Anda di halaman 1dari 119

IMPLIKASI TEORI KOGNITIF JEAN PIEGET TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VII SMPIT DI


PONDOK PESANTREN AL-QURANIYYAH

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
RUWAIDAH
1110011000141

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEⅣIBAR PENGESAHAN SKRIPSI
IPIPLIKASI TEORI KOGNITIF JEAN PIAGET TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PAISISWA KELAS VⅡ SPIPIT
PONDOK PESANTttN AL… QURANIYYAH
SkHpsiini Dittukan Kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah Dal■ Kcg■ lruall Untuk

Mel■ enlllli Persyaratal■ Memperolch gelar Sttal■ a Pendidikall lslam(S.Pd.I)

Oleh:
Ruwaidah
NIN4:11100110000141

Prof Dr.H.A.Sva■ 'ic Noor,MA


NIP.194709021967121001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAⅣ IA ISLAPI


FAKULTASILⅣ IU TARBIYAⅡ DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF ⅡIDAYATULLAⅡ
JAKARTA
2017
LEVIIBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skl・ ipsi bettudul“ Implikasi Teri Kognitif Jean Piaget Terhadao Prestasi Belttar PAI

Siswa kelas VII di Pondok Pesantren Al― Quraniyyah" disusun oleh Ruwaidah
ll10011000141.Diaukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan(FITK)UIN Sya五 f
Hidayatullah Jakartao Dinyttakan lulus dalam ttian munaqasah pada tangga1 22 Juni 2017 di

depan dewan pengji.Karena itu,penulis berhak mcFnperOleh gelar saJana PCndidikall(


S.Pd).

Jakarla, 22 jnri 2017

Panitia Penguji Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Pallitia(Ketua」 urusan PAI) ′ /ケ


Dr.H.Abdul Malid Kllon3 M.Ag 多ο
NIP.195807071987031005 `´

Sckretans Jurusan PAI ′ ι―ノ


}
NIal‐ han■ ah Shalch Lc3 111A
NIP.197203132008012010
`ο

Pcngtl」 iI
多0/`-1午
Drs.H.Achmad Ghalib,M.Ag
NIP.195410151979021001

Pcngu」 l II

Dr.劇halimi M.Ag Jo'e - tT


NIP.196505151991031002

Mengetahui,

n(FITK)
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Ruwaidah

NIM :11100110000141

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi :" Implikasi Teori Kognitif Jean Piaget Terhadap Prestasi
Belajar Pai Siswa kelas VII SMPIT Pondok Pesantren Al-
Quraniyyah"

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. Ahmad Syaf ie Noor

NIP :19470902 1967121001

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apayang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, Juni 2017

menvatakan.

blINl.1110011000141
ABSTRAK

Ruwaidah(NIM: 11100110000141). Implikasi Teori Kognitif Jean Piaget


Terhadap Prestasi Belajar Pai Siswakelas VII SMPIT Al-Quraniyyah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
implikasiteorikognitif Jean Piaget terhadapprestasibelajarsiswaPenelitian ini
dilaksanakan di Yayasan PondokPesantren Al-Quraniyyah dari bulan September –
Oktober 2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, analisis
Korelasi ProductMomentdengan taraf 5 % Dengan memeriksa tabel nilai “r”
product moment ternyata df sebesar 83. Pada taraf signifikan 5% = 0,213
sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh = 0,278. Maka hasil yang didapat
adalah lebih besar baik pada taraf signifikan 1% (0.341< 0,213) maupun 5%
(0,341< 0,278) . Dengan demikian dapat diketahui, Hipotesis nihil (Ho) ditolak
sedangkan Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dari perhitungan ini berarti
menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara Implikasi teori Piaget
dengan prestasi belajar siswa pada pada bisdang studi PAI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implikasi teori Piaget terhadap
prestasi belajar siswa kelas VII di SMPIT Al-Quraniyyah sudah diterapkan oleh
guru PAI dengan cukup baik, sehingga berdasarkan angket yang disebar oleh
penulis sesuai dengan nilai – nilai karakter siswa dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Walaupun belum seluruh siswa merasakan dampaknya, namun
secara keseluruhan sudah cukup baik dan sudah tertanam oleh diri siswa. Dan
metode yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
yaitu dengan menerapkan teori piaget dan tentunya nasihat-nasihat yang
diberikan. Adapun nilai karakter yang sudah terbentuk dalam diri siswa baik sikap
atau perilakunya antara lain; nilai karakter religius, jujur, toleransi, disiplin,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat, gemar membaca, peduli lingkungan dan peduli sesama. Berdasarkan
kesimpulan di atas yang menyatakan bahwa pengaruh teori piaget terhadap pretasi
belajar pembelajaran PAI cukup baik meskipun belum semua siswa prestasi
belajarnya meningkat. Maka, implikasinya adalah perbaikan dan pengembangan
prestasi siswa melalui pelatihan dan pembiasaan yang diterapkan oleh guru PAI
dan guru- guru lainnya.

iv
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ungkapkan selain puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membimbing umatnya menuju jalan
yang di ridhai Allah.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka menggapai gelar sarjana
pendidikan Islam (S.Pd.I). Dalam penyusunan ini penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan motivasi maupun dorongan materil.
Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, BapakProf. Dr. H. Ahmad Thib
Raya,MA. beserta staffnya.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon,
M.Ag dan sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Marhamah Saleh,
MA beserta staff
3. Bapak Prof. Dr. H. A. Syafi’ie Noor yang telah sabar dan meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jazakumullah khairan katsiran
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga
bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Semoga
ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.
5. Bapak pimpinan Perpustakaan Utama beserta staff, Perpustakaan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada
penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi
ini.

v
6. Rasa terima kasih, cinta, danbakti penulis persembahkan kepada kedua orang
tua, Ayahanda Muhammad Amin S.Pd dan Ibunda Nurasiah, atas segala kasih
sayang, doa, dan cintayang tak pernah berkurang, dan tak pernah tergantikan.
Untuk adik-adik tersayang, Afwan kasaubi, Zaid Sya’bani, Zahwan
Khoirusyihab, yang turut simpatik dan mendoakan penulis. Juga buat seluruh
keluarga besar yangtakhentimendoakanpenulis.SemogaAllahselalu
membahagiakan orang-orang yang penulis cintai. Amiin.
7. Rasa terima kasih, dancinta penulis persembahkan kepada
suamiSudirmanyangturutmemberidukunganbaikmorilmaupun
materilselalumenemanisukadandukapenulisanskripsiini.
Terimakasihatasmotivasi, doadanbantuantiadahenti yang menjadipendorong
agar penuliscepat-cepatmenyelesaikanskripsiini.
8. Terimakasihkepadabuahhatiku Fauzan Adli Azhim kau adalahkaruniaamanah
Allah SWT yang menjadipenyemangatdanpenyejukmatabagipenulis.
9. Bapak Ust. Anshari Sag, MM, kepalasekolah SMPIT Al-Quranyyahbeserta
staff yang telah memberikan kesempatan dan membantu untuk melakukan
penelitian skripsi ini. Terima kasih penulis haturkan pula kepada Ust.
FahmiUbaidillahSpd.i atas semua bantuan yang diberikan kepada penulis.
10. Teruntuk ibu Vitria SusantiM.Pd, yang selalu mengarahkan penulis disaat
sedang buntu.
11. Keluarga UKM KSR PMI unit UIN SyarifHidayatullah Jakarta, khususnya
angkatan PSR yang selalu membuat penulis tersenyum dan termotivasi.
Terima kasih atas pengalaman yang luar biasa.
12. Teman-temanku mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2010,
khususnya kelas D dan C yang sama-sama berjuang dan saling mendukung
satu sama lain. Terima kasih atas keceriaan yang telah kalian berikan.
13. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatunya, yang telah berjasa
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

vi
Penulis hanya dapat mendoakan kepada semua pihak yang turut
berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini semoga menjadi amal
baik yang akan dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda.
Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis tidak menutup kritik dan saran yang bersifat
konstruktif. Tak lupa penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya
jika dalam penulisan skripsi ini ada yang kurang berkenan. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis, umumnya bagi para
pembaca sekalian.

Jakarta, Juni 2017

Ruwaidah

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................. ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah............................................................................ 6
E. Tujuan Penelitan ................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Teori Kognitif Jean Piaget
1. Riwayat Hidup Jean Piaget .......................................................... 8
2. Pengertian teori kognitif Jean Piget ............................................. 8
3. Tahap-tahap Perkembangan kognitif Jean Piaget……………… 10
4. Perkembangan kognitivisme menurut beberapa ahli.................... 13
5. Implikasi Teori Piaget terhadap hasil belajar Pai siswa………... 16
B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ......................................... 21
1. Pengertian Prestasi Belajar .......................................................... 21
2. Pengertian pendidikan Agama Islam ........................................... 24
3. Dasar pelaksanaan pendidikan agama islam ............................... 26
4. Tujuan pendidikan agama islam .................................................. 27
5. Ruang lingkup pendidikan agama islam ...................................... 29
6. Metode dan teknik pendidikan agama islam ............................... 30
C. Pendidikan Islam Terpadu .................................................................. 32
D. Penelitan yang relevan ....................................................................... 34

viii
C. Kerangka berpikir ............................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu ............................................................................. 36
B. Metode Penelitian ............................................................................... 36
C. Variable Penelitan .............................................................................. 36
D. Populasi dan Sample .......................................................................... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 38
F. Instrument Penelitian.......................................................................... 41
G. Teknik Pengolahan Data .................................................................... 42
H. Hipotesis ............................................................................................ 44

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran umum pondok pesantren Al-Quraniyyah ............................. 45
1. Sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Quraniyyah ...................... 45
2. Visi Misi SMPIT Al-Quraniyyah .................................................... 45
3. Tujuan sekolah SMPIT Al-Quraniyyah ........................................... 46
4. Struktur organisasi SMPIT AlQuraniyyah ....................................... 46
5. Keadaan pendidik tenaga pendidik dan siswa .................................. 47
6. Keadaan geografis SMPIT Al-Quraniyyah ...................................... 49
B. Hasil Penelitan ....................................................................................... 50
C. Deksriptif Data ....................................................................................... 54
D. Analisi Data ............................................................................................ 64
E. Interpretasi Data .................................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 72
B. Saran ....................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Responden 38


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket 41
Tabel 3.3 Tabel Skor Alternative Jawaban 42
Tabel 3.4 Tabel Skala Prosentase 40
Tabel 4.1 kepala sekolah dan wakil kepala sekolah 47
Tabel 4.2 latar belakang pendidikan 47
Tabel 4.3 tenaga kependidikan 48
Tabel 4.4 jumlah siswa tiga tahun terakhir 49
Tabel 4.5 jumlh siswa smp tahun 2015/2016 mukim/tidak 49
mukim
Tabel 4.6 ruang belajar 49
Tabel 4.7 ruang belajar lain 50
Tabel 4.8 ruang kantor 50
Table 4.9 guru datang ke kelas tepat waktu 55
Table 4.10 guru berpakaian rapih dan sopan 55
Tabel 4.11 guru mengucap salam ketika masuk kelas 56
Tabel 4.12 guru mengecek kebersihan kelas 56
Tabel 4.13 guru mengulang pelajaran sebelumnya 57
Tabel 4.14 guru menjelaskan mati pelajaran dengan metode 57
yag sesuai
Tabel 4.15 guru memberikan kesempatan pada siswa untuk 58
bertanya
Tabel 4.16 guru merespon pertanyaan siswa 58
Tabel 4.17 guru lebih banyak melibatkan siswa dalam 59
pembelajaran aktif

x
Tabel 4.18 guru memberika score dengan melihat dari tiga 60
aspek: kognitif afektif psikomotorik
Tabel 4.19 guru menampilkan dalil quran atau hadis pada 60
setiap materi pelajaran
Tabel 4.20 guru banyak memberikn contoh contoh dalam 61
kehidupan sehari hari yang sesuai pada setiap pembahasan
materi
Tabel 4.21 guru memotivai siswa untuk rajin membaca al- 61
Quran di rumah
Tabel 4.22 guru menanamkan rasa cinta pada sesama umat 62
islam dan negara
Tabel 4.23 guru memberikan pujian pada siswa yang 62
menjawab dengan benar
Tabel 4.24 guru menyuruh siswa untuk sholat berjamaah di 63
sekolah
Tabel 4.25 guru memberikan nasihat sebelum mengakhiri 63
pelajaran
Tabel 4.26 nilai hasil angket dan nilai rapot siswa dalam 64
mata pelajaran PAI
Tabel 4.27 perhitungan angka indeks korelasi antara 67
variable X dan variable Y

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Berbicara tentang pendidikan tidak terlepas dari berbagai aspek, antara lain
tujuan, kurikulum, metode, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam memilih metode
maupun evaluasi guru harus memperhatikan aspek psikologis anak didik sehingga
dalam mengadakan proses pembelajaran tidak ada ketimpangan atau kesenjangan
antara materi dan aspek psikologis anak didik.memilih metode maupun evaluasi
guru harus memperhatikan aspek psikologis anak didik sehingga dalam
mengadakan proses pembelajaran tidak ada ketimpangan atau kesenjangan antara
materi dan aspek psikologis anak didik.
Teori pembelajaran merupakan penyedia panduan bagi pengajar untuk
membantu siswa didik dalam mengembangkan kognitif, emosional, sosial, fisik,
dan spiritual. Panduan-panduan tersebut adalah kejelasan informasi yang
mendeskripsikan tujuan, pengetahuan yang diperlukan, dan unjuk kerjaan itu
penting. Hal ini adalah untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di dunia
pendidikan. Ada dua perubahan yang perlu diantisipasi, yaitu perubahan yang
sifatnya sedikit demi sedikit (piecemeal) dan yang bersifat sistemik (systemic).
Jadi teori pembelajaran itu penting sebagai suatu dasar pengetahuan yang
memandu praktek pendidikan: “bagaimana memfasilitasi belajar” dalam dunia
pendidikan yang senantiasa berubah, terlebih dalam cakupan yang sistemik.
Menurut Paul Henry dkk dalam bukunya Paul Henry, dkk, Pekembangan
dan Kepribadian Anak, jilid II adalah

Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar.
Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang tercakup dalam
hal mendapatkan, mengolah, mengorganisasikan, dan menggunakan
pengetahuan. Dua kerangka kerja yang penting untuk mempelajari kognisi
ialah teori Piaget dan pendekatan pembentukan informasi (informatioan-
processing approaches), piaget berpendapat bahwa tujuan dari perkembangan
kecerdasan ialah adaptasi atau penyesuaian. Individu itu aktif, ingin tahu,
dapat menemukan hal-hal baru, dan membutuhkan pengetahuan melalui

1
2

interaksi dengan dunia. Konsep inti dalam teori Piaget ialah operasi, yaitu
sebuah tindakan yang dibentuk secara mental oleh seorang anak dan memiliki
sifat tambahan yaitu timbal balik (reversible). Proses utama yang
menyebabkan seorang anak tumbuh dari satu tahap fungsi kognitif ke tahap
selanjutnya adalah asimilasi, akomodasi, dan keseimbangan. Asimilasi
menilai usaha anak untuk menyatukan informasi dari lingkungan ke dalam
struktur kognitif yang ada. Akomodasi terjadi bila struktur kognitif berubah
supaya sesuai dengan informasi yang baru. Keseimbangan ialah keadaan
seimbang antara asimilasi dan akomodasi. Kedaan berpikir cenderung
mendekati suatu keadaan seimbang.1
Bagi seseorang yang sudah mengetahui prinsip penjumlahan, jika gurunya
memperkenalkan prinsip perkalian, maka proses pengintegrasian antara prinsip
penjumlahan (yang sudah ada di benak siswa) dengan prinsip perkalian (sebagai
informasi baru), inilah yang disebut proses asimilasi. Jika seseorang diberi sebuah
soal perkalian, maka situasi ini disebut akomodasi, yang dalam hal ini berarti
pemakaian (aplikasi) prinsip perkalian tersebut dalam situasi yang baru dan
spesifik.
Menurut Hamzah B. Uno, dalam bukunya Orientasi Baru Dalam Psikologi
Pembelajaran ialah
Agar seseorang tersebut dapat terus berkembang dan menambah ilmunya,
maka yang bersangkutan menjaga stabilitas mental dalam dirinya, diperlukan
proses penyeimbangan. Proses inilah yang disebut equilibrasi proses
penyeimbangan antara dunia luar dan dunia dalam. Tanpa proses ini,
perkembangan kognitif seseorang akan tersendat-sendat dan berjalan tak
teratur (disorganized)2.
Menurut Ausubel, yang dikutip oleh Hamzah B. Uno , dalam buku
orientasi baru dalam psikologi Pembelajaranadalah, “siswa akan belajar dengan
baik jika apa yang disebut “pengatur kemajuan(belajar)” (advance organizers)
3
didefinisiakan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa”
Pengatur kemajuan belajar adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi
(mencakup) semua isi pelajaran yang akan diajarkan siswa. Ausubel percaya
bahwa “Advance Organizers” dapat memberikan tiga macam manfaat, yakni :

1
Paul Henry, dkk, Pekembangan dan Kepribadian Anak, jilid II, Med Meitasari Tjandrasa
(Jakarta: Erlangga, 1994), hal. 229
2
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara,
2006), hal. 11
3
Ibid, hal. 12
3

1. Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi belajar


yang akan dipelajari oleh siswa.
2. Dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa
yang sedang dipelajari siswa “saat ini” dengan apa yang “akan”
dipelajari siswa
3. Mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih
mudah4
Untuk terjadinya proses belajar pada diri siswa diperlukan kondisi internal
maupum eksternal seperti memori dan aspek lain dari luar yang mempengaruhi
pembelajaran, termasuk diantaranya teori belajar yang digunakan yang digunakan
oleh pengajar, diantaranya ialah teori kognitif Jean Piaget.
Menurut Muhibbin Syah, “ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah
kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif
psikologi kognitif adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan
lainnya, yaitu afektif (rasa), dan ranah psikomotorik (karsa).”5
Perkembangan kognitif meliputi peningkatan pengetahuan, yang sering
juga disebut “perkembangan intelektual”, dan perluasan kemampuan berbahasa.
Dalam hal ini Jean Piaget menjadi seorang pelopor dengan mengadakan penelitian
tentang fase-fase dalam cara berpikir anak selama tahun-tahun perkembangannya
sampai mampu berpikir menurut cara orang dewasa, proses perkembangan ini
dipandang sebagai proses reorganisasi dalam berpikir yang berlangsung secara
berkesinambungan. Menurut Piaget perekembangan intelektual bersumber pada
dua kecendrungan dasar, yaitu kecendrungan untuk mengadakan organisasi dan
adaptasi. Kecendrungan yang pertama mengandung kemampuan untuk
menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain, sehingga tercipta
satuan-satuan yang bermakna dan lahirlah struktur-stuktur yang semakin
kompleks. Kecenderungan yang kedua mengandung kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Adaptasi ini berlangsung dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi.
4
Ibid, hal. 12
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda, 1995),
h. 83
4

Menurut pieget mengadakan organisasi dan adaptasi, yang meliputi asimilasi dan
akomodasi, berlangsung dalam suatu proses yang mirip dengan upaya mencari
keseimbangan. Ide pokok yang terkandung dalam sistematika Pieget ialah cara
berpikir anak dan cara menangani obyek-obyek melalui pikirannya secara
berangsur-angsur berubah. Konsepsi dasar ini kiranya tidaak dapat disangkal dan
mengandung implikasi praktis bagi guru yang mengajar di sekolah, yaitu guru
harus memahami cara berpiki siswa dan caranya siswa mengolah data yang masuk
melalui alat indera, sambil menantang siswa untuk mengubah caranya berpikir
bila hal itu ternyata perlu.6
Studi Pieget mengisyaratkan agar guru meneliti bahasa siswa dengan
saksama untuk memahami kualitas berpikir anak di dalam kelas. Deskripsi Pieget
mengenai hubungan antara tingkat perkembangan konseptual anak dengan bahan
pelajaran yang kompleks menunjukkan bahwa guru harus memperhatikan apa
yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Situasi belajar yang ideal
adalah keserasian antara bahan pengajaran yang kompleks dengana tingkat
perkembangan konseptual anak. Jadi, guru harus dapat menguasai perkembangan
kognitif anak, dan menetukan jenis kemampuan yang dibutuhkan oleh anak untuk
memahami bahan pelajaran itu. Strategi belajar yang dikembangkan dari teori
pieget ialah mengharapkan anak dengan sifat pandangan yang tidak logis. Anak
sulit mengerti sesuatu pandangan yang berbeda dengan pandangannya sendiri
(anak itu berkembang dari alam pandangan yang egosentris ke alam pandangan
yang sosiosentris). Tipe kelas yang dikehendaki oleh Piaget menekankan pada
transmisi penegtahuan melalui metode ceramah diskusi dan mendorong guru
untuk bertindak sebagai katalisator dan siswa belajar sendiri. Tujuan pendidikan
bukanlah meningkatkan jumlah pengetahuan, tetapi meningkatkan kemungkinan
bagi anak untuk menemukan dan menciptakan sendiri.
Satu diantara hal-hal yang penting dalam belajar mencakup soal
kematangan anak untuk belajar. Menurut Piaget operasi mental tertentuterdapat
pada tingkat perkembangan yang berbeda-beda yang membatasi kesanggupan
anak untuk mengelola masalah-masalah tertentu terutama pada tahap abstrak. Ini

6
W.S. Winkel , Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h. 19-21
5

menunjukkan bahwa guru harus dengan tepat menyesuaaikan bahan pengajaran


yang kompleks denangan tahap perkembangan anak. Ini berarti bahwa guru sering
harus menunggu tahap perkembangan anak yang tepat untuk menyampaikan
bahan tertentu kepadanya.7
Dalam konteks belajar formal, antara proses perkembangan dengan proses
belajar (proses belajar mengajar) yang dikelola oleh guru terdapat benang merah
yang mengikat kedua proses tersebut. Program pengajaran di sekolah yang baik
adalah yang mampu memberikan dukungan kepada para siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka. Oleh karena itu, setiap guru
(termasuk guru pendidikan agama islam atau guru agama), selayaknya memahami
seluruh proses dan tugas perkembangan manusia.
Menurut Thohirin mengetahui Pengetahuan tentang proses perkembangan
dengan segala aspeknya sangat banyak manfaatnya, antara lain:
Guru dapat memberikan layanan bantuan dan bimbingan yang tepat
kepada para siswa, relevan dengan tingkat perkembangannya.Guru dapat
mngantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan belaja siswa
tertentu, seterusnya segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
menanggulanginya.Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepaat untuk
memulai aktivitas proses beajar mengajar tetentu.Guru dapat menemukan dan
menetapkan tujun-tujuan pembelajaran dan pengajaran materi pelajaran
tertentu.8
Pembelajaran PAI yang selama ini masih banyak kritikan, kurang optimal
dan kurang memperhatikan perkembangan kognisi peserta didik, maka dalam
rangka pengembangan pembelajaran supaya lebih optimal dapat menggunakan
teori perkembangan kognitif Piaget sebagai pertimbangan.Oleh karena itu tulisan
ini memaparkan tentang sejarah singkat kehidupan Piaget, tahap perkembangan
kognitif Piaget, dan implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam
pembelajaran PAI.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

7
Wasty Soemanto , Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta:
Pt Rineka Cipta, 2006), H. 225-226
8
Thohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agam Islam, (Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 51
6

diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut:


1. Guru harus memahami tahapan atau prose perkembangan siswa
2. Guru harus tepat menyesuaikan banam pengejaran dengan tahap
perekembangan siswa.
3. Proses pembelajaran PAI yang tidak efektif.
4. Sarana dan prasana yang kurang memadai
5. Perkembangan kognitif anak dalam pendidikan, dan implikasi teori
pieget terhadap hasil belajaar PAI siswa.

C. Pembatasan Masalah
Permasalahanhasil belajar dengan prestasi belajar siswa amatlah luas,
sehingga agar penulisan skripsi yang kami susun ini lebih terarah dan mengena
serta tidak terlalu melebar pembahasannya, maka penulis berusaha untuk
memberikan batasan masalah tersebut yang akan diteliti ialah.
1. Implikasi yang dimaksud ialah keterlibatan teori kognitif Jean Piaget
terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPIT Pondok
Pesantren Al-Quraniyyah
2. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
kemampuan siswa yang diperoleh dari aspek kognitif yang dapat dilihat
dari hasil belajar siswa berupa nilai raport dalam bidang studi PAI.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka
dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : “ Adakah Implikasi teori
kognitif Pieget terhadap Prestasi belajar PAI siswa kelas VII di SMPIT di pondok
pesantren `Al-Quraniyyah?

E. Tujuan Penelitian
Dalam hal ini, penulis mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai
antara lain adalah :
1. Menguji kebenaran hipotesis yang diajukan terhadap masalah yang
dihadapi
7

2. Ingin mengetahui secara obyektif teori kognitif Pieget dengan hasil


prestasi belajar pada mata pelajaran PAI
3. Menelaah dan mengkaji bagaimana hubungan Teori kognitif Pieget
dengan prestasi belajar siswa di sekolah.

F. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Manfaat penelitian ini sebagai kajian dan pengembangan ilmu
pendidikan antara lain sebagai acuan penelitian pendidikan anak usia
sekolah.
2. Kegunaan Praktis
Dalam dunia pendidikan dapat memberikan kontribusi dalam bidang
mengembangkan kognitif anak sehingga dapat terbentuk pribadi anak
yang islam.
3. Bagi penulis, sebagai bahan latihan dalam penulisan ilmiyah berkaitan
dengan teori perkembangan kognitif Jean Piaget
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Teori kognitif Jean Piaget


1. Riwayat hidup Jean Piaget
Paul henry menjelaskan dalam buku perkembangan dan kepribadian
anak bahwa
Jean Piaget adalah seorang psikolog perkembangan yang sangat
berpengaruh dalam abad ke-20 sebagian besar karena karya teoritis dan
empirisnya, kognisi telah menjadi tahap inti dalam penelitian
perkembangan anak sejak tahun 1960. Seperti akan kita lihat, teori Piaget
tentang pertumbuhan kognitif dan perubahannya adalah asli,
komprehensif, integratif, dan elegan.1

Sedangkan menurut Robert E. Slavin. Dalam buku Psikologi


pendidikan, teori dan praktik jild I bahwa
Jean Piaget yang lahir di Swiss pada tahun 1896, adalah pakar
psikologi perkembangan yang paling berpengaruh dalam sejarah
psikologi. Setelah memperoleh gelar doktornya dalam biologi, dia
menjadi lebih tertarik dengan psikologi, dengan mendasarkan teori-
teorinya yang paling awal pada pengamatan yang saksama terhadap
ketiga anaknya sendiri. Piaget menganggap dirinya menerapkan prinsip-
prinsip dan metode-metode biologi pada studi perkembangan manusia,
dan banyak istilah yang dia perkenalkan pada psikologi yang diambil
langsung dari biologi.2

Piaget wafat tahun 1980 pada usia 84 tahun. Sepanjang hidupnya ia


melakukan penelitian yang sangat cermat dan mencatat kegiatan spontan
bayi dan anak, merancang banyak “tes” kemampuan kognitif, dan
memberikan soal pada ribuan anak dan orang dewasa. Ia seorang penulis
yang berhasil, menerbitkan lebih dari 30 buku dan 200 artikel.
2. Pengertian Teori Kognitif Jean Piaget

1
Paul Henry, dkk, Pekembangan dan Kepribadian Anak, jilid II, Med Meitasari
Tjandrasa (Jakarta: Erlangga, 1994), hal. 197
2
Robert E. Slavin. Psikologi pendidikan, teori dan praktik jild I (Jakarta: PT Indeks,
2008) h. 42

8
9

Ketika seseorang membaca dan berpikir mengenai pertanyaan apakah


definisi psikologi kognitif ? maka ia sedang melibatkan kognisinya. Psikologi
kognitif membahas persepsi terhadap informasi, membahas pemahaman
Perkembangan kognitif adalah bidang khusus dalam psikologi yang
mempelajari bagaimana ketrampilan berpikir berkembang, teori-teori
perkembangan kognitif secara tradisional biasanya berfokus pada periode
bayi sampai masa dewasa. Ada satu teori yang mendominasi bidang ini
selama hamper seluruh abad ke-20 yaitu teori Piaget tentang tahapan
perkembanagan kognitif.
Menurut David Matsumoto, “Piaget mendasarkan teorinya pada
pengamatan terhadap anak-anak Swiss. Ia menemukan ternyata anak-anak
dari usia berbeda cenderung memecahkan masalah secara berbeda pula.”3
Ada dua prinsip utama dalam perkembangan kognitif Jean Piaget
yaitu: organisasi dan adaptasi. Organisasi (organization) mengacu pada sifat
dasar structural mental yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami
dunia. Pikaran dalam perspektif paget terstruktur atau terorganisasi,
meningkat kompleksitasnya dan terintegrasi. Tingkat berpikir yang paling
sederhana adalah skema, yaitu representasi mental beberapa tindakan (fisik
maupun mental) yang dapat dilakukan terhadap objek. Pada bayi yang baru
lahir, menghisap, menggengam, dan melihat adalah skema yang digukan
sebagi strategi kognitif bayi untuk melihat dunia. Dalam perkembangannya
skema-skema ini terintegrasi secara progresif dan terkoordinasikan dalam
pola-pola yang teratur, sehingga membentuk pikiran orang dewasa. Adaptasi
mencakup dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses
perolehan informasi dari luar, dan pengasimilasiannya dengn pengetahuan
dan prilaku kita sebelumnya. Pada bayi dunianya lebih banyak dipengaruhi
oleh bendaa-benda fisik, dan skema pertamanya adalah memasukan benda-
benda ke dalam mulutnya. Akomodasi melipuiti proses perubahan
(adaptasi)skema lama untuk memproses informasi dan objek-objek baru di

3
David Matsumoto, Pengantar Psikologi Lintas budaya, (Yogyakarta: Pustaka
pelajar 2008), hal. 155
10

lingkungannya.4

3. Tahap-tahap Perkembangan kognitif Jean Piaget


Telah diketahui bersama bahwa peserta didik berkembang dipengruhi
oleh potensi yang ada pada dirinya dan dikembangkan oleh pengalaman yang
diperoleh dari lingkungan di mana peserta ia berada. Tugas guru atau
pendidik ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik
memperoleh pengalaman yang mampu mengembangkan potensi secara wajar.
Jean Piaget telah banyak membuat kajian dan eksperimen dalam
bidang psikologi pembelajaran kanak-kanak. Beliau berpendapat bahwa
pemikiran kanak-kanak berbeda pada masing-masing tingkatan. Ia membagi
perkembangan pemikiran kanak-kanak menjadi empat tingkatan; tingkatan
sensorimotor, tingkat praopersai, tingkatan operasi konkret, dan tingkatan
operasi formal. Setiap tahap mempunyai tugas kognitif yang harus
diselesaikan. Tingkatan sensori motor (0-2 tahun), pemikiran anak
berdasarkan tindakan indrawinya. Tingkatan Praoperasional (2-7
tahun), pemikiran anak ditandai dengan penggunaan bahasa serta tanda untuk
menggambarkan konsep. Tingkatan Operasi konkret (7-11 tahun) ditandai
dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Tahap Operasi Formal dicirikan
dengan pemikiran abstrak, hipotesis, deduktif, serta induktif.
a. Tahap Sensorimotor
Menurut John W Santrock “Tahap ini berlangsung dari kelahiran
sampai usia 2 tahun, merupakan tahap pertama Piaget. Pada tahap ini,
bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan
mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensiris (seperti melihat
dan mendengar) dengan tindakan-tindakan motorik fisik, oleh karena
itulah istilahnya sensorimotor.5”
Pada permulaan tahap ini, bayi yang baru lahir sedikit lebih banyak

4
Robert l. Solso dkk, Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan, Mikael Rahardanto dan
Kristianto batuadji,( Jakarta: Erlangga 2007)
5
John W. Santrock,. life-Span devepoment,Jilid 1, Penterjemah Ahmad Chusairi, dkk,
(Jakarta: Erlangga 2002), hal. 44.
11

dari pada pola-pola refleks. Pada akhir tahap, anak berusia 2 tahun
memiiki pola-pola sensorimotor yang kompleks dan mulai berpoerasi
dengan simbol-simbol primitif.
Menurut Jean Piaget dalam buku psikologi anak ialah
Aspek paling menarik dalam perkembangan tindakan-tindakan
sensorimotor selama tahun pertama usia anak adalah bahwa aspek ini
bukan hanya menuntun pada pengalamn pembelajaran elementernya
yang menjadi sumber kebiasaan sederhana pada level di mana
kecerdasan sebenarnya belum diobservasi, tetapi juga memberikan
suatu rangkaian peghubung berkelanjutan antara reaksi karena
kebiasaan dan kecerdasan. Dengan demikian, sesudah tahap refleks,
dan tahapan kebiasaan awal dan tahap yang ketig memperkenalkan
transisi selanjutnya setelah berawalny koordinasi antara penglihatan
dan kemampuan menggenggam dan memanipulasi apa saja yang ia
lihat di dekatnya.6
b. Tahap Praoperasi
Menurut Jhon W Santrock ”Peringkat ini bermula dari umur 2
tahun hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua Piaget. Pada tahap ini,
anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar”.7
Menurut Paul Suparno ”Pada peringkat ini, anak-anak lebih sosial
dan menggunakan bahasa serta tanda untuk menggambarkan sesuatu
konsep. Secara jelas, penggunaan bahasa pada masa ini
menggambarkan cara berfikir simbolik”.8
Menurut Jean Piaget dalam buku psikologi anak ialah
Disamping dicirikan berfikir simbolik pada masa ini, juga
dicirikan dengan pemikiran intuitif. Pemikiran simbolis, yaitu
pemikiran dengan menggunakan simbol atau tanda, berkembang
sewaktu anak mulai suka menirukan sesuatu. Keaktifan anak
menirukan orang tuanya akan memperlancar pemikiran
simbolisnya. Demikian juga kemapuan sesorang anak menirukan
berbagai hal yang dialami dalam hidupnya akan membantu
pembentukan pengetahuan simbolisnya. Dengan adanya
penggunaan simbol, anak dapat mengugkapkan dan sesuatu hal
yang terjadi, dapat membicarakan macam-macam benda dalam

6
Jean Piaget dan Barbel Inhelder, Psikoligi Anak, penterjemah Miftahul Jannah,
(Yogyakarta: Pustakan Pelajar, 2010), hal. 12
7
John W. Santrock,. Op. Cit, hal. 45
8
Paul Suparno, ,Teori perkembangan kognitif Jean Piaget,(Yoyakarta: Kanisius, 2001)
hal.49.
12

waktu bersamaan. Pemikiran intuitif adalah persepsi langsung akan


dunia luar tetapi tanpa dinalar terlebih dahulu.9

Intuisi merupakan pemikiran imajinal atau sensasi langsung tanpa


dipikir lebih dahulu. Memang pemikiran intuitif ini memiliki
kelamahan yaitu anak hanya dapat lihat satu arah saja, anak belum
dapat melihat gagasan, tetapi hanya satu arah saja. Apabila beberapa
gagasan digabungkan, pemikiran anak menjadi kacau. Dengan kata
lain pada masa ini anak belu mampu berfikir decentred, melihat
berbagai segi dalam satu kesatuan.
c. Tahap Operasi Konkret
Peringkat ini bermula dari umur 7 tahun hingga 11 tahun,
merupakan tahap ketiga Piaget. Menurut John W Santrock, ”pada
tahap ini, anak-anak dapat melakukan operasi, dan penalaran logis
menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke
dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkret.”10
Menurut Jean Piaget dalam buku psikologi anak ialah
Operasi itu bersifat reversibel, artinya dapat mengerti dalam
dua arah, yaitu satu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada
awalnya lagi. Yang juga sangat maju dalam tahap ini adalah
kemampuan anak mengurutkan dan mengklasifikasi objek.
Dengan operasi itu anak telah mengembengkan pemikiran logis
yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah
konkret yang dihadapi. Pada tahap ini anak juga sudah mampu
menganalisis dari berbagai segi. Meskipun pada tahap ini anak
sudah mengembangkan pemikiran logis tetapi masih terbatas pada
suatu yang konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotetis.11
d. Peringkat Operasi Formal
Menurut Jhon W Santrock “Peringkat ini bermula dari pada umur
11 tahun, merupakan tahap keempat Piaget. Pada tahap ini anak-anak
melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkret dan berfikir

9
Jean Piaget dan Barbel Inhelder, Psikologi Anak, penterjemah Miftahul Jannah,
(Yogyakarta: Pustakan Pelajar, 2010), hal. 70
10
John W. Santrock,. life-Span devepoment,Jilid 1, Penterjemah Ahmad Chusairi, dkk,
(Jakarta: Erlangga 2002), hal. 45
11
Jean Piaget dan Barbel Inhelder, Op. Cit, hal. 114
13

secara abstrak dan lebih logis.”12


Menurut Jean Piaget dalam buku psikologi anak mengenai
peringkat Operasional formal ialah
Mereka memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan
reasoning dan logika. Ada pembebasan pemikiran dari pengalaman
langung menuju ke pemikiran yang berdasarkan proposisi dan
hipotesis. Asimilasi dan akomodasi terus berperan dalam mmbentuk
skema yang lebih menyeluruh pada pemikiran remaja. Pada saat ini,
pemikiran remaja dengan pemikran orang dewasa sama secara
kualitas, namun bereda secara kuantitas.13

Pada tahap ke empat ini usia anak 11 tahun ke atas, masa-masa


usia SMP yang menjadi rujukan pada penelitian ini yaitu tahap ke
empat Piaget. Pada pemikiran formal, unsur pokok pemikiran adalah
pemikiran deduktif, induktif, dan abstrkatif. Pemikiran deduktif,
mengambil kesimpulan khusus dari pengalaman yang umum.
Pemikiran induktif, mengambil kesimpulan umum dari pengalaman-
pengalaman yang khusus, dan pemikiran abstraktif tidak langsung dari
objek. Pada tahap perkembangan ini, remaja sudah dapat memahami
konsep proposisi dengan baik, menggunakan kombinasi dalam
pemikirana, dapat menggabungkan dua refrensi pemikiran, sudah
mengerti probabilitas dengan unsur yang menyertainya serta
permutasinya.
4. Perkembangan kognitivisme menurut beberapa ahli
a. David Paul Ausubel
David P Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Menurut
Ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna”
(meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses
mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta,
konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan

12
John W. Santrock. Op. Cit , hal. 45.
13
Jean Piaget, Op.Cit, hal 160
14

diingat siswa. Pembelajaran bermakna adalah suatu proses


pembelajaran di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur
pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang melalui
pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh
menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan yang
sudah mereka miliki. Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan
keterampilan siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang
dimiliki siswa. Oleh karena itu, subjek mesti dikaitkan dengan
konsep-konsep yang sudah dimiliki para siswa, sehingga konsep-
konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian,
faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan
pembelajaran. Cara Pembelajaran Bermakna dengan Menggunakan
Peta Konsep :
1). Pilih suatu tema bacaan dari buku pelajaran
2). Tentukan konsep-konsep yang relevan
3). Urutkan konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling
tidak inklusif atau contoh-contoh.
4). Susun konsep-konsep tersebut di atas kertas mulai dari konsep
yang paling inklusif di puncak konsep ke konsep yang tidak
inklusif di bawah .
5). Hubungkan konsep-konsep ini dengan kata-kata penghubung
sehingga menjadi sebuah peta konsep.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna
menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan
kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada
waktu tertentu.14
Menurut Ausubel, yang dikutip dari buku psikologi belajar
karya Mulyati
seorang anak akan belajar dengan mengasosiasikan fenomena
baru ke dalam sekema yang telah ia punya. Dalam proses itu

14
Mulyati, Psikologi Belajar, (yogyakarta: Andi Publisher, 2005), hal. 80
15

seseorang dapat mengembangkan skema yang ada atau dapat


mengubahnya. Dalam proses belajar ini anak mengonstruksi apa
yang ia pelajari sendiri. Inti dari teori belajar bermakna Ausubel
adalah suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-
konsep releven yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.15
Belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru
dalam menyajikan Pandangan Kognitifisme dan Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Anak Usia Dini materi
pelajaran yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang
relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi anak
b. Jerome Bruner
Jerome Bruner adalah guru besar di dua universitas terkemuka
dunia yaitu Harvard (AS) dan Oxford (Inggris). Yatim di usia 12
tahun dan keluarga yang sering pindah tidak menghalanginya untuk
berprestasi. Bruner memiliki peran besar dalam perubahan arus utama
psikologi dari behaviorisme ke kognitifisme pada dekade 1950-an dan
1960-an. Karya pentingnya yang secara eksplisit mengawali
kognitifisme diterbitkan tahun 1956, A Study in Thinking.
Menurut Bruner dalam bukunyA the process of education ialah
Gagasan utama Bruner didasarkan kategorisasi. “Memahami
adalah kategorisasi, konseptualisasi adalah kategorisasi, belajar adalah
membentuk kategori-kategori, membuat keputusan adalah
kategorisasi.” Bruner mengemukakan ada dua mode utama dalam
berpikir: naratif dan paradigmatik. Dalam berpikir naratif, pikiran
fokus pada berpikir yang sekuensial, berorientasi pada kegiatan, dan
dorongan berpikir secara rinci. Dalam berpikir paradigmatik, pikiran
melampaui kekhususan sehingga memperoleh pengetahuan yang
sistematis dan kategoris. Pada mode pertama, proses berpikir seperti
halnya cerita atau drama. Pada mode kedua, berpikir secara
berstruktur seperti halnya menghubungkan berbagai gagasan
mendasar dengan cara yang logis. Dalam penelitiannya terhadap
perkembangan anak.16
Bruner menelorkan gagasan tentang tiga mode representasi:
representasi enactive (berbasis tindakan atau kinestetik), representasi
iconic (berbasis gambaran atau visualisasi), dan representasi simbolik
15
Ibid, hal. 78
16
Bruner JS, the process of education, (USA: Harvard university press, 1977), hal. 23-
24
16

(berbasis bahasa atau auditori). Dari ketiga istilah diatas bisa kita
simpulkan kedalam 3 gaya belajar seorang anak didik. Proses belajar
lebih ditentukan bagaimana guru mampu mengatur pembelajaran
sesuai dengan gaya belajar siswa.
Menurut bruner yang dikutip oleh Dahar dalam bukunya yang
berjudul teori-teori belajar dan pembelajaran ialah
Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap:
1) Enaktif; (aktivitas untuk memahami lingkungan melalui
observasi langsung terhadap realitas yang terjadi)
2) Ikonik; (Siswa mengobservasi realitas tidak secara
langsung, tetapi melalui sumber sekunder , misalnya
melalui gambar-gambar atau tulisan)
3) Simbolik; (siswa membuat abstraksi berupa teori,
penafsiran, analisis terhadap realitas yang telah diamati dan
alami, seseorang mampu memiliki ide-ide atau gagasan
abstrak yang dipengaruhi oleh kemampuan dalam
berbahasa dan logika.)17

Semua representasi mode tersebut tidak bisa dijelaskan sebagai


jenjang yang terpisah, namun terintegrasi. Representasi simbolik
menjadi mode terakhir. Menurut Bruner, teori ini menyatakan anak
akan produktif ketika menghadapi materi baru dengan mengikuti
representasi secara progressif mulai dari tahap enactive ke iconic, baru
kemudian ke simbolik; bahkan hal ini juga berlaku bagi pembelajar
dewasa. Dari sinilah terlahir teori Discovery Learning, maksudnya
yaitu anak mengorganisasikan metode penyajian dengan cara dimana
anak dapat mempelajari bahan sesuai dengan tingkat kemampuan
anak. Dalam pembelajarannya anak harus dikondisikan berperan
secara aktif dan memiliki aktifitas dalam belajar di kelas.

5. Implikasi Teori Piaget terhadap hasil belajar Pai siswa


Dalam kamus ilmian populer, Implikasi adalah keterlibatan atau

17
Dahar, R.W. teori-teori belajar dan pembelajaran, (Jakarta: Erlangga 2011), hal. 78
17

keadaan terlibat.18 Maksud implikasi dalam penelitian ini yakni keterlibatan


teori Jean Piaget tersebut dalam pendidikan terkait dengan hasil belajar PAI
siswa. Keterlibatan dalam pendidikan ini bisa dalam tujuan, metode (strategi),
maupun materinya. Sebab teori piaget (teori kognitif) merupakan salah satu
teori belajar dalam psikologi yang berpengaruh besar dalam dunia
pendidikan.
Menurut Baharuddin, dkk. Dalam bukunya Teori Belajar dan
Pembelajaran,
Teori ini menjelaskan tentang bagaimana cara seseorang dapat
memperoleh pengetahuan, dan mengolahnya dalam proses berpikir
sehingga proses perkembangan yang lain juga akan berkembang secara
baik. Teori kognitif memandang bahwa proses belajar bukan sekedar
stimulus dan respon yang bersifat mekanistik kan tetapi lebih dari itu
yakni melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam diri individu yang
sedang belajar. Oleh sebab itu menurut teori kognitif belajar adalah
sebuah proses mental yang aktif untuk menerima, mencapai, mengingat,
dan menggunakan pengetahuan.19

Menurut Muhibbin Syah, dalam buku Psikologi Belajar mengenai arti


kognitif ialah, “Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang sepadan
dengan knowing yang berarti mengetahui. Dalam arti yang lebih luas
cognition (kognisi) adalah suatu proses perolehan, penataan, dan
pengguanaan pengetahuan.”20
Mengenai maksud dari kognisis ini, Paul Henry menjelaskan bahwa:
“kognisi adalah kegiatan mental dalam memperoleh, mengolah,
mengorganisasi, dan menggunakan pengetahuan, sedangkan proses yang
paling utama dalam kognisis meliputi mendeteksi, menginterpretasi,
mangklarifikasi, dan mengingat informasi, mengevaluasi gagasan, menyring
prinsip dan mengambil kesimpulan segala macam pengalaman yang di dapat
dalam kehidupannya.21”

18
Pius A Partanto, dkk. Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka , 1994), hal.247.
19
Baharuddin, dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran, (yogyakarta: Arruz Media, 2007),
hal. 87
20
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jkarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 22
21
Paul Henry, dkk, Pekembangan dan Kepribadian Anak, jilid II, Med Meitasari
Tjandrasa (Jakarta: Erlangga, 1994), hal. 194
18

Dalam perkembangan selanjutnya menurut Muhibbin Syah “istilah


kognitif sebagai salah satu domain atau wilayah psikologis manusia yang
meliputi setiap prilaku mental yang berkaitan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, penmecahan masalah, kesengajaan dan
kejiwaan. Aspek kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan
konasi (kehendak), dan afeksi (perasaan).”22
Dengan demikian kognisi ini sangat penting sebab kognisi merupakan
tempat proses diawali perolehan penegtahuan yang masuk dalam diri
seseorang melalui berbagi proses. Proses perkembangan kognitif sangat
mempengaruhi perkembangan aspek yang lain seperti afeksi.
Menurut Jean Piaget, yang dikutip Hamzah B. Uno, dalam buku
Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, “proses belajar harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa, sebab
konsep berpikir anak-anak dengan remaja maupun dewasa itu berbeda, jadi
materi atau strategi yang akan digunakan oleh guru harus disesuaikan sengan
tingkat berpikirnya.”23
Sedangkan teori yang mengkaji dan meneliti mengenai proses kognitif
disebut teori kognitif. Kognitif merupakan kemampuan yang berpusat di otak
ini dan berfungsi untuk menerima, menglah dan menginterpretasikan
pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak
melalui interaksinya dengan lingkungan. Melalui kognitif ini anak akan
mampu menggunakan cara berpikirnya dan mengerti akan objek, pengalaman
dana pengetahuan yang diperolehnya dalam hidupnya.
Berpikir tidak bisa dipisahkan dengan akal tempat untuk berpikir,
dalam Islam telah dijelaskan bahwa yang membedakan manusia dengan
makhluk yang lainnya adalah terletak pada akalnya, oleh sebab itu potensi
akal(kognisi) seseorang sangat berharga dan perlu diarahkan ke hal yang
positif agar kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh konsep
berpikirnya.
22
Muhibbin Syah, Op. Cit, hal. 22
23
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hal. 11
19

Menurut Zahruddin, dkk, dalam buku Pengantar Studi Akhlak,


“Dalam Islam akal (kognisi) sangat dijunjung tinggi, akan tetapi akal pikiran
manusia sangat terbatas hal ini berpengaruh pada pengetahuan yang
diperolehnya juga akan terbatas sehingga dengan pengetahuan yang terbatas
manusia kan sulit memecahkan segala permasalahan yang ada.”24
Sebagaimana dalam firman Allah SWT. Q-S: Al-Isra’:85, berikut:

ً‫ن آلْعِلْ ِم إِلَب قَلِيال‬


ْ ِ‫ن أَمْ ِز رَّبِي ًَمَب أًُحِيخُم م‬
ْ ِ‫ح م‬
ُ ًُ‫ن الزًُْحِۖ ُقلِ الز‬
ِ َ‫ك ع‬
َ َ‫ًَيَسْئَلٌُن‬
‫۝‬
Artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit".25
Maka dari hal itu akal (kognisi) perlu arahan dan perlu dikembangkan
yakni dengan berbagai hal seperti melalui pendidikan dan lain sebagainya
agar pengetahuan seseorang semakin lusa dan mendalam. Dalam pendidikan
pengembangan akal merupakan hal yang utama dan hal ini sangat
berpengaruh terhadap pengembangan sikap dan kepribadiannya. Terkait
dengan pengembangan akal maka peru pengetahuan dan kajian lebih
mendalam lagi mengenai teori perkembangan kognitif agar dalam
mengembangkannya sesuai dengan tingkat usia perkembangan seseorang.
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang sangat
urgent atau penting. Hal itu disebabkan karena PAI tidak hanya belajar dan
fokus dengan teori-teori saja, tetapi ditekankan pada praktek di kehidupan
sehari-hari siswanya. Lebih jauh lagi dengan belajar PAI para siswa
diharapkan memiliki rasa agama (religiusity) yang kuat sehingga menjadikan
siswa-siswanya sebagai generasi penerus bangsa yang amanah dan
berakhlakul karimah. Setelah di atas dibahas tentang teori perkembangan
kognisi Jean Piaget, maka disini kami mengaitkan antara teori perkembangan
kognisi Jean Piaget dengan pembelajaran PAI. Telah disebutkan bahwa
Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya

24
Zahruddin, dkk, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta:Grafindo, 2004), hal. 51
25
Al-quran dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Semarang: CV
Alwaah 1993), H. 437
20

melalui empat periode utama yang berkorelasi dan semakin canggih seiring
bertambahnya usia, yaitu
a. Periode sensorimotor (usia 0-2 tahun)
b. Periode praoperasional (usia 2-7 tahun)
c. Periode operasional konkrit (usia 7-11 tahun)
d. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Pada tahap sensorimotor PAI sudah dapat diajarkan pada anak.
Seperti membiasakan membaca hamdalah, makan dengan tangan kanan dan
sebagainya. Karena pada tahap ini anak mengandalkan reflex bawaaannya
untuk mengeksplorasi dunianya. Dengan membiasakan membaca hamdalah
dan sebagainya diharapkan ketika dewasa nanti sang anak akan selalu
melakukannya karena suadah menjadi reflek sejak kecil.
Selanjutnya pada tahapan praoperasional anak akan belajar
menggunakan dan mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.
Sehingga ketika sang anak banyak bertanya janganlah dimarahi, tetapi
jawablah dengan lemah lembut dan pengertian. Kaitkanlah penjelasan-
penjelasan yang kita sampaikan pada anak dengan keislaman. Contohnya
ketika anak bertanya tentang hewan peliharaan ayam maka terangkanlah
ayam itu apa, disambung dengan manfaat ayam. Kita juga harus menyayangi
ayam dengan cara memberinya makan, hal ini merupakan bagian dari
keislaman karena islam mengajarkan kita memiliki kasih saying pada
makhluk ciptaa Allah swt. Pelajaran-pelajaran yang diterima oleh sang anak
akan membekas pada dirinya sampai anak dewasa bahkan sampai ajal
menjemputnya.
Pada tahap yang ketiga, yaitu tahap operasional konkrit sang anak
sudah dapat menggunakan logikanya secara memadai. Sudah saaatnya sang
anak diajari tata cara beribadah sesuai syariat, membiasakan anak untuk taaat
beribadah, mengingatkan anak bila berbuat jelek, mengajaknya pada
pembiasaaan perbuatan baik.
Pada tahap yang terakhir, yaitu tahapan operasional formal sang anak
sudah mampu berfikir secara abstarak, menalar secara logis dan menarik
21

kesimpulan dari informasi yang tersedia. Sudah dapat memahami hal-hal


seperti cinta, bukti logis dan nilai. Sang anak sudah bisa diajak untuk
memaknai arti ibadah yang dilakukan, mengartikan kejadian-kejadian dalam
hidup, melatih kesabarannya, menghargai orang lain dan sebagainya. Hal ini
akan sangat bermanfaat bagi anak karena sebentar lagi dia akan menginjak
masa dewasa dimana seseorang harus sudah peka dengan kondisi sosial
sekitarnya dan menghadapinya dengan penuh kebijaksanaan, sehingga tujuan-
tujuan hidup yang mulia dapat tercapai dengan baik, meskipun tidak
dipungkiri bahwa untuk mencapai tahaan ini harus melewatinya dengan
pengalaman-pengalaman yang baik atau buruk. Hal ini sudah menjadi kodrat
manusia. Manusia sudah seharusnya menuju arah yang lebih baik agar
tercapai tujuan hidupnya yang hakiki.
B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Sebelum menguraikan lebih jauh arti prestasi belajar secara luas, maka
terlebih dahulu mengetahui arti dari prestasi dan belajar itu sendiri secara
terpisah.
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu: Prestasi dan belajar. Yang
dimaksud dengan prestasi adalah “hasil yang dicapai dari apa yang telah
dikerjakan.”26
a. Pengertian Prestasi
Kata prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu hasil
usaha yang dicapai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
prestasi dipahami yaitu “ Prestasi adalah hasil usaha yang telah
dicapai atau yang dilakukan dan dikerjakan.”27
Menurut Gagne, yang dikutip Abdul Gafur, dalam buku Desain
Instruksional, “prestasi adalah penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang
26
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), h. 70.
27
Ibid, hal. 70
22

dinyatakan dalam bentuk skor.”28


Menurut Syaiful Bahri Djamarah yang menyatakan bahwa
prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan
dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat
di dalam kurikulum. Jadi prestasi dapat diartikan sebuah hasil yang
dapat diperoleh apabila telah mencapai apa yang terjadi sebuah tujuan
yang dicapai seseorang.”29
Menurut Slameto, dalam buku Belajar dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya, “Prestasi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman indivudu itu
dalam interaksi dengan lingkungannya.”30
b. Pengertian Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Prestasi adalah hasil usaha yang telah dilakukan seseorang setelah
melakukan pekerjaan atau perbuatan. Sedangkan belajar menurut
beberapa pendapat adalah:
1) Menurut M. Uzer Usman, “belajar adalah proses perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dengan lingkungannya.”31
2) “Belajar menurut aliran Piaget adalah adaptasi yang holistik
dan bermakna yang datang dari dalam diri seseorang terhadap situasi
baru, sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen.”32
3) Menurut Syaiful Bahri, “belajar adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual
maupun kelompok.”

28
Abdul Gafur, Desain Instruksional, (Jakarta: BPT. IKIP, 1983), h. 9
29
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Cet ke-
2, hal. 13.
30
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Bina
Aksara, 1998), h. 32.
31
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2005) Cet. 2, hlm 5
32
Prof. Dr. Conny R. Semiawan, Belajar Dan Pembelajaran Prasekolah Dan Sekolah
Dasar, (Jakarta: PT Mancana Jaya Cemerlang, 2008) Cet.3, hlm 11
23

4) “Belajar (learning) seringkali didefinisikan sebagai perubahan


yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang
diperoleh dari pengalaman-pengalaman.”33

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang


sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam
seluruh aspek tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Perubahan-
perubahan tersebut berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,
kecakapan, keterampilan, sikap, harga diri, minat, watak dan penyesuaian
diri, dengan kata lain meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Adapun mengenai definisi belajar menurut Nana Sudjana adalah
“suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan, dimana perubahan
tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, kecakapan, kemampuan, daya
penerima, dan lain-lain yang ada pada diri individu.”34
Sedangkan menurut M. Arifin, “belajar adalah suatu kegiatan anak
didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran
yang disajikan oleh guru yang berakhir pada kemampuan anak menguasai
bahan pelajaran yang disajikan.”35
Menurut M. Dalyono, “prestasi belajar dipengaruhi dari beberapa
faktor yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari diri siswa, seperti
kesehatan, inteligensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar) dan faktor
eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti pendapatan orang
tua, lingkungan sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitarnya).”36
Sebelum siswa mendapat pendidikan di sekolah, terlebih dahulu siswa
mendapatkan pendidikan di keluarga. Keluarga adalah wadah pertama dan

33
Dra. Fadhilah Suralaga, M. Si, dkk, Psikologi Pendidikn Dalam Perspektif Islam,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005) Cet. 1, hlm 60
34
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1998), Cet ke-4, h. 28.
35
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Masyarakat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet. Ke-4, h. 172
36
M. Dallyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cita, 1997) Cet. 1, hal 55
24

utama bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Apabila dalam suasana


keluarga itu baik, maka akan baik pula perkembangan siswa tersebut.
Sesuai dengan pendapat Mahjubah Magazine:
Keluarga adalah buaian tempat anak melihat cahaya kehidupan
pertama. Memang diakui bahwa keluarga meninggalkan bekas yang
mendalam terhadap watak, pikiran, sikap dan prilaku. Masa kanak-kanak
merupakan periode yang menentukan dalam pembentukan kepribadian,
sebab pada masa tersebut peranan keluarga mencakup semua hal, orang
tua bertugas medidik anak.37

Dari pengertian prestasi dan belajar yang telah dikemukakan di atas,


dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa adalah hasil belajar
yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan
pembelajaran disekolah. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan
melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru
terhadap siswa dan hasil dari ujian atau ulangan yang ditempuhnya, karena
unsur yang ada dalam prestasi belajar siswa terdiri dari hasil belajar dan nilai
siswa. Jadi seseorang dapat memperoleh prestasi apabila telah melakukan
proses belajar beberapa waktu dalam penguasaan pengetahuan dan
keterampilan.
Menurut M. Dalyono, “prestasi belajar dipengaruhi dari beberapa
faktor yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari diri siswa, seperti
kesehatan, inteligensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar) dan faktor
eksternal (faktor yang berasl dari luar diri siswa seperti pendapatan orang tua,
lingkungan sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitarnya).”38

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah “proses
perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses

37
Mahjubah Magazine, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, (Jakarta: CV.
Firdaus, 1992) hal 13
38
M. Dallyono. Op. Cit , hal 55
25

pembuatan dan cara mendidik”.39


Pendidikan dalam UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang sisdiknas adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat dan negara.”40
Menurut Ahmad Tafsir, “pendidikan adalah usaha mengembangkan
seseorang agar terbentuk perkembangan yang maksimal dan positif.”41
Abdul Rahman An-Nahlawi mengartikan pendidikan “merupakan kegiatan
yang betul-betul memiliki tujuan, sasaran, dan target”.42
Dengan demikian, pendidikan adalah proses bimbingan yang
diberikan secara sengaja oleh pendidik melalui upaya pengajaran dan
pelatihan terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
kedewasaan, sehingga terbentuklah kepribadian utama yang berguna bagi
peranannya dimasa yang akan datang.
Jika pendidikan disandarkan pada kata agama islam, “pendidikan
agama islam” atau “pendidikan islam” menunjukkan warna pendidikan
tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang islami, yaitu
pendidikan yang berdasarkan islam.
Pendidikan Islam menurut Zakiyah Darajat adalah “suatu usaha untuk
membina dan mengasuh pesrta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.43

39
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdikbud RI, 1998), h.667
40
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-Undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2013), hal. 2
41
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
h.38
42
Abdul Rahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat,(Bina Insani Press, 1995),h.21
43
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
cet.ke-3,h.130
26

Sedangkan menurut Abuddin Nata, pendidikan Islam adalah “upaya


membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan
secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai
dengan nila-nilai ajaran Islam.”44
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
agama islam atau pendidikan islami merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah dikumpulkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

3. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam


Dasar pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah-sekolah di
Indonesia mempunyai landasan yang kuat.
Sebagaimana yang di kemukakan oleh Abdul Majid, “Dasar
pendidikan Islam dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
a. Dasar Yuridis/Hukum,
b. Segi Religus,
c. Aspek Psikologis”.
Keterangan ketiga tujuan tersebut adalah:
a. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:
1. Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Dasar Struktural/Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam bab XI pasal 29
ayat 1 dan 2 yang berbunyi : Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa dan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya itu.

44
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),
cet.7, h. 292
27

3. Segi Religus
Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan
merupakan perwujudan ibadah kepadaNya. Dalam al Qur’an banyak ayat
yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain:
1) QS. An Nahl:125

‫ّن‬
َ ِ‫َ أَحْسَنُۚ إ‬
َ ‫ل رَّبِكَ ّبآ لْحِكْمَتَ ًَاْلْمٌَعِظَ ِت آلْحَسَنَتِۖ ًَجَذِلْيُم ّبِآلّخَِ ِى‬
ِ ‫سَبِي‬ꞌََ‫ع إِل‬ ُ ‫اُ ْد‬
‫ضلَ عَن سَبِيلِوۖ ًَىٌَُأَعْلَ ُم ّبِب لمُيْخَذِينَ ۝‬ َ ‫ك ىُ ٌَ أَعْلَ ُم ّبِمَن‬
َ َ‫رَّب‬
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.(Q.S. An Nahl [16]: 125)

2) QS. Al Imran:104

َ‫ف ًَيَنْيٌَّْن‬
ِ ًُ‫ًَلْخَكُن مِنكُم أُمَتٌ يَذْعٌُّنَ إِلََ آلْخَيْزًَيَبْمُزًُّنَ ّبآلْمَعْز‬
)ٔٓ1:‫ۑك ىُ ُم آلْمُفْلِحٌُّنَ (سٌرة العمزاّن‬ ِ ‫ن آلْمُنْكَزِۚ ًَأُل‬
ِ َ‫ع‬

Artinya:
dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al Imran [3]:104)

3) Al Hadis :
)461ٔ :ٍ‫بَّلِ ُغ عنِّى وَلَ ْو آيَةً(رًاه البخبر‬
Artinya:
Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit.
(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari: 3641)
b. Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini, dkk
semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup
yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu
perasaan yang mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat mereka
berlindung, dan tempat mereka memohon pertolonganNya. Mereka merasa
28

tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi
kepada Zat Yang Maha Kuasa. Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa hati
membuat hati tenang dan tentram dengan jalan mendekatkan diri kepada
Tuhan.

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam


Islam menghendaki manusia dididik agar mampu merealisasikan
tujuan hidupnya sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah. Tujuan hidup
manusia itu adalah beribadah kepada Allah. Ini diketahui dar‫ ه‬ayat 56 surat
al-Dzariyat:
)66 :‫ّاللِيَعْبُذًُّنِ (سٌراة الذّاريب ث‬
َ ِ‫س إ‬
َ ْ‫ج آلْجِنَ ًَآلْإِن‬
ُ ْ‫خلَق‬
َ ‫ًَمَب‬
Artinya:
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”(Q.S. Al-Dzariyat [51]: 56

Pendidikan Agama Islam menurut Abdul Majid mempunyai maksud


dan tujuan, yaitu :
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian
dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.45

Sedangkan menurut Abdul Fattah Jalal, “tujuan umum pendidikan


islami adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.”46
Aspek tujuan pendidikan Islam menurut Ramayulis meliputi empat
hal, yaitu:
a. Tujuan Jasmaniah (Ahdaf al Jismiyyah)
Tujuan pendidikan islam adalah untuk membentuk manusia
muslim yang sehat dan kuat jasmaninya serta memiliki
keterampilan yang tinggi.

45
Abdul Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama islam Berbasis
Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), cet. 3 h.135
46
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami (Bandung: PT Rosdakaya, 2012), h.64
29

b. Tujuan Rohaniah (Ahdaf al Ruhyyah)


Tujuan ini dikaitkan dengan kemampuan manusia menerima
agama Islam yang inti ajarannya adalah keimanan dan ketaatan
kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan tunduk dan patuh
kepada nilai-nilai moralitas yang diajarkanNya dengan mengikuti
keteladanan Nabi Muhammad SAW
c. Tujuan akal (ahdaf al aqliyyah
Aspek tujuan ini bertumpu pada pengembangan intelegensia yang
berada dalam otak sehingga mampu memahami dan menganalisis
fenomena-fenomena ciptaan Allah di jagad raya ini
d. Tujuan Sosial (Ahdaf al Ijtima’iyah)
Pendidikan menitikberatkan perkembangan karakter-karakter
yang unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan standar
masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya. 47

Ahmad Tafsir mengatakan tujuan akhir pendidikan islam yaitu “untuk


menjadi manusia yang sempurna. Adapun ciri manusia sempurna adalah
jasmaninya sehat dan kuat, akalnya cerdas serta pandai dan hatinya penuh
iman kepada Allah”. 48
Tujuan Pendidikan Islam menurut Alisuf Sabri, yaitu “membentuk
kepribadian muslim atau insan kamil yang beriman, berakhlak, berilmu, dan
berketerampilan yang senantiasa berupaya mewujudkan dirinya dengan baik
secara maksimal guna memperoleh kesempurnaan hidup karena didorong
oleh sikap ketakwaan dan penyerahan diri kepada Allah agar memperoleh
ridhoNya.”-49
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa, tujuan pendidikan secara islami
adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan mengenai Islam
dan juga membentuk akhlakul karimah agar menjadi muslim yang cerdas.
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama islam sebagai ilmu dan amaliyah mempunyai ruang
lingkup yang sangat luas yang dijadikan landasan spiritual, dan bila
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kehidupan manusia akan
baik.
Adapun urutan prioritas pendidikan Islam dalam upaya pembentukan
47
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Kalam Mulia, 2013) cet. 10, h. 222-225
48
Ahmad Tafsir. Op. Cit, h.63
49
Alisuf Sabri, Ilmu Penddikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 109
30

kepribadian muslim menurut Zuhairini adalah


a. Pendidikan keimanan kepada Allah SWT,
b. Pendidikan akhlakul karimah,
c. Pendidikan ibadah50
Menurut Muhammad Daud, “ruang lingkup pendidikan agama Islam
terdiri atas akidah, syariah, dan akhlak.” 51
Sedangkan menurut Zakiah Darajat, “ruang lingkup pengajaran
pendidikan agama Islam meliputi pengajaran keimanan, pengajaran akhlak,
pengajaran ibadat, pengajaran fiqh, pengajaran ushul fiqh, pengajaran qiraat
qur’an, pengajaran tafsir, pengajaran ilmu tafsir, dan pengajaran hadis”.52
Walaupun dari ketiga pendapat tersebut terdapat perbedaan mengenai
ruang lingkup pendidikan agama Islam, dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup pendidikan agama Islam antara lain ketauhidan (keimanan), akhlak
(tingkah laku seorang muslim dan muslimah), syariah (termasuk ibadah
sehari-hari).

6. Metode dan Teknik Pendidikan Agama Islam


Samsul Nizar mengutip pendapat Hamka yang membagi metode
pendidikan Islam kepada empat macam metode, yaitu:
a. metode diskusi
b. metode darmawisata
c. metode eksperimen
d. metode resitasi atau assignment (pemberian tugas) 53
Keterangan keempat metode tersebut sebagai berikut:
1) Metode diskusi
Diskusi merupakan proses saling bertukar pikiran antara dua orang
atau lebih. Melalui proses ini, kedua belah pihak akan saling berdialog dan
mengemukakan pandangannya secara argumentatif. Proses ini dilakukan

50
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet.5, h.155-158
51
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008), h. 133
52
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), cet.4, h. 63-101
53
Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka
Tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008),h.178-180
31

dengan penuh keterbukaan dan persaudaraan. Tujuan utamanya adalah


mencari kebenaran
2) Metode darmawisata
Metode ini dimaksudkan agar tumbuh kepekaan sosial pada peserta
didik. Seorang pendidik bisa mempergunakan metode darmawisata untuk
mengenalkan peserta didik pada realitas lingkungannya secara dekat dan
konkret.
3) Metode eksperimen
Melalui eksperimen, peserta didik akan diformulasi untuk melakukan
serangkaian observasi dan latihan-latihan yang berfungsi untuk memperkaya
pengalaman mereka terhadap materi (teori) ilmu pengetahuan yang mereka
miliki. Melalui pendekatan metode eksperimen secara langsung terhadap
objek yang dipelajari, maka peserta didik akan memperoleh pengalaman
langsung terhadap berbagai fenomena sosialnya
4) Metode resitasi atau assignment (pemberian tugas)
Agar peserta didik memiliki rasa tanggung jawab terhadap amanat
yang diberikan kepadanya, maka pendidik dapat melakukan pendekatan
dengan menggunakan metode resitasi, yaitu memberikan sejumlah soal-soal
pendidikan untuk dikerjakannya secara baik dan benar.
Sedangkan metode pendidikan Islam menurut Ramayulis dibagi
kepada sepuluh, yaitu : “(a) Metode Ceramah, (b) Metode Tanya Jawab, (c)
Metode Diskusi, (d) Metode Pemberian Tugas, (e) Metode Demonstrasi, (f)
Metode Eksperimen, (g) Metode kerja kelompok, (h) Metode kisah, (i)
Metode Amsal, (j) Metode Targhib dan (k) Tarhib."54

Adapun teknik mengajar menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh


Ramayulis, terdiri dari:
a. Mendidik melalui keteladanan
b. Mendidik melalui kebiasaan
c. Mendidik melalui nasihat dan cerita
d. Mendidik melalui disiplin
e. Mendidik melalui partisipasi

54
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Kalam Mulia, 2013) cet. 10, h..280-286
32

f. Mendidik melalui pemeliharaan55:

Adapun metode yang lazim digunakan dalam pendidikan pesantren


adalah sebagai berikut, yang oleh Mujamil Qomar ialah
1) Wetonan, yakni suatu metode kuliah dimana para santri mengikuti
pelakaran dengan duduk mengelilingi kiai yang menerangkan pelajaran.
Santri menyiimak kitab masing-masing dan mencatat jika perlu.
Pelajaran diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum atau
sesudah melaksanakan shalat fardhu. Di jawa barat, metode ini sebut
dengan bandongan, sedangkan di Sumatera di sebut dengan halaqah.
Penerapan metode ini membuat santri bersikap pasif, sebab
keberlangsungan pengajaran didominasi oleh pengajar/ kyai. Santri tidak
diberi kesempatan untuk bertanya apalagi mengkritisi. Hal inilah yang
perlu dirubah, santri harus diberi kesempatan untuk sekedar bertanya atau
mengkritisi, sehingga hubungan interaksi terjadi dalam sebuah proses
pembelajaran. Metode ini merupakan hasil adaptasi dari metode
pengajaran agama yang berlangsung di Timur Tengah terutama Mekah
dan Al-Azhar, Mesir. Hal ini timbul dari hasil interaksi intelektual antara
perintis (kyai) pesantren dengan pendidikan yang berlangsung di sana.
2) Metode sorogan, yakni suatu metode dimana santri menghadap kiai
seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya.
Metode sorogan ini merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan
metode pendidikan Islam tradisional, sebab sistem ini menuntut
kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi santri/ kendatipu
demikian, metode ini diakui paling intensif, karena dilakukan seorang
demi seorang dan ada kesempatan untuk tanggung jawab langsung.
3) Metode hafalan, yakni suatu metode dimana santri menghafal teks
atau kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya.
Bahkan dipesantren, keilmuan hanya dianggap sah dan kokoh bila
dilakukan melalui transmisi dan hafalan, baru kemudian menjadi
keniscayaan. Lebih jauh lagi, parameter kealiman seseorang dinilai
berdasarkan kemampuan menghafal teks-teks.
4) Metode muhawarah, adalah suatu kegiatan berlatih bercakap-cakap
dengan bahasa arab yang diwajibkan pesantren kepada santri selama
mereka tinggal di pesantren. Frekuensi penerapan metode ini di pesantren
tidak ada keberagaman. Ada yang menerapkan hanya pada kegiatan-
kegiatan tertentu, tetapi ada beberapa pesantren yang mewajibkan
penggunaan metode ini kepada santrinya setiap hari.56

Penggunaan teknik dan metode dapat digunakan bersama-sama atau

55
Ibid. h.287-290
56
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007),
hlm. 150
33

saling menunjang. Misal mendidik melalui disiplin akan lebih efektif bisa
diikuti dengan cara keteladanan.
C. Pendidikian Islam Terpadu
Pendidikan Islam dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah “proses
pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan kepribadiannya melalui penngajaran dan latihan.
Pendidikan berarti pula sebagai usaha potensi-potensi yang terpendam dan
tersembunyi.”57
Terpadu berarti sudah dipadu (disatukan, dilebur menjadi
satu),58Menurut Jaringan Sekolah Islam Terpadu Pendidikan Islam Terpadu
adalahPendidikan yang memadukan sains dan agama secara berdampingan
untuk membimbing anak didiknya berkepribadian Islam dan berwawasan
global (menguasai pengetahuan umum). Sedangkan maksud dari pendidikan
Islam Terpadu adalah pendidikan yang berusaha membentuk kepribadian
Islam secara komprehensif, dengan sistem pendidikan yang menyeimbangkan
pendidikan akhlakiyah, fikriyah dan jasadiyah.
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al-Quraniyyah terletak di
jalan panti asuhan Ceger rt 003/012, Jurangmangu Timur Kecamatan Pondok
Aren, Kota Tangerang Selatan Banten Sekolah Islam Terpadu pada
hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan
Islam berlandaskan Al Qur‟ an dan As Sunnah. Konsep operasional Sekolah
Islam Terpadu merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan
dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari
generasi ke generasi. Dalam aplikasinya sekolah Islam Terpadu diartikan
sebagai sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan
memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan
kurikulum, dengan pendekatan ini, semua mata pelajaran dan semua kegiatan
sekolah tidak lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai Islam. Diawal
berdirinya, sekolah Islam terpadu ingin mengubah citra sekolah Islam yang
57
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2002), hlm. 954
58
Ibid, hlm. 810.
34

dianggap kurang kompetitif dengan sekolah umum maupun sekolah non-


Islam pada umumnya. Saat itu, sekolah pada umumnya hanya menekankan
kepentingan akademik dan masalah agama menjadi hal yang kurang
ditanamkan. Namun, pada masa sekarang, kesadaran orang tua akan
kebutuhan pendidikan agama semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dengan
makin banyaknya bermunculan sekolahsekolah yang berbasis Islam dengan
jumlah siswa yang tidak lagi sedikit. SMP Islam Terpadu Al-Quraniyyah
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang juga berkomitmen untuk
menerapkan kombinasi pendidikan umum dengan pendidikan agama dengan
4 (empat) visi utamanya, yaitu:
1. Membentuk generasi yang kreatif, berdaya juang tinggi dan
bertanggung jawab.
2. Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai
IPTEK, inovatif dan aplikatif.
3. Melahirkan generasi yang cakap secara emosional, intelektual dan
spiritual serta berwawasan internasional.
4. Menjadikan SMP IT sebagai sekolah model dalam
pengintegrasian IPTEK dan wawasan Qur’ani.
D. Penelitian yang relevan
Penulis menemukan beberapa tulisan tentang Teori Jean Piaget.
Diantarannya Desmita Teori perkembangan kognitif Jean Piaget
adalah,
Salah satu teori yang menjelaskan bagaiman anak beradaptasi dan
menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya.
Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan objek-objek untuk
mengetahui persamaan dan perbedaannnya, dan untuk memahami
penyebabab terjadinya perubahan objek dan satu peristiwa, dan untuk
membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.59

Dalam bukunya Sri Esti Wuryani, “kemampuan kognitif adalah hasil


dari hubungan hubungan perkembangan otak sistem nervous dan
pengalaman-pengalaman yang membantu individu untu beradaptasi dengan

59
Desmita, psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 45
35

lingkungannya.60”
Dari buku Desmita dan Sri Esti Wuryani, yang penulis temukan,
semuanya membahas tentang teori perkembangan kognitif Jean Piaget
mengenai pendidikan. Namun dari sekian buku berbeda dengan penulis dalam
penulisan skripsi ini. Dalam penelitian ini penulis mengkaji tentang teori
perkembangan kognitif yang dikembangkan oleh Jean Piaget dan
implikasinya terhadap hasil belajar PAI siswa.
E. Kerangka Berpikir
Teori perkembangan kognisi Jean Piaget ini bisa diterapkan dalam
pembelajaran PAI, terlebih lagi karena teori ini memfokuskan perkembangan
manusia dari lahir sampai dewasa. Sehingga cocok sekali apabila dipakai oleh
para pendidik dalam pembelajaran PAI yang sesuai dengan kognisi anak.
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget.
Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi
perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan,
yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi
konsep yang berdasar pada kenyataan.

60
Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2006), hal.72.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPIT Al-Quraniyyah dari tanggal 01
September sampai 20 Oktober 2015 yang bertempat di Jl. Panti Asuhan Ceger RT.
003/012 Jurangmangu Timur Kec. Pondok Aren-Kota Tangerang Selatan- Banten
Kode Pos. 15222. Telp. (021) 73440835
B. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam
pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
yang dihadapi,, dalaam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan
melalui teknik analisis korelasional.
Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian ini dilakukan dengan
terjun langsung ke objek penelitian, karena dalam penelitian ini memeerlukn data
yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan agar dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
C. Variabel Penelitian
Menurut Suharimi Arikunto, “Variabel adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.1”
Sedangkan menurut Sugiyono, “variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.2” Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y).
1. Variabel bebas atau independen variabel X adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini sebagai variabel bebas
adalah Implikasi teori kognitif Jean Piaget.

1
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 118
2
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010) cet. 9, hlm.61

36
37

2. Variabel terikat atau dependen variabel Y adalah variabel yang


dipengaruh atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.3
Yang merupakan hasil dari perlakuan variabel bebas, yaitu: prestasi
belajar siswa kelas VII SMPIT Al-Quraniyyah.
D. Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah “keseluruhan subjek
penelitian.”4. Namun, tidak menggunakan istilah populasi, oleh Spradley yang
dikutip oleh Sugiyono, populasi dinamakan social situation atau situasi sosial
yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(activity) yang berinteraksi secara sinergis.5
Dalam penelitian ini yang menjadi yang menjadi populasi adalah siswa kelas VII
SMPIT Al-Quraniyyah yang berjumlah 170 orang
Sampel
Untuk menyederhanakan proses pengumpulan data dan pengolahan data,
maka penulis mengambil teknik sampling. Yaitu mengambil sampel sebanyak
lebih kurang 50 % dari seluruh jumlah populasi. Pengambilan sampel penelitian
ini berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto yaitu:
“apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehiingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya
lebih besar, dapat diambil 10-15%, atau 20-25%, atau lebih”.6
Berdasarkan dokumentasi SMPIT Al-Quraniyyah, diketahui bahwa jumlah
kelas VII ada 5 kelas, dengan jumlah 170 siswa. Berdasarkan tata cara
pengambilan sampel di atas, sampel yang akan diambil adalah 50% x 170 siswa =
85 dari semua kelas jadi jumlah sampelnya adalah 17 siswa dari masing-masing
kelas . Dengan demikian peneliti mengambil 85 siswa dari populasi siswa kelas
VII SMPIT Al-Quraniyyah, sebagai perwakilan subjek penelitian dengan

3
Ibid, hal. 61
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002), cet. 12, h.108
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2011), cet.13, h. 297
6
Suharsimi Arikunto, Op. Cit , h.10
38

menggunakan proportional random sampling dengan perincian sebagai berikut :


Berikut ini adalah banyak sampel yang diambil dari jumlah populasi yang
ada:
Tabel 3.1
No kelas Jumlah responden
1 VII A 17
2 VII B 17
3 VII C 17
4 VII D 17
5 VII E 17
Jumlah 85

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam
pendekatan penelitian kualitatif.Observasi merupakan langkah awal yang
dilakukan peneliti. Dalam observasi ini peneliti akan melihat langsung kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh pihak yang terkait penelitian. Dalam
penelitian ini ialah semua yang mencakup ruang lingkup sekolah. Hasil observasi
ini akan digunakan untuk sumber data penelitian.
Dalam observasi, ada tiga komponen yang menjadi obyek penelitian,
yaitu: Place (Tempat), Actor (pelaku) dan Activities (aktivitas). Place atau tempat
disini adalah lingkungan belajar di SMPIT Al-Quraniyah. Actor atau pelaku disini
adalah ustadz atau guru agama. Activities atau aktivitas disini adalah kegiatan
belajar mengajar.
a. Place (tempat)
Tempat yang menjadi obyek penelitian disini ialah SMPIT Al-Quraniyyah,
Kota Tangerang Selatan. Yang berlokasi Jl. Panti asuhan Kp. Ceger No. 06
Jurang Mangu Timur Rt 003/012 kecamatan Pondok Aren kota Tangerang
Selatan.
b. Actor(pelaku)
39

Pelaku yang diobservasi/diamati dalam penelitian ini adalah guru mata


pelajaran PAI dan para siswa di SMPIT Al-Quraniyyah, Tangerang Selatan.
Jumlah guru yang mengajar di SMPIT Al-Quraniyyah iniberjumlah31orang.
Secara keseluruhan, ada 2 orang yang mengajar mata pelajaran Pendidikan
Agama, ada 1 orang yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia,2 orang
mengajar mata pelajaranMatematika,2orangmengajar IPA, 2 orang mengajar
mata pelajaran Bahasa Inggris, 2 orang mengajar IPS,2 orang mengajar mata
pelajaran Penjaskes, 2 orang yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya,2
orang mengajar mata pelajaran PPKn,1orang mengajar mata pelajaran TIK, 2
orang mengajar BK,2 orang mengajar Bahasa Arab dan Tafsir ,1orang
mengajar mata pelajaran Sejarah Peradaban Islam, 8 orang mengajar mata
pelajaran Murotal/BTQ/Al-Qur’an.
Penelitian ini mengambil kelas VII. Kelas yang diajarkan sebanyak 5 kelas
dalam seminggu. Meliputi kelas VII.1, kelas VII.2, kelas VII.3, kelas VII.4,
dan kelas VII.5. Masing-masing kelas mendapat pelajaran PAI 2 jam
pelajaran dalam seminggu.
Adapun jumlah siswa SMPI T A l - Q u r a n i y y a h pada tahun ajaran
2015/2016 kelas VII sebanyak 170 siswa.
c. Activities/ aktivitas
Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan
pembelajaran guru PAI yang mengimplementasikan Pendidikan berbasis nilai
karakter pada siswa.Para guru di SMPIT Al-Quraniyyah ini, hadir di sekolah
pada pagi hari sebelum pukul 06.45 WIB.pada hari senin sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung, para guru mengikuti upacara bendera atau upacara
pembinaan. Setelah selesai upacara, para guru mengadakan breafing sebentar
dipandu oleh kepala sekolah.Pada hari selasa, sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung para siswa dan wali kelas bertadarus selama kurang lebih 30
menit.Lalu, KBM 2 jam, setelah itu siswa dan guru mengikuti salat dhuha
berjamaah di masjid.Pada hari rabu, sebelum KBM, seluruh siswa dan guru
senam bersama dilapangan.Setelah selesai senam, para guru breafing sebentar
dipandu oleh kepala sekolah. Hari Kamis, sebelum mengikuti kegiatan
40

pembelajaran para guru mengikuti kegiatan tadarusan, dilanjut dengan KBM


2 jam lalu shalat dhuha. pada hari Jum’at, sebelum mulai pelajaran, guru dan
siswa bertadarus bersama, dilanjut dengan KBM 2 jam, lalu shalat dhuha
bersama.
Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai jam 07.15. ketika pembelajaran
dimulai para guru memasuki kelasnya masing-masing. Jika tidak ada jam
mengajar atau waktu istirahat tiba para guru masuk ke ruangan guru dan
duduk di mejanya masing-masing. Dan ketika waktu zhuhur tiba, para guru
dan siswa mengikuti salat dhuzur berjamaah.Sebagian dari guru memiliki
jadwal imam masing-masing untuk memimpin salat berjamaah.
Ketika bel tanda kegiatan pembelajaran akan berlangsung para siswa
masuk ke kelas masing-masing. Siswa duduk di tempatnya masing-masing.
Mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Sampai bel tanda
istirahat.Ketika bel tanda istirahat berbunyi siswa diperbolehkan keluar
kelas sampai waktu istrahat selesai. Para siswa masuk kembali ke kelas dan
mengikuti pelajaran selanjutnya sampai waktu salat dzuhur berjamaah tiba.
Ketika bel tanda salat berjamaah akan berlangsung siswa dipersilahkan keluar
kelas untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan salat dzuhur berjamaah.
Setelah selesai salat, siswa dipersilahkan untuk masuk ke kelas kembali untuk
melaksanakan pembelajaran selanjutnya.Sampai tanda bel untuk pulang
berbunyi.
Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan dengan pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap fenomena dan kejadian yang diselidiki7.
Oleh karenanya metode ini dimaksudkan dapat melihat secara langsung pada
kesiapan siswa dan guru, keaktifan siswa ketika menerima pelajaran dan
menangkap informasi yang terjadi secara nyata tentang proses dan produk
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPIT Al-Quraniyyah.
d. Angket
Kuesioner menurut Suharsimi Arikunto adalah “Sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2006)hlm.162
41

arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”


Dengan menggunakan angket ini penulis ingin mendapatkan data yang
objektif dari responden melalui sejumlah pertanyaan yang telah
disediakan.Angket berfungsi sebagai data penunjang dari wawancara.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Suharsimi Arikunto
dengan kuesioner tertutup, “yaitu kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih.”Angket ini diberikan
kepada siswa kelas VII SMPIT Al-Qur’aniyyah.
e. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu bahan arsip yang diperlukan karena
adanya permintaan seorang peneliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh
data dengan cara mengambil atau mengutip suatu dokumen atau catatan yang
ada. Misalnya struktur kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI), arsip-arsip,
satuan pelajaran, penggunaan alat media pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) yang terkait dengan proses dan hasil pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SMPIT Al-Quraniyyah.
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini terdiri dari
kepala sekolah, siswa dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI), proses
kegiatan belajar mengajar dan hasil dari pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SMPIT Al-Quraniyyah. Di samping itu sumber data juga
berupa kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI), media pembelajaran,
persiapan mengajar.
F. Instrumen Penelitian
Langkah penting dalam kegiatan pengumpulan data adalah melakukan
pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Instrumen dalam penelitian
ini adalah instrumen angket, implikasi teori Jean Piaget sebagai variabel (x) dan
prestasi belajar PAI siswa variabel (y)
Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket
42

Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah Item


Variabel x 1. Kedisiplinan 1,2 2
Pendidikan 2. Nilai Religius 3,10,14,15 4
Nilai 3. Peduli Lingkungan 4 1
Karakter 4. Demokratis 7 1
5. Kreatif 5,6,11 3
6. Mandiri 8,9 2
7. Menghargai Prestasi 12 1
8. Gemar Membaca 13 1
Nilai raport
siswa
Variabel Y

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yng digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi dalam dua variabel. Maka sebelum
Pengolahan data angket dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
teknik yaitu:
1. Editing Yaitu meneliti kembali data yang telah dikumpulkan dalam rangka
mengetahui apakah data itu sudah lengkap atau belum, serta melengkapi
data yang kurang. Tujuan dari editing adalah untuk meminimalisir data-data
yang kurang diperlukan dalam penelitian, sehingga proses mengolah data
efektif.
2. Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
pernyataan yang terdapat dalam angket. Dalam pengambilan angket
menggunakan skala likert, yaitu: Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak
Pernah, yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis melakukan
perhitungan skor rata-ratanya denganketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tabel SkorAlternatifJawaban
43

Skor Pernyataan
Pilihan Jawaban
Positif (+) Negatif (-)
Selalu (S) 4 1
Sering (SR) 3 2
Kadang – kadang (KD) 2 3
Tidak Pernah (TP) 1 4

a. Alternatif jawaban A, dengan bobot nilai 4


b. Alternatif jawabanB, dengan bobot nilai 3
c. Alternatif jawaban C, dengan bobot nilai 2
d. Alternatif jawaban D, dengan bobot nilai 1
3. Tabulating
Tabulating adalah mengolah data dengan memindahkan jawaban yang
terdapat di dalam angket dan telah dikelompokkan ke dalam bentuk tabel
frekuensi yang tujuannya memudahkan penulis dalam mengolah data yang telah
diedit.
Tujuan dari tabulasi untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap
item yang penulis kemukakan.Sehingga tampak jawaban angket yang satu dengan
yang lainnya.
Kemudian, pedoman yang penulis gunakan untuk mencari presentase data adalah:
P= 100%
N
Keterangan:
P= Angkapersentasi untuk setiapjawaban
F= Frekuensi untuk setiap jawaban
N=Jumlah Responden
100% =Bilangan tetap (konstanta)
:

Tabel 3.4
44

Tabel Skala Prosentase


No Presentase Penafsiran
1 100% Seluruhnya
2 90%-99% Hampir Seluruhnya
3 60%-89% Sebagian Besar
4 51%-59% Lebih Dari Setengah
5 50% Setengahnya
6 40%-49% Hamper Setengahnya
7 10%-39% Sebagian Kecil
8 1%-9% Sedikit Sekali
9 0% Tidak Sama Sekali
4. Analisis korelasi Product Moment yang digunakan untuk mencari
pengaruh antara variabel x dan variabel y rumus yang digunaka yaitu:
∑ ∑ ∑
.
√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan
Angka indeks korelasi “r” product moment
N = Number of cases
∑ = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
H. Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu sekali adanya hipotesis, karena hipotesis sebagai
indikasi untuk menareik kesimpulan penelitian yang berebntuk dalil atau
generalisassi yang akan dibuktikan dan diteliti serta diuji kebenarannya. Dalam
penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha : ada hubungan yang nyata antara implikasi teori kognitif Piaget dengan
prestasi belajar PAI
Ho : tidak terdapat hubungan yang nyata antara implikasi teori kognitif Piaget
dengan prestasi belajar PAI.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMPIT Al-Quraniyyah
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Quraniyyah
Pondok Pesantren Al-Quraniyyah adalah sebuah yayasan berbadan hukum
yang mencetak santri agar dapat membaca al-Quran secara fasih dan benar sesuai
dengan ilmu tajwid, serta mampu melantunkannya sesuai dengan ilmu Naghom dan
ilmu Qiraat yang berlaku. Pondok pesantren Al-Quraniyyah didirikan di atas tanah
wakaf seluas 3640 M2 dan milik pengasuh/ kyai seluas 150 M2 pada tahun 2001
yang di pimpin oleh Drs. KH.M. Sobron Zayyan, MA. Dengan nomor statistic pondok
pesantren pada kadepag 512280407295, alamat YPI PONPES Al-Quraniyyah
bertempat di Jl. Panti asuhan Kp. Ceger No. 06 Jurang Mangu Timur Rt 003/012
kecamatan Pondok Aren kota Tangerang Selatan. Dan pada tahun 2005 baru didirikan
SMPIT Al-Quraniyyah dengan akreditas A pada tahun 2012.
2. Visi Misi SMP IT Al-Qur’aniyyah

Visi SMP IT Al-Qur’aniyyah semenjak didirikan pada tahun 2005 yaitu


berusaha untuk menjadi sekolah yang,

" Unggul dalam prestasi, kompetitif dalam IPTEK dan berperilaku Qur’ani ".

Adapun Misi SMP IT Al-Qur’aniyyah yaitu;


a. Membentuk generasi yang kreatif, berdaya juang tinggi dan bertanggung
jawab.
b. Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai IPTEK, inovatif
dan aplikatif.

c. Melahirkan generasi yang cakap secara emosional, intelektual dan spiritual


serta berwawasan internasional.

d. Menjadikan SMP IT sebagai sekolah model dalam pengintegrasian IPTEK


dan wawasan Qur’ani.

45
46

3. Tujuan Sekolah SMPIT Al-Quraniyyah


Tujuan disusunnya Kurikulum SMP IT Al-Qur’aniyyah diantaranya adalah ;

a. Membangun sistem pendidikan yang integralistik dan komprehensif


dengan melakukan integralisasi antara ilmu Al-Qur’an dan kemajuan
IPTEK.

b. Sebagai dasar dan landasan dalam penyusunan program pengembangan ke


depan.

c. Sebagai acuan dan pedoman yang jelas dalam mengambil langkah –


langkah yang harus dilakukan dalam rangka pengembangan 10 tahun ke
depan.

d. Sebagai alat ukur dalam penilaian keberhasilan atau pencapaian target


pengembangan.
4. Struktur Organisasi SMPIT Al-Quraniyyah
Struktur organisasi dalam suatu perkumpulan atau lembaga sangat penting,
karena keberadaan struktur organisasi tersebut akan memberikan informasi mengenai
sejumlah personil yang menempati jabatan tertentu dalam lembaga tersebut.
Struktur organisasi YPI Pon-Pes Al-Quraniyyah bersifat fungsional dan
pemerataan. Setiap personil berkewajiban melaksanakan tugas menurut fungsinya,
dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Penentuan struktur ini berhubungan
dengan tugas dan tanggung jawab supaya memperoleh mekanisme kerja yang lancar
serta memperoleh eefisiensi kerja yang optima
Adapun Bagan Struktur Organisasi YPI Pon-Pes Al-Quraniyyah, adalah :

Drs.KH.M. Sobron Zayan, MA


Pimpinan Umum YPI Al Qur’aniyyah

H.Muhammad Yunus,S.Ag.
Kabid. Pendidikan YPI Al Qur’aniyyah

ANSHARI,S.Ag.,MM
Kepala Sekolah
47

Drs. Kamaluddin,M.Si Alif Awwaludin,SE


Ketua Komite Kepala TU

Eva Huzaifah, S.Pd. Fahmi Ubaidillah, S.Pd.I H. Zainal Muttaqin, S.Ag.,M.A


Wakabid. Kurikulum Wakabid. Kesiswaaan Bimbingan Konseling

Pembina Laboratorium Wali Kelas Guru Mata Pelajaran

5. Keadaan Pendidik Tenaga Kependidikan dan Siswa SMPIT Al-Quraniyyah


Tabel 4.1
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
No Jabatan Nama Pend.Terakhi Masa Kerja
Kepala r (Th)
1. Anshari, Ag.,MM S2 9 th
Sekolah
Wakil Kepala Misbakhus Shobar,
2. S2 7 Th
Sekolah I M. Si
Wakil Kepala Eva Huzaifah
3. S1 7 Th
Sekolah II ,S.Pd.I
Wakil Kepala
Fahmi Ubaidillah,
4. Sekolah S1 4 Th
S.Pd
III
*) Diisi S2/S3/S1/D4/Sarmud/D3/SLTA/SLTP

Tabel 4.2
Pendidikan Terakhir
Guru Mata S1/D4/Akta IV/S2/S3 Belum Jumlah
No
Pelajaran Sesuai Tdk Jumlah S1/D4 5+6
Sesuai
1 2 3 4 5 6 7
1. Pendd. Agama 2 2
2. Bahasa Indonesia 1 1
3. Matematika 2 2
48

4. Ilmu Peng. Alam 2 2


5. Bahasa Inggris 2 2
6. Ilmu Peng. Sosial 2 2
7. Penjaskes 1 1 2
8. Seni Budaya 2 2
9. PPKn 2 2
10. TIK 1 1
11. BK 2 2
12. B. Arab & Tafsir 2 2
Sejarah 1
13. Peradaban 1
Islam
Murotal / BTQ / 8 -
14 8
Al Qur’an
Jumlah 24 7 31
Keterangan : Sesuai = Memiliki latar belakang pendidikan sekurang-
kurangnya S1, sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Tidak Sesuai
= Memiliki latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya S1, tetapi tidak sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Table 4.3
Tenaga Kependidikan

Jumlah Tenaga Pendukung dan


Jenis Tenaga Kualifikasi Pendidikannya
No Jumlah
Pendukung
SD/SMP/SMA D1/D2/D3 S1/S2/S3
1. Tata Usaha 2 1 1 4
2. Perpustakaan 1 1
3. Laboran IPA 1 1
4. Teknisi Komputer 1 1
5. Laboran Lab. Bahasa
PTD ( Pdd.Teknologi
6. Dasar )
49

7. Kantin 2 2
8. Penjaga Sekolah / OB 2 2
9. Tukang Kebun 1 1
10. Keamanan 1 1
11. Lainnya
Jumlah 13

Tabel 4.4
Jumlah Siswa Tiga Tahun Terakhir
Jumlah Kls
Tahun Kelas VII Kelas VIII VII Kelas IX
Pendaftar
Pelajaran + VIII + IX
Siswa Romb Siswa Romb Siswa Rombel Siswa Rombel
el el
2013/2014 120 3 84 3 52 2 256 9
235
2014/2015 170 5 109 3 78 3 332 11
235
2015/2016 170 5 165 5 105 3 440 13
240

Tabel 4.5
Jumlah Siswa SMP Tahun 2015/2016 Mukim/Tdk Mukim
Jumlah Kls
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
VII + VIII + IX
Tdk Tdk Tdk Tdk
Mukim Mukim Mukim Mukim
Mukim Mukim Mukim Mukim
170 - 165 - 105 - 440 -

6. Keadaan Geografis SMPIT Al-Quraniyyah


Keadaan geografis SMPIT Al-Quraniyyah antara lain letak Ruang Belajar,
Ruang Kantor, dan Ruang Penunjang.
Tabel 4.6
Ruang Belajar
Keterangan Kondisi
No Kondisi Jumlah (lokal)
Kerusakan
Baik 6
1. <15%

2. Rusak Ringan 4 15% - < 30 %

3. Rusak sedang 1 30% - <45%


50

Tabel 4.7
Ruang Belajar Lain

Kondisi
No Jenis Ruang Rusak Rusak Rusak Rusak Jumlah
Baik
Ringan Sedang Berat Total
1. Perpustakaan 1 1
2. Lab IPA 1
3. Keterampilan
4. Multimedia
5. Kesenian
Jumlah 2

Tabel 4.8
Kondisi
No Jenis Ruang Rusak Rusak Rusak Rusak Jumlah
Baik
Ringan Sedang Berat Total
1. Kepala Sekolah 1 1
2. Wakil Kepala
1 1
sekolah
3. Guru 1 1
4. Tata Usaha 1 1
5. Tamu 1 1
Jumlah 1 4 5

B. Hasil penelitian
Piaget bukanlah seorang pendidik dan tidak pernah berpura - pura menjadi
51

seorang pendidik. Tetapi dia memberi suatu kerangka konseptual yang bagus untuk
memandang masalah-masalah pendidikan, termasuk pembelajaran. Terdapat
beberapa prinsip dalam teori perkembangan kognitif Piaget yang dapat diterapkan
dalam pcmbelajaran pendidikan agama lslam (PAl). Pertama, isu terpenting dalam
pembelajaran adalah komunikasi. Menurut teori Piaget, pikiran anak bukan suatu
kotak yang kosong; sebaliknya anak memiliki sejumlah gagasan tentang dunia fisik
dan alamia, yang berbeda dengan gagasan- gagasan orang dewasa. Sebagai orang
tua atau guru harus belajar memaharni apa yang dikatakan oleh anak-anak atau
peserta didik dan menanggapi dengan cara bicara yang sama dengan yang
digunakan oleh anak-anak. Kedua, anak atau peserta didik belajar mengkonstruksi
pengetahuanya sendiri. Ketiga, anak atau peserta didik pada dasarnya adalah suatu
makluk yang berpengetahuan, yang selalu termorivasi untuk memperoleh
pengetahuan atau dengan kata lain anak memiliki keaktifan belajar.
Pembelajaran PAI yang selarna ini masih banyak kritikan, kurang optimal
dan kurang memperhatikan perkembangan kognisi peserta didik, maka dalam
rangka pengembangan pembelajaran supaya lebih optimal dapat menggunakan
teori perkembangan kognitif Piaget sebagai pertimbangan.
Pada hakikatnya, belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu
aktifitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perceptual
dan proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif
ini sudah banyak digunakan.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan
pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan
behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar
amat diperhitungkan, agar lebih bermakna bagi siswa. Menjadi seorang guru harus
memperhatikan perkembangan Siswa dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami
perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu. Anak usia pra sekolah dan awal
sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-
benda kongkrit. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan,
52

karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahun dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si
belajar.
Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks. Belajar
memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar bermakna,
informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukkan hubungan antara apa yang sedang
dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa. Adanya perbedaan individual pada
diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan
berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.
Tokoh-tokoh aliran kognitif termasuk diantaranya Piaget secara umum
memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif
dalam belajar. Menurut Piaget, hanya dengan mengaktifkan siswa secara optimal
maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi
dengan baik.
Dari pemahaman di atas, maka langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan oleh guru ialah, menentukan tujuan pembelajaran, memilih materi
pelajaran menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif.
Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut, misalnya
penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi dan sebagainya. Mengembangkan
metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas dan cara berpikir siswa.
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Strategi pendidikan dalam sistem pendidikan Islam adalah bertujuan untuk
membentuk pola pikir Islami (aqliyah Islamiyah) dan pola sikap islami (nafsiyyah
islamiyah), serta membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan yang
53

berhubungan dengan masalah kehidupan. Seluruh materi pelajaran yang akan


diajarkan disusun atas dasar strategi tersebut. Strategi ini disusun dari sekumpulan
hukum-hukum Islam dan berbagai peraturan administrasi yang berkaitan dengan
pengaturan pendidikan formal.
Dalam perspektif pendidikan Islam, proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kognitif, pembentukannya bisa dilakukan melalui
pembelajaran yang diberikan harus dapat mengasah tingkat kecerdasan peserta didik.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kelas misalnya, kalau dalam belajar kognitif
menurut Piaget bisa dilakukan dengan mengenalkan dan mengaitkan kepada peserta
didik pengetahuan yang akan disampaikan dengan pengetahuan yang telah ada di
sebelumnya.
Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat
untuk menghantarkan kegiatan pendidikannya ke arah tujuan yang di cita-citakan.
Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan Islam, ia tidak
akan berarti apa-apa, manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam
mentransformasikannya kepada peserta didik. Metode merupakan syarat untuk
efesiensinya aktivitas kependidikan Islam. Hal ini berarti bahwa metode termasuk
persoalan yang esensial, karena tujuan pendidikan Islam itu akan tercapai secara tepat
guna manakala jalan yang ditempuh menuju cita-cita tersebut benar-benar tepat.
Jenis-jenis metode yang relevan yang digunakan dalam pembelajaran
kognitif, adalah:
1. Metode ceramah
Metode ceramah sudah lama digunakan para pengajar, baik di sekolah
maupun di perguruan tinggi. Ini tidak berarti bahwa ceramah merupakan metode
yang asing, dalam arti tidak dapat digunakan lagi. Metode ceramah dapat
digunakan dalam kondisi berikut :
a. Guru ingin mengajarkan topik baru, pada pendahuluan proses belajar
mengajar, guru dapat mengantarkan gambaran umum tentang topic itu dengan
berceramah.
54

b. Tidak ada sumber bahan pelajaran pada pelajar, sehingga pelajar dituntut
kreativitasnya untuk membuat catatan penting dari bahan pelajaran yang
disampaikan guru.
c. Guru menghadapi jumlah pelajar yang cukup banyak.
2. Tanya jawab
Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan
pelajar, bias dalam bentuk pelajar bertanya guru menjawab. Adapun tujuan dari
metode ini untuk mengetahui penguasaan pelajar, menguatkan pengetahuan dan
gagasan pelajar untuk memotivasi pelajar untuk aktif berpikir dan menorong
pelajar untuk berbuat, dan menunjukkan kebenaran.
3. Diskusi
Metode ini merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-
unsur pengalaman secara teratur. Adapun tujuan metode diskusi adalah untuk
memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu
dan mempersiapkan keputusan bersama.
Proses atau peristiwa belajar seseorang, bukan semata-mata ikatan antara
stimulus respons melainkan juga melibatkan proses kognitif.
Dalam peristiwa belajar tertentu sangat terbatas ruang lingkupnya, misalnya
belajar meniru sopan santun di meja makan dan bertegur sapa, peranan ranah cipta
siswa tidak begitu menonjol, meskipun seseungguhnya keputusan untuk meniru atau
tidak ada pada orang itu sendiri.
C. Deskripsi Data
Data yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini ialah hasil penyebaran angket
tentang implikasi teori kognitif Piaget/perkembangan kognitif. Dalam penelitian ini
penulis menganalisis apakah terdapat kontribusi yang dapat m,enghasilkan
keterlibatan abntara variabel x dan variabel y sehingga dapat diketahui apakah
terdapat hubungan yang signifikan atau tidak antara kedua variabel tersebut.
Angket yang penulis buat adalah untuk diberiakn dan diisi kepada siswa,
karena siswa yang secara langsung mengetahui sekaligus mengikuti kegiatan belajar
55

mengajar mata pelajaran PAI.


Dalam pengumpulan data penulis menggunakan tehnik observasi, wawancara,
penyebaran angket yang disebarkan kepada siswa kelas VII dengan mengambil
sample sebanyak 85 siswa dari keseluruhan populasi yang ada dan dokumentasi
untuk mendapatkan informasi tentang prestasi belajar siswa yang diperoleh dengan
melihat nilai ujian tengah semester siswa pada nilai raport siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh data dari persepsi siswa
mengenai Implikasi Teori Piaget terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam pembelajaran
PAI yang dilaksanakan oleh guru PAI. Hal ini akan penulis kemukakan dalam
bentuk tabel-tabel analisis data di bawah ini:

Tabel 4.9
Guru datang ke kelas tepat waktu ( Nilai Karakter: Disiplin)
No Alternatif Frekuensi Persentase
Jawaban
1 4 14 16.47
3 32 37.65
2 31 36.47
1 8 9.41
Jumlah 85 100 %

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu 16.47%, yang menjawab sering
3 7 .65%, yang menjawab jarang 36.47%, dan yang menjawab tidak pernah 9.41%.
Jadi pada pernyataan ini, yang lebih banyak adalah jawaban sering (37.65%).dengan
demikian, bahwa guru PAI menerapkan kedisiplinan waktu baik.
Tabel 4.10
Guru berpakaian rapih dan sopan (Nilai Karakter: Disiplin)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o
2 4 65 76.47
3 15 17.65
2 5 5.88
1 0 0
Jumlah 85 100%
56

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 76.47%, yang menjawab
sering ada 17.65%, yang menjawab kadang-kadang ada 5.88%, dan yang
menjawab tidak pernah ada 0. Maka, yang lebih banyak jawabannya adalah
selalu (76.47%).Dengan demikian, guru PAI menerapkan berpenampilan dengan
baik pada siswa.
Tabel 4.11
Guru mengucap salam ketika masuk kelas ( Nilai Karakter: Religius)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 3 4 64 75.29
3 15 17.65
2 6 7.06
1 0 0
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 75.29%, yang menjawab
sering ada 17.65%, yang menjawab kadang-kadang ada 7.65%, yang menjawab
tidak pernah ada 0. Maka, yang lebih banyak jawabannya adalah selalu
(75.29%).dengan demikian, guru PAI menerapkan kebiasaan mengucap salam pada
saat masuk kelas dengan sangat baik.

Tabel 4.12
Guru mengecek kebersihan kelas ( Nilai Karakter:
Cinta Lingkungan, Disiplin, peduli sesama)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 4 4 9 10.59
3 20 23.53
2 54 63.53
1 2 2.35
57

Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 10.59%, yang menjawab sering
ada 23.53%, yang menjawab kadang-kadang ada 63.53%, dan yang menjawab
tidak pernah ada 2.35%. maka, jawaban yang lebih banyak adalah kadang-
kadang (63.53%). dengan demikian, guru PAI menerapkan kedisiplinan dalam hal
kebersihan dengan kurang baik dikelas
Tabel 4.13
Guru Mengulang Pelajaran Sebelumnya
(Nilai Karakter: Rasa Ingin Tahu)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 5 4 10 11.76
3 36 42.35
2 37 43.53
1 2 2.35
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu,ada 11.76 %, yang menjawab


sering,ada 42.35%, yang menjawab kadang-kadang ada 43.53%, yang menjawab
tidak pernah ada 2.35%. maka, yang banyak jawabannya adalah kadang-kadang
(43.53%). Dengan demikian, guru PAI kurang baik dalam menerapkan pengulangan
pelajaran di kelas.

Tabel 4.14
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Dengan Menggunakan Metode Yang
Sesuai (Nilai Karakter: Kreatif)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o
58

6 4 47 55.29
3 27 31.76
2 9 10.59
1 2 2.35
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 55.29%, yang menjawab
sering ada 31.76%, yang menjawab kadang-kadang ada 10.59%, yang menjawab
tidak pernah ada 2.35%.maka, yang banyak jawabannya adalah selalu (55.29%).
dengan demikian, guru PAI menerapkan nilai karakter kreatif dalam mengajar
dikelas dengan sangat baik.

Tabel 4.15
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
(Demokratis, Toleransi)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 7 4 59 69.41
3 22 25.88
2 2 2.35
1 2 2.35
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 69.41%, yang menjawab sering
ada 25.88%, yang menjawab kadang-kadang ada 2.35%, yang menjawab tidak
pernah ada 2.35%. maka banyak jawabannya adalah selalu (69.41%) dengan
demikian, guru PAI menerapkan nilai karakter demokratis dengan memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa dengan sangat baik.
Tabel 4.16
Guru merespon pertanyaan siswa (Nilai Karakter: Toleransi)
59

N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase


o 8 4 59 269.41
3 22 25.88
2 4 4.71
1 0 0
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 69.41%, yang menjawab sering
ada 25.88%, yang menjawab kadang-kadang 4.71%, yang menjawab tidak pernah 0.
Jadi, yang lebih banyak jawabannya adalah selalu (69.41%). dengan demikian,
guru PAI menerapkan nilai karakter toleransi dan menghargai prestasi dengan baik
terutama dalam hal menjawab pertanyaan siswa.
Tabel 4.17
Guru lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran aktif
(Nilai Karakter: Demokratis, Kreatif, mandiri, kerja keras, bersahabat)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 9 4 43 50.59
3 28 32.94
2 14 16.47
1 0 0
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 50.59%, yang menjawab sering
ada 32.94%, yang menjawab kadang-kadang ada 16.47%, dan yang menjawab tidak
pernah ada 0. Maka, jawaban yang lebih banyak adalah selalu ( 50.59%). Dengan
demikian, guru PAI menerapkan pembelajaran aktif dengan melibatkan siswa dengan
baik.
60

Tabel 4.18
Guru memberikan score dengan melihat dari 3 aspek; kognitif, afektif,
psikomotorik ( Nilai Karakter: Jujur, Disiplin, Demokratis)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 1 4 40 47.06
0 3 31 36.47
2 12 14.12
1 2 2.35
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 47.06%, yang menjawab sering
ada 36.47%, yang menjawab kadang-kadang ada 14.12%, dan yang menjawab tidak
pernah ada 2.35%. maka, jawaban yang lebih banyak adalah selalu (47.06%).
Dengan demikian guru PAI menerapkan kejujuran dan demokratis dengan baik
dalam hal penilaian score untuk siswa.
Tabel 4.19
Guru menampilkan dalil Qur’an atau hadits pada setiap materi pelajaran
( Religius, gemar membaca)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 1 4 18 21.18
1 3 19 22.35
2 48 56.47
1 0 0
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 21.18%, yang menjawab sering
ada 22.35%, yang menjawab kadang-kadang ada 56.47%, dan yang menjawab tidak
pernah 0. Maka, jawaban yang lebih banyak adalah kadang-kadang (56.47%).
Dengan demikian, guru PAI kurang baik dalam menerapkan dalil Qur’an dan hadits
61

didalam materi pelajaran.


Tabel 4.20
Guru banyak memberikan contoh-contoh dalam kehidupan sehari- hari yang
sesuai pada setiap pembahasan materi ( Nilai Karakter : peduli lingkungan,
Kreatif)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 1 4 22 25.88
2 3 30 35.29
2 31 36.47
1 2 2.35
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 25.88%, yang


menjawab sering ada 35.29%, kadang-kadang ada 36.47%, dan yang menjawab
tidak pernah ada 2.35%. dengan demikian, guru PAI kurang baik dalam
menerapkan pembelajaran yang mengaitkan dengan contoh- contoh kehidupan
sehari-hari.
Tabel 4.21
Guru memotivasi siswa untuk rajin membaca Al-Quran dirumah (Nilai
Karakter: Religius, gemar membaca)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 1 4 21 24.71
3 3 24 28.24
2 36 42.35
1 4 4.71
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, maka yang menjawab selalu ada 24.71%, yang
menjawab sering ada 28.24%, yang menjawab kadang-kadang ada 42.35%, yang
62

menjawab tidak pernah ada 4.71 %. Jadi jawaban yang lebih banyak adalah
kadang-kadang (42.35%). Dengan demikian, guru PAI kurang baik dalam
menerapkan kepada siswa untuk rajin membaca Al-Qur’an.

Tabel 4.22
Guru menanamkan rasa cinta pada sesama umat Islam dan negara (Nilai
Karakter: Peduli Sesama, Cinta tanah Air, Cinta damai)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 1 4 48 56.47
4 3 24 28.24
2 13 15.29
1 0 0
Jumlah 85 100%

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 56.47%, yang menjawab sering
ada 28.24%, yang menjawab kadang-kadang ada 15.29%, yang menjawab tidak
pernah ada 0. Jadi yang banyak jawabannya adalah selalu ( 56.47%). Dengan
demikian, guru PAI menerapkan dengan baik pada siswa untuk cinta tanah air, dan
peduli sesama manusia.

Tabel 4.23
Guru memberikan pujian pada siswa yang menjawab dengan benar (Nilai
Karakter : Menghargai Prestasi)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 1 4 27 31.76
5 3 42 49.41
2 16 18.82
1 0 0
Jumlah 85 100%
63

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 31.76 %, yang menjawab
sering ada 49.41%, yang menjawab kadang-kadang ada 18.82%, dan yang
menjawab tidak pernah ada 0. Dengan demikian, guru PAI menerapkan nilai
karakter menghargai prestasi dengan baik pada siswa yang pintar dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dengan benar.

Tabel 4.24
Guru menyuruh siswa untuk shalat berjamaah disekolah (Nilai Karakter :
Religius, Disiplin)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 1 4 18 21.18
6 3 19 22.35
2 48 56.47
1 0 0
Jumlah 85 100%
Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 21.18%, yang menjawab
sering ada 22.35%, yang menjawab kadang-kadang ada 56.47%, dan yang
menjawab tidak pernah ada 0. Dengan demikian, guru PAI menerapkan pada
siswa untuk shalat berjamaah selama disekolah kurang baik.
Tabel 4.25
Guru memberikan nasihat sebelum mengakhiri pelajaran ( Nilai Karakter:
Peduli sesama, bersahabat)
N Jawaban Siswa Frekuensi Persentase
o 1 4 22 25.88
7 3 30 35.29
2 31 36.47
1 2 2.35
Jumlah 85 100%
64

Dari tabel diatas, yang menjawab selalu ada 25.88%, yang menjawab sering
ada 33.29%, yang menjawab kadang-kadang ada 36.47%, dan yang menjawab
tidak pernah ada 2.35%. dengan demikian, yang banyak jawabannya adalah
kadang-kadang (36.47%). Dengan demikian, guru PAI kurang baik dalam
menerapkan pemberian nasihat pada siswa di setiap akhir pertemuan.
D. Analisis data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
mudah dibaca dan diiterpretasikan. Dalam proses ini digunakan statistik yang salah
satu fungsinya adalah untuk menyederhanakan data penelitian yang besar jumlah
menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Maka tehnik yang
digunakan adalah rumus product moment, karena dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yang perlu mendapat kejelasan, apakah terdapat hubungan antara kedua
variabel atau tidak terdapat hubungan,. Kedua variabel tersebut ialah impilkasi teori
kognitif Jean Piaget dan prestasi belajar siswa.
Tabel 4.26
Nilai Hasil Angket Dan Nilai Raport Siswa Dalam Mata Pelajaran PAI

NAMA SISWA KELAS HASIL NILAI MID


NO. ANGKET SEMESTER
1 Ary Aditya VII A 112 76
2 Ayu Nita Sari VII A 109 80
3 Chika Salamah VII A 101 76
4 Dimas Ardiansyah VII A 105 76
5 Fara Fadya Azahra VII A 105 76
6 Ilham Haqiqi VII A 104 60
7 Laila nurahmah VII A 109 48
8 Latif Setiawan VII A 104 92
9 Muhammad Akbar VII A 106 36
10 Muhammad Zidan VII A 97 76
11 Najma Firda S VII A 105 76
12 Nanang Fasya M VII A 117 80
13 Rafli Saputra VII A 113 60
65

14 Reza Aditya VII A 98 56


15 Shofa Maulidah VII A 105 72
16 Siti sholihat VII A 99 80
17 Wafi Waliyyuddin VII A 101 52
18 Achmad Daffa Z VII B 99 60
19 Adelia Kahlila P VII B 130 100
20 Adila Putri L VII B 129 96
21 Danang Saputra VII B 94 100
22 M. Farhan VII B 110 76
23 Muhammad Agil A VII B 97 100
24 Naufal Hilmi F VII B 97 92
25 Reza Agustina VII B 112 80
26 Reza Ramadhan VII B 103 88
27 Sadam Choirufiddin VII B 97 92
28 Salsabila VII B 114 80
29 Tika Ayu N VII B 130 92
30 Salsabila Nurrahman VII B 130 88
31 Umi Latifah VII B 113 80
32 Yasmin Nurul F VII B 130 80
33 Zahra Khumairoh VII B 130 80
34 Candray VII B 95 100
35 Ahmad Baihaqi VII C 130 92
36 Albaita G VII C 130 88
37 Albary Farid VII C 130 72
38 Ali Budimansyah VII C 130 96
39 Dhilla Shafirra A VII C 130 76
40 Dinda Zahrani VII C 123 80
41 Fahmi Mubarok VII C 130 92
42 Iqmal Akbar VII C 114 76
43 Marwah Audiah VII C 130 88
44 Muhammad Fauzan N VII C 130 92
45 Muhammad Febrian VII C 113 80
46 Muhammad Fikri VII C 130 92
47 Nazwa El-Fitri VII C 130 88
48 Pertiwi VII C 95 80
49 Untaran Zaki VII C 115 80
66

50 Vikki Harisyono VII C 109 56


51 Wahyudi VII C 112 68
52 Andika Wirayuda VII C 94 80
53 Ari Rifki Alhafidz VII D 110 52
54 Cholifia Nur Amalia VII D 97 60
55 Ega Dwi Khatami VIID 105 68
56 Ichliyani Aqila P VII D 112 52
57 Hasna Fadhilla A VII D 103 100
58 Ika Febriyani VII D 97 88
59 Luthfina Nufaisa VII D 110 100
60 Maulida Fitri VII D 104 80
61 Muhammad Rafli VII D 99 40
62 Rifda Wafiah VII D 114 84
63 Rini Rahayu VII D 118 92
64 Syafna Febiola VII D 112 92
65 Wilian Syahputra VII D 105 72
66 Winiar Latifah VII D 105 92
67 Zan Baihaqi VII D 108 48
68 Nursaida VII D 99 60
69 Baihaqi Hakim VII E 99 56
70 Fathan Qorib VII E 104 68
71 Fauziah Ratu Dewi K VII E 91 80
72 Hani Rahmawati VII E 91 52
73 Ibnu Umair VII E 94 60
74 Karima Abdul A VII E 102 68
75 M. RaIhan Syah VII E 107 56
76 Mariatul Kiftiah VII E 109 100
77 Muhammad Irfanuddin VII E 107 88
78 Neneng VII E 99 76
79 Nur Afifah Rahman VII E 99 76
80 Rizki Mutasim VII E 94 80
81 Rizki Septian Fauzi VII E 94 60
82 Siti Khoirun Nisa VII E 98 56
83 Suci Ayu Lestari VII E 94 72
84 Sultan Akbar VII E 103 80
85 Yazid Aslam VII E 103 52
67

∑ 9261 6482

Tabel 4.27
Perhitungan Angka Indeks Korelasi
Antara Variabel X Dan Variabel Y

NO. X Y XY X2 Y2
1 112 76 8512 12544 5776
2 109 80 8720 11881 6400
3 101 76 7676 10201 5776
4 105 76 7980 11025 5776
5 105 76 7980 11025 5776
6 104 60 6240 10816 3600
7 109 48 5232 11881 2304
8 104 92 9568 10816 8464
9 106 36 3816 11236 1296
10 97 76 7372 9409 5776
11 105 76 7980 11025 5776
12 117 80 9360 13689 6400
13 113 60 6780 12769 3600
14 98 56 5488 9604 3136
15 105 72 7560 11025 5184
16 99 80 7920 9801 6400
17 101 52 5252 10201 2704
18 99 60 5940 9801 3600
19 130 100 13000 16900 10000
20 129 96 12384 16641 9216
21 94 100 9400 8836 10000
22 110 76 8360 12100 5776
23 97 100 9700 9409 10000
24 97 92 8924 9409 8464
25 112 80 8960 12544 6400
26 103 88 9064 10609 7744
27 97 92 8924 9409 8464
28 114 80 9120 12996 6400
68

29 130 92 11960 16900 8464


30 130 88 11440 16900 7744
31 113 80 9040 12769 6400
32 130 80 10400 16900 6400
33 130 80 10400 16900 6400
34 95 100 9500 9025 10000
35 130 92 11960 16900 8464
36 130 88 11440 16900 7744
37 130 72 9360 16900 5184
38 130 96 12480 16900 9216
39 130 76 9880 16900 5776
40 123 80 9840 15129 6400
41 130 92 11960 16900 8464
42 114 76 8664 12996 5776
43 130 88 11440 16900 7744
44 130 92 11960 16900 8464
45 113 80 9040 12769 6400
46 130 92 11960 16900 8464
47 130 88 11440 16900 7744
48 95 80 7600 9025 6400
49 115 80 9200 13225 6400
50 109 56 6104 11881 3136
51 112 68 7616 12544 4624
52 94 80 7520 8836 6400
53 110 52 5720 12100 2704
54 97 60 5820 9409 3600
55 105 68 7140 11025 4624
56 112 52 5824 12544 2704
57 103 100 10300 10609 10000
58 97 88 8536 9409 7744
59 110 100 11000 12100 10000
60 104 80 8320 10816 6400
61 99 40 3960 9801 1600
62 114 84 9576 12996 7056
63 118 92 10856 13924 8464
64 112 92 10304 12544 8464
69

65 105 72 7560 11025 5184


66 105 92 9660 11025 8464
67 108 48 5184 11664 2304
68 99 60 5940 9801 3600
69 99 56 5544 9801 3136
70 104 68 7072 10816 4624
71 91 80 7280 8281 6400
72 91 52 4732 8281 2704
73 94 60 5640 8836 3600
74 102 68 6936 10404 4624
75 107 56 5992 11449 3136
76 109 90 9810 11881 8100
77 107 88 9416 11449 7744
78 99 76 7524 9801 5776
79 99 76 7524 9801 5776
80 94 80 7520 8836 6400
81 94 60 5640 8836 3600
82 98 56 5488 9604 3136
83 94 72 6768 8836 5184
84 103 80 8240 10609 6400
85 103 52 5356 10609 2704
∑ 9261 6482 711598 1021323 514372
Dari tabel di atas diketahui data sebagai berikut :
85

9261

6482

711598

1021323

514372
70

= 0,341

Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruh, maka hasil yang didapat antara
variabel X dan variabel Y diperoleh angka “r” product moment sebesar 0,341

Selanjutnya setelah melakukan perhitungan, langkah berikutnya adalah memberikan


interprestasi dengan menggunakan tabel nilai “r” : df= N – nr = 85 -2 = 83

Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata df sebesar 83.

Pada taraf signifikan 5% = 0,213 sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh


= 0,278. Maka hasil yang didapat adalah lebih besar baik pada taraf
signifikan 1% (0.341< 0,213) maupun 5% (0,341< 0,278) . Dengan demikian dapat
diketahui, Hipotesis nihil (Ho) ditolak sedangkan Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dari perhitungan ini berarti menunjukkan terdapat korelasi yang cukup signifikan
antara Implikasi teori Piaget dengan prestasi belajar siswa pada pada bisdang studi
PAI.
71

Setelah melakukan uji hipotesis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh


variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam bentuk persen, maka
digunakan rumus “Coefiecient of determinan” atau koefisien penentu yang dalam hal
ini digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interprestasi angka indeks korelasi
“r” product moment di atas sebagi berikut:

KD = x 100%

= x 100%

= 0,116281x100%

= 11, 6281 %

Maka koefisien determinan dimaksudkan untuk mengetahui besarnya


pengaruh yang diberikan paeda implikasi teori kignitif Jean Piaget terhapag prestasi
belajar PAI siswa SMPIT pondok pesantren Al-Quraniyyah. Dari perhitungan diatas
diperoleh hasil koefisien determinan sebesar 11,6281%. Hal ini menun jukkan
bahwasanya variabel X (implikasi teori Piaget) telah memberikan pengaruh terhadap
variabel Y (pprestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI) sebesar 11,6281% dan
menunjukkan bahwasanya 88% dari prestasi bealajar siswa dipengaruhi oleh faktor
lain. Faktor tersebut kemungkinan dapat juga disebabkan oleh faktor internal atau
eksternal siswa.

E. Interpretasi Data/Pembahasan Hasil Penelitian


Implikasi dari teori piaget t e r h a d a p p r e s t a s i yang dilaksanakan guru
PAI di SMPIT Al-Quraniyyah adalah dengan cara memberikan contoh kepada
siswa, pembiasaan yang diterapkan kepada siswa dan mempraktikkannya langsung
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam proses belajar mengajar yang
berlangsung selama di sekolah sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar masing
– masing siswa. Dari hasil wawancara kepada kepala sekolah SMPIT Al-Quraniyyah,
didapat hasil bahwa guru PAI sudah cukup baik dalam menerapkan nilai karakter
72

kepada siswa. Terbukti dengan kesopanan siswa terhadap guru, berlangsungnya


pembiasaan kultum yang dibawakan oleh siswa secara bergantian setiap selesai
shalat zuhur berjamaah, siswa bisa memimpin zikir dan doa sehabis shalat
berjamaah secara bergantian, siswa laki-laki mendapat jadwal azan dan iqamat di
masjid setiap harinya. Dan juga, upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas
guru-gurunya khususnya guru PAI, dengan mengadakan workshop tentang
kurikulum 2013, mengikuti seminar tentang pembuatan silabus dan RPP
berkarakter, membiasakan kedisiplinan dengan datang tepat waktu setiap harinya.
Dari penjelasan di atas maka peneliti dapat memberi jawaban terhadap
rumusan masalah yang ada di BAB I yaitu terdapat korelasi yang sedang atau cukup
antara implikasi teori kognitif Jean Piaget terhadap prestasi belaja PAI siswa. Ini
dapat dilihat dari hasil yang didapat adalah lebih besar baik pada taraf
signifikan 1% (0.341< 0,213) maupun 5% (0,341< 0,278) . Dengan demikian dapat
diketahui, Hipotesis nihil (Ho) ditolak sedangkan Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dari perhitungan ini berarti menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara
Implikasi teori Piaget dengan prestasi belajar siswa pada pada bisdang studi PAI.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode korelasi
product moment , dengan pendekatan kuantitatif. Yaitu terdapat korelasi yang
sedang atau cukup antara implikasi teori kognitif Jean Piaget terhadap prestasi
belaja PAI siswa. Ini dapat dilihat dari hasil yang didapat adalah lebih besar baik
pada taraf signifikan 1% (0.341< 0,213) maupun 5% (0,341< 0,278) . Dengan
demikian dapat diketahui, Hipotesis nihil (Ho) ditolak sedangkan Hipotesis
alternatif (Ha) diterima. Dari perhitungan ini berarti menunjukkan terdapat
korelasi yang signifikan antara Implikasi teori Piaget dengan prestasi belajar siswa
pada pada bisdang studi PAI. Maka, dapat disimpulkan bahwa,
1. Implikasi teori Piaget terhadap prestasi belajar siswa kelas VII di
SMPIT Al-Quraniyyah sudah diterapkan oleh guru PAI dengan cukup
baik, sehingga berdasarkan angket yang disebar oleh penulis sesuai
dengan nilai – nilai karakter siswa dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Walaupun belum seluruh siswa merasakan dampaknya, namun
secara keseluruhan sudah cukup baik dan sudah tertanam oleh diri
siswa. Dan metode yang dilakukan oleh guru PAI dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan menerapkan teori
piaget dan tentunya nasihat-nasihat yang diberikan.
2. Adapun nilai karakter yang sudah terbentuk dalam diri siswa baik
sikap atau perilakunya antara lain; nilai karakter religius, jujur,
toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, gemar membaca, peduli
lingkungan dan peduli sesama. Berdasarkan kesimpulan di atas yang
menyatakan bahwa pengaruh teori piaget terhadap pretasi belajar
pembelajaran PAI cukup baik meskipun belum semua siswa prestasi
belajarnya meningkat. Maka, implikasinya adalah perbaikan dan

72
73

pengembangan prestasi siswa melalui pelatihan dan pembiasaan yang


diterapkan oleh guru PAI dan guru- guru lainnya.

B. Saran.
1. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan
baik, terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit.
2. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena
hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahun dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
3. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki si belajar.
4. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun
dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke
kompleks.
5. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar
bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukkan
hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah
diketahui siswa.
6. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena
faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan
tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir,
pengetahuan awal dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, Semarang:
CV Alwaah, 1993

Andayani, Dian dan Abdul Abdul Majid, Pendidikan Agama islam Berbasis
Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT
Remaja Rosda karya, 2006 cet.ke-3,

An-Nahlawi, Abdul Rahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan


Masyarakat, Bina Insani Press, 1995

Arifin, M, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolahdan


Masyarakat, Jakarta: BulanBintang, 1978 Cet. Ke-4

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2007

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:PT.


RinekaCipta, 2006

Baharuddin, dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Arruz Media,


2007

Barbel, Inhelder dan Jean Piaget , Psikoligi Anak, penterjemah Miftahul Jannah,
yogyakarta: Pustakan Pelajar, 2010

Daud Ali, Mohammad, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008

Dallyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. RinekaCita, 1997 Cet. 1

Daradjat, Zakiah,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2008, cet.4, h. 63-101

Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006

Departemen Pendidikan, dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka, 1998

Djamarah Saipul, Bahri, PsikologiBelajar, Jakarta: PT RinekaCipta, 2008, Cet ke-


2

Gafur, Abdul, Desain Instruksional, Jakarta: BPT. IKIP, 1983

Henry, Paul, dkk, Pekembangan dan Kepribadian Anak, , Med Meitasari


Tjandrasa Jakarta: Erlangga, 1994 jilid II

JS, Bruner the process of education, USA: Harvard university press, 1977

74
75

Matsumoto, David, Pengantar Psikologi Lintas budaya, Yogyakarta: Pustaka


pelajar 2008

Magazine, Mahjubah, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, Jakarta:
CV. Firdaus, 1992

Mulyati, Psikologi Belajar, yogyakarta: Andi Publisher, 2005

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002,


cet.7

Nizar, Samsul, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka


Tentang Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008

Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007

Partanto, Pius A dkk.Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arloka , 1994

Ramayulis, IlmuPendidikan Islam Jakarta: Kalam Mulia, 2013 cet. 10

R.W, Dahar. teori-teori belajar dan pembelajaran, Jakarta: Erlangga 2011

Sabri, Alisuf, IlmuPenddikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999

Santrock, John W. life-Span devepoment, Penterjemah Ahmad Chusairi, dkk,


Jakarta: Erlangga, 2002. Jilid 1

Semiawan, Conny R., Belajar Dan Pembelajaran Prasekolah Dan Sekolah


Dasar, Jakarta: PT Mancana Jaya Cemerlang, 2008 Cet.3

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,


Jakarta: PTRinekaCipta, 2006

Solso, Robert l. dkk, Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan, Mikael Rahardanto dan
Kristianto batuadji, Jakarta: Erlangga 2007

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru


Algensindo, 1998, Cet ke-4,

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatankuantitatif, Kualitatif Dan


R&D,Bandung: alfabeta, 2010 cet. XI

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:Alfabeta, 2011, cet.13

Suparno, Paul, Teori perkembangan kognitif Jean Piaget, Yoyakarta: Kanisius,


2001
76

Suralaga, Fadhilah ,dkk, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Jakarta:


UIN Jakarta Press, 2005 Cet. 1

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Bina


Aksara, 1998

Slavin, Robert E..Psikologi pendidikan, teori dan praktik Jakarta: PT Indeks, 2008

Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:


Rosda, 1995. Jilid 1

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islami Bandung: PT Rosdakaya, 2012

Thohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agam Islam, Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada, 2006

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan, dan Pengembangan Bahasa, Kamus


Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Depdikbud RI, 1998

Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: PustakaSetia, 1997

Uno, B. Hamzah. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran ,Jakarta: Bumi


Aksara, 2006

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-Undang tentang Sistem


Pendidikan Nasional,Bandung: Fokus Media, 2013

Usman, Moh. Uzer, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar


Mengajar Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999,

Winkel, W.S ,Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2004

Wuryani, Sri Esti, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2006

Zahruddin, dkk, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta:Grafindo, 2004


Uji Referensi

No No Bab Halaman Referensi Paraf


Footnote skripsi

つ乙
Paul Henry, dk, Pekembangan dan Kepribadian

ヽ1′ ′r
1 1 1

Anak, jilid II, Med Meitasari ljandrasa (Jakarta:


Erlangga, 99 4), hal. 229
1,
つ4

つ乙

う4
1 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi
Pembelajaran, (lakarta: Bumi Aksara, 2006), hal.
11
う乙
う0

う0

1 Hanlzah B.Uno,θ rた ん″sJ Bα ′ ルz PsJわ ′


οgJ
R“ bθ ′g/iα rα れ,(Jよ ma:Bullllli "Dα
Aksara,2006),hal.
12 i t
OJ

4 4 1 Halnzah B・ UnO,θ ′ノ
θηたsJ Bα rγ Dα ル〃 PsJわ ′
οgJ
Pθ ″bθ ′
″αrα 4,(Jakarta:Bumi Aksara,2006),hal.
12

ノ/

5 1 3 MuhibbinSyah,
PsJス,′ οgJPθ 4グJグ J肋 れグθ4gα 4Pθ ηグθ
λα′
α43α ′
ν′
Gttdung Ros亀 1995),h.83 /

ヽ︱
6 6 1 4 W.So Winkel , οgJ
お Jわ ′ れ R4gの α
(Yogyakarta:NIedia Abadi,2004),h.19… 21 “


7 7 1 4 Thohi五 n, おJわ ′ οgz Pθ bθ りα ″ακ ル 4訪訪滋4


Иgα “ Graflndo Pcrsada,
カル ,(Jakarta:PT.Rtta


“ “
2006),h.49
8

たと
8 1 5 WastySoemanto k
,P s i ko I o gi P endi dikanL an d a s anK erj aP em i mp in P e
ndidikan, (Jakarta: PtRinekaC ipta, 2006), H. 225 -
226

9 9 1 5 Thohi五 n, Psikologi Pembelttaran Pendidikan
Agarll lslam,(」 akarta:PT.Rtta Graflndo Persada,
2006),h.51
Pad HcШ γ,
′ ′

10 1 2 8 dkk,
たた bα 4gα ηあη αん jilid IL M改
κυrJbα ttα 7И ″

Mcitasari巧 andrasa(Jak壼 a Erlangg■ 1994),hd.
197
つん

つ乙

8 Robert E.Slavin.Psik010gi pendidikan,teori dan


praktik iild I(Jakarta:PT Indeks,2008)h.42
つ4
うD

12 9 David Matsumoto, Pengantar Psikelogi Lintas


budaya, (Yogyakarta: Pustaka pelajar 2008), hal.
155 〉│
つん
う、υ

4 10 Robertl.Solso dkk,Psikologi]く ognitifEdisi



血°
靱 tttr躙留 瑞 :T団
14 5 2 10 Paul Supamo, Teori perkembangan kognitif Jean
Piaget, (Yoyakarta: Kanisius 2002). hal. 25.
15 6 2 John W.Santrock,.′ 推― シαルソ リοttθ ″′ilid 1/ ,」

“ , dkk,(Jakarta:
Pelltttemall Ahmad Chusai五
Erlangga, 2002)hal 4 4.

つ4
16 7 John W.Santrock.Lifc¨ Span devepoment,Jilid l,
Pcntcゴ emah Ahad Chusd五 ,dklc,(Jaktta

剛﹄
ErlangAa 2002),hal.45

つ4
17 8 Suparno, 2007, Teori perkembangan kognitif

\ ^
Piaget, Yoyakarta: Kanisius, hal.49.

14
つん
つ4

18 9 Paul Supamo, Teori perkembangan kognitif Jean


Piaget, (Yoyakarta: Kanisius 2001), hal 62.

︱、1ノ


Johll W. Santrock, 2002.
つ4

つ4

19 10 権―


シα 4ル ソ響ο θ 4′ ,Jilid l, PentttCmah Ahnad

Chusai五 ,dkk,Jakarta:Erlangga,hal.45
つ4

20 13 Johll W.Santrock,.′権_シ α4ル ソリο ″θ″,Jilid l,

ヽ l ノ ′
Pcl■ t"crntt Ahmad Chusai五 , dklc,(Jakarta
Erlangga2002),hal.45
つ4
つ4

2 13 Paul Suparno, Teori perkembangan kognitif Jean


Piaget, (Yoyakarta: Kanisius 2001), hal 100 \
つ4

lλr
22 13 13 Pius A Partanto, dkk.Kiα νs刀 Jα ttPη ッ′
θろ
“ “
(Stlrabaya Arloka,1994),hal.247.
つ4

23 14 14 Baharuddin,dkk.Teo五 Bcttar dan Pcmbelttaran, 1

(yOgyakarta:AHuz ⅣIedia,2007),hal.87
24 15 2 14 ヽ4uhibbin Syah,Psikologi Bel萄 ar,(」 karta:PT.
Raia Graflndo Pttada,2007),hal.22
24 16 2 14 Paul Hellry,dkk,Pθ ル閉bα 4gα ηゐηκttrJbα ″αれ ′
Иηαんjilid IL Med Meitasari ηalldrasa(Jakart=、

Erlallgga,1994).hal.194
ヽ l ′′′︲︲︲ヽい
25 17 2 14 NIuhibbin Syal.,Psikologi Belttar,(」 kalta:PT.
Raia Graflndo Persada,2007).hal.22
つん

26 18 15 Halnzah B.Uno,Orientasi Baru Dalam Psikologi


Pcmbelttaran,cakarta Bunli Aksara,2006),hal.
11
つん

27 19 15 ZJヒ uddin,dkk,Pengantar Studi Akhlak,


(Jakarta:Graflndo,2004),hal.51 )
28 20 2 16 Al-quran dan Terjemahnya, Departemen Agama ヽ 、

Republik Indonesia, (Semarang: CV Alwaah) h.


4?1

つん

29 2 18 DepartemenP endidikandanKebudayaan,

KamusBesarBahasa Indonesia,

(Jakarta:
BalaiPustaka, 1998), h. 70.

30 22 2 18 DcpartemenPendidikandanKcbudayaan,
Kα z夕 sBθ sα rBα 力鰐α レ グοttθ sjα , (Jakarta:
BalaiPustaka,1998),h.70.
つ4
つD

つ4
う0
18 Abdul Ga缶 ,Dθ sα Jη Ls″ 力なJθ 4α ′
,(J』 caia:BPT.
IKIP,1983),h.9
うD
つ4

つ4
24 19 Sytthl Bahri ttalllarall,お Jわ ′
θgJ Bθ ′
″αr,
(Jakarta:PT Rincka Cipta,2008),Cet ke… 2,hal.13

つ乙
33 25 19 Slametoメ θttα ′励η乃筋 r_/aル θ r乃 低

ヽ、
ル化ηψθ4gα ′π力;りα,(Jakarta:PT Bina Aksara,
1998),h.32
つ4
34 26 19 Moh. Uzer lJsman, Menjadi Guru Profesional
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005) Cet.2,
hlm 5
04

35 27 19 Prof Dr.Colllly R.Semiawalll,3θ ′


″α′Dα 4
&醐 bθ ttα ″αηル αSθ わル乃Dα 刀ル /raあ 力Dα sα ろ
(Jakarta:PT Mancana Jaya Cemerlang,2008)
Cet.3,hlm ll
つ乙

36 28 19 Dra.Fadhilah Suralaga,ゝ/1.Si,dkk,Psノ たθ′


οgノ

α &″Ψθ
ル 4グ Jグ Jル Dα ′ ル√カル ,(Jよ arta uIN │
“ “
Jakarta Press,2005)Cet.1,hlm 60
つ4

37 29 20 Nana Sudjana, Dasar-dasar Prose/


BelajarMengajar, (Bandurd:

ヽ ノ
SinarBaruAlgensindo, 1998), Cet ke-4, h. 28.
つ4

38 30 20 M- Arifin, HubunganTimbalBalikPendidikan
Agama di LingkunganSekolahdanMasyarakat,
(-Iakarta: BulanBintan g, 197 8), Cet. Ke-4, h. 11 2
つ4
う0

39 20 M.Dallyono,お Jわ ′
οgJ Pθ れグJグ J肋 れ,(Jakarta:PT.
Rineka Cita,1997)Cet.1,ha1 55 社
つん

つ4

40 32 Mttubrah Magazinc,Pcndidikan Anak Saak Dini


Hingga Masa Depan,(」 akarta cv.Firdaus,1992)
hal 13
41 33 2 21 M.Dallyono,Psikolo3i Pendidikan,(」 akarta:PT.
Rineka Cita.1997)Cet.1,hal.55
ス守
つ乙

34 2 22
PenyuwKalnur蒻 江Pembhattdttmgemby
anBahasa, KalnusBcsarBahasa lndonesia,
ヽ′ I t

(Jakarta:Dcpdikbud RI,1998),h.667
43 35 2 22 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003,
︱ヽK

Undang-
ト ー

UndangtentangS istemP endidikanN asional,


(Banduns: Fokus Media. 2013). hal.2
44 36 2 22 Ahmad Tafsir,1lmuPendidikanlslami,(Bandung: ヽ

PT RelnaiaRosdakarva,2012).h.38
45 37 2 22 Abdul Rdコnan An… Nahlawi,Pendidikan lslaln di
Rumah,Sckolahン dan Masyarak江 ,(Bina lnsalli
Press,1995),h.21 ′

つん

46 38 22 Abdul Maji<i dan Dian Andayani, Pendidikan



Agama islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan


Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT
Remaia Rosdakarya. 2006). cet.ke-3.h. 1 30
-/
つん
47 39 22 Abuddin Nata,Metodblogi Studi lslam,(Jakaia:

ヽ11′
PT Raia Graflndo Persada,2002),cct.7.h.292

つ乙
48 40 26 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan
Agama islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT
Remaj a Rosdakarya, 2006), cet.ke-3,h. 1 32-13 4

つ乙
49 41 27
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan
Agama islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT
Remaj a Rosdakarya, 2006), cet.ke-3,h. 1 3 5
つん

50 42 26 Ahmad Tafsir,1lmuPcndidikanlslami(Bal■ dung:


PT Rosdakaya,2012),h.64
51 43 2 26 Ral■■
ayulis,17“ γPθ ん″訪滋74お ι
α (Jakarta:

Kalaln Mulia,2013)cet.10,h.222-225 ノ

52 44 2 26 Ahmad Tafsir,刀 〃OJPθ れグJ′′め油 ′ α J(Bandul鯉 ″


PT Rosdakaya,2012),h.63 “
つ乙
′ヽジ
う0

45 27 Alisuf Sabri,〃 れググJル 7れ ,(Jakarta:CV.


“"Pθ
Pedoman IIInu Jaya,1999),h.109
つ乙

54 46 27 Zuhai五 ni,Filsafat Pcndidikan lslam,(Jakaia:


B■ll■ li
Aksara,2009),CCt.5,h.155-158 rd
55 47 2 27 ヽlohalnlnad]Daud Ali,Pcndidikan Agama lslam, み
(Jakarta:PT.Rtta GraflndoPersada,2008),h。 133
つ4

56 48 27 ZakiahDarattat, 崚 わグJKttν s夕 ∫ θ暉 ″α κ

∠gα α カル醐,(Jakarta:PT BumiAksara,2008),

cet.4,h.63-101
J

50 49 2 28
滋 ″ θ′bJ危 埓 んαの 加α J肋ル たた勧 α肋 ′ c閉 /
″αttα 物 ル η″刀gPaれ 訪″肋 “ η おル〃,(Jakal‐ ta:

Kencana,2008),h.178… 180

51 50 2 29 Ralnayulis,〃 醐νPθ 〃 Jグ Jttη お勉 (Jakarta



Kalam Ⅳlulia,2013)cct.10,h..280-286
52 51 2 29 Ramayulis,J物 Pc刀 グJグ J物 れお′ α (Jakaia
“ “
Kalam Mulia,2013)cet.10,h..280-286
53 52 2 30 MuianOil QOmar,協 η″ θ θ4Pθ ηグJグ Jttκ 力′α リ

(Jakatta:Penerbit Erlangga.2007)3 hlln.150 “
rヽυ
う0

54 2 30 Desmita, p s iko I o gi P erkemb an g an, (B andtng: み


Remaia Rosdakarya. 2006). hal. 45
1 1

55 54 2 30 S五 Esti Wuryani,PsJわ ′ οgJ Pθ 4′ グJ腸 れ,(Jakarta


1 ︲

Grasindo,2006),hal.72.
︰ ︲
うD

56 1 32 Prof. Dr. SuharsimiArikunto,



P r o s e dur P ene li t i an Sua tuP e it d ek a t an P r akt ik.


′ ︲

(Jakarla:

PT. RinekaCipta, 2006), hlm. 118


/
つ4

0つ
つん
57 3 Prof. Dr. Sugiyono, MetodePenelitianPendidikan:
P endi dikanKuantit atif, Kualit atif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010) cet. 9,
hlm.61

58 3 3 33 Prof. Dr. Sugiyono, Meto deP enelitianP endidikan : ヽ

P endi dikanKuanti t atif, Kuali t atif,


dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010) cet.9,
hlm.61

う0

つD
つD
59 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

′′

2002\, cet.12, h.108
うD

60 5 33 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,

61 6 33
(Bandung:Alfabeta, 20I l), cet. 1 3, h. 297 ac_
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), cet. 12, h.10

Jakartas Jwi2}Il
Yang mengesahkan,

Pro■ Dr.H.A.Syafl'iご Noor,MA


NIP。 194709021967121001
Lampiran

DATA NILAI RAPORT ( Y )

NO. NILAI NO. NILAI


RESPONDEN RAPORT RESPONDEN RAPORT
1 76 44 92
2 80 45 80
3 76 46 92
4 76 47 88
5 76 48 80
6 60 49 80
7 48 50 56
8 92 51 68
9 36 52 80
10 76 53 52
11 76 54 60
12 80 55 68
13 60 56 52
14 56 57 100
15 72 58 88
16 80 59 100
17 52 60 80
18 60 61 40
19 100 62 84
20 96 63 92
21 100 64 92
22 76 65 72
23 100 66 92
24 92 67 48
25 80 68 60
26 88 69 56
27 92 70 68
28 80 71 80
29 92 72 52
30 88 73 60
31 80 74 68
32 80 75 56
33 80 76 100
34 100 77 88
35 92 78 76
36 88 79 76
37 72 80 80
38 96 81 60
39 76 82 56
40 80 83 72
41 92 84 80
42 76 85 52
43 88
Lampiran

SKOR TOTAL PENELITIAN

No. X Y No. X Y
1 112 76 44 130 92
2 109 80 45 113 80
3 101 76 46 130 92
4 111 76 47 130 88
5 109 76 48 95 80
6 104 60 49 115 80
7 109 48 50 109 56
8 104 92 51 112 68
9 106 36 52 94 80
10 97 76 53 110 52
11 105 76 54 97 60
12 117 80 55 105 68
13 113 60 56 112 52
14 98 56 57 103 100
15 105 72 58 97 88
16 99 80 59 110 100
17 101 52 60 104 80
18 99 60 61 99 40
19 130 100 62 114 84
20 129 96 63 118 92
21 94 100 64 112 92
22 110 76 65 105 72
23 97 100 66 115 92
24 105 92 67 108 48
25 112 80 68 111 60
26 103 88 69 110 56
27 97 92 70 104 68
28 114 80 71 91 80
29 130 92 72 113 52
30 130 88 73 108 60
31 113 80 74 102 68
32 130 80 75 107 56
33 130 80 76 109 100
34 95 100 77 107 88
35 130 92 78 99 76
36 130 88 79 106 76
37 130 72 80 94 80
38 130 96 81 96 60
39 130 76 82 98 56
40 123 80 83 96 72
41 130 92 84 103 80
42 114 76 85 107 52
43 130 88 86 107 60
87 98 68
88 98 56
Lampiran
DATA INSTRUMEN IMPLIKASI TEORI PIAGET ( X )

BUTIR PERNYATAAN
NO. NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
2 4 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 109
3 2 4 4 2 2 1 4 4 2 1 4 4 1 2 3 2 3 2 3 3 101
4 2 3 3 3 4 3 4 2 2 3 4 4 3 2 2 2 1 4 4 3 105
5 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 105
6 3 4 3 2 2 3 1 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 104
7 3 4 3 3 4 1 4 3 2 3 2 3 2 2 2 4 3 4 2 4 109
8 3 4 4 2 2 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 2 2 4 1 1 104
9 3 3 4 2 4 4 1 4 2 3 2 4 4 3 4 2 2 3 4 4 106
10 2 3 4 2 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 2 97
11 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 2 105
12 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 2 2 3 4 4 3 117
13 3 4 4 2 3 2 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 113
14 3 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 98
15 3 4 4 2 2 3 4 3 2 4 2 2 1 3 2 3 4 3 4 4 105
16 3 4 4 3 2 3 4 3 4 3 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 99
17 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 2 1 101
18 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 99
19 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 3 2 2 4 4 4 130
20 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 3 3 2 3 4 4 129
21 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 3 2 2 4 3 3 94
22 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 110
23 2 4 4 1 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 2 3 3 4 4 97
24 2 4 3 2 3 2 4 4 4 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 4 97
25 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 112
26 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 2 4 4 3 103
27 2 4 2 3 2 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 97
28 3 2 4 3 2 3 3 4 3 1 2 3 2 4 3 2 3 2 4 3 114
29 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 2 2 3 4 3 4 130
30 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 2 4 2 4 2 3 3 4 3 4 130
31 1 4 3 2 2 2 3 4 3 3 2 4 4 4 3 2 2 3 4 4 113
32 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 4 4 4 130
33 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 130
34 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 2 3 3 4 1 95
35 4 4 4 2 3 3 4 2 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 3 4 130
36 2 4 2 4 2 3 4 4 2 4 2 3 2 2 4 2 2 4 3 2 130
37 3 4 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 130
38 2 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 1 4 4 2 4 4 1 2 130
39 2 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 4 4 130
40 1 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4 2 4 4 4 123
41 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 2 2 4 4 4 130
42 2 4 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 4 3 2 1 114
43 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 2 4 4 4 4 130
44 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 2 4 4 4 130
45 1 4 4 1 1 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 2 2 4 4 4 113
46 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 130
47 2 3 4 2 2 2 3 4 4 3 2 2 4 4 4 2 3 4 4 3 130
48 4 2 4 4 2 4 4 4 3 2 3 2 3 4 4 2 3 3 4 4 95
49 2 4 4 2 3 4 3 4 4 2 2 4 3 2 3 3 2 3 4 3 115
50 2 4 4 2 3 4 3 4 4 2 2 3 2 2 4 2 3 3 4 4 109
51 1 4 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 2 4 3 2 2 4 4 2 112
52 3 4 3 2 4 2 4 3 4 3 2 3 4 3 4 2 2 4 4 4 94
53 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 2 2 3 4 4 4 110
54 4 4 4 2 3 4 4 3 3 2 2 2 1 4 2 2 1 4 3 3 97
55 2 4 4 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 105
56 2 3 4 3 2 2 3 3 4 2 2 3 2 4 4 3 2 3 3 4 112
57 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 4 3 2 4 3 4 4 103
58 1 4 4 3 2 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2 4 3 4 2 97
59 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 2 4 4 2 3 4 3 1 110
60 2 4 4 2 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 4 2 3 4 3 4 104
61 1 4 2 2 1 4 4 2 4 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 99
62 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 2 2 4 3 2 2 4 3 2 114
63 3 4 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 2 118
64 2 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 1 112
65 4 4 4 2 3 3 4 4 2 4 2 2 2 4 3 4 3 4 4 4 105
66 3 2 4 2 4 4 4 4 2 3 2 2 2 4 3 2 2 4 4 4 105
67 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 4 3 2 4 4 2 4 108
68 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 99
69 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 4 4 4 99
70 1 4 4 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 104
71 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 2 3 4 3 4 91
72 2 2 4 3 3 4 4 3 4 2 4 2 2 4 3 3 3 4 4 4 91
73 3 3 2 2 3 4 4 4 4 2 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 94
74 3 4 4 2 2 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 102
75 1 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 1 3 3 4 2 2 3 4 3 107
76 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 2 2 4 1 4 109
77 2 2 4 2 2 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 4 4 4 107
78 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 2 3 3 4 4 99
79 2 4 4 2 2 4 4 4 2 3 2 1 3 3 4 3 2 3 2 3 99
80 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 2 2 4 4 3 94
81 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 94
82 2 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 2 4 2 2 3 4 3 4 98
83 2 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 94
84 2 3 4 2 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 103
85 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 4 4 103
Nama :

Kelas :

Petunjuk pengisian:

• Berilah tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang anda anggap benar sesuai dengan
pilihan Anda

• Angket ini tidak mempengaruhi nilai PAI Anda.

No Pertanyaan 4 3 2 1
1 Guru datang ke kelas tepat waktu
2 Guru berpakaian rapih dan sopan
3 Guru mengucap salam ketika masuk kelas
4 Guru mengecek kebersihan kelas
5 Guru menegur siswi yang tidak memakai kerudung di
kelas maupun diluar kelas
6 Guru meminta siswa/i untuk bertadarus sebelum pelajaran
dimulai
7 Guru mengulang materi sebelumnya
8 Guru menjelaskan mata pelajaran dengan menggunakan
metode yang sesuai
9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
10 Guru merespon pertanyaan siswa
11 Guru lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran
aktif
12 Guru memberikan skor dengan melihat dari 3 aspek
(kognitif, afektif, dan motorik)
13 Guru menampilkan dalil Qur’an atau hadits pada setiap
materi pelajaran
14 Guru banyak memberikan contoh dalam kehidupan sehari
– hari yang sesuai pada setiap perubahan materi
15 Guru memotivasi siswa agar rajin membaca Al Qur’an di
rumah
16 Guru menanamkan rasa cinta pada sesama umat Islam
dan Negara
17 Guru memberikan pujian pada siswa yang menjawab
dengan benar
18 Guru menegur siswa jika makan dan minum berdiri, baik
di dalam kelas atau di luar kelas
19 Guru menyuruh siswa agar shalat berjamaah di sekolah
20 Guru memberi nasihat sebelum mengakhiri pelajaran

Ket: 4=Selalu, 3=sering, 2=kadang-kadang, 1=tidak pernah


PROFIL
SMP IT AL-QUR’ANIYYAH
TAHUN 2014/2015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DINAS PENDIDIKAN KOTA TANGERANG SELATAN

Jl Panti Asuhan Ceger Rt. 03 Rw.012 Jurangmangu


Timur Pondok Aren Tangerang Selatan 15222
DATA SMP TAHUN 2014/2015

A. IDENTITAS

1. Nama SMP : SMP Islam Terpadu Al-Qur’aniyyah


2. Alamat : Jl Panti Asuhan Ceger Rt. 03 Rw.012
Jurangmangu Timur Pondok Aren
Tangerang Selatan 15222

3. Akreditasi Sekolah : Terakreditasi A Tahun 2012


4. Penerapan MBS di SMP Sejak Tahun : 2008
5. SMP berdiri sejak tahun : 2005
6. Rekening Rutin SMP : BANK BJB
a. Nama Bank : BANK BJB
b. Nomor Rekening : 0013482322100
c. Nama Pemegang Rekening : SMP IT AL-Quraniyyah
7. Kepala Sekolah
a. Nama : Anshari. S. Ag., MM
b. NIP : 197702042008011008
c. Pendidikan Terakhir : S2
d. No. Telepon/HP : 021 9733 5503 / 0813 1433 4660
8. Wakil Kepala Sekolah (Kurikulum)
a. Nama : Misbakhus Shobar. S. Hum
b. NIP :-
c. Pendidikan Terakhir : S1
d. No. Telpon/HP : 0815 1403 4954
PROFIL SEKOLAH

Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program


pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah/madrasah. Sekolah/madrasah
sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan dan tantangan
masa depan. Perkembangan dan tantangan itu misalnya menyangkut: (1) perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, (2) globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan
dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat, (3) era informasi, (4) pengaruh globalisasi
terhadap perubahan perilaku dan moral manusia, (5) berubahnya kesadaran masyarakat dan orang
tua terhadap pendidikan, (6) dan era perdagangan bebas.

Tantangan sekaligus peluang itu harus direspon oleh sekolah kami, sehingga visi sekolah
diharapkan sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi tidak lain merupakan citra moral yang
menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang. Namun demikian, visi sekolah
harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi juga harus memperhatikan dan
mempertimbangkan (1) potensi yang dimiliki sekolah/madrasah, (2) harapan masyarakat yang
dilayani sekolah/madrasah.

Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders) bermusyawarah, sehingga


visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait, sehingga seluruh kelompok yang
terkait (guru, karyawan, siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan aktif
untuk mewujudkannya.

Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat: (1) filosofis, (2) khas, (3) mudah diingat.
Berikut ini merupakan visi yang dirumuskan oleh sekolah kami, SMP IT Al-Qur'aniyyah.
A. Visi SMP IT Al-Qur’aniyyah
Visi SMP IT Al-Qur’aniyyah semenjak didirikan pada tahun 2005 yaitu berusaha untuk
menjadi sekolah yang,
" Unggul dalam prestasi, kompetitif dalam IPTEK dan berperilaku Qur’ani ".

B. Misi SMP IT Al-Qur’aniyyah


Adapun Misi SMP IT Al-Qur’aniyyah yaitu;

1. Membentuk generasi yang kreatif, berdaya juang tinggi dan bertanggung jawab.

2. Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai IPTEK, inovatif dan

aplikatif.
3. Melahirkan generasi yang cakap secara emosional, intelektual dan spiritual serta
berwawasan internasional.
4. Menjadikan SMP IT sebagai sekolah model dalam pengintegrasian IPTEK dan
wawasan Qur’ani.

C. Tujuan Sekolah
Tujuan disusunnya Kurikulum SMP IT Al-Qur’aniyyah diantaranya adalah ;

1. Membangun sistem pendidikan yang integralistik dan komprehensif dengan melakukan


integralisasi antara ilmu Al-Qur’an dan kemajuan IPTEK.
2. Sebagai dasar dan landasan dalam penyusunan program pengembangan ke depan.
3. Sebagai acuan dan pedoman yang jelas dalam mengambil langkah – langkah yang harus
dilakukan dalam rangka pengembangan 10 tahun ke depan.
4. Sebagai alat ukur dalam penilaian keberhasilan atau pencapaian target pengem
bangan.
PROFIL SEKOLAH
TAHUN 2014

1. Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR’ANIYYAH


2. NSS / NPSN : 20022803311021 / 20614206
3. Tipe Sekolah : Permanen
4. Alamat Sekolah : Jl. Panti Asuhan Ceger RT. 003/012 Jurangmangu Timur Kec. Pondok Aren
-Kota Tangerang Selatan- Banten Kode Pos. 15222. Telp. (021) 73440835
- Jalan : Panti Asuhan Ceger
- Kelurahan : Jurangmangu Timur
- Kecamatan : Pondok Aren
- Kab/Kota : Tangerang Selatan
- Propinsi : Banten
- Telp/Fax : (021) 73440835
- E-mail : smpitalquraniyyah@yahoo.co.id
5. Status Sekolah : Wakaf
6. Nilai Akreditasi Sekolah : A
7. Luas Lahan, dan jumlah rombel
- Luas Lahan : 1.916 m
- Jumlah ruang lantai 1 : 3
- Jumlah ruang lantai 2 : 4
- Jumlah ruang lantai 3 : 4
8. Jumlah Rombel : 11

10. Data Peserta Didik Baru 3 (tiga) tahun terakhir yang dinyatakan diterima di sekolah
Tahun Daya Tampung Jumlah Pendaftar Jumlah Peserta Didik Rata-rata NUN
Pelajaran Peserta Didik Baru Peserta Didik Baru Baru Yang Diterima Yang Diterima
2012/2013 160 210 150
2013/2014 180 257 249
2014/2015 250 400 350

11. Data Peserta Didik 3 (tiga) tahun terakhir


Jumlah
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
(Kls. VII + VIII + IX)
Th. Pelajaran Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Jml Siswa Jml Siswa Jml Siswa Jml Siswa
Rombel Rombel Rombel Rombel
L P L P L P L P
2012/2013 25 24 2 21 18 2 20 23 2 65 52 6
2013/2014 70 50 4 32 45 3 24 28 2 126 123 9
2014/2015 80 80 5 62 47 3 32 45 3 187 159 11

12. Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Kepala sekolah
Jenis
Pend Masa
No Jabatan Nama Kela-min Usia
Akhir Kerja
L P
1 Kepala Sekolah Anshari, S.Ag. MM Ya 35 S2 Ya

Hal. 1
b. Guru
1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Jumlah dan Status Guru
No. Tingkat Pendidikan GT/PNS GTT/Guru Bantu Jumlah
L P L P
1. S3/S2 2 - - - 2
2. S1 15 7 - - 22
3. D-4 - - - -
4. D3/Sarmud - - - -
5. D2 - - - -
6. D1 - - - -
7. ≤ SMA/sederajat - - - -
Jumlah

2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
Jumlah guru dengan latar Jumlah guru dengan latar
belakang pendidikan sesuai belakang pendidikan yang
No. Guru dengan tugas mengajar TIDAK sesuai dengan tugas Jumlah
mengajar
D3/ D3/
D1/D2 S1/D4 S2/S3 D1/D2 S1/D4 S2/S3
Sarmud Sarmud
1. IPA 3 3
2. Matematika 1 1 2
3. Bahasa Indonesia 2 2
4. Bahasa Inggris 2 2
5. Pendidikan Agama 2 2
6. IPS 1 1 2
7. Penjasorkes 2 1
8. Seni Budaya 1 1 2
9. PKn 2 1
10. TIK/Keterampilan 2 2
11. BK 1 2
12. Lainnya: Mulok 2 13 15
Jumlah 35

3. Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru


Jumlah guru yang telah mengikuti
No. Jenis Pengembangan Kompetensi pengembangan kompetensi/profesionalisme
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Diklat Kurikulum 2013 7 7 14
2. Pelatihan Metode Pembelajaran/CTL 11 9 20
3. Pelatihan PTK/KTI
4. Sertifikasi Profesi 4 2 6
5. Pelatihan lainnya: ..............

Hal. 2
4. Prestasi guru
Perolehan kejuaraan 1 sampai 3 dalam
No. Jenis lomba 3 tahun terakhir
Tingkat Jumlah Guru
Nasional
1. Lomba PTK Provinsi
Kab/Kota
Nasional
2. Lomba Karya tulis Inovasi Pembelajaran Provinsi
Kab/Kota
Nasional
3. Lomba Guru Berprestasi Provinsi
Kab/Kota
Nasional
4. Lomba lainnya ...... Provinsi
Kab/Kota

c. Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung


Jumlah tenaga
Jumlah tenaga pendukung dan pendukung
kualifikasi pendidikannya Berdasarkan Status
No. Tenaga pendukung dan Jenis Kelamin Jumlah

PNS Honorer
≤ SMP SMA D1 D2 D3 S1
L P L P

1. Tata Usaha 1 1 1 3 3
2. Perpustakaan 1 1 1
3. Laboran lab. IPA 1 1 1
4. Teknisi lab. Komputer 1 1 1
5. Laboran lab. Bahasa
6. PTD (Pend Tek.
Dasar)
7. Kantin 2 2
8. Penjaga Sekolah 2 1 3
9. Tukang Kebun 1 1
10. Keamanan 1 1
11. Lainnya: ...................
Jumlah 13

13. a) Data Ruang Belajar (Kelas)

Jumlah dan ukuran Jumlah ruang


Jumlah ruang yang
lainnya yang
Ukuran Ukuran Ukuran digunakan untuk.
Kondisi Jumlah digunakan untuk
7x9 m
2
> 63m
2
< 63 m
2 Ruang Kelas
(d) =(a+b+c) Ruang Kelas (f)=(d+e)
(a) (b) (c) (e)
Baik < 15% < 15% < 15% 3
Rsk ringan 15% - < 30% 2
Rsk sedang 15% - < 30% 2 4
Rsk Berat
Rsk Total 5

Hal. 3
Keterangan kondisi:
Baik Kerusakan < 15%
Rusak ringan 15% - < 30%
Rusak sedang 30% - < 45%
Rusak berat 45% - 65%
Rusak total >65%

b) Data Ruang Belajar Lainnya (di isi dalam angka)


Jumlah Ukuran Jumlah Ukuran
Jenis Ruangan Kondisi*) Jenis Ruangan Kondisi
Ruang (pxl) Ruang (pxl)
Perpustakaan 1 8x6 Lab. Bahasa
Lab. IPA 1 8x6 Lab. Komputer 1 8x6
Ketrampilan PTD
Multimedia Serbaguna/aula 1 15X10
Kesenian ……………

c) Data Ruang Kantor (di isi dalam angka)


Jumlah Ukuran
Jenis Ruangan Kondisi*)
Ruang (pxl)
1. Kepala Sekolah 1 8x7 Baik
2. Wakil Kepala Sekolah 1 4x5 Baik
3. Guru 1 8x6 Baik
4. Tata Usaha 1 8x6 Baik

6.Ruang BK - Baik

d) Data Ruang Penunjang (di isi dalam angka)


Jenis Ruangan Jumlah Ukuran Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah Ukuran Kondisi
Ruang (pxl) Ruang (pxl)
Gudang 1 6x4 Baik Ibadah 1 15x10 Baik
Rusak
Dapur 1 Ganti
Ringan
Reproduksi Baik
Rusak
KM/WC Guru 2 3x2 Hall/lobi
ringan
Rusak
KM/WC Siswa 2 3x2 Kantin 1 6x5 Baik
ringan
Rumah Pompa/
BK 1 Baik
Menara Air
UKS Bangsal Kendaraan
PMR/Pramuka Rumah Penjaga
Baik
OSIS Pos Jaga 1

Studi Musik ............

Hal. 4
14. Lapangan Olahraga dan Upacara

Ukuran
Lapangan Jumlah Kondisi Keterangan
(pxl)
1. Lapangan Olahraga 1 Rusak
a. Bulu Tangkis Ringan
b. Bola Basket
c. Footsal
d. Bola Volli
e. Tenis Meja
f. .............
2. Lapangan Upacara 1 Rusak
Ringan

15. Kepemilikan Tanah : Yayasan


Status Tanah : Hak Mlik
Luas Lahan/Tanah : 1.916 m
Luas Tanah Terbangun : 1.250 m
Luas Tanah Siap Bangun : 276 M
Luas Lantai Atas Siap Bangun : 250 M

*) Coret yang tidak perlu


Lampirkan rencana tapak (site plan) sekolah skalatis (berskala) dengan ukuran kertas minimal A4.

16. Perabot (furniture) utama


a. Perabot ruang kelas (belajar)

Perabot
Jumlah dan kondisi Jumlah dan kondisi Almari + rak
Papan tulis
Jumlah ruang meja siswa kursi siswa buku/alat
No.
kelas
Ringan

Ringan

Ringan

Ringan
Berat

Berat

Berat

Berat
Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.
Baik

Baik

Baik

Baik
Jml

Jml

Jml

Jml

11 360 250 80 25 360 260 80 30 11 7 3 1 11 8 3 1

b. Perabot ruang belajar lainnya

Perabot
Almari + rak
Meja Kursi Lainnya
buku/alat
No. Ruang
Ringan

Ringan

Ringan

Ringan
Berat

Berat

Berat

Berat
Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.
Baik

Baik

Baik

Baik
Jml

Jml

Jml

Jml

1. Perpustakaan 10 10 10 10 10 6 4
2. Lab. IPA 10 10 10 10 5 5
3. Ketrampilan
4. Multimedia
5. Lab. bahasa
6. Lab. komputer 20 15 5 20 15 5
7. Serbaguna
8. Kesenian
Hal. 5
9. PTD
10. Lainnya: ........

c. Perabot Ruang Kantor


Perabot
Almari + rak
Meja Kursi Lainnya
buku/alat
No. Ruang

Ringan

Ringan

Ringan

Ringan
Berat

Berat

Berat

Berat
Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.
Baik

Baik

Baik

Baik
Jml

Jml

Jml

Jml
1. Kasek 1 Ya 1 Ya 2 Ya
2. Wakasek 1 Ya 1 Ya 1 Ya
3. Guru 1 Ya 1 Ya 1 Ya
4. Tata Usaha 3 Ya 3 Ya 2 Ya
5. Tamu 2 Ya 2 Ya
6. Lainnya: …..

d. Perabot Ruang Penunjang


Perabot
Almari + rak
Meja Kursi Lainnya
buku/alat
No. Ruang
Ringan

Ringan

Ringan

Ringan
Berat

Berat

Berat

Berat
Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.
Baik

Baik

Baik

Baik
Jml

Jml

Jml

Jml
1. BK
2. UKS
3. Pramuka
4. PMR
5. OSIS
6. Gudang
7. Ibadah
8. Koperasi
9. Hall/lobi
10. Kantin
11. Pos jaga
12. Reproduksi
13. Lainnya: …..

Hal. 6
17. Koleksi Buku Perpustakaan
Kondisi
No. Jenis Jumlah
Rusak Baik
1. Buku siswa/pelajaran (semua mata pelajaran) 200 Ya
2. Buku bacaan (misalnya novel, buku ilmu 175 Ya
pengetahuan dan teknologi, dsb.)
3. Buku referensi (misalnya kamus, ensiklopedia, dsb.) 60 YA
4. Jurnal 30 Ya
5. Majalah 50 Ya
6. Surat kabar 120 Ya
7. Lainnya: .....................................
Total

18. Fasilitas Penunjang Perpustakaan


No. Jenis Jumlah/Ukuran/Spesifikasi
1. Komputer 30
2. Ruang baca 5
4. TV 2
5. LCD 10
6. VCD/DVD player 2
7. Lainnya: ..........................

19. Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia (di isi dalam angka)


Jumlah, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)

Jumlah Kualitas Kondisi


No. Alat/bahan
Kurang 75%-
25%-50% 50%-75% Sangat Rusak Rusak
dari 25% 100% dr Kurang Cukup Baik Baik
dr keb. dr keb. baik berat ringan
dr keb. keb.

1. Lab. IPA Ya Ya Ya
2. Lab. bahasa Ya Ya Ya
3. Lab. komputer Ya Ya Ya
4. Ketrampilan
5. PTD
6. Kesenian
7. Multimedia

*) Lampirkan daftar alat pada laboratorium/ruang dengan spesifikasi teknisnya.

Hal. 7
20. Prestasi sekolah/siswa tiga (3) tahun terakhir
a. Prestasi Akademik: NUN
Tahun Rata-rata NUN
No.
Pelajaran B. Ind IPA Mat B. Ing Jumlah Rata-rata
1. 2011/2012 2 3 1 4
2. 2012/2013 5 3 1 2 11
3. 2013/2014 5 4 2 3 14

b. Prestasi Akademik: Peringkat rerata NUN


Peringkat
Tingkat Kecamatan (Rayon) Tingkat Kab/Kota Tingkat Propinsi
Tahun
No. Sek.
Sek.
Pelajaran Sek. Sek. Sek. Sek. Negeri Sek. Sek. Sek. Negeri
Negeri dan
Negeri Swasta Negeri Swasta dan Negeri Swasta dan Swasta
Swasta
Swasta
1. 2011/2012
2. 2012/2013
3. 2013/2014

c. Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)


Rata-rata Nilai US
No Mata Pelajaran
Tahun 2011/2012 Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014
1 Pendidikan Agama
2 PKn
3 IPA
4 IPS
5 Seni dan Budaya
6 Penjas
7 Ketrampilan
8 Mulok

d. Angka Kelulusan dan Melanjutkan


Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi
% Lulusan
Jumlah % Lulusan yang
No. Tahun Ajaran Jumlah yang
Peserta % Kelulusan TIDAK Melanjutkan
Lulus Melanjutkan
Ujian Pendidikan
Pendidikan
1. 2011/2012 100%
2. 2012/2013 40 40 100% 100%
3. 2013/2014 52 52 100% 100%

Hal. 8
e. Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba
Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014
Tingkat Tingkat
No. Nama Lomba Juara Juara
Kab/ Kab/
ke: Propinsi Nasional ke: Propinsi Nasional
Kota Kota
1. Pend. Agama 2 1
2. Sains IPA 3 1
3. IPS 1 1
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

f. Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik


Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014
Tingkat Tingkat
No. Nama Lomba Juara Juara
Kab/ Propinsi Nasional Kab/ Propinsi Nasional
ke: ke:
Kota Kota
1. Hajir Marawis 1 Ya 1 Ya
2. MTQ 1 Ya 1 Ya
3. Syarhil Qur’an 1 Ya 2 Ya
4.
5.
6.
7.

g. Jumlah dan prosentase siswa drop-out


Jumlah dan prosentase siswa drop-out
No Kelas
2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014
1 VII 2 4 1 2
2 VIII 3 1 2 0
3 IX 2 0 2 0
Total (%)

h. Jumlah dan prosentase siswa yang TERANCAM drop-out


Jumlah dan prosentase siswa terancam drop-out
No Kelas
2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014
1 VII 5 2 1 0
2 VIII 1 2 4 0
3 IX 2 0 1 0
Total (%)

Hal. 9
21. Sumber Dana 3 (tiga) tahun terakhir
Tahun 2011/2012 Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014
No Sumber Dana

1. Rutin
2. APBD Kab/Kota
3. APBD Propinsi
4. BOS
5. Komite Sekolah/Orang tua
siswa (jumlah keseluruhan
iuran bulanan dan
sumbangan pendidikan
bagi siswa baru)
6. School Grant
7. Grant Pendidikan
Kecakapan Hidup
8. Subsidi Imbal Swadaya
Lain-lain: ...........................

Jumlah

22. Alokasi Dana 2 (dua) tahun terakhir


Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014
No. Jenis pembiayaan
(Rupiah) (Rupiah)
1. Investasi
2. Operasional
3. Personal
Jumlah

23. Lain-lain
a. Alasan lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK/sederajat
Urutan alasan dari yang paling utama dengan
No Alasan tak melanjutkan
memberi nomor 1 s.d. 9*)
1 SMA/SMK/sederajat yang ada terlalu jauh/tak
terjangkau
2 Tidak mampu membiayai
3 Transportasi sulit/mahal
4 Kondisi geografis (medan sulit)
5 Daerahnya terpencil
6 Pendidikan dipandang kurang penting
7 Bekerja
8 Menikah
9 Lain-lain, sebutkan:

Hal. 10
b. Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua Siswa
1). Pekerjaan orangtua/wali siswa
No. Pekerjaan Prosentase
1. PNS 30
2. TNI/POLRI 5
3. Petani 21
4. Swasta 160
5. Nelayan 5
6. Politisi (misalnya anggota DPR) 2
7. Perangkat Desa 100
8. Pedagang 60
... ... ...

2) Penghasilan orangtua/wali (gabungan kedua orangtua) siswa


No. Penghasilan Prosentase
1. Kurang dari Rp.1.000.000,- 10%
2. Antara Rp.1.000.000,- s.d. Rp.2.000.000,- 30%
3. Antara Rp.2.000.000,- s.d. Rp.3.000.000,- 80%
4. Antara Rp.3.000.000,- s.d. Rp.4.000.000,- 50%
5. Lebih dari Rp.4.000.000,-

Tangerang Selatan, 08 September 2014


Kepala Sekolah,

Anshari. S. Ag., MM
NIP

Hal. 11
KEMENTERIAN AGAMA No Dokumen : FI丁 K― FR― AKD-081
UIN JAKARTA FORM(FR) Tg!.Te「 bit : l Maret 2010
FITK No.Revisi: : 01
Jl lr″ 」uanda Ⅳo 95 ClpuFar′ 解 イ2′ ndonesa
Ha:
SURAT BIMBINGAN SKR:PSi
Nomor : Jakart4 3l Agustus 2015
La-p. :

Hal : Bimbingan Skripsi

Kttada Yth.

ProfDr.H.Ahmad Syafl'i Noor.


Pcmbimbillg Skripsi
Fakultas ILnu Tarbiyah dan Keguruan
lIIN SyarifHidayatullah
Jakam.

И∬αあ ノαJα J肋 ″ wλ wb.



Dengan ini dihaFapkan kesediaan saudaFa unmk mttadi pembimbillg 1/11
Kmateri/teknis)penulisan skripsi mahasiswa:

Nallla :Ruwaidah
NIM :1110011000141
Jurusall :Pendidikan Agama lslam
Selnester :Ⅸ (Sembilan)
Judul Skripsi : IMPLIKASI TEORI KOGNIll「 JEAN PIAGET
TERIIIADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS
VISMPITPONDOK PESNREN ALttQURUHAH

Judul"rsebut“ lah di"可 u101eh Jllrusan yang bersangkutan pada tangga1 08 0ktober
2014,abstraksy。 露清″θterlmpiro Saudara dapat melakukan perubaban redaksiollal pada
judul“ sebut.Apabila perubahan substansial dianggap perlL mohon pembimbing
mellghubungl Jllmsall terlebih dahulu。

Bimbingan skripsi ini dihTapkan seLsai dalam w泳 加 6(… )bulan,dan dapat


dipe甲 呵 allg SelaIILa 6(enamp bulanbdbttyatanpa suratperp鯛 脚 喝 m.

Atas perhatiall dan keJa Salna Saudarι kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' alaikum wr.wb.

Mttid Khon,M.Ag.
807071987031005
Tembusan:
l. DekanFITK
2. MahaqisYn yf3.
KEMENTERIAN AGAMA No.Dokumen : FI丁 K‐ FR― AKD-066
UIN JAKARTA FORM(FR}
Tgl.Terbl : l Maret 2010
FI丁 K No. Revisi: ; 01
」l′ こHJ“ nda Nο 95 Crpυ ra`′ 5`′ 2′ ndonesra Ha
SURAT PERMOHONAN:ZIN OBSERVASi
Nomor : Un.0 1/Ft./KM .Ot .Y .!1.fl20rc Jakarta, 01 September 2015
Lamp.
Hal

Kepada Yth.
Kepala Sekolah
SMPIT Al-Qura'niyryah Pd. Aren

As s alamu' al aikum wr. w b.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:


Nanrir Ruwaldah
NIM ll10011000141
Jurusar /Prodi Pendidikan Agama lslam
Semester XI
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
I{idayatullah Jakarla dan sehubungan dengan penyelesaian tugas mata kuliah "skripsi",
mahasiswa tersebut memerlukan obsen,asi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami
mohon kesediaan Saudara unfuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan
bantuannva.

Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
Vlas s al amu' al aikum wr.w b.

a.n. Dekaa
Kabag. Tata Usaha

171992031

Tembusan:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

/

KEMENTERIAN ACAMA No Dokumen : F!TK‐ FR― AKD-082

UIN JAKARTA FORM(FR) Tg!Terbl : l Maret 2010


FITK No.Revisi: _ :1 01

l lr″ Jυ anda Ⅳ0 95 Clpυ rar′ 5ィ ア
2′ ndonesfa
Ha
SURAtt PERMOHONAN:ZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01/F. 1 /KM.O1 .St.llISh.tZOlS Jakarta, 01 September 2015
Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yth.
Kepala Sekolah
SMPIT Al-Qur'aniyyah Pd. Aren
di
Tempat

Assal a m u' al a i ku m wr.wb.


Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama :Ruwaidah
NIM :1110011000141
Jurusan : Pendidikan Agama lslarn
Semester :Xl
Judul Skripsi : lmplikasi Teori Kognitif Jean Piaget Terhadap Hasil Belajar PAI
Siswa SMPIT Al-Qur'aniyyah
adaiah benar mahasiswa/r Fakuiias llmu Tarbiyah cjan l(eguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapai ntengizinkan mahasiswa tei'sebut


melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja same Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wa ssa I a m u'al ai ku m wr.wb.

ikan Agarna Islam



酬 i鶴 :″
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan

二おゝ
・・ し

SEKOLAH MENENCハ 、
H PERTAMA ISLAM ttERPADU
nlrAⅡ

〔】MIP IT AL口 QIJR'ANI】ピ
TERAKREDITASI■ ■A‖
」I PantiAsuhan Ceger Rt 03ノ 012 Jurangmangu ttimur― Pondok Aren Tangerang Selatan― Banten 15222
Telp.:021-73440835 Email:smplalquraniyyah(Dyah00 CO id

SURAT KETERANGAN
No:07‐ D/SMPIT AL― Q/X/2015

Yang bertandatangan di bawahini:


Nama :Anshari,S.Ag。 ,MⅣ l.

Jabatan :Kepala SIIP IT Al‐ Qur'aniyah

Menerangkan dengan sebenarnya bahwa :

Nama Ruwandah
Tempat/Tanggal l′ ahir Jakarta9 16 0ktober 1992

W 1110011000141
Program Studi PAI(Pendidikan Agama lslam)
Unlversltas UIN SyarifIIidayatullah Jakarta

Adalah benar telah melaksanakan penelitian (Riset) di SMP IT Al-Qur'aniyah


terhitung sejak 01 September s/d 20 Oktober 2015 dalam rangka penyusunan slaipsi
dengan judul: "Implikasi Teori Kognilif fean Piaget Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa

SMP IT Al-Qur'aniyyah"

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenamya, dan untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tangerang Selatan, 20 Oktober 2015


IT Al-Qur'aniyyah

200801 1008

Anda mungkin juga menyukai