BUPATI BANJARNEGARA
TAHUN 2012
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karuniaNya kami telah dapat menyusun buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2012. Laporan Kinerja merupakan kewajiban sebagaimana
tersebut dalam Pasal 3 (tiga) Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999, bahwa Asas
Akuntabilitas sebagai salah satu pilar utama good governance.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang disusun ini
sebagai wujud pertanggungjawaban pejabat publik, untuk menyampaikan kepada publik
tentang kinerja pemerintah selama satu tahun. Sehingga LAKIP ini berupaya mengungkapkan
secara obyektif tentang keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program dan
kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Banjarnegara Periode Tahun 2011-2016.
Dengan harapan melalui media LAKIP ini akan memperoleh umpan balik yang
bermanfaat untuk melakukan perbaikan – perbaikan kinerja Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara di masa mendatang.
LAKIP ini sebagai wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam
mengembangkan Sistem Akuntabilitas Kinerja bagi Instansi Pemerintah, hal ini tampak dari
dukungan yang diberikan oleh seluruh Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara tanpa
terkecuali, yang telah menyusun LAKIP sejak Tahun 2003 sampai Tahun 2012.
Akhir kata, kepada seluruh Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara agar
senantiasa meningkatkan kinerjanya yang berbasis pada prinsip transparansi, partisipatif dan
akuntabel. Dengan penyelenggaraan sistem akuntabilitas yang baik, akan memberikan
kontribusi tercapainya pemerintahan yang baik (good governence) yang menjadi harapan
masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan khususnya di Kabupaten Banjarnegara.
BUPATI BANJARNEGARA
No. Jabatan Paraf &
Tgl
1. Sekda
2. Asisten
3. Kabag
SUTEDJO SLAMET UTOMO, S.H., M.Hum.
ii
DAFTAR ISI
Halaman :
C. Lingkungan Strategis...................................................... 5
A. Perencanaan ................................................................... 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I. Rencana Kinerja Tahunan
II. Pengukuran Kinerja
DAFTAR TABEL
iii
Halaman :
TABEL 1.1. : Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara Diperinci Per 6
Kecamatan
TABEL 1.2. : Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Di Kabupaten 7
Banjarnegara Tahun 2008 – 2012 dirinci menurut
Kecamatan
TABEL 1.3. : Nama sungai yang panjangnya lebih dari 10 Km di 9
Kabupaten Banjarnegara
TABEL 1.4. : Panjang saluran irigasi dirinci menurut jenis saluran dan 10
Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 (M)
TABEL 1.5. : Ketinggian Wilayah Kota Kecamatan di Kabupaten 11
Banjarnegara ( di atas permukaan laut/ meter dpl )
TABEL 1.6. : Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Banjarnegara. 13
TABEL 1.7. : Panjang Jalan di Kabupaten Banjarnegara 2008 – 2012 14
( km )
TABEL 1.8. : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banjarnegara 15
Menurut Lapangan Usaha atas dasar Harga Berlaku Tahun
2008 – 2012 ( Ribuan Rupiah )
TABEL 1.9. : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten 16
Banjarnegara Menurut Lapangan Usaha atas dasar
Harga Konstan Tahun 2008 – 2012 ( Ribuan Rupiah )
TABEL 1.10. : Kontribusi Produk Domestik Bruto Kabupaten 17
Banjarnegara menurut lapangan usaha atas dasar harga
berlaku Tahun Tahun 2008 – 2012 (persen)
TABEL 1.11. : Kontribusi Produk Domestik Bruto Kabupaten 17
Banjarnegara menurut lapangan usaha atas dasar harga
Konstan Tahun 2008 – 2012 (persen)
TABEL 1.12. : Perkembangan Laju Inflasi Di Kabupaten Banjarnegara 18
Per Bulan Menurut Tahun Kalender 2012 Januari s/d
Desember 2012 (%)
TABEL 1.13. : Laju Inflasi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2012 19
(persen)
TABEL 1.14. : Jumlah Pendapatan Asli Daerah Sendiri Kabupaten 19
Banjarnegara Tahun Anggaran 2007 - 2012 (000 Rp.)
TABEL 1.15. : Jenis Penggunaan Lahan Di Kabupaten Banjarnegara 21
TABEL 1.16.a. : Penggunaan Lahan Sawah di Kabupaten Banjarnegara 22
(hektar)
TABEL 1.16.b. : Penggunaan Bukan Lahan Sawah di Kabupaten 23
Banjarnegara (hektar)
TABEL 1.16.c. : Penggunaan Bukan Pertanian di Kabupaten Banjarnegara 23
(hektar)
TABEL 1.17. : Jumlah Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten 24
Banjarnegara Pada Tahun 2008-2012
iv
Halaman :
TABEL 1.18. : Jumlah Produksi Sayur-sayuran Tahun 2008-2012 25
TABEL 1.19. : Jumlah Produksi Buah-buahan Tahun 2008– 2012 26
TABEL 1.20. : Populasi Ternak Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 – 27
2012
TABEL 1.21. : LuaAreal Kolam dan Produksi Ikan Di Kabupaten 28
Banjarnegara Tahun 2008-2012
TABEL 1.22. : Luas Panen dan Produksi Perkebunan Di Kabupaten 29
Banjarnegara Tahun 2008 – 2012
TABEL 1.23. : Produksi Hasil Hutan Negara dan Hutan Rakyat di 31
Kabupaten Banjarnegara Menurut Jenis Produksi Tahun
2007-2012
TABEL 1.24. : Potensi Bahan Galian Golongan C Kabupaten Banjarnegara 33
Tahun 2010 – 2012
TABEL 1.25. : Banyaknya Jenis Industri di Kabupaten Banjarnegara 35
pada Tahun 2007 - 2012
TABEL 1.26. : Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan 35
Produksi di Kabupaten Banjarnegara menurut Kelompok
Jenis Industri Tahun 2012
TABEL 1.27. : Jumlah kunjungan Wisatawan di Kabupaten Banjarnegara 39
pada tahun 2007-2012
TABEL 1.28. : Banyaknya dan Kepadatan Penduduk Kabupaten 40
Banjarnegara Keadaan Tahun 2012
TABEL 1.29. : Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar menurut Jenis 41
Kelamin di Kabupaten Banjarnegara dalam waktu 3 (
tiga) Tahun (2007-2012)
TABEL 1.30. : Jumlah Pencari Kerja Tahun 2009 - 2012 Yang 42
Ditempatkan Bekerja
TABEL 1.31. : Banyaknya Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang 42
Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2011 - 2012
TABEL 1.32. : Banyaknya Penduduk Dirinci Menurut Sekolah Yang 46
Ditamatkan Tahun 2010-2011
TABEL 1.33. : Angka Partisipasi Kasar SD, SMP dan SMA Dirinci 47
Menurut Kecamatan Tahun 2009-2012
v
Halaman :
TABEL 1.34. : Angka Partisipasi Murni SD, SMP dan SMA Dirinci 48
Menurut Kecamatan Tahun 2009-2012
TABEL 1.35. : Banyaknya Anak Usia Sekolah Dan Yang Bersekolah 49
Dirinci Menurut Kelompok Umur Usia Sekolah Tahun
2012
TABEL 1.36. : Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara 50
pada Tahun 2012
TABEL 1.37. : Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten 51
Banjarnegara selama 4 (Empat) Tahun terakhir dari
Tahun 2007– 2012
TABEL 1.38. : Banyaknya Keluarga Sejahtera I di Kabupaten 51
Banjarnegara selama 4 ( Empat) Tahun terakhir dari
Tahun 2007– 2012
TABEL 1.39. : Banyaknya Keluarga Sejahtera II di Kabupaten 52
Banjarnegara selama 4 ( Empat) Tahun terakhir dari
Tahun 2007 – 2012
TABEL 1.40. : Banyaknya Keluarga Sejahtera III di Kabupaten 52
Banjarnegara selama 4 ( Empat) Tahun terakhir dari
Tahun 2007– 2012
TABEL 1.41. : Banyaknya Keluarga Sejahtera III Plus di Kabupaten 52
Banjarnegara selama 4 ( Empat) Tahun terakhir dari
Tahun 2007 – 2012
TABEL 1.42. : Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten 53
Banjarnegara Berdasarkan Pangkat Golongan Ruang
Keadaan Tahun 2010 - 2012 )
TABEL 1.43. : Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Kabupaten 54
Banjarnegara berdasarkan tingkat pendidikan tahun
2010-. 2012 ( keadaan sampai dengan tanggal 31
Desember 2012 )
TABEL 1.44. : Bagan Chart Jumlah PNS menurut tingkat pendidikan 55
Tahun 2012
TABEL 1.45. : Komposisi Parpol di DPRD Kabupaten Banjarnegara Hasil 56
Pemilu 2009
vi
Halaman :
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF
viii
1. Belum adanya sinkronisasi antara target yang ditetapkan dalam RPJMD dan RKPD yang
selanjutnya dituangkan dalam Renstra dan Renja SKPD. Target yang ditetapkan dalam
RKPD belum diaktualisasikan sesuai anggaran APBD sehingga target capaian kinerja
sasaran belum selaras.
2. Ada beberapa indikator kinerja sasaran tidak didukung ketersediaan data. Indikator
Kinerja Utama sebagai instrumen untuk mengukur pencapaian sasaran belum
sepenuhnya dipahami oleh masing–masing SKPD, dan belum adanya petunjuk teknis dari
beberapa penerapan SPM sehingga SKPD belum dapat menggali data profil pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Pemahaman oleh masing-masing SKPD terhadap ketentuan pedoman Penyusunan
LAKIP masih kurang sehingga penyusunan LAKIP belum optimal.
Adapun strategi pemecahan masalah di atas adalah :
1. Mengadakan evaluasi pada target-target yang telah ditetapkan di RPJMD sehingga ada
sinkronisasi antara RKPD dan Penetapan Kinerja SKPD.
2. Memacu penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara
penuh, yaitu SKPD selain menyusun Renstra, TAPKIN dan LAKIP juga harus
menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (TAPKIN)
Perubahan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman SKPD tentang penyusunan LAKIP dan
TAPKIN dengan mengundang Narasumber dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi dan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Tengah sehinga
masing-masing SKPD mempunyai persepsi yang sama dalam penyusunan LAKIP dan
TAPKIN sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta masing-masing
Kepala SKPD untuk memaparkan hasil LAKIPnya dihadapan tim pengarah sehingga
akan diketahui kekurangan dalam penyusunannya.
Pencapaian sasaran strategis Tahun 2012 ini telah mampu memberikan kontribusi
terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara secara makro pada tahun pertama masa
bakti Bupati Banjarnegara periode 2011-2016 dan diharapkan mampu menjadi landasan yang
baik untuk pembangunan lima tahun ke depan.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor
7 Tahun 1999 dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
239/IX/6/8/2003 disempurnakan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Hal ini merupakan bagian dari
implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong
terwujudnya sebuah Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) di Indonesia
sebagaimana telah diamanatkan oleh rakyat melalui Tap MPR Nomor IX Tahun 1998.
Penyusunan LAKIP, diharapkan dapat bermanfaat :
1. Mendorong Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk dapat menyelenggarakan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar, yang didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.
2. Menjadikan Kabupaten Banjarnegara akuntabel, sehingga dapat berpotensi secara
efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan.
3. Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam
rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat di Banjarnegara terhadap penyelenggara
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara.
1
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah melakukan penataan kelembagaan
kembali berdasarkan PP 41 Tahun 2007 atau yang lebih dikenal dengan Penataan
Struktur Organisasi dan Tata Kerja ( SOTK ) dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah
yaitu sebagai berikut :
a) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007 Nomor 9 Seri D);
b) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 15 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 15 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 107);
c) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 16 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banjarnegara
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 16 Seri D,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 108);
d) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 17
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 109);
e) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten
Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 18
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 110);
f) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008
Nomor 19 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor
111);
g) Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Nomor 9
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 137).
2
a) Tugas Pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam menyusun
kebijakan dan mengkoordinasikan Staf Ahli Bupati, Sekretariat DPRD, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Satuan
Polisi Pamong Praja, Kecamatan dan Kelurahan dan mempunyai fungsi
sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan Bupati Banjarnegara.
b) Tugas Pokok Sekretariat DPRD adalah menyelenggarakan administrasi
kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
DPRD dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan
oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, serta mempunyai Fungsi
sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan Bupati Banjarnegara.
c) Dinas Daerah Kabupaten Banjarnegara terdiri dari 12 ( dua belas ) Dinas, masing-
masing mempunyai tugas pokok sebagaimana telah ditetapkan dalam perda dan
fungsi sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Banjarnegara.
d) Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Banjarnegara yang terdiri dari 10 ( sepuluh )
yang terdiri dari Inspektorat, 3 Badan, 5 Kantor dan Rumah Sakit Umum
Daerah, masing-masing mempunyai tugas pokok sebagaimana telah ditetapkan
dalam perda dan fungsi sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati
Banjarnegara.
e) Satpol PP mempunyai tugas pokok memelihara dan menyelenggarakan
ketentraman umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan
Bupati.
f) Kecamatan mempunyai tugas pokok menjalankan kewenangan yang dilimpahkan
oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan tugas umum
pemerintahan serta mempunyai Fungsi sebagaimana telah ditetapkan dalam
Peraturan Bupati Banjarnegara.
g) Kelurahan mempunyai Tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarkatan dan mempunyai fungsi sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peraturan Bupati Banjarnegara.
h) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu mempunyai tugas pokok melaksanakan
koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan
secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi,
keamanan dan kepastian
i) Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas pokok menetapkan
pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana, standarisasi
serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana, menetapkan dan
menginformasikan peta rawan bencana, menyusun dan menetapkan prosedur tetap
3
penanganan bencana, mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan
barang.
3. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 sebagai berikut :
a) Sekretariat Daerah, terdiri dari :
(1) Asisten Pemerintahan, meliputi : Bagian Tata Pemerintahan, Bagian
Pemerintah Desa dan Bagian Hukum;
(2) Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat meliputi : Bagian
Pembangunan, Bagian Perekonomian dan Bagian Kesejahteraan Rakyat;
(3) Asisten Administrasi, meliputi : Bagian Organisasi, Bagian Hubungan
Masyarakat dan Bagian Umum.
b) Sekretariat DPRD, terdiri dari :
(1) Sekretaris DPRD
(2) Bagian, meliputi : Bagian Rapat dan Dokumentasi, Bagian Perundangan-
Undangan dan Pengkajian serta Bagian Umum.
c) Dinas Daerah, terdiri dari 12 Dinas, yaitu :
(1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
(2) Dinas Kesehatan
(3) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(4) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
(5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
(6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(7) Dinas Pekerjaan Umum
(8) Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi, Sumber Daya Mineral
(9) Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah
(10) Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan
(11) Dinas Kehutanan dan Perkebunan
(12) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
4
(3) Badan Kepegawaian Daerah
(4) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
(5) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
(6) Kantor Lingkungan Hidup
(7) Kantor Ketahanan Pangan
(8) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
(9) Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
(10) Rumah Sakit Umum Daerah
e) Satuan Polisi Pamong Praja
f) Kecamatan
Kecamatan berjumlah 20 (dua puluh), dengan Struktur Organisasi terdiri dari :
Camat, Sekretariat, Subag dan Seksi-Seksi.
g) Kelurahan
Kelurahan berjumlah 12 (dua belas), dengan Struktur Organisasi terdiri dari :
Lurah, Sekretariat dan Seksi-seksi.
h) Lembaga Lain Daerah terdiri dari :
(1) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
(2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
C. LINGKUNGAN STRATEGIS
1. KEADAAN GEOGRAFI
a) Letak Geografis.
Secara Astronomi Kabupaten Banjarnegara terletak. diantara 7 12’- 7 31’ Lintang
Selatan dan 109 29’ 10” – 109 45’50” Bujur Timur.
b) Batas-batas wilayah Kabupaten Banjarnegara:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Batang.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kebumen.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten
Purbalingga.
c) Luas Wilayah :
Luas wilayah Kabupaten Banjarnegara : 106.970,997 Ha atau sebesar 3,29 % dari
luas seluruh wilayah propinsi Jawa Tengah yang terdiri dari 20 kecamatan (12
Kelurahan dan 266 Desa).
5
Tabel I. 1.
Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara
Diperinci Per Kecamatan
d) Kependudukan :
Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2008 sampai Tahun
2012 tercatat sebanyak :
6
1. Laki –laki 513.108 584.296 545.817 553.076 483.433
1. Susukan 2.163 2.779 6.241 2.673 3.173 128 145 246 144 134
2. Purwareja 4.792 2.697 4.449 2.861 3.717 113 120 196 129 114
Klampok
3. Mandiraja 2.546 2.527 5.044 2.756 3.348 113 141 239 145 135
4. Purwonegoro + + + + - + + + + -
5. Bawang + + + + - + + + + -
7. Pagedongan - - - - - - - - - -
8. Sigaluh - - - - - - - - - -
9 Madukara 3.454 3.536 5.525 3.561 3.634 179 178 251 174 167
10 Banjarmangu 3.375 3.724 6.117 3.434 4.058 144 166 237 158 155
11 Wanadadi 3.083 3.423 6.211 3.266 3.580 149 171 342 159 160
7
12 Rakit - - - - - - - - - -
13 Punggelan - - - - - - - - - -
14 Karangkobar - - - - - - - - - -
15 Pagentan - - - - - - - - - -
16 Pejawaran 2.577 2.742 4.531 3.683 3.685 189 189 292 219 207
17 Batur - - - - - - - - - -
18 Wanayasa - - - - - - - - - -
19 Kalibening - - - - - - - - - -
20 Pandanarum - - - - - - - - - -
Tabel I.3
Nama sungai yang panjangnya lebih dari 10 Km di Kabupaten Banjarnegara
8
Parakan; 18
Dolog; 20
Urang; 13
Brukah, 10
Bombong, 11
Nama Sungai Sibebek, 13
Penaruban, 11
Bojong; 11
Tulis; 14
Gintung; 30
Pekacangan,
20 Merawu; 32
Pager; 10
Monda; 12
Sapi; 35
Piasa; 49
Serayu; 66
0 20 40 60 80
Panjang km
9
yang dirinci menurut jenis saluran primer, sekunder dan tersier dalam wilayah
Kecamatan sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel I. 4
Panjang saluran irigasi dirinci menurut jenis saluran
dan Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 -2012 (M)
3. JENIS TANAH
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara antara lain :
10
a) Tanah Alluvial, terdapat di wilayah Kecamatan Batur, Karangkobar, Purworejo
Klampok dan Wanadadi;
b) Tanah Latosol, terdapat di wilayah Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok,
Purwonegoro, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukoro, Banjarnegara,
Wanayasa, Pejawaran dan Pagentan;
c) Tanah Andosol, terdapat di wilayah Kecamatan Kalibening, Wanayasa, Pejawaran
dan Batur;
d) Tanah Grumosol, terdapat di wilayah Kecamatan Purwonegoro, Mandiraja,
Kalibening, Karangkobar, Pagentan dan Banjarnegara;
e) Tanah Organosol, terdapat di wilayah Kecamatan Batur;
f) Tanah Litosol, terdapat di wilayah Kecamatan Banjarnegara dan Punggelan.
4. TOPOGRAFI
Wilayah Kabupaten Banjarnegara terletak pada jalur pegunungan di bagian
tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur.
Topografi wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki relief yang beraneka ragam yaitu
dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan dengan pegunungan yang landai hingga
curam. Ditinjau dari segi ketinggian di wilayah Kabupaten Banjarnegara, maka
Kecamatan Purworejo Klampok merupakan wilayah terendah yaitu 44 m di atas
permukaan laut (dpl) dan yang tertinggi adalah wilayah Kecamatan Batur yaitu 1.633
meter dpl. Ketinggian dpl wilayah masing-masing kecamatan di Kabupaten
Banjarnegara dapat di bedakan sebagaimana tersebut dalam tabel berikut :
Tabel I. 5.
Ketinggian Wilayah Kota Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara
( di atas permukaan laut/ meter dpl )
11
1800
1.633
1600 Susukan
Pwj Klampok
Mandiraja
1400
Purwonegoro
1.245 Bawang
1200 Banjarnegara
1.130 1.135 Pagedongan
1.049 Sigaluh
1.015
1000 Madukara
935
Banjarmangu
800 Wanadadi
Rakit
639 Punggelan
600 600 Karangkobar
Pagentan
Pejawaran
400 374 Batur
320
289 290 Wanayasa
239
200 180 Kalibening
157
131 149 Pandanarum
80
44
0
KECAMATAN
5. ZONASI WILAYAH
Atas dasar topografi, jenis tanah, ketinggian wilayah dan keadaan hidrologi/
sumber air, wilayah Kabupaten Banjarnegara dibagi menjadi tiga zone wilayah
sebagai berikut :
a) Zone Utara : disebut Pegunungan Kendeng Utara yang berketinggian antara 600-
2.500 m dpl, berbukit, curam, banyak air dan subur meliputi: Kecamatan
Kalibening, Pagentan, Batur, Pejawaran, Wanayasa, Madukara, Banjarmangu dan
Punggelan. Komoditi : sayur mayur, jamur, teh, sapi potong, domba dan
pariwisata.
b) Zone Tengah : disebut Pegunungan Serayu Utara merupakan daerah landai yang
membujur dari barat ke timur sepanjang Sungai Serayu yang mempunyai
ketinggian 40-300 m dpl. Daerah ini relatif datar, banyak air / irigasi dan subur.
Meliputi: sebagian Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Purwonegoro, Mandiraja
dan Bawang. Komoditi : padi, palawija, ikan air tawar, kayu, pariwisata, salak,
obyek wisata dan PLTA Mrica.
c) Zone Selatan : disebut Pegunungan Serayu Selatan merupakan pegunungan
kapur, berbukit, bergelombang, curam, sedikit air dan gersang. Daerah
pegunungan ini mempunyai ketinggian 300-600 m, meliputi : Kecamatan Sigaluh,
12
sebagian besar dari Kecamatan Banjarnegara, Bawang, Purwonegoro dan
Susukan. Komoditi : Bahan Tambang Galian C, ketela pohon, bambu, kelapa.
7. INFRASTRUKTUR DASAR
13
Infrastruktur dasar seperti gedung, jalan, jembatan memainkan peran besar
dalam merangsang dinamika ekonomi dan sosial masyarakat. Langkah strategis
membuka dinamika ekonomi perbatasan antar kabupaten yang dilakukan adalah
membangun akses Banjarkebuka (Banjanegara - Kebumen dan Banjarnegara -
Pekalongan).
Keberadaan jalan merupakan daya tarik tersendiri pula bagi arus masuk
investasi daerah. Kurun waktu 2008 - 2012 panjang jalan di Kabupaten Banjarnegara
dalam kondisi baik, sedang, rusak, dan rusak berat, sebagaimana tampak pada Tabel
1.7 dibawah ini.
Tabel I.7.
Panjang Jalan di Kabupaten Banjarnegara
2008-2012 ( km )
D. KONDISI EKONOMI
1. Pendapatan Regional Domestik Bruto
Kondisi perekonomian daerah secara umum diwujudkan dalam bentuk PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) sebagai alat untuk mengukur tingkat pertumbuhan
keberhasilan perekonomian di suatu wilayah. PDRB Kabupaten Banjarnegara atas
Dasar Harga Berlaku pada tahun 2012 mencapai sebesar Rp 8.229.658.187,-
sedangkan PDRB atas Harga Konstan Tahun 2012 mencapai sebesar Rp
3.189.120.794,- dengan pendapatan perkapita Rp 7.534.996,- setahun atas dasar harga
berlaku sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp 2.919.928,-.
Dari Pertumbuhan PDRB konstan tercermin laju pertumbuhan ekonomi tahun
2012 sebesar 5,28 %. Dilihat konstribusinya sektor pertanian mendominasi sebesar
34,04 % mengalami penurunan sebesar 0,94 % dibanding tahun sebelumnya, diikuti
sektor jasa-jasa sebesar 21,84 % yang mengalami kenaikan sebesar 1,08 %
dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian diikuti sektor industri sebesar 12,71 %
yang mengalami penurunan sebesar 0,31 %, sektor perdagangan yang mempunyai
14
konstribusi sebesar 12,70 % yang mengalami kenaikan sebesar 0,05 %. Sedangkan
sektor yang mempunyai konstribusi kecil adalah sektor Bangunan, sektor Bank dan
lembaga keuangan lainnya, sektor angkutan, sektor pertambangan dan penggalian
serta sektor listrik, gas dan air bersih, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel : I. 8
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banjarnegara
Menurut Lapangan Usaha atas dasar Harga Berlaku
Tahun 2008 – 2012 ( Ribuan Rupiah )
Pertambangan &
2. 27.882.113 30.290.138 33.383.087 36.709.251 40.026.141
Penggalian
Penduduk Tengah
914.037 921.931 928.945 935.407 941.554
Tahun (Jiwa)
Tabel I.9.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banjarnegara
15
Menurut Lapangan Usaha atas dasar Harga Konstan
Tahun 2008 – 2012 ( Ribuan Rupiah )
Penggalian
3. Industri 366.594.772 374.321.854 379.955.750 394.671.823 405.095.394
Bersih
5. Bangunan/Konstruks 173.592.067 185.754.768 192.240.544 205.326.133 214.227.503
i
6. Perdagangan 333.486.158 349.819.184 366.334.839 383.513.404 404.680.810
Tahun (Jiwa)
(Rp)
Perkapita
16
berdasarkan harga konstan satu tahun terakhir adalah 5,28 % (Angka Prediksi)
sebagaimana tampak pada Tabel berikut :
Tabel : I.10.
Kontribusi Produk Domestik Bruto Kabupaten Banjarnegara menurut lapangan usaha
atas dasar harga berlaku Tahun 2008 – 2012 (persen)
Tabel : I.11.
Kontribusi Produk Domestik Bruto Kabupaten Banjarnegara menurut lapangan usaha
atas dasar harga Konstan Tahun 2008 – 2012 (persen)
17
6. Perdagangan 12,73 12,70 12,68 12,65 12,7
2. Laju Inflasi
Perubahan harga di suatu wilayah akan didapatkan angka inflasi yang
merupakan salah satu indikator stabilitas. Laju inflasi biasanya disebabkan oleh naik
turunnya produksi barang dan jasa, distribusi serta peredaran uang di suatu daerah.
Laju inflasi yang disajikan berdasarkan perubahan IHK ( Indeks Harga Konsumen )
dari 7 kelompok komoditi yaitu kelompok bahan makanan: makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau, pendidikan, rekreasi dan olah raga serta transportasi yang
disurvey dari pasar Banjarnegara Kota setiap minggu dan sebulan sekali.
Perkembangan Laju Inflasi di Kabupaten Banjarnegara Per Bulan Januari s/d
Desember 2012, sebagaimana tampak pada Tabel berikut
Tabel : I.12.
Perkembangan Laju Inflasi Di Kabupaten Banjarnegara Per Bulan Menurut Tahun
Kalender Januari s/d Desember 2012 (%)
Mak.jadi Pendk.
Bahan Peru- Kese- Trans-
No Bulan Umum Rokok & Sandang Rekr &
Makanan mahan hetan port
Tbk OR
18
9. September 0,05 -3,46 1,86 1,7 0 1,92 0,06 0,01
15
Laju Inflasi
10 11.09
6.49 7.13
5 4.37 4.73 4.45
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tahun
Laju Inflasi
3. Pendapatan Daerah
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Sendiri Kabupaten Banjarnegara
dilihat dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan dalam 6 (enam) tahun terakhir dari Tahun 2007–
2012 adalah sebagaimana tersebut dalam tabel berikut.
Tabel : I. 14.
Jumlah Pendapatan Asli Daerah Sendiri Kabupaten Banjarnegara
Tahun Anggaran 2007 - 2012 (Rp)
19
1. Pajak Daerah 6.211.800.000 6.810.613.473 6.418.980.000 7.314.771.313
20
Sumber : DPPKAD Kab. Banjarnegara.
Dilihat dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa Pendapatan Asli
Daerah Sendiri Kabupaten Banjarnegara dari Tahun 2007 sampai dengan 2012
mengalami peningkatan atau target terlampaui.
E. POTENSI WILAYAH
1. Potensi Sumber Daya Alam
a) Pertanian
Potensi sumberdaya alam yang dimiliki Kabupaten Banjarnegara sangat
beragam. Dari hasil evaluasi penggunaan tanah, luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara 106.970,997 Ha atau sekitar 3,29 % dari luas Propinsi Jawa Tengah
(3,25 juta Ha) dapat dirinci menurut penggunaanya sebagaimana tersebut dalam
tabel berikut :
Tabel : I.15.
Jenis Penggunaan Lahan Di Kabupaten Banjarnegara
g. Padang pengembalaan/ 12 0 0 0 0
rumput
h. Sementara tidak 0 0 2 2 2
diusahakan
21
i. Lainnya (pekarangan yg 101 1.211 1301 1.316 1.316
ditanami tanaman
pertanian, dll)
2. LAHAN BUKAN 37.094 35.703 36.357 36.263 36.263
PERTANIAN
a. Rumah, bangunan dan 15.920 15.143 15.169 15.178 15.178
halaman sekitarnya
b. Hutan Negara 16.172 15.545 16.163 16.163 16.163
c. Rawa-rawa (tidak 0 0 0 0 0
...ditanami)
d. Lainnya (jalan,sungai, 5.002 5.015 5025 4.922 4.922
danau, lahan tandus
dll)
JUMLAH SEMUA : 106.969 107.051 106.874 106.972 106.972
Keterangan : *) Data Tahun 2011
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banjarnegara
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 jenis
penggunaan lahan sawah di Kabupaten Banjarnegara yaitu 14.867 Ha atau 13,9
%, luas area yang paling banyak digunakan untuk lahan bukan sawah 55.842 Ha
atau 52,2 %, dan lahan bukan pertanian seluas 36.263 Ha atau 33,9 % dari luas
lahan keseluruhan, luas lahan lebih rinci dapat dilihat pada tabel :
Tabel I.16.a
Penggunaan Lahan Sawah di Kabupaten Banjarnegara (hektar)
Tabel 1.16.b
Penggunaan Lahan Bukan Sawah di Kabupaten Banjarnegara (hektar)
22
Kolam/Tebat/Empang
0,00% Tegal/Kebun
11,96% 2,36% 0,93%
Perkebunan
5,77%
Ditanami pohon/hutan
rakyat
Sementara tidak
78,97% diusahakan
Lainnya
Tabel 1.16.c
Penggunaan Lahan Bukan Pertanian di Kabupaten Banjarnegara (hektar)
Lainnya
44,57%
23
Tabel : I.17.
Jumlah Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Banjarnegara
Pada Tahun 2007-2012
1. PADI
2. PALAWIJA
24
Jumlah Produksi Sayur-sayuran Tahun 2008-2012
Tabel I.19.
Jumlah Produksi Buah-buahan Tahun 2007 – 2012
25
4. Jambu Biji 159,2 284,7 223 776,84 409,7 579,5
Tabel I. 20.
Populasi Ternak Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008 – 2012
26
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
I Ternak Besar
1. Sapi Perah 13 21 42 2.867 3.002
2. Sapi 40.426 41.638 41.842 34.320 37.067
3. Kerbau 2.209 2.023 1813 1.007 1.042
4. Kuda 242 209 196 153 200
II Ternak Kecil
1. Kambing 178.879 182.612 184.847 187.647 191.194
2. Domba 107.272 107.159 108.318 110.876 111.909
3. Babi 792 614 463 354 342
4. Kelinci 33.207 36.068 31.501 24.801 28.579
III Unggas
1. Ayam
2. Itik
27
ekor atau 3,68%, itik biasa naik dari 42.624 ekor menjadi 60.474 ekor atau 41,88
%.
c) Perikanan
Budi daya ikan air tawar yang dikembangkan di Kabupaten
Banjarnegara meliputi kolam pembenihan, kolam pembesaran, mina padi, jaring
apung, air deras dan lain-lain.
Luas areal kolam dan produksi ikan yang ada di Kabupaten Banjarnegara
nampak sebagaimana tabel berikut :
Tabel I. 21.
Luas Areal Kolam dan Produksi Ikan Di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008-2012
28
naik 248,63 % dan pembenihan UPR dari 367.350.000 ekor menjadi 425.725.000
ekor atau naik 15,89 %.
d) Perkebunan
Tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Banjarnegara
meliputi kopi, kelapa, teh, melati gambir dan sebagainya. Di Banjarnegara juga
dikembangkan tanaman obat-obatan seperti lada, jahe, kunyit, pohon dilem/
nilam dan lain sebagainya. Pada tahun 2012 Kabupaten Banjarnegara berupaya
untuk mengembangkan tanaman tebu dengan pembuatan kebun bibit datar tebu
seluas 15 Ha. Pengembangan tanaman tebu berlokasi di Kecamatan Punggelan,
Bawang, Rakit dan Purwanegara.
Luas panen dan produksi tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten
Banjarnegara nampak pada tabel sebagai berikut :
Tabel I. 22.
Luas Panen dan Produksi Perkebunan Di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008 – 2012
Rata2
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Keterangan Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012
( %)
29
15. Tembakau 271,39 271 271,14 265 370 0,07
21. Tebu - - - - 15 0
PRODUKSI (TON)
30
nilam, kemukus dan tebu. Sedangkan yang mengalami penurunan adalah melati
gambir, aren, lada, kina, kelapa dalam, kelapa deres, kelapa hibrida, kayu manis,
glagah arjuna dan panili.
2. Potensi Sumber Daya Hutan
Kawasan hutan di Kabupaten Banjarnegara seluas 106.970,997 Ha atau 43,9%
dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. Produksi hutan negara di
Kab.Banjarnegara yang terbesar masih berupa tebangan pinus dan damar serta sadapan
pinus dan damar. Sedangkan produksi hutan rakyat berupa kayu campuran sebagian
besarnya berupa kayu olahan dari pada kayu bulat. Luas dan Produksi Hutan Negara
dan Hutan Rakyat di Kabupaten Banjarnegara Menurut Jenis Produksi Tahun 2007 –
2012 sebagaimana tabel berikut.
Tabel I. 23.
Produksi Hasil Hutan Negara dan Hutan Rakyat di Kabupaten Banjarnegara
Menurut Jenis Produksi Tahun 2007-2012
Rata2
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No. Komoditas Pertumb
2007 2008 2009 2010 2011 2012
(%)
3. Potensi Pertambangan
31
Dari sumberdaya alam yang berupa tambang/ galian Kabupaten Banjarnegara
mempunyai potensi yang sangat besar yang tersebar di berbagai daerah seperti :
a) Marmer
Marmer Sebagai bahan galian dari batu gamping/ kapur (CaCo3) yang
mengalami proses ubah (Metamorf) Karena tekanan dan tempratur yang sangat
tinggi. Marmer ini mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi karen proses
pengolahanya sangat sederhana, mutu cukup baik dan jumlah cadangan
diperkirakan cukup besar, lokasinya terdapat di Kecamatan Purwonegoro,
Kecamatan Bawang dan Kecamatan Banjarnegara..
b) Feldspar/ Pasir Kwarsa
Merupakan endapan dari pelapukan batuan yang banyak mengandung mineral
feldspar. Mutu kurang baik untuk pembuatan kaca akan tetapi baik untuk
pembuatan keramik. Lokasi terdapat di Kecamatan Banjarnegara.
c) Asbes
Terdapat bersama dengan batuan seperti dan dari jenis anthapilit/ krisotin. Mutu
kurang baik, syarat pembentukannya (kondisi lingkungan geologi) belum
sempurna. Lokasinya terdapat di Kecamatan Purwonegoro dan Kecamatan
Bawang.
d) Trass
Endapan sekunder dari pelapukan andesit tua, dapat dimanfaatakan untuk
pembuatan bataco. Pengolahan cukup sederhana. Lokasinya terdapat pada
Kecamatan Punggelan, Wanayasa, Pejawaran, Karangkobar, Pagentan dan
Sigaluh.
e) Lain-lain
Selain Potensi bahan Galian Golongan C seperti Marmer, Pasir kwarsa, Asbes
dan trass juga terdapat galian C yang seperti Lempung, Batu Gamping, Felspar,
Oker, Batu tulis dan Zeolit.
Tabel I.24.
Potensi Bahan Galian Golongan C Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 – 2012
32
- Banjarnegara 2.144.000 2.144.000 2.144.000
- Punggelan 3.720.000 3.720.000 3.720.000
- Wanayasa 2.230.000 2.230.000 2.230.000
- Pejawaran 2.470.000 2.470.000 2.470.000
3. Feldspar - Purwanegara 32.421.101 32.421.923 9.795
- Bawang 12.020.054 12.021.923 53.151,27
- Banjarnegara 7.195.000 7.200.000 7.200.000
4. Pasir Kwarsa - Banjarnegara 253.450 254.000 254.000
5. Lempung - Mandiraja 3.135.024 3.136.075 3.136.075
- Banjarnegara 274.150 274.375 274.375
- Banjarmangu 187.423.200 187.425.000 187.425.000
- Punggelan 900.000 900.000 900.000
- Wanayasa 957.500 957.500 957.500
- Karangkobar 951.500 951.500 951.500
- Kalibening 242.500 242.750 242.750
- Pagentan 906.200 906.200 906.200
- Pejawaran 318.720 318.720 318.720
6. Trass - Punggelan 5.212.000 5.212.000 5.212.000
- Wanayasa 1.827.500 1.827.500 1.827.500
- Pejawaran 1.320.000 1.320.000 1.320.000
- Karangkobar 1.120.000 1.120.000 1.120.000
- Pagentan 145.000 145.000 145.000
- Sigaluh 4.250.000 4.250.000 4.250.000
7. Oker - Purwanegara 1.248.088 1.250.000 1.250.000
8. Batu Tulis/Slate - Purwanegara 146.700 147.000 147.000
9. Zeolit - Mandiraja 1.102.352 1.102.500 1.102.500
II BAHAN GALIAN BANGUNAN
10 Andesit - Sigaluh 6.874.122 6.874.366 6.874.366
- Banjarmangu 3.522.200 3.523.000 3.523.000
- Kalibening 32.142.112 32.143.500 32.143.500
- Karangkobar 193.201 195.015 195.015
- Pagentan 24.122 24.325 23.665
33
- Sigaluh 402.030 404.200 404.200
- Wanayasa 1.525.050 1.527.500 1.527.500
- Kalibening 1.948.700 1.949.500 1.949.500
- Pejawaran 84.800 85.000 85.000
- Batur 9.500 9.700 9.700
14 Batu Lempeng - Pagentan 17.344.000 17.345.000 17.345.000
- Batur 2.347.210 2.347.698 2.347.698
- Pejawaran 19.351.001 19.354.600 19.354.600
- Karangkobar 10.986.125 10.987.375 10.987.375
- Wanayasa 11.986.100 11.987.659 11.987.659
15 Breksi - Banjarmangu 232.200 235.488 235.488
- Merah - Pejawaran 43.722 43.978 43.978
- Multi Colour - Batur - - -
- Hijau - Punggelan 34.125 34.594 34.594
Sumber : Dinas PSDA dan ESDM Kab. Banjarnegara
5. Potensi Industri
Sektor industri merupakan sektor penting selain sektor pertanian di Kabupaten
Banjarnegara. Sektor Industri dibedakan menjadi Industri Besar dengan tenaga kerja:
100 orang atau lebih dengan nilai investasi di atas Rp 10.000.000.000,- (sepuluh
milyar rupiah). Untuk Industri sedang dengan tenaga kerja: 20-99 orang dengan nilai
investasi Rp 200.000.000,- – Rp 10.000.000.000,-, Industri kecil dengan tenaga kerja
5-19 orang dengan nilai investasi sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) dan Industri Rumah Tangga dengan tenaga kerja 1-4 orang.
Di Kabupaten Banjarnegara, tercatat untuk Industri besar = 2 perusahaan,
Industri menengah = 9 perusahaan dan Industri kecil = 21.074 perusahaan termasuk di
dalamnya industri rumah tangga.
Tabel I. 25.
Banyaknya Jenis Industri di Kabupaten Banjarnegara
pada Tahun 2007 - 2012
34
25000 24993
23,041
20,811 21074
20000 19084
Besar
Jumlah 15000
Sedang
10000 Kecil
5000 RT
434 415
417
0 2 7425 4 7175 4 7175 29
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jenis Industri
35
22 Kolang kaling 3 36 6 1.900 kg
23 Minuman Carica 3 12 7 6.812 btl
24 Minuman 1 5 2 1,200 saset
Purwaceng
25 Tape / Peyem 4 18 87 3.600 kg
26 Kopi Bubuk 8 10 4 2,015 kg
27 Saos Tomat 4 18 87 2.300 btl
28 Minyak Urut 1 1 1 3.003 btl
29 Meubelair/Perabot 735 1.746 3.939 60.525 bh
30 Kerajinan Bambu/ 6.086 10.995 126 60.653.000 bh
kayu
31 Penggilingan padi/ 102 182 1.598 14.355.662 kg
Tepung
32 Pakan Ikan 8 35 246 9.000 kg
33 Rokok 1 50 500 1.340.000 batang
34 Pengolahan 4 8 10 8.000 bh
Tempurung
35 Kecap 5 16 65 9.350 btl
36 Tepung Aren 3 7 2 750 bh
37 Reyeng Pindang 193 385 19 425.600 bh
38 Tepung Irut 1 5 15 24.000 kg
39 Penggilingan 6 40 350 77.400 kg
Daging
40 Minuman Buah 1 25 200 50.000 lt
41 Minuman jahe 1 2 5 810 kg
B ANEKA
INDUSTRI
1 Genteng 58 144 1.201 1.312.500 bh
2 Paving 6 20 47 21.900 bh
3 Industri Tas 3 16 26 1,625 bh
4 Konveksi / Penjahit 204 296 620 393.942 ptg
5 Batu bata 782 2.577 1.445 21.911.916 bh
36
14 Gybsum 18 69 187 14.414 bh
15 Bulu Mata 19 169 8 669.059 bh
16 Batik Tulis 73 158 830 9.636 lbr
17 Kerajinan Kulit 27 89 301 126.000 bh
kerang
18 Keramik 12 1.961 2.993 63.074 bh
19 Batu Lempeng 12 36 42 25.850 m3
20 Anyaman 10 13 28 6.708 bh
Jaring/tikar
21 Reparasi Elektronik 34 41 375 646 (dlm jt)
22 Kerajinan Batu 26 62 21 3.819 bh
23 Kaki Guci 28 265 147 130.900 bh
24 Wayang Kulit 1 1 1 15 bh
25 Sablon 19 49 59 34.518 bh
26 Kaos Kaki 1 3 25 1.236 psg
27 Batu Split 46 227 286 1.871 m3
28 Mainan Anak 1 2 5 1.125 bh
29 Las Tralis / pintu 8 28 114 341 bh
30 pot bunga 2 5 3 250 bh
31 Sulak 2 10 27 10.375 bh
32 Kerajinan hanger 1 9 10 600 bh
33 Kerajinan dompet 1 3 3 75 bh
kulit
34 Peti Buah 15 33 18 1.925 bh
35 Batu cincin / akik 1 2 2 30 bh
36 Etalase 4 14 76 102 bh
37 Pengrajin sandal 4 8 3 370 bh
38 Doran Cangkul 2 10 2 260 bh
C. INDUSTRI
MENENGAH
1 Tepung Tapioka 5 392 3.610 12.060 kg
2 Veneer 3 150 27.250 23.800 m3
3 Bulu Mata 1 852 1.900 1.500.000 psg
D. INDUSTRI BESAR
1 Pengolahan Kayu 2 1.418 45.000 37.795 m3
37
pada tahun 2011 sebanyak 37 jenis, bidang aneka industri sama dengan tahun 2011
yaitu 38 jenis, untuk industri sedang/ menengah sebanyak 3 jenis mengalami
peningkatan dari tahun 2011 yang hanya 2 jenis dan untuk industri kecil mengalami
penurunan dari tahun 2011 sebanyak 1 jenis.
Untuk penyerapan tenaga kerja yang mendukung nilai investasi dan produksi,
terbesar pada Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan, tempe kedelai, gula kelapa,
aneka makanan ringan, tembakau/ garangan, gula aren, tepung tapioka, tahu, teh
rakyat, reyeng pindang, pengolahan kayu, kerajinan kayu/ bambu, meubelair/ perabot
yang merupakan industri kecil dan industri Rumah Tangga.
Sedangkan untuk Aneka Industri, batu bata, perbengkelan, keramik, kaki guci
dan batu split. Untuk gambaran selengkapnya tentang proporsi jumlah perusahaan,
jumlah tenaga kerja, nilai investasi dan produksi menurut kelompok jenis industri
pada Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 adalah sebagaimana pada tabel I.26.
6. Potensi Pariwisata
Perkembangan dunia kepariwisataan di Kabupaten Banjarnegara dari tahun
2007 s/d 2012 dan tahun 2010 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya
kenaikan harga BBM pada 2007 sehingga berkurang peminat wisatawan, dan juga
banyaknya objek wisata di Banjarnegara yang kondisi dan fasilitas yang dimiliki
belum memenuhi standar pariwisata sehingga banyak wisatawan yang beralih ke objek
wisata lain yang lebih mudah terjangkau. Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009
kunjungan wisatawan mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2011
sampai tahun 2012 jumlah kunjungan wisata juga mengalami peningkatan dari tahun
2010 karena adanya promosi pariwisata melalui pertunjukan seni, penyelenggaraan
pameran pariwisata, promosi melalui website, juga muncul destinasi pariwisata baru
seperti wisata arung jeram Sungai Serayu di Kecamatan Sigaluh yang banyak
menyerap kunjungan wisatawan sehingga membutuhkan pengembangan, pemasaran
dan kemitraan pariwisata. Disamping itu Kabupaten Banjarnegara juga memiliki
Obyek dan Daya tarik wisata yang tersebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten
Banjarnegara.
Potensi kepariwisataan tersebut meliputi :
Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng
38
Wisata Rekreasi Khusus Arung Jeram Sungai Serayu
Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas
Pusat Seni dan Kerajinan Keramik Klampok
Wisata Tirta Waduk Pangsar Sudirman
Taman Rekreasi Anglir Mendung Paweden
Wisata Alam Curug Pitu
Wisata Alam Curug Sikopel
Wisata Alam Air Panas dan Curug Biting
Wisata Air Panas Kali Putih
Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2007-
2012 sebagaimana nampak dalam tabel sebagai berikut.
Tabel I. 27.
Jumlah kunjungan Wisatawan di Kabupaten Banjarnegara
Pada Tahun 2007-2012
600000
473812458161461291473702
Jum lah 400000 323842
268297
200000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Kependudukan
Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Catata Sipil Tahun 2012,
maka jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2012 tercatat sebesar
944.663 yang terdiri atas 483.433 laki –laki dan 461.230 perempuan.
39
Penyebaran penduduk di tiap Kecamatan tidak merata, dimana kecamatan
dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Punggelan yaitu sebanyak 82.326 jiwa
dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di Kecamatan Pandanarum dengan jumlah
penduduk 20.737 jiwa.
Untuk tingkat kepadatan penduduk tahun 2012 adalah terbesar 883 jiwa per
Km2, dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Banjarnegara yaitu sebesar
2.547 jiwa per Km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di wilayah
Kecamatan Pandanarum 354 jiwa per Km2.
Jumlah, penyebaran dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel sebagai
berikut.
Tabel I.28.
Banyaknya dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banjarnegara
Keadaan Tahun 2012
LUAS PENDUDUK
No. KECAMATAN WILAYAH Laki-Laki Perempuan JUMLAH KEPADATAN
(km2) (JIWA) (JIWA) (JIWA) (JIWA/Km2)
40
19. Pandanarum 58,56 10.630 10.107 20.737 354
2. Ketenagakerjaan
Tingkat pertumbuhan rata-rata penduduk Kabupaten Banjarnegara sebesar -1,14
% berimplikasi pada penyediaan kebutuhan pokok masyarakat dan kesempatan
memperoleh lapangan pekerjaan. Penduduk berdasarkan pekerjaan didominasi oleh
petani/ pekebun sejumlah 243.015 orang atau 25,73 %.
Sedangkan banyaknya pencari kerja yang terdaftar menurut jenis kelamin
dalam waktu 6 (enam) tahun terakhir di Kabupaten Banjarnegara sebagaimana
tersebut pada tabel berikut :
Tabel I. 29.
Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007-2012
Jumlah Pencari kerja
Tahun
Laki-laki Perempuan Jumlah Prosentase
41
Sedangkan untuk tahun 2007 lebih banyak kaum laki-laki dengan selisih 985 orang.
Jumlah pencari kerja yang ditempatkan kerja pada tahun 2009 sampai 2012
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel I. 30.
Jumlah Pencari Kerja Tahun 2009 -2012
Yang Ditempatkan Bekerja
4. INFORMAL 25 - - -
3. Mata Pencaharian
Sebagian besar penduduk Kabupaten Banjarnegara yang bekerja masih
didominasi oleh petani/ pekebun sedangkan penduduk yang bekerja terendah adalah
sebagai Psikiater Psikolog dan Penyiar Televisi sebagaimana dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel I.31.
Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara
Menurut Pekerjaan Tahun 2011-2012
42
9. Petani/ Pekebun 289.107 243.015
36. Seniman 96 85
37. Tabib 25 20
38. Paraji 68 64
40. Penterjemah 8 7
43
41. Imam Masjid 57 54
42. Pendeta 27 25
43. Pastor 6 4
44. Wartawan 24 24
51. Presiden - -
56. Gubernur - -
58. Bupati 1 1
60. Walikota - -
64. Dosen 51 54
66. Pilot 3 3
67. Pengacara 17 16
68. Notaris 6 5
69. Arsitek 23 20
70. Akuntan 4 4
71. Konsultan 29 24
44
72. Dokter 97 76
75. Apoteker 40 41
79. Pelaut 65 64
80. Peneliti 15 14
82. Pialang 4 4
83. Paranormal 24 19
87. Biarawati 14 9
4. Pendidikan Penduduk
Sumber Daya Manusia sebagai modal dasar pembangunan di Kabupaten
Banjarnegara baik kuantitas maupun kualitas masih sangat memprihatinkan. Kualitas
SDM bisa langsung dinikmati melalui jumlah penduduk yang sedang atau telah tamat
dalam mengikuti sekolah pada jenjang pendidikan lanjutan atau jenjang yang lebih
tinggi.
45
Dari Tabel I.32. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk
sebagian besar berpendidikan SD/MI/sederajat dengan proporsi 41,63 %, sedangkan
yang berpendidikan SLTP/Mts/sederajat/kejuruan sebanyak 12,96 %,
SMU/MA/sederajat 9,01 %, Diploma I/II 0,66 %, Diploma III/ Sarmud 0,57 %,
Strata I 1,38 %, Strata II 0,07 % dan Strata III 0,001 %, sedangkan yang tidak
sekolah/belum sekolah 12,29 % dan selebihnya tidak punya ijazah SD/tidak tamat
21,44 %. Banyaknya penduduk dirinci menurut sekolah yang ditamatkan pada Tahun
2010-2012, di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam
tabel berikut :
Tabel I.32
Banyaknya Penduduk Dirinci
Menurut Sekolah Yang Ditamatkan Tahun 2010-2012
46
Untuk APK pada tingkat SMA/SMK pada tahun 2011/2012 dapat dicapai
sebesar 54,52 %. Bila dibandingkan dengan APK SMA/SMK tahun 2010/2011 sebesar
52,47 %, maka ada peningkatan sebesar 0,04 %.
Angka Partisipasi Kasar Tahun 2009-2012 di Kabupaten Banjarnegara dapat
dilihat sebagaimana tersebut dalam tabel berikut :
Tabel I.33.
Angka Partisipasi Kasar SD, SMP dan SMA
Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012
47
Tahun 2010 103,95 95,81 51,06
48
14. Karangkobar 103,28 102,28 79,76 88.06 73.10 59.16
15. Pagentan 91,61 68,72 - 78.53 47.60 -
16. Pejawaran 96,11 62,19 0,90 77.58 40.61 3.03
17. Batur 93,74 49,44 11,17 79.09 34.50 8.18
18. Wanayasa 96,13 54,36 11,70 79.31 32.72 12.04
19. Kalibening 89,28 73,61 17,95 71.77 59.09 13.76
20. Pandanarum 89,35 63,53 - 74.83 43.33 -
JUMLAH 96,93 78,76 45,14 80,77 56,54 34,41
Tahun 2010 98,05 88,29 45,91
Tabel. I. 35.
Banyaknya Anak Usia Sekolah Dan Yang Bersekolah
Dirinci Menurut Kelompok Umur Usia Sekolah
Tahun 2012
49
15. Pagentan 4,205 1,979 1,866 3,708 1,032 40
16. Pejawaran 5,080 2,226 2,012 4,254 1,101 124
17. Batur 4,261 1,878 1,796 3,534 728 195
18. Wanayasa 5,418 2,454 2,259 4,573 991 308
19. Kalibening 5,339 2,513 2,057 4,475 1,770 322
20. Pandanarum 2,757 1,221 863 2,243 584 93
JUMLAH 106,468 51,145 45,202 96,299 37,935 17,288
Sumber : Dindikpora Kab. Banjarnegara
5. Kesehatan
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Banjarnegara saat ini mengutamakan
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ketersediaan sumber daya kesehatan. Sarana
Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara meliputi pelayanan kesehatan dasar berupa
Puskesmas Perawatan (20 buah), Puskesmas Non Perawatan (12 buah), Rintisan
Rawat Inap (3 buah), Puskesmas Pembantu (43 buah), Puskesdes (173 buah),
Puskesmas Keliling (35 buah), serta untuk pelayanan kesehatan rujukan Rumah Sakit
Pemerintah (1 buah), Rumah Sakit Swasta (2 buah) dan klinik Pengobatan Umum (15
buah) serta Klinik Bersalin (3 buah), Poliklinik (4 buah), untuk Apotek (37 buah).
Selengkapnya kondisi sarana Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara sebagaimana
dalam tabel berikut :
Tabel 1.36
Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2012
45 42 42
37 42 43 RS Pemerintah
40 35 37 RS Swasta
35 37 35 37
35 30 36 3535 KP Swasta
27 30
KB Swasta
30 27
Puskesmas Pemerintah
25 Pustu Pemerintah
20 17 Pusling Pemerintah
15 15 Apotek
Lab Pemerintah
10 31 1 Poliklinik
3
5 1 4 1 4 3 4 3 4
2 1 12 1 12 1
0
6. Kesejahteraan Sosial
Dengan adanya program-program pengentasan kemiskinan semenjak tahun 1997
sampai dengan sekarang, seperti Program Jaring Pengamanan Sosial (JPS), Program
Pengentasan secara sistematis keluarga Pra sejahtera menjadi sejahtera, Bantuan
Langsung Tunai (BLT), Bantuan Raskin dan lain sebagainya membawa dampak pada
50
berkurangnya KK miskin di Kabupaten Banjarnegara, melihat data tabel dibawah ini,
tampak dalam tahun 2012 ini penurunan secara fisik keluarga Pra Sejahtera sebesar
392 dibanding kondisi tahun 2011 atau turun 0,48 %, sedangkan untuk keluarga
Sejahtera III Plus mengalami penurunan sebesar 25 atau 0,26 %.
Penurunan jumlah keluarga Pra Sejahtera ini membuktikan bahwa KK Miskin di
Kabupaten Banjarnegara makin berkurang, walaupun hanya 0,48 %.
Tabel I.37
Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Banjarnegara
selama 6 (Enam) Tahun terakhir dari Tahun 2007– 2012
86862
94271
81735
83680
81343
98096
100000
50000
0
2007 2008 2009 2010 2011
2012 2012
Tabel I.38
Banyaknya Keluarga Sejahtera I di Kabupaten Banjarnegara
selama 6 (Enam) Tahun terakhir dari Tahun 2007 – 2012
61417
61984
54942
50530
46750
57811
80000
60000
40000
20000
0
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Tabel I.39
Banyaknya Keluarga Sejahtera II di Kabupaten Banjarnegara
selama 6 (Enam) Tahun terakhir dari Tahun 2007 – 2012
51
64038
62791
50530
54942
57811
46750
80000
60000
40000
20000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel I.40
Banyaknya Keluarga Sejahtera III di Kabupaten Banjarnegara
selama 6 (Enam) Tahun terakhir dari Tahun 2007 – 2012
58328
59850
54644
60835
43350
100000
48670
50000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel I.41
Banyaknya Keluarga Sejahtera III Plus di Kabupaten Banjarnegara
selama 6 (Enam) Tahun terakhir dari Tahun 2007 – 2012
9719
9694
9561
8748
7935
7562
10000
5000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
52
salah satu faktor keberhasilan pelayanan tersebut adalah tersedianya aparatur atau
Pegawai pemerintah Daerah Otonom. Berdasarkan Pangkat Golongan Ruang, maka
selengkapnya kondisi aparatur pemerintah kabupaten Banjarnegara adalah sebagaimana
tabel berikut.
Tabel. I.42
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Da
erah Kabupaten Banjarnegara
Berdasarkan Pangkat Golongan Ruang
( Keadaan Tahun 2010-2012 )
Tabel I.43
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Kabupaten Banjarnegara
53
berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2010 s.d 2012 ( keadaan sampai dengan tanggal 31
Desember 2012)
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan PNS di Kabupaten
Banjarnegara, ke jenjang pendidikan yang lebih tingggi semakin meningkat seperti
Strata 2 pada tahun 2011 sejumlah 184 orang menjadi 258 bertambah 74 atau 0,85 %,
Strata 1 pada tahun 2011 sejumlah 4.118 menjadi 5.202 pada tahun 2012 bertambah
1.084 atau 13,28 %, DIV pada tahun 2011 sejumlah 164 menjadi 48 pada tahun 2012
berkurang atau 1,03 %, DIII/ Sarmud pada tahun 2011 sejumlah 834 orang menjadi 784
orang pada tahun 2012 berkurang 50 orang atau 0,04 %. Hal ini dikarenakan adanya
kebijakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk meningkatkan SDM aparaturnya
dengan cara memberikan kemudahan untuk memperoleh kesempatan melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi kepada pegawai baik melalui ijin belajar maupun tugas
belajar dan penambahan CPNS. Peningkatan kompetensi juga dilaksanakan dengan
mengirimkan para pejabat struktural untuk mengikuti Diklat Kepemimpinan serta
mengirimkan PNS untuk mengikuti Diklat Teknis dan Diklat Fungsional untuk
menambah pengetahuan dan kemampuan SDM Aparatur di Kabupaten Banjarnegara.
Sedangkan untuk tingkat SD, SLTP, SLTA,dan DI/II menurun dikarenakan adanya PNS
yang memasuki BUP dengan tingkat pendidikan tersebut dan juga penyesuaian ijazah
ke tingkat yang lebih tinggi bagi yang sudah memenuhi.
Secara bagan chart, maka komposisi PNS menurut jenjang pendidikan adalah
sebagai berikut :
Tabel I. 44
Bagan Chart Jumlah PNS menurut tingkat pendidikan Tahun 2012
54
S-1
51,12%
SD
D-IV SLTP
0,47% SLTA
D-I / II
D-III D-III
7,71% D-IV
D-I / II S-1
14,12% SLTA SD S-2
17,83% SLTP 2,33%
S-2 3,88%
2,54%
8. Pemerintahan
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, maka terjadi perubahan wacana dan sistem
pemerintahan di Daerah.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah melaksanakan penataan kelembagaan
berdasarkan PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang terdiri dari:
a) Sekretaris Daerah, terdiri dari 3 Asisten Sekda dan 9 Bagian serta Sekertariat
Dewan yang terdiri dari : Sekrertaris Dewan, 3 Bagian dan 7 Sub Bagian.
b) Dinas Daerah terdiri dari 12 Dinas
c) Lemtekda terdiri dari , Inspektorat, 3 Badan , 5 kantor dan RSUD
d) Lembaga Lain ( Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan BPBD)
e) Satpol PP
f) Kecamatan dan Kelurahan
Berjalannya pemerintahan di daerah sangat di tentukan oleh kerja sama dan
dukungan dari masyarakat yang diwakili DPRD. Berdasarkan pasal 40 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004, DPRD berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan
Pemerintahan daerah.
Dalam kedudukannya tersebut maka DPRD merupakan wahana untuk
melaksanakan demokratisasi berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu maka peran dan
fungsi DPRD menempatkan kedudukannya menjadi sejajar dan sekaligus sebagai
mitra Pemerintah Daerah selaku badan eksekutif daerah.
Komposisi Keanggotaan DPRD Kabupaten Banjarnegara menurut perwakilan
Partai Tahun 2009 yang ada saat ini terdiri dari 50 anggota sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1.45
55
Komposisi Parpol di DPRD Kabupaten Banjarnegara
Hasil Pemilu 2009
PKNU; 1
GERINDRA;
P DEMOKRAT;
3,00
5
PKS; 6,00
PDIP; 7
PAN; 8
PPP; 6,00
PAN; 5,00
GOLKAR; 8
PKB; 5,00
PDP; 1
56
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJM) Daerah Tahun 2011-
2016 Kabupaten Banjarnegara merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah
Kabupaten Banjarnegara yang ditentukan dalam jangka waktu 5 (lima ) tahun dan telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2012.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten
Banjarnegara memuat arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Banjarnegara
yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. PERNYATAAN VISI
Kabupaten Banjarnegara sebagai daerah otonom telah mendapatkan
penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah pusat untuk menyelenggarakan
pemerintahan di daerah. Sebagai daerah otonom Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan
dalam mewujudkan tujuan daerah. Dalam periode 2011-2016, Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara menetapkan visi :
“TERWUJUDNYA BANJARNEGARA YANG MANDIRI DAN BERDAYA
SAING, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA YANG BERAKHLAK
MULIA”
a. Mandiri berarti suatu kondisi daerah yang mampu memenuhi kebutuhan dasar dan
mengambil keputusan sendiri tanpa bergantung kepada daerah lain. Oleh karena
itu, semua aktivitas daerah perlu didasarkan atas kemampuan dan inisiatif
masyarakat, baik perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan maupun evaluasi hasil,
dalam menentukan apa yang terbaik bagi daerahnya, yang tercermin dalam aspek
kehidupan (nilai sosial budaya, ekonomi, taat azas, kelembagaan, keuangan
daerah) sehingga sejajar dan sederajat dengan masyarakat daerah lain yang telah
maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Dalam konteks ini,
konsep kemandirian yang dimaksud bukan merupakan sebuah kondisi suatu daerah
yang tidak menjalin hubungan dengan daerah lain, namun sebuah konsep dinamis
yang tetap mengenal saling ketergantungan. Kunci utama dalam mencapai
kemandirian daerah adalah daya saing yang meningkat selama lima tahun ke
depan.
57
memanfaatkan potensi yang dimiliki sehingga mampu mengikuti dinamika
dan mampu bersaing di era otonomi dan globalisasi.
c. Sejahtera merupakan suatu hal yang ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu kondisi daerah yang mendukung
pengembangan potensi seluruh individu dalam masyarakat sehingga dapat
memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di bidang ekonomi,
sosial, budaya, politik, pertahanan dan keamanan. Dengan demikian, diharapkan
seluruh individu masyarakat dapat mencukupi kebutuhan lahiriah dan batiniah
yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan
bermartabat karena terpenuhinya kebutuhan ekonomi, sosial dan religius. Dalam
konteks ini, sektor pertanian sebagai basis perekonomian telah menyatu dan
memiliki peran paling penting di seluruh bidang tersebut sehingga mampu
mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan.
d. Berakhlak mulia mempunyai arti bahwa disamping terpenuhinya kebutuhan
jasmani masyarakat Kabupaten Banjarnegara, juga terpenuhinya kebutuhan rohani
yang ditandai dengan sikap dan akhlak mulia yang sesuai dengan pemahaman,
penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, sehingga diharapkan seluruh proses pembangunan yang
dilaksanakan di Kabupaten Banjarnegara selalu mengedepankan norma-norma
agama.
2. PERNYATAAN MISI
Misi merupakan penjabaran atau operasionalisasi dari visi. Misi pada dasarnya
merupakan beban yang akan dipikul dan diselesaikan agar visi dapat terwujud.
Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan misi sebagai berikut :
1) Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui
Pembangunan Berbasis Pertanian dan Potensi Lokal Yang Berdaya Saing
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara akan memfokuskan sektor pertanian
dan pariwisata sebagai landasan pembangunan daerah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian dan pariwisata didorong menjadi
penggerak kegiatan pembangunan. Hal ini tidak berarti sektor selain pertanian
dan pariwisata akan diabaikan namun tetap diperhatikan agar bergerak secara
dinamis. Pembangunan sektor pertanian yang akan dilaksanakan adalah
pembangunan agribisnis yang akan mengintegrasikan pembangunan pertanian
(perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan) dengan pembangunan industri
hulu dan hilir pertanian serta sektor-sektor jasa yang terkait di dalamnya.
Sedangkan untuk sektor pariwisata diarahkan pada pengembangan pariwisata
yang berbasis pertanian (agrowisata).
58
Selain sektor pertanian, pembangunan daerah juga diarahkan pada
pengembangan potensi lokal yang memiliki keunggulan komparatif agar menjadi
komoditas yang mempunyai keunggulan kompetitif. Potensi yang dapat
dikembangkan antara lain sektor yang dapat menyerap tenaga kerja yang banyak
(sektor padat karya) seperti industri, perdagangan, dan pertambangan yang
memiliki multiplier efek terhadap sektor lainnya.
Langkah-langkah atau kebijakan yang dilakukan dalam mewujudkan misi
tersebut adalah dengan meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pariwisata
pertambangan, perdagangan, peningkatan sarana dan prasarana pertanian,
meningkatkan pembinaan dan fasilitasi koperasi, UMKM dan lembaga ekonomi
perdesaan, meningkatkan fasilitasi kerjasama perdagangan dan perlindungan
konsumen serta mengembangkan keanekaragaman produk pangan.
Dengan kebijakan ini diharapkan meningkatkan produksi pangan baik
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan meningkatkan
perekonomian kerakyatan yang terdiri dari pariwisata, koperasi serta usaha mikro,
kecil dan menengah.
2) Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
Untuk mencapai pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa atau Good
and Clean Governance, maka penyelengaraan pemerintahan harus dilaksanakan
secara efektif, efisien, bersih, dan berwibawa bagi terwujudnya kemandirian
daerah, antara lain dengan cara meningkatkan kualitas SDM aparatur sehingga
dapat memberikan pelayanan publik yang terbaik kepada masyarakat,
meningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah secara transparan dan
akuntabel, merumuskan perencanaan dengan baik dan tertata sehingga
pembangunan dapat dilaksanakan dengan terarah, meningkatkan kualitas kinerja
pengawasan sehingga terjadinya penurunan jumlah kasus baik di lingkungan
internal pemerintah maupun di masyarakat serta meningkatnya suasana kehidupan
masyarakat yang kondusif agar tercapai kehidupan yang tenteram dan aman di
masyarakat.
Dalam rangka mencapai kondisi tersebut langkah-langkah yang perlu
ditempuh adalah dengan melaksanakan pelatihan kepada aparatur daerah secara
berkesinambungan dan terarah, pelaksanakan pengawasan secara efektif,
peningkatan budaya kerja dan etika birokrasi, perencanaan yang terarah,
penyusunan sistem penyelenggaraan pemerintah yang efektif dan akuntabel, dan
pemberian rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.
3) Mewujudkan Kondisi Aman, Damai, Demokratis dan Religius
59
Kehidupan aman, damai, demokratis dan religius adalah dambaan seluruh
masyarakat Kabupaten Banjarnegara. Peningkatan kualitas kehidupan yang aman,
damai dan religius merupakan syarat mutlak dalam rangka mendukung program
pembangunan di Kabupaten Banjarnegara. Dalam mewujudkan kondisi aman dan
damai dapat dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan institusi penegak
hukum dengan tidak lupa melibatkan seluruh tokoh masyarakat sehingga kondisi
yang berpotensi merusak kehidupan aman dan damai dapat diminimalisir.
Dalam rangka mewujudkan kondisi yang demokratis di Kabupaten
Banjarnegara yang pluralis, dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan politik
kepada masyarakat, partai politik atau lembaga politik lainnya, sehingga
demokrasi yang dijalankan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa terjadi
konflik baik konflik horizontal maupun vertikal dan meminimalisir terjadinya
disintegrasi dalam masyarakat yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa
yang akan mengganggu kondisi stabilitas nasional.
Untuk meningkatkan kehidupan Banjarnegara yang religius antara lain
adalah peningkatan keimanan umat beragama dengan pemenuhan sarana dan
prasarana ibadah, serta pembinaan kehidupan beragama melalui masyarakat
maupun terhadap lembaga keagamaan agar tercipta tolerasi antar umat beragama.
Tanpa adanya toleransi umat beragama yang baik maka niscaya tidak akan
tercipta ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat yang akan mengakibatkan
terhambatnya pembangunan daerah.
4) Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan Hidup yang
Berkelanjutan
Pada hakikatnya keberadaan pemerintah adalah untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat melalui pelaksanaan pembangunan khususnya
penyediaan sarana prasarana berwawasan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Keberhasilan pemerintah bisa diukur dengan ketersediaan sarana dan prasarana di
wilayah tersebut. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk 5 tahun ke depan
2011-2016 akan memprioritaskan penyediaan infrastruktur khususnya jalan dan
jembatan untuk membuka akses antar wilayah dan simpul-simpul perekonomian.
Kuantitas dan kualitas infrastruktur yang memadai adalah modal bagi
peningkatan pertumbuhan perekonomian rakyat. Dalam penyediaan sarana
prasarana tetap memperhatikan pendayagunaan rencana tata ruang, peningkatan
pelestarian lingkungan hidup serta Pengelolaan Sumber Daya Alam.
5) Mewujudkan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Prioritas
Penegakan Hukum, Penghargaan Hak Asasi Manusia, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
60
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat utama
keberhasilan pembangunan daerah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
tersebut diupayakan dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan,
peningkatan layanan sosial, peningkatan kualitas kehidupan perempuan dan
perlindungan anak, peningkatan kualitas pelayanan Keluarga Berencana,
peningkatan kualitas ketenagakerjaan serta peningkatan kesadaran dan tertib
hukum masyarakat.
Upaya peningkatan pelayanan pendidikan dimaksudkan guna memberikan
pelayanan pendidikan yang bermutu untuk seluruh masyarakat yang meliputi
infrastruktur dan fasilitas pendidikan, tenaga kependidikan yang berkualitas serta
ketersediaan perpustakaan yang memadai.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya ini ditempuh dengan menyediakan sarana
dan prasarana kesehatan yang memadai bagi seluruh lapisan masyarakat,
peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan serta meningkatkan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
Upaya peningkatan pelayanan sosial ditempuh melalui penanganan terhadap
penyandang masalah sosial yaitu dengan santunan dan pembinaan terhadap
penyandang cacat, panti asuhan, panti jompo dan penyandang masalah sosial
lainnya.
Upaya peningkatan kualitas kehidupan perempuan dan anak ditempuh
melalui peningkatan pemberdayaan perempuan serta usaha dalam rangka
perlindungan terhadap anak-anak.
Di bidang keluarga berencana, upaya yang dilakukan dengan peningkatan
kualitas layanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi serta dengan
pelatihan ekonomi produktif bagi keluarga prasejahtera dan sejahtera satu.
Bidang ketenagakerjaan dimaksudkan untuk peningkatan kualitas tenaga
kerja dengan peningkatan profesionalisme dan produktivitas tenaga kerja serta
perluasan lapangan kerja.
Bidang penegakan hukum ditempuh dalam rangka peningkatan kesadaran
dan tertib hukum.
Dengan semakin meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat,
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, peningkatan layanan sosial,
peningkatan kualitas kehidupan perempuan dan perlindungan anak, peningkatan
kualitas pelayanan Keluarga Berencana, peningkatan kualitas ketenagakerjaan
serta peningkatan kesadaran dan tertib hukum diharapkan akan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
61
6) Mewujudkan Pembangunan Karakter Bangsa Melalui Pengembangan Seni
Budaya, Penghargaan Tradisi dan Kearifan Lokal
Generasi muda sebagai tulang punggung bangsa dan negara memiliki posisi
strategis sebagai kader penerus pemimpin bangsa dan pelaku pembangunan
masa depan. Untuk itu pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar memiliki
kualitas dan daya saing guna menghadapi tuntutan, kebutuhan dan tantangan di
era globalisasi.
Dalam era globalisasi ini kita dihadapkan suatu masalah yang serius dimana
generasi muda menganggap budaya asing lebih praktis dan unggul dibanding
budaya sendiri yang kuno dan tradisional. Hal ini merupakan suatu ancaman dan
tantangan yang berat untuk mempertahankan nilai-nilai seni budaya dan tradisi.
Fakta terjadi di tengah masyarakat yang semakin mengglobal adalah lunturnya
nilai moral, krisis jati diri dan kepribadian serta kurang menghargai adat istiadat
dan tradisi. Untuk menangkal ancaman tersebut perlu menempatkan kebudayaan
dalam posisi strategis dalam membangun bangsa. Untuk itu diperlukan langkah
yang nyata dalam rangka pengembangan seni budaya sendiri di tengah arus
globalisasi dengan mewujudkan pengembangan karakter pemuda yang mandiri,
cakap, dan berjiwa kewirausahaan, peningkatan budaya dan prestasi olahraga serta
penguatan jati diri dan karakter daerah yang berbasis pada nilai budaya dan tradisi
serta kearifan lokal.
62
MISI TUJUAN SASARAN
1.1.6 Meningkatnya
produksi dan
produktivitas
perkebunan yang
berkualitas
1.1.7 Meningkatnya
kunjungan
wisatawan
1.2 Meningkatkan peran 1.2.1 Meningkatnya
sektor perdagangan kinerja perdagangan
sebagai pendukung
perekonomian
daerah
1.3 Meningkatkan 1.3.1 Meningkatnya
peranan koperasi, kapasitas Koperasi,
UMKM dan UMKM dan
lembaga ekonomi kelembagaan
perdesaan dalam ekonomi pedesaan
perekonomian
daerah
1.4 Meningkatkan 1.4.1 Meningkatnya
investasi dan industri jumlah investasi
untuk perluasan 1.4.2 Meningkatnya
lapangan kerja kesempatan dan
lapangan kerja serta
kualitas dan
produktivitas tenaga
kerja
1.4.3 Meningkatnya
kinerja usaha pelaku
industri kecil dan
menengah
1.4.4 Meningkatnya
produksi
pertambangan dan
63
MISI TUJUAN SASARAN
energi
64
MISI TUJUAN SASARAN
penataan 2.6.2 Meningkatnya
administrasi kualitas pelayanan
kependudukan informasi
3. Mewujudkan 3.1 Meningkatkan 3.1.1 Meningkatnya
Kondisi Aman, keamanan dan keamanan dan
Damai, Demokratis ketertiban ketertiban
dan Religius lingkungan lingkungan
3.2 Meningkatkan 3.2.1 Menurunya jumlah
pencegahan dan korban bencana
penanggulangan
korban bencana
3.3 Meningkatkan 3.3.1 Meningkatnya
kehidupan kualitas
demokrasi dalam penyelenggaraan
kehidupan berbangsa demokrasi
dan bernegara
3.4 Meningkatkan 3.4.1 Meningkatnya
kualitas kehidupan pemahaman
berbangsa dan kebangsaan, ajaran
toleransi beragama agama, serta norma-
norma lainnya dalam
kehidupan
bermasyarakat
4. Mewujudkan 4.1 Meningkatkan 4.1.1 Meningkatnya
pembangunan ketersediaan dan sarana infrastruktur
berwawasan kualitas infrastruktur yang menunjang
lingkungan hidup wilayah penujang iklim usaha investasi
yang berkelanjutan perekonomian
4.1.2 Meningkatnya
sarana dan prasarana
perumahan yang
layak huni
4.1.3 Meningkatnya
ketersediaan dan
kualitas sarana dan
prasarana
65
MISI TUJUAN SASARAN
perhubungan
4.1.4 Meningkatnya
sarana dan prasarana
komunikasi
4.1.5 Meningkatnya daya
dukung dan kualitas
infrastruktur
pedesaan
4.1.6 Meningkatnya
penanganan daerah
rawan bencana
4.2 Mewujudkan 4.2.1 Terwujudnya tata
penataan ruang yang ruang yang selaras
memperhatikan dengan arah
keberlanjutan pengembangan
sumber daya wilayah ekonomi unggulan
daerah
4.3 Meningkatkan 4.3.1 Terkendalinya
kelestarian kerusakan dan
lingkungan hidup pencemaran
serta pengelolaan Lingkungan Hidup
sumber daya alam 4.3.2 Meningkatnya
yang mendukung pengelolaan sumber
pembangunan daya energi
berkelanjutan
66
MISI TUJUAN SASARAN
perlindungan anak kependidikan
67
MISI TUJUAN SASARAN
seni budaya, olahraga
penghargaan 6.2 Mengembangkan 6.2.1. Meningkatnya
tradisi dan kearifan dan melestarikan pelestarian seni
lokal. kebudayaan daerah, budaya
serta melindungi 6.2.2. Meningkatnya
bangunan bersejarah kualitas bangunan
dan cagar budaya bersejarah dan cagar
sebagai identitas budaya
bangsa
4. STRATEGI
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi dijadikan salah satu rujukan
penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed manajement).
Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan
sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Berdasarkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, maka rumusan
strategi berdasarkan dari misi yang telah dirumuskan dapat diuraikan sebagai berikut:
68
11. Peningkatan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas serta
perlindungan tenaga kerja;
12. Pengembangan akses pelayanan dan sumber pendanaan koperasi dan
UMKM;
13. Pengelolaan hasil pertambangan dan energi sesuai daya dukung
lingkungan;
14. Pengelolaan hasil hutan sesuai daya dukung lingkungan.
69
1. Peningkatan aksesibilitas dengan memperhatikan prioritas daya
dukungnya bagi pengembangan ekonomi;
2. Peningkatan penyediaan kebutuhan perumahan;
3. Peningkatan dan pengembangan fasilitas perhubungan;
4. Peningkatan pelayanan sarana prasarana informasi dan komunikasi;
5. Peningkatan dan pemerataan infrastruktur pedesaan;
6. Peningkatan kualitas jaringan drainase dan pengendalian banjir;
7. Pengendalian dan Pendayagunaan rencana tata ruang;
8. Pengendalian kerusakan dan pencegahan pencemaran lingkungan
hidup;
9. Optimalisasi potensi sumber energi.
5. KEBIJAKAN
Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk
menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan
70
indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan
jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan.
Kriteria suatu rumusan kebijakan umum antara lain:
1. Menjelaskan strategi lebih spesifik, konkrit, operasional dan fokus.
2. Mengarahkan pemilihan program yang lebih tepat dan rasional berdasarkan strategi
yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor penentu keberhasilan untuk
mencapai sasaran.
3. Mengarahkan pemilihan program agar tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan dan kepentingan umum.
Untuk menjalankan strategi pembangunan daerah Tahun 2011-2016, diperlukan
Kebijakan Umum untuk memayungi pelaksanaan program-program kerja
pembangunan. Kebijakan umum pembangunan daerah tersebut dituangkan dalam
bentuk prioritas-prioritas pembangunan lima tahun ke depan. Dengan adanya kebijakan
ini diharapkan pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan perumusan strategi yang
dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari tahun ke tahun
selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar
memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.
Arah kebijakan Kabupaten Banjarnegara merupakan fokus/tema pembangunan
setiap tahunnya selama 5 (lima) tahun. Pentahapan dan fokus/tema ini mencerminkan
urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu.
Penekanan fokus/tema dalam setiap tahunnya selama 5 (lima) tahun memiliki
kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai visi, misi
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan strategi diatas, maka arah kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara terkait dengan pencapaian visi misi Bupati adalah sebagai
berikut :
a. Arah Kebijakan Tahun Pertama (2012)
Pada tahun pertama pembangunan lebih diarahkan untuk memperbaiki tata
kelola pemerintahan yang bersih, kualitas pendidikan dan kesehatan penduduk
serta masalah penanganan kesejahteraan sosial.
Selain fokus diatas, pembangunan tahap pertama juga fokus pada
peningkatan ketahanan pangan dan ekonomi rakyat yang berbasis pertanian,
kelautan dan perikanan, UMKM dan pariwisata serta peningkatan infrastruktur
jalan, jembatan dan drainase dan perhubungan dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi terutama wilayah pedesaan.
Selengkapnya fokus arah kebijakan tahun pertama adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan diversifikasi keanekaragaman produk pangan
71
2) Peningkatan kualitas kelembagaan dan SDM pertanian
3) Peningkatan kualitas pengelolaan lahan secara optimal
4) Pengembangan agribisnis pertanian
5) Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan
6) Meningkatkan sarana prasarana dan pengembangan jaringan perdagangan
7) Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata
8) Pengembangan kelembagaan, kualitas SDM, dan akses permodalan koperasi,
UMKM dan lembaga ekonomi pedesaan
9) Pembinaan usaha pertambangan dan energi
10) Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran pendidikan formal dan
diklat
11) Fasilitasi proses perencanaan teknokatrik, politik, partisipatif, top down dan
bottom up
12) Pengawasan bersifat preventif dalam pencegahan tindak pidana korupsi
13) Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan publik
14) Intensifikasi dan Ektensifikasi Sumber-Sumber Pendapatan
15) Peningkatan Sistem kependudukan, SDM Aparatur dan Sarana Pelayanan
Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
16) Meningkatkan Kesiapan, Pencegahan dan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam
Penanggulangan Bencana
17) Peningkatan dan pengembangan jalan
18) Peningkatan dan pengembangan jembatan
19) Meningkatkan fasilitasi pengembangan perumahan
20) Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas yang informatif
21) Rehabilitasi infrastruktur jalan di pedesaan
22) Rehabilitasi jaringan irigasi
23) Normalisasi sistem drainase
24) Peningkatan efektivitas peran rencana tata ruang sebagai pedoman keruangan
dalam pembangunan daerah
25) Pengembangan manajemen pengelolaan persampahan
26) Pengendalian dan pencegahan pencemaran, polusi dan kerusakan lingkungan
hidup
27) Peningkatan kapasitas organisasi dan manajerial serta dukungan infrastruktur
data dan informasi pendidikan
28) Peningkatan dukungan sarana prasarana pendidikan
29) Perluasan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat
khususnya bagi warga miskin
72
30) Peningkatan sarana prasarana serta infrastruktur bidang kesehatan secara
bertahap
31) Fasilitasi pengembangan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
32) Penguatan kelembagaan kesetaraan gender dan perlindungan anak
33) Optimalisasi kualitas pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi
34) Fasilitasi penguatan kelembagaan dan kegiatan kepemudaan
35) Pengembangan indentitas daerah
73
24) Penegakan PERDA
25) Pembinaan Kesadaran Hukum
26) Fasilitasi pengembangan olahraga masyarakat
27) Perlindungan, pelestarian dan revitalisasi benda dan bangunan cagar budaya
74
7) Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan
dan anak
8) Menggalakkan budaya olahraga dalam kehidupan sehari-hari melalui
pelaksanaan berbagai event olah raga pada berbagai tingkat dan jenis
cabang olah raga.
9) Fasilitasi penyelenggaraan pagelaran seni dan event-event kebudayaan lokal
75
MISI 1 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN DAN POTENSI
LOKAL YANG BERDAYA SAING
Meningkatkan 1 Meningkatnya ketahanan pangan 1 Peningkatan produk dan pengelolaan 1 Pengembangan diversifikasi
peran sektor konsumsi pangan keanekaragaman produk pangan
pertanian dan
2 Meningkatnya produksi dan 1 Peningkatan kualitas dan kuantitas 1 Peningkatan kualitas kelembagaan dan SDM
pariwisata
produktivitas pertanian yang produk pertanian pertanian
sebagai
berkualitas
penggerak 2 Peningkatan kualitas pengelolaan lahan
3 Meningkatnya kesejahteraan petani 1 Peningkatan Nilai Tukar Petani 1 Pengembangan agribisnis pertanian
4 Meningkatnya produksi peternakan 1 Peningkatan produksi, populasi, 1 Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha
pemasaran dan pengendalian penyakit peternakan
ternak
5 Meningkatnya produksi perikanan 1 Peningkatan kapasitas SDM, 1 Peningkatan sarana dan prasarana
kelembagaan dan manajemen, teknologi perikanan budidaya
dan pemasaran perikanan
76
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
6 Meningkatnya produksi dan 1 Peningkatan kualitas dan kuantitas 1 Peningkatan kualitas SDM perkebunan dan
produktivitas perkebunan yang produk perkebunan pengelolaan lahan secara optimal
berkualitas
Meningkatkan 1 Meningkatnya kinerja perdagangan 1 Pengembangan iklim perdagangan yang 1 Meningkatkan sarana prasarana dan
peran sektor kondusif pengembangan jaringan perdagangan
perdagangan
sebagai
pendukung
perekonomian
daerah
Meningkatkan 1 Meningkatnya kapasitas Koperasi, 1 Peningkatan akses koperasi, UMKM dan 1 Pengembangan kelembagaan, kualitas SDM,
peranan UMKM dan kelembagaan ekonomi lembaga ekonomi pedesaan terhadap dan akses permodalan koperasi, UMKM dan
koperasi,
pedesaan sumberdaya produktif lembaga ekonomi pedesaan
UMKM dan
lembaga
ekonomi
pedesaan
dalam
perekonomian
daerah
77
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan 1 Meningkatnya jumlah investasi 1 Penciptaan iklim investasi yang kondusif 1 Peningkatan promosi, kerjasama dan
investasi dan pelayanan investasi/penanaman modal
industri untuk
2 Meningkatnya kesempatan dan 1 Peningkatan kesempatan kerja, kualitas 1 Penyediaan informasi tenaga kerja
perluasan
lapangan kerja serta kualitas dan dan produktivitas serta perlindungan
lapangan kerja 2 Pelatihan SDM tenaga kerja
produktivitas tenaga kerja tenaga kerja
3 Meningkatnya kinerja usaha pelaku 1 Pengembangan akses pelayanan dan 1 Pemberian Fasilitas permodalan koperasi
industri kecil dan menengah sumber pendanaan Koperasi dan UMKM dan UMKM
4 Meningkatnya produksi 1 Pengelolaan hasil pertambangan dan 1 Pembinaan usaha pertambangan dan energy
pertambangan dan energy energi sesuai daya dukung lingkungan
Meningkatkan 1 Meningkatnya produksi hasil 1 Pengelolaan hasil hutan sesuai daya 1 Pembinaan usaha kehutanan, kemitraan,
peran sektor kehutanan dukung lingkungan dan mengembangkan diversifikasi produk
kehutanan hasil hutan
dalam
perekonomian
daerah
78
MISI 2 : MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
Meningkatkan 1 Meningkatnya kualitas SDM 1 Pembinaan dan peningkatan kualitas 1 Peningkatan kualitas dan kuantitas
kinerja aparatur aparatur SDM dan disiplin aparatur penyelenggaran pendidikan formal dan diklat
pemerintahan
daerah
Meningkatkan 1 Tertata dan meningkatnya kualitas 1 Pengembangan sistem perencanaan 1 Fasilitasi proses perencanaan teknokatrik,
perencanaan, perencanaan, pengendalian dan yang partisipatif politik, partisipatif, top down dan bottom up
pengendalian, evaluasi pelaksanaan program,
dan evaluasi kegiatan dan anggaran SKPD
pelaksanaan
2 Meningkatnya Kualitas Pengawasan 1 Penerapan Sistem Pengawasan Internal 1 Pengawasan bersifat preventif dalam
pembangunan
Pelaksanaan Pembangunan Daerah Pemerintah (SPIP) dalam peningkatan pencegahan tindak pidana korupsi
daerah
pengawasan dan pengendalian
Meningkatkan 1 Meningkatnya kinerja 1 Peningkatan pelayanan prima 1 Pemenuhan sarana dan prasarana
penyelenggaraa penyelenggaraan pemerintahan pelayanan publik
n pemerintahan daerah
2 Pengembangan SOP, SPP, OSS
daerah dan
otonomi daerah 2 Mengembangkan sistem pelayanan yang 1 Pengembangan sistem pemerintahan
andal, terpercaya, dan terjangkau berbasis elektronik (e-Gov)
masyarakat
79
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan 1 Meningkatnya Pengelolaan 1 Peningkatan Pengelolaan Pendapatan, 1 Intensifikasi dan Ektensifikasi Sumber-
Kapasitas Pendapatan dan Aset Daerah serta aset daerah dan Penataan Administrasi Sumber Pendapatan
Keuangan dan meningkatnya Kualitas Laporan Pengelolaan Keuangan Daerah yang
2 Pengembangan sistem informasi manajemen
Aset Daerah Keuangan Daerah Transparan dan Akuntabel
keuangan daerah dan aset daerah
3 Revitalisasi BUMD
Meningkatkan 1 Meningkatnya kualitas pengelolaan 1 Penataan dan Pengembangan Sistem 1 Peningkatan sistem pengarsipan, SDM
pengelolaan kearsipan daerah Kearsipan Daerah Aparatur dan Sarana Kearsipan Daerah
kearsipan
daerah
Meningkatkan 1 Meningkatnya Kualitas Pelayanan 1 Penataan dan Peningkatan Kualitas 1 Peningkatan Sistem kependudukan, SDM
Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil Pelayanan Administrasi Kependudukan Aparatur dan Sarana Pelayanan
komunikasi, dan Catatan Sipil Administrasi Kependudukan dan Catatan
informasi, dan Sipil
penataan
2 Meningkatnya Kualitas Pelayanan 1 Penataan, Pemutakhiran dan 1 Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap
administrasi
Informasi Pemasyarakatan Informasi Informasi dan Kerjasama Pelayanan
kependudukan
Informasi dengan Media Massa
80
MISI 3 : MEWUJUDKAN KONDISI AMAN, DAMAI, DEMOKRATIS DAN RELIGIUS
Meningkatkan 1 Meningkatnya Keamanan dan 1 Pemantapan Keamanan dan Ketertiban 1 Peningkatan Partisipasi Aktif Masyarakat
Keamanan dan Ketertiban Lingkungan Lingkungan dalam Pemeliharaan Keamanan dan
Ketertiban Ketertiban Lingkungan
Lingkungan
Meningkatkan 1 Menurunnya jumlah korban 1 Peningkatan mitgasi manajemen 1 Meningkatkan Kesiapan, Pencegahan dan
Pencegahan dan bencana bencana Partisipasi Aktif Masyarakat dalam
Penanggulangan Penanggulangan Bencana
Korban
Bencana
Meningkatkan 1 Meningkatnya Kualitas 1 Meningkatnya partisipasi masyarakat 1 Pemberian pendidikan politik kepada
kehidupan Penyelenggaran Demokrasi dalam pemilu masyarakat
demokrasi
2 Meningkatnya peran dan fungsi partai
dalam
politik dalam Pemilu
kehidupan
berbangsa dan
bernegara
Meningkatkan 1 Meningkatnya pemahaman 1 Perwujudan suasana aman dan 1 Pembinaan Ormas, LSM, OKP dalam
kualitas kebangsaan, ajaran agama, serta kondusif dalam beragama dan kehidupan beragama secara
kehidupan
norma-norma lainnya dalam bermasyarakat berkesinambungan
berbangsa dan
toleransi kehidupan bermasyarakat
beragama
81
MISI 4 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN
Meningkatkan 1 Meningkatnya sarana infrastruktur 1 Peningkatan aksesibilitas dengan 1 Peningkatan dan pengembangan jalan
ketersediaan yang menunjang iklim usaha memperhatikan prioritas Daya
2 Peningkatan dan pengembangan jembatan
dan kualitas investasi Dukungnya bagi pengembangan
infrastruktur ekonomi 3 Pembangunan jalan lingkar utara
82
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan 3 Meningkatnya ketersediaan dan 1 Peningkatan dan pengembangan 1 Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu
ketersediaan kualitas sarana dan prasarana fasilitas perhubungan lalu lintas yang informatif
dan kualitas perhubungan
2 Pengendalian kelayakan angkutan
infrastruktur
wilayah 3 Peningkatan pelayanan angkutan umum dan
4 Meningkatnya sarana dan 1 Peningkatan pelayanan sarana 1 Fasilitasi pengembangan sarana prasarana
prasarana komunikasi prasarana informasi dan komunikasi komunikasi dan informasi berbasis IT
5 Meningkatnya daya dukung dan 1 Peningkatan dan pemerataan 1 Rehabilitasi infrastruktur jalan di pedesaan
kualitas infrastruktur pedesaan infrastruktur pedesaan
2 Stimulasi pembangunan dan perbaikan jalan
pedesaan
6 Meningkatnya penanganan daerah 1 Peningkatan kualitas jaringan drainase 1 Normalisasi sistem drainase
rawan bencana dan pengendalian banjir
2 Fasilitasi dan pengembangan tanggul
terpadu
Mewujudkan 1 Terwujudnya tata ruang yang 1 Pengendalian dan Pendayagunaan 1 Peningkatan efektivitas peran rencana tata
penataan ruang
selaras dengan arah pengembangan rencana tata ruang ruang sebagai pedoman keruangan dalam
yang
memperhatikan ekonomi unggulan daerah pembangunan daerah
keberlanjutan
sumber daya 2 Peningkatan kapasitas kelembagaan
wilayah
ketataruangan
83
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan 1 Terkendalinya kerusakan dan 1 Pengendalian kerusakan dan 1 Pengembangan manajemen pengelolaan
kelestarian pencemaran Lingkungan Hidup pencegahan lingkungan hidup persampahan
lingkungan
2 Pengendalian dan pencegahan pencemaran,
hidup serta
polusi dan kerusakan lingkungan hidup
pengelolaan
sumber daya 3 Peningkatan perlindungan, konservasi,
2 Meningkatnya pengelolaan sumber 1 Optimalisasi potensi sumber energi 1 Pengembangan Energi Baru Terbarukan
daya energi (EBT)
84
MISI 5 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PRIORITAS PENEGAKAN HUKUM, PENGHARGAAN HAK
ASASI MANUSIA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan 1 Meningkatnya perluasan akses 1 Perbaikan sistem dan akses pendidikan 1 Peningkatan kapasitas organisasi dan
pendidikan pendidikan dan partisipasi manajerial serta dukungan infrastruktur
bermutu dan masyarakat data dan informasi pendidikan
terjangkau
2 Tersedianya akses infrastruktur 2 Peningkatan dukungan sarana prasarana
pendidikan pendidikan
Menjamin dan 1 Meningkatnya akses dan kualitas 1 Perbaikan sistem dan akses pelayanan 1 Perluasan cakupan dan kualitas pelayanan
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh kesehatan masyarakat kesehatan bagi masyarakat khususnya bagi
warga miskin
Derajat masyarakat
2 Peningkatan sarana prasarana serta
Kesehatan
infrastruktur bidang kesehatan secara
Masyarakat bertahap
yang merata
3 Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga
kesehatan
85
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan 1 Berkurangnya penyandang masalah 1 Peningkatan pelayanan, rehabilitasi dan 1 Fasilitasi pengembangan penanganan,
kesejahteraan kesejahteraan social pemberdayaan kesejahteraan sosial pelayanan dan rehabilitasi Penyandang
sosial Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
masyarakat
2 Meningkatkan penanganan dan pembinaan
PMKS
86
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan 1 Meningkatnya kualitas kehidupan 1 Percepatan pengarusutamaan gender 1 Penguatan kelembagaan kesetaraan gender
peran perempuan dan anak dan pengarusutamaan hak anak dalam dan perlindungan anak
masyarakat pembangunan
2 Fasilitasi dan pembinaan kepada organisasi
dalam upaya
perempuan
pemberdayaan
perempuan dan 3 Peningkatan kapasitas dan jaringan
anak anak
Meningkatkan 1 Meningkatnya kualitas keluarga 1 Peningkatan pembinaan dan pelayanan 1 Optimalisasi kualitas pelayanan KB dan
ketahanan dan menuju keluarga sejahtera keluarga berencana Kesehatan reproduksi
kesejahteraan
2 Fasilitasi pengembangan ekonomi bagi
keluarga
keluarga pra sejahtera dan sejahtera I.
Meningkatkan 1 Meningkatnya profesionalisme 1 Perbaikan sistem ketenagakerjaan 1 Perbaikan kualitas dan produktivitas serta
kualitas angkatan kerja perlindungan tenaga kerja
ketenagakerjaan
87
MISI 6 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENGEMBANGAN SENI BUDAYA, PENGHARGAAN TRADISI DAN
KEARIFAN LOKAL
Meningkatkan 1 Meningkatnya peran aktif pemuda 1 Pengembangan potensi kepemudaan 1 Fasilitasi penguatan kelembagaan dan
prestasi dalam pembangunan kegiatan kepemudaan
pemuda dan
2 Meningkatnya pencapaian prestasi 1 Peningkatan Prestasi Olah Raga 1 Fasilitasi pengembangan olahraga
olah raga baik
olahraga masyarakat
nasional
maupun 2 Fasilitasi pengembangan sarana dan
88
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mengembang 1 Meningkatnya pelestarian seni 1 Penguatan jati diri dan karakter daerah 1 Pengembangan indentitas daerah
kan dan budaya yang berbasis pada nilai budaya dan
melestarikan
kearifan lokal
kebudayaan 2 Meningkatnya kualitas bangunan 2 Perlindungan, pelestarian dan revitalisasi
daerah, serta
bersejarah dan cagar budaya benda dan bangunan cagar budaya
melindungi
bangunan 3 Pengembangan sarana dan prasarana seni
bersejarah dan
dan kebudayaan
cagar budaya
sebagai 4 Fasilitasi penyelenggaraan pagelaran seni
identitas bangsa
dan event-event kebudayaan lokal
89
6. PROGRAM
Program pembangunan daerah merupakan merupakan kumpulan program
prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah.
Suatu program pembangunan daerah dapat berupa pernyataan yang disamakan atau
sekurang-kurangnya mengandung program kepala daerah terpilih yang di dalamnya
berisi program prioritas yang bersifat strategis.
Agenda dan program pembangunan daerah berdasar kebijakan umum adalah
sebagai berikut :
1. Revitalisasi Pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menuju
agroindustri terpadu, dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut =
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)
b. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan
d. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
e. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/ perkebunan lapangan
f. Program Peningkatan Teknologi Pertanian/Perkebunan
g. Peningkatan Agribisnis pertanian
h. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
i. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
j. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
k. Program pengembangan budidaya perikanan
l. Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
m. Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
n. Peningkatan Produksi produktifitas dan mutu produk perkebunan, produk
pertanian
2. Pengembangan Pariwisata Terpadu
a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
c. Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata
3. Menciptakan iklim investasi yang Kondusif dalam Rangka Optimalisasi
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Perluasan Lapangan Kerja di Semua Sektor
a. Pogram Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
c. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
4. Implementasi Ekonomi Kerakyatan
a. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
B. PERJANJIAN KINERJA
Berdasarkan sasaran yang harus dicapai dalam RPJMD tahun 2011-2016 serta
kemajuan yang dicapai dalam tahun-tahun sebelumnya, ada berbagai permasalahan dan
tantangan yang harus dipecahkan pada Tahun 2012, maka prioritas pembangunan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
1) Pengembangan diversifikasi keanekaragaman produk pangan
2) Peningkatan kualitas kelembagaan dan SDM pertanian
3) Peningkatan kualitas pengelolaan lahan secara optimal
4) Pengembangan agribisnis pertanian
5) Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan
6) Meningkatkan sarana prasarana dan pengembangan jaringan perdagangan
7) Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata
8) Pengembangan kelembagaan, kualitas SDM, dan akses permodalan koperasi,
UMKM dan lembaga ekonomi pedesaan
9) Pembinaan usaha pertambangan dan energi
10) Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran pendidikan formal dan diklat
11) Fasilitasi proses perencanaan teknokatrik, politik, partisipatif, top down dan bottom
up
33. Indikator kinerja Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusifbelum sesuai target
dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang sudah memberi halusan pisang atau nasi
kepada bayi, dan adanya dominasi dari kakek dan nenek untuk memberikan makanan
tersebut sebelum usia 6 bulan
34. Indikator kinerja Persentase desa dengan garam beryodium baikbelum sesuai target
disebabkan oleh adanya ketersediaan garam yodium yang terbatas, sehingga masyarakat
hanya membeli garam yang ada dan di konsumsi di daerah tersebut. Disamping itu juga
faktor ekonomi yang menjadikan masyarakat membeli garam seadanya, meskipun
kurang memenuhi syarat yodiumnya.
35. Indikator kinerja BOR, LOS, TOI, BTO dan kelengkapan jenis pelayanan spesialis
disebabkan oleh belum terpenuhinya kebutuhan penambahan kapasitas tempat tidur
untuk beberapa kelas perawatan (kelas III dan VIP) serta belum terpenuhinya kebutuhan
dokter spesialis anak dan spesialis anestesi.
36. Indikator kinerja Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK disebabkan Adanya
perpindahan penduduk yang secara otomatis mengurangi jumlah dasawisma dan adanya
dasawisma yang tidak aktif sehingga mempengaruhi indikator rata-rata jumlah
kelompok binaan PKK.
37. Indikator kinerja Cakupan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan
rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan
terpadu dan Cakupan penegakan hukum dan tingkat penyidikan sampai dengan putusan
pengadilan atas kasus-kasus kekerasan yang mendapat pelayanan bantuan hukum
disebabkan oleh :
a) Relawan pendamping dan penanganan korban kekerasan berbasis gender dan anak
belum seluruhnya dilatih.
A. PENGUKURAN KINERJA.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran
dengan realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran
tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :
Tabel III.1
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN
SASARAN INDIKATOR
NO TARGET REALISASI %
STRATEGIS KINERJA
1 2 3 4 5 6
1. Meningkatnya 1. Regulasi ketahanan Ada/ 1 Ada/ 1 100
ketahanan pangan dokumen dokumen
pangan 2. Ketersediaan pangan 114,34% 115,68% 101,17
utama
3. Pencapaian skor Pola 84% 83,20% 99,05
Pangan Harapan (PPH)
SASARAN INDIKATOR
NO TARGET REALISASI %
STRATEGIS KINERJA
1 2 3 4 5 6
1. Meningkatnya 1. Rasio jumlah Polisi 0.70 0.58 82
Keamanan dan Pamong Praja per
Ketertiban 10.000 penduduk
Lingkungan 2. Cakupan patroli petugas 3 kali 3 kali 100
Satpol PP
3. Tingkat penyelesaian 100 % 100 % 100
pelanggaran K3 (keter
tiban, ketentraman,
keindahan) di Kab.
4. Cakupan petugas 6 kali 1kali 183
Linmas
SASARAN INDIKATOR
NO TARGET REALISASI %
STRATEGIS KINERJA
1 2 3 4 5 6
1. Meningkatnya 1. Panjang jalan kabupaten 55,82 % 48,71% 87,26
sarana dalam kondisi baik (>
infrastruktur 40 km/Jam)
yang 2. Tersedianya jalan yang 30% 97,13 % 323,7
menunjang menghubungkan pusat- 6
iklim usaha pusat kegiatan dalam
investasi wilayah Kabupaten
3. Tersedianya jalan yang 20% 48,71% 243,5
menjamin pengguna 5
jalan berkendara dengan
selamat
4. Tersedianya jalan yang 20% 48,71% 234,5
menjamin kendaraan 5
dapat berjalan dengan
selamat dan nyaman
5. Panjang jalan yang 2,03% 13,993% 689
SASARAN INDIKATOR
NO TARGET REALISASI %
STRATEGIS KINERJA
1 2 3 4 5 6
1. Meningkatnya 1. Angka melek huruf 99,97 99,30 99,33
perluasan 2. Rasio melek huruf 0,98 % 0,97 100
akses perempuan terhadap
pendidikan dan laki-laki pada kelompok
Partisipasi usia 15-24 tahun
masyarakat 3. Angka Partisipasi Kasar 97,85 % 93,80% 95,86
SD/MI/Paket A
4. Angka Partisipasi Kasar 83,67 % 82,01% 98,02
SMP/ MTs / Paket B
SASARAN INDIKATOR
NO TARGET REALISASI %
STRATEGIS KINERJA
1 2 3 4 5 6
1. Meningkatnya 1. Jumlah organisasi 24 buah 24 buah 100
peran aktif pemuda
pemuda dalam 2. Jumlah kegiatan 7 kali 7 kali 100
pembangunan kepemudaan
2. Meningkatnya 1. Jumlah organisasi 27 buah 27 buah 100
pencapaian olahraga
prestasi 2. Jumlah kegiatan 5 kali 9 kali 180
olahraga olahraga
3. Gelanggang / balai 4 buah 4 buah 100
remaja (selain milik
swasta)
4. Lapangan olahraga 46 buah 46 buah 100
5. Jumlah klub olahraga per 0,0016 per 0,0178 1.112,
10.000 jumlah penduduk 10.000 50
6. Jumlah gedung olahraga 0,0003 per 0,0003 100
per 10.000 jumlah 10.000
penduduk
3. Meningkatnya 1. Penyelenggaraan festival 66 Kali 66 kali 100
pelestarian seni dan budaya
seni dan 2. Jumlah grup kesenian 0,070 per 0,123 175,7
budaya per 10.000 penduduk 10.000
tradisional 3. Gedung kesenian per 0 per 10.000 0 0
10.000 penduduk
Dilihat dari hasil tabel indikator kinerja, secara umum menunjukkan hasil yang relatif
telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada Tahun 2012. Namun
demikian harus diakui masih terdapat sebagian target sasaran yang realisasinya belum dapat
dicapai dengan sempurna.
Adapun rata-rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012
sebesar 126,62% dengan hasil Memuaskan, sebagai berikut :
RATA-RATA
NO SASARAN CAPAIAN
(%)
MISI : I
1 Meningkatnya ketahanan pangan 93,93
2 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian yang 164,97
berkualitas
3 Meningkatnya kesejahteraan Petani 83,62
4 Meningkatnya produksi peternakan 104,11
5 Meningkatnya produksi perikanan 80,42
6 Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Perkebunan 99,1
yang Berkualitas
7 Meningkatnya kunjungan wisatawan 111,43
8 Meningkatnya kinerja perdagangan 134,74
9 Meningkatnya kapasitas Koperasi, UMKM dan 99,65
kelembagaan ekonomi pedesaan
10 Meningkatnya jumlah investasi 355,49
11 Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta 85,09
kualitas dan produktivitas tenaga kerja
12 Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan 96,32
MISI : II
1 Meningkatnya kualitas SDM aparatur 119,89
2 Tertata dan meningkatnya kualitas perencanaan, 109,42
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan
dan anggaran SKPD
3 Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan 89,64
Pembangunan Daerah
4 Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan 95,82
daerah
5 Meningkatnya Pengelolaan Pendapatan dan Aset Daerah 101,24
serta Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Daerah
6 Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah 100
7 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan 104,36
Catatan Sipil
8 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi 125,97
MISI : III
1 Meningkatnya Keamanan dan Ketertiban Lingkungan 96
2 Menurunya jumlah korban bencana 51
3 Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Demokrasi 100
MISI : V
1 Meningkatnya perluasan akses pendidikan dan Partisipasi 96,44
masyarakat
2 Tersedianya akses infrastrukur menuju pusat-pusat 264,21
pendidikan
3 Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan 189,51
4 Meningkatnya mutu pendidikan 178,41
5 Meningkatnya minat baca masyarakat 86,25
6 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan 82,44
bagi seluruh masyarakat
7 Berkurangnya penyandang masalah kesejahteraan sosial 74,84
8 Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa 96,08
9 Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak 132,72
10 Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera 103,05
11 Meningkatnya profesionalisme angkatan kerja 100,38
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Penyuluhan konsumsi pangan yang beragam, seimbang dan aman.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
pertanian
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 164,97%Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 6 (enam) program, yaitu: Program Peningkatan
ketahanan pangan, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Pemberdayaan
Penyuluh Pertanian/ Perkebunan, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Program
Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program Peningkatan Produksi Pertanian/
Perkebunan , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 12 (dua belas) kegiatan, dengan
rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya
per hektar” dan ” Produktivitas Tanaman Hortikultura”, dicapai melalui Program Peningkatan
Ketahanan Pangan, dengan 4 (empat) kegiatan :
1. Kegiatan DAK Bidang Pertanian, yang outputnya berupa :
- RMU (Rice Mailling Unit) 2 unit
- Power threser multiguna 9 unit
- Alat pressing sabut kelapa 1 paket
- Traktor 28 unit
- Cultivator 7 unit
- Power spryer 10 unit
- Pompa air 3 unit
- Pembangunan/ rehab JUT 12 lokasi
- Pembangunan/ rehab JITUT 15 lokasi
- Pembangunan/ rehab JIDES 15 lokasi
- Sepeda motor 6 unit
- Kendaraan roda 3 1unit
- Rak persemaian benih kentang 70 unit
- Screen house perkebunan 1 paket
- Mist blower 5unit
- Peralataan laboratorium poskeswan 1 paket
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengintensifkan pelaksanaan pendampingan.
2) Memberikan bantuan saprodi seperti pupuk maupun benih untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas lahan juga pelatihan pembuatan pupuk organik.
3) Adanya sekolah lapang yang dilakukan bagi petani untuk meningkatkan produksi,
produktivitas dan mutu produk yang dihasilkan.
4) Pengembangan pengolahan produk yang diharapkan akan dapat meningkatkan nilai
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 83,62%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 6 (enam) program, yaitu: Program Peningkatan Produksi
Hasil Peternakan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna,
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Pengembangan
Budidaya Perikanan, Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, Program
Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Peternakan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Peningkatan Nilai Tukar Petani”, dicapai melalui Program
Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Peternakan Tepat Guna, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program
Pengembangan Budidaya Perikanan, Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan,
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Peternakan, yang outputnya
berupa :
- Terpenuhinya NTP Tan. Pangan dan hortikultura 104,18
- Terpenuhinya NTP peternakan 129,48
- Terpenuhinya NTP perikanan 116,33
Indikator kinerja Peningkatan nilai tukar petani baru dilakukan pencatatan pada
tahun 2012, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2008, 2009, 2010, 2011
belum dilakukan pendataan tersendiri dan masih melekat pada NTP sektor pertanian.
Untuk NTP Petani Tan. Pangan & Hortikultura dan peternakan target capaian indikator
kinerja belum tercapai, sedangkan untuk NTP perikanan capaian indikator kinerja telah
melampaui target.
Capaian kinerja yang kurang memuaskan tersebut di atas antara lain disebabkan
oleh:
1) Banyak hal yang mempengaruhi capaian peningkatan nilai tukar petani, yaitu dari
faktor teknis seperti kualitas dan kuantitas produk pertanian dan faktor non teknis
seperti faktor harga baik harga sarana produksi, harga produk dan harga produk
olahan.
2) Faktor harga biasanya dipengaruhi oleh perilaku pasar maupun kebijakan pemerintah
seperti kebijakan impor komoditas pertanian yang akan mempengaruhi harga produk
pertanian.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengembangkan komoditas yang memiliki nilai tambah.
2) Mengembangkan kegiatan penanganan pasca panen komoditas pertanian agar lebih
berdaya saing.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 104,11%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 5
(lima) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Peningkatan populasi ternak”, dicapai melalui Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Ternak dan Program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan, dengan 3 (tiga) kegiatan :
1. Kegiatan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular, yang outputnya
berupa :
- Obat-obatan
Antibiotik LA 5 botol
Vitamin/ multivitamin 50 botol
Obat cacing sapi 495 bungkus
Obat cacing kambing/ domba 1.890 kaplet
Antihistamin 4 botol
Analgetik antipiretik 2 botol
Anti parasit 5 botol
Anti larva 9 tabung
Anti bloat 4 botol
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 80,42%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 7 (tujuh) program, yaitu: Program Pengembangan
Budidaya Perikanan, Program Peningkatan ketahanan pangan, Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani, Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan, Program
Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Peternakan dan Program Peningkatan Pemasaran Produksi Hasil Pertanian/ Perkebunan, yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 11 (sebelas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Produksi perikanan budidaya” dan “Produksi perikanan
tangkap”, dicapai melalui Program Pengembangan Budidaya Perikanan, dengan 2 (dua)
kegiatan :
1. DAK Bidang Perikanan, yang outputnya berupa :
- Pembanguan JIUP 5 paket
- Alat pengolahan produk ikan (abon) 3 unit
- Induk/ calon induk ikan nila 20 paket
- Induk/ calon induk ikan gurami 200 paket
- Peralatan budidaya 5 paket
- Spiner 4 unit
- Cool box 10 unit
- Pembangunan kolam percontohan 1 unit
- Sepeda motor 2 unit
- Peralatan pemasaran bergerak 1 unit
- Genset 1 unit
- Alat produksi perikanan/ aksesoris indoor 1 paket
- Pemotong rumput 2 unit
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengintensifkan pelaksanaan pendampingan, bantuan saprodi seperti benih, bibit
ikan unggul untuk meningkatkan produksi dan produktivitas lahan.
2) Lebih menggiatkan kegiatan promosi konsumsi ikan bagi masyarakat.
3) Melakukan pembinaan dan pelatihan pengolahan produk perikanan sehingga
diharapkan akan dapat meningkatkan nilai tambah untuk meningkatkan daya saing
produk.
4) Mengembangkan kegiatan pengolahan produk pangan asal ikan.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 99,1%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan Produksi
Pertanian/ Perkebunan dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB ”
outputnya berupa :
- Terpenuhinya Kontribusi sektor perkebunan terhadap 1,71%
PDRB
Indikator kinerja sasaran ”Produktivitas perkebunan”, dicapai melalui Program
Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan,
dengan 6 (enam) kegiatan :
1. Kegiatan Peningkatan produksi pertanian/ perkebunan, yang outputnya berupa :
- Pelaksanaan pelatihan petani teh 70 orang
- Pengadaan bibit teh 24.000 batang
2. Kegiatan Penyediaan sarana produksi pertanian/ perkebunan, yang outputnya berupa :
- Pelaksanaan penyuluhan budidaya tanaman kelapa 60 orang
- Tersalurnya bibit kelapa 4.100 batang
3. Kegiatan Pengembangan bibit unggul pertanian/ perkebunan, yang outputnya berupa:
- Tersalurnya bibit karet 7.500 batang
- Tersalurnya bibit cengkeh 6100 batang
4. Kegiatan Pengembangan perbenihan/pembibitan, yang outputnya berupa:
- Tersalurnya bantuan bibit kopi (kopi robusta dan kopi 37.500 batang
arabika)
5. Kegiatan Pengembangan pertanian pada lahan kering, yang outputnya berupa :
- Pelatihan petani tebu 60 orang
- Pembuatan dokumen grand design pengembangan tebu 1 paket
- Pembuatan dokumen survey design jalan usaha tani 1 paket
- Pengadaan bibit kopi 50.000 batang
6. Kegiatan Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, yang
outputnya berupa :
- Terlaksanananya penyuluhan petani 60 orang
- Tersalurnya bantuan bibit kopi 9.100 batang
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Melakukan sosialisasi dan penetapan CPCL (Calon Petani dan Calon Lahan).
2) Pemberian bantuan bibit, pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
3) Secara intensif melakukan bimbingan dan pendampingan kepada petani sebagai
pelaku utama.
4) Menerapkan dan mengaplikasikan teknlogi tepat guna dalam rangka meningkatkan
produksi dan produktivitas tanaman.
5) Sumber data melakukan survey lebih awal sehingga dapat diperoleh data yang
lengkap dan valid.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 111,43%. Indikator kinerja jumlah kunjungan wisata hanya
terealisasi 473.702 pengunjung atau 94,74% dari target dan pendapatan sektor pariwisata
Indikator
2008 2009 2010 2011 2012
Kinerja
1. Kunjungan 323.842 473.812 458.161 461.291 473.702
wisata pengunjung pengunjung pengunjung pengunjung pengunjung
2. Pendapatan Rp Rp Rp Rp Rp
sektor 1.773.043.124 2.345.526.780 2.514.621.803 2.669.394.383 3.516.846.400
pariwisata
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Melakukan perbaikan/ pembenahan terhadap sarana dan prasarana pariwisata.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 134,74%%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan
untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor Impor dan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri,
yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB”, yang
outputnya berupa :
- Terpenuhinya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Rp 1.039.164,89
(13,25%)
Indikator kinerja sasaran “Ekspor Bersih Perdagangan”, dicapai melalui Program
Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Impor, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Meningkatnya pengetahuan UMKM tentang ekspor impor 25 UMKM
Indikator
2008 2009 2010 2011 2012
Kinerja
1. Kontribusi 21,11% 8,73% 11,34% 9,40% 13,25%
sektor
Perdagangan
terhadap
PDRB
2. Ekspor 2.052.244.88 2.398.979.5 2.528.061.2 24.775.000.0 50.783.439.
Bersih 0 80 10 00 150
Perdagangan
3. Cakupan - 11.677 11.677 10.342 10.342
bina kelompok kelompok kelompok kelompok
kelompok
pedagang/us
aha informal
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Lebih giat untuk menggerakkan sektor-sektor pendukung perdagangan dalam rangka
mendukung kontribusinya terhadap PDRB.
2) Melakukan kerjasama dengan instansi terkait antar lain dolog sebagai calon
penyimpan dan asosiasi perberasan Banjarnegara.
3) Melakukan pembinaan secara berkesinambungan terhadap kelompok-kelompok
pedagang/ usaha informal dalam mengembangkan usahanya.
4) Pemberian bantuan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 99,65%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi, Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM, dan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
5. Jumlah bank 26 30 32 33 36
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Melaksanakan diklat perkoperasian, baik tingkat dasar maupun lanjutan dalam rangka
peningkatan SDM koperasi karena SDM para pengelola koperasi yang masih rendah.
2) Adanya upaya untuk memperkuat struktur permodalan baik dengan perbankan, dana
bergulir, kredit program, peralatan maupun bansos.
3) Pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan.
4) Diklat bagi tenaga pengelola UMKM untuk peningkatan kompetensi.
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 355,49%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan Promosi
dan Kerjasama Investasi dan Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi,
yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah investor berskala nasional ”, “ Jumlah nilai
investasi berskala nasional ”, “ Daya serap tenaga kerja ” dan “ Kenaikan/ penurunan Nilai
Realisasi PMDN (milyar rupiah)” dicapai melalui Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terselenggaranya pameran investasi daerah 2 kali
Indikator kinerja sasaran “ Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dalam 10
hari kerja setelah persyaratan lengkap” dicapai melalui Program Peningkatan Iklim Investasi
dan Realisasi Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terselenggaranya pelayanan perizinan terpadu 1 th
Indikator kinerja sasaran “Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin
pemanfaaatan ruang sesuai dengan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten beserta
rinciannya ”, dicapai melalui Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi,
dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terwujudnya sistem aplikasi Pelayanan Perizinan Terpadu 1 th
SIMPATU
Indikator kinerja sasaran “ Lama proses perijinan (IMB, HO, SIUP)” dan
”Penggunaan alun-alun”, dicapai melalui Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terselenggaranya pelayanan perizinan terpadu 1 th
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Meningkatkan kerjasama dengan semua instansi terkait untuk membangun data base
yang akurat dan aktual sehingga tersedia informasi yang dapat diakses dengan
mudah, cepat dan murah baik secara online melalui fasilitas teknologi internet
maupun secara offline dengan datang ke KP2T.
2) Melaksanakan sosialisasi ke masyarakat dan badan usaha tentang perizinan dan
penanaman modal.
3) Meningkatkan promosi potensi daerah baik dengan mengikuti pameran investasi
daerah maupun melalui website/ blog/ internet.
4) Mencari langsung ke para pengusaha untuk memperoleh informasi potensi yang
dikelola dan bisa ditawarkan.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 85,09%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan Kualitas
dan Produktivitas Tenaga Kerja dan Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, dengan
rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran ”Rasio penduduk yang bekerja”, ”Angka partisipasi
angkatan kerja”, ”Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun”, “Tingkat partisipasi
angkatan kerja” dan “Tingkat pengangguran terbuka dicapai melalui Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja”, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya pelatihan keterampilan kerja dan kejuruan 40 orang
- Terlaksananya pelatihan keterampilan kerja berbasis 60 orang
masyarakat
Indikator kinerja sasaran “Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja” dan
”Penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah”,
dicapai melalui Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan
2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya pembinaan/ penyuluhan keselamatan dan 100 orang/
kesehatan kerja (K3) di perusahaan perusahaan (100%)
- Terlaksananya survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di pasar UMK Rp 835.000
2) Angka partisipasi angkatan kerja mengalami penurunan dan stabil karena banyaknya
perempuan usia produktif yang tidak bekerja, hanya berperan sebagai ibu rumah tangga
karena berbagai alasan terutama berkaitan dengan perannya dalam pengasuhan anak dan
mengurusi rumah tangga.
3) Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun mengalami penurunan dan realisasi
melebihi target karena Banjarnegara memiliki iklim yang kondusif, selama ini terdapat
perselisihan antara pengusaha-pekerja yang cukup kompleks mulai dari masalah upah
hingga pemutusan hubungan kerja, namun dapat diselesaikan secara kekeluargaan
melalui lembaga Tripartit sehingga tidak masuk ke ranah hukum.
4) Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami peningkatan karena banyak penduduk
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Melakukan perencanaan dan tata laksana kerja yang baik dalam penyediaan peralatan
dan perlengkapan untuk pelatihan, penyediaan informasi bursa tenaga kerja.
2) Terobosan program dan kegiatan berupa job fair sebagai salah satu upaya
penanganan tenaga kerja yang cukup tinggi .
3) Melakukan kerjasama lintas sektoral dalam penyerapan tenaga kerja baik dalam
bentuk AKL, AKAD dan AKAN.
4) Pemberdayaan Dewan Pengupahan dalam mengatasi permasalahan antara buruh
dengan perusahaan di bidang upah tenaga kerja.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 96,32%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Pengembangan Industri
Kecil dan Menengah dan Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, dengan
rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB”, yang
outputnya berupa :
- Tercapainya kontribusi sektor industri terhadap PDRB Rp 930.300.490
(11,30%)
Indikator kinerja sasaran “Pertumbuhan Industri”, dicapai melalui Program
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, yang outputnya berupa :
- Terpenuhinya pertumbuhan industri 21.085
Indikator kinerja sasaran “Cakupan bina kelompok pengrajin”, dicapai melalui
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri, yang outputnya berupa :
- Terpenuhinya bina kelompok pengrajin 8.446
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Lebih giat untuk menggerakkan sektor-sektor industri dalam rangka mendukung
kontribusinya terhadap PDRB.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 106,1%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Sumber data melakukan survey lebih awal sehingga dapat diperoleh data yang lengkap
dan valid.
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 31,1%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 2(dua) program, yaitu: Program Rehabilitasi Hutan dan
Lahan dan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 5 (lima) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Rehabilitasi hutan dan lahan kritis” dan ”Kerusakan
kawasan hutan” dicapai melalui Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan Program
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan 5 (lima) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terlaksananya pembuatan hutan rakyat 270 Ha
- Terlaksananya pembuatan turus jalan 4 km/ 100 pohon
- Penghijauan kanan kiri sungai 2 km/ 2000 pohon
- Terpenuhinya sarana pengamanan hutan (mobil) 1 unit
- Terpenuhinya sarana penyuluhan (sepeda motor) 2 unit
- Tersedianya bibit albasia siap salur 60.000 batang
- Tersedianya sarana penunjang UPTD Balai Benih 1 paket
- Pembuatan hutan rakyat 100 Ha
- Pembuatan turus jalan 4 km/ 1600 pohon
- Pembuatan kebun bibit rakyat 46 unit
- Pembuatan tanaman pada kawasan lindung 50 Ha
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Adanya pengelolaan kawasan konservasi untuk mempertahankan keanekaragaman
hayati dan terutama perlindungan terhadap flora dan fauna endemis dan atau terancam
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 119,89%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir : PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pembinaan dan
Pengembangan aparatur , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1(satu) kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Rasio PNS Lulusan S2/S3”, dicapai melalui Program
Program Pembinaan dan Pengembangan aparatur, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terwujudnya data PNS yang falid melalui media elektronika
Indikator kinerja sasaran “ Rasio PNS yang mengikuti diklat teknis, kursus dan
bintek”, dicapai melalui Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terwujudnya peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
8) Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Kepegawaian masih terus berubah sejalan
dengan perubahan tarik menarik sentralisasi-desentralisasi.
9) Masih ada orientasi status bukan prestasi.
10) Kurang sesuainya pendidikan Pegawai Negeri Sipil dengan tugas yang di emban.
11) Masih ada sebagian PNS yang semangat dan etos kerjanya kurang.
12) Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil yang masih kurang.
13) Penilaian kualitas kinerja dan prestasi kerja pegawai yang kurang teratur.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 109,42 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Peningkatan promosi
dan kerja sama infestasi dan program perencanaan pembangunan ekonomi, yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 5 (lima) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ PDRB Per Kapita ”, dicapai melalui Program Peningkatan
promosi dan kerja sama infestasi dan program perencanaan pembangunan ekonomi , dengan 1
(satu) kegiatan yang outputnya berupa :
dengan PERDA
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (Lima) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Inspektorat Propinsi
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 89,64% . Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (Satu) program, yaitu: Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah, yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (Satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
- Memberi surat teguran terhadap obrik yang masih memiliki tanggungan tindak lanjut
LHP
2. Secara berkala, mengundang obrik untuk diberi pengarahan perihal tindak
lanjut yang
belum tuntas
3.Konsultasi, komunikasi, dan pemutakhiran data dengan pihak-pihak terkait
seperti BPK,
BPKP, Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Obyek pemeriksaan
4.Melimpahkan penyelesaian tindak lanjut keuangan yang sulit ditindaklanjuti
ke Majelis
Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (MP TP
TGR)
5.Mengusulkan tambahan jumlah pegawai dan sarana prasarana
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 95,82%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 5 (lima) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah clien yang terhubung dengan web Pemda ”,
dicapai melalui Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Terkoneksinya client/titik dengan web Pemda
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 101,24%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Peningkatan dan
Pengembangan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Program Penataan Perundang-undangan,
yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 5(lima) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Rasio PAD terhadap pendapatan daerah ”, dicapai melalui
Program Peningkatan dan Pengembangan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Program
Penataan Perundang-undangan , dengan 5 (lima) kegiatan yang outputnya berupa :
- Tercapainya PAD 100% dari target yang ditetapkan
- Tercapainya penerimaan PBB
- Tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolaan PBB
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah ”, dicapai
melalui Program Peningkatan dan Pengembangan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Program Penataan Perundang-undangan, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Tercapainya PAD 100% dari target yang ditetapkan
- Tercapainya penerimaan PBB
- Tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolaan PBB
- Tersedianya benda berharga sebagai alat bukti pembayaran yang sah
- Tersedianya peraturan Bupati tentang pajak daerah
Indikator kinerja sasaran “ Jenis, kelas dan jumlah restoran ”, dicapai melalui
Program pengembangan pemasaran pariwisata, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terpenuhinya Jenis, kelas dan jumlah restoran
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Meningkatnya
Pengelolaan Kearsipan Daerah melalui Peningkatan SDM Pengelolaan Kearsipan Daerah ,
yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Pengelolaan arsip secara baku ”, dicapai melalui Program
Meningkatnya Pengelolaan Kearsipan Daerah melalui Peningkatan SDM Pengelolaan
Kearsipan Daerah , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Tertatanya inaktif arsip 2 SKPD sesuai dengan kaidah kearsipan sebagai upaya
meningkatkan citra arsip, bahan bukti pertanggungjawaban penyelenggaraan
pemerintahan dan jati diri daerah.
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 104,36%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Penataan Administrasi
Kependudukan , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan
rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK atau e-KTP untuk
yang pertama kal”, dicapai melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan , dengan
xxx kegiatan yang outputnya berupa :
- Pelaksanan Pemberian KTP Elektronik pada masyarakat Kabupaten Banjarnegara
Indikator kinerja sasaran “ Rasio bayi berakte kelahiran ”, dicapai melalui Program
Penataan Administrasi Kependudukan , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah bayi yang dicatatkan kelahiranya
Indikator kinerja sasaran “ Rasio pasangan berakte nikah”, dicapai melalui Program
Penataan Administrasi Kependudukan , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah pasangan yang mencatatkan perkawinanya
Indikator kinerja sasaran “ Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk ”, dicapai
melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan , dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Jumlah orang yang telah memiliki akta kelahiran
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
- Banyaknya warga masyarakat yang merantau di Luar Kota akan tetapi masih berstatus
sebagai warga Banjarnegara sehingga mempengaruhi jumlah kepemilikan dokumen
penduduk dan Pencatatan Sipil yang pada saatnya harus memperbaharui dokumennya
karena masa berlaku yang telah habis sering tidak tepat waktu
- Kebijakan dari Pemerintah Pusat khususnya tentang Kebijakan Kependudukan dan
Pencatatan Sipil yang selalu berubah-ubah
- Kurangnya koordinasi dengan Desa dan Kecamatan khususnya atensi tentang
pelaporan Data Kependudukan
- Keadaan geografis di Kabupaten Banjarnegara yang berbukit-bukit sehingga
menyelipkan masyarakat untuk memenuhi hak dan kewajibannya akan Dokumen
Kependudukan seperti memiliki KTP,KK maupun Akta Pencatatan Sipil
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 125.97%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program pengembangan
komunikasi, informasi dan media masa, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah surat kabar nasional/lokal ”, dicapai melalui
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa, dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
- Tersedianya surat kabar sebanyak 6 surat kabar (Kompas, Radar Banyumas, Suara
Merdeka, Wawasan Kedaulatan Rakyat, Satelit Pos) untuk keperluan guntingan pers
(kliping berita yang berkaitan dengan Kabupaten Banjarnegara)
Indikator kinerja sasaran “ Web site milik pemerintah daerah ”, dicapai melalui
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa , dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa :
- Terbangunya website milik Pemerintah Kabupaten
5. Pelaksanaan
desiminasi
pendistribusian
informasi nasional
melalui:
a. Media massa 7;4;9 7;4;9 7;4;9
seperti majalah ,
radio dan televisi
b. Media baru seperti 1 1 1 domain, 1 domain, 1 domain, 9
website domain domain 2 9 subdomain
subdomain subdomain
c. Media - - - - 11
interpersonal
seperti sarasehan
ceramah / diskusi
dan loka karya
d. Media tradisional 4 kali
seperti
pertunjukan rakyat
6. Cakupan 4 4
pengembangan dan
pemberdayaan
kelompok informasi
masyarakat di tingkat
kecamatan
7. Tersedianya Sistem 14,29 %
Informasi Jasa
Konstruksi setiap
tahun
8. Tersedianya Peta analog
informasi mengenai 50%
rencana tata ruang Peta digital
(RTR) wilayah 20%
Kabupaten beserta
rencana rincian
melalui peta analog
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
Dari indikator Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR)
wilayah Kabupaten beserta rencana rincian melalui peta analog dan peta digital Masih
terbatasnya SDM, hardware dan software yang belum tersedia.
Indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun 2012 telah tercapai
dengan persentase capaian rata-rata 96 %
Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat
dilihat secara detail pada formulir : PKK.
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam) ”,
dicapai melalui program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan dengan 1 (
satu ) kegiatan yang outputnya berupa :
- Patroli petugas satpol PP dalam 24 jam 3 kali
Indikator kinerja sasaran “Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk”, dicapai
melalui kegiatan Inventarisasi melalui permintaan data ke seluruh Kecamatan yang yang
outputnya berupa :
- Jumlah Kecamatan yang mengirimkan 20 Kecamatan
Data Satuan Linmas
Indikator kinerja sasaran “Rasio Pos Siskampling per jumlah desa/kelurahan”, dicapai melalui
Inventarisasi melalui permintaan data ke seluruh Kecamatan yang outputnya berupa :
1. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 0.69 0.60 0.58
penduduk
2. Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam) 3x 3x 3x
3. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, 100 100 100
ketrentaman, keindahan) di Kabupaten (%)
4. Jumlah demontrasi 5x 5 1x
5. Cakupan petugas Linmas (%) - - -
6. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 99.62 85.52 95.36
7. Rasio Pos Siskampling per jumlah desa/kelurahan. 2.37 2.34 2.34
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang fluktuatif (naik turun) seperti terlihat
pada tabel di atas.
Capaian kinerja yang fluktuatif (naik turun) antara lain disebabkan oleh :
1. Indikator kinerja Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk menurun
disebabkan karena Ada anggota Satpol yang mutasi ke SKPD lain.
2. Indikator kinerja Cakupan petugas Linmas (%) tidak tercapai karena pada tahun 2012
tidak ada kegiatan Pemilihan (Pilbup, Pileg Pilgub dan Pilpres)
3. Indikator kinerja Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk fluktuatif disebabkan
karena Adanya data jumlah penduduk yang berbeda setiap tahunnya, untuk pembagi
jumlah Linmas per 10.000 penduduk yang semula diperkirakan tahun 2012 jumlah
penduduk 1.090.987 orang, namun jumlah penduduk berdasarkan data dari
Dindukcapil adalah 970.093 orang, sehingga cakupan jumlah Linmas per jumlah
penduduk melebihi target.
4. Indikator kinerja Rasio Pos Siskampling per jumlah desa/kelurahan menurun
disebabkan karena tidak ada Stimulus dari Pemerintah, sehingga hanya melaksanakan
pendataan.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh antara lain
dengan :
- Mengusulkan penambahan jumlah personil Satpol
- Menghimbau kepada Kepala Desa/Kelurahan melalui Kecamatan untuk membangun atau
merehab Pos Siskamling yang rusak.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki antara lain dengan :
1. Pendataat wilayah yang mengalami bencana kebakaran
2. Menghitung kejadian kebakatan yang sudah tertangani
3. Kordinasi dengan dinas terkait untuk perbaikan sarana
4. Mengusulkan penyediaan sarana berupa mobil damkar
5. Bekerja sama dengan dengan BPBD Kabupaten lain yang terdekat
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua ) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut :
Indikator kinerja sasaran” Jumlah LSM, Ormas dan Parpol yang difasilitasi “diapai melalui
program Pendidikan Politik Masyarakat dengan 1(satu) kegiatan dan Fasulitasi Bantuan
Hibah kepada Ormas sebagai Penanggung Jawab Teknis Kegiatan yang outputnya berupa :
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang meningkat seperti terlihat pada tabel
di atas.
Capaian kinerja yang berhasil tersebut antara lain disebabkan oleh :
1. Adanya perbaikan perencanaan yang mengarah pada capaian kinerja yang tertuang pada
RPJMD maupun Renstra SKPD.
2. Adanya penambahan dukungan Anggaran dari APBD Kabupaten Banjarnegara untuk
capaian target kinerja SKPD, meskipun belum sesuai apa yang menjadi target dalam
RPJMD
Untuk mencapai sasaran tersebut diatas, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut :
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2012 telah tercapai
dengan persentase capaian rara-rata : 100 %.
Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara
detail pada formulir PKK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 program, yaitu program Wawasan Kebangsaan dan Kemitraan
Wawasan Kebangsaan dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan, yang outputnya sebagai berikut
:
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) yang naik seperti terlihat pada tabel di atas.
Capaian kinerja yang berhasil tersebut antara lain disebabkan oleh :
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 243,41%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PPK.
Sasaran ini dicapai melalui 6 program, yaitu: Program Peningatan jalan dan
jembatan , Program Rehabilitasi /Pemeliharaan jalan dan jembatan, Program Pembangunan
saluran /drainase / gorong-gorong, Program Tersedianya permukiman dan rumah layak huni
yang nyaman bagi masyarakat, Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringan Irigasi,
rawa dan jaringan pengairan lainnya dan Program Pengendalian Banjir, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 107 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40
km/Jam) dan Tersedia jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah
kabupaten”, dicapai melalui Program Peningatan jalan dan jembatan , dengan 55 kegiatan
yang outputnya berupa :
- Peningkatan jalan dan jembatan 46.738,8 m
Indikator kinerja sasaran “ Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase / saluran
pembuangan air (minimal 1,5 m) ”, dicapai melalui Program Pembangunan saluran /drainase
/ gorong-gorong, dengan 9 kegiatan yang outputnya berupa :
- Pembangunan saluran/drainase/gorong 2.149 m
- Pembangunan gorong-gorong 42,5 m
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem
irigasi yang sudah ada, Rasio Jaringan irigasi, Jaringan Irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
”, dicapai melalui Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringan Irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya dan Program Pengendalian Banjir , dengan 8 kegiatan yang
outputnya berupa :
- Tercukupinya air bagi petani 14.059.200 m/l/detik
- Tercukupinya air bagi petani 12 m/Ha
- Tercukupinya air bagi petani 296.299 m
drainase / saluran
pembuangan air (minimal
1,5 m)
6. Tersedianya pedoman harga 100% 100% 100% 100% 100%
standar Bangunan Negara
(HSBGN) di Kabupaten
7. Tersedianya air irigasi 47,45 %
untuk pertanian rakyat pada
sistem irigasi yang sudah
ada
8. Rasio Jaringan irigasi 22,04 %
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Pada indikator Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/Jam) dan
indikator Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam
wilayah Kabupaten dilakukan dengan melanjutkan kegiatan pada tahun anggaran
2013 dengan melaksanakan prosedur pengadaan berang dan jasa yang lebih baik,
selektif dan prioritas penanganan jalan kabupaten yang ditetapkan.
2) Pada indikator Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan
selamat dan indikator Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan
dengan selamat dan nyaman, diupayakan dengan melanjutkan kegiatan tersebut
pada tahun anggaran 2013.
Indikator kinerja sasaran “ Rasio rumah layak huni, Cakupan layanan rumah layak
huni dan Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan”, dicapai melalui
Program Tersedianya pemukiman dan rumah layak huni yang nyaman bagi masyarakat, dan
data yang diperoleh dari KPMD Kabupaten Banjarnegara.
Indikator kinerja sasaran “ Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah
bersanitasi ”, dicapai melalui Program Peningkatan penyediaan sarana air bersih , dengan 26
kegiatan yang outputnya berupa :
- Pembangunan SAB 21 Kegiatan
- Pengelolaan Sanitasi 3 Kelurahan
- Pengelolaan Pamsimas 15 Desa
- Pengelolaan P2KP 4 Desa dan 9 kelurahan
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari ”, dicapai dari data yang diperoleh dari DPU Kabupaten Banjarnegara.
Indikator kinerja sasaran “ Rumah tangga pengguna listrik (%) ”, dicapai melalui
Program Pembinaan & Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan, dengan 4 kegiatan yang
outputnya berupa :
- Panjang Jaringan 4 Unit Jaringan Listrik Pedesaan 3,491 KMS
perkotaan
6. Jumlah uji KIR angkutan umum 1.138 buah 1.086 buah 95,43
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 99,10 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PPK.
Sasaran ini dicapai melalui 4 program, yaitu: Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ, Program Peningkatan Pelayanan Angkutan ,
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, Program Pengendalian
dan Pengamanan Lalu Lintas, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 7 (tujuh) kegiatan,
dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan ”, dicapai
melalui Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ , dengan 1
kegiatan yang outputnya berupa :
- Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0,45%
Indikator kinerja sasaran “ Rasio Ijin Trayek ”, “ Jumlah uji KIR angkutan umum ”,
“ Kepemilikan KIR angkutan umum (%) ”, “ Lama pengujian kelayakan angkutan umum
(KIR) ”, dan “ Biaya pengujian kelayakan angkutan umum ”, dicapai melalui Program
Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, dengan 1 kegiatan yang outputnya
berupa :
- Rasio ijin trayek 0,000418 %
- Jumlah uji KIR angkutan umum 1.086
(jumlah tersebut merupakan hasil penjumlahan mobil angkutan umum angkutan
(144) dan bus (942))
- Kepemilikan KIR angkutan umum 95, 26 %
(Jumlah tersebut didapat dari membandingkan jumlah uji KIR
angkutan umum dengan 2 kali jumlah angkutan, dikalikan 100%.
Jumlah tersebut menurun dari target dikarenakan beberapa pemilik
KIR yang hanya 1 kali melaksanakan uji KIR, bukan 2 kali seperti
yang sudah ditetapkan.)
- Lama Pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 47 menit
(Dasar SOP Tahun 2012 yang telah ditetapkan melalui Keputusan
Kepala Dinhubkominfo Kab. Banjarnegara No. 050/1565 Tahun
2012 tentang Penetapan SOP pada Dinhubkominfo)
- Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Rp 44.000,-
( Dalam Perda No. 2 Tahun 2008 tentang Retribusi Parkir di tepi
jalan umum, tariff buku uji Rp 7.500,- dan berdasarkan Perda Kab.
Banjarnegara Nomor 6 tahun 2011 tentang Retribusi daerah, Tarif
buku uji menjadi Rp 8.000,-)
1. Rasio panjang jalan per jumlah 0,95 % 0,81 % 0,73% 0,65% 0,45%
kendaraan
2. Jumlah orang/barang yang 1.045.133 995.364 947.965 789.970 928.000
terangkut angkutan umum
3. Jumlah orang/barang melalui 1.045.133 995.364 947.965 789.970 928.000
terminal per tahun
4. Jumlah arus penumpang angkutan 1.045.133 995.364 947.965 928.122 856.481
umum
5. Rasio Ijin Trayek 0.00042 0.00041 0.00041 0.00041 0.000418
6. Jumlah uji KIR angkutan umum 981 1.008 1.032 1.085 1.086
Ada beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
Peningkatan disiplin pegawai uji KIR dalam menjalankan pengajuan sesuai
dengan SOP
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan xxx indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 99,48 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PPK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 program, yaitu: Program Pengembangan Komunikasi,
Informasi, dan Media Massa , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 2 kegiatan, dengan
rincian sebagai berikut:
Ada beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
Aktif meminta bantuan dari pusat untuk mengembangkan sumber daya
komunikasi untuk desa-desa yang belum mendapat bantuan sosialisasi internet aman
dan internet sehat di beberapa sekolah
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 122,85 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PPK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 program, yaitu: Program Mitigasi Bencana Geologi ,
yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Jumlah titik rawan bencana yang telah dipantau dalam
rangka mengantisipasi bencana ”, dicapai melalui Program Mitigasi Bencana Geologi, dengan
1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya Pengawasan daerah rawan bencana 86 Lokasi
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 125,71%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PPK.
Sasaran ini dicapai melalui 4 program, yaitu: Program Peningkatan Iklim Investasi
dan Realisasi Investasi, Program Penataan Tata Ruang, Program Program Perencanaan Tata
Ruang , dan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 4 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Salah satu upaya meningkatkan lagi capaian secara aktif telah diupayakan untuk
diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
kerusakannya
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 113,18 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PPK.
Sasaran ini dicapai melalui 9 program, yaitu: Program Program pengembangan
kinerja pengelolaan persampahan , Program Peningkatan K-3, Program Upaya Kesehatan
masyarakat melalui kegiatan penyelenggaraan penyehatan lingkungan dan Program
peningkatan kapasitas sumber daya aparatur kegiatan pendidikan dan pelatihan formal ,
Program Konservasi Sumber Daya Alam , Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup , Program Peningkatan kualitas dan akses informasi Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup, Program Peningkatan penyediaan sarana air bersih, Program
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang
didukung dengan prasarana dan utilitas umum (PSU) ”, dicapai melalui Program Peningkatan
K-3 , dengan 2 kegiatan yang outputnya berupa :
- Peningkatan kebersihan, keindahan dan ketertiban ,fasilitas 1 paket
kebersihan kota
- Pengecatan 7.003,5 m
Indikator kinerja sasaran “ Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air
minum yang berkualitas ”, dicapai melalui Program Upaya Kesehatan masyarakat melalui
kegiatan penyelenggaraan penyehatan lingkungan dan Program peningkatan kapasitas sumber
daya aparatur kegiatan pendidikan dan pelatihan formal .
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber
Mata Air ”, dicapai melalui Program Konservasi Sumber Daya Alam . , dengan 1 kegiatan
yang outputnya berupa :
- Tersalurnya bibit teh 13.000 batang
Indikator kinerja sasaran “ Pencemaran status mutu air ”, dicapai melalui Program
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, dengan 6 kegiatan yang
outputnya berupa :
- Sosialisasi penilaian kota sehat / adipura 3x
- Tersedianya dana dan tersedianya reagen, sosialisasi tentang 3 materi
kelestarian lingkungan hidup
- Terselesaikannya kasus pencemaran lingkungan
- Terpenuhinya sarana dan prasarana pemantauan kualitas air 3 paket
sesuai standar laboratoriumn
- Tersosialisasinya pengelolaan lingkungan hidup 20 x
- Tersedianya alat laboratorium kimia, IPAL Puskesmas, 3 paket
Monil pemantau dan pengawasan LH
Indikator kinerja sasaran “ Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem
Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi
dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter / Orang/hari, Tersedianya sistem air limbah
setempat yang memadai, Tersedianya sistem air limbah skala komunitas / kawasan/kota”,
dicapai melalui Program Peningkatan penyediaan sarana air bersih, dengan 26 kegiatan yang
outputnya berupa :
- Pembangunan SAB 21 kegiatan
- Pengelolaan sanitasi 3 kelurahan
- Pengelolaan Pamsimas 15 desa
- Pengelolaan P2KP 4 desa dan 9 kelurahan
Indikator kinerja sasaran “ Jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga
tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun ”,
dicapai melalui Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup ,
dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
- Pemeliharaan saluran perkotaan 230 m
kerusakannya
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Pada indikator Persentase penanganan sampah dan indikator Tempat pembuangan
sampah (TPS) per satuan penduduk, diupayakan dengan membangun TPS,
disamping itu juga melalui program peningkatan kebersihan, keindahan dan
ketertiban. Sedangkan solusi terhadap kendala tersebut adalah melalui skala
prioritas.
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 93,42 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PPK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 program, yaitu: Program Pengembangan Potensi
Panas Bumi, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 kegiatan, dengan rincian sebagai
berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Peningkatan pemanfaatan potensi panas bumi dan
Pemanfaatan potensi gas rawa”, dicapai melalui Program Pengembangan Potensi Panas Bumi
, dengan 1 kegiatan yang outputnya berupa :
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara maksimal dan meningkatkan
SDM yang ada dalam pengolahan data
2) Memperbaiki peralatan yang rusak s
3) Perbaikan /sekeling penggalian pipa di sumur produksi 29 dan 30.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 14 (empat belas) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
ke SMP/MTs
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 96,44%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 6 (enam) program, yaitu: Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun , Program Pendidikan Menengah , Program Pendidikan
Non Formal, Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
keseluruhannya dilaksanakan melalui 36 (tiga puluh enam) kegiatan, dengan rincian sebagai
berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Angka melek huruf, Rasio melek huruf perempuan
terhadap laki-laki pada kelompok usia 15 – 24”, dicapai melalui program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Non
Formal dengan 6 kegiatan yang outputnya berupa :
- Pengadaan Buku Teks Ujian Nasional sejumlah 44 paket
SMP Kelas Tiga
- Pengadaan Buku Ujian Nasional dan sejumlah 14.000 buku
Ujian Sekolah SD/SDLB
- Pengadaan buku perpustakaan sejumlah 7 paket
SMP/SMPLB
- Pengadaan buku penunjang sejumlah 2 paket
pelajaran/referensi SMA/SMK
- Pengadaan Buku Mulok Bahasa Jawa sejumlah 4 paket
SMP/MTs
- terlaksananya pameran Hari Aksara
Internasional
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1. Alokasi anggaran fasilitasi tindak lanjut pasca buta aksara.
2. Kerjasama dengan perguruan tinggi sebagai usaha pemberantasan buta aksara.
3. Pendirian SMP satu atap dalam rangka pemerataan akses pendidikan.
4. Optimalisasi penyelenggaraan pendidikan paket A, B dan C.
5. Pengalokasian anggaran beasiswa bagi siswa berprestasi atau siswa dari keluarga kurang
mampu, walaupun belum menjangkau keseluruhan siswa.
6. Optimalisasi penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, baik
melalui sosialisasi kepada masyarakat maupun koordinasi dengan lembaga/dinas terkait.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 12 (dua belas) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Fasilitas Pendidikan:
1. Fasilitas Pendidikan:
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
3) Mengajukan anggaran baik dari APBN, APBD Provinsi maupun Kabupaten
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 13 (tiga belas) indikator kinerja.
Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Kualifikasi Guru
S1/D-IV
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 189,51 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
1. Kualifikasi Guru
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Angka Rata-rata UN
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 178,41%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
1. Angka Rata-rata UN
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 58 (lima puluh delapan) indikator
kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Angka kematian bayi per 1.000 Kelahiran 10,1 per 18,16 20,2
Hidup 1.000
2. Angka Kematian Ibu per 100.000 104 per 140,6 65
Kelahiran Hidup 100.000
3. Persentase balita gizi buruk (BB/TB) 1% 0,03% 197
6. Rasio posyandu per satuan balita 20 per 1000 20 per 780 125
0,002 (1598 posy)
0,0025
7. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 0,1 per 0,1 per 991,1 100, 9
satuan penduduk 1.000 pddk
8. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0,003 per 0,003 per 106
1000 941,5 pddk
9. Rasio dokter per satuan penduduk 0,06 per 0,06 per 100
1000 1000 (57 dr)
10. Rasio tenaga paramedis per satuan 1,180 per 1 per 1394 60,79
penduduk 1000
11. Cakupan komplikasi kebidanan yang 100 % 100% 100
ditangani
12. Cakupan Neonatus dengan komplikasi 100 % 53,06% 53,06
yang ditangani
13. Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki 90 % 94,92% 105,5
kompetensi kebidanan
14. Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) 90 % 97,1% 105,5
15. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat 100 % 100% 100
perawatan
16. Kesembuhan penderita TBC BTA Positif 90 83,5% 92,78
17. Cakupan penemuan dan penanganan 0,30 per 0,13 per 156,6
penderita penyakit DBD 100.000 100.000
18. Penderita malaria yang diobati 100 % 100% 100
(592 kasus)
19. Jumlah penderita malaria baru (API) <1 per 1.000 0,61 per 69,5
pddk 1.000 pddk
20. Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 6 per 2 per 33,3
100.000 penduduk <15 tahun 100.000 100.000
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 82,44%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 8 (delapan) program, yaitu: Program Upaya Kesehatan
Masyarakat , Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Perbaikan Gizi
Masyarakat, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Program
Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan,
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 13 (tiga belas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup dan angka
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup ”, dicapai melalui Program Upaya Kesehatan
Masyarakat dan Standarisasi Pelayanan Kesehatan, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terbentuknya kelas bumil sejumlah 15 kelas
- Terlaksananya pemberian asupan gizi bumil sejumlah 150 bumil
- Terlaksananya KIE bahaya rokok pada kehamilan sejumlah 150 bumil dan suami
- Terlaksananya pembinaan dan supervisi kelas ibu sejumlah 15 lokasi
- Terlaksanaya ANP Medis sejumlah 4 kasus
- Terlaksananya AMP Sosial sejumlah 120 orang
Indikator kinerja sasaran “persentase balita gizi buruk (BB/TB), cakupan balita gizi
buruk yang mendapat perawatan, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6 - 24 bulan keluarga miskin , Balita yang datang dan ditimbang, Balita yang naik berat
badannya, Balita bawah garis merah, Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1
kali per tahun, Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun, Cakupan ibu
nifas mendapat kapsul Vit A, Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe , Persentase bayi
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang
mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu terlaksana
KIP / A dan PPT / PKT di Rumah Sakit ”, dicapai melalui Program Penguatan Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan Anak , dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
1. Angka kematian bayi per 1.000 18,56 19,9 15,48 15,78 18,16
Kelahiran Hidup
2. Angka Kematian Ibu per 140,3 125,2 61,18 74,29 140,6
100.000 Kelahiran Hidup
3. Persentase balita gizi buruk 0,41% 0,07% 0,03%
(BB/TB)
4. Persentase Posyandu Purnama 27,5%
25. Cakupan kunjungan Ibu hamil 87,44% 86,60% 90% 87,6% 88,42%
K4
26. Cakupan pelayanan nifas 82,1% 90,14% 89,89%
45. Balita bawah garis merah 70,75% 69,69% 1,69% 1,53% 1,4%
46. Cakupan bayi (6-11 bulan) 97,84% 98,52% 99,12% 97,9% 98,55%
mendapat kapsul vitamin A 1
kali per tahun
47. Cakupan anak balita mendapat 94,42% 96,62% 99,1% 97,93% 97,7%
kapsul vitamin A 2 kali per
tahun
48. Cakupan ibu nifas mendapat 85,12 91,46% 95,11% 96,11% 98,1%
kapsul Vit A
49. Cakupan ibu hamil mendapat 82,55% 84,06% 86,63% 85,43% 86,8%
90 tablet Fe
50. Persentase bayi yang mendapat 52,36% 56,33% 61,1%
ASI eksklusif
51. Persentase desa dengan garam 74,52% 79,94% 82%
beryodium baik
52. Angka usia harapan hidup 68,88 69,04 69,20 69,20
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Peningkatan kemampuan pemberi layanan ditingkat dasar dengan pelatihan-pelatihan
teknis serta pemenuhan sarana dan prasarana di pelayanan tingkat dasar (PKD dan
Puskesmas).
2) Fasilitas pelayanan persalinan dapat terstandarisasi sehingga mampu melayani pelayanan
persalinan dengan baik serta perlunya peningkatan kualitas pelayanan melalui
optimalisasi kompetensi SDM dan dukungan anggaran.
3) Adanya kebijakan yang tepat disemua level pengambil kebijakan dalam penaganan
malaria secara kompeherensif mengingat bahwa kondisi lingkungan geografis beberapa
wilayah di Kabupaten Banjarnegara mendukung untuk perkembangan vektor malaria,
sehingga kewaspadaan pengendalian vektor tetap dilakukan, karena merupakan daerah
endemis malaria.
4) Dalam rangka upaya penemuan kasus AFP masih perlu diintensifkan melalui sosialisasi
ke masyarakat, optimalisasi surveilance AFP, Pemberdayaan masyarakat untuk active
detection AFP.
5) Untuk meningkatkan cakupan penemuan penderita baru BTA yang perlu dilakukan antara
lain :
a) Melibatkan Rumah Sakit dalam strategi DOTS yaitu mengutamakan diagnosis TB
dengan pemeriksaan dahak secara SPS atau yang lazim dengan pemeriksaan BTA TB
b) Meningkatkan mutu laboratorium Puskesmas baik secara kualitas maupun kuantitas
untuk lebih mendekatkan pelayanan diagnosis / pemeriksaan penyakit yang
memelukan pemeriksaan Laboratorium kepada masyarakat.
c) Meningkatkan sosialisasi baik Internal maupun Eksternal Puskesmas agar program TB
dengan strategi DOTS bukan hanya milik pemegang TB Puskesmas saja.
6) Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin dan Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin dengan
sinkronisasi pencatatan dan pelaporan, sosialisasi media massa, monitoring dan evaluasi.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 74,84 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) lainnya, Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya., Program pembinaan para
penyandang cacat dan eks trauma, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 4 (empat)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Persentase PMKS skala Kabupaten yang menerima
program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok
sosial ekonomi sejenis lainnya”, dicapai melalui Program Pemberdayaan Fakir Miskin,
Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
lainnya, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Keluaraga rawan sosial ekonomi yang mendapat pelatihan dan sejumlah 54 KUBE
pembinaan dibidang usaha ekonomi produk serta bantuan
stimulan modal usaha
Indikator kinerja sasaran “ Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut
usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial ”, dicapai melalui Program
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya., Program pembinaan para penyandang cacat dan eks
trauma , dengan 3 (tiga) kegiatan yang outputnya berupa :
jaminan sosial
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Mengusulkan anggaran dan berkoordinasi dengan Kementerian Sosial secara rutin agar
mendapat alokasi program penanganan untuk PMKS.
2) Mengoptimalkan anggaran yang ada.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 96,08 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Keluarga Berencana,
Program Peningakatan peran perempuan di pedesaan , Program Pengembangan Model
Operasional BKB-Posyandu-PADU, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga)
kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Cakupan penyediaan informasi Data Mikro Keluarga di
setiap Desa ”, dicapai melalui Program Keluarga Berencana , dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terlaksananya pendataan keluarga pada 278 desa/kel atau 277.984 KK
Indikator kinerja sasaran” Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK dan PKK aktif ”
dicapai melalui Program Peningakatan peran perempuan di pedesaan, dengan 1 (satu)
kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya kegiatan PKK di 278 desa/kel
Indikator kinerja sasaran “ Posyandu aktif ”, dicapai melalui Program Pengembangan
Model Operasional BKB-Posyandu-PADU dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya lomba posyandu tingkat kabupaten/ provinsi
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh
jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan :
1) Perekapan manual tetap dilaksanakan sehingga pada akhir tahun tetap tersaji data
pokok KB.
2) Pendataan on line tetap diselesaikan, bagi kecamatan yang tidak ada akses internet
mengentri data di BKBPP Kabupaten.
3) Pengalihan sistem entri dari on line menjadi off line untuk lebih efektif dan efisien.
4) Memberikan sosialisasi kepada masyarakat/ dasawisma untuk aktif dalam posyandu.
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 132,72%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Penguatan
Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak , yang keseluruhannya dilaksanakan
melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
1. Peningkatan Kapasitas dan Jaringan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Anak
2. Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
3. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Adapun output dari 3 (tiga) kegiatan tersebut adalah:
1. Output kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Jaringan Kelembagaan Pemberdayaan
Perempuan Anak, berupa:
- Forum anak 30 anak
- Pembentukan PPT 5 Kecamatan (@15 orang)
Sudah ada 15 orang
- Fasilitasi PSWGA 15 orang pengurus (di Poltek)
- Penguatan Pokja PUG/PUHA 52 orang
- Penguatan PUG Berbasis Masyarakat 30 orang (1 PUG BM di Kab)
- Penguatan Tim Teknis PUG 20 orang
- Penguatan Gugus Tugas KLA 20 orang
- Tim driver ARG 4 orang
- Pengumpulan Data Siga 30 SKPD/Sektoral
2. Output kegiatan Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak berupa:
- Penguatan PPT 20 Kecamatan untuk 600 orang
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan xxx indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
PKBD
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 103,05%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Keluaraga Berencana.
, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran : Rata-rata jumlah anak per keluarga; Cakupan PUS yang
istrinya di bawah usia 20 tahun; Cakupan sasaran PUS yang menjadi peserta KB Aktif;
Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi (Unmeet need); Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I; dicapai melalui program Keluarga Berencana dengan 1 (satu) kegiatan
yang outputnya berupa:
- Terlayaninya peserta KB Baru dari keluarga miskin di 20 Kecamatan atau 11.500
akseptor
Indikator kinerja sasaran : Persentase peserta KB Aktif pria; Rasio akseptor KB;
Jumlah peserta KB aktif; Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber KB, dicapai
melalui program Keluarga Berencana dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- Sosialisasi KB melalui pemutaran film 15 kali
- Sosialisasi KB melalui radio spot,aneka berita dan liputan berita 60 kali siar
- Tersedianya sarana KIE (Handycam,TV,DVD Player) 3 unit
Indikator kinerja sasaran “Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan masyarakat”, dicapai melalui program Keluarga Berencana, dengan
kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB yang outputnya berupa :
- Tersedianya sarana PLKB 53 unit
- Tersedianya BKB Kit 56 unit
- Tersedianya IUD Kit 20 unit
- Tersedianya mebelair BP KB 4 paket
- Tersedianya Komputer 7 unit
- Terbangunnya Gedung Balai Penyuluhan KB 4 unit
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 100,38 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: Program Peningkatan
Kesempatan kerja , Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga ketenagakerjaan ,
Program Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja, yang keseluruhannya
dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan ”, dicapai
melalui Program Peningkatan Kesempatan kerja, dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya
berupa :
- Terlaksananya penyebarluasan informasi tenaga bursa kerja sejumlah 125 orang
- Terlaksananya penyebarluasan informasi tenaga bursa kerja sejumlah 485 orang
melalui pameran bursa kerja (job affair)
- Penempatan tenaga kerja lokal (AKL) sejumlah 527 orang
- Penempatan tenaga kerja antar daerah (AKAD) sejumlah 561 orang
- Penempatan tenaga kerja antar negara (AKAN) sejumlah 559 orang
- Kesempatan kerja melalui padat karya produktif wirausaha sejumlah 284 orang
baru dan TTG
Indikator kinerja sasaran “ Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program
Jamsostek Besaran pemeriksaan perusahaan dan Besaran pengujian peralatan di perusahaan”,
dicapai melalui Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga ketenagakerjaan ,
dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa :
- Terlaksananya pembinaan/penyuluhan keselamatan dan sejumlah 100
kesehatan kerja di perusahaan orang/perusahaan
- Terlaksananya survei kebutuhan hidup layak untuk
menentukan UMK
Indikator kinerja sasaran “ Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis
kompetensi, Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakat dan Besaran
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 100 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pemeliharaan
Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui
9 (sembilan) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Persentase penyelesaian penanganan kasus dan Penegakan
Perda ”, dicapai melalui Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal , dengan 9 (sembilan) kegiatan yang outputnya berupa :
- Jumlah pegawai yang melakukan pelanggaran : 67 kasus
- Jumlah pengusaha yang tidak berijin : 137 kasus
- Jumlah reklame yang tidak berizin : 148 kasus
- Jumlah reklame yang habis masa izinnya : 195 kasus
- Jumlah reklame yang salah pemasangan : 1961 kasus
- Jumlah penjual cukai rokok yang ditata : 25 kasus
- Jumlah penjual/pengecer miras : 26 kasus
- Jumlah pengguna miras yang dibina : 20 kasus
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 100%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
5. Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah 0,0016 per 0,0178 1.112,50
penduduk 10.000
6. Jumlah gedung olahraga per 10.000 0,0003 per 0,0003 100
jumlah penduduk 10.000
Rata-rata Capaian 282,08
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pengelolaan
Keragaman Budaya , yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan
rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Penyelenggaraan festival seni dan budaya, Jumlah grup
kesenian per 10.000 penduduk dan Gedung kesenian per 10.000 penduduk ”, dicapai
melalui Program Program Pengelolaan Keragaman Budaya , dengan 1 (satu) kegiatan yang
outputnya berupa :
- Terselenggaranya pentas kesenian tradisional di daerah
Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun
pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 173,5 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK.
Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program, yaitu: Program pengembangan
destinasi pariwisata, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 1 (satu) kegiatan, dengan
rincian sebagai berikut:
Indikator kinerja sasaran “ Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, Situs
dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan”, dicapai melalui Program pengembangan
destinasi pariwisata, dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa :
- terehabilitasinya sarana benda Situs dan Kawasan Cagar Budaya
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Pencapaian Kinerja Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai
operasional Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2012 mendapat anggaran
sebesar Rp 1.147.279.899.000,- dan setelah mengalami revisi-revisi termasuk mendapatkan
tambahan melalui APBD Perubahan mengalami kenaikan menjadi Rp 1.242.254.339.000,-
atau mengalami kenaikan sebesar 8,28%.
Anggaran tersebut telah direalisasikan sebesar Rp 1.111.145.362.420,- atau sebesar
89,45 %, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel III.2
\
BERTAMBAH /
JUMLAH (Rp)
(BERKURANG)
NO. URAIAN ANGGARAN
SETELAH REALISASI (Rp) (%)
PERUBAHAN
1 2 3 4 5 6
1 PENDAPATAN 1,153,649,397,000. 1,193,098,804,187. 39,449,407,187.0 103.42
00 00 0
1.1 PENDAPATAN ASLI 77,716,593,000.00 94,271,467,989.00 16,554,874,989.0 121.30
DAERAH 0
a. Faktor Internal :
1. Kekuatan ( Srengths )
- Kabupaten Banjarnegara mempunyai Potensi pertanian lahan basah seluas 14.867 Ha
dengan potensi tanaman pangan seperti padi dan palawija sebagai pola gilir tanam,
disamping itu juga terdapat pertanian lahan bukan sawah seluas 55.842 Ha dengan
komoditas tanaman padi gogo dan palawija seperti ubi kayu, ubi jalar, kacang-kacangan
2. Kelemahan ( Weaknesses )
- Kurangnya orientasi petani terhadap pasar yang lebih berorentasi pada produksi yang
menggunakan teknologi sederhana.
- Di bidang kehutanan, meningkatnya kerusakan kawasan hutan yang diakibatkan adanya
kebakaran hutan pada musim kemarau, bencana alam berupa angin kencang sehingga
b. Faktor Eksternal
1. Peluang ( Opportunity )
- Kondisi dan situasi Kabupaten Banjarnegara yang relatif stabil dan kondusif.
- Potensi daerah yang cukup banyak dan beragam.
- Perhatian pemerintah yang cukup tinggi terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat.
- Banyaknya sumber-sumber dana yang dapat diakses untuk membiayai pengembangan
usaha.
- Banyaknya penduduk sebagai konsumen akhir dari produk-produk industri kecil dan
rumah tangga.
- Ekonomi pasar bebas akan menjadi ancaman apabila tidak siap secara dini dari seluruh
masyarakat pelaku ekonomi dalam mengahadapi kompetisi.
B. Tingkat Nasional
1. Hari Laksono Mukti, SMPN 2 Rakit, juara 3 OSN cabang mapel biologi
2. Novi Indriastuti, SMPN 1 Wanadadi, juara 1 FLS2N cabang vokal tunggal
3. Wiwit Rifa’i, SMAN 1 Banjarnegara, juara 1 OSN mapel matematika
4. Khairani Alkatiri, SMAN 1 Banjarnegara, juara 2 OSN mapel kebumian
5. Putri Endah Kaeksi, SMAN 1 Wanadadi, juara 1 O2SN cabang pencak silat
6. Siti Rosidah, SMAN 1 Banjarnegara, juara 1 O2SN cabang pencak silat
7. Sabariyanto, SMAN 1 Banjarnegara, juara 3 OSN cabang mapel fisika
8. Piagam penghargaan dari Mendagri atas keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan
penerapan E-KTP sehingga Kabupaten Banjarnegara berhasil mencapai target
perekaman E-KTP lebih cepat dari batas waktu yang telah ditetapkan.
9. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER-
01/MEN/I/2007 tanggal 11 Januari 2007, PT. Indonesia Power mendapatkan
Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) atas prestasinya dalam
melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga mencapai Jam
Kerja Operasional (JKO) 13.550.941 jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja,
terhitung sejak tanggal 01 April 2001 sampai dengan 31 Oktober 2011, Penyerahan
Penghargaan K3 Nasional Tahun 2012.
10. Juara III lomba Kelompok Ternak Kambing Tingkat Nasional atas nama Kelompok
tani “MUGI REJEKI” Desa Klampok Kec. Purwareja Klampok
11. Terpilihnya kelompok tani Giri Yuwono Desa Duren Kecamatan Pagedongan dalam
mengikuti lomba Nasional Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Tahun 2012
C. Tingkat Internasional
1. Fenin Rega R., SMAN 1 Banjarnegara, juara 3 OSN bidang kebumian
2. Rizqi Wahyu Pangestu, SMAN 1 Banjarnegara, juara 3 OSN bidang astronomi
SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS
1 2 3 4
9. Meningkatnya 6. Rasio PNS Lulusan S1 40,16 %
kualitas SDM 7. Rasio PNS Lulusan S2/S3 1,79 %
SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS
1 2 3 4
4. Meningkatnya 3. Jumlah organisasi pemuda 24 buah
peran aktif pemuda 4. Jumlah kegiatan kepemudaan 7 kali
dalam
pembangunan
5. Meningkatnya 7. Jumlah organisasi olahraga 27 buah
pencapaian prestasi 8. Jumlah kegiatan olahraga 5 kali
olahraga 9. Gelanggang / balai remaja (selain milik 4 buah
swasta)
10. Lapangan olahraga 46 buah
11. Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah 0,0016 per
penduduk 10.000
12. Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah 0,0003 per
penduduk 10.000
6. Meningkatnya 5. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 66 Kali
pelestarian seni dan 6. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk 0,070 per
budaya tradisional 10.000
7. Gedung kesenian per 10.000 penduduk 0 per 10.000
8. Meningkatnya 3. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 0,0002
kualitas dan 4. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya 0,00 %
kuantitas bangunan yang dilestarikan
bersejarah dan
cagar budaya
1. Sekda
2. Asisten
3. Kabag
SUTEDJO SLAMET UTOMO, S.H., M.Hum.
Pemerintah mencakup
semua mata pelajaran
dengan perbandingan
satu set untuk setiap
peserta didik.
35. Setiap SD/MI 25% 100% 400
menyediakan satu set
peraga IPA dan bahan
yang terdiri dari model
kerangka manusia,
model tubuh manusia,
bola dunia (globe),
contoh peralatan optic,
kit IPA untuk
eksperimen dasar, dan
poster/carta.
36. Setiap SD/MI memiliki 25% 54,30% 217,2
minimal 100 (seratus)
judul buku pengayaan
dan 10 (sepuluh) judul
buku referensi, dan
setiap SMP/MTS
memiliki 200 (dua
ratus) judul buku
pengayaan dan 20 (dua
puluh) judul buku
referensi.
27. Meningkatnya 27. Kualifikasi Guru
SASARAN REALIS
NO INDIKATOR KINERJA TARGET %
STRATEGIS ASI
1 2 3 4
7. Meningkatnya 5. Jumlah organisasi pemuda 24 buah 24 buah 100
peran aktif 6. Jumlah kegiatan 7 kali 7 kali 100
pemuda dalam kepemudaan
pembangunan
8. Meningkatnya 13. Jumlah organisasi 27 buah 27 buah 100
1. Sekda
2. Asisten
3. Kabag
SUTEDJO SLAMET UTOMO, S.H., M.Hum.