Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perjalan hidup manusia dalam menjalani kehidupannya, pasti akan mengalami masa-masa
rawan. Masa yang paling rawan yaitu masa-masa transisi, ketika mereka tumbuh dari satu
tahap perkembangan ketahap perkembangan berikutnya.Transisi paling besar terjadi ketika
anak meninggalkan suasana aman di keluarga dan memasuki masa sekolah.

Kemudian saat mereka meninggalkan sekolah dasar dan akan masuk ke sekolah lanjutan
pertama. Mereka akan berhadapan dengan masalah dan tantangan- tantangan baru dalam
pergaulan yang berbeda serta lingkungan dan suasana baru. Pada usia ini, merupakan usia yang
sangat rawan, dimana pengaruh dan keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru mendorong
anak untuk melakukan uji coba. Selanjutnya, yang paling mebahayakan yaitu banyak anak
mulai berkenalan dengan NARKOBA untuk pertama kalinya, baik melalui penawaran teman
sebayanya ataupun penawaran dari para pengedar NARKOBA.

Selanjutnya ketika mereka memasuki sekolah lanjutan atas, remaja berhadapan dengan
tantangan social, psikologis, dan pendidikan untuk menghadapi masa depan. Tantangan ini
dapat mengakibatkan remaja stres dan dapat memicu penggunaan penyalahgunaan rokok,
alcohol dan jenis obat lainya.Dengan demikian juga ketika anak muda memasuki perguruan
tinggi atau lingkungan kerja dimana mereka berhadapan dengan tantangan baru, risiko
penggunaan dan Penyalahgunaan NARKOBA semakin terbuka lebar.

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut dimasa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan
remaja rusak karena NARKOBA, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup,
serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja,
tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan NARKOBA.
Data menunjukan bahwa jumlah pengguna NARKOBA paling banyak yaitu kelompok usia
remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan NARKOBA, para remaja dan
menularkan HIV/AIDS dikalangan remaja.Hal ini telah terbukti dari pemakaian NARKOBA
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak
akibat penyalahgunaan NARKOBA dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama
dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

Bila NARKOBA digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah
ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan atau kecanduan. Kecanduan inilah yang
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada system syaraf
pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati, dan ginjal.

Berdasarkan semakin maraknya penyalahgunaan narkoba pada kalangan remaja, penulis


menyusun karya tulis ini agar dapat memberikan informasi mengenai bahayanya narkoba bagi
kesehatan.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latina dolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).

Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan
anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam
Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.

Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa
anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk
memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.

Menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-
kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik
bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah
matang.

Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan
oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga,yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja
pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, danHaditono
membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra - remaja 10 – 12 tahun, masa
remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18
– 21 tahun (Deswita, 2006:192)
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, danSantrock
tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak
dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut
terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

2.2 Pengertian Narkoba

Narkoba atau Napza adalah obat / bahan / zat, yang bukan tergolong makanan. Jika
diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikan, berpengaruh terutama pada kerja otak
(susunan saraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah
(meningkat atau menurun). Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran
darah, pernafasan, dan lain-lain).

Narkoba (narkotik, psikotropika, dan obat terlarang) adalah istilah penegak hukum dan
masyarakat. Narkoba disebut berbahaya, karena tidak aman digunakan manusia. Oleh karena
itu, penggunaan, pembuatan, dan peredaranya di atur dalam undang-undang. Barang siapa
menggunakan dan mengedarkannya diluar ketentuan hukum, dikenai sanksi pidana penjara dan
hukuman denda.

Napza (Narkotika, psikotropika, dan obat terlarang) adalah istilah dalam dunia
kedokteran. Di sini penekanannya pada pengaruh ketergantunganya. Oleh karena itu, selain
narkotika dan psikotropika, yang termasuk napza adalah juga obat, bahan atau zat, yang tidak
diatur dalam undang-undang, tetapi menimbulkan ketergantungan, dan sering di salahgunakan.

2.3 Jenis-jenis Narkoba


1. NARKOTIKA
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman / bukan tanaman baik
sintetis maupun semi yang dapat menyebabkan penurunan / perubahan kesadaran,
menghilangkan / mengurangi rasa nyeri. Narkotika terbagi 3:
 Narkotika golongan 1: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh :
heroin, kokain dan ganja.
 Narkotika golongan 2: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan dan di
gunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh : morfin, petidin dan metadon.

 Narkotika golongan 3: berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak


di gunakan dalam terapi. Contoh : kodein.
2. PSIKOTROPIKA
Psikotropika yaitu zat / obat baik alamiah / sintetis yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Yang terbagi:
 Psikotropika golongan 1: amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak
digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA (ekstasi), LSD, dan STP.
 Psikotropika golongan 2 : kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan amat
terbatas padda terapi. Contoh : amfetamin, metamfetamin(sabu), fensiklidin, dan
ritalin.
 Psikotropika golongan 3 : potensi sedang menyebabkan ketergantungan, banyak
digunakan dalam terapi. Contoh : pentobarbital flinitrazepam.
 Psikotropika golongan 4 : potensi ringan dan menyebabkan ketergantungan dan
sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh : diazepam, kolbazam, fenobarbital,
barbital, klordiazepoxide, dan nitrazepam (Nipam, pil BK/Koplo, DUM,
MG,Lexo, Rohyp, dan lain-lain).
3. ZAT PSIKO-AKTIF LAIN
Yaitu zat / bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada
kerja otak. Jenisnya adalah :
 Alcohol, pada minuman keras
 Inhalansia, zat mudah menguap yang terdapat pada pabrik,dll
 Nikotin, yang terdapat pada tembakau
 Kafein, yang terdapat pada kopi.

Penggolongan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain menurut Organisasi


Kesehatan Sedunia (WHO) di bawah ini didasarkan atas pengaruhnya terhadap tubuh manusia:

a. Opioda: mengurangi rasa nyeri dan mnyebabkan mengantuk, atau turunnya kesadaran.
b. Ganja (mariyuana,hasis): menyebabkan perasaan riang, meningkatnya daya khayal, dan
berubahnya perasaan waktu.
c. Kokain dan daun koka, tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas otak/ fungsi
organ tubuh lain).
d. Alkohol, yang terdapat pada minuman keras.
e. Halusinogen, memberikan halusinasi (khayal). Contoh LSD.
f. Sedativa dan hipnotika (obat penenang/ obat tidur).
g. Nikotin yaitu : zat yang terdapat pada tembakau.

2.4 Faktor Penyebab Remaja Menggunakan Narkoba

Pada setiap kasus, ada penyebab yang khas mengapa seorang remaja menyalahgunakan
narkoba dan ketergantunganya. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku
ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus lainnya.
Namun berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa factor yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang menggunakan narkoba, yaitu factor individu, factor lingkungan, dan
masyarakat serta factor zat kimiawi yang ada dalam Narkoba itu sendiri, ketiganya saling
berkaitan dan tumpang tindih.

1. Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahgunaan Narkoba juga turut berperan dalam perilaku ini.
Pada remaja, biasanya penyalahgunaan narkoba memilik konsep diri yang negative
dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai
oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas,
pasif, agresif, dan depresi, juga turut mempengaruhi.
Faktor-faktor individual penyebab penyalahgunaan narkoba antara lain :
 Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berfikir panjang
mengenai akibatnya
 Keingintahuan untuk mencoba-coba karena “penasaran”
 Keinginan untuk bersenang-senang
 Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya
 Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok
 Lari dar kebosanan, masalah, atau kegetiran hidup
 Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan
ketagihan
 Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau
kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba
 Tidak dapat berkata TIDAK pada NARKOBA.
2. Factor Keluarga
Dalam percakapan sehari-hari, keluarga paling sering menjadi “tertuduh”
timbulnya penyalahgunaan narkoba pada anaknya.Tuduhan ini tampaknya bukan
tidak beralasan, karena hasil penelitian dan pengalaman para konselor di lapangan
menunjukan paranan penting dari keluarga dalam kasus-kasus penyalahgunaan
narkoba. Berdasarkan hasil penelitian tim UNIKA Atma Jaya dan Perguruan Tinggi
Kepolisian Jakarta tahun 1995, terdapat beberapa tipe keluarga yang beresiko tinggi
anggota keluarganya, terutama anaknya yang remaja terlibat penyalahgunaan
narkoba.
 Keluarga yang memiliki sejarah mengalami ketergantungan narkoba
 Keluarga dengan manajemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari
pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu,
misalnya ayah bilang ya, sedangkan ibu bilang tidak.
 Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat
terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar
saudara.
 Keluarga dengan orangtua yang otoriter, disini peran orang tua sangat
dominan, dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa kata orang
tua dengan alas an sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa
depan anak itu sendiri, tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan
menyatakan ketidaksetujuannya.
 Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya
mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam
banyak hal.
 Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alas
an yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam
menanggapi sesuatu. Keluarga yang ayah dan ibunya tidak tinggal satu
rumah atau bercerai. Biasanya control dan pengawasan terhadap anak
remaja menjadi kurang. Dismping itu, konflik ayah dan ibu yang bercerai
akan berpengaruh besar terhadap psikis anak remaja.
3. Factor Kelompok Teman Sebaya
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara
teman- teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar
berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang
bukan hanya remaja, karena pada kenyataanya semua orang ingin disukai dan tidak
ada yang mau dikucilkan.
4. Faktor Kesempatan

Ketersediaan Narkoba dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan


sebagai pemicu.Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar NARKOBA
internasional, menyebabkan zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa
media massa melansir bahwa para penjual NARKOBA menjual barang dagangnya
disekolah-sekolah, termasuk sampai sekolah dasar. Penegakan hukuk yang belum
sepenuhnya berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan
usaha penjualan NARKOBA di Indonesia.

Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada usia SD,
atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong rasa
ingin tahu atau ingin mencoba, mereka mau menerimanya. Selanjutnya tidak sulit untuk
menerima tawaran berikutnya dari pemakaian sekali, kemudian beberapa kali. Akhirnya
menjadi ketergantungan terhadap zat-zat yang digunakan.

Narkoba yang sering di salahgunakan dan atau menyebabkan ketergantungan antara


lain heroin (putauw), sabu (metamfetamin), ekstasi, obat penenang dan obat tidur, ganja, dan
kokain. Tembakau dan alkohol ( minuman keras ) yang sering disalahgunakan juga
menimbulkan ketergantungan.

Seseorang menggunakan narkoba karena berbagai alasan diantaranya untuk mengatasi


stres, untuk bersenang-senang, atau untuk sosialisasi. Biasanya seseorang mulai menggunakan
narkoba karena ditawarkan oleh teman dan untuk keingintahuannya.Jika penggunaannya
berlanjut sehingga menimbulkan dampak buruk terhadap jasmani, mental dan kehidupan
sosial. Penggunaan yang bertambah banyak dan semakin sering dapat menyebabkan
ketergantungan.

2.5 Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat bergantung pada jenis


Narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai, dan situasi atau kondisi pemakai.Secara umum,
dampak kecanduan NARKOBA dapat terlihat pada fisik, psikis maupun social seseorang.

1. Dampak Fisik
Penyalahgunaan narkoba akan menimbulkan dampak fisik yang sangat
membahayakan. Penggunaan narkoba akan mengubah metabolism tubuh
seseorang untuk berusaha terus-menerus mengkonsumsi narkoba.
Pada kondisi tertentu atau akibat over dosis akan menjadikan beberapa organ
tubuh tidak berfungsi. Hal ini akan mengakibatkan kematian.
Dampak fisik lainya yang akan timbul, yaitu :
 Gangguan pada system syaraf (neurologis), seperti kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, dan kerusakan syaraf tepi.
 Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), sepert
infeksi akut otot jantung dan gangguan peredaran darah.
 Gangguan pada kulit (dermatologis), seperti penanahan (abses), alergi, dan
eksim.
 Gangguan pada paru-paru(pulmoner), seperti penekanan fungsi
pernafasan, kesukaran bernafas, dan pengerasan jaringan paru-paru.
 Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati, dan sulit tidur.
2. Dampak Psikis
Dampak psikis merupakan dampak yang berkaitan dengan berubahnya beberapa
fungsi mental, seperti rasa bersalah, malu, dan perasaan nyaman yang timbul dari
mengkonsumsi narkoba. Cara yang kemudian ditempuh untuk beradaptasi dengan
perubahan fungsi mental itu adalah dengan mengkonsumsi lagi Narkoba.
Dampak psikis yang diakibatkan karena penyalahgunaan narkoba yaitu:
 Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
 Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
 Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
 Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
 Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
3. Dampak Sosial
Dampak social yang terjadi pada remaja yang menyalahgunakan narkoba,
biasanya cenderung lebih memperkuat pemakaian narkoba.Proses ini biasanya
diawali dengan perpecahan di dalam kelompok social terdekat seperti keluarga,
sehingga muncul konflik dengan orangtua, teman-teman, dan pihak
sekolah.Perasaan dikucilkan pihak-pihak ini kemudian menyebabkan si
penyalahguna bergabung dengan kelompok orang-orang serupa, yaitu para
penyalahguna narkoba juga.
Dampak social yang lebih berbahaya yang diakibatkan penyalahgunaan narkoba
yaitu :
 Gangguan mental, anti-sosial dan asusial, dikucilkan oleh lingkungan
 Merepotkan dan menjadi beban keluarga
 Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.

Bergantung pada jenis narkoba yang digunakan dengan cara menggunakannya maka
akan menimbulkan dampak, yaitu terjadi berbagai penyakit seperti infeksi HIV, AIDS, hepatitis
C atau B, pengerasan hati, radang jantung, sakit ulu hati, pikun, depresi, dan psikosis. Di
samping itu, dapat pula berakibat tidak harmonisnya hubungan dengan keluarga, diberhentikan
dari tempat kerja, di keluarkan dari sekolah, masalah keuangan, terlibat perbuatan ilegal,
kecelakaan bahkan kematian.

Narkoba yang ditelan masuk ke lambung kemudian ke pembuluh darah, jika dihisap
atau dihirup, zat diserap masuk kedalam pembuluh darah melalui hidung dan paru-paru. Jika
zat disuntikkan, langsung masuk kealiran darah. Darah membawa zat ke otak. Narkoba disebut
berbahaya karena tidak aman digunakan oleh manusia. Beberapa kenis narkoba alami seperti
opium (getah tanaman candu), kokain dan ganja digunakan sebagai obat , akan tetapi sekarang
tidak digunakan lagi dalam pengobatan karena menyebabkan ktergantungan yang sangat tinggi.

Sebagaian jenis narkoba dapat digunakan pada pengobatan tetapi karena menyebabkan
ketergantungan, penggunaannya sangat terbatas sehingga harus berhati-hati dan harus
mengikuti petunjuk dokter atau aturan pakai. Karena bahaya ketergantungan, penggunaan dan
peredaran narkoba diatur dalam undang-undang nomor 22 tahun 1997 narkotika dan undang-
undang nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika.

2.6 Ciri-ciri Pengguna Narkoba

1. Jenis Ekstasi
Muka terlihat pucat, terkadang muka merah, kulit terasa dingin, berkeringat,
prestasi menurun, tidak jujur, mudah marah, suka musik house dan suka keluar
malam.
2. Jenis Sabu-sabu
Muka terlihat pucat, terkadang muka merah, kulit terasa dingin, berkeringat,
prestasi menurun, keberanian bicara berlebihan, tidak jujur, mudah marah, simpan
alat hisap (bong foil) di kamar tidur.
3. Jenis Ganja Muka terlihat pucat, tidak bersemangat, tidak rapi, makan lahap,
ruangan tidak kumuh, mudah marah, tidak jujur, mata merah, pemaksa, jalannya
sempoyongan, bicara tidak jelas, suka mencuri dalam lingkungan keluarga.
4. Jenis Putaw
Muka pucat, mata merah, tidak bersemangat, badan lemas, mengantuk, suka
menguap, penampilan jorok, suka mencuri, tidak jujur, tangan terdapat benjolan-
benjolan suntikan, tidak suka air/mandi, mudah marah, rutin waktu keluar malam
tepat waktu.

2.7 Pencegahan dan Penaanggulangan Penyalahgunaan Narkoba


Pencegahan merupakan suatu proses perubahan perilaku yang memakan waktu lama.
Oleh sebab itu pendidikan pencegahan sangat diperlukan. Pendidikan pencegahan adalah
pendidikan yang ditujukan kepada individu atau sekelompok masyarakat terutama anak dan
remaja. Untuk mencegah dan mengurangi atau menghentikan pemakaian narkoba dengan cara
mengubah perilaku dan pola pikirnya. Serta memberikan keterampilan psikososial yang
diperlukannya. Pendidikan pencegahan tidak dapat dilepaskan dari proses pendidikan itu
sendiri yang bertujuan membimbing anak agar menjadi dewasa.

Kita perlu memulai upaya pencegahan secara sungguh-sungguh dilingkungan keluarga,


sekolah dan masyarakat.Hasilnya memang baru tampak setelah 5-6 tahun.Itupun jika
dilaksanakan secara berkesinambungan dengan metode yang tepat.

Ada tiga tingkat intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah remaja
menyalahgunakan Narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumusa penyalahgunaan
Narkoba. Tiga tingkat pencegahan, perawatan, dan rehabilitassi itu, antara lain :

1. Primer
Tahap Primer harus dilaksanakan sebelum penyalahgunaan Narkoba
terjadi.Bentuk kegiatanya seperti pemyuluhan, pendidikan, kampanye atau
penyebaran pengetahuan mengenai bahaya Narkoba. Selain itu, pembinaan di
masyarakat, khususnya pendekatan dalam keluarga harus selalu terjaga, agar
anak/remaja mengetahui bahaya Narkoba dan terhindar dari penyalahgunaan
Narkoba. Tahap ini bisa dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat dimana pun,
seperti sekolah, tempat tinggal, tempat kerja, dan di tempat-tempat umum.
2. Sekunder
Tahap kedua yaitu tahap sekunder, dilaksanakan pada saat penggunaan sudah
terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan.Fase ini biasaya ditangani oleh lembaga
professional di bidangnya yaitu lembaga medis seperti klinik, rumah sakit, dokter.
Fase ini biasanya meliputi :
 Fasse penerimaan awal (initial intake) antara 1-3 hari dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan mental.
 Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medic, antara 1-3 minggu untuk
melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.
3. Tersier
Tersier merupakan tahap ketiga. Yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang
sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini memakan waktu cukup
lama dan biasanya dilakukan di lembaga-lembaga khusus seperti klinik rehabilitasi
dan kelompok masyarakat yang dibentuk khusus untuk itu. Tahap ini biasanya terdiri
atas:
 Fase stabilitassi, antara 3-12 bulan. Fase ini di kembangkan untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat.
 Fase sosialisasi dalam masyarakat. Fase ini dilaksanakan agar mantan
penyalahguna Narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna
di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat
kelompok- kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternative, dan
lain-lain.

PENUTUP

1. Kesimpulan
Narkoba singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif
lainnya.Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan Narkoba bukan untuk maksud
pengobatan tetapi ingin menikmati pengaruhnya dalam jumlah yang berlebihan.
Berbagai upaya untuk melaksanakan pencegahan, pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba sudah banyak dilakukan oleh pemerintah,
khususnya melalui organisasi forum seperti BNN/BNP/BNKab/Kota namun hingga
kini belum nejawab kebutuhan di lapangan.
Hal ini sangat memerlukan bentuk kerja sama, komitmen dan konsistensi pada
setiap tatanan elemen bangsa, baik pada tatanan personal, institusional maupun sosial.
Hal-hal untuk mencegah penggunaan Narkoba antara lain :
 Jangan sekali-kali mencoba dengan kadar berapapun, dengan jenis apapun, dan
dengan dalih apapun.
 Carilah pergaulan yang aman, di tempat yang aman dengan orang-orang yang
aman, dan pada waktu yang aman.
 Dapatkan kasih sayang yang tulus dari keluarga dengan saling memperhatikan,
saling mengasihi, dan saling mebutuhkan. Kembangkan kasih sayang ini pada
saudara, sahabat, dan teman-teman.
 Waspadalah terhadap siapapun dengan tetap menjalani hidup yang wajar.
Katakan “TIDAK” pada narkoba.
 Mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa dengan rajin menjalankan
ibadah dan memohon kekuatan kepada-Nya. Tanpa kekuatan dari Tuhan,
manusia penuh dengan segala kelemahan.
2. Saran
Obat-obatan terlarang bukanlah jawaban yang tepat bagi semua masalah,
bahkan sebaliknya, akan menimbulkan masalah yang jauh lebih besar. Pemakai obat-
obatan terlarang adalah orang yang mengalami kerugian besar, dan dapat berakhir pada
kematian.
Tindakan yang paling baik untuk menanggulangi bahaya narkoba adalah
mencegah keterlibatan dengan narkoba itu sendiri karena pencegahan jauh lebih baik
dibandingkan dengan pengobatan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segalah rahmat,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinnya
yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan materi tentang” Pengaruh Narkoba
Terhadap Kalangan Remaja”

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Penjas. Tak lupa
juga kami ucapkan terimah kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan,
motivasi, bimbingan arahan dan saran yang telah diberikan sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dan berguna untuk menambah pengetahuanbagi para pembaca.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kajang, 2 Mei 2018

penyusun

MAKALAH PENJASKES

( PENGARUH NARKOBA TERHADAP KALANGAN REMAJA )

DI

OLEH :

KELOMPOK 2

NAMA

1. AYU ASRANI
2. BAU NILA
3. DINDA BAHTIAR
4. EGI ANDRIADI
5. EKA SASTRANA KARDILA
6. ELIN FEBRIANTI
7. FITRI HANDAYANI
8. HAERANI

KELAS : X MIPA 3

SMA NEGERI 5 BULUKUMBA

Anda mungkin juga menyukai