Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar Pendidikan, Standar Pelayanan Kebidanan, dan Kode Etik Profesi. 1. Standar kompetensi bidan Standar kompetensi bidan terdiri dari 9 : a. pengetahuan; b. pra konsepsi, KB dan ginekologi, c. asuhan dan konseling selama kehamilan, d. asuhan selama persalinan dan kelahiran; e. asuhan pada ibu nifas dan menyusui; f. asuhan pada bayi baru lahir; g. asuhan pada bayi dan balita; h. kebidanan komunitas, i. dan asuhan pada ibu/ wanita dengan gangguan reproduksi.
2. Standar Pendidikan Bidan
Terdiri dari: a. Standar I : Lembaga Pendidikan b. Standar II : Falsafah c. Standar III : Organisasi d. Standar IV : Sumber Daya Pendidikan e. Standar V : Pola Pendidikan Kebidanan f. Standar VI : Kurikulum g. Standar VII : Tujuan Pendidikan h. Standar VIII : Evaluasi Pendidikan i. Standar IX : Lulusan
3. Standar Pendidikan Berkelanjutan Bidan
Terdiri dari: a. Standar I: Organisasi b. Standar II : Falsafah c. Standar III : Sumber Daya Pendidikan d. Standar IV : Program Pendidikan Dan Pelatihan e. Standar V : Fasilitas f. Standar VI: Dokumen Penyelenggaraan Pendidikan Berkelanjutan g. Standar VII : Pengendalian Mutu
4. Standar Pelayanan Kebidanan
Terdiri dari: a. Standar I : Falsafah Dan Tujuan b. Standar II : Administrasi Dan Pengelolaan c. Standar III : Staf Dan Pimpinan d. Standar IV : Fasilitas Dan Peralatan e. Standar V : Kebijakan Dan Prosedur f. Standar VI : Pengembangan Staf Dan Program Pendidikan g. Standar VII : Standar Asuhan h. Standar VIII : Evaluasi Dan Pengendalian Mutu
5. Standar Praktik Kebidanan
Terdiri dari : a. Standar I : Metode Asuhan b. Standar II : Pengkajian c. Standar III : Diagnosa Kebidanan d. Standar IV : Rencana Asuhan e. Standar V : Tindakan f. Standar VI : Partisipasi Klien g. Standar VII : Pengawasan h. Standar VIII : Evaluasi i. Standar IX : Dokumentasi 6. Kode etik bidan indonesia Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
B. Ruang Lingkup Standar Profesi Kebidanan
1. Standar Pelayanan Umum ( Terdapat 2 Standar ) Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat Persyaratan standar : Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala halyang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan umum, gizi, KB, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan baik Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan Persyaratan standar : Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukan, yaitu registrasi. Semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian yan yg diberikan kpd setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan BBL, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kpd masy. Disamping itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masy yg berkaitan dg ibu dan BBL. Bidan meninjau scr teratur cat tsb untukmenilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya 2. Standar Pelayanan Ant Enatal (ada 6 standar) Standar 3 : Identifikasi Ibu hamil Persyaratan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untukmemberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota masyarakat agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan sejak dini secara teratur
Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Persyaratan standar : Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelyanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangung normal. Bidan juga hrs mengenal resti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,hipertensi, PMS/infeksi HIV;memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kes serta tugas terkaitlainnya yg diberikan oleh puskesman. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiapkunjungan Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujukuntuk tindakan selanjutnya Standar 5 : Palpasi Abdomen Persyaratan standar : Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksamamelakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, dan bilaumur kehamilan bertambahmemeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepalajanin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelaianan serta melakukan rujukan tepat waktu Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Persyaratan standar : Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Persyaratan standar : Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknnya Standar 8 : Persiapan Persalinan Pernyataan standar : Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. 3. Standar Pelayanan Kebidanan. (Ada 4 standar) Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I. Pernyataan standar : Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung. Standar 10 : Persalinan Kala II Yang Aman. Pernyataan standar : Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat. Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga. Pernyataan standar : Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap. Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi. Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum. 4. Standar Pelayanan Nifas.(Ada 3 standar) Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir. Pernyataan standar : Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontanmencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia. Standar 14 : Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan. Pernyataan standar : Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan memberikan penjelasan tentangan hal-hal mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI. Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas. Pernyataan standar : Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar; penemuanan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas; serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. 5. Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatal (Ada 9 standar) Di samping standar untuk pelayanan kebidanan dasar ( antenatal, persalinan dan nifas), di sini ditambahkan beberapa standar penanganan kegawatan obstetri-neonatal. Seperti telah dibahas sebelumnya, bidan diharapkan mampu melakukan penanganan keadaan gawat darurat obstetric-neonatal tertentu untuk penyelamatan jiwa ibu dan bayi. Di bawah ini dipilih sepuluh keadaan gawat darurat obstetri-neonatal yang paling sering terjadi dan sering menjadi penyebab utama kematian ibu/bayi baru lahir. Standar 16 : Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan, Pada Tri- mester III Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya. Standar 17 : Penanganan Kegawatan Pada Eklamsia. Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia mengancam. Serta merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.
Standar 18 : Penanganan Kegawatan Pada Partus Lama/Macet
Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya. Standar 19 : persalinan dg penggunaaan Vakum Ekstraktor Pernyataan standar : Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum,melakukannya secara benar dalammemberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamnannya bagi ibu dan janin Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta Pernyataan standar : Bidan mampu mengenali retensio placenta dan memberikan pertolongan pertama termasuk plasenta manual dan penangan perdarahan sesuai dengan kebutuhan Standar 21 : Penangan Perdarahan Postpartum Primer Pernyataan standar : Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebuhan dalam 24 pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder Pernyataan standar: Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu dan atau merujuknya Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis Pernyataan standar: Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya Standar 24 : Penanganan Asfesia Neonatorum Pernyaan standar : Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfeksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.
RUANG LINGKUP PELAYANAN KEBIDANAN
1. Bidan Praktek Mandiri Pengertian Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau program. Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena harus mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan Praktek Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. Tujuan a. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan dan konseling pemakaian kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya strategis. b. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadai sesuai kasus dan rujukannya. c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan anak. d. Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat yang mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. (Ambarwati, 2010 : 02)
Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri
1. Bidan dalam menjalankan praktek harus : a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan. b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur. c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku. d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku. 2. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau foto copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat. 3. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya 4. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya. 5. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan . 6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan : a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan sesama bidan . b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi. c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.
Selain itu juga harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi :
1. Papan nama a. Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan medik dasar swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari nama yang berjasa dibidang kesehatan, atau yang telah meninggal atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya. b. Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter. c. Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih. d. Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah terbaca oleh masyarakat . 2. Tata ruang a. Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter. b. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa, ruang adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar mandi/WC masing-masing 1 buah. c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan. 3. Lokasi a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya. b. Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 4. Hak dan guna pakai. a. Mempunyai surat kepemilikan (surat hak milik/surat hak guna pakai) b. Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun. Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri Dalam bidan praktek mandiri memberikan pelayanan yang meliputi : a. Penyuluhan Kesehatan b. Konseling KB c. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara) d. Asuhan Persalinan e. Perawatan Nifas (senam nifas) f. Perawatan Bayi g. Pelayanan KB ( IUD, AKBK, Suntik, Pil ) h. Imunisasi ( Ibu dan Bayi ) i. Kesehatan Reproduksi Remaja j. Perawatan Pasca Keguguran. Biaya Pelayanan di Bidan Praktek Mandiri Ikatan Bidan Indonesia ( IBI ) tahun 2012 dan Dinas Kesehatan wilayah Jawa Timur telah menetapkan biaya pelayanan yang di berikan bidan praktek mandiri untuk pelayanan persalinan saja belum termasuk biaya perawataan bayi sebesar Rp 350.000 - 400.000. tetapi pada kenyataannya biaya tersebut tidak sesuai dengan patokan yang telah di tetapkan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Untuk biaya perawatan bayi di bidan praktek mandiri sebesar Rp 150.000, biaya untuk kontrasepsi IUD sebesar Rp 650.000, AKBK sebesar Rp 250.00, KB suntik sebesar Rp 15.000 – 20.000, dan KB pil sebesar Rp 5.000 – 10.000. 2. Layanan Kebidanan Kolaborasi Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh Bidan sebagai anggota timyang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Tugas kolaborasi/kerjasama a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga 1) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi 2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi 3) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatdaruratan dan hasil kolaborasi serta kerjasama dengan klien 4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan klien 5) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan 6) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien 7) Membuat pencatatan dan pelaporan b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi 1) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi 2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor risiko dan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dan tindakan kolaborasi 3) Menyususn rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas 4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil risiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas 5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama 6) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien 7) Membuat pencatatan dan pelaporan c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga 1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan denan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi 2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor risiko dan keadaan kegawatdaruratan 3) Menyususn rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas 4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas 5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi 6) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien dan keluarga 7) Membuat pencatatan dan pelaporan d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga 1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi 2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor risiko dan keadaan kegawatdaruratan 3) Menyususn rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas 4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas 5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama 6) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien dan keluarga 7) Membuat pencatatan dan pelaporan e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga 1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi 2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor risiko dan keadaan kegawatdaruratan 3) Menyususn rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas 4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas 5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama 6) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien dan keluarga 7) Membuat pencatatan dan pelaporan f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga 1) Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi 2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor risiko dan keadaan kegawatdaruratan 3) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas 4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas 5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama 6) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien dan keluarga 7) Membuat pencatatan dan pelaporan