Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan


inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan
jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah
di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda. Satu hal yang sangat terlihat membedakan keperawatan dengan
profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai dengan saat ini
keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan pokok yang hanya
dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata. Entrepreneurship
erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk menghasilkan uang tanpa harus
banyak bergantung kepada pihak-pihak tertentu. Entrepreneurship tidak hanya
berbicara soal penjual – pembeli, namun ke arah pengembangan kreatifitas
dalam membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja sendiri,
menjual ide baru, mengembangkan ide – ide dan peristiwa sehari-hari, dan
mengkombinasikan hal-hal biasa menjadi sesuatu yang luar biasa dan
memiliki selling point and value yang lebih tinggi dari sebelumnya.
pengembangan Entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas pelaku
keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri
bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia kerja.

Berdasarkan uraian diatas, dalam makalah ini penulis ingin


menguraikan materi tentang langkah sukses menjadi wirausaha dan
menghadapi kegagalan dengan berpikir positif.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimankah pengertian wirausaha?


2. Bagaimanakah falsafah hidup wirausaha?
3. Bagaimanakah teori-teori kewirausahaan?
4. Bagaiamanakah model-model pengembangan kewirausahaan?
5. Bagaiamanakah evaluasi kewirausahaan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian wirausaha


2. Untuk mengetahui falsafah hidup wirausaha
3. Untuk mengetahui teori-teori kewirausahaan
4. Untuk mengetahui model-model pengembangan kewirausahaan
5. Untuk mengetahui evaluasi kewirausahaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wirausaha
Wirausaha adalah orang yang mengkhususkan diri dalam
memikul tanggung jawab dan membuat keputusan berdasarkan
pertimbangan yang mempengaruhi lokasi, bentuk dan penggunaan
barang-barang, sumber daya dan lembaga (Hertbert dan Link,
1989:213)
Kewirausahaan adalah cara pengelolan yang melibatkan
upaya mencari kesempatan tanpa memperhatikan sumber-sumber yang
dimiliki saat itu.
Kewirausahaan sering disamakan dengan pekerja mandiri
atau pemilik perusahaan. Menurut Wood (2005), kewirausahaan
dianalisis dalam dua jenis pasar, yaitu pasar barang dan pasar
uang/saham.
Menurut Suparyanto (2006), bahwa wirausaha berasal dari
kata wira (berani), dan usaha (kegiatan mencari keuntungan). Jadi
wirausaha dapat diartikan sebagai keberanian mengambil resiko
tertentu untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam Bahasa Indonesia, pada awalnya dikenal istilah
wiraswasta yang mempunyai arti berdiri diatas kekuatan sendiri. Istilah
tersebut kemudian berkembang menjadi wirausaha, dan
entrepreneurship diterjemahkan menjadi kewirausahaan. Wirausaha
mempunyai arti seorang yang mampu memulai dan atau menjalankan
usaha.
Entrepreneur (wirausaha), menurut Hisrich (2004) adalah
individu yang mengambil resiko dan memulai sesuatu yang baru
(individual who takes risks and starts something new).
Wirausaha, menurut Frinces (2004) adalah mereka yang
selalu bekerja keras dan kreatif untuk mencari peluang bisnis,

3
mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan kemudian merekayasa
penciptaan alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor
keunggulan.
Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi
sebagai seorang wirausaha didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-
kondisi yang mendorong tersebut adalah orang tersebut lahir dan atau
dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi yang kuat di bidang
usaha (confidence modalities), orang tersebut berada dalam kondisi
yang menekan, sehingga tidak ada pilihan lain bagi dirinya selain
menjadi seorang wirausaha (tension modalities) serta seseorang yang
memang mempersiapkan diri untuk menjadi wirausahawan (emotion
modalities).
Beberapa pengertian wirausaha menurut para ahli
diantaranya :
1. Peter F Drucker mengemukakan wirausaha adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create
the new and different).

2. Menurut Arif F. Hadipranata, wirausaha adalah sosok pengambil


risiko yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta
menerima keuntungan financial ataupun non uang.

3. Thomas W Zimmerer Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas


dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya
memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.

4. Kathleen mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang


mengatur, menjalankan, dan menanggung risiko bagi pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukannya dalam dunia usaha.

5. Andrew J Dubrin mengemukakan wirausaha adalah seseorang


yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif
(entrepreneurship is a person who founds and operates an
innovative business).

4
6. Robbin & Coulter mengemukakan kewirausahaan adalah proses
dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan
upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk
menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan
kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber
daya yang saat ini dikendalikan.

7. Menurut Soeharto Prawiro (1997) kewirausahaan adalah suatu nilai


yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan
perkembangan usaha (venture growth).

8. Menurut Acmad Sanusi (1994) kewirausahaan adalah suatu nilai


yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.

9. Jean Baptista Say (1816) mengemukaka seorang wirausahawan


adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan
menemukan nilai dari produksinya.

10. Menurut Frank Knight (1921) wirausahawan mencoba untuk


memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan
disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

11. Menurut Joseph Schumpeter (1934) wirausahawan adalah seorang


inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di
dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru
tersebut bisa dalam bentuk :

a) Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,

b) Memperkenalkan metoda produksi baru,

5
c) Membuka pasar yang baru (new market),

d) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen


baru, atau

e) Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter


mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan
dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi
sumber daya.

12. Menurut Harvey Leibenstein (1968,1979) kewirausahaan mencakup


kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau
belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya
belum diketahui sepenuhnya

13. Penrose (1963) mengemukakan kegiatan kewirausahaan mencakup


indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau
kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

14. Israel Kirzner (1979) mengemukakan wirausahawan mengenali dan


bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami
University of Ohio menegaskan kewirausahaan sebagai proses
mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu.

15. Raymond, (1995) mengemukakan wirausaha adalah orang yang kreatif


dan inovatif serta mampu mewujudkanya untuk meningkatkan
kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungan.

16. Menurut Kasmir (2006) wirausaha adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

6
B. Falsafah Hidup Wirausaha

Secara estimologis, istilah wirausaha merupakan suatu


istilah yang pada awalnya berasal dari bahasa inggris
yaitu entrepreneur yang artinya melakukan kegiatan dengan kekuatan
sendiri (wiraswasta). Namun dengan berkembangnya dunia usaha,
maka istilah entrepreneur (wiraswata) telah berubah menjadi
Wirausaha. Wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan dan
keteladanan dalam mengambil risiko yang bersumber pada
kemampuan sendiri. Jadi pengertian wirausaha yaitu sebagai pejuang
yang gagah, luhur berani dan pantas menjadi teladan dalam bidang
usaha.

Menurut Hendro (2011) para wirausahawan umumnya


mempunyai sifat yang sama. Mereka adalah orang yang mempunyai
tenaga, keinginan untuk terlibat dalam pertualangan inovatif, kemauan
untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu
peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan untuk
berprestasi yang sangat tinggi. Wirausahawan adalah orang-orang
individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi
yang mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Sampai tingkat tertentu
keberhasilan sebagai seorang wirausaha tergantung kepada
kesediaannya untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri.

Jika etos kerja mencakup sikap terhadap kerja secara


menyeluruh, maka wirausaha adalah konsep yang spesifik yang
menfokus kepada sikap terhadap pekerjaan tertentu dalam bidang
usaha. Kewirausahaan berhadapan dengan inovasi dan ketidakpastian
usaha dari manajemen usaha yang melaksanakan kegiatan rutin
perusahaan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan. Dengan
demikian kewirausahaan adalah sikap yang memanfaatkan peluang
ekonomi yang penuh ketidak-pastian, tetapi mendapat imbalan yang
cukup besar sebagai pelopor.

7
Umumnya para ahli menjelaskan wirausaha dari sudut latar
belakang disiplin ilmu masing-masing. Para ekonom beranggapan
bahwa suplai wirausaha tidak terbatas, asal saja kebijakan ekonomi
fiskal dan moneter cukup mendorong tersedianya insentif dalam
bentuk pasar kompetitif. Selanjutnya ahli ekonomi mendefenisikan
wirausahawan adalah orang yang mengubah nilai sumber daya, tenaga
kerja, bahan dan faktor produksi lainnnya menjadi lebih besar daripada
sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan
cara-cara baru.

Para psikolog beranggapan bahwa wirausaha adalah


perilaku yang berani mengambil risiko untuk melakukan inovasi pada
batasan dan keuntungan tertentu serta dorongan keinginan untuk
berprestasi. Para sosiolog beranggapan bahwa perilaku wirausaha
berasal dari sanksi yang karena tatanan nilai budaya dan status sosial
seseorang

C. Teori-teori Kewirausahaan
Teori biasanya digunakan untuk menjelaskan sebuah
fenomena. Fenomena yang akan dijelaskan disini adalah kehadiran
entrepreneurship yang mempunyai kontribusi besar dalam
pengembangan ekonomi. Teori tersebut terdiri dari konsep dan
konstruk. Teori adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi
yang saling berhubungan yang menunjukkan pandangan sistematis
terhadap sebuah fenomena dengan merinci hubungan antar variabel,
dengan tujuan untuk menerangkan dan memprediksi fenomena.

1. Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis,
dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya
dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi
matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan.
Pendekatan neo klasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu
mengenai kewirausahaan. Konsep perusahaan (the firm) yang

8
dijelaskan dalam Neo Klasik tetap mengakui keberadaan pihak
manajemen atau individu-individu. Individu inilah yang nantinya
berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur.
2. Schumpeter’s Entrepreneur
Kajian Schumpeter lebih banyak dipengaruhi oleh kajian kritisnya
terhadap teori keseimbangan (equilibrium theory) yang
dikemukakan Walras. Menurut Walras untuk mencapai
keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan dari actor/pelaku
ekonomi yang berulang-ulang dengan cara yang sama sampai
mencapai keseimbangan. Schumpeter menentang teori ini. Menurut
Schumpeter ini adalah situasi statis yang tidak akan membawa
perubahan. Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap
dinamika dibalik perubahan ekonomi yang diamatinya secara
empiris. Menurut Schumpeter aktor ekonomi yang memiliki
inovasi disebut entrepreneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku
ekonomi yang inovatif yang akan membuat perubahan
3. Austrian School
Menurut Adaman dan Devine (2000), masalah ekonomi mencakup
mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi yang
terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para
entrepreneur yang bersaing. Mobilisasi sosial dari pengetahuan
tersebut terjadi melalui tindakan entrepreneural. Seorang
entrepreneur akan mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi
keuntungan, dengan demikian mereka mengetahui apa yang
mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan. Seorang
entrepreneur selalu mengetahui informasi baru. Pengetahuan atau
informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh
keuntungan. Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan
proses perubahan yang berkelanjutan. Proses inilah yang
merupakan titik awal dari pendekatan Austrian terhadap
kewirausahaan.

9
4. Kirzerian Entrepreneur
Kirzer mengemukakan pandangannya terhadap teori Misesian
tentang human action dalam menganalisis peranan entrepreneural.
Unsur entrepreneur dalam pengambilan keputusan dikemukan oleh
Kirzer, dengan memanfaatkan pengetahuan inilah seorang
entrepreneur bisa menghasilkan keuntungan.

D. Model-model Pengembangan Wirausaha


Menurut Meredith, et. al (2002) rancangan model pengembangan
wirausaha ada 3 yakni :
1. Rancangan Model Pengembangan Persepsi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh
gambaran mengenai hal-hal apa saja yang tidak ada atau kurang
untuk mendukung kewirausahaan. Hal-hal tersebut bisa dijelaskan
serta akan diberikan beberapa alternatif untuk menaggulanginya.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar nilai-nilai kewirausahaan
dapat berjalan secara optimal dengan tidak mengesampingkan
tujuan utama yaitu menciptakan individu yang bermental
wirausaha. Rancangan model persepsi yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Persepsi visual
Persepsi visual merupakan persepsi yang didapatkan dari
indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling
awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita
untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik
utama dari bahasan persepsi secara umum. Model persepsi
visual yang akan dikembangkan adalah memberikan
kesempatan seoptimal mungkin bagi mahasiswa untuk
mengembangkan diri yang pada akhirnya para mahasiswa
mempunyai keinginan yang kuat dalam berwirausaha.
b. Persepsi auditori

10
Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari
indera pendengaran yaitu telinga. Pada persepsi auditori yang
akan dikembangkan adalah dengan memberikan gambaran
orang-orang yang telah berhasil terlebih dahulu dalam
berwirausaha dan memberikan cerita-cerita tentang tingkat
keberhasilan yang telah dicapai tersebut serta keuntungan-
keuntungan apa saja yang dapat. Tujuan dilakukan hal ini
adalah untuk menimbulkan stimulus atau rangsangan pemikiran
untuk menjadi wirausahawan dan diharapkan mampu
mengembang diri dengan cara pikir yang konstruktir dan
inovatif dalam berwirausaha.
1. Rancangan Model Pengembangan Minat
Rancangan model pengembangan minat kewirausahaan
sangat penting dilakukan. Hal itu disebabkan kewirausahaan
merupakan cara untuk menciptakan individu yang bermental
wirausaha sehingga mampu menimbulkan minat untuk mandiri
atau menciptakan peluang kerja bagi dirinya sendiri maupun bagi
orang lain.
Rancangan model pengembangan minat kewirausahaan
terdiri dari tiga tahap :
a. Tahap Persiapan
Dilakukan dengan melakukan sosialisasikan program kerja dan
pihak-pihak yang terlibat. Serta, menyiapkan tim pelaksana dan
materi pembekalan.
b. Pembekalan
1) Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan
Meningkatkan kemampuan kewirausahaan, dilakukan
melalui langkah-langkah:
a) Mengembangkan kewirausahaan bagi para pengusaha
dan calon pengusaha untuk meningkatkan kinerja
terutama melalui peningkatan etos kerja, kreativitas dan

11
inovasi, produktivitas, serta kerjasama yang saling
menguntungkan dan dengan menerapkan etika bisnis.
b) Meningkatkan kinerja yang bermanfaat bagi masyarakat
dan perekonomian nasional terutama melalui;
penciptaan lapangan kerja baru, penciptaan barang dan
jasa yang lebih bermutu dan atau lebih beragam,
peningkatan daya saing.
c) Mengembangkan kewirausahaan masyarakat luas yang
diharapkan akan mendorong peningkatan kegiatan dan
kinerja usaha dan ekonomi masyarakat melalui
peningkatan etos kerja, disiplin efisiensi, dan
produktivitas.
d) Menyebarluaskan asas pokok kewirausahaan sebagai
pedoman praktis bagi semua pihak yang berminat dan
terkait dengan pengembangan kewirausahaan serta bagi
yang ingin mengetahui, menghayati lebih mendalam
dianjurkan untuk mengikuti kegiatan pembudayaan
kewirausahaan.

Membudayakan kewirausahaan, adalah


mengarahkan wirausaha terutama kepada kegiatan ekonomi
yang rasional, menguntungkan, berkelanjutan, dan dapat
ditiru oleh semua kalangan. Langkah untuk pencapaiannya
dilakukan melalui :

(1) Kegiatan ekonomi yang rasional terutama kegiatan-


kegiatan yang ditangani atau diorganisasikan dalam
perusahaan. Dengan demikian, sifat rasional dari kegiatan
tersebut dapat diukur dengan ukuran kinerja yang lazim.
(2) Menawarkan kegiatan yang menguntungkan bagi peserta
program dan masyarakat pada umumnya.
(3) Menawarkan kegiatan yang berkelanjutan dan dapat ditiru
oleh semua kalangan.

12
(4) Kegiatan secara komprehensif dan terpadu mencakup
kegiatan prapelatihan, pelatihan, bimbingan dan konsultasi,
magang dan studi banding, promosi dan temu usaha, serta
peningkatan akses pasar dan pemberian bantuan perkuatan
secara selektif.
(5) Penekanan pada kesesuaian kondisi dinamis masing-masing
peserta atau kelompok peserta program yang dibina.
(6) Kegiatan peningkatan semangat, sikap dan perilaku
kewirausahaan.
2) Penyusunan Rencana Bisnis (Business plan)
a) Yang dilakukan dalam rencana bisnis adalah sebagai
berikut:
b) Mengumpulkan semua ide bisnis yang menguntungkan.
c) Memilih ide mana yang paling menguntungkan dan
realistis untuk dilaksanakan.
d) Tahap penyusunan anggaran biaya yang akan
digunakan.
e) Tahap pematangan atau tahap inkubasi sebelum bisnis
benar-benar dijalankan.
c. Tahap Pelaksanaan
Pihak-pihak yang terlibat memulai kegiatan (Start-up
business) baru yang dipilih sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Pendampingan terpadu oleh tim pembina/pembimbing guna
membantu berbagai kesulitan yang dihadapi. Pendampingan
perlu secara berkelanjutan dan tidak tergantung tahun
anggaran, hal ini untuk membantu keberhasilan rencana.
Monitoring dan evaluasi rencana kerja yang telah
ditetapkan.
Pengembangan minat kewirausahaan juga dapat
ditingkatkan dengan cara mengundang atau mendatangkan
pihak-pihak terlibat praktis dengan dunia wirausaha. Pihak-

13
pihak yang dimaksud disini contohnya mengadakan kerjasama
dengan perusahaan-perusahaan dan memberikan kesempatan
untuk terlibat dalam perusahaan tersebut sebagai bentuk
aplikasi wirausaha

2. Rancangan Model Pengembangan Kompetensi


Kompetensi merupakan apa yang seseorang mampu
kerjakan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari satu pekerjaan
yang dilakukannya yang secara teoritis dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti pelatihan, pengembangan karir, imbalan berdasarkan
kompetensi, seleksi, petunjuk strategi dan lain-lain. Dari hasil
wawancara, observasi, dan validasi dapat diketahui bahwa tingkat
kompetensi dalam hal kewirausahaan sangat tinggi. Dengan
demikian perlu adanya pengarahan agar kemampuan dapat
tersalurkan dengan baik.
Rancangan model pengembangan kompetensi yang
diajukan adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan ide bisnis yang inovatif dan realistis untuk
dilaksanakan.
b. Menyusun anggaran dan biaya dari ide yang telah dipilih.
c. Melibatkan praktisi langsung dari dunia usaha yang dapat
memberikan kesempatan sebagai bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan.
d. Melibatkan para ilmuan dalam agar dapat memberikan
bimbingan dalam pelaksanaan rencana wirausaha.
e. Pelaksanaan rencana secara intensif dan berkelanjutan sesuai
dengan tingkatan agar dapat meningkatkan kemampuan semua
lulusan dalam berwirausaha.
f. Evaluasi program agar dapat diketahui keberhasilan yang telah
dicapai selama program berjalan.

14
E. Evaluasi Usaha
1. Pengertian Evaluasi Usaha
Evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan usaha,
apakah usaha tersebut berjalan sesuai rencana dan akan
memberikan hasil seperti yang diharapkan. Terdapat beberapa
kegunaan dari studi kelayakan, yaitu :
a. Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan
dana yang dimilikinya
b. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar
peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan. (Umar,
2003)
2. Tahap-tahap Evaluasi Kelayakan Usaha
Secara umum studi kelayakan usaha akan mencakup
beberapa aspek yaitu: aspek pemasaran, aspek teknis, aspek
finansial, aspek legal dan aspek lingkungan. Dalam kenyataan
tidak semua aspek harus diteliti, hanya aspek yang dibutuhkan saja
yang perlu dianalisis lebih lanjut. Untuk kasus ini hanya meneliti
aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial saja.
Hal yang menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju
adalah keyakinan diri bahwa ia mampu untuk maju dan sukses
dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat maka satu tiket untuk
sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan
dan belajar dengan melakukan learning by doing.

1. Posisi Keseluruhan Usaha


Posisi keseluruhan usaha digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan
begitu bisa diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan
usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa
rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan
bersih yang diperoleh setiap bulannya. Evaluasi usaha secara

15
menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang
sebenarnya.
2. Apakah Ada kemajuan atau Kemunduran usaha
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam
evaluasi kemajuan atau kemunduran sebuah usaha. Setelah
mengetahui posisi keuangan, selanjutnya melakukan evaluasi
terhadap kegiatan usaha, dengan membandingkan pada saat
awal menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan
jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan
sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali
setelah usaha berjalan).
3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter
dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan langkah
selanjutnya. Berikan perhatian pada penjualan yang menurun.
Dimana letak kesalahannya, sehingga bisa melakukan langkah-
langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan
pemulihan agar usaha kembali berjalan baik.
4. Pikirkan target usaha selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan
untuk mencapai merencanakan target pertumbuhan usaha
selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan pertumbuhan
usaha yang mengalami kenaikan.

16
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Wirausaha adalah orang yang mengkhususkan diri dalam memikul
tanggung jawab dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan
yang mempengaruhi lokasi, bentuk dan penggunaan barang-barang,
sumber daya dan lembaga (Hertbert dan Link, 1989:213)
2. Para wiraushawan umumnya mempunyai sifat yang sama. Mereka
adalah orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam
pertualangan inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab
pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka
pilih, dan keinginan untuk berprestasi yang sangat tinggi.
3. Teori-teori wirausaha antara lain adalah Neo Klasik, Schumpeter’s
Entrepreneur, Austrian School dan Kirzerian Entrepreneur
4. Model-model wirausaha antara lain rancangan model pengembangan
persepsi, rancangan model pengembangan minat dan rancangan model
pengembangan kompetensi
5. Evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan usaha, apakah usaha
tersebut berjalan sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti
yang diharapkan

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
kepada para pembaca mengenai langkah sukses menjadi wirausaha dan
menghadapi kegagalan dengan berpikir positif. Disarankan bagi pembaca
untuk mempelajari lebih dalam mengenai langkah sukses menjadi
wirausaha dan menghadapi kegagalan dengan berpikir positif, sehingga
nantinya dapat menerapkan teori kewirausahaan. Diharapkan kritik dan
saran dari para pembaca untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik

17
DAFTAR PUSTAKA

Frinces, Heflin.2004.Kewirahusaan dan Inovasi Bisnis.Yogyakarta : Darussalam

Hendro.2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan.Jakarta : Erlangga

Hisrich, Robert D & Petters, Michael P.2004.Entrepreneurship.New York :


McGraw Hills
Meredith, et. al.2002. Kewirausahaan Teori Dan Praktek.Jakarta : PT. Pustaka
Binaman Presindo

18

Anda mungkin juga menyukai