Anda di halaman 1dari 28

Deskripsi

Kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Penyakit Saraf merupakan salah satu


tahapan kepaniteraan klinik yang dilaksanakan selama 5 minggu dengan bobot
4 SKS (Satuan Kredit Semester). Kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Penyakit
Saraf diselenggarakan di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo, dan rumah sait
jejaring lain (RSUD Banyumas, RSUD Purbalingga, RS DKT Purwokerto)
dengan setting kegiatan di poliklinik saraf, bangsal rawat inap, dan instalasi
gawat darurat..
Kepaniteraan klinik ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
dan ketrampilan dalam anamnesis dan pemeriksaan fisik saraf guna menunjang
penegakan diagnosis, serta menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan
kasus-kasus yang dijumpai sesuai standar kompetensinya.
Kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Saraf disusun dan sesuaikan
berdasarkan pedoman dari Konsil Kedokteran Indonesia yang dituangkan
dalam bentuk Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012.

Daftar Staf Pendidik & Kependidikan


1. dr. Muttaqien Pramudigdo, Sp.S
2. dr. Untung Gunarto, Sp.S, MM
3. dr. Tutik Ermawati, Sp.S, Msi. Med
4. dr. Hernawan, Sp.S FINA
5. dr. Prasetyo Tri Kuncoro, Sp.S
6. Sri Rohmadiyah, S.Sos.

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 1


Tujuan Pembelajaran
Pada akhir stase ini, dokter muda diharapkan mampu:
1. Mengenali masalah-masalah penyakit saraf yang menjadi kompetensi
seorang dokter umum disertai dengan kesadaran akan keterbatasan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pribadi sehingga melakukan
upaya rujukan kepada pelayanan kesehatan yang sesuai
2. Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menyelesaikan masalah-masalah penyakit saraf baik individu maupun
masyarakat secara holistik dan komprehensif baik yang bersifat promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif berlandaskan nilai-nilai etik dan
profesionalisme
3. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan pribadi dan
masyarakat secara berkelanjutan berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini berbasis bukti dengan memperhatikan
kerja sama interprofesional

Kompetensi
 Tingkat kemampuan kognitif yang diharapkan dicapai pada akhir
pendidikan dokter
a) Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik
penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya
menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
b) Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti
sesudah kembali dari rujukan.
c) Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
awal, dan merujuk

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 2


3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan
dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi
menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan
pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter
juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
d) Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
secara mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

NO KELOMPOK KASUS KASUS


Tingkat Kemampuan 4
1 Infeksi Tetanus
2 Nyeri Kepala Tension headache
Tingkat Kemampuan 3B
3 Infeksi Meningitis
4 Ensefalitis
5 Malaria serebral
6 Poliomielitis
7 Rabies
8 Penurunan Kesadaran Ensefalopati
9 Koma
10 Penyakit Neurovaskular TIA
11 Infark serebral

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 3


12 Hematom intraserebral
13 Perdarahan subarakhnoid
14 Ensefalopati hipertensi
15 Epilepsi dan Kejang lainnya Kejang
16 Status epileptikus
17 Penyakit pada Tulang Complete spinal transaction
18 Belakang dan Sumsum Acute medulla compression
Tulang Belakang
19 Penyakit Neuromuskular dan Guillain Barre syndrome
20 Neuropati Miastenia gravis
Tingkat Kemampuan 3A
21 Infeksi AIDS dengan komplikasi
serebral
22 Spondilitis TB
23 Abses otak
24 Nyeri Kepala Neuralgia trigeminal
25 Cluster headache
26 Migren
27 Gangguan Sistem Vaskular Meniere's disease
28 Vertigo
29 Cerebral palsy
30 Defisit Memori Demensia
31 Gangguan Pergerakan Parkinson
32 Gangguan pergerakan
lainnya
33 Epilepsi dan Kejang lainnya Epilepsi
34 Penyakit pada Tulang Neurogenic bladder
35 Belakang dan Sumsum Radicular syndrome
36 Tulang Belakang Hernia nucleus pulposus
(HNP)
37 Nyeri Reffered pain
38 Nyeri neuropatik
39 Penyakit Neuromuskular dan Carpal tunnel syndrome

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 4


40 Neuropati Tarsal tunnel syndrome
41 Neuropati
42 Peroneal palsy
43 Gangguan Neurobehaviour Amnesia pascatrauma
44 Lesi Kranial dan Batang Bells’ palsy
Otak
45 Tumor Sistem Saraf Pusat Tumor primer
46 Tumor sekunder
47 Penurunan Kesadaran Mati batang otak
Tingkat Kemampuan 2
48 Genetik dan Kongenital Spina bifida
49 Infeksi Infeksi sitomegalovirus
50 Toksoplasmosis serebral
51 Hidrosefalus
52 Lesi Kranial dan Batang Lesi batang otak
Otak
53 Defisit memori Penyakit Alzheimer
54 Penyakit pada Tulang Sindrom kauda equine
55 Belakang dan Sumsum Siringomielia
56 Tulang Belakang Mielopati
57 Dorsal root syndrome
58 Penyakit Neuromuskular dan Sindrom Horner
59 Neuropati Neurofibromatosis (Von
Recklaing Hausen disease)
60 Gangguan Neurobehavior Afasia
61 Gangguan Neurologik Duchene muscular
Paediatrik dystrophy
Tingkat Kemampuan 1
62 Nyeri kepala Arteritis kranial
63 Penyakit Demielinisasi Sklerosis multipel
64 Penyakit pada Tulang Amyotrophic lateral
Belakang dan Sumsum sclerosis (ALS)
Tulang Belakang

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 5


65 Penyakit Neuromuskular dan Polimiositis
Neuropati

 Tingkat kemampuan keterampilan klinis yang diharapkan dicapai


pada akhir pendidikan dokter
a) Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek
biomedik dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat
menjelaskan kepada pasien dan keluarganya, teman sejawat, serta
profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin
timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan,
diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat
menggunakan ujian tulis.
b) Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau
didemonstrasikan
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini
dengan penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta
berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut
dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2
dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian
kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).
c) Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah
menerapkan di bawah supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk
latar belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut,
berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut
dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga
dan/atau standardized patient. Pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 3 dengan menggunakan Objective Structured Clinical
Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of
Technical Skills (OSATS).

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 6


d) Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri
Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilan tersebut dengan
menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara
melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah
melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya
mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.
KELOMPOK
NO KETERAMPILAN
SKILL
Tingkat Kemampuan 4
1 Pemeriksaan indra penciuman
2 Inspeksi lebar celah palpebra
3 Inspeksi pupil (ukuran dan bentuk)
4 Reaksi pupil terhadap cahaya
5 Pemeriksaan fisik Reaksi pupil terhadap obyek dekat
6 fungsi saraf kranial Penilaian gerakan bola mata
7 Penilaian diplopia
8 Penilaian nistagmus
9 Refleks kornea
10 Penilaian kesimetrisan wajah
Penilaian kekuatan otot temporal dan
11
masseter
12 Penilaian sensasi wajah
13 Penilaian pergerakan wajah
14 Penilaian indra pengecapan
Penilaian indra pendengaran (lateralisasi,
15
konduksi udara dan tulang)
16 Penilaian kemampuan menelan
17 Inspeksi palatum
18 Penilaian otot sternomastoid dan trapezius
19 Lidah, inspeksi saat istirahat
Lidah, inspeksi dan penilaian sistem
20
motorik (misal dengan dijulurkan keluar)

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 7


Inspeksi: postur, habitus, gerakan
21
involunter
22 Sistem motorik Penilaian tonus otot
23 Penilaian kekuatan otot
24 Inspeksi cara berjalan (gait)
25 Shallow knee bend
26 Tes Romberg
27 Koordinasi Tes Romberg dipertajam
28 Tes telunjuk hidung
29 Tes tumit lutut
30 Tes untuk disdiadokinesis
31 Penilaian raba nyeri
32 Penilaian raba suhu
Sistem sensorik
33 Penilaian raba halus
34 Penilaian rasa posisi (proprioseptif)
Penilaian sensasi diskriminatif (mis.
35
stereognosis)
Fungsi luhur
Penilaian tingkat kesadaran dengan skala
36
koma Glasgow (GCS)
37 Penilaian orientasi
Penilaian kemampuan berbicara dan
38
berbahasa, termasuk penilaian afasia
39 Penilaian daya ingat/ memori
40 Penilaian konsentrasi
Refleks tendon (bisep, trisep, pergelangan,
41
platela, tumit)
42 Refleks abdominal
43 Refleks fisiologis, Refleks kremaster
44 patologis dan Refleks anal
45 primitif Tanda Hoffmann-Tromner
46 Respon plantar (termasuk grup Babinski)
47 Snout reflex
48 Refleks menghisap / rooting reflex

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 8


49 Refleks menggengam palmar / grasp reflex
50 Refleks glabela
51 Refleks palmomental
52 Inspeksi tulang belakang saat istirahat
53 Inspeksi tulang belakang saat bergerak
54 Perkusi tulang belakang
Pemeriksaan tulang
55 belakang Palpasi tulang belakang
Mendeteksi nyeri diakibatkan tekanan
56
vertikal
57 Penilaian fleksi lumbal
58 Pemeriksaan fisik Deteksi kaku kuduk
59 lainnya Tanda Patrick dan kontra-Patrick
60 Tanda Chvostek
61 Tanda Lasegue
Tingkat Kemampuan 3
Pemeriksaan fisik
62 fungsi saraf Pemeriksaan refleks Gag
kranial
Tingkat Kemampuan 2
63 Penilaian apraksia
64 Fungsi luhur Penilaian agnosia
65 Penilaian kemampuan belajar baru
66 Pemeriksaan EEG dan interpretasinya
67 diagnostik EMG, EMNG dan interpretasinya
68 Punksi lumbal
Keterampilan
69 Therapeutic spinal tap
terapeutik
Daftar penyakit dan daftar keterampilan ini tidak menjadi syarat ujian ataupun
syarat kelulusan karena tidak ada yang dapat mengendalikan jumlah dan
variasi kasus penyakit beserta tindakan yang perlu dilakukan untuk pasien
yang masuk/dijumpai di lokasi proses pembelajaran berlangsung. Pengalaman
otentik menjadi prioritas utama, tetapi bila tidak dapat terpenuhi maka inovasi

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 9


metode pembelajaran yang lain beserta pengembangan clinical reasoning
dapat menjadi alternatif yang potensial.

Metode Pembelajaran Selama Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)


Pelaksanaan pembelajaran di masa AKB dilakukan dengan metode semi
konvensional (tidak sepenuhnya seperti sebelum pandemi) karena
digabungkan dengan sistem daring pada beberapa aspek, selanjutnya disebut
sebagai pembelajaran “Sistem Hybrid”.

Metode Pembelajaran yang dilaksanakan dalam kepaniteraan klinik di


departemen ilmu penyakit saraf terdiri atas :
a. Follow up
 Dalam kegiatan ini dokter muda bertugas untuk melaksanakan
anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien rawat inap. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari (jika/ setiap ada pasien) secara mandiri oleh
dokter muda.
 Follow up dilakukan pada pagi hari, sebelum kegiatan pelayanan
dilaksanakan dan dilaporkan kepada dokter pembimbing klinik yang
bertugas pada saat visite.
 Dokter muda melakukan follow up sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
 Setiap dokter muda diwajibkan membawa peralatan follow up seperti,
sphygmomanometer, stetoskop, thermometer, palu refleks, berbagai
macam benda yang mengeluarkan bau khas dan senter atau penlight.
 Dokter muda diwajibkan untuk menulis kegiatannya di dalam buku
kerja dan meminta paraf dokter pembimbing klinik sebagai bukti telah
menyelesaikan tugasnya
 Selama Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), pada saat follow up
setiap dokter muda wajib memperhatikan protokol kesehatan yaitu
memakai masker, face shield, sarung tangan dan baju gown.
 Dokter muda wajib menjaga jarak dan dilarang untuk berkerumun
selama melakukan tugas follow up maupun saat visite dokter
pembimbing klinik di bangsal.

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 10


 Dokter muda menunggu visite dokter pembimbing klinik di bangsal
sesuai dengan jadwal rotasi stase saraf
 Perangkat yang diperlukan:
i. Pembagian kelompok dan jadwal follow up
ii. Dokumentasi kegiatan dalam buku kerja dokter muda
b. Kegiatan pelayanan (dapat disertai OMP)
 Dalam kegiatan ini dokter muda dibimbing langsung oleh dokter
pembimbing klinik yang bertugas baik di instalasi rawat jalan ataupun di
instalasi gawat darurat. Dari kegiatan ini dokter muda diharapkan dapat
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis sampai dengan
terapi di bawah bimbingan dokter pembimbing klinik. Pada akhir
kegiatan, dapat dilakukan One Minute Preceptorships yaitu refleksi
terpandu (clinical reasoning) mengenai kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh dokter muda.
 Dokter muda bertugas membantu dokter pembimbing klinik dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai jadwal yang telah ditetapkan
 Dokter muda membantu tugas pelayanan di poliklinik saraf berdasarkan
manajemen pasien, bukan berdasarkan station di poliklinik saraf.
Contoh: Jika ada 3 dokter muda (DM) bertugas di poliklinik saraf maka
DMa menangani pasien 1 dari awal (memanggil pasien) hingga pasien
keluar dari poliklinik saraf. DMb menangani pasien 2 dari awal hingga
akhir, DMc menangani pasien 3 dari awal hingga akhir, DMa
menangani pasien 4 dari awal dan seterusnya sehingga seluruh pasien
telah dilayani.
 Pada kesempatan ini dokter muda dapat mengusulkan kasus pasien
untuk dipilih sebagai masalah dalam presentasi kasus atau Mini-CEx
 Setiap dokter muda diwajibkan membawa peralatan seperti,
sphygmomanometer, stetoskop, thermometer dan senter
 Selama Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), pada saat kegiatan
pelayanan setiap dokter muda wajib memperhatikan protokol kesehatan
yaitu memakai masker, face shield, sarung tangan dan baju gown.

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 11


 Dokter muda diwajibkan untuk menulis kegiatannya di dalam buku
kerja dan meminta paraf dokter pembimbing klinik sebagai bukti telah
menyelesaikan tugasnya
 Perangkat yang diperlukan:
i. Pembagian kelompok dan jadwal kegiatan harian
ii. Dokumentasi kegiatan dalam buku kerja dokter muda
c. Bedside teaching
 Dalam kegiatan ini dokter pembimbing klinik memberikan pengalaman
belajar kepada dokter muda dengan melibatkan pasien sebagai subjek
pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan di instalasi rawat jalan, instalasi
rawat inap maupun setting lain yang memungkinkan. Dokter
pembimbing klinik dapat melakukan demonstrasi atau memberi tugas
kepada dokter muda untuk mendemonstrasikan suatu prosedur
pemeriksaan atau tindakan tertentu kepada pasien.
 Briefing dilakukan sebelum BST untuk mempersiapkan dokter muda
sehingga dapat memanfaatkan proses pembelajaran tersebut sebaik-
baiknya. Sesi ini berisi tentang penjelasan apa yang akan dipelajari dan
apa tugas dan tanggung jawab dokter muda selama mengikuti BST
 Debriefing dilakukan setelah BST untuk mendiskusikan kasus yang
ditemui dalam BST. Pertemuan ini dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan clinical reasoning dokter muda
 Kasus yang digunakan dalam BST ditentukan oleh dokter pembimbing
klinik yang bertugas.
 Selama Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), pada saat Bedside
teachingsetiap dokter muda wajib memperhatikan protokol kesehatan
yaitu memakai masker, face shield, sarung tangan dan baju khusus.
 Dokter muda diwajibkan untuk menulis kegiatannya di dalam buku
kerja dan meminta paraf dokter pembimbing klinik sebagai bukti telah
mengikuti kegiatan BST
 Perangkat yang diperlukan:
i. Jadwal dokter pembimbing klinik yang bertugas
ii. Dokumentasi kegiatan dalam buku kerja dokter muda

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 12


d. Tugas jaga
 Dalam kegiatan ini dokter muda melaksanakan kegiatan jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan. Dokter muda bertugas untuk
melaksanakan clinical encounter jika ada pasien baru di instalasi gawat
darurat, membantu dokter pembimbing klinik melakukan tindakan serta
menangani keluhan-keluhan pasien di instalasi rawat inap.
 Selama Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) tugas jaga dilakukan
setelah jam kerja dan berakhir jam 21.00. Pada hari minggu/libur, tugas
jaga dimulai pukul 07.00-21.00
 Jika ada pasien baru, dokter muda melaporkan pasien via telepon atau
media elektronik yang lain berdasarkan kesepakatan dengan dokter
pembimbing klinik yang bertugas jaga
 Dokter muda melakukan tugas jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
 Dokter muda diwajibkan untuk menulis kegiatannya di dalam buku
kerja dan meminta paraf dokter pembimbing klinik sebagai bukti telah
menyelesaikan tugasnya
 Perangkat yang diperlukan:
i. Pembagian kelompok dan jadwal tugas jaga
ii. Dokumentasi kegiatan dalam buku kerja dokter muda
e. Laporan jaga
 Dalam kegiatan ini dokter muda melaporkan dan mendiskusikan kasus
baru yang didapat pada saat melaksanakan tugas jaga dengan dosen
pembimbing dan seluruh dokter muda yang sedang stase di departemen
ilmu penyakit saraf. Laporan memuat masalah yang membawa pasien
datang ke rumah sakit sampai tahap manajemen pasien sesuai dengan
standar kompetensi yang harus dicapai
 Laporan jaga dilaksanakan setiap pagi di ruang diskusi dokter muda
(jika ada pasien) bersama dokter pembimbing klinik yang bertugas
 Laporan jaga dipresentasikan oleh dokter muda yang sebelumnya jaga
kepada dokter pembimbing klinik dan dishare dengan menggunakan
aplikasi meeting online agar bida dilihat oleh dokter muda di ruangan
yang lain.

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 13


 Dokter muda yang bertugas jaga diwajibkan untuk menulis kegiatannya
di dalam buku kerja dan meminta paraf dokter pembimbing klinik
sebagai bukti telah menyelesaikan tugasnya. Dokter muda yang tidak
bertugas jaga wajib menuliskan keikutsertaannya di dalam buku kerja
dan meminta paraf dokter pembimbing klinik.
 Perangkat yang diperlukan sesuai dengan tugas jaga
f. Bimbingan (coaching) dokter muda
 Dalam kegiatan ini dokter muda mendapat bimbingan (tentir) secara
langsung oleh dokter pembimbing klinik untuk materi atau kasus-kasus
tertentu dengan metode diskusi
 Bico di departemen ilmu penyakit saraf dilaksanakan secara
berkesinambungan
i. Bico minggu pertama dilaksanakan sebagai orientasi sekaligus
pelatihan bagi dokter muda untuk melaksanakan tugas di
departemen ilmu penyakit saraf
ii. Bico pada minggu ke-2 sampai dengan 4 dilaksanakan untuk
memperdalam materi dan memperkuat kemampuan clinical
reasoning dalam menghadapi masalah penyakit saraf.
 Topik yang digunakan dalam Bico ditentukan oleh dokter pembimbing
klinik yang bertugas
 Selama Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) bico dilakukan secara
hybrid, yaitu diberikan secara daring maupun luring.
 Bico secara luring diikuti oleh dokter muda yang sudah selesai
melaksanakan tugas pelayanan dan wajib memperhatikan protokol
kesehatan.
 Bico secara luring dapat di share dengan menggunakan aplikasi meeting
online agar bisa dilihat oleh dokter muda di ruangan lain.
 Dokter muda diwajibkan untuk menulis kegiatannya di dalam buku
kerja dan meminta paraf dokter pembimbing klinik sebagai bukti telah
mengikuti kegiatan Bico
 Perangkat yang diperlukan:
i. Jadwal dokter pembimbing klinik yang bertugas

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 14


ii. Dokumentasi kegiatan dalam buku kerja dokter muda

g. Sesi pakar (microteaching atau demonstrasi)


 Dalam kegiatan ini dokter pembimbing klinik memberi materi baik
dalam bentuk kuliah mini atas topik /kasus tertentu maupun demonstrasi
untuk keterampilan klinik tertentu pada manekin/pasien.
 Topik yang diangkat dalam sesi pakar ditentukan oleh dokter
pembimbing klinik yang bertugas, disesuaikan dengan kebutuhan
(misalnya kasus yang penting namun sulit atau tingkat kompetensi
rendah berdasarkan SKDI 2012)
 Selama Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sesi pakar dilakukan
secara hybrid, yaitu diberikan secara daring maupun luring.
 Sesi pakar secara luring diikuti oleh dokter muda yang sudah selesai
melaksanakan tugas pelayanan dan wajib memperhatikan protokol
kesehatan.
 Bico secara luring dapat di share dengan menggunakan aplikasi meeting
online agar bisa dilihat oleh dokter muda di ruangan lain.
 Dokter muda diwajibkan untuk menulis kegiatannya di dalam buku
kerja dan meminta paraf dokter pembimbing klinik sebagai bukti telah
mengikuti sesi pakar
 Perangkat yang diperlukan:
i. Jadwal dokter pembimbing klinik yang bertugas
ii. Dokumentasi kegiatan dalam buku kerja dokter muda

h. Presentasi kasus
 Dalam kegiatan ini, dokter muda mempresentasikan kasus yang telah
ditentukan oleh dokter pembimbing klinik di hadapan seluruh dokter
muda yang sedang stase di departemen ilmu penyakit saraf. Kasus yang
dipilih dapat diambil dari instalasi gawat darurat, instalasi rawat inap
maupun instalasi rawat jalan, yang disesuaikan dengan standar
kompetensi dokter

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 15


 Kegiatan ini merupakan tugas individu dan setiap dokter muda wajib
mempresentasikan 1 kasus
 Pelaksanaan presentasi kasus adalah pada minggu ke-3.
 Kasus dipilih atas persetujuan dan dipresentasikan dengan bimbingan
dokter pembimbing klinik yang telah ditentukan
 Presentasi referat/article review dilaksanakan pada sesi ilmiah di ruang
diskusi dokter muda bersama dokter pembimbing klinik yang bertugas
dan dishare dengan menggunakan aplikasi meeting online agat dapat
dilihat oleh dokter muda lain.
 Dokter muda yang bertugas presentasi diwajibkan untuk menulis
kegiatannya di dalam buku kerja dan meminta paraf dokter pembimbing
klinik sebagai bukti telah menyelesaikan tugasnya. Dokter muda yang
tidak bertugas, wajib menuliskan keikutsertaannya di dalam buku kerja
dan meminta paraf dokter pembimbing klinik
 Perangkat yang diperlukan:
i. Jadwal presentasi kasus
ii. Daftar nama dokter muda beserta dokter pembimbing klinik yang
bertugas
iii. Dokumentasi kegiatan dalam buku kerja dokter muda
i. Referat/Article Review/Textbook Reading
 Dalam kegiatan ini dokter muda ditugaskan untuk membaca dan
menelaah atau membuat resume literatur dari jurnal atau buku teks yang
judulnya ditentukan oleh dokter pembimbing klinik. Buku teks atau
jurnal yang sudah dibaca dan ditelaah/ diresume selanjutnya
dipresentasikan dan didiskusikan dengan dokter pembimbing klilnik.
Literatur yang dipilihkan hendaknya merupakan literatur terbaru yang
menjadi Evidence Based Medicine sehingga dapat memberikan
tambahan pengetahuan terbaru bagi dokter muda sebagai bekal dalam
menjalankan profesinya
 Kegiatan ini merupakan tugas individu dan setiap dokter muda wajib
mempresentasikan 1 topik

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 16


 Topik dipilih atas persetujuan dan dipresentasikan dengan bimbingan
dokter pembimbing klinik yang telah ditentukan
 Presentasi referat/article review dilaksanakan pada sesi ilmiah di ruang
diskusi dokter muda bersama dokter pembimbing klinik yang bertugas
dan dishare dengan menggunakan aplikasi meeting online agat dapat
dilihat oleh dokter muda lain.
 Dokter muda yang bertugas presentasi diwajibkan untuk menulis
kegiatannya di dalam buku kerja dan meminta paraf dokter pembimbing
klinik sebagai bukti telah menyelesaikan tugasnya. Dokter muda yang
tidak bertugas, wajib menuliskan keikutsertaannya di dalam buku kerja
dan meminta paraf dokter pembimbing klinik
 Perangkat yang diperlukan:
i. Jadwal presentasi referat/review artikel
ii. Daftar nama dokter muda beserta dokter pembimbing klinik yang
bertugas
iii. Dokumentasi kegiatan dalam buku kerja dokter muda
 Sistematika laporan/pembuatan referat :
I. Pendahuluan
1. Dasar pemikiran
2. Tujuan
3. Metodologi
II. Tinjauan Pustaka
III. Hasil dan Pembahasan
IV. Kesimpulan dan Saran
 Sistematika article review
I. Pendahuluan
1. Dasar pemikiran
2. Tujuan
3. Manfaat
II. Artikel
III. Hasil Review dan Pembahasan
IV. Kesimpulan dan Saran
j. Ujian
Ujian di bagian Ilmu Penyakit Saraf terdiri dari beberapa bentuk, antara
lain :

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 17


1. Ujian tulis tengah stase (mid test)
 Pada ujian model ini dokter muda diharuskan mengerjakan soal
pilihan ganda (MCQ) UKMPPD dengan format yang berkaitan
dengan penyakit saraf.
 Ujian dilakukan secara bersama-sama dengan dokter muda yang
lain dan tidak boleh saling bekerja sama.
 Ujian dilakukan dalam batas waktu tertentu dan diawasi oleh
admin departemen ilmu penyakit saraf.
 Selama melaksanakan ujian tulis dokter muda wajib
memperhatikan protokol kesehatan.
2. OSCE 4 station di bangsal
 Pada ujian model ini setelah Dokter muda melakukan pemeriksaan
fisik pada pasien, Dokter muda diharuskan menuliskan hasil
pemeriksaannya tersebut di kertas. OSCE merupakan suatu
metode penilaian dimana setiap dokter muda akan mendapatkan
materi ujian dalam beberapa seri stase yang sama, dinilai dengan
format penilaian yang terstruktur dan dibatasi oleh waktu tertentu,
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, konseling dan manajemen
pasien
 Setiap dokter muda melaksanakan OSCE sebanyak 1x pada
minggu terakhir stase.
 Selama melaksanakan ujian OSCE dokter muda wajib
memperhatikan protokol kesehatan.
 Dokter muda yang telah mengikuti ujian meminta paraf dokter
pembimbing klinik sebagai bukti telah menyelesaikan tugasnya

3. Ujian lisan
 Pada ujian model ini setelah dokter muda diberikan kasus penyakit
saraf oleh dokter pembimbing klinik untuk dijadikan sebagai kasus
ujian, dokter muda harus melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
usulan pemeriksaan penunjang dan manajemen pada pasien.

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 18


Selanjutnya dokter muda harus melaporkan hasil pemeriksaan
secara tertulis.
 Pada hari berikutnya dokter muda akan diuji secara lisan oleh
dokter pembimbing klinis sesuai dengan kasus yang diperolehnya.
 Kasus yang diberikan biasanya berasal dari pasien yang berada di
bangsal rawat inap.
 Dokter muda yang telah mengikuti ujian meminta paraf dokter
pembimbing klinik sebagai bukti telah menyelesaikan tugasnya
Metode Penilaian
Penilaian terdiri atas :
1. Penilaian selama proses belajar
a. Aktivitas harian (keaktifan, attitude, disiplin, absensi) : 25%
b. Presentasi kasus :
15%
c. Referat/textbook reading/article review : 10%
2. Ujian
a. OSCE : 20%
b. Ujian lisan : 20%
c. Ujian tulis tengah stase (mid test) : 10%

Tata Tertib
1. Dokter muda memperkenalkan diri pada awal kegiatan dan berpamitan
pada akhir kegiatan kepada seluruh staf bagian Ilmu Penyakit Saraf.
2. Selama mengikuti kegiatan di bagian Ilmu Penyakit Saraf Dokter muda
selalu memakai alat pelindung diri berupa masker, face shield, sarung
tangan dan baju khusus.
3. Selama mengikuti kegiatan di bagian Ilmu Penyakit Saraf Dokter muda
selalu mengenakan pakaian sopan dan rapi
a. Wanita harus mengenakan rok panjang minimal 10 cm di bawah lutut
b. Pria harus mengenakan kemeja dan celana panjang
c. Tidak diperkenankan mengenakan kaos, jeans, sandal atau sepatu
sandal.
4. Selama mengikuti kegiatan di bagian Ilmu Penyakit Saraf Dokter muda
selalu mengikuti jam kerja yang telah ditetapkan
a. Senin – Kamis : 07.30 – 13.00 WIB
b. Jumat : 07.30 – 11.00 WIB

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 19


c. Sabtu : 07.30 – 12.30 WIB
5. Dokter muda wajib mengisi daftar hadir datang dan pulang setiap hari dan
tidak boleh diwakilkan.
6. Bila berhalangan hadir, maka Dokter muda wajib meminta ijin kepada
Kordik bagian Ilmu Penyakit Saraf.
7. Absensi diijinkan maksimal 2 hari
8. Dokter muda yang tidak dapat hadir harus mengganti di kesempatan lain
waktu sebanyak 2 kali jumlah hari ketidakhadiran.
9. Ijin yang dianggap sah adalah :
a. Surat keterangan sakit dari dokter
b. Kepentingan keluarga inti (pernikahan/kematian)
c. Mendapat tugas dari negara atau universitas/fakultas
10. Mengikuti seluruh kegiatan yang dilaksanakan di bagian Ilmu Penyakit
Saraf
11. Dokter muda wajib mengisi log book dan memintakan tanda tangan setiap
selesai melakukan kegiatan harian maupun ujian.

Evaluasi
 Deskripsi
Untuk menjamin kualitas proses pembelajaran dalam pendidikan dokter
tahap profesi, perlu dilaksanakan monitoring dan evaluasi yang
komprehensif dan berkesinambungan. Hasil monitoring dan evaluasi

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 20


menjadi bahan pertimbangan pengembangan/revisi kurikulum baik yang
berskala minor (rutin) atau berskala mayor (5 tahunan).
 Tugas dokter muda
Dokter muda diwajibkan mengisi lembar evaluasi pembelajaran di akhir
stase dan diserahkan kepada kesekretariatan departemen
 Tugas kesekretariatan departemen
Sekretariat departemen bertugas mengumpulkan hasil monitoring dan
evaluasi dari dokter muda dan diserahkan kepada sekretariat Unit
Pendidikan Kedokteran

Kurikulum Tahap Profesi Departemen Ilmu Penyakit saraf 21


Referensi
1. Lumbantobing. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik & Mental. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 2012.
2. Sidharta, P.; Mardjono, M. Neurologi Klinis Dasar. Penerbit PT. Dian
Rakyat, Jakarta. 2012.

Lampiran
LEMBAR EVALUASI TERHADAP EFEKTIVITAS PRECEPTORSHIPS

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk mengisi lembar evaluasi ini.
Umpan balik Anda sangat berguna untuk mempertahankan dan meningkatkan
kualitas pembelajaran klinik, terutama terkait efektivitas preceptorships.

 Mohon mencantumkan nama dosen pendidik klinik yang dievaluasi


 Segala bentuk pelaporan dan publikasi akan memuat respon yang telah
teridentifikasi.

*) Beri tanda silang pada angka yang sesuai berdasarkan persepsi/ pengalaman
Anda:
1 = jauh di bawah harapan/ mengecewakan
2 = tidak konsisten, kadang sesuai harapan, kadang kurang dari yang diharapkan
3 = konsisten, selalu sesuai harapan
4 = lebih sering atau selalu lebih baik dari yang diharapkan

Dosen Pendidik Klinik :

Performa
PARAMETER EFEKTIVITAS PRECEPTORSHIPS
DPK*
A. KETERAMPILAN KOMUNIKASI 1 2 3 4
Kriteria sesuai harapan:
 Memiliki dan mendemonstrasikan pengetahuan yang luas
 Menjelaskan dasar dari tiap tindakan dan keputusan
 Menjawab pertanyaan dokter muda dengan jelas dan tepat
 Terbuka terhadap perbedaan pendapat
 Menghubungkan informasi dengan konsep yang lebih luas
 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan harapan terhadap dokter muda
dengan jelas
 Menarik perhatian dokter muda
 Membuat pembelajaran menjadi menyenangkan
B. KETERAMPILAN MEDIS DAN PENGAJARAN 1 2 3 4
Kriteria sesuai harapan:
 Menjadi role model yang efektif
 Menunjukkan kompetensi dalam interaksi dengan pasien
 Menyajikan informasi dengan sistematis dan jelas
 Menunjukkan perhatian terhadap sebuah topik
 Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan berbagai metode pembelajaran
 Menjaga keseimbangan antara kewajiban klinik dan pengajaran
 Bertanggungjawab terhadap dokter muda
 Mendorong penggalian dan penerapan ilmu dasar
 Memberikan contoh-contoh masalah untuk saling dibandingkan dan dikontraskan
 Memberikan umpan balik kognitif **
C. ANALISIS TERHADAP DOKTER MUDA 1 2 3 4
Kriteria sesuai harapan:
 Menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan
pengetahuan dan keterampilan dokter muda
 Mengobservasi dokter muda secara langsung
 Memberikan umpan balik yang efektif *
 Menguji dokter muda dengan adil dan rasional
D. MOTIVASI DOKTER MUDA 1 2 3 4
Kriteria sesuai harapan:
 Menekankan pada pemecahan masalah
 Menterjemahkan masalah-masalah khusus ke dalam prinsip umum (pemikiran
deduktif)
 Mendorong partisipasi aktif dokter muda
 Menunjukkan kesenangan dan antusiasme dalam perawatan pasien dan dalam
pengajaran
 Mengembangkan hubungan suportif dengan dokter muda
 Mendorong kebiasaan membaca yang berguna

Adakah hal lain yang ingin Anda sampaikan sebagai umpan balik konstruktif terhadap
Preceptor Anda?
Purwokerto,..........................................

*) umpan balik efektif:


CIRI:
- deskriptif, tidak evaluatif, tidak menghakimi
- spesifik, tidak umum
- terfokus pada topik yang dapat dikendalikan oleh dokter muda
- diberikan pada waktu yang tepat: teratur, kontinu, segera setelah
kejadian (critical incident)
- kuantitas terbatas, terfokus pada satu hal/pesan penting dan berkesan
- memfasilitasi pencapaian tujuan dokter muda

**) umpan balik kognitif:


Memberi kesempatan kepada dokter muda untuk mengutarakan
pendapatnya terkait keputusan klinisnya, selanjutnya menunjukkan apa
yang sudah benar, apa yang belum benar dan diakhiri dengan
mengajaran aturan umum.
Lembar Evaluasi terhadap Departemen Ilmu Penyakit Saraf

LEMBAR EVALUASI TERHADAP DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk mengisi lembar evaluasi ini

Umpan balik Anda sangat berguna untuk mempertahankan dan meningkatkan


kualitas pembelajaran klinik, terutama di Departemen Ilmu Penyakit Saraf

 Mohon beri tanda silang pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan
persepsi/pengalaman Anda
 Segala bentuk pelaporan dan publikasi akan memuat respon yang telah
terdidentifikasi.
 Keterangan: Skor 1 = sangat tidak memuaskan; skor 9 = sangat memuaskan

I. Setelah mengikuti rotasi di Departemen Ilmu Penyakit Saraf, berapakah skor


yang Anda berikan sebagai evaluasi terkait hal-hal berikut ?

1. Pelaksanaan orientasi/ pembekalan guna mengoptimalkan keberhasilan


pengalaman belajar di departemen ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9

2. Pelaksanaan re-orientasi/ pembekalan guna mengoptimalkan keberhasilan


pengalaman belajar di Bagian ini (jika stase ini merupakan stase ulangan Anda di
departemen ini).
1 2 3 4 5 6 7 8 9

3. Pelaksanaan metode pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan


1 2 3 4 5 6 7 8 9

4. Pelaksanaan metode dan instrumen penilaian hasil belajar (assessment) untuk


mencapai kompetensi yang diharapkan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9

5. Penggunaan sarana dan prasarana fisik yang dapat digunakan untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6. Penegakan peraturan dan tata tertib khusus Bagian untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9

7. Perlindungan terhadap hak dan pelaksanaan kewajiban Dokter muda, Dosen


Pendidik Klinik dan Penguji.
1 2 3 4 5 6 7 8 9

8. Kepuasan umum terhadap pengalaman belajar di Bagian ini.


1 2 3 4 5 6 7 8 9

II. Setelah menjalani rotasi di departemen ini, seberapa besar kesiapan Anda
menghadapi dunia kerja nyata terkait Bagian ini?

≤ 10 % 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % 70 % 80 % ≥ 90 %

Adakah hal lain yang ingin Anda sampaikan sebagai umpan balik konstruktif
terhadap Departemen Ilmu Penyakit Saraf?

_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________

Purwokerto,..........................................

Tim Penyusun

dr. Madya Ardi Wicaksono, M.Sc


dr. Miko Ferine
dr. Amalia Muhaimin, M.Sc
dr. Tisna Sendy Pratama
dr. Sindhu Wisesa
dr. Viva Ratih Bening Ati

Kontributor

dr. Muttaqien Pramudigdo, Sp.S


dr. Untung Gunarto, Sp.S
dr. Tutik Ermawati, Sp.S
dr. Hernawan, Sp.S
dr. Prasaetyo Tri Kuncoro, Sp.S

Editor

Dewi Anggraeni, S.E


Tien Tisnowati, S.P
Sri Rohmadiyah, S.Sos.

Anda mungkin juga menyukai