Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No.

1 [April 2015] 21-30


Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

KARAKTERISTIK EKSTRAK KASAR POLISAKARIDA LARUT AIR


DARI BIJI BUAH DURIAN (Durio zibethinus Murr.)
Characteristic of Crude Extract Water Soluble Polysaccharide from Durian
(Durio zibethinus Murr.) Seed
Herlina*, Triana Lindriati, Dicki Hardi Wantoro
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37, Kampus Bumi Tegalboto, Jember 68121
*Penulis Korespondensi: email linaftp@yahoo.com

ABSTRAK
Ekstrak kasar Polisakarida Larut Air (PLA) sering disebut sebagai serat pangan larut
air yang bersifat hidrokoloid, aplikasinya untuk produk pangan sebagai pembentuk tekstur,
pengental, dan bahan pengikat air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekstraksi
ekstrak kasar PLA biji buah durian yang tepat agar didapatkan rendemen yang tinggi dan
mengetahui karakteristik fisik, kimia dan fungsional teknis ekstrak kasar PLA biji buah durian
untuk lebih mudah pengaplikasiannya pada produk pangan. Variasi perlakuan ekstraksi ekstrak
kasar PLA biji buah durian meliputi rasio bahan dan pelarut, suhu ekstraksi, waktu ekstraksi,
kecepatan sentrifusi dan rasio penggunaan etanol untuk penggumpalan ekstrak kasar PLA
biji buah durian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen optimal untuk mengekstrak
ekstrak kasar PLA biji buah durian adalah rasio bahan : pelarut 1:2 (b/v), suhu ekstraksi 50
o
C, lama waktu ekstraksi 2 jam, kecepatan sentrifusi 4500 rpm dan rasio bahan:etanol 1:4 (v/v)
dengan rendemen 2.3±0.039% (db). Ekstrak kasar PLA yang dihasilkan mempunyai karakteristik
kecerahan warna (36.16±1.54o), kadar air (12.22±0.11%, db), kadar protein ( 19.98±2.59%, db),
kadar abu (12.01±0.24%,db), kadar lemak (1.30±0.14%, db), karbohidrat (66.71±2.31, db%), kadar
gula total (63.84±7.02%, db), kelarutan (47.74±0.25%), daya emulsi (52.26±3.86 m2/g), stabilitas
emulsi 20.21±0.58 menit), daya buih (150.95±1.42%), stabilitas buih selama 2 jam (15.72± 5.45%),
Oil Holding Capacity/OHC (425.36±13.77%) dan Water Holding Capacity/WHC (2339.36±76.61%),
viskositas ekstrak kasar PLA biji buah durian mengalami kenaikan hingga 30% dengan adanya
kenaikan suhu pada kisaran 30–90 °C dan pada pH 9 viskositas ekstrak kasar PLA sebesar 22.25
mp. Dari hasil karakterisasi menunjukkan bahwa ekstrak kasar PLA biji buah durian cocok
diaplikasikan sebagai pembentuk tekstur (sosis, bakso, nugget), pengental pada kecap dan
penstabil pada es krim.
Kata Kunci: Ekstrak kasar polisakarida larut air, ekstraksi, biji buah durian, rendemen

ABSTRACT
Crude extract Water Soluble Polysaccharide (WSP) is often referred to as a water soluble dietary
fiber that is hydrocolloid, its application to food products as forming the texture, thickener, and water
binder. This study aims to determine the extraction condition of crude extract Water Soluble Polysaccha-
ride (WSP) from durian seeds in order to get high yield and characteristics determine crude extract WSP
from durian seeds for easier application in food products. This study was conducted with the treatment
extraction of crude extract WSP from durian seeds, which include material and solvent ratio, extraction
temperature, extraction time, and ratio of speed centrifugation and ratio ethanol for agglutinate of crude
extract WSP from durian seed. The results showed that yield optimal for extracting crude extract WSP
from durian seed is the ratio of ingredients : solvent 1:2 (w/v), 50 °C extraction temperature, extraction
time 2 hours long, centrifuge speed 4500 rpm and ratio of ingredients : ethanol 1:4 (v/v) with a yield of 2.3
± 0.039% (db). The resulting crude extract WSP has a characteristic color lightness (6.16 ± 1.54°), water
content (12.22 ± 0.11%, db), protein content (19.98 ± 2.59%, db), ash content (12.01 ± 0.24%, db ), fat
content (1.30 ± 0.14%, db), carbohydrate (66.71 ± 2.31​​%, db), total sugar (63.84 ± 7.02%, db), emulsion
power (52.26 ± 3.86 m2/g), emulsion stability (20.21 ± 0.58 minutes), Oil Holding Capacity /OHC (425.36
± 13.77%) and Water Holding Capacity /WHC (2339.36 ± 76.61%), the viscosity of the crude extract WSP
from durian seeds has increased by 30% with the increase in temperature in the range of 30-90 °C and at
pH 9, the viscosity of crude extract WSP from durian seeds by 22.25 mp. Characterization of the results

21
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 1 [April 2015] 21-30
Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

showed that the crude extract WSP from durian seed is applied as forming the texture (sausage, meatballs,
nuggets), thickener in ketchup and stabilizer in ice cream.
Keywords: Crude extract water soluble polysaccharide, extraction, durian seeds, yield

PENDAHULUAN Ekstraksi PLA dapat dilakukan dengan


menggunakan pelarut air karena sifatnya
Durian (Durio zibethinus Murr.) larut dalam air, akan tetapi ekstraksi dengan
merupakan salah satu jenis buah tropis yang menggunakan air saja belum cukup untuk
sangat populer di Indonesia. Produksi buah mendapatkan hasil yang optimal mengingat
durian di Indonesia pada tahun 2013 mencapai kecepatan ekstraksi dipengaruhi oleh suhu,
834011 ton/th, produksi terbanyak di provinsi waktu dan rasio bahan dengan pelarut (Earle,
Jawa Timur sebesar 157845 ton/th, diikuti 1983). Sehingga diperlukan kondisi ekstraksi
provinsi Sumatera Utara dengan jumlah yang mendukung yaitu rasio bahan dengan
102766 ton/th (BPS, 2014). Selama ini buah pelarut, suhu ekstraksi, lama ekstraksi,
durian hanya dikonsumsi daging buahnya kecepatan sentrifugasi dan rasio bahan
saja, sedangkan kulit dan bijinya terbuang penggumpal (bahan : etanol). Penelitian ini
sebagai sampah yang tidak bermanfaat. Biji bertujuan untuk mencari kondisi ekstraksi
durian sebesar 20-25% dari keseluruhan buah ekstrak kasar PLA biji buah durian yang
dan setiap 100 g biji buah durian mengandung tepat dan mengetahui karakteristik ekstrak
air 51.1 g; karbohidrat 46.2 g, protein 2.5 g dan kasar PLA biji buah durian yang dihasilkan.
lemak 0.2 g (Prasetyaningrum, 2010). Dengan mengetahui karakteristik ekstrak
Biji buah durian mengandung lendir kasar PLA biji buah durian dapat dijadikan
dan lendir biji buah durian merupakan dasar untuk penanganan dan aplikasi lebih
polisakarida larut air (PLA) yang bersifat lanjut pada produk pangan.
hidrokoloid (Herlina, 2006; Amin et al., 2007).
Bahan yang bersifat hidrokoloid banyak BAHAN DAN METODE
digunakan oleh industri pangan sebagai
bahan tambahan makanan (food aditive) yang Bahan dan Alat
berfungsi sebagai bahan pengikat air (water Bahan utama yang digunakan
binding), pengental (thickener), suspending dalam penelitian ini adalah biji buah durian
agent, stabilizer, meningkatkan “mouth feel” (Durio zibethinus Murr) varietas petruk yang
dari berbagai macam bahan pangan (Dodic diperoleh dari Desa Pakusari Kecamatan
et al., 2005). Selain itu PLA merupakan Pakusari, Kabupaten Jember. Bahan kimia
komponen bioaktif yang dapat menurunkan yang digunakan antara lain petroleum
kadar kolesterol darah (hipokolesterolemik) benzena (Merck, PA), aquades, selenium
dan memperbaiki profil lipid (hipolipidemik) (Merck, PA), indikator methyl red dan methyl
(De Man, 1999; Chaubey and Kapoor, 2001). blue, asam borat (H2BO3) 4% (Merck, PA), HCl
Banyaknya produksi buah durian 0,02 N (Merck, PA), NaOH 40% (Merck, PA),
belum diimbangi dengan pemanfaatan pada H2SO4 (Merck, PA), enzim protease, etanol
bijinya, dengan estimasi kompomen biji 80% (Merck, PA), CaCO3 (Merck, PA), BaOH
sebesar 25% dari keseluruhan buah maka 10% (Merck, PA), ZnSO4 10% (Merck, PA),
limbah biji buah durian sebesar 200 ton/ fenol 5% (Merck, PA), etanol 97% (Merck,
th. Jumlah tersebut merupakan potensi PA), Na-asetat (Merck, PA), asam asetat
yang besar untuk dikembangkan menjadi (Merck, PA), buffer sodium asetat (0,1 M pH
produk yang lebih bernilai tinggi. Salah satu 5.2), buffer phosphate 0,05 M dan 0,1 M, dan
alternatif pemanfaatan biji buah durian SDS (Merck)
adalah mengolahnya menjadi ekstrak kasar Alat yang digunakan meliputi
PLA, ekstraksi PLA dari umbi gembili dapat timbangan analitik (Ohaus), shaker waterbath
dilakukan dengan menggunakan pelarut air (GFL 1083), kain saring, kertas saring, cawan
dan ethanol (Herlina, dkk., 2013). Namun porselen, sentrifuge (Medifriger), baskom,
demikian, hingga saat ini belum didapatkan blender, oven, tanur pengabuan, gelas ukur,
informasi tentang kondisi ekstraksi ekstrak beaker glass, erlenmeyer, pipet ukur, pipet
kasar PLA biji buah durian yang tepat mikro, corong, spatula, cawan petri, pipet
dan aspek-aspek lain yang terkait dengan tetes, labu kjeldahl, destilator, soxchlet, vortex,
keberadaan PLA biji buah durian tersebut. penangas air, stirer, inkubator, eksikator,

22
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 1 [April 2015] 21-30
Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

botol timbang, labu ukur, ayakan ukuran dengan perlakuan rasio supernatan dengan
60 mesh, tabung reaksi, spektrofotometer etanol, yaitu 1:3, 1:4, dan 1:5. Dari 5 tahapan
(Prim-Scoman), petridish, gelas ukur 100 mL, proses ekstraksi akan didapat kondisi
eksikator, stopwatch, ayakan 60 mesh, pipet ekstraksi terbaik untuk memproduksi ekstrak
ukur 1 mL, pipet tetes, beaker glass 250 mL, kasar PLA dari biji buah durian dengan
beaker glass 50 mL, neraca analitik Ohaus rendemen tinggi.
Ap-310-O (swiss), thermometer, colour reader Ekstrak kasar PLA yang didapatkan
Minolta CR 300 (Japan, corong plastik, pH dari kondisi ekstraksi terbaik, dengan
meter Jen-way tipe 3320 (Jerman), alumunium parameter rendemen tertinggi dilanjutkan
foil, spektrofotometer UV-1800, vortex Maxi dengan karakterisasi sifat fisik, kimia, dan
Mix 1 Type 16700, magnetic stirrer dan batu fisiko-kimia yang meliputi: kecerahan warna
stirrer SM 24, sentrifuge Medifringer Gyrozen metode colour reader (Subagio, 2006), kadar
2236HR, blender national, Viskometer air (AOAC, 2007) , kadar abu (AOAC,
Ostwold, penangas listrik (Gerhard), aerator. 2007), kadar protein (AOAC, 2007), kadar
gula total metode modifikasi fenol-asam
Ekstraksi Ekstrak Kasar PLA Biji Buah sulfur (Dubois et al., 1956), kadar lemak
Durian metode soxhlet modifikasi (AOAC, 2007),
Proses ekstraksi dilakukan 5 tahap kadar karbohidrat (carbohydrate by difference),
yang berkelanjutan, tahap pertama dilakukan penentuan Viskositas berdasarkan pengaruh
ekstraksi dengan menggunakan perlakuan Suhu dan pH (AOAC, 2007), penentuan
rasio bahan dengan jumlah pelarut, yaitu 1:2, Stabilitas Emulsi dan Daya Emulsi (Zayas,
1:3, dan 1:4 (b/v), suhu ekstraksi 30 oC dan 1997), penentuan daya buih dan stabilitas
lama ekstraksi 2 jam. Perlakuan yang memiliki buih (Zayas, 1997), Oil Holding Capacity (OHC)
nilai rendemen tertinggi akan digunakan pada (Herlina, 2012), Water Holding Capacity (WHC)
penelitian tahap kedua. Pada tahap kedua (Subagio, 2006).
dilakukan ekstraksi dengan perlakuan variasi
suhu ekstraksi, yaitu suhu 30, 40, dan 50 oC Rancangan Penelitian
selama 5 menit. Perlakuan yang memiliki nilai Penelitian ini dilakukan secara bertahap
rendemen tertinggi akan digunakan pada (5 tahap) penelitian menggunakan Rancangan
penelitian tahap ketiga. Pada tahap ketiga Acak Lengkap Faktor Tunggal dengan 3
dilakukan ekstraksi dengan perlakuan variasi (tiga) kali ulangan. Data hasil pengamatan
lama ekstraksi, yaitu 0, 1, dan 2 jam. Perlakuan ditabulasi selanjutnya nilai rata-rata ulangan
yang memiliki nilai rendemen tertinggi akan hasil pengamatan di ploting dalam bentuk
digunakan pada penelitian tahap keempat. grafik atau histogram dan standar deviasi,
Pada tahap ke empat dilakukan ekstraksi selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
untuk memisahkan pati dan komponen non
PLA dengan perlakuan variasi kecepatan HASIL DAN PEMBAHASAN
sentrifudasi, yaitu 2500, 3500, 4500 rpm.
Perlakuan yang memiliki nilai rendemen Pengaruh Rasio Bahan dan Pelarut terhadap
tertinggi akan digunakan pada penelitian Rendemen Ekstrak Kasar PLA
tahap kelima. Pada tahap kelima dilakukan Proses ekstraksi pada ekstrak kasar
ekstraksi untuk memisahkan PLA dengan air, PLA biji buah durian dilakukan dengan

Gambar 1. Rendemen ekstrak kasar PLA biji durian berdasarkan rasio bahan dan pelarut (b/v)

23
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 1 [April 2015] 21-30
Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

menggunakan pelarut air karena sifatnya pelarut (aquades) terlarut dengan etanol
larut dalam air. Air berfungsi sebagai bahan dan supernatan tidak tergumpal secara
yang dapat mendispersikan atau mengekstrak keseluruhan.
berbagai senyawa yang ada dalam bahan.
Gambar 1 menunjukkan bahwa kondisi Pengaruh Suhu Ekstraksi terhadap
terbaik ekstraksi ekstrak kasar PLA biji buah Rendemen Ekstrak Kasar PLA
durian berdasarkan rasio bahan dan pelarut Pengaruh variasi suhu ekstraksi
yang menghasilkan rendemen tertinggi terhadap rendemen ekstrak kasar PLA
adalah 1:2 (b/v) dengan hasil rendemen pada tahapan ini suhu ekstraksi yaitu 30
1.78±0.06%, db. Pada variasi rasio 1:3 dan 1:4 (suhu ruang); 40; dan 50 °C. Pada tahap ini
mengalami penurunan jumlah persentase digunakan rasio antara bahan dengan pelarut
rendemen ekstrak kasar PLA biji durian. yang menghasilkan rendemen tertinggi pada
Penurunan jumlah rendemen ekstrak kasar penelitian sebelumnya 1:2 (b/v) sedangkan
PLA disebabkan oleh kemampuan pelarut air lama ekstraksi menggunakan waktu selama
yang berfungsi untuk mengekstrak PLA biji 2 jam. Pelarut yang digunakan dipanaskan
durian sudah bekerja baik dalam mengekstrak terlebih dahulu dan diukur suhunya hingga
PLA. Oleh karena itu pada perlakuan rasio mencapai suhu 40 dan 50 °C kemudian
1:2 (b/v) sudah didapatkan kondisi ekstraksi dilarutkan ke dalam bahan.
yang terbaik. Hal ini diperkuat oleh Brown Gambar 2 menunjukkan pengamatan
(1978), yang menyatakan bahwa apabila rendemen ekstrak kasar PLA biji buah
konsentrasi larutan pengekstrak dan bahan durian berdasarkan variasi suhu ekstraksi.
yang diekstrak mencapai keseimbangan, Semakin tinggi suhu ekstraksi maka
maka larutan pengekstrak tidak mampu lagi rendemen ekstrak kasar PLA semakin tinggi.
untuk mengekstrak bahan yang diekstrak. Hal ini disebabkan karena dengan semakin
Selain itu, pada variasi rasio 1:3 dan tingginya suhu ekstraksi akan menyebabkan
1:4 mengalami penurunan hasil rendemen terjadinya peningkatan energi kinetik larutan
PLA. Penurunan ini dapat terjadi karena maka difusi pelarut ke dalam sel jaringan
adanya proses presipitasi yang tidak semakin meningkat pula. Peningkatan ini
maksimal. Pada kedua perlakuan tersebut mengakibatkan terlepasnya ekstrak kasar
menggunakan waktu presipitasi yang PLA yang terkandung dalam bahan dari sel
sama. Dengan adanya penggunaan waktu jaringan sehingga rendemen yang dihasilkan
presipitasi yang sama yaitu 30 menit maka akan semakin banyak (Nurdjanah dan
waktu kontak antara etanol dan supernatan Usmiati, 2006).
juga sama sehingga pada perlakuan Kelarutan bahan yang diekstraksi
rasio 1:3 dan 1:4 tidak semua PLA yang biasanya akan meningkat dengan
terdapat pada supernatan tergumpal secara meningkatnya suhu, sehingga diperoleh laju
keseluruhan. Hal ini dapat mengakibatkan ekstraksi yang tinggi. Pada beberapa kasus,
kinerja etanol tidak maksimal dalam batas atas untuk suhu operasi ditentukan
menggumpalkan PLA. Menurut Chan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
and Albert (2008), bahwa waktu kontak perlunya menghindari reaksi samping yang
antara etanol dan supernatan yang sama tidak diinginkan (Kirk dan Othmer, 1998).
maka dapat mengakibatkan tidak semua Hasil rendemen ekstrak kasar PLA tertinggi

Gambar 2. Rendemen ekstrak kasar PLA biji durian berdasarkan variasi suhu ekstraksi (oC)

24
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 1 [April 2015] 21-30
Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

yaitu pada perlakuan ekstraksi dengan suhu menghidrolisis ekstrak kasar PLA yang
ekstraksi 50 °C dengan rendemen sebesar umumnya terdapat pada sel primer tanaman
1.98±0.04 %, db. khususnya pada lamela tengah.

Pengaruh Lama Ekstraksi terhadap Pengaruh Kecepatan Sentrifusi terhadap


Rendemen Ekstrak Kasar PLA Rendemen Ekstrak Kasar PLA
Pengamatan rendemen ekstrak Tujuan dilakukan proses sentrifugasi
kasar PLA biji buah durian berdasarkan filtrat adalah untuk memisahkan antara
variasi lama ekstraksi (lama bahan kontak supernatan dengan endapan. Ekstrak
dengan pelarut) dapat dilihat pada Gambar kasar PLA yang akan diekstraksi berada
3. Dapat dilihat bahwa kondisi terbaik pada supernatan tersebut yang kemudian
ekstraksi ekstrak kasar PLA biji buah durian akan dilakukan presipitasi etanol atau
berdasarkan pada variasi lama ekstraksi proses penggumpalan ekstrak kasar PLA.
yang menghasilkan rendemen tertinggi Pengamatan rendemen ekstrak kasar PLA biji
adalah ekstraksi selama 2 jam dengan hasil buah durian berdasarkan variasi kecepatan
rendemen sebesar 2.26±0.048%,db. Semakin sentrifugasi dapat dilihat pada Gambar 4.
lama waktu ekstraksi, maka rendemen Gambar 3 menunjukkan bahwa
yang didapatkan akan semakin tinggi. Hal semakin tinggi kecepatan sentrifusi maka
ini disebabkan karena ekstraksi yang lama rendemen ekstrak kasar PLA yang dihasilkan
menyebabkan semakin lama waktu kontak juga semakin tinggi. Semakin cepat putaran
antara bahan dan pelarut, difusi pelarut ke sentrifusi, maka hasil yang diperoleh semakin
dalam sel jaringan tanaman semakin optimal tinggi. Tingginya kecepatan sentrifuasi
sehingga jumlah ekstrak kasar PLA biji akan menyebabkan gaya sentrifugal yang
buah durian yang larut juga semakin tinggi. bekerja pada bahan pelarut bertambah besar
Menurut Towle dan Christensen (1973) sehingga mempercepat proses pemisahan.
Menyatakan bahwa semakin lama ekstraksi jika kecepatan perputaran tinggi, maka
maka dapat meningkatkan rendemen ekstrak gaya sentrifugal yang bekerja pada partikel
kasar PLA karena akan membantu difusi tersebut akan bertambah besar (Earle, 1983).
pelarut ke dalam jaringan tanaman dan Kecepatan sentrifusi akan mempenga-
dapat meningkatkan aktifitas pelarut dalam ruhi banyaknya supernatan yang dihasilkan.

Gambar 3. Rendemen ekstrak kasar PLA biji durian berdasarkan variasi lama ekstraksi (jam)

Gambar 4. Rendemen ekstrak kasar PLA biji buah durian berdasarkan variasi kecepatan
sentrifugasi (rpm)

25
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 1 [April 2015] 21-30
Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

Hal ini dikarenakan bila kecepatannya rasio supernatan dan etanol dapat dilihat
terlalu rendah maka pemisahan antara pada Gambar 5. diketahui kondisi optimal
supernatan dan endapan (pati) tidak akan ekstraksi ekatrak kasar PLA biji buah
terpisah seluruhnya yang mengakibatkan durian berdasarkan pada rasio supernatan
supernatan masih bercampur dengan pati dan etanol yang menghasilkan rendemen
sehingga supernatan yang diperoleh semakin tertinggi adalah 1:4 dan 1:5 dengan hasil
sedikit. Sebaliknya bila kecepatan sentrifusi rendemen 2.30±0.04%, db. Hal tersebut
semakin besar maka endapan (pati) dibagian menunjukkan bahwa semakin besar jumlah
bawah akan semakin mengendap akibatnya etanol yang digunakan untuk penggumpalan
supernatan yang diperoleh semakin banyak ekstrak kasar PLA maka semakin banyak
sehingga proses pemisahan akan optimal. ekstrak kasar PLA yang dihasilkan. Hal ini
Semakin banyak supernatan yang diperoleh disebabkan karena semakin banyak etanol
maka akan semakin banyak pula ekstrak yang digunakan maka ekstrak kasar PLA yang
kasar PLA yang akan digumpalkan sehingga tergumpalkan juga semakin banyak, karena
rendemen yang didapat akan semakin tinggi. etanol mampu mengikat air sebaliknya bila
Prinsip sentrifusi didasarkan atas etanol yang digunakan sedikit maka proses
fenomena bahwa partikel yang tersuspensi penggumpalan tidak akan optimal karena
dalam suatu wadah (tabung atau bentuk etanol hanya dapat menggumpalkan ekstrak
lain) akan mengendap ke dasar karena kasar PLA sebagian saja.
pengaruh gravitasi. Hal ini dapat dilakukan Gambar 5 pada perbandingan
dengan menempatkan tabung ke dalam rotor rasio supernatan dan etanol 1:5 tidak
suatu mesin sentrifusi kemudian diputar terjadi peningkatan rendemen ekstrak
dengan kecepatan tinggi. Laju pengendapan kasar PLA. Hal ini terjadi karena ekstrak
tersebut dapat ditingkatkan dengan cara kasar PLA yang akan digumpalkan telah
meningkatkan pengaruh gravitasi terhadap tergumpalkan seluruhnya oleh etanol
partikel (Yuwono, 2008). (1:4). Pada kondisi ekstrak kasar PLA telah
Kondisi ekstraksi dengan variasi tergumpalkan seluruhnya, bila dilakukan
kecepatan sentrifusi yang menghasilkan penambahan etanol kembali maka tidak
rendemen paling tinggi, yaitu 2.28±0.02 akan ada tambahan ekstrak kasar PLA
%, db adalah ekstraksi dengan kecepatan yang menggumpal sehingga tidak terjadi
sentrifusi sebesar 4500 rpm. Supernatan yang penambahan rendemen ekstrak kasar PLA
didapatkan pada kondisi ini lebih banyak biji buah durian. Dengan demikian kondisi
dibandingkan dengan ekstraksi dengan ekstraksi dengan variasi rasio supernatan
kecepatan sentrifugasi 2500 dan 3500 rpm dan etanol yang terbaik yaitu 1:4 dengan
sehingga untuk penelitian tahap berikutnya rendemen 2.30±0.04%, db. Perlakuan rasio
akan menggunakan perlakuan kecepatan supernatan dan etanol 1:4 akan digunakan
sentrifugasi sebesar 4500 rpm. untuk penelitian tahap selanjutnya.
Menurut Chan and Albert (2008),
Pengaruh Rasio Supernatan dan Etanol menyatakan bahwa penambahan etanol
terhadap Rendemen Ekstrak Kasar PLA dalam supernatan akan mengurangi
Pengamatan rendemen ekstrak kasar kelarutan PLA dalam air, sehingga tegangan
PLA biji buah durian berdasarkan variasi permukaan air pada molekul polisakarida

Gambar 5 Rendemen ekstrak kasar PLA biji durian berdasarkan rasio supernatan:etanol (v/v)

26
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 1 [April 2015] 21-30
Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

akan menurun. Hal ini yang menyebabkan terbaik berdasarkan Tabel 1. Rendemen
molekul-molekul polisakarida lebih tertinggi yang didapatkan dari kondisi
cenderung berinteraksi dengan molekul ekstraksi optimal yaitu sebesar 2.30±0.04 (%,
polisakarida yang lain dibandingkan db) (Tabel 2).
dengan air dan keadaan ini terus berlanjut
hingga dicapai titik tertentu yaitu pada saat Karakteristik Fisik dan Kimia Ekstrak
polisakarida mengendap atau tergumpal. Kasar PLA Biji Buah Durian
Hasil ekstraksi ekstrak kasar PLA biji
Kondisi Ekstraksi terhadap Rendemen durian yang didapatkan dari kondisi ekstraksi
Ekstrak Kasar PLA Biji Buah Durian terbaik tersebut diamati karakteristik fisik
Rendemen ekstrak kasar PLA dan kimia meliputi: kecerahan warna, kadar
merupakan polisakarida yang terekstrak air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein,
oleh pelarut air namun masih mengandung kadar karbohidrat dan kadar gula total. Hasil
beberapa komponen lain yang juga larut uji sifat fisik, dan kimia ekstrak kasar PLA
dalam air. Ekstraksi ekstrak kasar PLA biji buah durian dengan perlakukuan terpilih
yang dilakukan pada berbagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.
diantaranya rasio bahan dan pelarut Ekstrak kasar PLA biji buah durian
(b/v), suhu ekstraksi (oC), lama ekstraksi mengandung 12.22±0.11% kadar air, kadar
(jam), kecepatan sentrifugasi (rpm), rasio protein 19.98±2.59%, db dan 12.01±0.24%, db
supernatan dan etanol (v/v) menghasilkan kadar abu. Kadar protein yang cukup tinggi
rendemen yang beragam. Pemilihan kondisi pada ekstrak kasar PLA biji buah durian

Tabel 1. Pemilihan kondisi ekstraksi PLA biji buah durian


Rasio Kecepatan Rasio Lama
Suhu
bahan dan sentrifugasi supernatan ekstraksi Hasil Terbaik
ekstraksi (oC)
pelarut (rpm) dan etanol (jam)
1:2
30 Rasio bahan :
1:3 4500 1:4 2
(suhu kamar) pelarut 1:2(b/v)
1:4
30
1:2 40 4500 1:4 2 Suhu ekstraksi 50oC
50
2500
Kecepatan
1:2 50 3500 1:4 2
sentrifusi 4.500 rpm
4500
1:3
Rasio supernatant:
1:2 50 4500 1:4 2
etanol 1:4
1:5
0
Lama ekstraksi 2
1:2 50 4500 1:4 1
jam
2

Tabel 2. Kondisi ekstraksi terbaik ekstrak kasar PLA biji buah durian
Faktor Ekstraksi Hasil Rendemen (% db)
Rasio bahan dan pelarut (b/v) 1:2 1.78 ± 0.06
Suhu ekstraksi 50 °C 1.98 ± 0.04
Lama ekstraksi 2 jam 2.26 ± 0.05
Kecepatan sentrifugasi 4.500 rpm 2.28 ± 0.02
Rasio supernatan dan etanol (v/v) 1:4 2.30 ± 0.04

27
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 1 [April 2015] 21-30
Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

menunjukkan bahwa ekstrak kasar PLA biji permukaan menyebabkan struktur kimianya
buah durian dapat sebagai bahan tinambah mampu menyatukan dua senyawa yang
pangan sumber serat larut air dan protein berbeda polaritasnya sehingga dapat
(Mangino, 1994). Cui dan Mazza (1996) meningkatkan stabilitan emulsi (Sibuea,
melaporkan kadar abu gum arab, gum guar 2003). Stabilitas emulsi ekstrak kasar PLA
dan gum Xanthan berturut-turut 1.2, 11.9, dan biji buah durian lebih rendah dibandingkan
1.5%. Kondisi ini menunjukkan ekstrak kasar stabilitas emulsi dari isolat protein kedelai
PLA biji buah durian mengandung kadar (3120 menit) (Webb dkk., 2002) dan PLA dari
abu yang lebih tinggi dari gum komersial, umbi gembili (303.98 menit) (Herlina, 2012).
sehingga diperlukan proses pemurnian lebih OHC merupakan kemampuan PLA
lanjut. untuk menyerap minyak atau lemak yang
merupakan sifat fisiko-kimia penting dalam
Sifat Fisiko-Kimia Ekstrak Kasar PLA Biji aplikasinya pada produk pangan. Nilai
Buah Durian OHC ekstrak kasar PLA biji buah durian
Hasil ekstraksi ekstrak kasar PLA adalah 425.36±13.77. Nilai WHC adalah sifat
biji durian yang didapatkan dari kondisi hidrasi PLA yang sangat penting, diartikan
ekstraksi terbaik tersebut diamati sifat fisiko- sebagai kemampuan PLA untuk menyerap
kimia meliputi: daya emulsi, stabilitas air dan menahannya dalam suatu sistem
emulsi, daya serap minyak (OHC), daya (Autio, 1996). Kemampuan PLA mengikat air
serap air (WHC), dan viskositas ekstrak dikarenakan adanya interaksi antara molekul
kasar PLA biji buah durian pada berbagai air dengan PLA melalui ikatan hydrogen.
variasi suhu dan pH. Hasil analisis WHC ekstrak kasar PLA biji
Hasil uji sifat fisiko-kimia ekstrak buah durian adalah 2339.36±76.61%, Nilai
kasar PLA biji buah durian dengan WHC PLA biji buah durian lebih tinggi jika
perlakukuan terpilih dapat dilihat pada dibandingkan dengan beberapa polisakarida
Tabel 4. Stabilitas emulsi ekstrak kasar PLA komersial. Menurut Wood (1993) melaporkan
biji buah durian (142.48±42.28), menurut WHC dari wheat bran (167%), barley bran
Sumingkrat (1992) Zat organik dalam hal (233%), dan oat bran (412%).
ini PLA dalam konsentrasi kecil dapat
menurunkan tegangan permukaan pelarut, Pengaruh Suhu dan pH terhadap Viskositas
dimana dengan menurunnya tegangan Ekstrak Kasar PLA Biji Buah Durian
permukaan maka kestabilan emulsi dapat Pengaruh suhu dan pH terhadap
diperkecil. Selain itu menurunnya tegangan viskositas ekstrak kasar PLA biji buah durian

Tabel 3. Karakteristik fisik dan kimia ekstrak kasar PLA biji durian segar
Pengamatan Nilai
Karakteristik Fisik
Kecerahan (L)  47.56 ± 1.54
Karakteristik Kimia  
Kadar air (%wb) 12.22 ± 0.11
Kadar abu (%db) 12.01 ± 0.24
Kadar lemak (%db) 1.30 ± 0.14
Kadar protein (%db) 19.98 ± 2.59
Kadar karbohidrat (%db) 66.71 ± 2.31
Kadar gula hidrolisis (%.db) 63.84±7.02

Tabel 4. Hasil uji sifat fisiko-kimia ekstrak kasar PLA biji buah durian
Pengamatan Nilai
Daya Emulsi (m /g)
2
52.26 ± 3.86
Stabilitas Emulsi (menit) 142.48 ± 42.28
OHC selama 2 jam (%) 425.36 ± 13.77
WHC selama 2 jam (%) 2339.35 ± 78.61

28
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 1 [April 2015] 21-30
Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

(konsentrasi 0.005%) pada berbagai variasi nilai berturut-turut 22.25 mp dan 35.88 mp.
suhu dan pH dapat dilihat pada Gambar Dengan adanya gugus karboksil (COOH)
6 dan Gambar 7. Gambar 6. menunjukkan pada PLA menyebabkan mudahnya molekul
bahwa viskositas ekstrak kasar PLA biji PLA terdegradasi oleh perubahan pH yang
buah durian mengalami kenaikan dengan cukup ekstrim yaitu pada pH asam maupun
adanya kenaikan suhu pada kisaran 10- basa yang ditandai dengan menurunnya nilai
90 °C. Viskositas PLA ditentukan oleh viskositas yang dihasilkan. Viskositas pada
besarnya segmen polisakarida yang saling ekstrak kasar PLA biji buah durian segar
berinteraksi yang diakibatkan oleh suhu. sedikit mirip dengan PLA umbi gembili
Peningkatan nilai viskositas disebabkan yang memiliki nilai viskositas tertinggi yaitu
adanya pemanasan maka struktur gel pada pH 7 (Herlina, 2012). Wielinga (2000)
ekstrak kasar PLA menjadi lebih mudah melaporkan Galaktomanan mengalami
untuk berikatan antara satu dengan yang penurunan viskositas pada pH rendah dan
lain. Akibatnya ikatan antar gel PLA semakin tinggi.
kuat dan menyebabkan kenaikan pada nilai
viskositasnya, selain itu dengan adanya SIMPULAN
panas dan protein akan meningkatkan nilai
viskositas PLA biji buah durian. Pada suhu Keberhasilan ekstraksi ekstrak
kamar (30 °C) nilai viskositas PLA biji buah kasar PLA biji buah durian dipengaruhi
durian lebih rendah yaitu sebesar 4.107 mp oleh kondisi ekstraksi yaitu: rasio bahan
bila dibandingkan PLA dari umbi gembili dan pelarut, suhu ekstraksi, lama waktu
yang memiliki nilai sebesar 22.89 mp. ekstraksi, kecepatan sentrifusi serta rasio
Gambar 7 menunjukkan viskositas supernatant dan etanol. Kondisi ekstraksi
mengalami kenaikan pada pH 3 hingga 9 dan ekstrak kasar PLA biji buah durian yang
mengalami penurunan pada pH 11, viskositas menghasilkan rendemen tinggi adalah rasio
tertinggi terdapat pada pH 9. Ekstrak kasar bahan dan pelarut (1:2), suhu ekstraksi
PLA ini juga stabil pada pH 7 dan 9 dengan 50 oC, lama ekstraksi 2 jam, kecepatan
sentrifusi 4500 rpm serta rasio supernatant
dan etanol 1:4 dengan rendemen yang
dihasilkan dengan rendemen 2.30±0.04%
(db). Ekstrak kasar PLA yang dihasilkan
mempunyai karakteristik kecerahan warna
(47.56±1.54o), kadar air (12.22±0.11%, db),
kadar protein (19.98±2.59%, db), kadar abu
(12.01±0.24%,db), kadar lemak (1.30±0.14 %,
db), karbohidrat (66.71±2.31, db%), kadar
gula total (63.84±7.02%, db), kelarutan
(47.74±0.25%), daya emulsi (52.26±3.86
m2/g), stabilitas emulsi (142.48±42.28 menit),
daya buih (150,95±1,42%), stabilitas buih
Gambar 6. Nilai viskositas ekstrak kasar PLA selama 2 jam (15.72±5.45%), Oil Holding
biji buah durian berdasarkan variasi suhu Capacity / OHC (425.36±13.77%) dan Water
Holding Capacity / WHC (2339.36±76.61%),
viskositas ekstrak kasar PLA biji buah durian
mengalami kenaikan hingga 30% dengan
adanya kenaikan suhu pada kisaran 30-90 °C
dan pada pH 9 viskositas ekstrak kasar PLA
sebesar 22.25 mp.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan


kepada Direktorat penelitian dan pengabdian
Kepada Masyarakat yang telah membiayai
Gambar 7. Nilai viskositas ekstrak kasar penelitian ini melalui skim Hibah Strategis
PLA biji buah durian berdasarkan variasi pH Nasional (STRANAS).

29
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 16 No. 1 [April 2015] 21-30
Karakteristik Ekstrak Kasar Polisakarida [Herlina dkk.]

DAFTAR PUSTAKA Thermal Process and Enviromental


Engineering. Graz University of Tech-
Amin AM, Ahmad AS, Yin YY, Yahya N, and nology. p : 2-24.
Ibrahim N. 2007. Extraction, purifica- Kirk RE and Othmer DF. 1998. Encyclopedia of
tion and characterization of durian Chemical Technology 4th Ed. New York.
(Durio zibethinus) seed gum. Food Hy- Mangino ME. 1994. Protein interactions in
drocolloids. 21:273-279. emulsions: protein-lipid interactions.
AOAC. (2007). Official Methods of Analy- Dalam:: Hettiarachchy, N.S. and G.R.
sis. Association of Official Analytical Ziegler (ed.). Protein Functionality in
Chemists. Washington. Food Systems. Marcel Dekker, Inc.
Autio K. 1996. Cereal Cell Wall Polysacha- New York.
rides. Dalam : A.C. Elliason (ed). Car- Nurdjanah N dan Usmiati S. 2006. Ekstraksi
bohydrat in Food. Marcel Dekker Inc. dan karakterisasi pektin dari kulit labu
New York. kuning. Jurnal Penelitian Pascapanen
Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Data Pertanian 3. (1): 13-23.
Produksi Holtikultura Basis Data Prasetyaningrum A. 2010. Mekanisasi Proses
Pertanian. Dilihat pada 11 Mei 2013. Olahan biji Durian Menjadi Produk
<http://www.bps.go.id/tabsub/ Pangan Yang Kompetitif. Riptek. Vol.
view.php>. 4 (16) : 47-52.
Brown GG. 1978. Unit Operations. Charles E. Sibuea P. 2003. Emulsifier : Senyawa Ajaib
Tuttle CO, Tokyo. dalam Industri Makanan. Kompas 14
Chan dan Albert. 2008. The word of food Mei 2003.
science Konjac. Part I: Cultivation To Subagio A. 2006. Characterization of Hya-
Commercialization of Component. cinth beans (Lablab purpureus (L.)
New York. sweet) seeds from Indonesia and its
Chaubey M and Kapoor VP. 2001. Structure protein isolate. Food Chemistry 95:65–
of Galactomannan from the seeds of 70.
cassia angustifolia vahl. Carbohydrate Sudarmadji S, Haryono dan Suhardi. 1997.
Research 332: 439-444. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
Cui W and Mazza G. 1996. Physicochemycal dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
characteristics of flaxseed gum. Food Sumingkrat. 1992. Kestabilan Emulsi Pes-
Research International 29: 397-402. tisida Bentuk Emulsifier Concentrate.
Dodic JD, Dodic A, Pupon S, Mastilovic J, Balai Besar Penelitian dan Pengem-
Rajic JP and Zivanovic S. 2007. Effect of bangan Industri Kimia, Departemen
Hydophillic Hydrocolloids or Dough Perindustrian dan Perdagangan. Ja-
and Bread Performance of Samples karta.
Made From Rozen Dough. J. Food Scie. Towle GA and Christensen O. 1973. Pectin.
72: 235-244. Dalam. R.L Whistler. (ed.). Industrial
Earle RL. 1983. Unit Operations in Food Pro- Gum, Polysaccharides and their Deri-
cessing. Paragamon Press, New York. vates. New York: Academic Press.
Herlina. 2006. Ekstraksi dan Karakterisasi Wielinga WC. 2000. Galactomannans. Dalam:
Sifat Fisiko-Kimia Pati Biji Buah Du- Phillips, G.O. and P.A. William (ed.).
rian (Durio zibethinus Murr.). Laporan Handbook of hydrocolloids. Wood-
Penelitian. Lembaga Penelitian Uni- head Publishing Limited, USA.
versitas Jember. Wood PJ. 1993. Physicochemical Charac-
Herlina. 2012. Karakterisasi dan Aktivitas teristics and Physiological Properties
Hipolipidemik serta Potensi Prebiotik of Oat (1-3), (1-4) –ß-D-Glukan. Oat
Polisakarida Larut Air Umbi Gem- Bran (P.J.Wood,ed.). Am.Assoc. Cereal
bili (Dioscorea esculenta L.). Disertasi. Chem. St.Paul, MN.p 83.
Program Doltor Ilmu-Ilmu pertanian Yuwono T. 2008. Biologi Molekuler. Erlangga.
Fakultas Pertanian Universitas Brawi- Jakarta.
jaya. Malang. Zayas JF. 1997. Functionality of Protein In Food.
Gamse T. 2002. Liquid-liquid Extraction and Belin. Springer.
Solid-liquid Extraction. Intitute of

30

Anda mungkin juga menyukai