Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajar : Manajemen Nyeri dengan Aromaterapi Lavender


Sub Topik : Penyuluhan tentang manajemen Nyeri dengan Aromaterapi
Lavender
Hari/Tanggal : Minggu, 30 Oktober 2022
Waktu : Jam 10 : 00 wib
Tempat : Pasien dan Keluarga Pasien di Bangsal Madinah RSIY PDHI
Penyuluh : Kelompok

I. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien
terkait dengan mengontrol nyeri dengan aromaterapi lavender
b. Tujuan Khusus
1) Klien mampu Menjelaskan definisi amputatum
2) Klien mampu Menjelaskan penyebab atau indikasi amputatum
3) Klien mampu Mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri post
amputatum dengan aromaterapi lavender
II. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien dengan diagnose post amputatum di bangsal
Madinah RSIY PDHI
III. Media
Leaflet
IV. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
d. Praktik manajemen nyeri
V. Strategi Pelaksanaan
Fase Kegiatan Waktu
Orientasi a. Memberikan salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dilakukan
pendidikan kesehatan
Kerja a. Bertanya kepada klien mengenai 20 menit
pengetatahuan tentang teknik
manajemen nyeri
b. Menjelaskan definisi teknik
manajemen nyeri
c. Menjelaskan teknik manajemen nyeri
d. Mendemonstrasikan teknik manajemen
nyeri
e. Memberikan reinforcement positif
kepada pasien
Evaluasi a. Memberikan kesempatan untuk 5 menit
bertanya
b. Menjawab pertanyaan
c. Tanyakan terkait dengan tujuan khusus
yang sudah direncanakan
d. Jelaskan kembali tentang kesimpulan
pendidikan kesehatan

VI. Kriteria Evaluasi


a. Struktur
1. Adanya koordinasi dengan kepala ruang dan CI bangsal Madinah
RSIY PDHI terkait pelaksanaan pendidikan kesehatan
2. Adanya persiapan yang baik terkait sarana dan prasarana pendidikan
kesehatan
b. Proses
1. Klien mengikuti pendkes dari awal hingga akhir
2. Klien antusias dan aktif mengikuti pendkes
3. Klien memberikan respon/umpan balik berupa jawaban atau
pertanyaan

c. Hasil
1. Klien mampu Menjelaskan definisi amputatum
2. Klien mampu Menjelaskan penyebab atau indikasi amputatum
3. Klien mampu Menjelaskan klasifiksi amputatum
4. Klien mampu Menyebutkan penatalaksanaan medis amputatum
5. Klien mampu Mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri post
amputatum dengan aromaterapi lavender
LAMPIRAN MATERI SAP
a. Pengertian Luka (Amputatum)
Luka adalah keadaan hilangnya/terputusnya kontinuitas jaringan. Luka
adalah sebuah injuri pada jaringan yang mengganggu proses selular normal, luka
dapat dijabarkan dengan adanya kerusakan pada kontinuitas/kesatuan jaringan
tubuh yang biasanya disertai dengan kehilangan substansi jaringan tubuh yang
biasanya disertai dengan kehilangan substansi jaringan.

Amputatum adalah luka dalam bentuk terpotongnya salah satu bagian tubuh
kita sehingga terpisah dari badan atau tubuh seperti luka potong, pancung dengan
penyebab benda tajam ukuran besar atau berat, gergaji. Luka membentuk
lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong.

Vulnus amputatum adalah jenis luka beakibat pada putusnya salah satu dari
bagian tubuh. Jenis luka ini sering disebut juga dengan amputasi. (Zuliyati, 2022).

b. Penyebab Amputatum
Indikasi amputasi yang paling sering untuk ekstremitas bawah adalah adalah
penyakit pembulih darah perifer, lebih dari setengah dari amputasi pada paopulasi
yang lebih muda dan lebih sering terjadi pada pria karena paparan lebih tinggi
terhadap bahaya kerja. Amputasi juga dapat diindikasikan pada luka bakar termal
atau listrik, frostbite yang parah, dan gangren. Tumor ganas juga dapat menjadi
penyebab amputasi, tetapi hal ini jarang terjadi karena kemajuan dalam
penyelamatan ekstremitas (Daniels, 2017 dalam Nugroho, 2021).
c. Manifestasi Klinis
Jika amputasi disebabkan penyakit kronis, Riwayat Kesehatan medis
sebelumnya pasien harus diperiksa untuk mengetahui penyebab amputasi atau
amputasi yang akan terjadi. Jika penyebabnya adalah peripheral vascular, pasien
harus dikaji untuk Riwayat klaudikasio intermiten, yang meliputi nyeri, nyeri
berkurang saat istirahat. Pasien harus ditanya tentang keberadaan nyeri pada jari
kaki dan kakinya pada saat istirahat yang dapat membaik dengan menempatkan
ekstremitas dalam posisi tergantung. Lain halnya penyebabnya berasal dari trauma
atau luka bakar, mekanisme cedera diperoleh (Daniels, 2017 dalam Nugroho,
2021)

d. Klasifikasi vulnus amputatum


Berdasarkan pelaksanaannya dibedakan menjadi (Zuliyati, 2022):
1. Amputasi selektif/terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan
mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara terus menerus. Amputasi
dilakukan sevagai salah satu Tindakan alternatif terakhir
2. Amputasi akibat trauma
Merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak
direncanakan. Kegiatan tim Kesehatan adalah memperbaiki kondisi lokasi
amputasi serta memperbaiki kondisi umum klien
3. Amputasi darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim Kesehatan. Biasanya
merupakan Tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti pada trauma
dengan patah tulang multiple dan kerusakan/kehilangan kulit yang luas.

e. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Muhartono & Sari (2020) pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan pada ulkus diabetikum yang diamputasi adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
HbA1C
Pemeriksaan Autoantibodi
Pemeriksaan C-Peptida
Pemeriksaan GDS, baik dalam keadaan puasa maupun tidak

f. Penatalaksanaan medis
Menurut Muhartono & Sari (2020) penatalaksanaan medis yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kendali metabolik, pengendaliannya sebaik mungkin seperti pengendalian
kadar glukosa darah, lipid, albumin, hemoglobin, dan sebagainya.
2. Kendali vaskular, perbaikan asupan vascular (dengan operasi atau angioplasty),
biasanya dibutuhkan pada keadaan ulkus iskemik.
3. Kendali infeksi, jika terlihat tanda-tanda klinis infeksi harus diberikan
pengobatan infeksi secara agresif (adanya kolonisasi pertumbuh anorganisme
pada hasil usap namun tidak terdapat tanda klinis, bukan merupakan infeksi).
Debridement, Inflamation and infection control, Moisture balance, Epithelial
edge advancement.
4. Kendali tekanan, mengurangi tekanan pada kaki karena dapat menyebabkan
ulkus.
5. Penyuluhan, dengan memberi edukasi mengenai perawatan kaki secara
mandiri.

Daftar Pustaka
Dwi , A. R., & Wahdani, A. D. (2017). Farmakoterapi Pasien Diabtes
Melitus Tipe 2, Anemia Dan Ulkus Pedis. Purwokerto: Universitas Jenderal
Soedirman.
Muhartono, & Sari, I. N. (2020). Ulkus Kaki Diabetik Kanan Dengan
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Agromed Unila Vol.4 No.1, 133-139.
Nugroho, S. A. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Amputasi.
Probolinggo: Universitas Darul Jadid.
Zuliyati, E. (2022). Asuhan Keperawatan Pada pasien Tn.Y Dengan
Diagnosa Vulnus Amputatum Digiti 3 Manus Sinistra Di Ruang Bedah RSI Darus
Syifa Surabaya. Surabaya: Universitas Gresik.

Anda mungkin juga menyukai