Anda di halaman 1dari 4

UPDATE KNOWLEDGE IN RESPIROLOGY

Spirometri
Anna Uyainah ZN2, Zulkifli Amin2, Feisal Thufeilsyah1
1
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM
2
Divisi Respirologi dan Perawatan Penyakit Kritis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM
Korespondensi : a.uyainah@gmail.com

PENDAHULUAN 1. Volume Statik


Volume statik terdiri dari : Volume Tidal (TV/
Uji fungsi faal paru pada dasarnya dilakukan Tidal Volume), Volume Cadangan Inspirasi (IRV/
untuk mengetahui apakah kerja pernapasan Inspiratory Residual Volume), Volume Cadangan
seseorang mampu mengatasi kedua resistensi yang Ekspirasi (ERV/Expiratory Residual Volume),
mempengaruhi kerja pernapasan, yaitu resistensi Volume Residu (RV/ Residual Volume), Kapasitas
elastik dan resistensi nonelastik, sehingga dapat Paru Total (TLC/Total Lung Capacity), Kapasitas
menghasilkan fungsi ventilasi yang optimal. Vital (VC/Vital Capacity), Kapasitas Inspirasi (IC/
Ventilasi dipengaruhi oleh saluran napas, paru Inspiratory Capacity), Kapasitas Residu Fungsional
dan dinding dada. Dua bagian terakhir mengatur (FRC/Functional Residual Volume).
besarnya volume dan aliran udara pada saat istirahat
dan ketika beraktivitas, seperti: kegiatan fisik, Tabel 1. Volume Statik
bersuara, batuk, tertawa, perubahan posisi tubuh, dan Nilai Rerata
lain-lain. Pada penyakit kardiopulmoner, volume paru Pengukuran Definisi Laki-laki
Dewasa (ml)
dapat berubah sebagai hasil dari mekanisme dinamis Volume Tidal Jumlah udara yang diinspirasi 500
saluran napas dan pola bernapas disertai perubahan atau diekspirasi pada setiap kali
statis pada paru dan dinding dada. bernapas (nilai ini adalah untuk
keadaan istirahat)
Resistensi elastik dihasilkan oleh sifat elastis Volume Jumlah udara yang dapat 3.100
paru (tegangan permukaan cairan yang membatasi Cadangan diinspirasi secara paksa sesudah
alveolus dan serabut elastis yang terdapat di seluruh Inspirasi inhalasi volume tidal normal
Volume Jumlah udara yang dapat 1.200
paru) dan rongga toraks (kemampuan meregang otot, Cadangan diekspirasi secara paksa
tendon, dan jaringan ikat). Ekspirasi sesudah ekspirasi volume tidal
Resistensi nonelastik dihasilkan oleh tahanan yang normal
Volume Jumlah udara yang tertinggal di 1.200
gesekan terhadap aliran udara dalam saluran napas, Residu dalam paru sesudah ekspirasi
dalam jumlah kecil yang juga disebabkan karena paksa
viskositas jaringan paru. Kapasitas Jumlah udara maksimal yang 6.000
Paru Total dapat dimasukkan ke dalam
Parameter yang digunakan untuk menilai paru setelah inspirasi maksimal:
kemampuan kerja pernapasan dalam mengatasi TLC=TV+IRV+ERV+RV
kedua resistensi tersebut adalah volume paru, Kapasitas Jumlah udara maksimal 4.800
Vital yang dapat diekspirasi
baik volume statis maupun dinamis. Volume statis setelah inspirasi maksimal:
menggambarkan kemampuan kerja pernapasan VC=TV+IRV+ERV (Seharusnya
dalam mengatasi resistensi elastik, sedangkan volume 80% dari TLC)
Kapasitas Jumlah udara maksimal yang 3.600
dinamik mengukur kecepatan aliran udara dalam Inspirasi dapat diinspirasi setelah
saluran pernapasan dibandingkan dengan fungsi ekspirasi normal: IC=TV+IRV
waktu yang digunakan untuk menilai kemampuan Kapasitas Volume udara yang tertinggal 2.400
Residu di dalam paru setelah
kerja pernapasan mengatasi resistensi nonelastik. Fungsional ekspirasi volume tidal normal:
Adapun volume-volume tersebut dipaparkan di FRC=ERV+RV
bawah ini:

35
Anna Uyainah ZN, Zulkifli Amin, Feisal Thufeilsyah

2. Volume Dinamis mempengaruhi fungsi paru, monitoring individu


1. Kapasitas Vital Paksa/Force Vital Capacity (FVC) yang terpajan agen berisiko terhadap fungsi
2. Pengukuran yang diperoleh dari ekspirasi yang paru dan efek samping obat yang mempunyai
dilakukan secepat dan sekuat mungkin. toksisitas pada paru.
3. Kapasitas Vital Lambat/ Slow Vital Capacity 3. Evaluasi kecacatan/kelumpuhan : menentukan
(SVC) pasien yang membutuhkan program rehabilitasi,
4. Volume gas yang diukur pada ekspirasi lengkap kepentingan asuransi dan hukum.
yang dilakukan secara perlahan setelah atau 4. Kesehatan masyarakat : survei epidemiologis
sebelum inspirasi maksimal. (skrining penyakit obstruktif dan restriktif)
5. Volume Ekspirasi Paksa pada Detik Pertama/ menetapkan standar nilai normal dan penelitian
Force Expiration Volume (FEV1) klinis.
6. Jumlah udara yang dikeluarkan sebanyak-
banyaknya dalam 1 detik pertama pada waktu Kontraindikasi Spirometri
ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal Kontraindikasi Spirometri terbagi dalam kontra
(volume udara yang dapat diekspirasi dalam waktu indikasi absolut dan relatif. Kontraindikasi absolut
standar selama pengukuran kapasitas vital paksa). meliputi: Peningkatan tekanan intrakranial, space
7. Maximal Voluntary Ventilation (MVV) occupying lesion (SOL) pada otak, ablasio retina,
8. Jumlah udara yang bisa dikeluarkan sebanyak- dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam
banyaknya dalam 2 menit dengan bernapas kontraindikasi relatif antara lain: hemoptisis yang
cepat dan dalam secara maksimal. tidak diketahui penyebabnya, pneumotoraks, angina
pektoris tidak stabil, hernia skrotalis, hernia inguinalis,
SPIROMETRI hernia umbilikalis, Hernia Nucleous Pulposus (HNP)
tergantung derajat keparahan, dan lain-lain.
Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang
menilai fungsi terintegrasi mekanik paru, dinding dada INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN
dan otot-otot pernapasan dengan mengukur jumlah
volume udara yang dihembuskan dari kapasitas paru Sebelum melakukan interprestasi hasil
total (TLC) ke volume residu. pemeriksaan terdapat beberapa standar yang
harus dipenuhi. American Thoracic Society (ATS)
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI mendefinisikan bahwa hasil spirometri yang baik
PEMERIKSAAN SPIROMETRI adalah suatu usaha ekspirasi yang menunjukkan (1)
gangguan minimal pada saat awal ekspirasi paksa, (2)
Sebelum melakukan spirometri, perlu diketahui tidak ada batuk pada detik pertama ekshalasi paksa,
mengenai indikasi dan kontra indikasi spirometri. dan (3) memenuhi 1 dari 3 kriteria valid end-of-test:
(a) peningkatan kurva linier yang halus dari volume-
Indikasi Spirometri time ke fase plateau dengan durasi sedikitnya 1 detik;
Indikasi spirometri dibagi dalam 4 manfaat, (b) jika pemeriksaan gagal untuk memperlihatkan
yaitu: gambaran plateau ekspirasi, waktu ekspirasi paksa/
1. Diagnostik : evaluasi individu yang mempunyai forced expiratory time (FET) dari 15 detik; atau (c)
gejala, tanda, atau hasil laboratorium yang ketika pasien tidak mampu atau sebaiknya tidak
abnormal; skrining individu yang mempunyai melanjutkan ekshalasi paksa berdasarkan alasan
risiko penyakit paru; mengukur efek fungsi medis.
paru pada individu yang mempunyai penyakit Setelah standar terpenuhi, tentukan nilai
paru; menilai risiko preoperasi; menentukan referensi normal FEV1 dan FVC pasien berdasarkan
prognosis penyakit yang berkaitan dengan jenis kelamin, umur dan tinggi badan (beberapa tipe
respirasi dan menilai status kesehatan sebelum spirometri dapat menghitung nilai normal dengan
memulai program latihan. memasukkan data pasien). Kemudian pilih 3 hasil
2. Monitoring : menilai intervensi terapeutik, FEV1 dan FVC yang konsisten dari pemerikssan
memantau perkembangan penyakit yang spirometri yang selanjutnya dibandingkan dengan

36 Ina J Chest Crit and Emerg Med | Vol. 1, No. 1 | March - May 2014
Spirometri

nilai normal yang sudah ditentukan sebelumnya untuk penurunan rasio FEV1:FVC <70%. FEV1 akan
mendapatkan persentase nilai prediksi. selalu berkurang pada OVD dan dapat dalam
jumlah yang besar, sedangkan FVC dapat tidak
berkurang. Pada orang sehat dapat ditemukan
penurunan rasio FEV1:FVC, namun nilai FEV1
dan FVC tetap normal.
Ketika sudah ditetapkan diagnosis OVD, maka
selanjutnya menilai: beratnya obstruksi,
kemungkinan reversibelitas dari obstruksi,
menentukan adanya hiperinflasi, dan air
trapping.

Gambar
Gambar1. Karakteristik Spirometri
1. Karakteristik yang dapat
Spirometri yangdinilai
dapat dinilai
(sumber
(sumber : Mccarthy K.”Spirometri”.2012.tersedia dari: dari:
: Mccarthy K.”Spirometri”.2012.tersedia
http://emedicine.medscape.com/article/303239-overview)
http://emedicine.medscape.com/article/303239-overview)

a. Fungsi
a. Paru NormalParu Normal
Fungsi
Hasil spirometri normal menunjukkan FEV1 >80% dan FVC >80%.
Hasil spirometri normal menunjukkan FEV1
>80% dan FVC >80%.

Gambar 3. Spirometri Obstruktif.


PEF: peak expiratory flow; RV:residual volume;
Gambar 2. Normal Spirometri. TLC:total lung capacity.
PEF: peak expiratory flow; RV: residual volume; TLC: total lung capacity.
(sumber : Shifren A. Pulmonary Function Test dalam
(sumber : Shifren A. Pulmonary Function Test dalam Washington Manual(R) PulmonaryWashington Manual(R) Pulmonary Subspeciality Consult,
st
Subspeciality Consult, The, 1 Edition. 2006) The, 1st Edition. 2006)

b. Obstructive Ventilatory Defects (OVD)


Gangguan obstruktif pada paru, dimana terjadi penyempitan saluran napas dan Tabel 2. Derajat Obstruksi
gangguan aliran udara di dalamnya, akan mempengaruhi kerja pernapasan dalam
mengatasi resistensi nonelastik dan akan bermanifestasi pada penurunan volume
Derajat Obstruksi % pred FEV1
dinamik. Kelainan ini berupa penurunan rasio FEV1:FVC <70%. FEV1 akan selaluRingan 70–79% pred
berkurang pada OVD dan dapat dalam jumlah yang besar, sedangkan FVC dapat tidakSedang 60–69% pred
berkurang. Pada orang sehat dapat ditemukan penurunan rasio FEV1:FVC, namun nilaiSedang-berat 50–59% pred
FEV
1 dan FVCGambar
tetap normal.
2. Normal Spirometri.
Ketika sudahPEF:
ditetapkan diagnosisflow;
peak expiratory OVD,RV:
maka selanjutnya
residual volume;menilai: beratnya obstruksi,Berat 35–49% pred
kemungkinanTLC:
reversibelitas dari obstruksi,
total lung capacity. menentukan adanya hiperinflasi, dan airSangat berat < 35% pred
trapping. (sumber : Shifren A. Pulmonary Function Test dalam
Washington Manual(R) Pulmonary Subspeciality Consult, c. Restrictive Ventilatory Defects (RVD)
The, 1st Edition. 2006)
Gangguan restriktif yang menjadi masalah
b. Obstructive Ventilatory Defects (OVD) adalah hambatan dalam pengembangan paru
Gangguan obstruktif pada paru, dimana terjadi dan akan mempengaruhi kerja pernapasan
penyempitan saluran napas dan gangguan dalam mengatasi resistensi elastik. Manifestasi
aliran udara di dalamnya, akan mempengaruhi spirometrik yang biasanya timbul akibat
kerja pernapasan dalam mengatasi resistensi gangguan ini adalah penurunan pada volume
nonelastik dan akan bermanifestasi pada statik. RVD menunjukkan reduksi patologik pada
penurunan volume dinamik. Kelainan ini berupa TLC (<80%).

Ina J Chest Crit and Emerg Med | Vol. 1, No. 1 | March - May 2014 37
Anna Uyainah ZN, Zulkifli Amin, Feisal Thufeilsyah

Dari hasil penilaian pemeriksaan spirometri,


penilaian fungsi faal paru dapat dilihat dalam tabel
berikut :

Tabel 4. Tabel Penilaian Pemeriksaan Spirometri


Kombinasi
Value Normal Obstruksi Restriksi Obstruksi &
Restriksi
FVC >80% N <N < 80% Pred
pred (N)
Atau
FEV1 >80% <N N / <N < 80% Pred
pred (N)
FEV1/FVC N (> 70%) < 70% > 70% < 70%
(FEV1%)
Gambar 4. Spirometri Restriktif. FVC/FVC > 80% <N
PEF: peak expiratory flow; RV: residual volume; pred
TLC: total lung capacity.
(sumber : Shifren A. Pulmonary Function Test dalam Washington
(FVC %)
Manual(R) Pulmonary Subspeciality Consult, The, 1st Edition. 2006) TLC 80 – 120 % < 80%
pred
Tabel 3. Derajat Restriksi Notes Severity Severity
Derajat Restriksi % pred FVC ~ %pred ~ % pred
Ringan 70–79% pred FEV1 FVC
Sedang 60–69% pred
Sedang-berat 50–59% pred (= FEV1/ (= FVC /
Berat 35–49% pred FEV1 Pred) FVC pred)
Sangat berat < 35% pred

Secara umum gangguan fungsi pernapasan DAFTAR PUSTAKA


memiliki dua pola yaitu gangguan restriktif dan
1. Bellarny D. Spirometry in Practice: A Practical Guide to Using
gangguan obstruktif. Perbandingan volume dan Spirometry in Primary Care. 2nd Edition. British: BTS COPD
kapasitas paru pada berbagai kondisi dijelaskan dalam Consortium. 2005.
gambar berikut: 2. Mccarthy K.”Spirometri”.2012 (dikutip: Des 2013).tersedia dari:
http://emedicine.medscape.com/article/303239-overview
3. Pellegrino R, Antonelli A.Static and Dynamic Lung Volumes
dalam ERS Handbook Respiratory Medicine First Edition.2010:
TRV 58-62.
1C 4. Primary Care Commisioning. A Guide to Performing Quality
VC Assured Diagnostic Spirometry. British: PCC. 2013.
TV
TLC 5. Shifren A. Pulmonary Function Test dalam Washington
ERV Manual(R) Pulmonary Subspeciality Consult, The, 1st Edition.
IRV 2006.
1C
6. Uyainah A. Spirometri dalam Kompendium: Tatalaksana
TV VC TRV Penyakit Respirasi dan Kritis Paru. Jilid 2. Bandung: PERPARI;
TLC 1C 2012.p.709 –719 , 2012
ERV VC FRC
TV RV
TLC
FRC ERV
RV FRC
RV

Normal Restriksi Obstruksi

Gambar 5. Perbandingan Volume dan Kapasitas Paru


PEF: peak expiratory flow; RV: residual volume; TLC: total lung
capacity.

38 Ina J Chest Crit and Emerg Med | Vol. 1, No. 1 | March - May 2014

Anda mungkin juga menyukai