Anda di halaman 1dari 65

Penalaran Logika

Penyusun:
Kiki A. Sugeng
Nora Hariadi

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Materi

Penalaran Induktif

Penalaran Deduktif

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Bentuk dan Isi Argumen

Dilihat dari sisi bentuk dan isi suatu argumen maka


logika dapat dibagi dua yaitu logika formal dan logika
material.
Dalam bagian ini kita hanya akan membahas logika
formal.
Pembahasan kedua bentuk diperoleh pada Kuliah
MPKT A.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Penalaran Induktif
dan Deduktif

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Apa beda penalaran
deduktif dan induktif?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Dasar Argumentasi

Deduktif Induktif

Argumen yang
Argumen yang
mendasarkan
mendasarkan
kesimpulannya
kesimpulannya harus
kemungkinan
dengan mengikuti
mengikuti premis-
premis-premis
premis (probably
(necessarily follows
follows from the
the premises)
premisses)

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Apakah penalaran
induktif dan bagaimana
menggunakannya?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah suatu proses mencapai


kesimpulan umum berdasarkan dari observasi contoh‐
contoh khusus.

Penalaran induktif adalah tipe penalaran yang berawal dari


sekumpulan contoh fakta spesifik menuju
kesimpulan umum.
Penalaran ini menggunakan premis dari objek yang diuji
untuk menghasilkan kesimpulan tentang objek
yang belum diuji.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Contoh : Penalaran Induktif

Hari ini matahari


terbit di Timur

Besok matahari
terbit di Timur
Matahari selalu
Lusa matahari
terbit di Timur
terbit di Timur

10 tahun lagi
matahari terbit
di Timur
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Berpikir Induktif dalam Kehidupan Sehari-hari

Hari ini Budi tiba di kampus pukul 8.30 dan


menemukan bahwa tidak ada lagi tempat
parkir motor untuknya.

Keesokan harinya dia memutuskan untuk tiba


di kampus pukul 7.30. Ternyata ia mendapat
tempat parkir di dekat ruang kuliahnya.

Kejadian ini berlangsung selama tiga hari.

Dari kejadian ini, kesimpulan apakah yang


dapat diambil oleh Budi?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Catatan

Hasil kesimpulan dari dua contoh sebelumnya tidak


berlaku mutlak untuk setiap orang. Artinya
kesimpulan hanya berlaku lokal.
Sebagai contoh kesimpulan bahwa matahari terbit di
timur berlaku untuk seluruh Indonesia tetapi tidak
tepat untuk penduduk yang bermukim di Kutub
Utara.
Kesimpulan bahwa Budi harus tiba pukul 7.30
mungkin hanya untuk lapangan parkir di Fakultasnya
tetapi belum tentu berlaku untuk parkir di tempat
lain.
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Badai yang menyerang tahun 2005

Dunia dikejutkan dengan serangan angin topan dahsyat, sekelas Katrina


dan Wilma yang melanda kawasan cukup luas di Atlantik Utara. Badai
sangat ganas atau topan (hurricane) yang menerjang kawasan Amerika
Serikat itu berasal dari badai tropis (tropical storm). Badai yang awalnya
berkekuatan rendah, dalam perjalanannya menjadi semakin kuat dengan
daya hancur tinggi. Badai Katrina telah memporakporandakan sebagian
wilayah Amerika Serikat (AS) bulan Agustus lalu.
http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2010/11/23/topan‐dan‐badai‐mengganas‐
karena‐cuaca‐ekstrim‐akibat‐pemanasan‐global/

Data tekanan udara di tahun 2005


(sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/Hurricane_Wilma)
Wilma : 882 mBar
Rita :895 mBar
Katrina :902 mBar

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Contoh : Penalaran Induktif

Badai Katrina mengakibatkan kerusakan masal

Badai Katrina
Tekanan udara 902
mbar Badai besar
dengan tekanan
Badai Rita
udara sekitar
Tekanan udara 895 900 mbar dapat
mbar
mengakibatkan
Badai Wilma kerusakan masal
Tekanan udara 882
mbar

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Bentuk Penalaran Induktif

Bentuk penalaran induktif yang menyimpulkan sebuah


Prediksi klaim mengenai apa yang akan terjadi di masa depan,
berdasarkan observasi masa lalu atau saat ini.

Bentuk penalaran induktif dimana kesimpulan diambil


Generalisasi mengenai suatu kelompok berdasarkan pengetahuan
mengenai beberapa kasus dalam kelompok tersebut.

Bentuk penalaran induktif dimana kesimpulan


Sebab-akibat mengenai suatu akibat dari suatu keadaan dibuat
berdasarkan sebab yang diketahui (atau sebaliknya).

Bentuk penalaran induktif dimana kesimpulan


Analogi mengenai sesuatu (kejadian, orang, objek) karena
kemiripannya dengan benda-benda lain.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Contoh Penalaran Induktif Bentuk Prediksi

Bali Bakal Terendam dan Nusa Dua akan Terpisah pada 2050


Berdasarkan proyeksi curah hujan jangka pendek dan jangka panjang untuk daerah
Jakarta hingga tahun 2030. Pada proyeksi curah hujan jangka pendek, terdapat sedikit
perubahan pada pola sebaran curah hujan, meski belum ada perubahan nilai curah hujan
maksimum dari tahun ke tahun yaitu tetap 340 mm.
“Pada proyeksi jangka pendek memperlihatkan terjadinya kenaikan jumlah curah hujan
di Jakarta, khususnya bagian selatan. Curah hujan pun akan semakin mengalami
peningkatan sebesar 20 milimeter setiap lima tahun,” papar ahli perubahan iklim dari Institut
Teknologi Bandung, Dr. rer.nat. Armi Susandi, MT, dalam orasi ilmiah yang dilakukan pada
peresmian penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2010/2011 di Sasana Budaya
Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, Selasa (3/8) pagi.
Sedangkan pada proyeksi curah hujan jangka panjang, terjadi penyebaran peningkatan
curah hujan ke arah utara. Sehingga Jakarta Pusat dan sebagian Jakarta Selatan, akan kerap
terjadi banjir bandang yang jauh lebih besar pada tahun-tahun sesudah 2030.
Anomali cuaca dan iklim ini akan menimbulkan dampak yang lebih dramatis seperti
yang akan terjadi pada Pulau Bali. Luas Pulau Bali kini 5.632 kilometer persegi, pada 2050
akan terendam seluas 489 kilometer persegi. Rendamannya akan semakin luas pada 2070,
hingga mencapai 557 kilometer persegi.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/lingkungan/10/08/03/128137-bali-bakal-teremdam-dan-nusa-dua-
akan-terpisah-pada-2050

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Contoh Penalaran Induktif Bentuk Generalisasi

Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh daerah di Indonesia


dewasa ini belum dapat dikatakan seragam. Perbedaan dalam
struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihat dengan mudah.
Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering
dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran,
radio, dan TV pemakaian bahasa Indonesia belum lagi dapat
dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya
juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang
terjaga baik. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa pengajaran
bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

Sumber : http://kelasmayaku.wordpress.com/2010/09/22/penalaran-induksi/

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Contoh Penalaran Induktif Bentuk Sebab-Akibat

Belajar menurut pandangan tradisional adalah


usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan. “Pengetahuan” mendapat tekanan
yang penting, oleh sebab pengetahuan memegang
peranan utama dalam kehidupan manusia.
Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang
memiliki pengetahuan, ia mendapat kekuasaan.

Sumber : http://kelasmayaku.wordpress.com/2010/09/22/penalaran-induksi/

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Contoh Penalaran Induktif Bentuk Analogi

Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki


gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang
licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang
sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila
menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti
kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya.
Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya
dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

Sumber : http://kelasmayaku.wordpress.com/2010/09/22/penalaran-induksi/

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Apakah penalaran
deduktif dan bagaimana
menggunakannya?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah proses pembuktian


suatu kesimpulan dari satu atau beberapa
pernyataan.
Kesimpulan yang terbukti benar berdasarkan
penalaran deduktif disebut teorema .

Penalaran deduktif adalah penalaran dari suatu fakta


yang umum ke fakta yang spesifik. Dengan kata lain,
penalaran deduktif mencapai suatu kesimpulan
spesifik berdasarkan suatu hal yang umum.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif biasa digunakan untuk


membuktikan suatu pernyataan, baik berupa
teorema matematika, argumen legal, atau teori
saintifik.
Penalaran deduktif membawa pada suatu
pernyataan yang benar, diberikan premis‐premis
bernilai benar.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Pembahasan

Pernyataan
Negasi dari Suatu Pernyataan
Pernyataan Majemuk
Negasi dari Pernyataan Majemuk
Kontrapositif, Konvers, dan Invers dari Suatu Pernyataan
Bersyarat
Pernyataan Terkuantifikasi

Argumen Deduktif
Modus Ponens
Modus Tollens
Silogisme
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Contoh 1 : Penalaran Deduktif

Seorang pemain scrable mengatakan kepada


temannya:”Kamu harus memindahkan kelima huruf itu.
Kamu tak dapat menggunakan kata Depok untuk sebuah
kata.”

Pernyataan umum:
Semua nama tidak boleh digunakan dalam
permainan scrable.

Kesimpulan:
Depok adalah sebuah nama. Maka Depok
dilarang digunakan pada scrable.
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Contoh 2: Penalaran Deduktif

Semua manusia akan meninggal Premis

dunia.

Premis
Socrates adalah manusia.

Kesimpulan
Socrates akan meninggal
dunia.
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Apakah yang dimaksud
dengan pernyataan?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Pernyataan

Sebuah pernyataan adalah sebuah kalimat yang


benar atau salah, tapi tidak keduanya.

Contoh :
Ibukota Indonesia adalah Jakarta. (benar)
Pernyataan Kota hujan adalah julukan untuk Jakarta.
(salah)

Mengapa Malaysia dapat mengalahkan


Indonesia 3-0 dalam leg pertama final AFF
Bukan tahun 2010?
Pernyataan
Tolong jangan mengobrol selama
perkuliahan berlangsung!

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Negasi dari pernyataan

Pernyataan asli :P
Negasi dari pernyataan P : “tidak” P
(dinotasikan (~P))

“Penggunaan teknologi yang sesuai untuk


mengkontrol gas rumah kaca pada pada
P
kota New York akan menyelamatkan 64000
jiwa selama 20 tahun ke depan.”

“Penggunaan teknologi yang sesuai untuk


~P mengkontrol gas rumah kaca pada kota
New York tidak akan menyelamatkan
64000 jiwa selama 20 tahun ke depan.”
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
P dan ~P memiliki nilai kebenaran yang
berlawanan.
• Apabila P benar maka ~P salah.
• Apabila P salah maka ~P benar.

P ~PP
B S
S B
B : Benar
S : Salah

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Pernyataan Majemuk

Pernyataan majemuk adalah kombinasi dari


pernyataan sederhana.
Pernyataan sederhana tersebut dihubungkan
melalui penghubung logika (logical connector),
yaitu “dan”, “atau”, dan “jika‐maka”.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Pernyataan Majemuk (lanjutan)

Misalkan, P dan Q adalah pernyataan sederhana.

Konjungsi P dan Q
:
Disjungsi P atau Q
:
Implikasi Jika P, maka Q
(pernyataan (pernyataan bersyarat dengan
P sebab dan Q akibat)
bersyarat)

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


P dan Q (dinotasikan P Q)

P Q P Q
B B B
B S S
S B S
S S S
B : Benar
S : Salah

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


P atau Q (dinotasikan P Q)

P Q P Q
B B B
B S B
S B B
S S S
B : Benar
S : Salah

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Jika P, maka Q (dinotasikan P Q)

P Q
antecedent (pendahuluan) consequent (akibat)

P Q P Q
B B B
B S S
S B B
S S S
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Contoh P dan Q

Saya lapar dan saya kedinginan.

P Q

Kedua usaha ini akan menyediakan penghapusan denda P


untuk keluarga berpenghasilan menengah ke bawah dan
akan memberikan keuntungan untuk keluarga
berpenghasilan tinggi.
Q
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Contoh P atau Q

P
Malam ini saya akan belajar untuk ujian sejarah atau
saya akan menyelesaikan tugas matematika.
Q

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Contoh Jika P, maka Q

Jika saya sakit maka saya merasa lemah.

P Q

P Jika penghasilan untuk perorangan dalam perusahaan XYZ


adalah Rp 6,000.000 maka penghasilan untuk pasangan yang
telah menikah dan bekerja di perusahaan yang sama
adalah Rp12,000.000.
Q

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Negasi dari pernyataan majemuk

Negasi dari pernyataan P dapat diekspresikan sebagai


““tidak berlaku P” ((dinotasikan ~P).)

• tidak (P dan Q) ekivalen dengan (tidak P) atau (tidak Q).


• tidak (P atau Q) ekivalen dengan (tidak P) dan (tidak Q).
• tidak (Jika P, maka Q) ekivalen dengan P dan (tidak Q).

~(P Q) ≡ (~P ) (~Q)


~(P Q) ≡ (~P) (~Q)
~(P Q) ≡ P (~Q)
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
tidak (P dan Q) ≡ (tidak P) atau (tidak Q)

P Q ~P ~Q P Q ~(P Q) (~P ) (~Q)

B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B

Contoh: B : Benar
S : Salah
Hari ini hujan dan udara dingin.

Negasinya adalah
Hari ini tidak hujan atau udara tidak dingin.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


tidak (P atau Q) ≡ (tidak P) dan (tidak Q)

P Q ~P ~Q P Q ~ (P Q) (~P) (~ Q)

B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B

Contoh:
Stefi belajar untuk ujian Matematika atau mengerjakan tugas IPA.

Negasinya adalah
Stefi tidak belajar untuk ujian Matematika dan tidak mengerjakan tugas
IPA.
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
tidak (Jika P, maka Q) ≡ P dan (tidak Q)

P Q ~Q P Q ~(P Q) P (~Q)
B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B B S S

Contoh:
Jika Dita mendapat nilai baik, maka akan diberi hadiah.

Negasinya adalah
Dita mendapat nilai baik dan tidak akan diberi hadiah.
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Kontrapositif dan Konvers dari
Pernyataan Bersyarat

Jika P, maka Q P Q

Kontrapositif : Jika (tidak Q), maka (tidak P) (~Q)


(~P)

Q P
Konvers : Jika Q, maka P

(~P)
Invers : Jika (tidak P), maka (tidak Q)
(~Q)

Kontrapositif memiliki nilai kebenaran yang ekivalen dengan


pernyataan awal.
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Contoh

Jika hujan turun, maka Jakarta banjir.


Kontrapositif
Jika Jakarta tidak banjir, maka hujan tidak turun.

Konvers
Jika Jakarta banjir, maka hujan turun.

Invers
Jika hujan tidak turun, maka Jakarta tidak banjir.
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Pernyataan Quantified

Quantifier

Universal Quantifier ( )

o Semua (all)
o Setiap (every)

Existential Quantifier ( )

o Tidak ada (no)


o Terdapat (there is / there exists)
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Pernyataan Quantified

Quantifier

Universal Quantifier ( ) Semua warga negara


dapat memilih di
o Semua (all) pemilihan umum.
o Setiap (every)

Existential Quantifier ( )
berbahaya.
o Tidak ada (no)
o Terdapat (there is / there
exists) Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Bagaimana
menggunakan semua
dasar argumentasi
untuk penalaran
deduktif?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Argumentasi Deduktif

Dua elemen kunci untuk pernyataan deduktif yang


baik:
1. Premis (hipotesis atau asumsi) yang
benar
2. Penalaran yang valid

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Argumentasi Deduktif

Tiga bentuk pemikiran deduktif yang valid:


1. penalaran langsung (Modus Ponens)
Apabila pernyataan “Jika P, maka Q” benar, dan P benar,
maka Q benar.
2. penalaran tidak langsung (Modus Tollens)
Apabila pernyataan “Jika P, maka Q” benar dan Q salah,
maka P salah.
3. silogisme
Apabila pernyataan “Jika P, maka Q” benar, dan “Jika Q,
maka R” benar, maka “Jika P, maka R” benar.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Modus Ponens

Premis 1 : P Q
Premis 2 : P
Kesimpulan : Q

Contoh : Premis 1 : Jika saya mengantuk, maka


saya tidur.
Premis 2 : Saya mengantuk.

Kesimpulan : Saya tidur.


Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Modus Tollens

Premis 1 : P Q
Premis 2 : ~Q
Kesimpulan : ~P

Contoh : Premis 1 : Jika saya mengantuk maka


saya tidur.
Premis 2 : Saya tidak tidur.

Kesimpulan : Saya tidak mengantuk.


Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Silogisme

Premis 1 : P Q
Premis 2 : Q R

Kesimpulan : P R
Contoh R≠
:
((~P))
Premis 1 : Jika saya mengantuk, maka saya tidur.
Premis 2 : Jika saya tidur, maka saya memejamkan
mata.
Kesimpulan : Jika saya mengantuk, maka saya
memejamkan mata.
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Contoh Argumentasi Deduktif yang
Salah

Premis 1 : Jika saya lapar maka saya makan.


Premis 2 : Saya tidak lapar.

Kesimpulan : Saya tidak makan.

Premis 1 : Jika saya lapar maka saya makan.


Premis 2 : Jika saya saya makan, maka saya
kenyang.
Kesimpulan : Jika saya lapar, maka saya kenyang.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Contoh pertama merupakan argumentasi deduktif
yang salah karena argumentasi tidak memenuhi
modes ponens, modus tollens, maupun silogisme.
Contoh kedua merupakan argumentasi yang salah
karena dalam silogisme yang digunakan R = ~P.
Persyaratan dalam silogisme
Premis 1 : P Q
Premis 2 : Q R
menghasilkan Kesimpulan : P R
adalah R tidak boleh merupakan negasi dari P.
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Apakah penalaran
deduktif mempunyai
tipe yang berbeda?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Tipe Penalaran Deduktif

Penalaran dengan penyisihan


Penalaran berdasarkan matematika
Penalaran berdasarkan definisi

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Penalaran dengan penyisihan
Kesimpulan penalaran diperoleh dengan menyingkirkan
berbagai kemungkinan yang berbeda hingga tersisa hanya
satu kemungkinan
Penalaran berdasarkan
matematika
Kesimpulan penalaran berdasarkan hasil perhitungan
matematika

Penalaran berdasarkan definisi


Kesimpulan penalaran benar apabila berdasarkan istilah
kunci dalam definisi
Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Penalaran dengan penyisihan

Seorang mahasiswa lupa akan ruang yang akan digunakan


untuk kuliah. Apakah ruang A, ruang B, atau Ruang C?

Ruang A bukan Ruang B atau Ruang C


ruang kuliahnya adalah ruang kuliahnya

Ruang B bukan Ruang C adalah ruang


ruang kuliahnya kuliahnya

Kesimpulan: Ruang C adalah ruang kuliahnya


Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Penalaran berdasarkan
matematika
Kita dapat mendapatkan informasi mengenai tinggi badan
B tanpa mengetahui secara langsung berapa tinggi B

Tinggi A adalah 165 cm premis

premis B 20 cm lebih tinggi dari A

Kesimpulan: Tinggi B adalah 185 cm


Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia
Penalaran berdasarkan definisi

Arif adalah seorang ayah premis

premis Semua ayah adalah laki‐laki

Kesimpulan: Arif adalah seorang laki‐laki

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Kaitan antara penalaran
induktif dan penalaran
deduktif

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Penalaran Penalaran
Induktif Deduktif

Observasi Hipotesis

Hipotesis Observasi

Observasi lanjutan dan/atau


eksperimen

Teori

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Kesimpulan :Perbandingan antara Penalaran
Induktif dan Deduktif

Mengambil kesimpulan Mengambil kesimpulan


dari contoh‐contoh berdasarkan
yang spesifik. teori/prinsip umum.
Kesimpulannya belum Kesimpulannya bersifat
tentu bbenar. pasti.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Latihan

1. Tentukanlah jenis penalaran (deduktif atau


induktif) yang digunakan dalam pernyataan berikut
ini.

2. Jelaskan pula alasan dari jawaban kalian.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Latihan 1

Kinan mempelajari beberapa


gunung berapi di Hawai.

Data yang diperoleh digunakan untuk


memprediksi potensi bahaya yang
diakibatkan oleh letusan gunung api yang
serupa di pulau Galapagos.

Tipe penalaran apakah yang


digunakan Kinan? (induktif atau
deduktif)

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Latihan 2

Bahan diskusi dapat dilihat pada file Soal Latihan


Penalaran Induktif dan Deduktif

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia


Daftar Pustaka
Blitzer, R., Thinking Mathematically, New Jersey, Pearson Prentice Hall, 4Ed, 2008.
Botkin, D.B. dan Keller, E.A., Environmental Science, Asia, John Wiley and Sons,
2010
Meliono,I, Hayon, Y.P., Syamtasiah, I., Poerbasari A.S., Suhartono, Logika, Filsafat
Ilmu, dan Pancasila, Buku Ajar 1: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Terintegrasi, Universitas Indonesia, Depok, 2010.
Miller C. D., Heeren V. E., Hornsby J.S., Mathematical Ideas, Pearson, 11Ed, 2008.
Pirnot, T., Mathematics All Around, Boston, Addison Wesley, 3Ed, 2006.
Sevilla, A. dan Sommers, K., Quantitative Reasoning, Emeryville, Key College
Publishing, 2007
Deducative and Inductive Logic, http://www.psych.utah.edu/gordon/
Classes/Psy4905Docs/PsychHistory/Cards/Logic.html
Inductive Reasoning, http://en.wikipedia.org/wiki/Inductive_reasoning, diakses 1
April 2010
Deductive Reasoning, http://en.wikipedia.org/wiki/Deductive_reasoning
April 2010

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai