Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU MINGGUAN 1 I.

Topik
ANATOMI HEWAN Topik yang akan dibahas pada tugas individu minggu
“Sistem Integumen” pertama pada mata kuliah Anatomi Hewan adalah
tentang “Sistem Integumen”

II. Hari/Tanggal : Kamis, 07 September 2017


III. Tempat : Perpustakaan Daerah
IV.Pembahasan:
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Hewan
A. Pengertian Sistem Integumen
Dosen Pengampu :
Integumen atau biasa disebut sebagai kulit
Dr. Sonja Verra Tinneke Lumowa, M. Kes
merupakan suatu organ yang melapisi permukaan
YENY APRILIA
tubuh dan berfungsi untuk melindungi lapisan di
(1605015004)
bawahnya dari pengaruh luar misalnya pathogen
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI (Qurniawan, 2013: 1).
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Sistem integumen adalah sistem organ yang
UNIVERSITAS MULAWARMAN membedakan, memisahkan, melindungi,dan

SAMARINDA menginformasikan hewan terhadap lingkungan


sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian
sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan
produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari
bahasa Latin " integumentum", yang berarti "penutup"
(Nubatonis, 2015: 1).
Kulit adalah ‘selimut’ yang menutupi permukaan
tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung
dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar.
Kulit terbagi atas dua lapisan utama, yaitu Epidermis
(kulit ari) sebagai lapisan yang paling luar dan Dermis
(korium, kutis, kulit jangat). Sedangkan subkutis atau
jaringan lemak terletak di bawah Dermis (Pramesti,
Gambar 1.1: Kulit dan bagian-bagiannya (Gibson,
2012: 6).
2003)
B. Lapisan Pada Kulit
Kulit terbagi menjadi tiga lapisan utama: (i)
epidermis, (ii) dermis, dan (iii) hipodermis (jaringan
subkutan)
1. Epidermis tanduk. Sel-sel tanduk yang mati kemudian luruh
Epidermis terbentuk dari lima lapisan sel (Goeser, 2008: 266).
epitelial squamosa, diantaranya yang paling umum
adalah keratinosit. Keratinosit adalah sel-sel yang
bertanggung-jawab untuk pembentukan keratin,
protein struktural dari kulit, rambut, dan kuku.
Lapisan yang paling dalam, stratum germinativum,
juga dikenal sebagai lapisan sel basal. Kurang
lebih setengah dari keratinosit bergerak dari
lapisan sel basal ke atas melalui semua lapisan-
lapisan epidermis yang lain. Sambil bergerak
melalui lapisan-lapisan, strukturnya berubah dan
sel-sel mulai memipih, kehilangan inti, dan
akhirnya kering. Ketika sel-sel ini mencapai
lapisan yang paling luar, stratum corneum, mereka
kemudian dikenal sebagai sel tanduk. Inilah
sebabnya stratum corneum juga disebut lapisan Gambar 2.1: Struktur Epidermis (dilaayu840)
2. Dermis
Lapisan kedua kulit, yaitu dermis, biasanya 40
kali lebih tebal dari epidermis dan tersusun dari
bahan mukopolisakarida. Pada dermis terdapat sel-
sel mast dan fibroblast. Dermis dibentuk oleh
jaringan ikat fibrosa tidak beraturan. Di dalam
dermis, terdapat struktur kulit tambahan, yaitu
folikel rambut dan kuku, reseptor sensorik, dan
beberapa macam kelenjar. Sebagian menonjol
melalui epidermis dan permukaan kulit, tetapi
bagian aktifnya berada di dalam dermis (Goeser,
2008: 267; Mashudi, 2011: 82).
Gambar 2.2: Struktur Dermis (Dilaayu840)
3. Hipodermis
Lapisan ketiga dari kulit, hipodermis (atau
subkutis), tersusun atas sel-sel lemak (jaringan
adiposa), kolagen, dan pembuluh-pembuluh darah
yang lebih besar. Jaringan berlemak C. Sistem Integumen Pada Hewan
mempengaruhi regulasi panas tubuh dan 1. Sistem Integumen Amfibi
memberikan efek bantalan terhadap tekanan Amfibi bernapas dengan kulitnya yang lembut
eksternal dan cedera (Goeser, 2008: 268). dan bersih, tanpa bulu, tanpa Sisik. Kulit tersusun
atas epidermis dan dermis yang terbagi atas
jaringan lain. Pada epidermis sebelah bawah
merupakan lapisan sel germ yang selalu
menghasilkan lapisan jangat yang setiap waktu
bisa terkelupas. Sedangkan, pada dermis terdapat
jaringat ikat. Di sebelah luar jaringan tersebut
terdapat jaringan seperti karet busa yang
mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian
sebelah dalam dari dermis terdapat jaringan-
jaringan padat berupa jaringan ikat yang
selanjutnya di bawah jaringan dermis terdapat saraf
dan pembuluh darah (Nubatonis, 2015: 5).

Gambar 3.3: Struktur Hipodermis (dilaayu840)


2. Sistem Integumen Mamalia
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas
hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh
adanya kelenjar susu, yang pada betina
menghasilkan susu sebagai sumber makanan
anaknya. Mamalia memliki integumen yang terdiri
dari tiga lapisan: paling luar adalah epidermis,
yang tengah adalah dermis, dan paling dalam
adalah hipodermis (Nubatonis, 2015: 12).
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis
dan vaskuler. Tersusun atas epitelium berlapis dan
terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun
atas dua lapis yang jelas tampak, yaitu selapis
lapisan tanduk dan selapis zona germinalis,
epidermis tidak berisi pembuluh darah, saluran
Gambar 3.1: Integumen Amfibi (Nubatonis,
kelenjar keringat menembus epidermis dan
2015: 6).
mendampingi rambut. Pada lapisan dermis terdapat
pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut,
kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast. 3. Sistem Integumen Aves
Sedangkan, Hipodermis Merupakan bagian Tubuh Aves dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak
terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu, yang
lemak sehingga berfungsi sebagai bantalan merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk
terhadap cedera dan membantu dalam ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat
mempertahankan panas tubuh (Nubatonis, 2015: resisten. Dasar kuncup bulu melekuk ke dalam pada tepinya
13). sehingga terbentuk foliculus yang merupakan lubang bulu
pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu
menanduk dan membentuk bungkus yang sangat halus,
sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu
(Nubatonis, 2015: 11).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga
macam yakni :
a. Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya
bercabang-cabang pendek halus (hair feather);
b. Plumulae, berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan
Gambar 3.2: Integumen Mamalia (Biologi-
perbedaan detail (down feathers);
Blogger)
c. Plumae, merupakan bulu yang sempurna (contour dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan
feather). bawahnya, yang dikenal sebagai
osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum pada
reptil adalah: sikloid(cenderung datar membundar),
granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas
(memilikigigir memanjang di tengahnya, seperti
lunas perahu) (Nubatonis, 2015: 7).

Gambar 3.3: Integumen Aves (Biologi-Blogger)


4. Sistem Integumen Reptil
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik
yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku
Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu
berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang Gambar 3.4: Struktur kulit berbagai reptil
mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang
Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini a. Ordo Chelonia
pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan Bangsa hewan yang disebut (ordo)
untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut. Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan
Integumen pada reptilia umumnya juga tidak mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau
mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok
integumen yang menanduk tidak mengandung sel- kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian
sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati dan atas yang menutupi punggung disebut karapas
berjalannya waktu akan mengelupas. Permukaan lapisan (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut)
epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini
ikut hilang apabila hewan berganti kulit terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya
(Nubatonis, 2015: 7). berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun
Menurut Nubatonis (2015: 7), bahwa Reptilia seperti genting; sementara lapis bagian dalam
merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun
terdiri dari tiga ordo , yaitu Ordo Testudinata rapat seperti tempurung.
(Chelonia), Ordo squamata, dan Ordo
Crocodilia/Loricata sebagaimana penjelasan
berikut!
membantu pergerakan ular, mempertahankan
kelembaban, berguna dalam kamuflase dan
mengubah penampilan, dan untuk beberapa
kasus juga membantu dalam menangkap
mangsa (misalnya pada ular kadut).
Sisik ular merupakan modifikasi dan
diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau
epidermis. Sisik-sisik ini terbuat dari keratin,
bahan yang sama yang menyusun kuku dan
rambut. Tiap sisik memiliki permukaan luar dan
Gambar 3.5: Integumen Ordo Chelonia dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada
(Pendidikan Biologi) pangkalnya, seperti susunan genteng.
b. Ordo Squamata Setiap individu ular menetas dengan jumlah
Ular, sebagaimana reptil lainnya, memiliki sisik yang tetap; sisik-sisik ini tidak bertambah
sisik-sisik yang menutupi kulitnya.Tubuh ular atau berkurang sejalan dengan bertambahnya
tertutupi seluruhnya oleh sisik-sisik yang umur ular. Meski demikian, sisik-sisik ini
memiliki beraneka bentuk dan ukuran. Sisik- bertambah besar ukurannya. Sisik-sisik ini
sisik tersebut berfungsi untuk melindungi tubuh, tertancap sedemikian rupa di kulit di sekitar
mulut dan sisi tubuh, memungkinkan kulit itu akuatik lainnya, sisik-sisik ini berbutir-butir
mengembang sehingga ular dapat menelan (granular) dan deretannya tak bisa dihitung.
mangsa yang berukuran lebih besar dari
diameter tubuhnya.
Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau
punggung dikenal sebagai sisik dorsal atau
kostal (costal). Sisik-sisik ini tersusun seperti
genteng yang disebut susunan imbrikata
(imbricate), serupa dengan susunan sisik pada
tubuh kadal dan bunglon. Sisik-sisik dorsal
tersusun berderet-deret di sepanjang tubuhnya,
deretan berikutnya terletak sedikit bergeser,
sehingga sisik-sisik dari satu deret ke deret
Gambar 3.6: Integumen Ordo Squamata
sebelahnya nampak lurus pada garis diagonal.
(Pendidikan Biologi)
Kebanyakan jenis ular memiliki deretan sisik
yang ganjil jumlahnya, kecuali pada beberapa
spesies semisal ular sapi (Zaocys). Sementara,
pada beberapa spesies ular laut dan ular-ular
c. Ordo Crocodilia (Loricata) 5. Sistem Integumen Pisces
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil Lapisan epidermis pada ikan selalu basah
yang berukuran paling besar di antara reptil karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel
lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh
Di daerah punggung sisik-sisik tersebut tersusun permukaan tubuhnya. Epidermis merupakan
teratur berderat ke arah tranversal dan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan
mengalami penulangan membentuk perisai lingkungan dan sistem somatic yang mempunyai
dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada sejarah evolusi yang kompleks. Integumen pada
bagian lateral bulat dan pada bagian ventral hewan ini merupakan lapisan protektif yang
berbentuk segi empat. menjaga lalu lintas air dan zat-zat yang terlarut di
dalamnya secara bebas (Nubatonis, 2015: 2).
Epidermis tidak dilengkapi dengan pembuluh-
pembuluh darah, keperluan metabolisme diperoleh
secara difusi, karena itu kecenderungan dari sel-sel
yang paling di luar untuk menjadi mati dan lepas
sangat besar sekali. Epidermis bagian dalam
Gambar 3.7: Struktur luar kulit Buaya terdapat lapisan sel yang disebut stratum
(PxHere) germinativum (lapisan malphigi). Lapisan ini
sangat giat dalam melakukan pembelahan untuk
menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan
untuk persediaan pengembangan tubuh (Nubatonis,
2015: 2).
Dermis yang didalamnya terkandung pembuluh
darah, saraf dan jaringan pengikat memiliki
struktur yang lebih tebal dan sel-sel yang
susunannya lebih kompak dari pada epidermis.
Derivat-derivat kulit juga juga dibentuk dalam
lapisan ini. Lapisan dermis berperan dalam Gambar 3.8: Integumen Pisces (Generasi Biologi)
pembentukan sisik pada ikan yang bersisik, dan Pada tubuh dan ekor di epidermis terdapat sisik
derivat-derivat kulit lainnya (Nubatonis, 2015: 2). yang masing-masing tertanam dalam saku dermal
dan tumbuh sepanjang hidup. Berdasarkan bentuk
dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan
dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid,
Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid (Nubatonis,
2015: 2).
V. Kesimpulan kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast. Sedangkan,
Integumen atau biasa disebut sebagai kulit merupakan Hipodermis Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang
suatu organ yang melapisi permukaan tubuh dan terdiri dari banyak sel lemak.
berfungsi untuk melindungi lapisan di bawahnya dari Setiap hewan tentu memiliki karakteristik yang khas
pengaruh luar. pada sistem integumennya. Sistem integumen setiap
Sistem integumen adalah sistem organ yang hewan dipengaruhi oleh struktur tubuh hewan tersebut
membedakan, memisahkan, melindungi,dan dan termodifikasi sedemikian rupa untuk membantu
menginformasikan hewan terhadap lingkungan proses hidup mereka. Misalnya, integumen pada pisces
sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian berupa sisik, sedangkan pada aves berupa bulu, serta
sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, berbagai hewan lainnya yang memiliki integumen yang
bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya khas.
(keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
" integumentum", yang berarti "penutup".
Kulit terbagi menjadi tiga lapisan utama: (i)
epidermis, (ii) dermis, dan (iii) hipodermis (jaringan
subkutan). Epidermis merupakan lapisan luar kulit yang
tipis dan vaskuler. Pada lapisan dermis terdapat
pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut,
DAFTAR PUSTAKA

Goeser, Angie L. 2008. Kulit, Rambut dan Kuku.


Http://Iyrawati.files.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 07 September 2017 Pada pukul 23.41.

Mashudi, Sugeng. 2011. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Dasar.


Makassar: Salemba Medika.

Nubatonis, Febrian R. P. 2015. Materi Sistem Integumen.


Kupang: Universitas Nusa Cendana.

Pramesti, Arindha Reni. 2012. Anatomi dan Fisiologi Integumen


(kulit). Surabaya: ADLN Perpustakaan Airlangga.

Qurniawan, Tony Febri dan Deera Army Pramana. 2013.


Mikroanatomi Kelenjar Kulit Duttaphrynus
melanostictus. Yogyakarta: Fakultas Biologi Universitas
Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai