Capaian Pembelajaran:
1 spirometri 4A
Tabel Matriks Tingkat Keterampilan Klinis, Metode Pembelajaran dan Metode Penilaian untuk
setiap tingkat kemampuan
TES SPIROMETRI
1. PENGANTAR
Tes spirometri merupakan salah satu pemeriksaan fungsi paru. Tes spirometri menilai kapasitas
fungsi dan ventilasi paru. Tes ini dipakai dalam penentuan diagnosis, respon terapi, prognosis
dan kesiapan terhadap tindakan medik pasien dan. Prosedur pemeriksaan ini dilatihkan kepada
mahasiswa agar dapat melakukan persiapan, melaksanakan serta menginterpretasikan hasil tes
spirometri ini
3. STRATEGI PEMBELAJARAN
- Demonstrasi oleh trainer
- Bekerja kelompok dengan pengawasan trainer
- Bekerja dan belajar mandiri
4. PRASYARAT:
Pengetahuan yang perlu dimiliki sebelum berlatih yaitu teori mengenai mekanisme pernafasan
5. LANDASAN TEORI
Pemeriksaan ini bertujuan utama menilai fungsi ventilasi pernafasan dengan mengukur
kapasitas dan volume paru. Pemeriksaan ini antara lain mencakup kapasitas vital, kapasitas vital
paksa, volume tidal, cadangan inspirasi (IRV), cadangan ekspirasi (ERV), Force expiratory volome 1
second (FEV1) , Force Expiratory Flow 25%-75% (FEF 25-75% ), dan Maximum Voluntary Volume
(MVV). Pemeriksaan spirometri bermanfaat untuk:
(a) Menilai manfaat pengobatan
(b) Memantau perjalanan atau progresifitas penyakit
(c) Menentukan prognosis
(d) Menentukan toleransi tindakan bedah
Ventilasi paru merupakan proses masuk dan keluarnya udara ke paru. Proses masuknya udara
ke paru disebut inspirasi, sedangkan keluarnya udara dari paru disebut ekspirasi. Tidal volume
merupakan volume udara yang masuk dan keluar paru saat pernafasan biasa. Volume udara yang
masuk dan keluar ini akan meningkat seiring peningkatan kebutuhan atau stimulasi pusat
pernafasan di medula oblongata. Peningkatan volume udara tersebut menggunakan volume
cadangan pernafasan yang terdiri dari cadangan inspirasi dan cadangan ekspirasi. Volume
cadangan inspirasi adalah volume udara yang dapat masuk paru secara maksimal setelah inspirasi
biasa, sedangkan Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara yang dapat keluar paru secara
maksimal setelah ekspirasi biasa. keseluruhan volume tidal, IRV, ERV merupakan kapasitas
pernafasan.
Saat diperlukan peningkatan sirkulasi udara, sistem pernafasan dapat ditingkatkan kecepatan
aliran udara dan jumlah volumenya. Hal ini ditentukan oleh diameter saluran udara ( dari
bronkioulus hingga hidung) dan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan.
Diameter saluran nafas yang lebar memungkinkan udara dapat masuk dan keluar dengan
mudah. Hal ini dapat diketahui dengan mengukur FEV1 dan FEF25-75%. FEV1 adalah volume
udara yang dapat dikeluarkan secara paksa dalam 1 detik pertama ekspirasi. Hal ini
menggambarkan kondisi bronkus. FEF 25-75% adalah kecepatan aliran udara keluar dari paru
secara paksa saat volume paru antara 25-75%. Hal ini menggambarkan kondisi saluran udara
kecil/ halus. MVV merupakan volume total udara yang dapat diventilasikan secara paksa dalam
satu menit.
Hasil pemeriksaan spirometri dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
antara lain Ras, jenis kelamin, umur, TB, BB. Sedangkan faktor eksternal antara lain kelembaban
udara, temperatur, tekanan udara.
Hasil spirogram dapat dianalisis apabila memenuhi syarat berikut:
1. Terbebas dari artefak akibat batuk, penutupan glotis, kebocoran udara, sumbatan mouth
piece
2. Memenuhi kriteria reproduksibel
Apabila setelah 3 kali pengukuran diperoleh 2 nilai terbesar dengan selisih kurang dari 5%
(<10ml) untuk nilai FVC dan FEV1. Hasil spirogram adalah nilai tertinggi yang dapat diperoleh.
Fungsi pernafasan akan menurun setelah berusia 30 tahun dan terus menurun seiring
peningkatan usia dengan kecepatan 20-30 ml/tahun. Gangguan fungsi sistem pernafasan dapat
dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu penyakit paru obstruksi dan penyakit paru restriksi.
Penyakit paru obstruksi terjadi apabila ada gangguan aliran udara akibat berubahan diameter
saluran nafas. Hal ini diketahui dengan menganalisis FEV1 dan FEF 25-75%. Sedangkan penyakit
paru restriksi terjadi apabila ada gangguan dalam pengembangan paru. Hal ini diketahui dengan
menganalisis SVC dan FVC. Laju penurunan faal paru semakin cepat apabila ada penyakit paru.
Kontra indikasi
Tidak ada kontra indikasi absolut. Pasien dengan Kontra indikasi relatif masih memungkikan
dilakukan pemeriksaan dengan meningkatkan kehati-hatian bila mendesak atau ditunda hingga
memungkinkan. Berikut kontraindikasi relatif
a. Kondisi akut yang dapat mempengaruhi pemeriksaan: muntah, vertigo
b. Hemoptisis, pneumothorax
c. Pasca bedah: Abdomen, thorax, mata
d. Infark miokard akut dalam 1 bulan terakhir dan atau angina tidak stabil
Terdapat dua metode utama pengukuran spirometri, yaitu berdasarkan volume dan arus
udara. Pengukuran berdasarkan arus paling umum dijumpai, terdapat tiga metode yaitu turbin,
Pneumotachograph dan ultrasonik. Pemeriksaan spirometer yang akan dilakukan menggunakan
spirometer berbasis pneumotachograph.
6. PROSEDUR KERJA
A. Alat
Spirometer
Mouth piece
Nose clip
B. Persiapan pemeriksaan
Berikut ini adalah aktivitas/ kondisi yang harus dihindari sebelum pemeriksaan spirometri:
1. Merokok ‐ 4 jam
2. Mengkonsumsi alkohol ‐ 4 jam
3. Melakukan latihan fisik ‐ 30 menit
4. Makan kenyang ‐ 2 jam
C. Prosedur Pemeriksaan
Melakukan anamnesis pasien mencakup nama, umur, jenis kelamin, RAS dan penyakit/
gangguan kesehatan yang sedang dialami. Lakukan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan
pasien.
Berikan penjelasan tujuan dan prosedur pemeriksaan kepada pasien. Biasakan pasien bernafas
menggunakan mouth piece di mulut dan tekankan agar tidak ada udara yang keluar dari sela- sela
mulut dan hidung. Setelah terbiasa, dan memahami prosedur, dapat dimulai pemeriksaan SVC,
FVC, MVV.
Pasien posisi berdiri tegak, seluruh pakaian dilonggarkan agar pernafasan dapat dilakukan
secara bebas, dan mengosongkan kandung kemih.
Nyalakan spirometer, dan pastikan sumber listrik mencukupi. Masukkan data pasien dan data
lingkungan yang diperlukan ke spirometer.
Pemeriksaan SVC
1. Tekan tombol [SVC]
Ulangi pengukuran
- Memasang penjepit hidung
2. Mempersiapkan pasien
7. Menilai apakah
spirogram baik?
Pemeriksaan FVC
1. Tekan tombol [FVC]
Ulangi pengukuran
7. Menilai apakah
spirogram baik?
Pemeriksaan MVV
1. Tekan tombol [MVV]
Ulangi pengukuran
NIM :
Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1 Menerangkan pada pasien tujuan dan prosedur
2 Melakukan persiapan alat dengan benar dan mencuci tangan
3 Mempersiapkan pasien dengan benar
4 Menjelaskan instruksi pasien untuk pemeriksaan SVC
5 Melakukan pemeriksaan SVC dengan benar
6 Menjelaskan instruksi pasien untuk pemeriksaan FVC
7 Melakukan pemeriksaan FVC dengan benar
8 Menjelaskan instruksi pasien untuk pemeriksaan MVV
9 Melakukan pemeriksaan MVV dengan benar
10 Mengulang pemeriksaan hingga 3x pemeriksaan
11 Menilai reproduksibilitas spirogram
12 Membereskan alat dan mencuci tangan
13 Menginterpretasikan hasil spirogram
Skor Total
Keterangan : Purwokerto,
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan dengan perbaikan
2 = Dilakukan dengan sempurna Penguji
Penilaian : Jumlah Skor x 100% = ................... ..............................................
26
Daftar Pustaka
Bickley LS, Szilagyi PG. 2013. Bates Guide to Physical Exam and History Taking 11th. Lippincott Williams
& Wilkins
WHO. 2006. Dengue Haemorrhagic Fever: early recognition, diagnosis and hospital management.
Geneva, Switzerland
CHESTGRAPH-HI-101 spirometry system: Operational prosedure rev. 5.6. chest MI Inc. Tokyo