Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIK DENGAN TERAPI


BERTEKANAN NEGATIF( NEGATIVE PRESSURE WOUND
THERAPY/ NPWT)

Disusun oleh :

NAMA NIM
1. EGI RISKA
2. LUKAS LAKE
3. YENNI AGUSTINA. I
4. YULIA EVI SUSANTI

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN LUKA ULKUS
DIABETIK DENGAN TERAPI LUKA BERTEKANAN NEGATIF
(NPWT) dan NUTRISI

Hari / Tanggal : Senin, 27 November 2017

Waktu : Pukul 10.00-10.30

Pokok pembahasan : Perawatan ulkus kaki diabetik dengan terapi luka


bertekanan negative ( Negative pressure wound therapy/
NPWT) dan Nutrisi

Sub pokok pembahasan : Menjelaskan tentang cara perawatan luka ulkus kaki
diabetik dan nutrisi

Sasaran : Mahasiswa Keperawatan Semester VII Stikes


Yogyakarta

Tempat : Ruang kelas 2.4

A. Tujuan instruksional umum (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Mahasiswa


keperawatan semester VII Stikes Yogyakarta mampu memahami tentang cara
perawatan luka ulkus kaki diabetic dengan terapi luka bertekanan negative
(NPWT) dan pemberian nutrisi yang baik dan benar.

B. Tujuan instruksional khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Mahasiswa keperawatan
semester VII Stikes Yogyakarta dapat memahami dan dapat menjelaskan kembali
a. Pengertian Diabetes Melitus
b. Pengertian Perawatan luka
c. Terapi luka bertekanan negative/NPWT
d. Mekanisme kerja NPWT
e. Indikasi dan kontraindikasi
f. Komplikasi
g. Cara perawatan luka ulkus diabetic menggunakan NPWT
h. Terapi nutrisi diabetes mellitus

C. Kegiatan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta


1. 5 Pembukaan : Menjawab salam,
menit 1. Memberi salam mendengarkan dan
2. Berdoa memperhatikan
3. Memperkenalkan diri
4. Menyampaikan maksud dan
tujuan
5. Menyampaikan kontrak waktu

2. 15 Pelaksanaan : Menjelaskan dan Menyimak dan


menit Menyampaikan materi Memperhatikan
a. Pengertian Diabetes Melitus
b. Pengertian Perawatan luka
c. Menyebutkan tanda dan gejala
infeksi pada luka
d. Menyebutkan penyebab infeksi
e. Menyebutkan cara-cara
perawatan luka
f. Dapat mengetahui manfaat dari
diit bagi penderita DM
g. Dapat menyebutkan diit-diit yang
penting bagi penderita DM

3. 10 Evaluasi : Bertanya dan


menit Meminta peserta menjelaskan dan Menjawab
menyebutkan kembali :
a. Pengertian Diabetes
Melitus
b. Pengertian Perawatan
luka
c. Terapi luka
bertekanan
negative/NPWT
d. Mekanisme kerja
NPWT
e. Indikasi dan
kontraindikasi
f. Komplikasi
g. Cara perawatan luka
ulkus diabetic
menggunakan NPWT
h. Terapi nutrisi diabetes
mellitus

1. 5 Penutup : Menjawab salam


menit Mengucapkan terima kasih
Berdoa
Mengucapkan salam

D. Metode
Ceramah, Tanya jawab
E. Media
Leaflet, power point, LCD, Laptop
F. Pengorganisasian
a. Ketua : Egi Riska
b. Sekretaris : Yulia Evi Susanti
c. Moderator : Yenni Agustina Indriani
d. Penyaji : Likas Lake
G. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
1. Mahasiswa mau mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
2. Media lengkap dan dapat difungsikan dengan baik
3. Ruangan nyaman dan pencahayaan cukup
b. Kriteria proses
1. Mahasiswa mau mengikuti kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Keadaan ruangan tidak gaduh
3. Mahasiswa kooperatif dalam berdiskusi dan tanya jawab sesuai dengan
sesi tanya jawab sesuai dengan sesi tanya jawab
c. Kriteria hasil
Menjelaskan tentang
a. Pengertian Diabetes Melitus
b. Pengertian Perawatan luka
c. Terapi luka bertekanan negative/NPWT
d. Mekanisme kerja NPWT
e. Indikasi dan kontraindikasi
f. Komplikasi
g. Cara perawatan luka ulkus diabetic menggunakan NPWT
h. Terapi nutrisi diabetes mellitus
H. Sumber informasi

file:///C:/Users/Yulia%20Evi%20Susanti/Downloads/24-46-1-SM%20(2).pdf

Majid abdul, Prayogi A.S.2013. Buku pintar perawatan luka.Yogyakarta


:Gosyen Publishing

Sari Yunita.2015. perawatan luka diabetes.Yogyakarta:Graha ilmu


LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (Brunner
dan Sudart, 2001). Berdasarkan definisi American Diabetes Association
(ADA) 2010, diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karna kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Komplikasi yang sering
dialami pengidap diabetes yaitu komplikasi pada kaki (15%) disebut kaki
diabetes (Akhtyo,2009).
Diabetes mellitus dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa organ
tubuh, seperti mata, saraf dan ginjal serta berpotensi berkembangnya
proses penyakit atreoklorosis yang akan berefek pada gangguan jantung ,
otak dan organ lain dalam tubuh (Indofamilyhealth,2008).
B. Perawatan luka
Perawatan luka adalah suatu teknik dalam membersihkan luka yang
diakibatkan oleh penyakit diabetes mellitus dengan tujuan untuk mencegah
infeksi luka, melancarkan peredaran darah sekitar dan memeprcepat proses
penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka, dapat dikaterogikan menjadi tiga, yaitu :
a. Healing by primary intention
Tepi luka bias menyatu kembali, permukaan bersih, biasanya
terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang.
Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke eksternal.
b. Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan
berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar
luka dan sekitarnya.
c. Delayed primary healing ( tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai
dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.
C. Konsep terapi luka bertekanan negative (Negative pressure wound
therapy/NPWT)
Negatif pressure wound therapy (NPWT) atau bias disebut dengan
TNP ( topical Negative Pressure ) merupakan terapi non farmakologis
yang digunakan dalam penatalaksanaan luka akut maupun kronik, meliputi
pressure ulcer (decubitus), luka diabetik, maupun luka karena trauma.
Menurut Fleischman cit Vikatma (2008) konsep penggunaan tekanan
negative tinggi ini sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1940an. Namun
mulai dikembangkan secara intensif pada tahun 1990 di jerman dan
Amerika serikat.
D. Mekanisme kerja NPWT / VAC
Mekanisme NPWT dalam proses penyembuhan ulkus kaki diabetic adalah
mempertahankan lingkungan luka tetap lembab (moist), membuang cairan
dan material infeksi, menurunkan kolonisasi bakteri, meningkatkan
formasi granulasi jaringan, pertumbuhan sel yang lebih cepat,
meningkatkan aliran darah local, menurunkan jumlah bakteri dan
membuang protease yang membahayakan proses penyembuhan luka.
E. Indikasi dan Kontra indikasi

Indikasi penggunaan terapi ini adalah terutama paling cocok


digunakan untuk luka stage III dan stage IV dengan granulasi yang jelek
atau tidak mencukupi dan eksudate yang berlebihan. Secara umum,
penggunaan NPWT dapat dipertimbangkan untuk luka kronik, jika ukuran
luka hanya berkurang sedikit (<30 %) setelah 4 minggu perawatan dengan
debridment atau jika eksudat tidak dapat dikontrol secara efektif dengan
dressing harian.

F. Komplikasi
1. Ketidaknyamanan atau nyeri ketika cairan dressing diganti. Tekanan
yang digunakan harus ditentukan berdasarkan derajat nyeri yang
dirasakan pasien. Jika nyeri menetap setelah pengurangan tekanan
maka terapi NPWT seyogyanya dihentikan
2. Masalah kulit secara topical
Masalah kulit topical mungkin muncul selama penggunaan NPWT,
yaitu munculnya infeksi jamur, candida dan subepidermal
granulasi.namun hal ini jarang terjadi
G. Cara perawatan luka ulkus diabetic dengan NPWT
- Letakkan sponge sesuai dengan ukuran luka
- Temple film dressing ( alias kertas penutup lukanya) permukaan luka
akan tertutup oleh air tight film yang terhubung dengan suction tube (
terhubung dengan control unit )
- Kemudian sambungkan tekanan negative/ NPWT . dengan tekanan 50-
175 mmHg
H. Terapi nutrisi
Prinsip pengaturan diet pada penyandang DM adalah menu seimbang
sesuai kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing pasien, serta perlu
ditekankan pentingnya keteraturan jadwal, jenis dan jumlah makanan.
Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari :
1. Karbohidrat : 45-65% total asupan energy ( karbohidrat nonolahan
berserat tinggi, dibagi dalam 3x makan/hari)
2. Lemak : 20-25% kebutuhan kalori ( batasi lemak jenuh dan lemak
trans, seperti daging berlemak dan whole milk, konsumsi kolestrol
<200 mg/hari)
3. Protein : 10-20% total asupan energy ( seafood, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu tempe.
4. Natrium : < 3 g atau 1 sdt garam dapur (pada hipertensi, natrium
dibatasi 2,4 g)
5. Serat : ± 25 g/hari (kacang-kacangan, buah, dan sayuran serta
karbohidrat tinggi serat)
6. Pemanis alternative : tetap perlu diperhitungkan kandungan
kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

Anda mungkin juga menyukai