Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“SEMIKONDUKTOR”
Disusun guna memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Ilmu Bahan Listrik yang diampu oleh
Bapak Ketut Ima Ismara, M.Pd.

Disusun oleh ;

Aziz Khanifan / 08506131007


Nur Budi H. / 08506131001
Sidik Purnomo / 08506131017

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan penyusunan
makalah ini, meskipun disadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangannya.

Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Bahan Listrik dan untuk mengetahui lebih lanjud tentang ilmu bahankhususnya
bahan Semikonduktor.

Dalam penulisan makalah Semikonduktor ini banyak yang telah membantu


penusun, baik saat membahas materi makalah, sebelum penyusunan, maupun
selama penyusunan, sehingga makalah semikonduktor ini dapat terealisasikan.
Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ketut Ima Ismara, M.Pd. selaku pengampu mata kuliah Ilmu Bahan Listrik.

2. Teman – teman yang telah membantu selama kami membahas uraian bahan
semikonduktor yang kami presentasikan.
3. Semua pihak yang telah membantu selama kami membahas dan meusunan makalah

ini berlangsung.

Tidak ada kalimat yang pantas kami ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas makalah Semikonduktor
ini selain ucapan terima kasih.

Tiada yang sempurna di dunia ini selain Allah SWT, dan penyusun
menyadari bahwa masih banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah
Semikonduktor . Untuk itu penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Penyusun berharap tugas makalah semikonduktor ini
dapat bermanfaat bagi penyusun pribadi dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Desember 2008

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................................iii
ABSTRAK.......................................................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................................1
1. Latar Belakang Masalah......................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................................3
1. Pengertian.......................................................................................................................................................3
2. Susunan Atom Semikonduktor....................................................................................................4
3. Proses Semikonduktor........................................................................................................................5
4. Bahan Semikonduktor..........................................................................................................................6
5. Cara Kerja Semikonduktor...............................................................................................................8
6. Pengelompokan Semikonduktor.................................................................................................10
7. Alat Semikonduktor................................................................................................................................14

BAB III PENUTUP......................................................................................................................................................20


1. Kesimpulan.....................................................................................................................................................20
2. Penutup..............................................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................22

3
ABSTRAK

Peralatan elektronik yang semakin modern dan banyaknya orang yang bekerja
di bidang industri kelistrikan atau elektro, misalnya; teknisi, instalatir, jaringan,
tenaga listrik dan kependidikan teknik tentang kelistrikan akan banyak di jumpai
pembahasan komponen – komponen elektronika yang bersifat semikonduktor dalam
skala jumlah arus yang kecil maupun besar. Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman
dan penjelasan mengenai asal bahan, jenis-jenis bahan, funsi bahan, dan sifat-sifat
dari bahan adalah sangat penting dimiliki bagi mereka yang bekerja di bidang industri
dan kependidikan teknik, bahan apa yang harus dipakai untuk suatu maksud tertentu
agar dapat mencari alternatif bahan pengganti yang efisien, fungsioner, segi
ekonomis dan dapat mengembangkannya.

Bahan semikonduktor adalah adalah jenis bahan dengan konduktivitas


listrik yang berada di antara insulator dan konduktor. Bahan ini banyak digunakan
dalam rangkaiaan elektronika karena sifat elektroniknya dapat diubah banyak
dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian.
Ketidakmurnian ini disebut dopant atau dengan menyuntikkan materi lain.
Semikonduktor yang terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar (jutaan) dalam
satu keping Silikon dinamakan Sirkuit terpadu.

Komponen Semikonduktor yang paling baik terbuat dari bahan germanium


tetapi bahan ini sulit dalam pembuatan sehingga harganya mahal, melainkan
bahan dari silikon, semikonduktor yang terbuat dari silikon ini banyak dijumpai,
mudah dicari dan murah harganya karena mudah dalam pembuatannya tetapi jauh
berkualitas dibandingkan dengan germanium.

4
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini ditandai dengan banyaknya manusia memenfaatkan


peralatan modern yang berbasiskan komputer atau elektronik untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Adanya kemudahan – kemudahan peralatan yang
semakin canggih merupakan sumbangan yang banyak dan tak ternilai dari
kemajuan teknologi peralatan yang menggunakan komponen elektronika.

Banyak orang yang bekerja di bidang industri dan kependidikan teknik


khususnya kelistrikan atau elektro, misalnya teknisi, instalatir, jaringan dan tenaga
listrik. Mereka sebaiknya harus memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu
daripada bahan-bahan yang berhubungan dengan profesinya masing – masing.
Mempunyai pengetahuan mengenai asal bahan, jenis-jenis bahan, fungsi bahan,
dan sifat-sifat dari bahan adalah sangat penting dimiliki bagi mereka yang bekerja
di bidang industri dan kependidikan teknik. Kita sebagai mahasiswa juga harus
lebih tahu tentang uraian diatas serta bagaimana struktur bahan, proses kinerja
bahan agar mampu menguasai pengetahuan tersebut, berfikir secara kritis dan
mengembangkannya dalam mata kuliah maupun di luar jam kuliah.

Dengan pengetahuan tersebut mereka tahu bagaimana memperlakukan bahan-


bahan yang mereka gunakan dengan sebagaimana mestinya atau memanfaatkan
bahan – bahan. Menghindari penggunaan yang berbahaya hal utama yang perlu
diperhatikan atau dilakukan demi keamanan dalam bekerja. Mereka mengerti bahan
apa yang harus dipakai untuk suatu maksud tertentu, dapat mencari alternatif bahan
pengganti yang efisien, fungsioner, segi ekonomis dan sebagainya.

5
Dalam mata kuliah ilmu bahan listrik di jurusan pendidikan teknik elektro kita
juga lebih memperhatikan hal keamanan tersebut karena dalam pembelajaran
maupun praktikum kelistrikan, listrik tidak dapat kita lihat dengan mata kita.

Secara khusus kami menghambil salah satu jenis bahan yaitu bahan Semikonduktor

untuk pembahasan dan penyusunan karena dalam perkuliahan tentang kelistrikan akan

banyak di jumpai pembahasan komponen – komponen elektronika yang bersifat

semikonduktor dalam skala jumlah arus yang kecil maupun besar.

2. Rumusan masalah

Uraian rumusan masalah tentang Semikonduktor yang dapat penulis batasi


meliputi:

A. Apa yang dimaksud dengan semikonduktor.


B. Bagaimana struktur atom semikonduktor.
C. Proses dan cara kerja bahan tersebut.
D. Bagaimana pengelompokan bahan semikonduktor.
E. Macam – macam semikonduktor dan penggunaannya.
F. Manfaat dan aplikasi bahan semikonduktor dalam bidang kelistrikan.

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
a. Pengertian Umum
Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor

murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator dan konduktor. Bahan – bahan logam

seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki

susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.

b. Pengertian Khusus

Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada


di antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan
besifat sebagai konduktor (K. Muller 1986).

Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk


menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada
ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah,
menghasilkan arus listrik. Konduktivitas listrik didefinsikan sebagai ratio dari
rapat arus terhadap kuat medan listrik :

Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik


yang anisotropik. Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas listrik atau
biasa disebut sebagai resistivitas saja, yaitu ;

7
Insulator adalah materi yang dapat mencegah penghantaran panas, ataupun
muatan listrik. Lawan dari insulator, adalah konduktor, yaitu materi yang dapat
menghantar panas Untuk sejenis polimer, silikone.

2. SUSUNAN ATOM SEMIKONDUKTOR


Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si),
Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-
satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Namun belakangan,
silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam.
Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah oksigen (O2).

Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing memiliki
4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8
elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan
kovalen dengan ion-ion atom tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah (0°K).
Struktur atom silikon divisualisasikan seperti pada gambar berikut.

gb 1.struktur dua dimensi kristal Silikon.

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke

inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena

tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar,

ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan

elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat

terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.

8
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu
mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.

3. PROSES SEMIKONDUKTOR
Doping semikonduktor

gb 2. diagram doping semikonduktor.


Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor.

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah


sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan
menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopant.

Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan


konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu
modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan
sebagai pengganti logam (J.G. Bednarz 1986).

Doping dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke proses yang


bertujuan menambah ketidakmurnian (impuritya) kepada semikonduktor sangat
murni (juga disebut intrinsik) dalam rangka mengubah sifat listriknya.
Ketidakmurnian ini tergantung dari jenis semikonduktor. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.

9
Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule ditumbuhkan,
memberikan setiap wafer doping awal yang hampir seragam. Untuk membedakan
unsur sirkuit, wilayah terpilih (biasanya dikontrol oleh photolithografi) didop lebih
lanjut dengan Proses difusi atau implantasi ion, metode kedua lebih populer dalam
produksi skala besar karena kemudahan pengontrolannya.

Jumlah atom dopant yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah perbedaan


dalam kemampuan sebuah semikonduktor sangat kecil. Bila sejumlah kecil atom
dopant ditambahkan (dalam order 1 setiap 100.000.000 atom), doping ini disebut
rendah atau ringan. Ketika lebih banyak atom dopant ditambahkan (dalam order
10.000) doping ini disebut sebagai berat atau tinggi. Hal ini ditunjukkan sebagai n+
untuk dopant tipe-n atau p+ untuk doping tipe-p.

4. BAHAN SEMIKONDUKTOR a.
Persiapan Bahan semikonduktor

Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal


diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat
tinggi karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat
memiliki efek besar pada properti dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan
yang tinggi juga diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal (seperti
dislokasi, kembaran, dan retak tumpukan) menganggu properti semikonduktivitas
dari material. Retakan kristal merupakan penyebab utama rusaknya perangkat
semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit mencapai kesempurnaan yang
diperlukan. Proses produksi massa saat ini menggunakan ingot (bahan dasar) kristal
dengan diameter antara empat hingga dua belas inci (300 mm) yang ditumbuhkan
sebagai silinder kemudian diiris menjadi wafer.

Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal


untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk
memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian

10
tinggi termasuk pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski.
Langkah

tambahan yang dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai

perbaikan zona. Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas

cenderung berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang diinginkan

mengkristal kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih

sedikit kesalahan.

Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan heterojunction antara

bahan-bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur

kristal yang berulang, penting untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.

b. Macam – macam Semikonduktor dan Penggunaannya

No Nama SemiKonduktor Penggunaannya


1 Barium Titinate (Ba Ti) Termistor (PTC)
2 Bismut Telurida (Bi2 Te3) Konversi termo elektrik
3 Cadmium sulfide (Cd S) Sel Fotokonduktif
4 Gallium arsenide (Ga As) Dioda, transistor, laser, led,
generator gelombang
Mikro
5 Germanium (Ge) Diode, transistor
6 Indium antimonida (In Sb) Magnetoresistor, piezoresistor,
detektor
radiasi inframerah
7 Indium arsenida (In As) Piezoresistor
8 Silikon (Si) Diode, transistor, IC
9 Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
10 Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro
11 Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
12 Selenium (Se) Rectifier
13 Aluminium Stibium (Al Sb) Diode penerangan
14 Gallium pospor (Ga P) Diode penerangan
15 Indium pospor (In P) Filter inframerah
16 Tembaga Oksida Rectifier
17 Plumbun Sulfur (Pb S) Foto sel
18 Plumbun Selenium (Pb Se) Foto sel
19 Indium Stibium (In Sb) Detektor inframerah, filter

11
inframerah,
generator Hall

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si
dan nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang
dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh (Jons Jakob Berzelius
1923) silikon hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon dioksida

(silika) dan silikat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam
operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikon.

CARA KERJA SEMIKONDUKTOR

Dalam kinerja semikonduktor kami mengambil transistor sebagai contoh dari


cara kerja semikonduktor. Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki
fungsi yang serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.

Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni.
Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat
dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen),
tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge
carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur
dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah
pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam
akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-
konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar

ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam

jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik

akan memberikan electron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus

12
listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya

4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan
elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena
pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.

Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling
luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa
muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh


emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena
itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).

Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak

menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan

terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah

transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah

semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini

cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor

tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.

Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan


konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap
dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki
jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio
perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang
menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam

ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan

semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi;

satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi

13
isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam

metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya.

Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa

juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam

sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di

dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan

dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor

dengan doping dapat dirubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.

Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu

elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari

pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini

terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan

yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh

dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan

menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat

dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.

5. PENGELOMPOKAN SEMIKONDUKTOR

Semikonduktor saat ini mempunyai peranan penting di bidang elektronika dan

penggunaannya tidak terbatas pada arus lemah. Hal penting dalam semi konduktor

adalah memahami susunan pita dan atom konduksi elektroniknya baik pada bahan

konduktor maupun pada semi konduktor. Pada bahan tersebut terdapat pita konduksi

maupun pita valensi, dimana kedua pita tersebut saling menumpuk, dan pada isolator

jarak keduanya cukup jauh. Pada semi konduktor jarak keduanya tidak terlalu jauh dan

ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih jika dipengaruhi : panas, medan magnet,

dan tegangan yang cukup tinggi. Perbandingan jarak kedua pita disebut celah energi.

Berbagai penelitian celah energi pada intan 6 ev dan intan merupakan bahan isolator

dengan resistivitas tinggi, sedangkan bahan semikonduktor mempunyai celah energi lebih

14
sempit daripada isolator 0,12 – 5,3 ev seperti Si sebagai salah satu bahan
semikonduktor dengan celah energi 1,1 ev.

Berdasarkan lebar dan sempitnya celah energi dari bahan-bahan intan,


semikonduktor, konduktor terlihat bahwa untuk menjadikan bahan semikonduktor
agar menghantar listrik diperlukan energi yang tidak besar. Silikon dan germanium
murni disebut semi konduktor intrinsik jika belum mendapatkan bahan tambahan,
sedangkan yang sudah mendapatkan bahan tambahan disebut ekstrinsik. Bahan
tambahan yang dimaksud arsenikum (As) atau boron (B). Bahan semikonduktor
yang mendapatkan tambahan As akan menjadi semi konduktor jenis N, sedangkan
yang mendapatkan tambahan B akan menjadi semi konduktor jenis P.

Beberapa bahan tambahan untuk semikonduktor dapat dilihat pada tabel Enegi
Ionisasi di bawah ini ;
Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)
(Tipe – N)
Pospor 0,044 0,012
Arsen 0,049 0,013
Antimon 0,039 0,010
Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)

(Tipe – P)
Boron 0,045 0,010
Aluminium 0,057 0,010
Gallium 0,065 0,011
Indium 0,16 0,011

Semikonduktor dikelompokkan menjadi dua yaitu ;

a. Semikonduktor Intrinsik

Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum disisipkan atom-atom


lain (atom pengotor). Untuk menjadikan pita valensi bertumpang tindih dengan pita
konduksi diantaranya diperlukan medan. Sebagai contoh : Si mempunyai celah energi 1

15
ev. Ini diperkirakan beda energi antara dua inti ion yang terdekat dengan jarak

( ).
±1A0 10 −10 m Maka dari itu diperlukan gradien medan ±1V /10 −10 m untuk

menggerakan elektron dari bagian atas pita valensi ke bagian bawah pita
konduksi. Namun gradien sebesar itu kurang praktis. Kemungkinan lain untuk
keadaan transisi yaitu tumpang tindih kedua pita dapat diperoleh dengan
pemanasan. Pada suhu kamar ada juga beberapa elektron yang melintasi celah
energi dan hal ini menyebabkanterjadinya semi konduksi. Pada semikonduktor
intrinsik, konduksi tersebut disebabkan proses intrinsik dari bahan tanpa adanya
pengaruh tambahan. Kristal Si dan Ge murni adalah semikonduktor intrinsik.

Elektron-elektron yang dikeluarkan dari bagian teratas pita valensi ke bagian


pita konduksi karena energi termal adalah penyeban konduksi. Banyaknya
elektron yang terkuat untuk bergerak melintasi celah energi dapat dihitung dengan
distribusi kemungkinan Fermi – Dirac ;

1
P( E) ?

(1? e) ( E ? Ef ) / K .T

Dimana Ef : tingkat fermi, K : konstanta boltzman = 8,64.10 –5 ev /0K, E-Ef : Eg/2, Eg :


besaran celah energi termal KT pada suhu kamar (0,026 ev). Karena nilai 1 pada
penyebut dapat diabaikan, maka persamaan di atas dapat ditulis :

P(E) ? e(? Eg / 2KT )

Karena perpindahan elektron dari pita valensi, maka pada pita valensi terjadi lubang

di setiap tempat yang ditinggalkan elektron tersebut. Suatu semi konduktor intrinsik

mempunyai lubang yang sama pada pita valensi dan elektron pada pita konduksi. Pada

pemakaian elektron yang lari ke pita konduksi dari pita valensi, misalnya karena panas

dapat dipercepat menggunakan keadaan kosong yang memungkinkan pada pita

konduksi. Pada waktu yang sama lubang pita valensi juga bergerak tetapi berlawanan

arah dengan gerakan elektron. Konduktivitas dari semi konduktor intrinsik tergantung

konsentrasi muatan pembawa tersebut yaitu ne dan nh.

16
b. Semikonduktor ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang sudah dimasukkan sedikit

ketidakmurnian (doping) atau pengotoran dari luar (ekstraneous inqurities). Akibat


doping ini maka hambatan jenis semikonduktor mengalami penurunan
Semikonduktor jenis ini terdiri dari dua macam, yaitu tipe-N (pembawa muatan
elektron) dan semikonduktor tipe-P (pembawa muatan hole).

1) TIPE – N

Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang
pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi.
Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor) akan
memiliki kelebihan elektron. Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-n.
Semikonduktor tipe-n disebut juga donor yang siap melepaskan elektron.

gb 3. struktur stom semikonduktor type – n.

2) TIPE – P

Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah bahan trivalent yaitu
unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron pada pita valensi. Karena ion silikon
memiliki 4 elektron, dengan demikian ada ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini
digambarkan sebagai akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian,
kekurangan elektron menyebabkan semikonduktor ini menjadi tipe-p.

17
gb 4. struktur stom semikonduktor type – p.

6. ALAT SEMIKONDUKTOR a.
Alat Semikonduktor

Alat Semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah komponen


elektronik yang menggunakan sifat-sifat materi semikonduktor, yaitu Silikon,
Germanium, dan Gallium Arsenide. Alat-alat semikonduktor jaman sekarang telah
menggantikan alat thermionik (seperti tabung hampa). Alat-alat semikonduktor ini
menggunakan konduksi elektronik dalam bentuk padat (solid state), bukannya bentuk
hampa (vacuum state) atau bentuk gas (gaseous state). Alat-alat semikonduktor dapat
ditemukan dalam bentuk-bentuk dicrete (potongan) seperti transistor, diode, dll, atau
dapat juga ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar
(jutaan) dalam satu keping Silikon yang dinamakan Sirkuit terpadu (IC). adapun jenis
IC yang bertegangan tinggi (High Voltage IC) adalah IC berdaya monolitik bertegangan
tinggi dengan menggunakan struktur bebas-pengancing dielektrik yang unik.
Penggerak motor chip tunggal (single chip motor driver), gate driver dan IC
pencitraan ultrasound untuk aplikasi industri, konsumen dan medis.

b. Dasar alat semikonduktor

Bila sebuah semikonduktor murni dan tidak ter"eksitasi" oleh sebuah input seperti
medan listrik dia mengijinkan hanya jumlah sangat kecil arus listrik untuk berada dalam

18
dirinya, dan ia merupakan sebuah insulator. Alasan utama mengapa semikonduktor
begitu berguna adalah konduktivitas semikonduktor yang dapat dimanipulasi dengan
menambahkan ketidakmurnian (doping, dengan pemberian sebuah medan listrik,
dikenai cahaya, atau dengan cara lain. CCD, sebagai contoh, unit utama dalam kamera
digital, bergantung pada kenyataan bahwa konduktivitas semikonduktor meningkat
dengan terkenanya sinar. Operasi transistor tergantung konduktivitas semikonduktor
yang dapat ditingkatkan dengan hadirnya sebuah medan listrik.

Konduksi arus dalam sebuah semikonduktor terjadi melalui elektron yang


dapat bergerak atau bebas dan lubang. Lubang bukan partikel asli; dalam keadaan
yang membutuhkan pengetahuan fisika semikonduktor untuk dapat mengerti:
sebuah lubang adalah ketiadaan sebuah elektron. Ketiadaan ini, atau lubang ini,
dapat diperlakukan sebagai muatan-positif yang merupakan lawan dari elektron
yang bermuatan-negatif. Untuk mudahnya penjelasan "elektron bebas" disebut
"elektron", tetapi harus dimengerti bahwa mayoritas elektron dalam benda padat,
tidak bebas, tidak menyumbang kepada konduktivitas.

Bila sebuah kristal semikonduktor murni sempurna, tanpa ketidakmurnian,


dan ditaruh di suhu yang mendekati nol mutlak dengan tanpa "eksitasi" (yaitu,
medan listrik atau cahaya), dia tidak akan berisi elektron bebas dan tidak ada
lubang, dan oleh karena itu akan menjadi sebuah insulator sempurna. Pada suhu
ruangan, eksitasi panas memproduksi beberapa elektron bebas dan lubang dalam
pasangan-pasangan, tetapi kebanyakan semikonduktor pada suhu ruangan adalah
insulator untuk kegunaan praktikum.

Sebagai contoh aplikasi Semikonduktor yaitu ; dioda dan transistor.

DIODA

Jika dua tipe bahan semikonduktor ini dilekatkan–pakai lem barangkali ya :),
maka akan didapat sambungan P-N (p-n junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada
pembuatannya memang material tipe P dan tipe N bukan disambung secara harpiah,

19
melainkan dari satu bahan (monolithic) dengan memberi doping (impurity
material) yang berbeda.

gb 5. simbol sambungan p-n

Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P lebih
besar dari sisi N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N mengisi
kekosongan elektron (hole) di sisi P.

gb 6. forward bias.

Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse bias), dapat dipahami tidak ada

elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena tegangan potensial di

sisi N lebih tinggi. Dioda akan hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, sehingga

dipakai untuk aplikasi rangkaian penyearah (rectifier). Dioda, Zener, LED, dan Varactor.

Dioda Bertegangan Tinggi (High Voltage Diodes)

Menyediakan jajaran produk dioda daya yang serbaguna termasuk tipe


dioda kaca dengan keandalan yang tinggi, perangkat pelindung tekanan tegangan
(surge suppression) untuk melindungi peralatan elektronik (terutama dalam
aplikasi otomotif) dan jenis bertegangan tinggi untuk pengoperasian tampilan
pada frekuensi tinggi. Tersedia dalam bentuk axial lead, press-fit dan paket
pemasangan permukaan (surface mount).

20
TRANSISTOR

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,


sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam
kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

GB 7. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter).

Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan


itu membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-turut
disebut emitor, base dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan
kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya
tergantung dari perpindahan elektron di kutup negatif mengisi kekurangan elektron
(hole) di kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup. (William Schockley pada tahun 1951)
adalah seseorang yang pertama kali menemukan transistor bipolar.

GB 7.Transistor NPN dan PNP.

21
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal
lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian – rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Cara Kerja Transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya


menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa
arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan
pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan
kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa

muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir

dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan

dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Ketebalan

dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk

mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.

22
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

23
Dari hasil presentasi pembahasan dan penyusunan makalah ini sekiranya kami
dapat menyimpulkan isi dari makalah ini yakni ;
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di

antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor pada umumnya bersifat isulator

(tidak menghantarkan arus listrik) pada suhu mendekati 0°, pada suhu kamar bersifat

konduktor, makin tinggi suhunya makin bersifat konduktor. Semikonduktor bisa diubah

konduktivitasnya dengan cara menyuntikkan menanbah atau mengurangi materi lain

yang bersifat konduktor atau isolator, sehingga semikonduktor memiliki resistansi.

Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam

jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.

Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum disisipkan atom-


atom lain (atom pengotor).Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang
sudah dimasukkan sedikit ketidakmurnian (doping).

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam bidang elektronik


adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol
dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian dan ini tidak terbatas
penggunaannya dalam arus lemah. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya,
polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.

2. PENUTUP

Penyusunan yakin bahwa dalam melaksanakan tugas presentasi, pembahasan

maupun pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, untuk itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dan pembaca bersedia

untuk saling bertukar pendapat demi sempurnanya makalah ini.Harapan kami semoga

24
makalah ini bermanfaat baik bagi kami maupun keluarga besar Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro dan semua pembaca pada umumnya

Demikian makalah semikonduktor yang kami susun dari hasil presentasi,


pembahasan maupun didapat dari pustaka dunia tentang bahan semikonduktor
apabila dalam penyusunan dan penulisan ini ada salah ucapan bagi semua pihak
kami sangat mohon maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Priowirjanto Gatot. (2003) Ilmu Bahan Listrik 2. (http://ilmubahanlistrik/pdf)

Setiabudy Rudy. (2007) Material Teknik Listrik. Jakarta. Universitas


Indonesia (UI-Press)

25
Sumanto. (2005) Pengetahuan Bahan Mesin dan Listrik. Yogyakarta. Andi Offset

S Wasito. (1998) Pelajaran Elektronika 1A. Jakarta. Pusat Kursus – Kursus

Zuhair. (2006) Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika. Yokyakarta. SMK
N 3 Yogyakarta

______(http://semikonduktor/pengertian/alat/susunanatom/bahan/ppt/)

26

Anda mungkin juga menyukai