Strategi Dan Random Eror
Strategi Dan Random Eror
Kelompok 1 :
Mursalina (1112101000004)
Nurzia Ulhaq (1112101000011)
Siti Aisyah Nainggolan (1112101000020)
Yufa Zuriya (1112101000029)
Nurfitria Imani D (1112101000036)
Lilis Yuliarti (1112101000037)
KESMAS 2A
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2013
0
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berisi tentang STRATEGI
EPIDEMIOLOGI DAN KESALAHAN ATAU ERROR PADA PENELITIAN. Dan tidak lupa
sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi yang
telah diberikan dan dipercayakan kepada kami. Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini,
terutama kepada dosen mata kuliah tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mohon
maaf jika terdapat banyak kekuranngan adapun kelebihan makalah ini tidak lain adalah dari
Allah SWT.
Demikian atas perhatian yang telah diberikan, kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
HIPOTESIS.................................................................................................................................................4
MENGUJI HIPOTESIS...............................................................................................................................8
RANDOM EROR..................................................................................................................................10
SISTEMATIK ERROR..........................................................................................................................11
ESTIMASI................................................................................................................................................12
PARAMETER...........................................................................................................................................14
KESIMPULAN.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setiap kejadian atau peristiwa selalu mempunyai kecenderungan untuk
diikuti oleh peristiwa berikutnya yang secara alamiah akan membentuk rantai
peristiwa yang secara alamiah akan membentuk rantai peristiwa yang
berkesinambungan. Dengan demikian maka beberapa pemikiran dasar dalam
penelitian kesehatan adalah mencari factor penyebab, factor resiko terjadinya
suatu penyakit atau gangguan kesehatan dan penyakit dalam masyarakat.
2. TUJUAN
a. Mampu menjelaskan strategi epidemiologi
b. Mampu menjelaskan perbedaan parameter dan estimasi
c. Mampu menjelaskan perbedaan kesalahan random dengan kesalahan sistematik
3. METODE PENULISAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sebagai alat untuk mencapai tujuan karena memilih satu desain berarti menetapkan
macam atau jenis penelitian yang akan di laksanakan.
2. Sebagai pedoman dalam melaksan akan penelitian karena setiap macam atau jenis
rancangan mempunyai tatalaksana sendiri.
HIPOTESIS
Hipotesis adalah pernyataan tentative mengenai parameter perubah acak. Kata hipotesis
berasal dari gabungan dua kata, yaitu (1) hipo yang berarti tersembunyi, dan (2) theses yang
berarti pernyataan. Hipotesis menurut asal katanya berarti pernyataan mengenai sesuatu yang
tersembunyi, sesuatu yang tidak diketahui kebenaran secara pasti.
Sebagai gambaran, misalnya berdasarkan teori kimia dan koloid tanah dapat disimpulkan
bahwa aplikasi kapur (CaCO3) pada tanah dapat mengatasi masalah keasaman tanah. Lebih
spesifik, dapat dinyatakan secara teoritik bahwa penambahan kapur pada pertanaman kedelai
pada tanah Podzolik Merah Kuning akan meningkatkan hasil per hektar tanaman tersebut.
Apabila nilai tengah bobot kering kedelai hasil pertanaman yang diberi kapur adalah µ, dan nilai
tengah hasil pertanaman yang tidak diberi kapur adalah µ0, maka pernyataan teoritis tadi dapat
dituliskan sebagai µ>µ0, nilai tengah hasil pertanaman kedelai dengan aplikasi kapur lebih tinggi
dari pada nilai tengah hasil pertanaman tanpa aplikasi kapur. Pernyataan mengenai parameter
peubah ini, adalah suatu hipotesis yang kebenarannya tidak dapat dipastikan.
4
Hipotesis alternative disimbolkan H1 atau Ha adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai
lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis timbul 3 keadaan
berikut :
1. Ha menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang
dihipotesiskan (Pengujian arah kanan).
2. Ha menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang
dihipotesiskan (pengujian arah kiri).
3. Ha menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang dihipotesiskan
(pengujian dua arah ).
Apabila hipotesis nol diterima maka hipotesis alternative ditolak. Demikian pula
sebaliknya, jika hipotesis alternative diterima maka hipotesis nol ditolak ( Hasan, 2002). Apa
yang dinyatakan oleh hiportesis penelitian disimpan sebagai H1, sedangkan H0 adalah lawannya,
kecuali jika hipotesis penelitian mengisyarakat tanda “=“, maka dimpan sebagai H o dan H1 adalah
lawannya.
a. Ha : θ=θ0
Ha : θ≠θ0
b. H0 : θ≤θ0
Ha : θ>θ0
c. Ho : θ≥θ0
Ha : θ<θ0
1. Jika H0 benar, tetapi berdasarkan penelitian kita menolaknya, ini berarti kita telah
menentukan untuk menerima alternative H1, maka kesimpulan yang telah diambil adalah
suatu kekeliruan. Kekeliruan ini, dalam statistika dikenal dengan kekeliruan macam 1
atau kekeliruan . jadi, kekeliruan adalah kekeliruan yang terjadi pada waktu membuat
kesimpulan mengenai sesuatu yang seharusnya diterima tetapi penelitian yang menjadi
dasar pembuatan kesimpulan menolaknya.
2. Sebaliknya, apabila H0 tidak benar sedangkan penelitian menyatakan harus menerimanya,
maka kesimpulan yang telah diambil juga merupakan suatu kekeliruan. Kekeliruan ini
dikenal dengan kekeliruan macam II atau kekeliruan . Jadi kekeliruan yang terjadi pada
waktu membuat kesimpulan kesimpulan atas sesuatu yang seharusnya ditolak, tetapi
penelitian mengatakan untuk menerimanya.
5
Kekeliruan Ketika Membuat Kesimpulan Melalui Pengujian Hipotesis
Keadaan sebenarnya
Kesimpulan H0 benar Ha benar
H0 diterima Kesimpulan benar Kekeliruan macam II
Ha diterima Kekeliruan macam I Kesimpulan benar
Peluang melakukan kekeliruan tipe I harga ditentukan dalam
pengujian hipotesis, apabila kesimpulannya adalah H0 ditolak, maka dikatakan pengujian yang
significant.
Perumusan suatu hipotesa adalah kebalikan dari prinsip hukum yang biasa dianut yaitu
“innocent proven guilty” (azas praduga tak bersalah). Jadi seorang epidemiologist menganggap
setiap faktor mungkin “bersalah” sampai hal itu dapat dibuktikan bahwa faktor (keadaan) tesebut
memang tidak ikut memegang peranan dalam timbulnya outbreak.
Hipotesa adalah penting untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut dan berhasil atau
tidaknya penyelidikan itu tergantung dari kecermatan hipotesa yang dibuat. Mac Mahon dan
Pugh (1970) membicarakan 4 cara (metode) yang biasanya berhubungan dengan suatu
penyelidikan peristiwa letusan/wabah (out-break) investigation,yaitu :
6
1. Metode Perbedaan (method of difference)
2. Metode Persamaan (method of agreement)
3. Metode Concomitant Variation
4. Metode Analogi
Diantara ke-4 metode itu, yang paling sering digunakan adalah metode perbedaan (method
of difference) dan metode persamaan (method of agreement).
7
Hipotesis ini meliputi pencarian berbagai faktor yang frekuensi atau kekuatannya
bervariasi sesuai dengan frekuansi penyakit. Metode ini lebih bersifat kualitatif dalam
melihat masalah, serta tidak hanya melihat permasalahan itu dari dua kemungkinan saja.
Peranan faktor penyebab/faktor resiko yang bersifat jamak sangat menetukan, terutama bila
lebih dari satu faktor risiko secara bersama-sama dapat mendorong/ mempermudah
terjadinya penyakit tertentu.
Contoh : Unsur dalam diet (makanan) berubah mengakibatkan perubahan pada
frekuensi kejadian penyakit jantung koroner.
4. Metode Analogi
Dasar hipotesis ini ialah adanya persamaan suatu peristiwa penyakit dengan
penyakit lain yang sudah dikenal dengan jelas mungkin mempunyai persamaan penyebab,
maupun faktor resiko, atau persamaan proses kejadian penyakit. Dengan kata lain :
Penyebaran suatu penyakit mungkin sangat mirip dengan penyebaran penyakit yang
lain yang sudah diketahui penyebabnya.
Penggunaan metoda ini harus hati-hati karena dapat menimbulkan “false analogies”
MENGUJI HIPOTESIS
Dalam pengujian hipotesis, sebelum mengadakan pengujian hipotesis kita harus memahami
dahulu asumsi yang diperlukan dalam pengujian hipotesis. Asumsi ini penting sebab dalam
pengujian hipotesis, perbedaan asumsi akan membedakan alat uji yang digunakan.
Contoh dalam hipotesis tentang mean adalah uji Z yang dihitung dengan rumus:
x
Z
n
Penggunaan rumus uji Z untuk menguji hipotesis mean di atas membutuhkan asumsi
bahwa deviasi standar populasi diketahui serta sampel harus berjumlah besar, sehingga jika
asumsi di atas tidak dipenuhi kita harus menggunakan alat uji yang lain berupa uji t.
8
Dalam menentukan hipotesis null dan alternatif kita harus mengetahui tentang hipotesis
yang akan diuji. Hipotesis null adalah hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Sebagai contoh
kita ingin menguji tentang rata-rata laba perusahaan di BEJ adalah sama dengan 100 juta, maka
hipotesis null-nya adalah Ho: μ=100 juta.
Tahap 2. Memilih tingkat signifikansi.
Dalam memilih tingkat signifikansi kita harus memperhatikan hasil penelitian terdahulu
terhadap penelitian sejenis. Masing-masing bidang ilmu mempunyai standar yang berbeda dalam
menentukan tingkat signifikansi. Ilmu sosial biasanya menggunakan tingkat signifikansi antara
90% ( 10%) sampai 95% ( 5%), sedangkan ilmu-ilmu eksakta biasanya menggunakan tingkat
signifikansi antara 98% ( 2%) sampai 99% ( 1%).
Tahap 3. Mengidentifkasi uji statistik.
Setelah menentukan tingkat signifikansi langkah selanjutnya adalah menentukan uji
statistik yang akan digunakan. Hal ini karena masing-masing uji statistik memerlukan asumsi
yang berbeda dalam penerapannya.
1,65 1,98
0,05 probabilitas
Titik Kritis
Titik kritis adalah titik yang membagi daerah di mana hipotesis null di terima atau
hipotesis null di tolak.
9
Mereka dapat terjadi sebagai akibat dari presisi, sampling error, atau variabilitas dalam
pengukuran. Kesalahan sistematis mengacu pada bias pengukuran.
RANDOM EROR
Kesalahan acak dapat terjadi ketika sistematika percobaan sudah di penuhi secara benar.
Biasanya kesalahan acak terjadi karena alat yang kurang sensitive, adanya gangguan luar, proses
statistika perhitungan, atau error pada obyek pengukuran.
Misalnya, permukaan kasar dari suatu sample dapat membuat pengukuran ketebalan
suatu benda berbeda dari suatu titik dengan titik lain. Atau tempat melakuka pengukuran seperti
timbulnya getaran dari sutu mesin yang sedang beroperasi dapat menimbulkan kesalahan acak.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan acak pada kasus sepertiitu maka semakin banyak di
lakukan suatu pengukuran semakin baik hasilnya. Kesalahan acak ini dapat di perkirakan
besarnya melalui analisa statistika, yaitu dengan memperbanyak atau mengulang-ulang
pengukuran dengan mengubah berbagai parameter pada percobaan tersebut.
a. presisi
Jenis kesalahan acak terjadi ketika faktor penelitian tidak diukur tajam.
Pertimbangkan analogi bertujuan senapan pada target yang tidak fokus. Target benar bisa
menghasilkan arah yang benar di mana salah satu harus bertujuan, tapi gambar buram
membuat sulit untuk memukul pada sasaran, menyebabkan peluru untuk menyebarkan
seluruh sasaran. Meningkatkan ukuran sampel penelitian atau jumlah pengukuran akan
menghasilkan presisi yang lebih besar.
Presisi merupakan ukuran kedekatan antar serangkaian hasil analisi yang
diperoleh dari beberapa kali pengukuran pada sampel homogen yang sama. Konsep
presisi diukur dengan simpangan baku.
b. Sampling error
Kesalahan sampling adalah perbedaan antara hasil sample dan karakteristik
populasi yang kita cari untuk estimasi. Pada praktiknya, kesalahan sampling jarang dapat
ditentukan karena kerakteristik-karakteristik populasi biasanya tidak diketahui. Namun,
dengan prosedur sampling yang tepat, kesalahan sampling dapat diperkecil dan besarnya
dapat dibatasi
10
sampel lainnya (jika pengambilan sampel dilakukan berulang-ulang pada populasi
yang sama).
SISTEMATIK ERROR
Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang selama berlangsungnya proses pengukuran
berkali-kali, besarnya selalu tetap atau berubah-ubah dengan perubahan yang dapat diramal.
Kesalahan sistematik dapat ditimbulkan oleh :
1. Gross error
Yaitu kesalahan yang di akibatkan karena si pengamat telah melakukan suatu blunder,
misalnya salah baca, salah memakai alat, salah adjustment terhadap alat, dsb.
2. Kesalahan alat
Alat tidak dapat bekerja secara konsisten sehingga hasil pengukuran tidak sama dengan
nilai yang tertulis dalam literature pembanding.
Misalnya : komponen-komponen tidak stabil, keausan, garis skala yang tidak benar ,
salah menaruh skala pada angka, kesalahan kalibrasi, dsb.
3. Faktor lingkungan
Misalnya pengaruh suhu, kelembaban, getaran mekanis, dsb. Suatu mistar baja yang
dikalibrasi pada kondisi suhu 20 ºC akan menimbulkan skala sistematik bila digunakan
pada suhu 30ºC.
Kesalahan sistematis dapat menjadi sangat rumit, anda hanya dapat memperkecil
kesalahan tersebut dengan pengukuran sebaik mungkin. Cara paling mudah untuk mengurangi
kesalahan sistematis adalah menghindari penyebabnya secara keseluruhan, yaitu dengan
menyusun instrument pengukuran secara benar dan menghindari sebanyak mungkin kesalahan
akibat pengaruh faktor lingkungan.
ESTIMASI
Karakter populasi seringkali sulit diketahui secara pasti karena memiliki berbagai
keterbatasan,misalnya: tenaga,dana,waktu,dsb. Oleh karena itu digunakanlah teknik statistik
untuk menyimpulkan karakteristik populasi. Karakteristik populasi dipelajari berdasarkan data
yang diambil dari cuplikan populasi (sampel) yang representatif dan memiliki kecukupan besar
11
sampel yang sesuai. Cara pengambilan kesimpulan tentang populasi berkaitan dengan pendugaan
atau estimasi nilai parameter populasi itu sendiri.
Estimasi adalah adalah suatu statistik (harga sampel) yang digunakan untuk menduga
suatu parameter dengan memakai nilai sampel (statistik). Secara umum,parameter populasi diberi
symbol q (theta). Nilai q bisa merupakan rerata (µ),deviasi standar (),proporsi (P),dan
sebagainya. Bila q tidak diketahui nilainya,maka dapat ditaksir oleh nilai θˆ(theta-topi).
Misal : suatu populasi yang besar akan diselidiki harga-harga parameternya, untuk
mengetahuinya akan dilakukan pengamatan terhadap unit-unit dalam sampel yang akan
diestimasi meskipun akan menimbulkan ketidakpastian
Dugaan (Estimate) :
Nilai spesifik atau kuantitas daripada sebuah statistic misalnya: nilai mean sampel,
persentase sampel, atau varians sampel
Penduga (Estimator) :
Setiap statistik (mean sampel, persentase sampel, varians sampel, dan lain-lain) yang
digunakan untuk menduga sebuah parameter
Penduga tak-bias (unbiased estimator) : sebuah penduga yang menghasilkan suatu
distribusi sampling yang memiliki mean sama dengan parameter populasi yang akan
diduga.
Penduga terbaik (best estimator): penduga yang memenuhi syarat-syarat sebagai
suatu penduga tak-bias dan juga memiliki varians yang terkecil (minimum).
12
Pendugaan (Estimation) :
Keseluruhan proses yang menggunakan sebuah penduga untuk menghasilkan sebuah dugaan
daripada parameter
Pendugaan Tunggal (Point Estimation):
Angka tunggal yang digunakan untuk menduga sebuah parameter populasi
Pendugaan Interval (Interval Estimation):
Sebaran nilai-nilai yang digunakan untuk menduga sebuah parameter populasi
E( )= ;
3. Konsisten
Suatu penduga atau estimator dikatakan konsisten jika memenuhi syarat:
Semakin besar sampel maka nilai varian semakin kecil atau nilai sampel semakin
mendekati populasi.
4. Relative efisiensi
13
Suatu penduga atau estimator dikatakan efisien jika memiliki varian terkecil diantara
PARAMETER
Contoh:
Karena penduga merupakan fungsi dari nilai-nilai sampel maka penduga termasuk variable
random dan memiliki distribusi sampling (distribusi pemilihan sampel).
14
KESIMPULAN
Strategi epidemiologi ialah suatu pola pendekatan berupa suatu rangkaian kegiatan untuk
mengkaji masalah kesehatan sehingga didapat kejelasan tentang masalah kesehatan tersebut.
Strategi tersebut d igunakan untuk menjawab permasalahan yang mengoptimasi validitas.
Hipotesis adalah pernyataan tentative mengenai parameter perubah acak. Kata hipotesis
berasal dari gabungan dua kata, yaitu (1) hipo yang berarti tersembunyi, dan (2) theses yang
berarti pernyataan. Hipotesis menurut asal katanya berarti pernyataan mengenai sesuatu yang
tersembunyi, sesuatu yang tidak diketahui kebenaran secara pasti. Formulasi atau perumusan
hipotesis statistic dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: Hipotesis nol atau hipotesis nihil , dan
Hipotesis alternative atau hipotesis tandingan
Untuk menyusun hipotesis dalam epidemiologi perlu ditentukan beberapa unsur yang
harus ada dalam suatu hipotesis epidemiologi. Dalam pengujian hipotesis, sebelum mengadakan
pengujian hipotesis kita harus memahami dahulu asumsi yang diperlukan dalam pengujian
hipotesis. Asumsi ini penting sebab dalam pengujian hipotesis, perbedaan asumsi akan
membedakan alat uji yang digunakan
Dalam pengujian hipotesis tahap–tahap yang harus dilakukan adalah: Menentukan hipotesis null
dan alternatif, Memilih tingkat signifikansi, Mengidentifkasi uji statistik, Membuat aturan
keputusan
Dalam konteks penelitian epidemiologi, orang harus mempertimbangkan dua kategori
kesalahan: acak dan sistematik, kesalahan acak mencerminkan fluktuasi di sekitar nilai
sebenarnya dari parameter (seperti tingkat atau risiko relatif) karena variabilitas sampling.
Mereka dapat terjadi sebagai akibat dari presisi, sampling error, atau variabilitas dalam
pengukuran. Kesalahan sistematis mengacu pada bias pengukuran.
Estimasi adalah adalah suatu statistik (harga sampel) yang digunakan untuk menduga
suatu parameter dengan memakai nilai sampel (statistik). Secara umum,parameter populasi diberi
symbol q (theta). Nilai q bisa merupakan rerata (µ),deviasi standar (),proporsi (P),dan
sebagainya. Bila q tidak diketahui nilainya,maka dapat ditaksir oleh nilai θˆ(theta-topi).
15
DAFTAR PUSTAKA
16