Laporan Gaby
Laporan Gaby
DESA RAPPOLEMBA
KECAMATAN TOMPOBULU
KABUPATEN GOWA
GABRIELLA KADENGANAN
B111 14 339
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
LAPORAN INDIVIDU
MAHASISWA KKN REGULER
UNHAS GELOMBANG 97
DESA RAPPOLEMBA
KECAMATAN TOMPOBULU
KABUPATEN GOWA
Mengetahui,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas rahmat dan
Laporan individu ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh setiap peserta
KKN, berisi tentang kegiatan selama KKN sesuai dengan kondisi dan wilayah desa
serta hubungannya dengan disiplin ilmu masing-masing. Adapun maksud
penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran informasi mengenai
hasil dari salah satu kegiatan selama KKN, yaitu “Menjadi Tenaga Pendidik” yang
dilaksanakan pada tanggal 10 dan 17 Januari 2017.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada supervisor KKN, Kepala Desa
KKN atas usaha dan kerjasamanya dalam penyelesaian penyusunan laporan akhir
individu ini.
kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan, oleh karena itu,
partisipasi aktif dari semua pihak berupa saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan akhir
individu kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Gabriella
Kadenganan
I. PENDAHULUAN ..........................................................................................1
LAMPIRAN
Teks Halaman
RK/ Ketua RT 17
Ketua RT 17
PENDAHULUAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu program Universitas untuk
mengembangkan basic keilmuan dari mahasiswa dalam berkecimpung
dimasyarakat. KKN muncul dari konsep atas kesadaran mahasiswa sebagai calon
sarjana untuk dapat memanfaatkan sebagian waktu belajarnya menyumbangkan
pengetahuan dan ilmu yang telah diperolehnya secara langsung dalam membantu
memecahkan dan melaksanakan pembangunan di dalam masyarakat.
Tahapan dalam mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) ialah sebagai berikut:
melakukan identifikasi masalah yang ada di lokasi/desa yang ditempati berdasarkan
kompetensi keilmuan ataupun keahlian yang dikuasai dengan model partisipasi dan
observasi, kemudian permasalahan yang ada di carikan alternatif pemecahan
masalah dan dilaksanakan selama 1 bulan 10 hari.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka di buatlah laporan ini sebagai
laporan desa yang menggambarkan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
UNHAS Reguler Gelombang 97 tahun 2017-2018 di Desa Rappolemba,
Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa.
Secara eksplisit, tujuan dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik UNHAS
Gelombang 94 adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa
Melatih mahasiswa sebagai pemecah masalah dan berjiwa pemimpin.
Mendewasakan cara berpikir mahasiswa dalam menyelesaikan masalah.
Lebih cekatan dalam menemukan dan memecahkan masalah.
Memperdalam pengertian mahasiswa terhadap kesulitan yang dihadapi
oleh masyarakat.
2. Masyarakat dan
Pemerintah/Institusi
Memperoleh tenaga kerja tambahan.
Mendapatkan ide atau masukan dari pihak mahasiswa atau
kaum intelektual.
Kalau kita mempelajari sejarah singkat Desa Rappolemba, maka kita dapat
mengenang kembali bahwa asal mula Desa Rappolemba terdiri dari 2 (dua) buah
kampung kompleks atau kampong gabungan yang masing-masing diperintah oleh
kepala kampong kompleks atau Gallarrang.
Pada mulanya kedua kampong kompleks itu statusnya sama, tetapi setelah
ada Surat Keputusan BKDH Kabupaten Gowa tanggall 16 Februari 1976, Nomor
6/AU/1967, tentang Penyempurnaan Desa Gaya Baru. Sebagai realisasi dari Surat
Keputusan Gubernur KDH Sulawesi Selatan Nomor 450/1965, maka dibentuklah
Desa Rppolemba yang ada sampai sekarang ini, yang namanya diambil dari
masing-masing Kampung Kompleks tersebut yaitu; Rappoala dan Lembaya.
Untuk mengenang kedua nenek moyang orang Rappoala ini, kuburan serta
batu nisannya di pelihara dengan baik dan di jadikan sebagai situs sejarah.
Keturunan yang memerintah pada waktu itu ialah “Karaeng Bonto” yang
statusnya pada waktu di sebut sebagai “Karaeng Palili”.
Antara kedua keturunan ini, ada hubungan kekeluargaan yang erat. Dari
kedua keturunan inilah berkembang turun temurun mewarisi Desa Rappolemba.
Jika kita meneliti benda-benda dan tempat bersejarah yang sampai sekarang masi
ada seperti ; “Kalewang” peninggalan “Toa’la’bu, “sa’be Lawanga” peninggalan
keturunan “Karaeng Bonto”, serta kuburan-kuburan tua yang terdapat barang-
barang antik dan terjaga dengan baik.
Dusun RW RT
Borimasunggu 2 4
Alla' 3 6
Boritallasa' 2 4
BuluPo'rong 4 8
Lembaya 2 4
Sa'belawang 3 6
Buloa 2 4
Jumlah 18 36
Presentase dari
No Jenjang Pendidikan Jumlah
Jumlah Penduduk
1 Tamat SD 912 19,45 %
2 Tamat SLTP 261 5,57 %
3 Tamat SLTA 158 3,37 %
4 Tamat Perguruan Tinggi 30 0,64 %
5 Tidak Tamat SD 1022 21,80 %
6 Masih SD 671 14,31 %
7 Masih SLTP 246 5,25%
8 Masih SLTA 135 2,88 %
9 Masih Kuliah 22 0,47 %
10 Belum Sekolah 374 7,89 %
11 Tidak Pernah Sekolah 858 18, 30 %
Jumlah 4.689 100%
1. Transportasi
a) Jalan poros
Jalan poros desa belum sepenuhnya memadai karena masih ada beberapa
Dusun yang jalannya masih perkerasan sehingga akses menuju Dusun
tersebut belum lancar.
b) Trasportasi
Transportasi yang digunakan oleh warga adalah mobil pribadi, sepeda
motor, ojek dan angkutan umum. Khusus untuk ankutan umum, biaya yang
di keluarkan ke kota sebesar Rp. 40.000. transportasi cukup lancar, karena
a. Kesehatan
Puskesdes
Sarana kesehatan umum belum memadai karena desa memiliki 1 unit
puskesdes dengan tenaga medis Cuma satu orang bidan yang melayani
7 dusun. Bagi Bumil yang akan melahirkan biasanya di bantu oleh
bidan dan kadang-kadang bidan bersama-sama dengan dukun. Bagi
masyarakat yang sakit biasanya, berobat di puskesmas jenepponto
karena pelayanan di puskesmas Tompobulu kurang maksimal.
Posyandu
Terdapat 7 unit pusiyandu di Desa Rappolemba, karena setiap Dusun
memiliki satu posiyandu. Posiyandu ini memiliki 15 kader terlatih
yang senantiasa mengikuti pelatihan demi peningkatan pelayanan
kepada masyarakat, khususnya bagi ibu hamil dan balita yang rutin di
lakukan sebulan sekali. Kegiatannya antara lain, imunisasi,
penimbangan balita, penyuluhan kesehatan dan swiping.
Jamkesmas
Untuk meningkatkan akses masyarakat khususnya bagi KK miskin
dan sangat miskin dengan pelayanan kesehatan maka dilakukan
penambahan kartu Jamkesmas serta pengadaan dan pemberian obat-
obatan bermutu. Ada peternak yang masih menyimpan ternaknya di
bawah kolong rumah sehingga mempengaruhi kesehatan keluarga
yang tinggal diatasnya.
b. Sanitasi
Jamban
Masih ada sekitar 50 % KK di Desa Rappolemba belum memiliki
jamban keluarga. KK yang belum memiliki jamban tersebut
merupakan KK miskin dan KK sangat miskin. Sehingga mereka
a. PAUD SPAS/TK
1 unit PAUD SPAS/TK
b. SD
Terdapat 5 unit Sekolah Dasar yakni :
1. SD Inpres Kayumalle
2. SD Inpres Taipakkodong
3. SD Inpres Bulu’po’rong
4. SD Inpres Bongkilemba
5. SD Negeri Lembaya
c. SLTP/Madrasah Tsanawiyah Rappolemba
2 unit sekolah Madrasah yang terletak di Dusun Bori’masunggu, dan
Dusun Lembaya, serta 1 unit di Dusun Alla’.
d. Keaksaran Fungsional
Terdapat pula 5 kelompok belajar buta aksara yang disebut KF
(keaksaraan Fungsioanal). Kelompok belajar ini belum memiliki sarana
tempat dan fasilitas yang permanen sehingga prosesnya dilakukan di
bawah kolong rumah scara bergantian.
4. Kondisi Perumahan dan Pemukiman Penduduk.
Kondisi rumah penduduk pada umumnya adalah bangunan rumah bawah
dan rumah atas (panggung) yang tersusun rapi di kiri dan di kanan jala.
No Nama Jabatan
1 ABD. Rahim SH Kepala Desa
2 H. Muhtar Sekretaris Desa
3 M. Arif Sirajuddin Kaur Administrasi Desa
4 Ismail Kaur Umum
5 Hj. Reski Kaur Keuangan
6 ABD. Musyawir Kaur Pemerintahan
7 Baharuddin Kaur Pembangunan
8 ABD. Hamid. S Kaur Kesejahtraan
No Nama Jabatan
1 M. Idris Ketua
2 Fitriani Sekretaris
3 M. Rusdi Anggota
4 M. Sirajuddun R Anggota
5 Supriadi Anggota
6 Sirajuddin J Anggota
7 M. Tanu Anggota
8 Muzakkir Anggota
9 Syahriani Anggota
Tabel. 2.7. Nama-Nama Kepala Dusun Borimasunggu dan Ketua RK/ Ketua RT
No Nama Jabatan
1 Adam Kepala Dusun
2 H. Sailla Ketua RK 001 Borimasunggu
| DESA RAPPOLEMBA, KEC. TOMPOBULU, KAB. GOWA 15
3 Mayo Ketua RT 001
4 Riping Ketua RT 002
5 Sattu. T Ketua RK 002 Ulu Alla
6 Naba. R Ketua RT 001
7 Naba Nyomba Ketua RT 002
Tabel. 2.8. Nama-Nama Kepala Dusun Alla’ dan Ketua RK/ Ketua RT
No Nama Jabatan
1 H. Kasu Kepala Dusun
2 Midu Ketua RK 001 Bajiminasa
3 Hamanja Ketua RT 001
4 Mangung Ketua RT 002
5 Bombo Ketua RK 002 Tangga Alla’
6 Sanni Ketua RT 001
7 Sabang Ketua RT 002
Tabel. 2.9. Nama-Nama Kepala Dusun Bori’tallasa dan Ketua RK/ Ketua RT
No Nama Jabatan
1 M. Sakir Kepala Dusun
2 Nurdin Ketua RK 001 Boritallasa
3 Siko Ketua RT 001
4 Saking Ketua RT 002
5 Sape Ketua RK 002 Bongki Alla’
6 Saripuddin Ketua RT 001
7 Saini Ketua RT 002
Tabel. 2. 10. Nama-Nama Kepala Dusun Bulu’po’rong dan Ketua RK/ Ketua RT
No Nama Jabatan
No Nama Jabatan
1 Asis Pao Kepala Dusun
2 Bali Ketua RK 001 Lembaya
3 Sampara Ketua RT 001
4 Saparuddin Ketua RT 002
5 Sahari Ketua RK 002 Bonto-bontoa
6 Sapri Ketua RT 001
7 Juma Ketua RT 002
Tabel. 2.12. Nama-Nama Kepala Dusun Buloa dan Ketua RK/ Ketua RT
No Nama Jabatan
1 Harung Kepala Dusun
2 Jido Ketua RK 001 Gntinga
3 Iwan Ketua RT 001
4 Rate Ketua RT 002
5 Muhammad Ketua RK 002 Tanetea
6 Jamaluddin Ketua RT 001
7 Ruddin Ketua RT 002
Tabel. 2. 13. Nama-Nama Kepala Dusun Sabbelawang dan Ketua RK/ Ketua RT
| DESA RAPPOLEMBA, KEC. TOMPOBULU, KAB. GOWA 17
No Nama Jabatan
1 H. Hamid Kepala Dusun
2 Rasiman Ketua RK 001 Borong Leko
3 Miseng Ketua RT 001
4 Tayang Ketua RT 002
5 Ramansi Ketua RK 002 Laringtangnga
6 Alimuddin Ketua RT 001
7 Dg. Buang Ketua RT 002
8 ABD. Malik Ketua RK 003 Bongkilemba
9 Sattu Ketua RT 001
10 Samsuddin Ketua RT 002
Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar karena fasilitas dalam kelas
tidak memadai serta keadaan atau kondisi siswa yang kurang bersemangat dalam
belajar seperti jera dan bermalas-malasan. Siswa yang seperti ini biasanya didukung
oleh kondisi atau lingkungan apatis, yang tidak peduli terhadap perkembangan
belajar siswa. Lingkungan keluarga yang apatis, yang tidak berperan dalam proses
belajar anak bisa menyebabkan si anak menjadi masa bodoh, sehingga belajar
menjadi kebutuhan yang sekedarnya saja.
Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, peran kurikulum dalam
pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis. Bahkan kurikulum memiliki
kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan,
serta kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari
pendidikan itu sendiri, karena peran kurikulum sangat penting maka, menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terkait dala proses pendidikan.
Sasaran :
Remaja usia 13-18 tahun Desa Rappolemba
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
| DESA RAPPOLEMBA, KEC. TOMPOBULU, KAB. GOWA 22
3.1. KESIMPULAN
Program Kerja Nyata (KKN) dalam melaksanakan kegiatan Kemah
Olahraga dan Seni (MAHONI) yang dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal
12 - 17 Januari 2017 telah berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan di Desa
Rappolemba Kecamatan Tompobulu Melalui kegiatan ini dapat ditarik beberapa
kesimpulan, diantaranya:
Para remaja sangat antusias melaksanakan dan ikut berpartisipasi
dalamkegiatan yang dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN.
Tersalurkannya bakat-bakat dan kreatifitas para remaja di Desa
Rappolemba.
Meningkatkatkan solidaritas ,ikatan persaudaraan ,kekompakan
antardusun di Desa Rappolemba.
Memberikan kenangan berharga bagi masyarakat di Desa Rappolemba
khususnya Remaja di Desa Rappolmba.
3.2. REKOMENDASI
Dari berbagai temuan yang ada, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan
secara berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan motivasi ,kreatifitas,dan
semangat kerjasama dari segi peningkatan kualitas dan kekompakan remaja di
Desa Rappollemba. Tentunya perlu adanya sarana dan prasarana dalam
terlaksananya kegiatan tersebut.