihat: Sekretaris Jenderal, Didik Suhardi; Pengarah: Rahman Ma’mun; Penanggung Jawab: Asianto Sinambela; Pemimpin Redaksi: Dian
Srinursih; Redaktur Pelaksana: Emi Salpiati; Staf Redaksi: Ratih Anbarini, Seno Hartono, Aline Rogeleonick, Desliana Maulipaksi, Gloria Gracia, Agi Bahari, Ardi Wilda; Fotografer: Arif Budiman, Ridwan Maulana; Desain
dan Artistik: Susilo Widji P, Yus Pajarudin; Sekretaris Redaksi: Tri Susilawati, Dennis Suganto, Ridwan; Alamat Redaksi: Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat, Kemendikbud, Gedung C Lt.4, Jl. Jenderal Sudirman,
Senayan, Jakarta, Telp 021-5711144 Pes. 2413, 021-5701088 Laman: www.kemdikbud.go.id Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI @Kemdikbud_RI ISSN: 2355-8156
TABLOID ASAH ASUH • AGUSTUS 2015 • TAHUN VI • EDISI 07 BERANDA 3
Hari Pertama Masuk Sekolah
Mendikbud Tinjau Sekolah di Hari
Pertama Tahun Pelajaran Baru
Setiap memasuki tahun pelajaran baru, tidak hanya siswa yang sibuk
mempersiapkan segala kebutuhan sekolah. Orang tua juga sama-sama
sibuk memenuhi kebutuhan anak untuk sekolah. Namun tahun ini,
kesibukan itu tidak hanya akan berhenti pada menyiapkan peralatan
sekolah semata. Orang tua diajak mengantarkan anak pada hari
pertama sekolah karena hari pertama adalah awal perjalanan panjang
anak-anak menggapai masa depan di rumah keduanya, yaitu sekolah.

M
enteri Pendidikan dan Kebu-
dayaan (Mendikbud), Anies
Baswedan, didampingi Direktur “Para guru dan kepala
Jenderal Pendidikan Dasar dan sekolah tidak boleh
Menengah, Hamid Muhammad, mengun- memandang para siswa
jungi SD Negeri 01, 06, dan 07 Pagi Lebak
hanya sekadar anak-anak
Bulus, Jakarta, Senin (27/7). Kunjungan kali
ini adalah untuk meninjau suasana di hari
melainkan amanah dari
pertama masuk sekolah tahun pelajaran orang tuanya dalam hal
2015/2016 termasuk pelaksanaan upacara mendidik. Pemerintah
bendera di sekolah setiap hari Senin. Ke de- menitipkan persiapan
pan, pelaksanaan upacara bendera tersebut
menjadi kegiatan wajib yang harus dilak-
masa depan Republik
sanakan oleh kurang lebih 208.000 sekolah Indonesia kepada para
di seluruh Indonesia. guru karena merekalah
Mendikbud menyampaikan, hari perta- yang menggambar wajah

FOTO: Jilan BKLM


ma masuk sekolah adalah hari yang penting
bagi siswa, seringkali para orang tua hanya
masa depan negeri ini.”
hadir ketika perayaan hari kelulusannya saja
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menerima sambutan salam dari seorang siswa SD Negeri 01 Pagi
padahal keduanya sama-sama penting. Se- Lebak Bulus, Jakarta, di hari pertama masuk sekolah, Senin (27/7). Mendikbud sengaja berkunjung untuk meninjau suasana di hari
pertama masuk sekolah tahun pelajaran 2015/2016.
kolah, kata dia, sudah seharusnya menyam- lain untuk mendidik, menginspirasi, dan
but baik para orang tua yang mengantarkan mencerahkan siswanya adalah menjadi tela­
anaknya ke sekolah di hari pertama masuk dan budi pekerti bagi siswa. Tugas yang tak
sekolah. ringan ini, kata dia, akan menjadi mudah jika
“Hari ini Bapak/Ibu bukan sekadar dilakukan pembiasaan-pembiasaan budi
mengan­tarkan anak ke ruang kelas, Bapak/ pekerti luhur seperti upacara bendera setiap
Ibu menitipkan amanah pendidikan yang Senin, berolahraga bersama setiap minggu-
ada pada Ibu dan Bapak, sebagian dititipkan nya, membaca buku 15 menit setiap hari di
kepada sekolah, sebagian dititipkan kepada sekolah sebelum pelajaran dimulai, mem-
para guru, kepala sekolah, wali kelas, jadi baca doa sebelum dan sesudah pelajaran
jaga hubungan itu,” katanya saat memberi- yang dipimpin oleh siswa secara bergantian,
kan arahan pada saat pelaksanaan upacara menyanyikan lagu Indonesia Raya atau lagu
bendera di SD Negeri 01 dan 06 Pagi Lebak wajib nasional di awal kegiatan belajar dan
Bulus, Jakarta. mengakhiri kegiatan belajar dengan men-
Mendikbud mengungkapkan, para guru yanyikan lagu daerah masing-masing yang
dan kepala sekolah tidak boleh memandang juga dipimpin oleh siswa secara bergantian,
para siswa hanya sekadar anak-anak me- dan lain sebagainya. “Kita ingin membangun
lainkan mereka adalah amanah dari orang budaya sekolah yang menumbuhkan budi
tuanya dalam hal mendidik. Kepada para pekerti,” tuturnya.
guru juga, kata dia, pemerintah menitipkan Mendikbud mengimbau, agar para siswa
persiapan masa depan Republik Indonesia memiliki cita-cita yang tinggi dan meraihnya
ini karena merekalah yang menggambar dengan rajin belajar, tidak membolos kecua-
wajah masa depan negeri ini. “Jalani tugas li dengan alasan yang diperbolehkan, dan
ini dengan ketulusan, sambut anak-anak mengikuti seluruh kegiatan di sekolah serta
dengan hati dan sepenuh hati, in shaa Allah patuh dan taat kepada guru dan orang tua.
anak-anak kita nanti akan tumbuh seluruh “In shaa Allah kalian nanti akan menjadi
potensinya dan menjadi pengiring pahala anak-anak yang sukses belajar dan sukses
tanpa henti untuk guru-gurunya,” ujarnya. mencapai masa depan yang membangga-
Tugas para guru, lanjut Mendikbud, se- kan buat semuanya,” ucapnya. (Agi)
4 LAPORAN UTAMA EDISI 07 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015 • TABLOID ASAH ASUH

Penumbuhan Budi Pekerti Lewat


Kegiatan Non-Kurikuler
budi pekerti adalah pelaksanaan serang- praktik keseharian.
kaian kegiatan non kurikuler di sekolah yang Mendikbud menegaskan, penumbuhan
bertujuan menciptakan iklim sekolah yang budi pekerti tidak hanya akan menyasar pada
menyenangkan bagi seluruh warga sekolah 53 juta siswa di Indonesia melainkan akan
dan menumbuhkan budi pekerti anak-anak berdampak lebih luas bagi bangsa. Karena,
bangsa. Penumbuhan budi pekerti ini akan menurut Mendikbud, siswa yang jumlahnya
dilakukan dengan tahapan, mulai dari dia- mencapai 20 persen dari total jumlah pen-
jarkan, dibiasakan, didisiplinkan, sehingga duduk Indonesia itu nanti akan menjangkau
menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi orang-orang di lingkungan di sekitarnya,
kebudayaan. misalnya orang tua untuk menumbuhkan ke-
“Misalnya budaya bersih. Ini ujung biasaan-kebiasaan baik itu.
dari mengajarkan kepada anak-anak un- “Yang sedang kita lakukan adalah pen-
tuk bersih, kemudian membiasakan anak- didikan untuk bangsa melalui anak-anak
anak untuk bersih. Jika belum biasa bersih, di sekolah. Ini lebih dari sekadar meng­
anak-anak kemudian didisiplinkan, sehingga ubah perila­ ku satu atau dua orang, tetapi
terbentuk kebiasaan bersih, dan akhirnya seluruhnya,” tegas Mendikbud.
menjadi budaya bersih,” kata Mendikbud da-
lam sosialisasi penumbuhan budi pekerti di Sebelum Memulai Pelajaran
Kantor Kemendikbud Jakarta, Jumat (10/7). Berbagai kegiatan yang dapat dilaku-
Sosialisasi ini dihadiri seluruh pejabat eselon kan dalam mendukung gerakan ini di seko-
I dan II lingkup Kemendikbud, Kepala LPMP, lah dapat dimulai sejak sebelum memulai
Kepala PPPPTK, dan Kepala Dinas Pendi- pembelajaran. Salah satu contohnya adalah
dikan Provinsi seluruh Indonesia. membaca buku non-pelajaran sekitar 15
Mendikbud menambahkan, siswa diajar- menit sebelum jam pelajaran dimulai. Keti-
kan tentang cara hidup bersih dan bahaya ka pelajaran dimulai, diawali dengan berdoa
hidup kotor. Setelah diajarkan, mereka dibia- yang dipimpin siswa di bawah bimbingan
sakan untuk membersihkan yang kotor dan guru. Juga, menyanyikan lagu Indonesia
membuang sampah pada tempatnya. Pem- Raya dan/atau satu lagu wajib nasional atau
biasaan ini membutuhkan komitmen, sehing- lagu terkini yang menggambarkan semangat
ga anak dilatih untuk konsisten. Mereka di- cinta tanah air. Demikian pula ketika menga-
arahkan bila tidak mengerjakan, dan ditegur khiri pembelajaran, peserta didik diajak untuk
jika dilanggar. menyanyikan satu lagu daerah (dari seluruh
Setelah menjadi kebiasaan, tanpa nusantara), dan berdoa dipimpin bergantian
FOTO: Dokumen BKLM

disadari anak-anak akan membersihkan oleh siswa di bawah bimbingan guru.


dan membuang sampah pada tempatnya. Selain kegiatan harian seperti disebut-
Karena terbiasa bersih, mereka akan tidak kan di atas, penumbuhan budi pekerti juga
Kumpulan siswa SD bersama-sama menyapu area halaman sekolah mereka. Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah maupun nyaman melihat jika ada sampah yang ti- dilakukan dalam rutinitas mingguan sekolah.
lingkungan di sekitar sekolah merupakan salah satu contoh kegiatan yang tertuang dalam program Penumbuhan Budi Pekerti.
dak pada tempatnya. Saat itulah terbentuk Misalnya, upacara bendera tiap hari Senin
karakter bersih yang berujung pada mas- dan olah raga bersama seluruh warga se-
Sebagian besar sekolah memulai hari pertama tahun pelajaran 2015/2016 yarakat yang berbudaya hidup bersih. kolah minimal seminggu sekali. Ada pula
pada Senin (27/7). Lebih dari sepekan sebelum tahun pelajaran baru Jenis kegiatan penumbuhan budi peker- pembiasaan baik yang dapat dilakukan yaitu
itu dimulai, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ti itu didasarkan pada tujuh nilai-nilai dasar membuat jadwal piket membersihkan kelas
mencanangkan program Penumbuhan Budi Pekerti yang dilakukan kemanusiaan. Ketujuh nilai dasar itu adalah dan lingkungan sekolah secara bergantian.
melalui serangkaian kegiatan non-kurikuler. Sesuai namanya, penum­ internalisasi sikap moral dan spiritual; pena- Penumbuhan budi pekerti juga perlu
buhan budi pekerti dilakukan untuk menumbuhkembangkan nilai- naman nilai kebangsaan dan kebhinekaan; didukung dengan pelibatan orangtua dan
nilai dan karakter positif, tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga interaksi positif dengan sesama siswa; inter- lingkungan masyarakat. Untuk itu perlu per-
diharapkan berimbas pada seluruh warga negara Indonesia. aksi positif dengan guru dan orang tua; pen- temuan wali kelas dan orangtua siswa untuk
umbuhan potensi unik dan utuh setiap anak; menjelaskan visi, misi, dan aturan sekolah

D
pemeliharaan lingkungan sekolah; dan peli- serta tahapan belajar siswa. Siswa juga
isadari atau tidak, nilai-nilai dasar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan batan orang tua dan masyarakat. dapat dibiasakan belajar kelompok baik di
kemanusiaan yang berakar dari (Mendikbud), Anies Baswedan mengatakan, Penumbuhan budi pekerti memang sekolah maupun di rumah dengan sepeng-
Pancasila masih sebatas pada pe- kegiatan menumbuhkan karakter positif membutuhkan proses. Oleh karena itu, ke- etahuan guru dan orangtua.
mahaman dalam tataran konsep- itu diterjemahkan dalam bentuk Peraturan giatan-kegiatan penumbuhan budi pekerti Pembiasaan baik di masyarakat pun
tual. Nilai-nilai dasar kemanusiaan ini belum Mendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang ini akan mulai dilakukan di sekolah-sekolah dapat dilakukan siswa dengan terlibat dalam
sepenuhnya terwujud menjadi nilai aktual Penum­buhan Budi Pekerti. Dalam peraturan di seluruh Indonesia mulai tahun pelajaran memecahkan masalah nyata di lingkungan
dengan cara yang menyenangkan di lingkun- itu, diatur bentuk-bentuk kegiatan wajib mau- baru 2015/2016. Melalui peraturan tersebut, serta. Masyarakat dari berbagai profesi pun
gan sekolah, keluarga, masyarakat. Padahal pun pembiasaan umum yang dapat dilaku- sekolah dapat menerapkan kegiatan-kegia- dapat berpartisipasi dengan berbagi ilmu
nilai-nilai tersebut penting agar anak-anak kan sekolah kepada peserta didik. tan penumbuhan budi pekerti ini yang dilaku- dan pengalaman kepada siswa di sekolah.
Indonesia memiliki nilai dan karakter positif. Mendikbud menjelaskan, penumbuhan kan secara regular dan menjadi bagian dari (Ratih, Aline)
TABLOID ASAH ASUH • AGUSTUS 2015 • TAHUN VI • EDISI 07 LAPORAN UTAMA 5

Bukan Menanamkan, Tapi Menumbuhkan


Budi Pekerti
K
ementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemen- pekertinya, bukan dari luar ditancapkan dan ditanamkan,” sebagai kebiasaan maka akan menjadi karakter yang se-
dikbud) secara resmi mencanangkan gerakan katanya saat memberikan arahan pada pelaksanaan upaca- lanjutnya menjadi budaya.
Penumbuhan Budi Pekerti melalui serangkaian ra bendera di SD Negeri 01 dan 06 Pagi Lebak Bulus, Jakar- “Harapannya para guru, para kepala sekolah, men-
kegiatan non kurikuler sesuai dengan Peraturan Menteri ta, Senin (27/7). yadari bahwa kita mulai tahun ini serius bicara tentang
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Pera- Mendikbud menjelaskan, hal pertama yang dilakukan penumbuhan budi pekerti,” tuturnya.
turan tersebut dibuat sebagai upaya pemerintah untuk untuk menumbuhkan budi pekerti pada siswa adalah dia- Mendikbud mencontohkan, jika ingin memiliki budaya
menumbuhkan budi pekerti anak-anak Indonesia melalui jarkan kemudian dibiasakan dan dilatih secara konsisten. hidup bersih pada siswa maka yang pertama dilakukan
jalur pendidikan formal di sekolah. Setelah itu, kata dia, akan menjadi kebiasaan pada siswa adalah mengajarkan cara hidup bersih dan bahaya hidup
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), yang kemudian terbentuk karakter dan selanjutnya menjadi kotor, kemudian dibiasakan membersihkan yang kotor dan
Anies Baswedan menegaskan, sekolah sudah seharus­ budaya terutama budaya di sekolah. membuang sampah pada tempatnya. Apabila tidak diker-
nya mampu menumbuhkan budi pekerti pada siswa bukan “Untuk menjadi budaya perlu melewati beberapa proses jakan atau dilanggar, sebaiknya siswa tersebut ditegur.
lagi menanamkan budi pekerti. Menumbuhkan dan mena- tersebut,” ujarnya. “Apabila hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan siswa
namkan, kata dia, adalah dua kata yang memiliki makna Mendikbud mengungkapkan, pada intinya budi pekerti maka akan tumbuh karakter yang menyukai kebersihan
berbeda. perlu ditumbuhkan sebagai kebiasaan bukan sebagai peng- dan tidak nyaman ketika melihat sampah dibuang bukan
“Menumbuhkan artinya kita menyiapkan satu lingkun- etahuan saja. Itu artinya, sesuatu hal yang dikerjakan secara pada tempatnya. Ini nanti berujung menjadi budaya bersih
gan yang memungkinkan anak-anak kita tumbuh budi rutin atau terus menerus dan apabila budi pekerti itu tumbuh pada siswa,” tuturnya. (Agi)

Penumbuhan Budi Pekerti


Sekolah selayaknya menjadi "taman" yang di dalamnya anak-anak Budi pekerti luhur yang diharapkan dapat tumbuh mencakup antara lain:
Indonesia akan mendapatkan suasana belajar penuh tantangan tapi a Internalisasi nilai moral dan e Pengembangan potensi
menyenangkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur. Bersamaan spiritual dalam kehidupan. utuh siswa.
dengan dimulainya tahun ajaran 2015/2016, Kemdikbud mencanangkan b Rasa kebangsaan dan cinta f Pemeliharaan lingkungan
gerakan Penumbuhan Budi Pekerti melalui serangkaian kegiatan non tanah air. sekolah yang mendukung
kurikuler, yaitu rangkaian kegiatan harian dan periodik wajib maupun c Interaksi positif antara iklim pembelajaran.
pilihan, seperti tertuang dalam Permendikbud tentang Penumbuhan Budi peserta didik dengan guru g Pelibatan orangtua dan
Pekerti untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai dan karakter positif. dan orangtua. masyarakat.
d Interaksi positif antar siswa.

Alur Pembudayaan Kegiatan Sehari-hari di Sekolah


Contoh kasus: hidup bersih
Beberapa kegiatan wajib Contoh-contoh pembiasaan baik

Diajarkan Sebelum Memulai Pembelajaran: Sesudah Mengakhiri Pembelajaran:


Diajarkan tentang cara hidup bersih
dan bahaya hidup kotor. Membaca buku non-pelajaran sekitar Menyanyikan satu lagu daerah
15 menit sebelum jam pelajaran (dari seluruh nusantara).
pertama dimulai. Mengakhiri dengan berdoa,
Dibiasakan Hari pelajaran dimulai dengan berdoa, dipimpin bergantian oleh siswa
Dibiasakan membersihkan yang kotor dipimpin bergantian oleh siswa di di bawah bimbingan guru.
dan membuang sampah pada tempatnya. bawah bimbingan guru.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Dilatih Konsisten dan/atau satu lagu wajib nasional atau
lagu terkini yang menggambarkan
Diarahkan bila tidak dikerjakan,
semangat cinta tanah air.
ditegur jika dilanggar.
Kegiatan Rutin Tiap Minggu: Kegiatan Periodik/Insidental Lainnya:
Menjadi Kebiasaan
Menjadi kebiasaan (tanpa disadari) Upacara bendera tiap hari Senin. Pertemuan wali kelas dan orangtua siswa
membersihkan dan membuang Olah raga bersama seluruh warga untuk menjelaskan visi, misi dan aturan
sampah pada tempatnya. sekolah minimal seminggu sekali. sekolah serta tahapan belajar siswa.
Siswa piket membersihkan kelas Siswa dibiasakan belajar kelompok baik
Menjadi Karakter dan lingkungan sekolah secara di sekolah maupun di rumah dengan
bergantian. sepengetahuan guru dan orangtua.
Suka kebersihan dan tidak nyaman melihat Siswa terlibat dengan masyarakat untuk
sampah bukan pada tempatnya. melihat dan memecahkan masalah-
masalah nyata di lingkungan sekolah.
Menjadi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Masyarakat dari berbagai profesi
Masyarakat yang berbudaya berbagi ilmu dan pengalaman kepada
www.kemdikbud.go.id @Kemdikbud_RI siswa di sekolah.
hidup bersih.

INFOGRAFIS: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


6 LAPORAN UTAMA EDISI 07 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015 • TABLOID ASAH ASUH

Testimoni Pemangku Kepentingan Sa’adah Ridwan


Kepala LPMP Bengkulu

Dukung Penuh
Tentu saja ini kami sangat menyambut baik karena
ini juga selaras dengan prinsip dan filosofi dari imple-
mentasi Kurikulum 2013. Di mana di sana ada dika-

Kebijakan
takan dalam saintifiknya, bahkan bukan hanya itu, di
setiap pembelajaran tiap mata pelajaran pun bisa in­
clude di dalamnya. Jadi tiap kali pembelajaran, materi
apapun, mata pelajaran apapun bisa dikaitkan. Dan

Kementerian
itu sebetulnya sudah sejak lama. Namun barangkali
pembiasaannya itulah yang masih sangat kurang. Di
setiap pembelajaran di kelas itu dari zaman dulu pun
sudah ada yang namanya pembiasaan budi pekerti
yang baik, termasuk di dalamnya masuk ke dalam
mata pelajaran atau di dalam setiap proses pembe-
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan
lajaran. Bahkan di fisika, di setiap kali praktik dalam
baru-baru ini mengundang seluruh kepala dinas pendidikan
proses pembelajaran diambil data, dari kejujuran, tidak ada manipulasi data sehingga materi
provinsi dan kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
atau kesimpulan terkait konsep yang didapatkan tepat. Kemudian ada metode ilmiah. Ilmiah
untuk menyosialisasikan Peraturan Mendikbud terbaru mengenai
itu juga salah satunya cirinya adalah jujur. Pengambilan data, proses pencarian data, sikap
penumbuhan budi pekerti. Kebijakan ini disambut baik dan dilaksanakan
mencari datanya, sikap untuk mengolah datanya, sikap mempresentasikan. Bagaimana juga
di setiap sekolah pada tahun pelajaran 2015/2016 ini. Berikut pernyataan
setiap kali proses pembelajaran itu siswa mengacungkan tangan, tidak berebut bicara tapi
kepala dinas pendidikan dan kepala LPMP yang ditemui Asah Asuh
saling bergantian. Itu sama seperti yang dikatakan Pak Menteri itu budaya antre. Dan perlu
usai sosialisasi, Jumat (10/7) di kantor Kemendikbud, Jakarta.
ada kerja sama. Karena dari sekolah saja kurang bisa. Termasuk dari unsur-unsur yang lain.

Yunirhan
Dinas Provinsi Bengkulu
Nur Hadi Amiyanto
Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah Pada umumnya kalau di Provinsi Bengkulu , saya
kebetulan pernah mengikuti instruktur imtak pada
Kami sangat bersyukur karena sebenarnya ini tahun 1997. Imtak ini sebenarnya hampir sama. In-
yang kami tunggu-tunggu. Jadi yang namanya budi tegrasi imtak dengan mata pelajaran dengan pen-
pekerti itu sebetulnya kompetensi dasar yang harus didikan karakter itu sebenarnya pada prinsipnya
dimiliki seorang guru. Yang pertama, kompetensi hampir sama. Dan ada di dalam Kurikulum 2013
profesional, menguasai betul substansi dari tugas ini hampir mirip. Hanya lebih intensif mungkin akan
dia. Kedua, kompetensi pedagogi, bagaimana dia dilaksanakan di semua lini di dalam mata pelajaran
bisa memilih metode yang paling pas untuk men- di Kurikulum 2013 nanti. Apabila ini memang diterus-
transformasikan ilmu dia kepada anak didiknya. Ke- kan, itu dampaknya akan luar biasa. Dan seperti yang
tiga, kompetensi personal, seorang guru bukan ha- dikatakan Bapak Menteri tadi, kebiasaaan yang baik
nya dapat memberi contoh atau teladan, tapi harus di sekolah yang dilakukan oleh anak itu bisa secara
bisa dijadikan teladan secara personal. Yang terakhir tidak langsung mengajari orang tuanya. Yang tadi
kompetensi sosial, bagaimana dia berinteraksi dalam mungkin tidak tepat waktu solatnya atau kebiasaan
kehidupan sosial dengan siswa, guru dan lainnya. yang kurang bagus lainnya, justru timbul. Ini semacam pembelajaran keluarga dari anak.
Selain itu masyarakat. Masyarakat adalah potret dari Jadi dengan tidak langsung pendidikan keluarga itu berlangsung, budi pekerti itu berlangsung
perkembangan jiwa anak. Perkembangan psikis, mental dan jiwa anak sangat dipengaruhi secara keluarga, dimulai dari sentuhan yang dilakukan guru di sekolah secara intensif.
oleh perkembangan masyarakat. Apa yang disampaikan Pak Menteri ini tugas yang tidak
simpel, sangat kompleks. Tapi kalau semua komponen bangsa mau, insya Allah saya yakin Djuarti Azhari
bisa. Kepala LPMP Lampung

Daswatia Astuty Kita sangat mendukung sekali. Karena kita tahu


Kepala LPMP Sulawesi Barat yang namanya budi pekerti itu untuk menumbuhkan
jiwa anak-anak di sekolah-sekolah. Jangan sampai
Jelas baik, memulai dari pembiasaan. Kalau saya hilang. Itu adalah hal yang mendasar. Memang bu-
sih jangan cuma di sekolah ya. Karena kan kita tahu daya bangsa kita bangsa Indonesia yang lain dengan
kalau mau efisien itu kan mesti ada tiga komponen. barat, jiwa ketimuran kita yang perlu kita tumbuhkem-
Kena ke masyarakatnya, kena ke rumah tangganya. bangkan di sekolah-sekolah. Jangan sampai hilang
Jadi bagaimana ketiga komponen itu melatih pem- dengan adanya globalisasi seperti ini. Itu selalu harus
biasaan itu. Membiasakan dia, mendisiplinkan dia, tetap dikembangkan terus diterapkan kepada anak
sehingga kemudian menjadi budaya seperti yang didik kita di sekolah-sekolah dari tingkat dasar sam-
dikatakan Pak Menteri. Karena kalau cuma di seko- pai menengah dan tinggi. Kita menyambut dengan
lah, anak-anak itu kan pulang dari sekolah ke mas- baik sekali untuk mengingatkan kepada kita. Pem-
yarakat. Kalau di masyarakat itu tidak dididik, tidak biasaan itu secara otomatis memang ada, tapi tidak
dibiasakan, tidak mendukung, pulang ke rumahnya perlu dimasukkan di dalam kurikulum. Tetapi secara
juga tidak, kan jadi beda. Sehingga menurut saya itu otomatis oleh guru-guru diajarkan tidak secara khusus, tapi berjalan begitu saja, memang su-
bisa jadi efisien jika ketiga komponen ini kemudian dah budaya. Budaya itu harus tetap dipertahankan dan dikembangkan kembali ke depannya,
FOTO-FOTO: Desliana BKLM menjadi satu ikatan. jangan sampai hilang dengan adanya globalisasi seperti ini. (Desliana)
TABLOID ASAH ASUH • AGUSTUS 2015 • TAHUN VI • EDISI 07 LAPORAN UTAMA 7

Tradisi Sekolah
berapa tahun ke depan. Penting bagi orang shaa Allah kami akan menyikapinya dengan
tua untuk menemani masa transisi ini karena pro aktif mengembangkan program-program
orang tua harus mengenali siapa saja yang pemerintah tersebut,” tuturnya.
diberi kepercayaan dalam membantu mem- Penyambutan yang sama juga dilaku-

Sambut Siswa
persiapkan masa depan si anak. “Bagi seko- kan di SD Negeri 05 Pagi Mexico, Jakarta.
lah, hal ini adalah kesempatan untuk menge- Menurut Kepala SD Negeri 05 Pagi Mexico,
tahui lebih jelas dan lebih dekat tentang latar Jakarta, Rohayati mengatakan, pada hari

Baru
belakang orang tua siswa,” ujarnya. pertama itu sekolah akan menjadi lebih ra-
mai karena orang tua siswa baru mengan-
Senyum, Salam, Sapa tar anak-anaknya. Tidak sekadar mengantar
Sejumlah sekolah sudah menerapkan dengan hanya men-drop anak di gerbang
tradisi menyambut peserta didik baru setiap sekolah, tetapi orang tua ikut masuk ke da-
Hari pertama masuk sekolah adalah peristiwa penting bagi para siswa tahun pelajaran baru dimulai. SMP Negeri lam lingkungan sekolah.
baru, bahkan pengalaman itu terkadang masih tersimpan dengan baik 2 Bandung misalnya. Kepala SMP Negeri “Mereka dapat melihat anak-anaknya
dalam ingatan. Di hari itu, para siswa baru akan memulai langkahnya 2 Bandung, Rudi Rahadian mengatakan, berkenalan dengan guru dan kakak kelas. Di
menyongsong masa depan melalui pendidikan formal yang akan dia agenda menyambut siswa baru tersebut hari pertama ini pula kami dari pihak sekolah
tempuh selama bertahun-tahun ke depan. Para siswa akan mengingat merupakan kebiasaan rutin guna menum- akan menyampaikan hal-hal penting terkait
suasana saat orang tua mereka mendampinginya masuk ke sekolah buhkan karakter 3S (senyum, salam, sapa) peraturan dan tata tertib sekolah kepada
yang kemudian disambut hangat oleh kepala sekolah, guru-guru, dan bagi siswa baru saat berada di lingkungan para orang tua,” katanya kepada Asah Asuh
warga sekolah lainnya. sekolah. di ruang kerjanya, Senin (13/7).
Pembiasaan 3S ini merupakan salah satu Rohayati mengatakan, hari pertama se-

M
sentuhan untuk mewujudkan kebersamaan kolah belum diwarnai kegiatan belajar meng­
enteri Pendidikan dan Kebu- nya, bahwa orang tua mempercayakan pada antar warga sekolah terutama siswa baru ajar. Setelah anak-anak berkumpul di pagi
dayaan (Mendikbud), Anies Bas- sekolah itu untuk mendidik anak-anaknya dan guru-guru yang akan memberikan tel- hari maka upacara perdana di tahun pela-
wedan menyampaikan, setiap setiap hari beberapa jam selama berta- adan kepada siswanya. “Dengan kebiasaan jaran baru dimulai. Di sinilah peserta didik
siswa akan memiliki reaksi psi- hun-tahun ke depan,” katanya saat diwaw- itu akan terjalin kebersamaan atau kekel- baru melihat guru dan kakak-kakak kelasn-
kologis yang berbeda-beda ketika masuk se- ancarai di Kantor Kementerian Pendidikan uargaan yang tumbuh erat di antara warga ya secara lengkap. Setelah upacara selesai,
kolah di hari pertama. Ada siswa yang sudah dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (3/7). sekolah sehingga ada satu kekuatan untuk mereka akan diajak berkeliling sekolah untuk
merasa nyaman, tetapi ada pula siswa yang Mendikbud mengungkapkan, hari perta- bekerja sama meraih yang terbaik di sekolah melihat ruang kelas, ruang guru, UKS, kan-
masih merasa khawatir dan kurang percaya ma siswa baru masuk sekolah merupakan ini,” katanya saat diwawancarai melalui tele- tin, ruang kepala sekolah, dan tempat-tem-
diri, dan perasaan-perasaan lainnya. kesempatan bagi orang tua untuk melihat pon, Kamis, (23/7). pat lain yang ada di sekolah.
“Kehadiran orang tua menemani si anak dan mengenali lebih dekat rumah kedua Pria yang akrab disapa Rudi itu juga Sementara anak-anak diajak mengikuti
mengirimkan pesan yang jelas bagi anak­ anaknya dalam menuntut ilmu selama be- menjelaskan, ketika siswa baru diantarkan tur perkenalan lingkungan sekolah, orang
oleh orang tuanya masuk ke lingkungan tua dikumpulkan di aula untuk bertemu den-
sekolah maka secara langsung atau tidak gan kepala sekolah dan guru. “Di sini kami
langsung akan terjalin komunikasi antara membahas berbagai hal menyangkut pen-
pihak sekolah dan orang tua. Hal ini diman- erapan aturan di sekolah hingga hal-hal lain
faatkan oleh pihak sekolah untuk memban- yang dianggap perlu. Setelah pertemuan ini
gun komunikasi dan kerja sama dalam rang- selesai, orang tua bisa langsung membawa
ka mengembangkan pendidikan siswa di anaknya pulang ke rumah. Jadi memang
sekolah termasuk pendidikan karakter pada hari pertama ini materi pelajaran belum dim-
siswa itu sendiri. ulai sama sekali,” ujarnya.
“Kita melibatkan orang tua secara Pada hari sekolah berikutnya, setiap
langsung dan kita kembangkan komunikasi pagi para guru di sini memiliki kebiasaan
terutama dalam rangka menyukseskan pro- menyambut siswa di gerbang sekolah. Ia
gram pendidikan yang kita kembangkan di mengatakan, tidak perlu seluruh guru yang
sekolah ini,” ujarnya. berdiri di gerbang sekolah, tetapi dirinya se-
Kegiatan menyambut siswa dengan lalu mengusahakan datang lebih awal bersa-
rumus 3S di sekolah peraih gelar Seko- ma guru piket untuk menyambut para siswa.
lah Adiwiyata ini ternyata senada dengan Anak-anak yang baru tiba langsung menci-
gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) um tangan guru-gurunya sebelum masuk
yang dicanangkan oleh pemerintah melalui ke kelas. Kesempatan ini juga digunakan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. guru untuk menyapa anak-anak. “Misalnya,
Rudi mengungkapkan, selain pembiasaan apakah mereka sudah sarapan atau belum,”
3S tersebut, saat ini pihak sekolah se- tambah Rohayati.
dang membangun perpustakaan kejujuran Selama di sekolah siswa juga dibekali
bagi warga sekolah selain kantin kejujuran kegiatan rutin yang ditujukan untuk memba-
dan toilet kejujuran yang telah dibangun ngun kesadaran terhadap lingkungan, salah
sebelum­nya. Ini, kata dia, adalah upaya pi- satunya “Operasi Semut”, yakni setiap anak
hak sekolah untuk menumbuhkan karakter pada jam istirahat bersama-sama memung-
gemar membaca dan sikap jujur pada siswa ut sampah yang ada di sekitarnya. “Setiap
FOTO: Dokumen BKLM

tanpa perlu diawasi oleh pustakawan perihal hari kita lakukan itu. Jadi kalau mereka tidak
meminjam buku, mengembalikan buku, dan mau capek memungut sampah-sampah be-
sebagainya. rarti mereka harus sadar untuk tidak mem-
“Dari program pemerintah yang diluncur- buang sampah sembarangan,” tuturnya.
Tradisi menyambut siswa yang kerap dilakukan di SMP Negeri 2 Bandung, Jawa Barat. Sejumlah guru akan berdiri di halaman sekolah
untuk menyambut siswa yang datang dengan menerapkan 3S, yaitu senyum, salam, sapa. kan ini tentu kami sangat mendukung dan in (Agi, Aline)
8 LAPORAN UTAMA EDISI 07 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015 • TABLOID ASAH ASUH

Rumah sebagai Tempat


Penanaman Budi Pekerti
dilakukan dalam pendidikan anak usia dini,
sebagai awal pembentukan karakter anak.
“Semua yang tertanam di usia dini menjadi “Pendidikan budi pekerti
pondasi untuk selanjutnya bahkan seumur akan membangun
hidup anak, sehingga jika terlewatkan maka karakter luhur dan
sulit untuk dikembalikan lagi karena bisa
i­rreversible,” tutur Netty kepada Asah Asuh,
beradab kepada anak
Rabu (15/7). yang dilakukan secara
Ia menambahkan kecerdasan yang di- bertahap dan harus
miliki seorang anak tidak hanya kecerdasan diketahui, dipahami,
intelektual, tetapi ada juga kecerdasan emo-
sional, inter/intrapersonal, dan moral agama.
dijiwai, serta menjadi
Berbagai hal tersebut adalah dasar dari perilaku anak. Sasaran
budi pekerti, dan menjadi modal dasar yang utama penanaman
utama. “Jika ini terabaikan maka kita akan budi pekerti luhur
mendapatkan bahan dasar pendidikan yang
dapat dilakukan dalam
tidak optimal untuk dikembangkan selanjut-
nya,” jelasnya
pendidikan anak usia
Pendidikan dalam keluarga ini, kata dini, sebagai awal
Netty, telah ditanggapi dengan baik oleh pembentukan karakter
pemerintah dengan membentuk unit kerja anak.”
baru di Kemendikbud yaitu Direktorat Pem-
binaan Pendidikan Keluarga. Ia menyambut
baik adanya unit kerja baru ini sebagai Peran orang tua, kata Hughes, dapat
upaya pemerintah mengoptimalisasikan menjadi teladan bagi anak-anak. Oleh sebab
peran orang tua dalam memberikan pendi- itu orang tua harus sudah mulai memaha-
dikan di keluarga. “Regulasi dan dasar hu- mi melek pola asuh anak yang benar.
kum penting untuk penanaman budi pekerti Pemerintah sangat berperan dalam mem-
melalui pendidikan keluarga,” ujarnya. berikan berbagai regulasi mengenai hal
FOTO: Ratih BKLM

Regulasi pendidikan keluarga yang dapat ini. “Kemendikbud sudah mengambil peran
diberikan oleh Direktorat Pembinaan Pendi- ini dengan membuat satu unit kerja yang
dikan Keluarga, tutur Netty, seperti pene- menangani pendidikan dalam keluarga yaitu
Seorang siswa SMP Negeri 4 Cirebon, Jawa Barat menerapkan salah satu kebiasaan baik dengan membuang sampah langsung di
tempatnya setelah menyantap makanan kantin. tapan standar minimal keluarga sebagai Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga.
lembaga pendidikan informal, menetapakan Ini sangat baik,” ujar Hughes.
kompetensi orang tua selaku pendidik uta- Dengan adanya unit kerja baru ini,
Pendidikan dapat membentuk manusia berintelektual dan berkarakter ma, menetapkan capaian dan skala prioritas pemerin­tah dapat mengajak orang tua untuk
luhur. Pembentukan manusia berkarakter luhur sebelum dilakukan pendidikan dalam keluarga, dan membaca lebih berperan dalam memberikan pendi-
di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, terlebih dahulu dimulai secara tepat data pemangku kepentingan dikan informal, khususnya dalam penumbu-
dari pendidikan budi pekerti yang dilakukan di rumah antara orang tua yang potensial sebagai penggerak percepa- han nilai-nilai budi pekerti. Pemerintah dapat
dan anak. Pendidikan budi pekerti dalam keluarga ini dapat dilakukan tan pendidikan keluarga. memberikan teknik dasar komunikasi yang
mulai dari anak masih dalam kandungan, hingga usia dewasa. “Kami mendukung adanya Direktorat ini efektif antara orang tua dan anak. “Bila ter-
dalam memainkan peran penumbuhan nilai- jadi komunikasi yang efektif antara orangtua

M
nilai budi pekerti luhur pada anak melalui dan anak, maka dari itulah orang tua dapat
enteri Pendidikan dan Kebu- melakukan pendidikan dalam keluarga ini pendidikan dalam keluarga,” ucap Netty. menjadi seorang pendidikan yang baik bagi
dayaan (Mendikbud), Anies Bas- pun menjadi perhatian para pemerhati pendi- anak,” jelas Hughes.
wedan dalam penjelasan yang dikan. Ketua Himpunan Pendidik dan Tena- Orangtua, Teladan Anak Pada kesempatan ini, Hughes menyam-
disampaikan saat pertemuan ga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia Penanaman budi pekerti melalui pendi- but baik adanya gerakan orang tua men-
bersama para kepala dinas provinisi, dan (HIMPAUDI) Pusat Netty Herawati menga- dikan dalam keluarga juga menjadi perha- gantar anak ke sekolah. Hal ini, katanya,
para unit pelaksana teknis Kemendikbud, di takan, orang tua perlu diberi pemahaman tian Dewi Hughes selaku pemerhati pendi- merupakan satu langkah yang positif da-
Jakarta, Jumat (10/7) mengemukakan, pen- bahwa membangun budi pekerti merupakan dikan, dan juga duta pendidikan non formal. lam mempererat hubungan dan komunikasi
guatan peran orangtua sangat penting dalam proses panjang yang dimulai sejak anak da- Saat ditemui Asah Asuh di kawasan Jakarta, orang tua dengan anak.
menanamkan budi pekerti pada anak melalui lam kandungan. Sabtu (4/7) Hughes mengemukakan bahwa “Saya rasa ini adalah sebuah gerak­
pendidikan dalam keluarga. “Peran orang Menurutnya, pendidikan budi pekerti pendidikan budi pekerti dapat diawali dari an besar yang nyata untuk memperbaiki
tua yang dapat dilakukan seperti membia- akan membangun karakter luhur dan be- keluarga. kualitas pendidikan di Indonesia dengan
sakan memberikan apresiasi kepada anak radab kepada anak yang dilakukan secara “Di sini peran orang tua menjadi yang memperkuat peran orang tua. Dengan be-
atas hasil karya yang telah dihasilkan,” tutur bertahap dan harus diketahui, dipahami, di- utama dalam menanamkan nilai-nilai budi gini dapat menyadarkan masyarakat bah-
Mendikbud. jiwai, serta menjadi perilaku anak. Sasaran pekerti sebelum masuk ke sekolah,” tutur­ wa salah satu pendidik utama adalah orang
Pentingnya peran orang tua dalam utama penanaman budi pekerti luhur dapat nya. tua,” pungkas Hughes. (Seno)
TABLOID ASAH ASUH • AGUSTUS 2015 • TAHUN VI • EDISI 07 LAPORAN UTAMA 9
Pendapat Masyarakat
Sunarya Narya

“Menanamkan Budi
Setuju untuk kita tumbuh kem­
bangkan kembali nilai-nilai moral
budi pekerti di dunia pendidikan,

Pekerti Adalah
jangan hanya intelektual yang kita
kembangkan perlu pengembangan yang lain, seperti
pendidikan sosial budaya, pendidikan keagamaan,
pendidikan masyarakat, dan lain-lain. Lakukan

Kewajiban Kita Semua” secara berkesinambungan agar anak-anak kita jauh


dari korupsi, apatis, hedonisme, materialism, dan
lain-lain. Belum terlambat semua ini kalau kita mau
bekerja keras untuk menciptakan anak-anak yang
berkarakter dan bermoral.
Seseorang yang memiliki budi pekerti mulia tentu akan menjadi sosok panutan bagi yang
lain. Ia menjadi karakter yang diidamkan banyak orang karena setiap perbuatan yang Chidjib Sulaiman
dilakukan menginspirasi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin Menanamkan budi pekerti pada
mengembalikan semangat budi pekerti itu di sekolah. Melalui sejumlah kegiatan wajib dan anak adalah kewajiban kita semua.
pembiasaaan baik, diharapkan para peserta didik memiliki karakter mulia. Dan yang lebih penting adalah mem­
Beberapa waktu lalu, kami mengundang komentar masyarakat melalui facebook Kementerian berikan contoh yang baik, dan itu yg
Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang penumbuhan budi pekerti di sekolah. Bagaimana akan ditirukan anak-anak.
tanggapan mereka? Asah Asuh mencuplik sebagian komentar yang masuk berikut ini.
Ika Bundanya Kinar Alzam
Semoga saja dengan adanya sosiali­
Mumun Al Munawarah Memberi salam dan selalu tersenyum dengan ramah sasi ini, budi pekerti, karakter, teru­
Alhamdulillah di sekolah tempat saya sambal menyapa anak-anak yang datang. tama moral, dapat lebih dita­nam­kan
mengajar setiap selesai upacara pada anak. Tentu saja semua perlu
semua siswa bergiliran menjabat Donbosco Naif dukungan terutama para orang tua jadi­
tangan kepada guru. Pendidikan karakter sebaiknya bu­ lah contoh/model yang baik bagi sang anak, para
kan hanya pada anak-anak tetapi guru jangan hanya mengajar saja tetapi didiklah!
Munni Hasan para orang tua pun dibiasakan kare­ Sebuah lembaga pendidikan formal/informal/negeri/
Setuju Pak Menteri. Dari kecil anak- na jika orang tua atau pendidik yang swasta bahkan sekolah keagamaan tidak akan bisa
anak harus sudah dididik sopan menghayati secara baik maka pen­ menjadi semua itu tanpa adanya dukungan
santun, berakhlak, dan budi pekerti. didikan karakter akan terwariskan kepada
Semoga anak-anak kita menjadi generasi berikutnya. Saat ini seluruh elemen bangsa Ira Lidyawati
generasi yang jujur, pintar, dan berakhlak harus berpartisipasi aktif untuk melakukan pewarisan Semoga dapat terwujud generasi
mulia. Selamat memulai tahun ajaran baru. karakter demi menunjukkan identitas bangsa yang yang memiliki budi pekerti yang
beretika dan berkarakter. baik, santun, berkarakter kuat dan
Alfy Alfiah Aza menjunjung tinggi morah sehingga
Sangat setuju Pak Menteri. Tapi Sunanti Qaynanda tidak hanya cerdas secara IQ tetapi
alangkah baiknya diterapkan juga Sangat setuju. Tambah dengan nilai- juga harus memiliki kecedasan emosi (EQ dan SQ).
pendidikan karakter untuk guru- nilai agama, Pak Menteri, supaya
guru supaya ada contoh kongkritnya. anak-anak didik kita punya karakter, Abdur Rahman
Seperti zaman ibuku dulu setiap siswa akhlak mulia yang religius. Sip, Pak Menteri. Memang penting
sangta hormat pada guru-gurunya karena memang pendidikan budi pekerti digiatkan
gurunya juga patut dijadikan suri tauladan. Kalau Lilis Mustikawati lagi karena bangsa ini sudah hancur
sekarang kan kebanyakan teori, tapi yang menjadi Pendidikan karaķter harus dilak­sa­ kelakuannya. Korupsi adalah salah
figure contohnya justru hamper langka. na­
kan di semua kalangan: sekolah, satu indikasi rusaknya akhlak bangsa,
rumah, lingkungan dan masyarakat yaitu sikap tidak jujur dan menghalalkan segala cara
Arnold Runtuboy supaya terpadu dengan baik. meraih kekayaan.
Mendidik itu bukan hanya menyebar
pengetahuan, tetapi membangun Siti Nur Aminah Kuliati Amin
karakter, etika moral. Karakter adalah Sudah dimulai dari TK. Hendaknya Semoga kita dapat mencetak anak
hal yang paling tersorot ketika kita untuk jenjang pendidikan selanjutnya yang berkarakter positif. Amin.
mendidik orang lain. Seorang pendidik tinggal diteruskan oleh bapak dan ibu
haruslah lebih dahulu terdidik dalam perkataan dan gurunya se-Indonesia. (Ratih, Erika)
perbuatan, sehingga dari karakter pendidiklah orang
lain dipengaruhi untuk berubah ke arah yang lebih Krislegawana Panggabean
baik, sebab semua hal pasti terekam oleh mata. Di sekolah tempat saya mengajar
sudah lama menerapkan pendidikan
Lusy Joewono
Sudah diterapkan sejak di PAUD
budi pekerti atau pendidikan nilai-nilai
kemanusiaan. Semoga seluruh sekolah facebook
kemdikbud.RI
(KB dan TK). Masuk ke pijakan segera mendapatkan pendidikan budi pekerti. Ini
lingkungan dan pijakan awal itu. sangat baik diterapkan guna membangun karekater
Guru setiap hari dating lebih awal, yang baik bagi setiap siswa. Lanjutkan Pak Anies
menyambut kedatangan siswa-siswi. Baswedan.
10 LIPUTAN KHUSUS EDISI 07 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015 • TABLOID ASAH ASUH

Belajar Bersama Maestro lainkan tanggung jawab setiap individu yang puannya.

Berguru pada
terdidik. Keputusan-keputusan yang diambil Ke depan kegiatan Belajar Bersama
orangtua juga menentukan keberlanjutan Maestro ini diharapkan akan terus ber-
dari bakat anaknya. langsung dan inisiasinya datang dari berb-
Kegiatan BBM ini bukan hanya sema- agai pihak. Maestro di daerah bisa mendup-

Sang Ahli saat


ta-mata program Kemendikbud, kegiatan ini likasi kegiatan ini di daerahnya, bukan hanya
tentu tidak akan bisa berjalan tanpa adanya untuk mencetak generasi maestro selanjut-
partisipasi dari berbagai pihak di antaranya nya tapi juga untuk keberlanjutan seni, ilmu
sang maestro, orangtua, guru, hingga mas- dan budaya yang dilakoninya. Orangtua pun

Liburan Sekolah
yarakat di sekitar tempat tinggal maestro. bisa mencari tahu minat dan bakat anaknya
“Kami ingin kembangkan model pelibatan kemudian mengirim anaknya kepada salah
publik. Dalam hal seniman terkemuka tanah satu maestro yang dikenalnya.
air dalam mengembangkan pendidikan dan Model BBM ini bisa dicontoh oleh peme­
Nama Leonardo da Vinci memang sudah tidak asing lagi, selain kebudayaan,” terangnya. rintah daerah, dinas pendidikan, dan seko-
dikarenakan karya-karyanya yang memukau dunia melalui lukisan Sesuai gagasan Mendikbud bahwa pen- lah-sekolah untuk mencetak maestro-maes­
“Monalisa”, dia pula orang pertama yang melukis “Perjamuan didikan dan kebudayaan sebagai gerakan tro dari daerahnya serta untuk melestarikan
Terakhir”. Lukisan tersebut dilukis pada dinding sebuah gereja megah semesta, maka Kemendikbud mengajak seni dan kebudayaan lokalnya, sehingga bisa
di Milan pada tahun 1495. semua pihak untuk terlibat dalam pendidikan memotivasi setiap anak untuk berprestasi di
dan kebudayaan sesuai dengan kemam- bidang seni dan budaya. (Gisa)

M
elihat karya-karya Leonardo yang getahui makna budaya, nilai budaya, kear-
memukau, siapa yang menyang- ifan lokal, serta motivasi untuk berprestasi
ka bahwa sebelumnya Leonardo dalam bidang seni budaya.
berguru pada seorang seniman. Sebanyak 10 maestro kebudayaan me-
Leonardo yang tinggal di Florentina dikirim wakili bidang seni tari, teater, musik, film,
ke Vinci oleh ayahnya untuk belajar melu- patung, dan lukis akan terlibat dalam kegia-
kis pada seorang maestro terkemuka pada tan BBM ini. Para maestro ini adalah Irawati
masa itu, Verrochio. Durban (seniman tari), Aditya Gumay (aktor
Belajar Bersama Maestro (BBM) adalah teater), Purwacaraka (musisi), Gilang Ra-
sebuah gagasan sederhana namun memiliki madhan (musisi), I Nyoman Nuarta (pema-
dampak yang besar. Ini adalah bukti bahwa tung), Tan De Seng (musisi gitar-kecapi),
pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di Mang Udjo (musisi angklung), Supadmin-
sekolah, tapi bisa di mana saja dan dengan ingtyas (sinden), Nasirun (pelukis), dan Didik
siapa saja. Seperti Leonardo yang belajar Nini Thowok (penari).
melukis di pinggir danau dan kemudian dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
situlah kemudian ia menjadi seorang ilmuan (Mendikbud), Anies Baswedan, berharap
Gagasan inilah yang dirintis bersama-sa- dengan BBM ini anak-anak tidak hanya be-
ma di Kementerian Pendidikan dan Kebu- lajar hal-hal teknis tentang seni yang mereka
dayaan (Kemendikbud). Sebanyak 89 siswa minati namun juga diharapkan bisa belajar
SMA/SMK terpilih dari 279 pendaftar berke- dari kedisiplinan, keuletan dan ketekunan
sempatan tinggal beberapa hari di rumah para maestro. Jangan melihat para maestro
para maestro pada masa liburan sekolah mendadak menjadi maestro, lihatlah proses,
untuk mengembangkan bakat dan minatnya. bagaimana mereka menjadi maestro dengan
BBM bertujuan untuk membantu siswa men- selalu mencatat setiap hari kegiatan yang di-
jalani selama bersama maestro
“Banyak pengalaman anak yang tum-

“Melalui BBM anak-anak buh menjadi besar karena interaksi sejenak


tapi penuh makna. Saya sendiri dulu sering
tidak hanya belajar berinteraksi dengan banyak orang, pulang
hal-hal teknis tentang dapat pengalaman yang luar biasa. Itu pen-
seni, namun juga bisa galaman yang tidak bisa dikerjakan di ruang
belajar dari kedisiplinan, kelas,” ujarnya.
BBM dilaksanakan di tiga kota, yaitu
keuletan, dan ketekunan Jakarta, Bandung, Yogyakarta. Untuk ikut
para maestro. Jangan BBM ini, peserta harus memiliki kompetensi
melihat para maestro di bidang budaya khususnya kesenian dan
mendadak menjadi harus aktif terlibat di kegiatan berorganisasi

maestro, lihatlah proses, di bidang seni. BBM akan diadakan setahun


FOTO: kebudayaan.kemdikbud.go.id

dua kali saat liburan sekolah. Untuk bisa


bagaimana mereka mengikuti BBM para peserta tidak dipungut
menjadi maestro dengan bayaran, alias gratis.
selalu mencatat setiap Cerita perjalanan Leonardo tidak bisa

hari kegiatan yang dipisahkan dari peran serta orang-orang


terdekatnya, yaitu Ibu, Ayah, Kakek, Pas-
dijalani selama bersama tur dan Sang Guru Verrochio. Pendidikan
maestro.”
(Atas) Maestro lukis Nasirun menerima lukisan dirinya dari peserta BBM sebagai tanda terima kasih telah memberikan bimbingan di
bidang seni lukis (atas). Peserta BBM meluapkan kegembiraan dengan memeluk maestro musik, Purwacaraka setelah selama sepuluh
bukan hanya tanggung jawab sekolah, me- hari menghabiskan masa liburan dengan memperdalam kemampuan bermusik (bawah).
TABLOID ASAH ASUH • AGUSTUS 2015 • TAHUN VI • EDISI 07 LIPUTAN KHUSUS 11
Kata Sang Maestro

Sambut Baik
Program BBM
Belajar Bareng Maestro (BBM) merupakan program baru yang digagas
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan
untuk memfasilitasi siswa-siswi Indonesia berprestasi di bidang seni
meraup ilmu sebanyak mungkin langsung dari maestronya. Tidak
ha­
nya disambut antusias oleh para siswa, sepuluh maestro yang
berpartisipasi dalam program perdana ini juga sama-sama menyambut
baik. Mereka berpendapat, kegiatan ini dapat meningkatkan kreativitas
dan rasa percaya diri anak.

M
enghabiskan sepuluh hari bersa-
ma sang maestro tentu menjadi
“Para Maestro yang
pengalaman yang tidak akan
terlupakan. BBM memang bu-
berpartisipasi dalam
kan program biasa. Program ini menyelek- kegiatan ini sepakat
si siswa berprestasi di bidang seni untuk bahwa Program Belajar
belajar langsung bersama sang maestro di Bersama Maestro
rumahnya. Tidak hanya ilmu seni yang bisa
diperdalam, peserta yang merupakan siswa
(BBM) merupakan
sekolah menengah ini juga diajak mengikuti sebuah embrio untuk
keseharian sang maestro, termasuk melihat memunculkan generasi
kedisiplinan dan keuletan mereka. yang berkarakter serta
I Nyoman Nuarta, maestro seni pahat
Indonesia mengatakan, program ini sangat
melahirkan maestro yang
baik. Menurutnya, ide ini harus dikembang- asli.”
kan, karena anak-anak harus tahu bahwa
bakat sekecil apapun perlu latihan dan di-
apresiasi, tentu dengan kerja keras. “Saya Maestro Tan Deseng mengakui bahwa
sambut ide ini dan kita wajib mendukung- BBM merupakan kegiatan yang sangat ba-
nya,” ujarnya sebagai salah satu maestro gus. “Tujuan saya (berpartisipasi) dalam ke-
yang berpartisipasi dalam BBM. giatan ini agar anak muda masa kini dapat
Maestro musik, Gilang Ramadhan men- menciptakan kolaborasi antara musik tra-

FOTO: kebudayaan.kemdikbud.go.id
gukapkap bahwa kegiatan ini positif sekali disional dan musik modern,” ucapnya.
untuk meningkatkan kreativitas dan rasa Ia merasa bangga kepada semua peser-
percaya diri anak. Selain itu dapat mening- ta BBM yang berasal dari seluruh Indonesia.
katkan rasa kecintaan anak terhadap kebu- “Meskipun waktu yang diberikan hanya se-
dayaan yang ada di Indonesia. “Saya ber- bentar, tapi terbukti bahwa seluruh peserta
harap, siapapun yang menjadi Menteri dan BBM telah memiliki skill sehingga hasil yang
(Atas) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan berfoto bersama para peserta BBM di kantor Kemendikbud,
Dirjennya nanti, kegiatan ini akan terus ber- diberikan juga luar biasa,” tutur Tan Deseng. Jakarta, sehari sebelum pelaksanaan program ini dimulai. (Bawah) Para peserta BBM kelompok maestro I Nyoman Nuarta, tampak
lanjut,” kata Gilang. serius membenahi patung karyanya menggunakan kuas, butsier, dan air untuk memperhalus permukaan patung.

Sementara itu, Maestro Tari, Irawati Jadi Duta Daerah


Durban mengaku terkesan dengan Sembilan Pada kesempatan berbeda, Gilang Ra- kegiatan ini sepakat bahwa Program Belajar tunya ialah semoga seni dan budaya In-
peserta yang terpilih untuk belajar tari Sun- madhan menjelaskan, dirinya sangat ber- Bersama Maestro (BBM) merupakan sebuah donesia tidak hilang tergerus modernisasi
da. Ia juga berharap program BBM ini akan harap anak-anak peserta BBM dapat menda- embrio untuk memunculkan generasi yang serta kapitalisme yang semakin menjadi.
terus berlangsung dan tidak terputus sampai lami seni dari daerah asal mereka, sehingga berkarakter serta melahirkan maestro yang Generasi muda sejatinya harus bangga ber-
di sini saja. dapat menjadi duta bagi daerahnya. Sebagai asli. tanah air Indonesia, yang memiliki segudang
“Saya sangat bahagia atas para peserta trik transfer ilmu, Gilang menjadikan dirinya Hal ini sejalan dengan konsep BBM yang kekayaan budaya yang patut dilestarikan.
yang berasal dari beberapa daerah di Indo- sebagai contoh yang bisa dijadikan inspirasi dicetuskan oleh Mendikbud bahwa negara “Berikan mereka (peserta BBM dan mas-
nesia seperti Bandung, Jakarta, Bangka Be- bagi generasi muda. memfasilitasi antara maestro dan anak anak yarakat) lebih dari sekedar pengetahuan,
litung, dan Sumatera Barat. Mereka sangat Selain Gilang, Maestro Lukis, Nasirun muda untuk belajar tentang dunia seni. Pro- suntikkan inspirasi, buat mereka merenung
bersemangat dan cepat sekali menangkap juga memberikan pandangannya. “Saya ti- gram ini akan terus bergulir untuk membang­ dalam hidupnya. Orang produktif itu penting,
materi tarian yang diberikan. Saya sangat dak berharap semua siswa saya cetak men- kitkan inspirasi anak muda. Karena masa namun orang kreatif itu jauh lebih penting.
berharap program ini akan terus dilanjut- jadi seniman, tetapi saya akan memunculkan depan adalah milik orang-orang yang kreatif” Tumbuhkan minat seni pada anak, mari kita
kan, dan semoga program ini bukan hanya kreativitas dari anak-anak, karena kita tidak pungkas Mendikbud. dukung BBM demi negara yang lebih baik”,
dilaksanakan bagi pelajar SMA, namun juga bisa melawan kodrat,” ungkapnya. Ada banyak harapan yang tersimpan tutup Mendikbud. (Ratih, Sumber: kebu-
dimu­lai dari TK, SD, sampai SMP,” harapnya. Para Maestro yang berpartisipasi dalam dari terlaksananya program ini, salah sa- dayaan.kemdikbud.go.id)
12 LIPUTAN KHUSUS EDISI 07 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015 • TABLOID ASAH ASUH

Habiskan 10 Hari Bersama Maestro peserta, Advent, sudah mulai bisa memba-
ca notasi balok dan belajar beberapa teknik
Proses membuat patung terhitung cepat,
hanya butuh waktu satu minggu. Idealnya,

Duplikasi
stik. Selain itu mereka juga ada yang sudah proses pembuatan patung mulai dari mem-
bisa bermain dengan teknik independen buat sketsa hingga proses finishing me-
lebih nyaman dan percaya diri. makan waktu hingga 10 hari. Setelah melalui
Kepada anak-anak ini, Gilang Ramadhan tahap finishing, tahapan selanjutnya ialah

Keahlian yang
mengajarkan tradisional rythm yang menjadi mengaplikasikan cat pada karya patung
salah satu keahliannya. Ia memperkenal- mereka.
kan beberapa tradisional rythm yang pernah Selain karya patungnya yang indah un-
dipelajarinya. Dengan fokus pada tradisional tuk dicermati, sosok pribadi seorang Maestro
rhythm, Gilang ingin agar mereka lebih men- Nyoman Nuarta juga layak diteladani. Sosok

Mereka Miliki
genal kekayaan musik tradisional milik In- yang tegas dalam membagikan ilmunya, dan
donesia. Ia mulai dengan memperkenalkan berjuang keras dalam meraih sukses. Tum-
rythm Jambi, Yogyakarta, hingga Lampung. buh dalam kondisi keluarga biasa di Pulau
“Jangan malu mengeksplorasi rythm di Bali, Nyoman Nuarta mampu meraih kesuk-
daerah sendiri, agar terbentuk rythm baru,” sesan atas kegigihan dan kesungguhan da-
katanya. lam menekuni dunia Seni Patung.
Masih dari rumah musisi, mari kita
tengok kegiatan peserta BBM di rumah mu-
sisi Tan Deseng di Bandung. Di hari-hari ter-
akhir perjalanannya di BBM ini, para peserta “Kepada anak-anak
berlatih untuk mempersiapkan pertunjukkan ini, Gilang Ramadhan
di acara penutupan. Keahlian bermain musik mengajarkan tradisional
para peserta semakin lihai. Berbagai lagu
Sunda sudah berhasil dilahap setiap berla-
rythm yang menjadi
tih. Mereka pandai memainkan musik lagu salah satu keahliannya.
Autumn Leave, Petis Kupa dan Sengot Es Ia memperkenalkan
Lilin. beberapa tradisional
Masih dari seputaran kota kembang,
Bandung, aktivitas peserta BBM di Saung
rythm yang pernah
Mang Udjo juga tak kalah menarik. Ba­nyak dipelajarinya.”
hal yang didapat di sanggar angklung yang
sudah mendunia ini, salah satunya ten-
tang harmonisasi musik angklung, kultur Seni Drama
masyarakat Jawa Barat, serta pembelaja- Peserta BBM dari tim maestro Aditya Gu-
ran-pembelajaran menarik lainnya. may tampaknya menyerap semua ilmu yang
Di Saung Angklung Mang Udjo, para pe- telah diberikan. Terbukti, mereka kini telah li-
serta BBM bersama-sama menyaksikan Per- hai berakting dan membuat drama. Membuat
tunjukan Bambu Saung Angklung Udjo, yang naskah memang menjadi salah satu materi
FOTO: kebudayaan.kemdikbud.go.id

terdiri dari wayang golek diiringi dengan ang­ yang diberikan Aditya. Tak hanya itu, mereka
klung, helaran, tari topeng, angklung mini, juga diajarkan teknik improvisasi, intonasi,
arumba, angklung padaeng, pertunjukan blocking, profile, dan tentu saja ekspresi.
orkestra angklung hingga belajar memain­ Anggit Wibisono, salah satu peserta dari
kan angklung dibimbing langsung oleh anak SMA Negeri 1 Wonosono mengaku, dirinya
Advent, salah satu peserta BBM dari Nusa Tenggara Timur (NTT) memberikan kenang-kenangan sederhana untuk maestro Gilang
Ramadhan yang ia bawa langsung dari daerahnya. dari SAM Udjo. Para peserta dan penonton telah mampu memainkan beberapa peran
lainnya membaur dalam kolaborasi musik dan ekspresi wajah yang berbeda. “Ada tiga
yang mereka mainkan, dilanjutkan dengan ekspresi yang harus dikuasai yaitu senang,
Sepuluh hari bersama seorang maestro yang sudah pasti ahli di menari bersama para pemain angklung di sedih, dan marah. Kak Adit selalu berpesan
bidang­nya, tentu menjadi motivasi bagi siswa-siswi ini. Meskipun tidak panggung. untuk maksimal dan jangan takut jelek,” ka-
selalu bercita-cita untuk menjadi seperti sang maestro, tapi setidak­ Kekompakan dan harmonisasi tercermin tanya.
nya penga­laman ini memberi inspirasi dan bekal bagi mereka untuk lewat alat musik angklung yang hanya memi- Anggit dan peserta BBM lainnya me-
menjala­ni masa depannya nanti. liki satu not. Jika banyak not digabungkan mang menghayati betul setiap materi yang

S
dengan sebuah gerakan yang serasi, maka diberikan Aditya. Meski tak sedang waktu
epuluh hari bisa jadi waktu yang khirnya program Belajar Bersama Maestro hasilnya pun akan selaras dalam harmoni. belajar, mereka kerap berlatih acting satu
lama bagi sebagian orang jika ti- (BBM). Para peserta BBM berlatih Medley Didapat pembelajaran bahwa musik bu- sama lain. Tak tanggung-tanggung, mereka
dak diisi dengan kegiatan yang Nusantara. Latihan mandiri mereka lakukan kanlah hal yang memiliki harga mati, musik kadang membuat set tersendiri dan men-
menyenangkan. Bagi siswa-siswi secara rutin sejak pagi hingga siang hari. adalah keleluasaan dan kebebasan berpikir gambil peran sesuai yang mereka inginkan.
terpilih ini, waktu sepuluh hari tinggal ber- Menjelang sore, Purwacaraka khusus melu- serta berkreasi. “Saya tidak mau membuang kesempa-
sama maestro yang mumpuni di bidangnya angkan waktunya untuk memberikan materi tan berharga ini. Kami hanya memiliki waktu
masing-masing menjadi pengalaman yang berupa kelas teori kepada sepuluh anak di- Seni Patung sepuluh hari di sini, dalam waktu yang sing-
tidak terlupakan. Tidak hanya tinggal, para diknya. Pelaksanaan kegiatan BBM di rumah kat tersebut, kami harus mampu menyer-
siswa ini pun menerima materi dan penga- Semangat juga tampak di rumah maestro maestro Nyoman Nuarta diisi dengan mem- ap sebanyak-banyaknya ilmu. Saya dan
jaran langsung dari sang ahli yang bisa jadi perkusi Gilang Ramadhan. Sudah hampir buat karya patung. Para peserta merasa teman-teman tidak ingin kesempatan ini di-
juga merupakan idola bagi mereka. seminggu para santri belajar, mereka sudah puas dengan hasil karya mereka, karena sia-siakan begitu saja,” tutup Anggit berse-
Semangat itu terlihat dari rumah Pur- merasa kemampuan dan pengetahuannya mereka mengaku ini merupakan pengala- mangat. (Aline/Sumber: kebudayaan.kem-
wacaraka beberapa hari menjelang bera- seputar alat pukul bertambah. Salah satu man pertama membuat patung. dikbud.go.id)
TABLOID ASAH ASUH • AGUSTUS 2015 • TAHUN VI • EDISI 07 GALERI FOTO 13
FOTO-FOTO: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Tumbuh Kembangkan Potensi


Seni Anak Melalui BBM
Belajar Bersama Maestro (BBM) merupakan program pemerintah untuk mengembangkan prestasi anak Indonesia di bidang seni dan budaya.
Program yang ditujukan untuk siswa-siswi kelas X dan XI ini, berlangsung pada 21- 30 Juni 2015 di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Solo.
Program ini menjadi pembuktian bahwa siswa-siswi yang berasal dari SMA/SMK di Indonesia, memiliki kompetensi di bidang budaya serta
aktif mengikuti kegiatan organisasi di bidang seni. Semangat mengembangkan karya di bidang seni dan budaya terus digelorakan melalui
BBM oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai kaderisasi dari tokoh seni mumpuni yang kaya pengalaman
kepada generasi penerusnya. (Dennis)
14 PERISTIWA EDISI 07 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015 • TABLOID ASAH ASUH

Kemendikbud Terapkan Sistem Meritokrasi


sebagai Bagian dari Reformasi Tata Kelola
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan tiga strategi untuk memajukan pendidikan
dan kebudayaan, yaitu penguatan pelaku pendidikan, perbaikan mutu dan akses, dan perbaikan tata kelola birokrasi
pendidikan. Pada strategi ketiga menjadi perhatian khusus dengan menerapkan sistem Meritokrasi sebagai bagian dari
reformasi tata kelola Kemendikbud. Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies
Baswedan saat acara buka bersama para pimpinan redaksi media massa, di Jakarta, Selasa (14/7).
“Setelah bulan puasa ini kita akan kembali melakukan reformasi tata kelola, dan bekerja sama dengan institusi dari

FOTO / ILUSTRASI: ISTIMEWA / WJ BKLM


luar yang berpengalaman melakukan reformasi tata kelola,” tutur Mendikbud.
Proses tata kelola, tutur Mendikbud, perlahan dilakukan diawali dengan pelatikan para pejabat eselon satu, dan 25
pejabat eselon dua yang dipilih melalui proses seleksi, dengan tim penilai dari para profesional pengembangan sumber
daya manusia. “Tahap pertama sudah berjalan, tahap selanjutnya akan diselesaikan sebelum akhir tahun, dan alhamdu­
llilah kita beruntung mendapatkan tim profesional bidang resource development yang melakukan proses seleksi,” ucap
Mendikbud.
Mendikbud berharap para pegawai di Kemendikbud yang memulai karirnya dari bawah dan berprestasi, serta mema-
hami tugas dan fungsi dari pekerjaannya dapat menuai prestasi. “kita tidak punya alasan kementerian tidak maju karena
diisi orang yang tidak memahami kementerian, tetapi saat ini diisi orang-orang yang paham kementerian, mengerti Ayo, Guru! Kirimkan
Naskah LKG Sebelum
proses dari awal, karena itu kita tidak punya ruangan untuk salah dan gagal,” tegas Mendikbud.
Mendikbud menambahkan dengan adanya reformasi tata kelola yang saat ini dijalankan dapat tumbuh suasana
kerja yang baik, dan memberikan harapan kepada seluruh pegawai yang berprestasi meraih penghargaan. “Kita ingin
menengoknya ke depan berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan. Begitu kita bicara ke depan dan kita terapkan
prinsip yang baik, Insya Allah perjalanan kita akan baik juga,” pungkas Mendikbud. (Seno)
30 September
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemen-
dikbud) kembali menggelar “Lomba Kreativitas Guru
(LKG) Tingkat Nasional”. Lomba yang menjadi agenda
tahunan sejak 2002 ini mengajak para guru untuk memo-
tivasi dan memfasilitasi serta menginspirasi guru untuk
mengkreasikan model pembelajaran terbaik. Selain itu,
guru juga dapat mengembangkan bakat, minat, dan ke-
biasaan dalam membuat karya ilmiah yang inovatif se-
cara baik dan benar.
Guru aktif yang berminat mengikuti LKG dapat mengi-
rimkan naskah lomba hingga 30 September mendatang.
Tahun ini tema yang diangkat adalah “Guru Kreatif dan
Inovatif Mewujudkan Pembelajaran Berkualitas”. Melalui

Kerja Sama Budaya, Indonesia Akan lomba ini guru diajak untuk mendesiminasikan berbagai
pengalaman tentang keberhasilannya dalam mening-
FOTO: WJ BKLM

Tampilkan Seni Budaya di Eropa


katkan mutu pembelajaran (best practices). Pengala-
man tersebut dapat digunakan sebagai rujukan bagi
guru lain dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Seni budaya Indonesia akan tampil di 75 kota di berbagai negara Eropa pada Oktober 2017 hingga Januari 2018. Dengan rujukan yang ada diharapkan dapat meningkat-
Festival seni budaya ini dikemas dalam Europalia Indonesia, salah satu festival besar dua tahunan di Eropa yang telah kan dan mengembangkan proses pembelajaran yang
diselenggarakan sejak 1969. Sebagai langkah awal, hari ini, Selasa (14/7), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Men- dapat mendorong peserta didik untuk berpikir tingkat
dikbud), Anies Baswedan telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Chairman Europalia tinggi, terampil, berkarakter, dan berbudaya.
International, Count Jacobs De Hagen, di Kantor Kemendikbud, Jakarta. Naskah yang dikirim dapat merupakan hasil penelitian
“Dengan MoU ini maka pekerjaan besarnya dimulai. Indonesia berkomitmen untuk menampilkan yang terbaik dalam eksperimen atau penelitian tindakan kelas atau pengem-
Europalia Indonesia ini,” kata Mendikbud usai melakukan penandatanganan MoU. bangan model yang mencerminkan kreativitas dan ino-
Mendikbud mengatakan, dalam waktu empat bulan pelaksanaan festival tersebut, berbagai disiplin artis akan vasi pembelajaran yang telah dilaksanakan guru. Model
ditampilkan melalui empat pilar yang menjadi elemen dasar dalam penyelenggaraan Europalia. Keempat pilat tersebut tersebut selain harus sesuai dengan mata pelajaran yang
adalah: Heritage: menampilkan warisan budaya Indonesia; Contemporary: pertunjukan seni kontemporer para seniman diampu juga mencerminkan karya inovatif pembelajaran
Indonesia; Creation: menampilkan hasi kreasi baru karya para seniman Indonesia ketika mengikuti program ini; dan yang dilihat dari penerapan teknologi tepat guna berbasis
Exchange: kolaborasi seni yang dihasilkan secara bersama oleh seniman Indonesia dan Eropa. kearifan lokal maupun alat peraga.
Ia menambahkan, lewat Europalia, Indonesia akan memamerkan keragaman yang dimiliki. Selama ini, kata dia, Peserta yang dapat mengikuti LKG 2015 adalah guru
Indonesia belum cukup memamerkan diri dengan baik. Padahal, Indonesia merupakan negara dengan keragaman ter- yang masih aktif mengajar pada sekolah negeri atau se-
banyak di dunia. kolah swasta di bawah pembinaan Kemendikbud. Guru
Untuk menyukseskan Europalia Indonesia ini, Mendikbud menyebutkan empat hal yang akan dilakukan, yaitu per- tersebut juga harus memenuhi masa kerja sekurang-ku-
siapan, persiapan, persiapan, dan aksi. Dan yang paling penting, kata dia, adalah menjaga agar agenda yang dilakukan rangnya empat tahun sebagai guru PNS atau guru bukan
tidak terlambat, harus sesuai target. Meskipun kontennya lebih sederhana, tapi urusan personalnya harus lebih baik. PNS (guru tetap yayasan dan guru honorer pada sekolah
“Effort untuk persiapan tiga kali lebih besar dari aksi,” tuturnya. negeri yang diangkat oleh pejabat berwenang). Peserta
Mendikbud mengatakan, keputusan untuk mengikuti Europalia ini tidak dalam kewenangan kementerian. Dalam juga belum pernah tercatat sebagaipemenang I,II, dan III
proses penyusunan agenda Europalia ini, tepatnya April lalu, Presiden Joko Widodo yang memutuskan untuk ikut. dalam LKG selama lima tahun terakhir. Untuk informa-
Menurut Presiden, kata Mendikbud, ajang ini sangat bagus untuk mempromosikan Indonesia. “Ini project besar, dan si lengkap, kunjungi laman http://bpsdmpk.kemdikbud.
pengaruhnya akan sangat besar bagi Indonesia,” katanya. (Aline) go.id. (Aline)
TABLOID ASAH ASUH • AGUSTUS 2015 • TAHUN VI • EDISI 07 PERISTIWA 15

Pemenuhan Kualifikasi Indonesia Raih Empat


Akademik dan Sertifikasi Medali dari Olimpiade
Guru Hingga 2015 Hampir Internasional Biologi
Rampung Tim Olimpiade Biologi Indonesia kembali meraih prestasi. Sebanyak empat siswa
SMA berhasil menyabet satu medali emas, dua medali perak dan satu medali perunggu
dalam ajang kompetisi International Biology Olympiad (IBO) ke-26 yang berlangsung di
Aarhus, Denmark, pertengahan Juli lalu.
Empat siswa SMA berprestasi anggota Tim Olimpiade Biologi Internasional itu ada-
lah Maria Patricia Inggriani dari SMA Kharisma Bangsa, peraih medali emas; Valdi Ven
Japranata dari SMA Kristen IPEKA Sunter, peraih medali perak; Hana Fauzyyah Hanifin
dari SMA SEMESTA Semarang, peraih medali perak; dan Nagita Gianty Annisa dari Ma-
drasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong, peraih medali perunggu.
Tim Olimpiade Biologi Indonesia berkompetisi dengan 241 siswa dari 61 negara pe-
serta IBO. Mereka tiba di tanah air pada Senin sore (20/7) di Bandara Soekarno-Hatta,
Banten.
Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Ditjen Dikdasmen Kemen-
dikbud, Suharlan mengatakan, para peserta Olimpiade Biologi Internasional ini telah
melalui proses seleksi berjenjang dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi dan na-
sional melalui Olimpiade Siswa Nasional (OSN). “Fair. Semua anak bangsa diberikan
kesempatan yang sama,” ujarnya saat menjemput Tim Olimpiade Biologi Indonesia di
Bandara Soekarno-Hatta, Banten.
International Biology Olympiad (IBO) atau Olimpiade Biologi Internasional 2015 ber-
langsung pada 12 s.d 19 Juli 2015, di Aarhus, Denmark. IBO merupakan ajang kom-
petisi tahunan bagi para siswa setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dari seluruh
dunia yang diselenggarakan setiap bulan Juli. Ujian yang diselenggarakan mencakup
ujian praktikum dan ujian teori di bidang Biologi. Pada ujian praktikum, ada empat topik
yang harus diselesaikan peserta kompetisi selama 90 menit, yaitu Mikrobiologi dan Bio­
logi Molekuler; Anatomi, Sistematik dan Evolusi Tumbuhan; Morfologi dan Fungsional
Hewan; dan Biokimia.
FOTO: Dokumen BKLM

Sebagai penghargaan, pemerintah Indonesia memberikan beasiswa penuh untuk


melanjutkan studi Sarjana (Strata 1) kepada masing-masing peraih medali. Maria Patri-
cia Ingriani dan Hana Fauzyyah Hanifin telah diterima di Fakultas Kedokteran Univer-
sitas Gadjah Mada. Sedangkan Valdi Ven Japranata dan Nagita Gianty Annisa akan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, ta- melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tidak hanya itu, peng-
hun 2015 merupakan batas akhir bagi guru untuk memenuhi kualifikasi akademiknya hargaan pun juga diberikan dengan melanjutkan pemberian beasiswa hingga jenjang
(minimal D4 atau S1), serta mendapatkan sertifikat pendidik (sertifikasi). Dalam Pasal Strata 3 bagi siswa peraih medali emas, dan beasiswa hingga jenjang Strata 2 bagi
82 UU tersebut tercantum bahwa guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan siswa peraih medali perak. (Desliana)
sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud pada UU tersebut wajib memenuhi kualifikasi
akademik dan sertifikat pendidik paling lama 10 tahun sejak berlakunya UU tentang
Guru dan Dosen.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Sumarna Surapra-
nata mengatakan, UU tersebut dibuat sesuai kondisi saat itu. Tahun 2005, ujarnya, jum-
lah guru sekitar 2,7 juta orang. “Kondisinya saat itu hampir 60 persen atau dua perti-
ganya belum S1, khususnya guru SD,” katanya di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat
(19/6).
Pranata mengatakan, dengan kondisi seperti itu pemerintah melalui Kemendikbud
mengambil inisiatif membuat program menyekolahkan guru. Program tersebut adalah
Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB). Program ini mengatur agar
guru yang sekolah lagi untuk memenuhi kualifikasi akademiknya tidak perlu memenuhi
jumlah sistem kredit semester (SKS) 100 persen, melainkan cukup sepertiganya.
Kemudian dalam kurun waktu sepuluh tahun, sejak 2005 hingga 2015 ini, Pranata
mengatakan pertambahan jumlah guru mencapai 1 juta orang. Penambahan tersebut
merupakan hasil pengangkatan guru-guru oleh pemerintah daerah dan satuan pendi-
dikan. Sebagian besar tanpa memerhatikan kualifikasi akademik guru. Padahal guru
yang bersangkutan harus sudah lulus D4 atau S1 sebelumdiangkat.
Pranata mengatakan, pemerintah fokus menuntaskan kewajiban dalam hal pemenu-
han kualifikasi akademik dan sertifikasi guru-guru yang diangkat sebelum tahun 2005,
sesuai UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
FOTO: Desliana BKLM

“Tahun ini kalau kita hitung, 2015 ini hampir selesai (kualifikasi dan sertifikasi guru),”
ujar mantan Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar itu. Ia juga
mengatakan, akan mengkaji dan mendalami data penambahan satu juta guru tersebut.
(Desliana)
16 SIAPA DIA EDISI 07 • TAHUN VI • AGUSTUS 2015 • TABLOID ASAH ASUH

Berawal dari mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan

Ilham Faisal Rahman oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Galih bersama seorang rekannya,
Luca Cada Lora dari SMA Negeri 1 Surakarta, Jawa Tengah berkesempatan menjajal
lomba sains di Pittsburgh, Amerika Serikat pada medio Mei 2015 yang lalu. Lewat peneli-
tian penyerap logam berat dari bahan abu vulkanik, “Packed VolcAsh”, keduanya berha-
sil meyakinkan juri dan menampilkan produknya dalam pameran di kompetisi bergengsi
“Intel International Science and Engineering Fair” (IISEF). Dalam ajang tersebut, mereka
berhasil meraih penghargaan keempat atau 4th Place Grand Awards di bidang material
sciences.
“Kami sempat tidak berpikir akan berangkat ke Amerika karena pada saat pemilihan
kandidat, saingan kami berat-berat. Tapi, Alhamdulillah bisa lolos,” ujar Galih saat di-
hubungi melalui telepon, Senin (6/7).
Dalam kompetisi yang diadakan LIPI tersebut, penelitian yang dibuat Galih dan Luca
berhasil meraih peringkat pertama. Keduanya kemudian diseleksi kembali dan akhirnya
berhasil mendapat tiket bersama sepuluh remaja berprestasi lainnya untuk mewakili In-
donesia. Prestasi mereka dalam ajang IISEF diganjar hadiah uang senilai 500 dolar AS.
Galih yang saat ini telah terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada
(UGM) fakultas kedokteran mengaku senang dan bangga dengan prestasi tersebut.
Menurutnya, pencapaiannya ini dapat membuka peluang masa depan yang lebih baik.
“Misalnya mendapat beasiswa,” kata putra pasangan Suwarto dan Endang ini.
Menurut Galih, apa yang dilakukannya selama mengikuti kompetisi di Amerika Seri-
kat adalah pembuktian kepada dunia bahwa di balik bahaya abu vulkanik bagi keseha-
tan, material ini ternyata juga memiliki manfaat lain selain sebagai penyubur tanaman,

“It’s Beautiful” yaitu sebagai penyerap logam berat pada air. “Lewat penelitian ini saya berharap dapat
memberikan sesuatu yang bermanfaat karena air merupakan kebutuhan masyarakat
FOTO: Dokumen Pribadi

dunia yang sangat penting,” tuturnya.


Remaja yang lahir di Karang Anyar, 17 Januari 1997 ini menambahkan, sebelum
dapat menyerap logam berat pada air, abu vulkanik yang murni setelah meletus diolah
dengan metode tertentu dan langsung dapat digunakan menggunakan water filter. “Alat
Berbakat di bidang seni dimanfaatkan dengan baik oleh Ilham, siswa SMA Negeri 1 yang kami hasilkan itu dapat menyaring 86 liter limbah cair,” jelas Galih. Ia berharap,
Talun, Blitar, Jawa Timur untuk berprestasi. Keberhasilan Ilham mengantongi gelar juara penelitian ini dapat dilanjutkan hingga dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat
dua pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2014 untuk bidang lomba lebih luas. (Ratih)
poster membawanya dalam ajang International Foundation for Arts and Culture (IFAC)
ke-16 2015. Tidak hanya berpartisipasi, remaja ini berhasil membawa pulang medali
emas atas desain posternya yang berjudul “It’s Beautiful”.
Dalam ajang yang berlangsung di Tokyo, Jepang pada 26-28 Juni lalu, Ilham
menampilkan hasil karya seni yang menggambarkan sebuah keindahan bunga dengan
rerumputan hijau bercorak orang bergandengan tangan. Dalam poster juga terlihat gam-
bar bunga matahari yang dibentuk dari rangkaian rudal dan lambang nuklir. Menurut
Ilham, itu memberikan simbol sebuah ancaman yang berbahaya bagi manusia, karena
apabila meledak akan membunuh manusia yang tidak berdosa.
Siswa yang saat ini duduk di kelas XII itu menambahkan, dirinya ingin menyam-
paikan pesan mengenai indahnya dunia ini jika manusia hidup dalam persatuan. “Untuk
itu kita perlu memperkuat persatuan dan hidup dalam toleransi. Ini dapat membuat ma-
nusia hidup secara harmonis dan penuh kedamaian,” tutur Ilham mengulang apa yang
disampaikannya dalam pidato pada acara pemberian anugerah di Tokyo, Jepang, Jumat
(26/6), saat dihubungi melalui telepon, Jumat (10/7).
Dalam membuat poster tersebut, Ilham menghabiskan waktu selama satu minggu.
Ada dua program yang ia gunakan, yaitu adobe illustrator dan photoshop. Ia mengaku
memelajari ilmu desain secara otodidak sejak masih sebagai pelajar SMP. “Ayah saya
kebetulan seorang fotografer. Saya biasa membantu ayah mengedit foto-foto yang di-
hasilkannya. Dari situlah ketertarikan saya terhadap desain. Selanjutnya saya belajar
mengandalkan informasi dari internet. Benar-benar otodidak,” katanya.
Ilham terpilih melalui proses meritokrasi (dipilih karena prestasi) dengan tahap ber-
jenjang dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional yang
diselenggarakan oleh Kemendikbud. IFAC ke-16 pada tahun 2015 diikuti 15 negara, ya­
itu Jepang, Irlandia, Israel, Indonesia, Mesir, Kamboja, Singapura, Thailand, Cina, Filipi-
na, Vietnam, Benin, Myanmar, Laos, dan Rusia.
Acara pemberian penghargaan IFAC ke-16 dihadiri perwakilan duta besar dari neg-
ara-negara peserta. Para perwakilan duta besar tersebut diberikan kesempatan menye­ Galih Ramadhan
rahkan medali kepada para peserta yang meraih penghargaan. Pada kesempatan
tersebut, Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Ricky Suhendar
mengalungkan medali emas kepada Ilham.
Abu Vulkanik
FOTO: Jilan BKLM

Ia mengaku setelah lulus nanti akan melanjutkan pendidikan ke Desain Komunika-


si Visual di Institut Teknologi Bandung (ITB). “Saya berharap bisa masuk dengan bea-
siswa,” katanya. Semoga terwujud ya. (Seno, Ratih)

Anda mungkin juga menyukai