Anda di halaman 1dari 10

MENGAPA SUARA SAYA HILANG?

Seorang perempuan, usia 25 tahun, profesi pelatih senam datang ke Poliklinik THT dengan keluhan suara
serak dan makin lama makin hilang. Keluhan sudah dirasakan sejak 3 bulan terakhir. Keluhan disertai
dengan tenggorokan terasa kering terutama pada pagi hari, kadang dirasakan nyeri telan, kadang
disertai batuk. Saat menelan makanan, pasien tidak mengalami kesulitan. Tidak didapatkan keluhan
sesak napas

Pasien mempunyai kebiasan mengkonsumsi goreng-gorengan, es dan makanan instant. Pasien


mempunyai riwayat penyakit maag dan kebiasaan minum kopi di pagi hari. Tidak ada riwayat merokok,
alkohol, penyakit sistemik (DM, Hipertensi).

Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan tenggorok didapatkan: tonsil T1-
T1, granulasi (+) di dinding faring posterior, hiperemis (+), tonsil lingual >>. Dari pemeriksaan
laringoskopi indirek didapatkan : epiglotis edema (-), plica aryepiglottica edema (-), aritenoid edema (+),
mukosa hiperemis, plica vocalis edema (+), gerakan plica vocalis sulit dievaluasi. Pada pemeriksaan
hidung dan telinga tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan kelenjar getah bening leher tidak didapatkan
limfadenopati

JUMP 1

Kata Sulit :

1. Aritenoid (stefany) : tulsng rawan hialin yang berpasangan berbentuk piramid bersendian
dengan tulang krikoid yang merupakan bagian dari laring (Victoria)
2. Laringoskopi indirect (Aulia) : pemeriksaan dengan cara masukkan cermin ke tenggorokan dan
disinari sehingga terlihat adanya pita suara (Stefany)
Derect : Pemeriksaan tengorokandi masukan hidung danprosedurnya bius total (Deo)
4. Granulasi (alifa) : suatu permukaan organ tidak rata proses remodeling jaringa fibrosis dala
pembentukanjaringan baru (ghazy)
5. Plica aryepliglotika (deo) : Lipatan di aditus larynges di batas lateral (aulia)
6. T1-T1 (elisabeth) : mengambaran perbesarn tonsil kurang dari 25 persen (corie)

JUMP 2

Pertanyaan :

1. Adakah hubungan pekerjaan dengan keluhan utama pasien?

2. Mengapa bisa suara serk dan lama kelamaan menghilang?

3. Mengapa bisa tenggorokkan kering terutama di pagi hari?

4. Mengapa bisa pasien merasakan nyeri telan?

5. Apa kaitan tidak kesulitan menelan makanan dengan keluhan utama pasien?

6. Apa kaitan tidak adanya sesak napas dengan keluhan utama pasien?
7. Adakah hubungan kebiasaan makan pasien dengan keluhan utama?

8. Adakah hubungan riwayat maag dengan keluhan utama pasien?

9. Bagaimana interpretasi tonsil T1-T1, granulasi +, hiperemis +, dan tonsil lingual?

10.Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laringoskopi?

11.Apa kaitan tidak adanya kelainan hidung dan telinga, ataupun limfadenopati dengan keluhan utama
pasien?

JUMP 3

Jawab :

1. (Aulia)

Pada kondisi ini pasien bekerja sebagai pemandu senam dimana harus mengeluarkan banyak suara
keras.. terdapat vocal abuse.. yang menjadi salah satu penyebab vocal polip.. lalu penyebab distonia
seperti radang, tumor, paralisis otot laring.. laringitis nanti dibagi jadi 2 akut dan kronik.. jika kronik nnt
terjadi perubahan epitel mukosa.

(Elisabeth)

Disfonia fungsional merupakan disfonia tanpa ditemukan kelainan organik, disfonia

ini terjadi karena abnormalitas tonus otot pita suara yang menimbulkan gangguan

dan irreguler osilasi, penyebab tersering karena faktor kebiasaan bersuara (vocal abuse), gangguan
emosional dan psikogenik. Sedangkan disfonia organik timbul apabila adanya kelainan organik pita
suara, misalnya laringitis akut atau kronis, tumor jinak (polip pita suara, nodul, Reinke’s edema, kista dan
papiloma), tumor ganas, trauma laring, presbifonia. Selain itu disfonia dapat terjadi karena internal
disease (refluks laringofaringeal, tuberkulosis, limfoma) dan disfonia karena penyakit neurologi (parese
pita suara).

Disfonia fungsional umumnya sembuh dengan terapi konservatif berupa memperbaiki faktor risiko dan
voice therapy, namun apabila disfonia tidak diobati dapat berkembang menjadi disfonia organik.

2. (Ratih)

Suara yang menghilang secara bertahap dari serak hingga hilang kemungkinan disebabkan oleh proses
inflamasi yang semakin lama semakin parah. Pada awalnya, inflamasi pada mucosa larynx menyebabkan
penurunan vibrasi pada plica vocalis. Kemudian, karena semakin berlanjut, maka kelamaan plica vocalis
tidak dapat bervibrasi sehingga suara menjadi hilang. Permukaan tidak rata, jaringan fibrosa dari bekuan
darah, sebelum terbentuknya jaringan baru.
(Stefany)

Suara serak (disfonia) hanya merupakan gejala, tetapi bila prosesnya berlangsung lama (kronik) keadaan
ini dapat merupakan tanda awal dari penyakit yang serius di daerah tenggorok, khususnya laring.

Penyebab disfonia dapat bermacam-macam yang prinsipnya menimpa laring dan sekitarnya. Etiologinya
dapat berupa :

1) Radang

Radang akut

Biasanya disertai gejala lain seperti malaise, demam, nyeri menelan atau berbicara, batuk, disamping
gangguan suara. Kadang-

kadang dapat terjadi sumbatan laring dengan gejala stridor serta

cekungan di suprasternal, epigastrium, dan sela iga.

 Radang kronik non spesifik

Dapat disebabkan oleh sinusitis kronis, bronkitis kronis, atau karena penggunaan suara yang salah dan
berlebihan (vocal abuse; penyalahgunaan suara) seperti sering berteriak-teriak atau berbicara keras.
Vocal abuse juga sering terjadi pada pengguna suara profesional seperti penyanyi, aktor, dosen, guru,
penceramah, salesman, pelatih

olahraga, operator telepon, dll.

 Radang kronik spesifik

Misalnya tuberkulosa dan lues. Gejalanya selain gangguan suara,

terdapat juga gejala penyakit penyebab atau penyakit yang menyertainya.

(Corie)

Jika ada peradangan maka menggangu proses pergerakan.

ekanisme fonasi : jadi saat fonasi, cartilago arytenoidea dan plica vocalis teradduksi dan udara didorong
melalui rima glottidis yang tertutup. Gerakan ini menyebabkan plica vocalis bergetar yang kemudian
dimodifikasi oleh saluran nafas atas dan juga cavum oris.

(Alifa)

4 Prinsip utama mekanisme penyebab perubahan suara termasuk serak

- Inflamasi pada vocal cord, Adanya inflamasi pada laring/ voicebox akan menyebabkan vocal
chord edem (lebih tebal/ thick) sehingga suaranya itu akan lebih dalem atau pitch nya jadi rendah.
Inflamasi itu akan menyebabkan kekakuan pada vocal chord, sehingga tidak dapat bergetar secara halus
atau teratur dan tergdengar menjadi suara menjadi serak atau hilang.
- Vocal chord yang tidak menutup sempurna dan tidak kuat (paralisis). Adanya celah
menyebabkan suara yang dihasilkan menjadi lemah dan breathy / lirih

- Adanya benjolan / nodu / kista / polip pada vocal chord. Benjolan ini menyebabkan suaranya
terdengar serak/ parau / raspy Ketika digunakan untuk berteriak atau high range, dan suara dapat hilang
sementara secara tiba2

- Seluruh vocal chord terdampak. Menyebabkan suara terdengar paru walau digunakan saat pitch
rendah dan bahkan tidak bisa menghasilkan suara. Penyebab : fungal/bacterial laryngitis, cancer,
ulaserasi vocal chord

3. (Alifa)

Dry Throat / tenggorokan kering

Pada saluran pernafasan kita akan dilapisi oleh epitel respirasi atau epitel pseudo kolumner bersilia dgn
diantaranya sel goblet yang akan menghasilkan secret dan juga ada duktus ekskresi dari kelenjar
seromukus. Adanya kerusakan pada epitel respirasi ini akan menyebabkan penurunan fungsi epitel
sehingga sekresi mucus terhambat menyebabkan saluran nafas atau laring terasa kering.

Penyebab tenggorokan terasa kering terutama pada pagi hari :

dehidrasi

dehidrasi dapat menyebabkan produksi saliva terhambat dan menyebabkan tenggorokan kering dan
mulut kering. Dengan mengkonsumsi cukup air putih sebelum tidur dapat menurunkan gejala.

Tidur dengan mulut terbuka, atau bernafas melalui mulut. Nafas melalui mulut akan menurunkan
kelembapan udara

Lingkungan tempat tinggal yang kering. Akan meningkatkan potensi tubuh menjadi dehidrasi

-bila dihubungkan dengan kasus pasien, dengan kebiasaan makan dan Riwayat mag, dry throat terutama
pada pagi hari sangat mungkin disebabkan akibat GERD atau Laryngopharyngeal reflux. LPR ini juga
menjadi penyebab dari laryngitis kronis. Ketika tidur, tubuh akan terbaring yang menyebabkan refluks
zat asam dari lambung akan lebih mudah terjadi. Ketika zat asam ini mencapai laring maka akan
menyebabkan inflamasi laring dan terasa tenggorokan burning dan kering.

4. (Corie)

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan granulasi dan hiperemis pada dinding faring posterior, yang
merupakan bagian faring yang terpanjang dan sering menjadi patognomonik terjadinya peradangan
pada faring. Dan seperti yang kita tahu, faring itu kan letaknya dipersimpangan, jadi dia berfungsi untuk
respirasi, menelan dan salah satunya juga berpengaruh saat resonansi. Dan ketika menelan itu maka
palatum mole akan bergerak mendekat ke bagian dinding faring posterior sehingga jika ada peradangan
disitu maka saat menelan dapat terasa nyeri
tambahan :

pasien juga mengeluh batuk karena plica vocalis dan laryng itu memiliki banyak reseptor batuk, sehingga
ketika terjadi peradangan itu akan menekan dan menstimulasi dari reseptor batuk untuk batuk

5. (Victoria)

Brainstorming:Keluhan utama tadi kan serak sampai akan menghilang, dan kaitannya dengan tidak
mengalami kesulitan makanan itu karena sakit pada serak tadi kan terkenanya kemungkinan di laring,
dan jika vocal cordnya yang kenak dari epiglotis maju kedepan terus turun ke epiglottis sampao
bronkhus ke brobkhiolus, karena vocal cord itu bergetar karena ada udara masuk ke pernafasan,nah
kalo untuk makanan itu masuknyaa ke faring yang berada di belakangnya laring,jadi kemungkinan itu
tidak terkena dibagian itu maka dari itu ketika makan seperti tidak terasa sakit, dan kemungkinan jika
nyerinya itu karena masih sama2 tenggorokan jadi kemungkinan masih ada nyerinya

6. (Ghazy )

Obstruksi jalan napas atas adalah keadaan tersumbatnya jalan napas (SJNA)

mulai nasal sampai laring dan trakea bagian atas. Keadaan ini dapat menimbulkan

sesak napas dengan segala akibatnya. Sumbatan jalan napas parsial atiaupun

total harus diatasi dengan segera (kegawatdaruratan), hal ini juga diperoleh adanya peradangan pada
paerah laring hingga epiglotis.

(Elisabeth)

Pada vocal abuse terjadi proses fonotrauma, yaitu trauma vibratori pada membran pita suara yang
menimbulkan gangguan mikro sirkulasi, hancurnya pembuluh darah superfisial dan menimbulkan
hemoragik pada pita suara yang merangsang terjadinya reaksi inflamasi lalu terbentuk suatu lesi
neovaskular. Pada suatu penelitian menjelaskan bahwa lesi yang terbentuk karena fonotrauma bisa
berupa nodul, polip, kista serta Reinke’s edema pada pita suara

7. (Deo)

Perubahan suara juga disebabkan oleh makanan yang dapat mempengaruhi alat-alat vokal seperti es,
makanan pedas atau goreng-gorengan. Lemak yang berasal dari minyak goreng selain untuk asupan
makanan pada manusia juga akan meningkatkan asupan makanan yang tersedia bagi mikrorganisme
rongga mulut, sehingga mikroorganisme dapat hidup dan berkembang biakdankemungkinanuntuk
timbul keradangan organ-organ dalam rongga mulut juga akan meningkat, termasuk pada pita suara
yang sangat besar perannya dalam produksi suara dan menyanyi.

Gorengan kerap menjadi penyebab terjadinya banyak gangguan kesehatan. Terlalu banyak konsumsi
gorengan bukan hanya membuat suara menjadi serak, tetapi juga bisa memicu kolesterol, obesitas, dan
darah tinggi. Terlebih jika minyak goreng yang digunakan tidak bersih, pasti kamu langsung terkena
radang tenggorokan dan batuk. Makanan berlemak. Hindari makan makanan berlemak tinggi seperti
daging merah, produk susu berlemak penuh, makanan manis yang dipanggang, dan makanan yang
digoreng

8. (Nadzifah)

Refluks asam didefinisikan sebagai paparan asam lambung ke saluran pencernaan bagian atas.
Paparan yang tidak disengaja ini dapat mempengaruhi esofagus dan / atau faring, dan memuncak pada
identifikasi dua sindrom yang berbeda. Sindrom yang paling terkenal terkait dengan refluks asam adalah
gastroesophageal reflux (GERD), di mana kandungan asam lambung secara langsung mempengaruhi
kerongkongan. Gejala yang terkait dengan GERD mungkin termasuk mulas, nyeri dada, regurgitasi, rasa
asam, sendawa, kesulitan menelan, dan bau mulut.

Selain sindrom refluks asam GERD, refluks asam dapat memengaruhi area faring dan laring, yang
disebut sebagai refluks laringofaring (LPR). Ketika isi asam lambung bersentuhan dengan area ini, pita
suara dan jaringan di sekitarnya mungkin terpengaruh, mengakibatkan suara serak atau gangguan suara
terkait. Gejala umum LPR termasuk suara serak serta sensasi "benjolan di tenggorokan", rasa terbakar di
tenggorokan, batuk kering kronis, batuk yang membangunkan seseorang dari tidur, sensasi tetesan
hidung berlebih, pembersihan tenggorokan kronis, kesulitan menelan, sakit tenggorokan, sakit telinga,
dan mengi. Dibandingkan dengan tingkat prevalensi GERD yang ditentukan, LPR tampaknya sebagian
kecil individu dalam populasi umum menderita gangguan ini.

9. (Todo)

T0 T0 tidak ada tonsil (tidak ada pembesaran tonsil atau atropi dan tanpa obstruksi udara.)
T1 T1 tonsil belum melewati arkus posterior (tonsil sedikit keluar dimana ukuran tonsil <25% dari
diameter orofaring yang di ukur dari plika anterior kiri dan kanan)
T2 T2 tonsil sudah melewati arkus posterior (ukuran tonsil >25% s/d <50% dari diameter orofaring yang
di ukur dari plika anterior kiri dan kanan.)
T3 T3 tonsil sampai ke linea mediana (ukuran tonsil >50% s/d <75% dari diameter orofaring yang di ukur
dari plika anterior kiri dan kanan.)
T4 T4 tonsil sudah melewati linea mediana (ukuran tonsil >75% dari diameter orofaring yang di ukur dari
plika anterior kiri dan kanan.)

(Deo)

onsilitis lingual adalah peradangan pada tonsil di bagian lingual yang menjadi diagnosis banding
odynophagia yang jarang. Peradangan, dengan gejala seperti odynophagia dan otalgia adalah patologi
yang lebih umum ditunjukkan dengan terjadinya hipertorfi/hyperplasia pada tonsil lingual. Gambaran
klinis tonsilitis lingual lebih terkenal daripada tonsilitis palatine dikarenakan lokasi tonsil lingual yang
lebih sentral dibandingkan dengan tonsil palatine. Berada di tengah, odynophagia akan menjadi gejala
yang lebih menonjol seperti obstruktif pada jalan napas maupun saluran cerna. Gejala obstruktif seperti
disfagia, sensasi globus dan gangguan pernapasan terkait tidur diketahui terjadi karena tonsil lingual
yang membesar akan menempati ruang orofaring.

10. (Stefany)

Didapatkan hasil epiglottis edema (-), plica aryepiglottica (-), arytenoids edema (+), mukosa hiperemis,
plica vocalis edema (+), dan gerakan plica vocalis sulit dievakuasi. Epiglottis edema (-) menunjukkan
bahwa tidak adanya sumbatan pada jalan napas, karena pada saat terjadi edema, maka epiglottis yang
berfungsi sebagai katup untuk menutup jalan napas saat makan menjadi membengkak dikarenakan
lendir pada submukosa epiglottis yang banyak. Hal ini akan menyebabkan adanya sumbatan jalan napas.
Dengan hasil ini, maka menyingkirkan satu diagnosis banding yaitu epiglotitis. Plica aryepiglottica (-) juga
menunjukkan bahwa tidak adanya sumbatan

pada jalan napas, dan dapat menyingkirkan satu diagnosis banding yaitu edema laring (penyempitan
saluran napas atas seperti epiglottis dan plica aryepiglottica yang disebabkan oleh penumpukkan cairan

pada lapisan submukosa). Arytenoid edema (+) menunjukkan bahwa fungsinya sebagai kartilago yang
menggerakan plica vocalis

terganggu. Mukosa hiperemis menunjukkan adanya inflamasi pada mukosa laring. Plica vocalis edema
(+) menunjukkan bahwa terjadi penumpukkan cairan pada lapisan mukosa plica vocalis sehingga
pergerakannya terganggu. Hal ini mengarahkan pada satu diagnosis banding yaitu laryngitis. Gerakan
plica vocalis sulit dievakuasi menunjukkan bahwa kemungkinan plica vocalis tidak bisa bergetar sehingga
tidak menunjukkan gerakan, atau adanya penghalang lain sehingga plica vocalis tidak terlihat.

11. (Elisabeth)

Karena telinga, hidung, dan tenggorokan saling berhubungan melalui tuba auditiva Eustachii, saluran
yang menghubungkan ruang di belakang gendang telinga atau telinga tengah dengan tenggorokan
bagian atas (nasofaring) dan bagian belakang rongga hidung. Sehingga kalau ada keluhan di bagian
tenggorokan, maka telinga dan hidung juga harus diperiksa untuk mengetahui apakah penyebabnya dari
situ atau mungkin sudah menjalar ke situ.

Limfadenopati adalah pembesaran pada kelenjar getah bening (limfonodi). Salah satu penyebabnya
adalah infeksi, termasuk faringitis, laringiris, maupun tonsilitis. Pada kasus pasien mengalami gangguan
pada suara yang artinya gangguan pada tenggorokan. Dokter ingin memastikan adakah infeksi sehingga
mengecek apakah terdapat limfadenopati.
JUMP 4

Problem Tree

Riwayat kebiasaan minum kopi dan penyakit maag

Keluhan suara serak

Anamnesis : 3bulan tenggorokan kering, batuk, nyeri telan

Vital sign dan pmx fisik

DD : laringitis kronis dan epiglotitis, faringitis

Pmx penunjang : laringoskopi

Dx

Tata laksana

JUMP 5

LO :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan etiopatogenesis disfonia


2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiopatogenesis DD
3. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis DD
4. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor resiko DD
5. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang DD
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan fisik DD
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tatalaksana DD
8. Mahasiswa mampu menjelaskan prognosis dan komplikasi DD

Anda mungkin juga menyukai