Anda di halaman 1dari 10

LAMPIRAN A

TUGAS KHUSUS
“Optimalisasi Penggunaan White Liquor Terhadap Bilangan
Kappa dengan Metode Least Square Pada Proses Pemasakan di
Digester Unit Fiberline PT. Toba Pulp Lestari”

A.1 Latar Belakang


Dalam industri pulp, unit fiberline merupakan salah satu departemen yang ada
di PT.Toba Pulp Lestari, Tbk. Departemen fiberline mencakup tahapan setelah
woodyard. Chip yang dihasilkan dari proses woodyard merupakan input dari
fiberline. Departemen fiberline bertujuan untuk merubah chip menjadi bentuk pulp
untuk dijadikan kertas.
White liquor merupakan cairan pemasak yang digunakan dalam proses
pemasakan di digester. White liquor sangat mempengaruhi proses delignifikasi,
yaitu proses penghilangan lignin yang dinyatakan dengan bilangan kappa (kappa
number). Kappa Number digunakan untuk menyatakan berapa jumlah lignin yang
masih tersisa di dalam pulp setelah pemasakan.
Pada saat proses pemasakan di digester, white liquor merupakan variabel
yang perlu diperhatikan, karena baik tidaknya kualitas pulp yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh jumlah penggunaan white liquor.
Standard mutu pulp setelah proses pemasakan biasanya ditentukan dari besar
kecilnya kandungan lignin yang terdapat dalam pulp. Lignin diukur sebagai kappa
number (bilangan kappa), kappa number yang diharapkan 10-12. Untuk mencapai
target kappa number yang diharapkan, jumlah penggunaan white liquor merupakan
faktor yang perlu diperhatikan. Jika penggunaan cairan pemasak kurang maka
bilangan kappa target tidak akan tercapai bahkan pulp tidak terpisah dari ikatan
lignin sehingga akan memperbanyak bahan kimia pada tahap selanjutnya.
Sebaliknya jika penambahan cairan pemasak berlebih akan merusak fiber (serat)
selulosa yang menyebabkan pulp rapuh dan mudah sobek artinya bukan hanya
lignin yang larut tetapi juga selulosa larut akibat kelebihan cairan pemasak,
sehingga standart pemasakan pulp tidak tercapai.

LA-1
Oleh karena itu, penggunaan cairan pemasak / white liquor (WL) perlu
diperhatikan untuk memperoleh target kappa number yang diharapkan.
A.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengerjaan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui dan
menentukan jumlah penggunaan cairan pemasak (white liquor) yang optimal untuk
mencapai bilangan kappa (kappa number) target agar diperoleh kualitas pulp yang
diharapkan.

A.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pengerjaan tugas khusus ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber informasi mengenai jumlah penggunaan white liquor
yang digunakan terhadap kualitas pulp yang dihasilkan.
2. Sebagai sumber informasi mengenai kualitas pulp yang diinginkan dapat
terpenuhi dengan kappa number yang ditetapkan.

A.4 Metodologi
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi Lapangan
Metode yang dilakukan adalah dengan cara pengamatan langsung pada
proses produksi yang ada di unit fiberline.
2. Dokumentasi atau Referensi
Metode yang dilaksanakan dengan cara pengambilan data melalui
dokumen tertulis maupun referensi yang tersedia dari PT Toba Pulp
Lestari, Tbk.
3. Studi Literatur
Metode yang dilaksanakan dengan cara pengumpulan sumber-sumber
literatur dari elektronik yang berkaitan dengan laporan ini.

LA-2
A.5 Pembahasan
Jumlah cairan pemasak yang dimasukkan dalam digester tergantung dari jenis
kayunya, kondisi pemasakan dan seberapa jauh penghilangan lignin yang akan
dicapai. Pada saat praktek berlangsung jenis kayu yang diolah adalah kayu berserat
pendek (kayu keras) jenis pohon Eucalyptus.
Setelah mengikuti proses berlangsungnya pemasakan chips pada pembuatan
pulp data-data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Data Pengamatan Pada Saat Proses Pemasakan Berlangsung
No Berat Chip AA on White Kappa
Chip Moisture Chip Liquor Number
TAA
Ton % % gpl K
1. 73 42 19,25 104,1 12,1
2. 72 42 19,25 104,3 11,7
3. 72 42 19,25 104,7 11,6
4. 72 42 19,25 105,2 11,3
5. 72 42 19,25 105,6 10,9
6. 67 42 19,25 106,9 10,7
7. 74 42 19,25 107,1 10,8
8. 71 42 19,25 107,8 10,7
9. 73 42 19,25 108,2 10,3
10. 72 42 19,25 109,7 9,9
Keterangan :
AA : Aktive Alkaline
TAA : Total Aktive Alkaline

LA-3
Contoh Perhitungan Pengujian Bilangan Kappa
1. Perhitungan berikut ini diambil dari data nomor 10 yang mewakili semua data:
Diketahui :
Berat pulp washer #4 setelah dikeringkan (W) = 2,240 gram
Volume Na2S2O3 0,1 N yang digunakan untuk sampel (a) = 26,70
Volume Na2S2O3 0,1 N yang digunakan untuk larutan blanko (b) = 48,88
Temperatur larutan (T) = 26 0C
Normalitas larutan Na2S2O3 (N) = 0,1 N
Ditanya : Bilangan Kappa (K) = …..?
Jawab :
(b - a) N
P=
0,1
(48,88 – 26,70) 0,1
P=
0,1
(22,18) 0,1
P=
0,1
= 22,18

F=Px2
= 22,18 x 2
= 44,36 (dengan membaca tabel faktor koreksi, maka dapat diperoleh
nilai F = 0,987)
PxF
K= [ 1 + 0,013 (t – 25) ]
W
22,18 x 0,987
K= [1 + 0,013 (26 – 25)]
2,240
K = 9,90
Untuk data yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama seperti di atas.

LA-4
Tabel A.2 Data Faktor Koreksi Nilai F = P x 2
F+ 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
30 0,958 1,960 0,962 0,964 0,966 0,968 0,970 0,973 0,975 0,977
40 0,981 0,981 0,983 0,985 0,987 0,989 0,991 0,994 0,996 0,998
50 1,000 1,0002 1,0004 1,006 1,009 1,011 1,013 1,015 1,017 1,019
60 1,022 1,024 1,026 1,028 1,030 1,033 1,035 1,037 1,039 1,042
70 1,044 1,046 1,048 1,050 *** *** *** *** *** ***

Tabel A.3 Data Pengaruh Jumlah Cairan Pemasak Terhadap Bilangan Kappa
No White Liquor TAA Kappa Number
Gpl K
1. 104,1 12,1
2. 104,3 11,7
3. 104,7 11,6
4. 105,2 11,3
5. 105,6 10,9
6. 106,9 10,7
7. 107,1 10,8
f8. 107,8 10,7
9. 108,2 10,3
10. 109,7 9,9

Menghitung jumlah pemakain cairan pemasak dengan metode least square


Tabel A.4. Data Metode Least Square
No X Y X2 XY
1. 104,1 12,1 10836,81 1259,61
2. 104,3 11,7 10878,49 1220,31
3. 104,7 11,6 10962,09 1214,52
4. 105,2 11,3 11067,04 1188,76
5. 105,6 10,9 11151,36 1151,04
6. 106,9 10,7 11427,61 1143,83
7. 107,1 10,8 11470,41 1156,68
8. 107,8 10,7 11620,84 1153,46
9. 108,2 10,3 11707,24 1114,46
10. 109,7 9,9 12034,09 1086,03
∑ 1063,6 110 113155,98 11688,7

Keterangan : x = White Liquor TAA (gpl)


y = Kappa Number

LA-5
Persamaan Regresi : y = ax + b , dimana:
n (∑xy) – (∑x) – (∑y)
a=
n (∑x2) – (∑x)2
10 (11688,7) – (1063,6) (110)
a=
10 (113155,98) – (1131245)
-109
a=
314,8
a = - 0,3462

(∑x2) (∑y) – (∑x) (∑xy)


b=
n (∑x2) – (∑x)2
(113155,98) (110) – (1063,6) (11688,7)
b=
10 (113155,98) – (1131245)
15056,48
b=
314,8
b = 47,8287

Persamaan Regresi : y = - 0,3462 x + 47,8287


y1 = - 0,3462 x1 + 47,8287
= - 0,3462 (104,1) + 47,8287
= 11,78
y2 = - 0,3462 x2 + 47,8287
= - 0,3462 (104,3) + 47,8287
= 11,72
y3 = - 0,3462 x3 + 47,8287
= - 0,3462 (104,7) + 47,8287
= 11,58
y4 = - 0,3462 x4 + 47,8287
= - 0,3462 (105,2) + 47,8287
= 11,40

y5 = - 0,3462 x5 + 47,8287

LA-6
= - 0,3462 (105,6) + 47,8287
= 11,26
y6 = - 0,3462 x6 + 47,8287
= - 0,3462 (106,9) + 47,8287
= 10,81
y7 = - 0,3462 x7 + 47,8287
= - 0,3462 (107,1) + 47,8287
= 10,75
y8 = - 0,3462 x8 + 47,8287
= - 0,3462 (107,8) + 47,8287
= 10,50
y9 = - 0,3462 x9 + 47,8287
= - 0,3462 (108,2) + 47,8287
= 10,36
y10 = - 0,3462 x10 + 47,8287
= - 0,3462 (109,7) + 47,8287
= 9,85
Tabel A.5 Data Analisa Regresi Linier
X Y
104,1 11,78
104,3 11,72
104,7 11,58
105,2 11,40
105,6 11,26
106,9 10,81
107,1 10,75
107,8 10,50
108,2 10,36
109,7 9,85

Menghitung penggunaan white liquor (alkali aktif) yang optimal untuk


mencapai kappa number target

LA-7
Target Bilangan kappa = 10
y = ax + b
10 = - 0,3462 x + 47,8287
- 37,8287 = - 0,3462 x
x = 109,26 g/l
Jadi, Penggunaan white liquor yang optimal untuk mencapai kappa number target
adalah 109,26 g/l.

A.6 Kesimpulan dan Saran


A.6.1 Kesimpulan

LA-8
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada tugas ini adalah:
1. Penggunaan white liquor yang optimal untuk mencapai kappa number target 10
adalah 109,26 g/l
2. Dari hasil analisa data jumlah penggunaan cairan pemasak yang diperoleh
adalah 104,1 – 109,7 g/l dan bilangan kappa yang diperoleh adalah 9,85 – 11,78.
Bilangan kappa yang dianalisis hanya sebagian yang memenuhi standar mutu
pulp yang memiliki bilangan kappa berkisar 10-12.
3. Semakin tinggi jumlah penggunaan caiaran pemasak maka bilangan kappa
semakin rendah dan bila semakin rendah jumlah penggunaan cairan pemasak
maka bilangan kappa semakin tinggi.
4. Dari hasil analisa regresi, hubungan penggunaan white liquor terhadap kappa
number diperoleh persamaan y = - 0,3462 x + 47,8287. Dengan koefisien
korelasi (r) = 1 yang artinya strenght white liquor sangat berpengaruh terhadap
kappa number.

A.6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada tugas khusus ini yaitu:
1. Agar digester sebagai media pemasak serpihan kayu dapat beroperasi dengan
baik perlu diperhatikan kondisi proses pemasakan seperti kualitas serpihan kayu
(chip), waktu dan temperature karena hal ini akan mempengaruhi tingkat
kematangan chip.
2. Sebaiknya pada proses pemasakan serpihan kayu tetap memperhatikan
penggunaan dari jumlah cairan pemasak supaya didapatkan tingkat kematangan
serpihan kayu yang sesuai standar sehingga dapat menjamin kualitas produksi
pulp.

A.7 Grafik Cairan Pemasak (White Liquor) Vs Bilangan Kappa

LA-9
12.2
12
Bilanga Kappa 11.8
11.6
11.4
11.2
11 y = -0,408x + 54,40
R² = 0,867
10.8
10.6
10.4
103.5 104 104.5 105 105.5 106 106.5 107 107.5

Cairan Pemasak (gpl)

LA-10

Anda mungkin juga menyukai