Anda di halaman 1dari 89

EVALUASI TITIK IMPAS BIAYA PELEDAKAN

BATU GRANIT BULAN JANUARI 2017 MELALUI


PERBAIKAN METODE PELEDAKAN PADA PT
VITRAMA PROPERTI DI DESA AIR MESU
KABUPATEN BANGKA TENGAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Guna Meraih Gelar Sarjana S-1

OLEH :

HENDRA SUSANTO
NIM. 1031211032

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2017
INTISARI

PT Vitrama Properti merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang


pertambangan yang memanfaatkan sumber daya alam berupa batu granit. Peneliti
mengamati biaya peledakan yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti untuk
kegiatan peledakan. Berdasarkan kajian ekonomi dalam mengamati biaya
peledakan diperlukan perhitungan titik impas. Metode penelitian yang digunakan
melalui kajian titik impas. Titik impas merupakan suatu perhitungan yang
digunakan untuk mengetahui tingkat volume peledakan terhadap total pendapatan
dan total biaya yang dikeluarkan berada pada titik impas. Pengumpulan data
dilakukan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Februari 2017 yang
terdiri dari biaya pemboran, biaya penggunaan bahan peledak, gaji karyawan tetap
dan tidak tetap, biaya bahan bakar excavator dan dumptruck, biaya kepemilikan
peralatan serta spesifikasi peralatan dan perlengkapan peledakan. Hasil
pengamatan menunjukkan total biaya kegiatan peledakan yang dikeluarkan oleh
PT Vitrama Properti selama bulan Januari 2017 sebesar Rp1.041.936.063,00 dan
total pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp1.287.134.940,00 serta keuntungan
yang dihasilkan sebesar Rp245.198.876,00, sedangkan titik impas kegiatan
peledakan PT Vitrama Properti bulan Januari 2017 berada pada tingkat volume
peledakan sebesar 23.109,08 m3 dengan total pendapatan dan total biaya sebesar
Rp841.170.781,00. Salah satu faktor yang dilakukan untuk menekankan biaya
operasional peledakan dengan cara melakukan perbaikan geometri peledakan dan
mengefektifkan pemakaian ANFO, setelah perbaikan geometri peledakan tingkat
titik impas kegiatan peledakan awalnya berada pada tingkat volume peledakan
sebesar 23.109,08 m3 menjadi pada tingkat volume peledakan sebesar 21.090,35
m3, sedangkan faktor untuk meningkatkan pendapatan kegiatan peledakan dengan
cara meningkatkan jumlah penjualan batu granit hasil peledakan (boulder) sebesar
7.072,17 m3 dengan total pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp257.426.988,00
dan meningkatkan jumlah penjualan produk sebesar 24.752,59 m3 dengan total
pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp900.994.458,00.
Kata kunci : Titik impas, kegiatan peledakan, batu granit

vi
ABSTRACT

PT Vitrama Properti is one of the private companies that run on the mining
field, namely the mining of natural resources of granites. In this study, the
researcher observes the cost of explosion used by PT Vitrama Properti in its
mining of granites. According to the economic analysis, to determine the cost of
explosion need to count on the breakeven point. The method employed in this
research is to analyze the breakeven point. Breakeven point is a calculation used
to know the volume of explosion rate so that the total income and total cost will
be at the breakeven point. The data collection is conducted from December 2016
to February 2017, including the data of drilling cost, explosion usage cost, the
salary of employees and contract employees, excavators and dump trucks fuel
cost, equipment ownership cost, and the specification of explosion tools and
equipment. The result of the data analysis shows that the total explosion cost paid
by PT Vitrama Properti in January 2017 is Rp.1,041,936,063,00 and the total
income earned is Rp.1,287,134,940.00, so the total profit made is
Rp.245,198,976.00. Whereas, the breakeven point of PT Vitrama Properti in
January 2017 is on the explosion volume rate of 23,109.08 m3 with the total
earning and total cost is Rp.841,170,781.00. One of the significant factors to
reduce the cost of explosion is to improve the geometry of explosion and to make
the effective use of ANFO. After implementing the improved geometry of the
explosion, the breakeven point is also improved from the volume rate of
23,109.08 m3 to the volume rate of 21,090.35 m3. Also, to increase the income
from the explosion process can be done by increasing the sale of granite from the
explosion (boulder) into 7,072.17 m3 with the total income of Rp.257,426,988.00,
as well as by increasing the total product sale of 24,752.59 m3 with the total
income obtained of Rp.900,994,458.00.
Keywords : Break even point, explosion, granite

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis banyak mendapat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak selama
penyusunan dan penyelesaian Skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak E.P.S.B Taman Tono, S.T., M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Utama
Tugas Akhir Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Bangka Belitung.
2. Ibu Janiar Pitulima, M.T., sebagai Dosen Pembimbing Pendamping Tugas
Akhir Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Bangka
Belitung.
3. Bapak Wahri Sunanda, S.T., M.Eng., sebagai Dekan Fakultas Teknik
Universitas Bangka Belitung.
4. Bapak Irvani, S.T., M.Eng., sebagai Ketua Jurusan dan Dosen Pembimbing
Akademik Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Bangka
Belitung.
5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Bangka Belitung.
6. Bapak Aria Ramdan, sebagai Pembimbing Lapangan yang telah membantu
dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir.
7. Kak Boni Hilman yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data di
lapangan.
8. Keluarga yang telah mendukung dan mendoakan kelancaran penyusunan
Tugas Akhir.

Balunijuk, 02 Agustus 2017

Penulis

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul :
"EVALUASI TITIK IMPAS BIAYA PELEDAKAN BATU GRANIT
BULAN JANUARI 2017 MELALUI PERBAIKAN METODE PELEDAKAN
PADA PT VITRAMA PROPERTI DI DESA AIR MESU KABUPATEN
BANGKA TENGAH".
Dalam tulisan ini disajikan pokok – pokok bahasan yang meliputi faktor –
faktor yang mempengaruhi nilai pulang pokok terhadap target volume peledakan
yang dihasilkan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari
kesalahan maupun kekeliruan baik dari segi isi maupun cara penyajian. Oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian
yang bersifat membangun guna terselesaikannya Skripsi ini.

Balunijuk, 02 Agustus 2017

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN..................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................... v
INTISARI ........................................................................................................ vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ................. 4


2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 4
2.2 Sifat Fisik Batu Granit .................................................................... 7
2.3 Sistem Penambangan ...................................................................... 8
2.3.1 Pengupasan Tanah Penutup ................................................ 8
2.3.2 Pemboran dan Peledakan .................................................... 9
2.3.3 Pemuatan dan Pengangkutan .............................................. 10
2.3.4 Pengolahan dan Pemasaran ................................................. 10
2.4 Pengertian Titik Impas (Break Even Point) .................................... 10
2.4.1 Biaya Tetap ......................................................................... 11
2.4.2 Biaya Tidak Tetap ............................................................... 14
2.5 Pengertian Laba .............................................................................. 16
2.6 Kegunaan Perhitungan Titik Impas (Break Even Point) ................ 17
2.7 Asumsi - Asumsi dalam Perhitungan Titik Impas (Break Even 18
Point) ..............................................................................................
2.8 Perhitungan Titik Impas (Break Even Point) .................................. 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 23


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 23
3.1.1 Tempat Penelitian ............................................................... 23
3.1.2 Waktu Penelitian ................................................................. 23

x
3.2 Peralatan .......................................................................................... 24
3.3 Langkah Penelitian ......................................................................... 24
3.3.1 Pengamatan Data ................................................................ 24
3.3.2 Penelitian Lapangan ............................................................ 25
3.3.3 Pengolahan dan Analisa Data ............................................. 26
3.3.3 Penyusunan Laporan ........................................................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 29


4.1 Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap ............................................... 29
4.1.1 Biaya Tetap ......................................................................... 29
4.1.2 Biaya Tidak Tetap ............................................................... 30
4.2 Volume Peledakan Saat Titik Impas dan Saat Perolehan 32
Keuntungan .....................................................................................
4.2.1 Volume Peledakan Saat Titik Impas ................................... 32
4.2.2 Keuntungan Hasil Kegiatan Peledakan ............................... 33
4.3 Faktor – Faktor Peningkatan Keuntungan Kegiatan Peledakan ..... 34
4.3.1 Menekankan Biaya Operasional Peledakan ........................ 35
4.3.2 Peningkatan Pendapatan Kegiatan Peledakan .................... 37

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 38


5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 38
5.2 Saran ............................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40


LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kandungan kuarsa setiap batuan ................................................... 8
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian ............................................................ 24
Tabel 4.1 Rincian biaya tetap unit peledakan PT Vitrama Properti bulan
Januari 2017 ................................................................................ 29
Tabel 4.2 Rincian biaya tidak tetap unit peledakan PT Vitrama Properti
bulan Januari 2017 ....................................................................... 30
Tabel 4.3 Keuntungan kegiatan peledakan bulan Januari 2017 ..................... 34
Tabel 4.4 Perbandingan biaya operasional peledakan PT Vitrama Properti
secara aktual dan teoritis ............................................................. 35
Tabel 4.5 Perbandingan penjualan batu granit hasil peledakan secara
aktual dan teoritis ........................................................................ 37
Tabel A.1 Rincian biaya penggunaan bahan peledak bulan Januari 2017 ...... 42
Tabel B.1 Rincian biaya depresiasi dan pajak peralatan bulan Januari
tahun 2017 .................................................................................. 47
Tabel B.2 Daftar Gaji karyawan tetap pemboran dan peledakan bulan
Januari 2017 ................................................................................ 47
Tabel B.3 Daftar Gaji karyawan tetap peruntukkan pembersihan lahan
(land clearing) bulan Januari 2017.............................................. 47
Tabel C.1 Rincian biaya pemboran bulan Januari 2017 .............................. 49
Tabel C.2 Rincian biaya penggunaan bahan peledak bulan Januari 2017 ...... 50
Tabel C.3 Biaya pemakaian solar peruntukkan pembersihan lahan (land
clearing) bulan Januari 2017 ...................................................... 50
Tabel C.4 Daftar Gaji karyawan helper bulan Januari 2017 .......................... 51
Tabel E.1 Rekapitulasi total biaya tetap dan total biaya tidak tetap bulan
Januari 2017 ................................................................................ 54
Tabel F.1 Biaya peledakan PT Vitrama Properti secara aktual ...................... 56
Tabel F.2 Perbandingan biaya pemakaian anfo secara aktual dan teoritis
per lubang ................................................................................... 63
Tabel G.1 Berita acara pekerjaan pemboran dan peledakan bulan Januari
2017 ............................................................................................ 64
Tabel I.1 Spesifikasi blasing machine ......................................................... 66
Tabel I.2 Spesifikasi blasters ohm meter ..................................................... 66

xii
Tabel I.3 Spesifikasi dinamit ......................................................................................... 67
Tabel I.4 Spesifikasi detonator ..................................................................................... 67
Tabel I.5 Spesifikasi in hole delay 500 ms ................................................................ 68
Tabel I.6 Spesifikasi surface delay 17 ms ................................................................. 68
Tabel I.7 Spesifikasi surface delay 42 ms ................................................................. 69
Tabel I.8 Spesifikasi surface delay 67 ms ................................................................. 69
Tabel I.9 Spesifikasi surface delay 109 ms ............................................................... 70
Tabel I.10 Spesifikasi compressor air man PDS 750 ............................................... 70
Tabel I.11 Spesifikasi mesin bor CRD furukawa PCR 200 .................................... 71
Tabel J.1 Laporan curah hujan Bukit Nunggal bulan Januari 2017 ................... 72
Tabel K.1 Harga pokok batu granit PT Vitrama Properti tahun 2017 ................ 74
Tabel K.2 Harga penjualan batu granit PT Vitrama Properti tahun 2017 .......... 74

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Grafik biaya tetap ......................................................................................................
12
Gambar 2.2 Grafik biaya tidak tetap .............................................................................................
14
Gambar 2.3 Grafik titik impas (BEP) : perpotongan antara garis TP dan
21
TB ..............................................................................................................................
Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian PT Vitrama Properti ...............................................................
23
Gambar 3.2 Bagan alir metode penelitian .....................................................................................
28
Gambar 4.1 CRD Furukawa alat bor yang digunakan untuk kegiatan
30
pemboran di PT Vitrama Properti .............................................................................
Gambar 4.2 Kegiatan pengisian bahan peledak di PT Vitrama Properti ......................................
31
Gambar 4.3 Grafik titik impas kegiatan peledakan PT Vitrama Properti
32
bulan Januari 2017.....................................................................................................
Gambar 4.4 Hasil peledakan batu granit PT Vitrama Properti .....................................................
33
Gambar 4.5 Proses penimbangan batu granit di PT Vitrama Properti ..........................................
34
Gambar 4.6 Titik impas kegiatan peledakan yang direkomendasikan
36
terhadap volume peledakan secara aktual bulan Januari 2017 ..................................
Gambar H.1 Bagan alir proses penambangan batu granit di PT Vitrama
65
Properti ......................................................................................................................
Gambar I.1 Blasting machine .......................................................................................................
66
Gambar I.2 Blasters ohm meter ....................................................................................................
66
Gambar I.3 Dinamit ......................................................................................................................
67
Gambar I.4 Detonator ...................................................................................................................
67
Gambar I.5 In hole delay 500 ms .................................................................................................
68
Gambar I.6 Surface delay 17 ms .................................................................................................
68
Gambar I.7 Surface delay 42 ms ..................................................................................................
69
Gambar I.8 Surface delay 67 ms ..................................................................................................
69
Gambar I.9 Surface delay 109 ms ................................................................................................
70
Gambar I.10 Compressor air man PDS 750...................................................................................
70
Gambar I.11 Mesin bor CRD Furukawa PCR200 ..........................................................................
71

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Gambar A Biaya penggunaan bahan peledak .............................................................................
42
Gambar B Perhitungan biaya tetap bulan Januari 2017..............................................................
45
Gambar C Perhitungan biaya tidak tetap bulan Januari 2017.....................................................
49
Gambar D Perhitungan volume peledakan terhadap total pendapatan saat
titik impas 52
Gambar E Perhitungan keuntungan hasil kegiatan peledakan ...................................................
54
Gambar F Faktor-faktor peningkatan keuntungan kegiatan peledakan .....................................
56
Gambar G Berita acara pekerjaan peledakan ..............................................................................
64
Gambar H Proses penambangan batu granit PT Vitrama Properti .............................................
65
Gambar I Spesifikasi peralatan dan perlengkapan kegiatan peledakan ....................................
66
Gambar J Data curah hujan Bukit Nunggal bulan Januari 2017 ...............................................
72
Gambar K Harga pokok batu granit PT Vitrama Properti ..........................................................
74

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Vitrama Properti merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak
di bidang pertambangan batuan yang memanfaatkan sumber daya alam, berupa
batu granit. PT Vitrama Properti mulai melakukan kegiatan pertambangan pada
tahun 2014 menggunakan sistem penambangan tambang terbuka quarry yang
terletak di Bukit Nunggal, Desa Air Mesu, Kecamatan Pangkalan Baru,
Kabupaten Bangka Tengah. Kegiatan utama PT Vitrama Properti pada
penambangan batu granit meliputi pengupasan lapisan tanah penutup, pemboran,
peledakan, pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan ke unit pengolahan
(crushing plant).
Cadangan batu granit yang berada pada daerah penambangan PT Vitrama
Properti dibongkar menggunakan kegiatan peledakan, sehingga batuan terberai
dari batuan induknya yang massive, sehingga dapat memenuhi target volume
peledakan PT Vitrama Properti yang telah ditentukan. Target perusahaan terhadap
kegiatan peledakan akan mempengaruhi hasil volume peledakan perusahaan,
sehingga untuk mencapai target volume peledakan suatu perusahaan pastinya
tidak lepas dari biaya peledakan yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik itu biaya
tetap maupun biaya tidak tetap.
Berdasarkan kajian ekonomi dalam mengamati biaya peledakan diperlukan
perhitungan titik impas, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
peledakan setara dengan pendapatan yang dihasilkan. Titik impas sangat berguna
bagi perusahaan untuk menentukan besaran jumlah volume peledakan yang akan
dihasilkan maupun harga modal dari produk tersebut.
Penerapan metode titik impas di PT Vitrama Properti untuk mengetahui
hubungan antara volume peledakan, pendapatan penjualan, harga jual, biaya
peledakan, laba atau rugi serta biaya lainnya baik bersifat tetap maupun tidak
tetap. Perhitungan titik impas biaya peledakan batu granit pada bulan Januari 2017
di PT Vitrama Properti, diharapkan dapat menentukan tingkat volume peledakan

1
2

terhadap total pendapatan dan total biaya peledakan yang dikeluarkan berada pada
titik impas selama bulan Januari 2017.
Hasil pengamatan mengidentifikasi total biaya peledakan yang dikeluarkan
oleh PT Vitrama Properti masih belum optimal, sehingga menyebabkan untuk
mencapai volume peledakan saat titik impas dalam waktu kerja yang relatif lebih
lama, yaitu berada pada hari kerja ke 18 hari dari 28 hari kerja dengan keuntungan
yang dihasilkan relatif lebih kecil. Hal ini diperlukan beberapa faktor untuk
menekankan biaya operasional peledakan, sehingga untuk mencapai volume
peledakan saat titik impas dapat dalam waktu kerja yang lebih cepat dan
keuntungan yang dihasilkan relatif lebih besar.

1.2 Rumusan Masalah


Dari penjelasan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan dan menerapkan biaya tetap dan biaya tidak tetap?
2. Berapa volume peledakan saat titik impas terhadap pendapatan hasil
penjualan produk serta bagaimana nilai ekonomi kegiatan peledakan sampai
dengan akhir pembukuan bulan Januari 2017?
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan
keuntungan sekaligus mengurangi biaya peledakan?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilaksanakan di PT Vitrama Properti pada bulan Desember
2016 - bulan Februari 2017.
2. Mengamati dan mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi
perhitungan titik impas (break even point).
3. Penelitian ini hanya membahas dari sisi teknis dan sisi biaya peledakan yang
dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti selama bulan Januari 2017.
3

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun beberapa tujuan pada penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui dan mamahami perhitungan biaya tetap dan biaya tidak tetap
yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti bulan Januari 2017.
2. Menentukan volume peledakan saat titik impas terhadap pendapatan hasil
penjualan produk serta menentukan nilai ekonomi kegiatan peledakan sampai
dengan akhir pembukuan bulan Januari 2017.
3. Memahami faktor - faktor yang dapat meningkatkan keuntungan sekaligus
mengurangi biaya peledakan.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Penulis mampu mengimplementasikan perhitungan biaya kegiatan peledakan
yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti dengan menggunakan kajian titik
impas (break even point).
2. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai bahan bacaan sekaligus rujukan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca serta bagi penelitian selanjutnya sekaligus dapat memberikan
pemahaman mengenai perhitungan break even point dalam menghitung biaya
peledakan batu granit.
3. Bagi Perusahaan
Memperoleh masukan mengenai tingkat volume peledakan saat titik impas
agar perusahaan dapat terhindar dari zona kerugian dan juga sebagai bahan
pertimbangan dalam merencanakan target volume peledakan per bulan untuk
meningkatkan pendapatan bagi perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu


Tinjauan pustaka dalam penyusunan skripsi ini menggunakan beberapa
penelitian terdahulu sebagai penunjang yang terkait dengan perhitungan biaya
peledakan melalui kajian titik impas di PT Vitrama Properti.
Penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2014) dalam Skripsi Jurusan
Teknik Pertambangan, Universitas Bangka Belitung berjudul Kajian Titik Impas
(Break Even Point) Penggunaan Ponton Isap Produksi (PIP) Pada Penambangan
Timah Di Laut Pait, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat. Metode
penelitian yang digunakan kajian titik impas. Penelitian ini dilakukan selama 2
bulan, bulan Maret 2014 sampai dengan bulan April 2014. Pengumpulan data
yang dilakukan terdiri dari biaya tetap per bulan, biaya variabel, total pendapatan,
jumlah produksi bijih timah dan harga jual/kgSn bulan Maret 2014 dan bulan
April 2014. Data yang telah terkumpulkan dianalisis dengan menggunakan
perhitungan titik impas, sehingga jumlah produksi bijih timah terhadap total
pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan berada pada titik impas. Berdasarkan
penelitian bulan Maret 2014 sampai dengan bulan April 2014 jumlah produksi
bijih timah yang dihasilkan oleh PD. Bangka Barat Sejahtera (BBS) sebesar
342,839 kgSn dengan total pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp 48.683.138,00,
sedangkan biaya total produksi keseluruhan dari bulan Maret sampai dengan
bulan April 2014 yang dikeluarkan sebesar Rp 117.835.800,00. Maka kegiatan
penambangan yang dilakukan oleh PD. Bangka Barat Sejahtera (BBS) termasuk
kategori rugi. Untuk memperoleh titik impas (break even point) terhadap total
biaya produksi yang dikeluarkan dari bulan Maret sampai bulan Mei 2014 adalah
sebesar Rp 117.835.800,00 maka minimal jumlah produksi bijih timah yang harus
didapatkan sebesar 829.83 kgSn atau sebesar 1.378,45 kg Ore.
Penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti (2012) dalam Skripsi Jurusan
Teknik Pertambangan, Universitas Bangka Belitung berjudul Analisa Perhitungan
Break Even Point Biaya Peledakan Pada Tambang Quarry Batu Granit Di PT

4
5

Aditya Buana Inter, Desa Jurung, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka,


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Metode perhitungan biaya kegiatan
peledakan yang digunakan dalam penelitian ini melalui perhitungan break even
point. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan
Agustus 2011 yang terdiri dari biaya variabel per m3, biaya tetap per bulan, harga

jual batu granit per m3 dan volume peledakan yang dihasilkan selama bulan Juni
2011 dan bulan Juli 2011. Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan peledakan
PT Aditya Buana Inter bulan Juni 2011 titik impas berada tingkat volume
peledakan sebesar 440.96 m3 dengan total pendapatan dan total biaya peledakan
yang dikeluarkan sebesar Rp 83.783.292,67, sedangkan titik impas kegiatan
peledakan PT Aditya Buana Inter bulan Juli 2011 berada tingkat volume
peledakan sebesar 507.55 m3 dengan total pendapatan dan total biaya peledakan
yang dikeluarkan sebesar Rp 100.235.013,00.
Penelitian yang dilakukan oleh Alex dkk (2013) dalam Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 33, No. 2, Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya
berjudul Analisa Harga Jual Batubara Pada PT Barito Bara Energi di Kalimantan
Timur. Metode penelitian data yang digunakan dalam penelitian adalah metode
break even point, margin of safety, dan perencanaan laba. Pengumpulan data
dilakukan selama bulan Januari 2014 yang terdiri dari biaya produksi, biaya
administrasi dan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan. Berdasarkan
hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat titik impas berada pada nilai
Rp70.185.831.603,00, sedangkan hasil penjualan diperoleh pendapatan sebesar
Rp71.144.312.500,00 karena pendapatan yang dicapai lebih besar dari pendapatan
pada tingkat break even point maka perusahaan mengalami keuntungan yang
relative sedikit sebesar Rp958.480.897,00. Margin of safety yang harus tetap
diperhatikan oleh perusahaan sebesar 33.43% guna menghindari dari kerugian.
Selanjutnya perencanaan laba yang ditarget sebesar 30%, perusahaan harus
mampu mencapai total pendapatan sebesar Rp220.706.175.583,00.
Penelitian yang dilakukan oleh Dimisyqiyani dkk (2014) dalam Jurnal
Administrasi Bisnis Vol. 13, No. 1, Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas
Brawijaya berjudul Analisis Break Even Point Sebagai Alat Untuk Merencanakan
6

Laba Perusahaan Koperasi Sari Apel Brosem Periode 2011 – 2013. Metode
penelitian yang digunakan melalui perhitungan break even point dan margin of
safety. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Juni 2014 yang terdiri dari data
biaya tetap, biaya variabel, biaya semi variabel, harga jual dan volume penjualan
tahun 2011, 2012, 2013. Data yang telah terkumpulkan dianalisis dengan
menggunakan perhitungan break even point dan margin of safety. Hasil dari
penelitian menunjukkan titik impas pada tahun 2013 berada pada pendapatan
sebesar Rp 699.705.406,00 dengan volume penjualan sebesar 36.287 unit dan
margin of safety sebesar 51.23%, sedangkan perencanaan penjualan pada tahun
2014 total pendapatan yang harus dicapai oleh perusahaan sebesar Rp
732.291.347,00 dengan volume penjualan yang harus dipasarkan sebesar 38.542
unit dan margin of safety sebesar 55.02%.
Penelitian yang dilakukan oleh Ishak dkk (2012) dalam Prosiding Seminar
Nasional Optimalisasi Perkarangan Untuk Peningkatan Perekonomian Masyarakat
Dan Pengembangan Agribisnis berjudul Analisis Nilai Tambah Keuntungan Dan
Titik Impas Pengolahan Hasil Rengginang Ubi Kayu (Renggining) Skala Rumah
Tangga Di Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisa nilai tambah, analisis R/C ratio, dan analisis titik impas.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2012 yang terdiri dari total
biaya produksi, jumlah produksi, harga produk dan keuntungan yang dihasilkan.
Data yang telah terkumpulkan dianalisis untuk memperoleh nilai tambah produk
renggining, keuntungan atau efesiensi dan titik impas usaha pengolahan
renggining. Hasil penelitian menunjukkan nilai tambah produk renggining sebesar
Rp 9.335,00/kg dengan rasio nilai tambah 59,74% atau Rp 7.085,00/kg. Marjin
yang didapatkan dalam pengolahan renggining sebesar Rp 12.625,00/kg, dengan
R - C ratio sebesar 2,14. Titik impas kegiatan pengolahan produk renggining
berada pada produksi sebesar 204,55 kg dan pendapatan sebesar Rp 5.113.636,00.
Penelitian yang dilakukan oleh Aryanti dkk (2014) dalam Jurnal
Administrasi Bisnis Vol. 11, No. 1, Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas
Brawijaya berjudul Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan Manajemen Terhadap Perencanaan Volume Penjualan Dan Laba Pada
7

PT Cakra Guna Cipta Malang Periode 2011 – 2013. Metode penelitian yang
digunakan melalui perhitungan titik impas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Juni 2014. Pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari data biaya tetap, biaya
variabel, biaya semi variabel, harga jual dan volume penjualan tahun 2011, tahun
2012 dan tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat titik impas
yang harus dicapai oleh perusahaan PT Cakra Guna Cipta Malang pada tahun
2011 dengan pendapatan minimal sebesar Rp 3.924.783.972,00 dan pada tahun
2012 tingkat titik impas yang harus dicapai oleh perusahaan dengan pendapatan
minimal sebesar Rp 5.309.131.772,00, sedangkan pada tahun 2013 tingkat titik
impas yang harus dicapai oleh perusahaan berada pada pendapatan minimal
sebesar Rp 4.067.022.479,00.

2.2 Sifat Fisik Batu Granit


Menurut Sukandarrumidi (1998), batu granit terbentuk dari proses
pembekuan magma bersifat asam, terbentuk jauh di dalam kulit bumi sehingga
disebut sebagai batuan beku dalam. Magma yang mempunyai temperatur dan
tekanan yang tinggi menerobos batuan sedimen. Selama magma granit menerobos
batuan sedimen terjadi penurunan tekanan dan temperatur, sehingga mineral –
mineral yang mempunyai titik leleh tinggi akan mengkristal lebih dahulu,
sedangkan dalam magma granit sendiri mengandung bermacam - macam mineral
yang tingkat kristalisasinya berbeda - beda, sehingga pada waktu pembekuan
magma membentuk batholit granit, mineral - mineral magnetik, wolframit dan
juga kuarsa, ortoklas, plagioklas dan biotit.
Penyusun mineral batu granit terang atau felsik. Batu ini berwarna putih
keabu-abuan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan ada warna lain seperti
merah muda. Warna batu granit tergantung pada proses kimiawi dan mineralogi
yang menimpanya. Batu ini terkadang ditemukan di dataran rendah yang dinaungi
bukit – bukit, biasanya batu ini terbentuk di area lempeng tektonik, bentuk batu
granit kasar, mineral kuarsa dan feldspar yang membuat batu ini keras dan kokoh.
Kekerasan batu granit mencapai 6 – 7 skala Moh’s, sedangkan komposisi kuarsa
pada batu granit dapat mencapai 20 – 30 %.
8

Menurut Mangga dan Djamal (1994), Granit Klabat di Pulau Bangka terdiri
dari granit, granodiorit, adamalit, diorit dan diorit kuarsa, setempat dijumpai retas
aplit dan pegmatit. Terkekarkan dan tersesarkan serta menorobos Diabas
Penyabung. Umur dari hasil analisis radiometri menunjukkan umur Trias Akhir.
Berikut ini kandungan kuarsa setiap batuan yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 :

Tabel 2.1 Kandungan kuarsa setiap batuan (Sukandarrumidi, 1998)


Rock type Quartz content % Rock type Quartz content %
Amphibolite 0–5 Mika Gneiss 0 – 30
Anorthoisite 0 Mica Schist 15 – 35
Diabase 0–5 Norite 0
Diorite 10 – 20 Pegmatite 15 – 30
Gabbro 0 Phyllite 10 – 25
Gneiss 15 – 50 Quartzite 60 – 100
Granite 20 – 35 Sandstone 25 – 90
Greywacke 10 – 25 Slate 10 – 35
Limestone 0–5 Shale 0 – 20
Marble 0 Taconite 0 – 10

2.3 Sistem Penambangan


Menurut Prodjosoemarto dan Sumartono (2002), penambangan adalah
kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang
meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Batu
granit merupakan salah satu bahan galian industri, maka sistem penambangannya
termasuk sistem tambang terbuka yang disebut Quarry. Kegiatan penambangan
batu granit mempunyai urutan mulai dari kegiatan pengupasan tanah penutup,
pemboran, peledakan, pemuatan, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran.

2.3.1 Pengupasan Tanah Penutup (Stripping Over Burden)


Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan suatu lapisan
tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar bahan galian
tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan
lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan sistematika
pengupasan yang baik.
9

Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang


mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan penambangan
yang menggunakan sistem tambang terbuka. Semakin baik rancangan pada
pengupasan lapisan tanah penutup maka semakin baik rencana target produksi
perusahaan. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode dan alat yang
mendukung pengupasan lapisan tanah penutup.

2.3.2 Pemboran dan Peledakan


Menurut Prodjosoemarto dan Sumartono (2002), pemboran adalah suatu
pekerjaan untuk menembus batuan dengan menggunakan alat bor. Faktor – faktor
yang perlu diperhatikan dalam memilih alat bor adalah sebagai berikut :
a. Keadaan medan yang akan dihadapi, seperti topografi datar akan
memudahkan transportasi alat.
b. Kedalaman lubang bor dan ukuran minimum, contoh : ongkos pemboran
lebih murah untuk pemboran dangkal dan ukuran unti (core) yang kecil.
c. Sifat fisik batuan yang akan di bor, seperti : batuan yang keras membutuhkan
mata bor dengan intan yang halus.
Peledakan merupakan suatu cara untuk menghancurkan dan melepaskan
batuan dari batuan induknya dengan tingkat fragmentasi tertentu. Sebelum
dilakukan peledakan biasanya dilakukan persiapan terlebih dahulu, dimana
persiapan peledakan merupakan semua kegiatan baik teknis maupun tindakan
pengamanan yang ditujukan untuk dapat melaksanakan suatu peledakan dengan
aman dan berhasil. Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan peledakan adalah
sebagai berikut :
a. Peralatan Peledakan (Blasting Equipment)
Peralatan peledakan adalah semua bahan atau kelengkapan yang dapat
digunakan lebih dari satu kali peledakan atau seterusnya. Alat-alat yang dapat
digunakan yaitu blasting machine, exploder, blasters ohm meter, leading wire,
sirene dan lain - lain.
10

b. Perlengkapan peledakan (Blasting Supplies/Blasting Accessories)


Perlengkapan peledakan adalah semua bahan atau kelengkapan yang dapat
digunakan hanya untuk satu kali peledakan saja. Contoh : detonator, leg wire,
connecting wire, sumbu api, sumbu ledak, nonel, bahan peledak dan sebagainya..

2.3.3 Pemuatan dan Pengangkutan


Menurut Prodjosoemarto dan Sumartono (2002), pemuatan adalah kegiatan
yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material atau endapan bahan galian
hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah
kegiatan peledakan yang dilakukan dengan cara penempatan alat muat dilanjutkan
dengan mengambil dan memuat material atau bahan galian hasil peledakan serta
menumpahkan material atau bahan galian hasil peledakan tersebut ke dalam alat
angkut (dump truck). Pengangkutan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memindahkan endapan bahan galian atau batuan hasil peledakan dari front
penambangan ke unit pengolahan (crushing plant).

2.3.4 Pengolahan dan Pemasaran


Prodjosoemarto dan Sumartono (2002) menyatakan bahwa pengolahan
bahan galian (mineral dressing) merupakan proses pemisahan kandungan semua
jenis bahan galian hasil tambang yang berupa mineral, batuan, bijih atau bahan
galian lainnya yang berharga dari mineral pengotornya, sehingga diperoleh bahan
galian menjadi produk berupa satu macam atau lebih yang bernilai ekonomis.
Batu granit hasil peledakan dari front penambangan yang telah diangkut
kemudian ditumpahkan ke unit pengolahan (crushing plant). Setelah batu granit
mengalami proses pengolahan dilakukan proses pemasaran untuk memenuhi
permintaan konsumen.

2.4 Pengertian Titik Impas (Break Even Point)


Menurut Sigit (1986), suatu perusahaan dikatakan titik impas (break even
point) apabila setelah dibuat perhitungan rugi – laba dari suatu periode kerja atau
dari suatu kejadian usaha tertentu, perusahaan itu tidak memperoleh laba, tetapi
juga tidak menderita kerugian. Juga dapat dikatakan bahwa labanya adalah nol,
11

atau ruginya adalah nol. Jika perusahaan itu memperoleh hasil penjualan atau
seluruh penghasilan dijumlahkan, jumlah itu sama besar dengan seluruh biaya
yang telah dikeluarkan. Jadi seluruh biaya penghasilan sama besarnya dengan
biayanya. Sama halnya menurut Niswonger dkk (2011), titik impas adalah tingkat
operasi di mana pendapatan perusahaan dan biaya yang telah dikeluarkan persis
sama. Pada kondisi impas, perusahaan tidak merealisasikan laba operasi maupun
rugi operasi. Titik impas berguna dalam perencanaan perusahaan, khususnya
untuk memperluas atau menurunkan operasi perusahaan.
Analisis titik impas adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh
seorang petugas/manager perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah)
penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan bersangkutan tidak
menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
Perhitungan titik impas (break even point) biaya yang terjadi pada
perusahaan harus dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap agar
dapat menentukan titik impas. Beberapa jenis biaya yang terjadi pada perusahaan
bervariasi langsung dengan perubahan volume produksi dan biaya lainnya relatif
tidak berubah terhadap volume produksi. Oleh karena itu, biaya yang tejadi pada
kegiatan peledakan secara garis besar dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan
biaya tidak tetap.

2.4.1 Biaya Tetap


Menurut Niswonger dkk (2011), biaya tetap adalah biaya yang secara total
akan selalu tetap, walaupun tingkat produksi mengalami perubahan. Sama halnya
menurut Sigit (1986), biaya tetap adalah biaya yang besarnya relatif tidak berubah
atau tidak tergantung pada perubahan volume produksi. Beberapa biaya yang
termasuk biaya tetap adalah pajak peralatan, sewa peralatan, biaya asuransi
peralatan, depresiasi, pelayanan teknik dan gaji eksekutif. Biaya tetap adalah
jenis-jenis biaya yang selama kisaran waktu operasi tertentu/tingkat kapasitas
produksi tertentu selalu tetap jumlahnya/tidak berubah walaupun volume produksi
mengalami perubahan (Agin, 2010). Berikut ini Gambar 2.1 Grafik biaya tetap
yang dapat dilihat di bawah ini :
12

y
Rp

Biaya tetap

x
Volume peledakan
Gambar 2.1 Grafik biaya tetap (Sigit, 1986)

Jenis biaya yang tergolong biaya tetap adalah sebagai berikut :


1. Biaya kepemilikan peralatan
Biaya kepemilikan peralatan adalah biaya yang harus diperhitungkan selama
alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut milik sendiri. Biaya ini
harus diperhitungkan karena alat semakin lama akan berkurang hasil produksinya,
bahkan pada waktu tertentu alat sudah tidak dapat berproduksi lagi, hal ini disebut
sebagai depresiasi.
Menurut Giatman (2006), depresiasi adalah penyusutan atau penurunan nilai
aset bersamaan dengan berlalunya waktu. Sebagaimana diketahui pengertian aset
mencakup current asset dan fixed asset, namun aset yang terkena depresiasi hanya
fixed asset (aset tetap) yang pada umumnya bersifat fisik, seperti bangunan,
mesin/peralatan, armada dan lain-lain. Secara umum ada beberapa alasan
dilakukan perhitungan depresiasi, yaitu :
a. Untuk menyediakan dan pengembalian modal yang telah di investasikan
dalam kekayaan fisik, dana ini sifatnya sebagai saving untuk menjamin
kontinuitas/keberlanjutan usaha bila mesin habis masa pakainya dan perlu
diganti dengan yang baru, secara teoritis dana depresiasi yang telah disimpan
sebelumnya dapat dibayarkan untuk pembelian mesin baru.
b. Untuk kemungkinan adanya biaya penyusutan yang dibebankan pada biaya
produksi atau jasa yang dihasilkan dari penggunaan aset.
13

c. Sebagai dasar pengurangan pembayaran pajak-pajak pendapat/usaha yang


harus dibayar.
Penentuan biaya depresiasi alat diperhitungkan dengan menggunakan
metode garis lurus (straight line) dengan nilai sisa alat saat berakhirnya umur
ekonomis sama dengan 0 (nol). Metode ini cukup banyak digunakan karena
perhitungannya memang cukup mudah. Persamaan 2.1 di bawah ini dapat
digunakan untuk menghitung nilai depresiasi peralatan :
PF
Dk = .............................................................................................(2.1)
n
Keterangan :
Dk = Besarnya depresiasi per tahun (Rp)
P = Ongkos awal dari aset yang bersangkutan (Rp)
F = Nilai sisa dari aset tersebut (Rp)
n = Umur ekonomis peralatan (Tahun)

2. Pajak Peralatan
Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009, Pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang - undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya
kemakmuran rakyat. Jadi, pajak dapat diartikan iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dipaksakan) yang langsung dapat ditunjukkan
dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Maka, pemungutan pajak
dari rakyat dilakukan sebagai salah satu sumber modal atau dana untuk dapat
mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat.
3. Gaji Tetap Per Bulan
Menurut Hamid dkk (2015), karyawan tetap adalah karyawan yang
menerima atau memperoleh pembayaran biaya/imbalan dalam jumlah tertentu
secara teratur (berkala). Pembayaran gaji karyawan tetap yang dikeluarkan oleh
perusahaan tambang tersebut setiap 1 bulan sekali dalam jumlah tertentu secara
teratur. Perhitungan gaji dihitung menurut status jabatan di perusahaan tersebut.
14

2.4.2 Biaya Tidak Tetap


Menurut Sigit (1986), biaya tidak tetap yaitu biaya yang umumnya berubah
sebanding dengan perubahan volume produksi, yang dapat diartikan biaya yang
berubah secara proposional dengan jumlah volume produksi naik/tambah maka
biaya tidak tetap akan ikut bertambah sebesar perubahan jumlah volume produksi
dikalikan dengan biaya tidak tetap per satuan.
Biaya-biaya yang tergolong biaya tidak tetap diantaranya adalah biaya
bahan baku, gaji karyawan kerja lepas dan biaya lain-lainnya. Biaya ini relatif
mudah untuk ditentukan karena biaya tersebut biasanya langsung berkaitan
dengan suatu produk atau pelayanan tertentu. Jika tidak ada kegiatan produksi
maka biaya tidak tetap sama dengan (0) nol.
Biaya tidak tetap sangat berpengaruh terhadap peningkatan dan penurunan
dalam suatu aktivitas penambangan dan biaya tidak tetap merupakan jenis-jenis
biaya yang besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya volume produksi.
Semakin besar jumlah volume produksi maka semakin besar pula jumlah total
biaya tidak tetap yang dikeluarkan dan juga sebaliknya semakin kecil jumlah
volume produksi semakin kecil pula jumlah total biaya tidak tetap yang
dikeluarkan. Berikut ini Gambar 2.2 yang menunjukkan Grafik biaya tidak tetap
yang dapat dilihat di bawah ini :

y
Rp
Biaya tidak tetap

x
Volume peledakan

Gambar 2.2 Grafik biaya tidak tetap (Sigit, 1986)


15

Jenis biaya yang tergolong biaya tidak tetap adalah :


1. Biaya Pemboran
Biaya pemboran merupakan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan
pemboran dilaksanakan yang meliputi solar, mata bor, oli, batang bor, coupling,
grease dan shank adaptor.
2. Biaya Penggunaan Bahan Peledak
Tujuan penggunaan bahan peledak pada kegiatan peledakan adalah untuk
membongkar batuan/bahan galian dari batuan induknya. Biaya penggunaan bahan
peledak ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan bahan peledak
dalam melakukan operasi peledakan yang terdiri dari :
a. Biaya ammonium nitrate dan fuel oil (ANFO)
b. Biaya detonator listrik dan dinamit
c. Biaya kabel induk
3. Gaji Karyawan Kerja Lepas
Karyawan kerja lepas adalah karyawan yang hanya menerima penghasilan
apabila karyawan yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja,
jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis
pekerjaan yang diminta oleh perusahaan. Hak karyawan kerja lepas yaitu
mendapat gaji sesuai kerjanya atau waktu kerja mereka, tanpa mendapat jaminan
social (Lukmanasari dan Soemardi, 2016).
4. Biaya Tidak Terduga
Persiapan biaya tidak terduga sangat penting untuk dilakukan dalam
penyusunan anggaran perusahaan. Istilah yang tepat untuk menyebut pengeluaran-
pengeluaran tidak terduga sebuah perusahaan adalah biaya overhead pabrik.
Menurut Rahayu (2015), biaya overhead pabrik adalah biaya bahan-bahan
tak langsung, biaya buruh tak langsung serta biaya-biaya lainnya yang tidak
secara mudah diidentifikasi atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil
produksi/tujuan biaya akhir.
5. Biaya pemakaian solar peruntukkan pembersihan lahan (land clearing)
Biaya pemakaian solar peruntukkan pembersihan lahan (land clearing)
adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembersihan lokasi pemboran yang
16

dilakukan untuk kegiatan pemboran selanjutnya, sehingga batuan hasil peledakan


dapat dipindahkan dari lokasi penambangan ke area penjualan. Alat berat yang
digunakan untuk pembersihan lokasi pemboran seperti excavator dan dump truck.

2.5 Pengertian Laba


Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu
perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Menurut Supriyono (1990),
laba adalah selisih antara penghasilan penjualan diatas semua biaya dalam periode
akutansi tertentu. Sama halnya menurut Harahap (1996), mendefinisikan bahwa
laba sebagai kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akutansi
tertentu. Oleh karena itu, dalam perencanaan laba perusahaan jangka pendek
mempunyai hubungan antara pendapatan hasil penjualan, biaya total, volume
produksi, dan harga jual yang memegang peranan yang sangat penting, sehingga
dalam pemeliharaan alternatif tindakan dan perumusan kebijakan untuk masa
yang akan datang manajemen memerlukan informasi untuk menilai berbagai
macam kemungkinan yang berakibat terhadap laba yang akan didapat.
Untuk dapat mencapai laba yang besar manajemen dapat melakukan
berbagai langkah, yaitu
1. Menentukan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin dengan
mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada.
2. Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang
dikehendaki.
3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.
Ketiga langkah tersebut tidak dapat dilakukan secara terpisah atau sendiri-
sendiri karena ketiga faktor (biaya total, harga jual, dan volume penjualan)
mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan.

Untuk menghitung laba dapat menggunakan Persamaan 2.2 :

L = TP – [TBT + (AVC × Q)])....................................................................(2.2)

Atau L = TPBEP – TBTTBEP


17

Keterangan :
L = Laba hasil penjualan produk (Rp)
TP = Total pendapatan (Rp)
TBT = Total biaya tetap (Rp)
AVC = Biaya tidak tetap per unit (m3)
Q = Jumlah volume produksi (m3)
TPBEP = Total pendapatan setelah BEP (Rp)
TBTTBEP = Total biaya tidak tetap setelah BEP (Rp)

2.6 Kegunaan Perhitungan Titik Impas (Break Even Point)


Menurut Sigit (1986), analisa titik impas (break even point) adalah suatu
cara untuk mengetahui kaitan antara volume produksi, penghasilan hasil produksi,
biaya produksi, harga jual, laba atau rugi. Dengan mengetahui kaitannya tersebut,
analisa break even point dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran
atau tujuan perusahaan. Berikut ini kegunaan – kegunaan lainnya dari analisa titik
impas (break even point) adalah sebagai berikut :
a. Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha
mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan untuk perencanaan laba atau
profit planning.
b. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan (controlling) kegiatan
operasi yang sedang berjalan, yaitu untuk alat pencocokan antara realisasi
dengan angka-angka dalam perhitungan break even point atau dalam gambar
(chart) break even point.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah
diketahui hasil-hasil perhitungannya menurut analisa break even point dan
laba yang ditagetkan.
d. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus
dilakukan oleh seorang manajer. Misalnya seorang manajer akan mengambil
suatu keputusan, terlebih dahulu menanyakan berapakah titik break even
point – nya.
18

2.7 Asumsi-asumsi Dalam Perhitungan Titik Impas (Break Even Point)


Menurut Sigit (1986), asumsi – asumsi yang perlukan agar supaya dapat
menganalisa titik impas (break even point) adalah sebagai berikut :
a. Bahwa biaya-biaya yang terjadi didalam perusahaan yang bersangkutan dapat
digolongkan (ditetapkan) sebagai biaya tetap dan biaya tidak tetap.
b. Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak
mengalami perubahan meskipun volume produksi berubah.
c. Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tidak tetap akan tetap sama jika
dihitung biaya per unit produknya, berapa pun jumlah kuantitas unit yang
diproduksikan. Jika kegiatan produksi berubah, biaya tidak tetap ikut berubah
proporsional jumlah seluruhnya, sehingga biaya per unitnya akan tetap sama.
d. Bahwa harga jual per unit akan tetap saja, berapa pun banyaknya unit produk
yang dijual. Harga jual per unit tidak akan turun meskipun pembeli membeli
banyak. Juga sebaliknya harga per unit tidak akan naik, meskipun langganan
membeli hanya sedikit. Sedikit ataupun banyak banyak dibeli harga per unit
akan tidak mengalami perubahan.
e. Bahwa perusahaan yang bersangkutan menjual/memproduksi hanya satu jenis
barang. Jika ternyata memproduksi/menjual lebih dari satu produk, maka
produk-produk itu harus dianggap sebagai satu jenis produk dengan
kombinasi (mix) yang selalu tetap.
f. Bahwa ada sinkronisasi didalam perusahaan yang bersangkutan antara
produksi dan penjualan, barang yang diproduksikan itu terjual dalam periode
yang bersangkutan. Jadi tidak ada sisa produk atau persediaan akhir periode
(atau pun pada awal periode). Jika biayanya terdapat persediaan akhir, maka
persediaan itu dianggap telah dijual. Jadi perhitungan break even point tidak
mengakui adanya barang persediaan.

2.8 Perhitungan Titik Impas (Break Even Point)


Titik impas terjadi pada waktu Total Pendapatan Berjalan (TPB) sama
dengan Total Biaya Berjalan (TBB). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa titik
impas terjadi pada Persamaan 2.3 di bawah ini :
19

TPB = TBB...................................................................................................(2.3)

Keterangan :
TPB = Total pendapatan berjalan (Rp)
TBB = Total biaya berjalan (Rp)

Penyelesaian problem-problem pemilihan dengan metode break even point


dapat dibedakan secara matematis atau secara grafis (graphical). Penyelesaiaan
grafis akan memberikan gambaran visual kepada pemilihan keputusan atau
analisis tentang perbedaan dalam desirablitas ekonomis alternatif – alternatif
berbagai tingkat produksi. Oleh karena itu, penyelesaian analisa titik impas dapat
ditentukan dengan cara :

1. Matematis
Perhitungan total pendapatan kegiatan peledakan dapat dilakukan dengan
menggunakan Persamaan 2.4 sebagai berikut :

TP = P x Q....................................................................................................(2.4)
Keterangan :
TP = Total pendapatan (Rp)
P = Harga jual produk per unit (m3)
Q = Jumlah volume produksi (m3)

Perhitungan total biaya kegiatan peledakan dapat dilakukan dengan


menggunakan Persamaan 2.5 di bawah ini :
TB = TBT + (AVC x Q).........................................................................(2.5)

Keterangan :
TB = Total biaya (Rp)
TBT = Total biaya tetap (Rp)
AVC = Biaya tidak tetap per unit (m3)
Q = Jumlah volume produksi (m3)
20

Persamaan 2.4 dan 2.5 di atas dapat diuraikan untuk menghitung jumlah
volume peledakan saat titik impas menjadi Persamaan 2.6 di bawah ini :
TPB = TBB
P.Q = TBT + Q(AVC)
P.Q – Q(AVC) = TBT
Q(P – AVC) = TBT
TBT
Jadi, Q = ..............................................................................(2.6)
( P  AVC )
Keterangan :
Q = Jumlah volume produksi saat titik impas (m3)
TBT = Total biaya tetap (Rp)
P = Harga jual produk per unit (m3)
AVC = Biaya tidak tetap per unit (m3)

Perhitungan total pendapatan saat titik impas dapat dilakukan dengan


menggunakan Persamaan 2.7 sebagai berikut :
Jumlah Q (m3) dikalikan dengan harga Rp (rupiah).

TBT
QP = .P
( P  AVC)
TBT 1
QP = :
( P  AVC) P
TBT
Q.P =
P AVC

P P
TBT
Jadi, QP = ..................................................................................(2.7)
AVC
1
P
Keterangan :
QP = Total pendapatan saat titik impas (Rp)
TBT = Total biaya tetap (Rp)
AVC = Biaya tidak tetap per unit (m3)
P = Harga jual produk per unit (m3)
21

2. Grafis
Dalam teori ekonomi mikro, TBT, TBTT, TB dan TP dapat digambarkan
secara grafis. Untuk menggambarkan titik impas perlu digambarkan adanya garis
total pendapatan dan garis total biaya. Garis total pendapatan didapatkan dari hasil
perkalian antara volume produksi dengan harga jual produk per unit ,sedangkan
total biaya merupakan penjumlahan total biaya tetap dengan total biaya tidak
tetap. Berikut ini Grafik titik impas (BEP) yang dapat dilihat pada Gambar 2.3.

TP
Rp Daerah Laba

BEP TB

TBTT
Daerah Rugi
TBT

0 Volume peledakan

Gambar 2.3 Grafik titik impas (BEP) : perpotongan antara garis TP dan TB
(Sigit, 1986)

Keterangan :
TP = Total pendapatan (Rp)
TB = Total biaya (Rp)
TBT = Total biaya tetap (Rp)
TBTT = Total biaya tidak tetap (Rp)
BEP = Titik impas (Rp)
22

Berdasarkan Grafik di atas, perpotongan garis TP dengan TB disebut


dengan BEP, artinya titik impas terjadi pada waktu Total Pendapatan Berjalan
(TPB) sama dengan Total Biaya Berjalan (TBB), sedangkan untuk mengetahui
keuntungan (laba) yaitu selisih antara total pendapatan berjalan setelah titik impas
(BEP) dengan total biaya tidak tetap setelah titik impas (BEP).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Tempat dan Waktu Penelitian


1.1.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian berlokasi di perusahaan PT Vitrama Properti yang
terletak di Desa Air Mesu, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka
Tengah. Daerah penelitian dapat ditempuh melalui jalur darat menggunakan
kendaraan roda dua atau roda empat dengan rute Pangkalpinang – Air mesu yang
dapat ditempuh ±1/2 jam. PT Vitrama Properti secara geografis terletak pada
posisi 106009’08.57” BT - 106009’52.13” BT dan 02012’55.79” LS -

02013’54.43” LS.

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian PT Vitrama Properti

3.1.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 Desember 2016 dan berakhir pada
tanggal 27 Februari 2017. Berikut Tabel 3.1 jadwal kegiatan penelitian.

23
24

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian


No Uraian kegiatan Minggu ke -
1 2 3 4 5 6
1 Orientasi lapangan

2 Pengumpulan referensi dan


studi literatur
3 Pengambilan data

4 Pengolahan data

5 Penyusunan laporan

1.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat untuk
membantu pengambilan data primer di lapangan antara lain, sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Meteran
3. Kamera Digital
4. Laptop
5. Kalkulator
6. APD (alat pelindung diri)

1.3 Langkah Penelitian


Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian dimulai
dari pengamatan data, penelitian lapangan, pengolahan dan analisa data, serta
penyusunan laporan.

1.3.1 Pengamatan Data


Teknik pengamatan data dalam penyusunan tugas akhir ini dilakukan
dengan cara studi pustaka dan observasi lapangan. Studi pustaka dilaksanakan
untuk mengumpulkan dan memahami teori-teori yang berhubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan, baik teori yang berasal dari hasil penelitian
sebelumnya, laporan, maupun literatur lainnya. Observasi lapangan dilakukan
25

dengan melihat secara langsung di lapangan terhadap objek yang akan diamati
terkait data yang berhubungan dengan penelitian.
1. Studi Pustaka
Studi yang dilakukan dengan cara mempelajari dari berbagai literatur
maupun tulisan yang berkaitan dengan penelitian. Adapun bahan pustaka yang
berkaitan dengan penelitian diperoleh dari :
a. Instansi terkait berupa diklat perusahaan data softcopy, dan hardcopy yang
berhubungan dengan penelitian.
b. Perpustakaan berupa buku-buku, skripsi, jurnal, prosiding, serta data
penunjang lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan
pengambilan data di lapangan serta wawancara kepada karyawan setempat,
kemudian mencatat hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.

1.3.2 Penelitian Lapangan


Penelitian lapangan diawali dengan proses pengambilan data di lapangan
untuk pengumpulan data primer dan data sekunder, selanjutnya dilakukan
pengolahan data menggunakan kajian titik impas (break even point). Berdasarkan
data primer dan data sekunder tersebut, data yang diambil dalam penelitian antara
lain sebagai berikut :
a) Data primer
Data primer merupakan data yang diambil secara langsung dilapangan yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, data primer tersebut adalah :
1. Biaya tidak tetap, data ini merupakan biaya-biaya tidak tetap yang
dikeluarkan perusahaan selama bulan Januari 2017 untuk kegiatan peledakan
yang meliputi biaya pemboran, biaya penggunaan bahan peledak, biaya
pemakaian solar untuk pembersihan lokasi pemboran dan pembongkaran batu
granit hasil peledakan, serta gaji karyawan kerja lepas.
2. Jumlah volume peledakan batu granit yang dihasilkan dari kegiatan
peledakan selama bulan Januari 2017.
26

b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang dalam proses perhitungan break
even point. Berikut ini data sekunder adalah sebagai berikut :
1. Biaya tetap, data ini meliputi biaya kepemilikan peralatan, gaji karyawan
tetap, pajak harga pokok batu granit hasil peledakan serta biaya tidak terduga
yang dikeluarkan oleh perusahan setiap bulan untuk kegiatan peledakan.
2. Harga jual batu granit per m3, data ini terkait dengan harga jual batu granit
per m3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3.3.3 Pengolahan Dan Analisa Data


Data yang telah diperoleh dari lapangan dikelompokkan untuk
mempermudah dalam pengolahan data. Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode break even point. Pengolahan data yang
diperlukan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Biaya Tetap
a. Biaya kepemilikan peralatan
b. Gaji karyawan tetap
c. Pajak harga pokok batu granit hasil peledakan
2. Menghitung Biaya Tidak Tetap
a. Biaya pemboran
b. Biaya penggunaan bahan peledak
c. Gaji karyawan kerja lepas
d. Biaya pemakaian solar untuk pembersihan lokasi pemboran dan
pembongkaran batu granit hasil peledakan
e. Biaya tidak terduga
3. Menghitung Titik Impas (Break Event Point )
Menghitung break event point dapat dilakukan jika datanya diketahui adalah
sebagai berikut :
a. Total biaya tetap dan total biaya tidak tetap
b. Biaya tidak tetap per m3
c. Jumlah volume peledakan dan harga jual batu granit per m3
27

3.3.4 Penyusunan Laporan


Setelah tahapan pengolahan dan analisis data selesai dilakukan maka
dilakukan tahap yang terakhir yaitu tahap penyusunan laporan. Laporan penelitian
terdiri dari 5 (lima) bab yang disesuaikan dengan sistematika yang menjadi
standar penulisan skripsi di Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Bangka Belitung. Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan
dapat dilihat pada diagram alir penelitian berikut ini (Gambar 3.2)
28

Mulai

Evaluasi Titik Impas Biaya Peledakan Batu Granit Bulan Januari 2017
Melalui Perbaikan Metode Peledakan Pada PT Vitrama Properti Di
Desa Air Mesu Kabupaten Bangka Tengah

Identifikasi Masalah
Studi
Literatur
Observasi Lapangan

Pengambilan Data

Data Primer Terdiri dari : Data Sekunder Terdiri dari :


1. Biaya pemboran 1. Biaya kepemilikan
2. Biaya penggunaan peralatan
bahan peledak 2. Gaji karyawan tetap
3. Gaji karyawan tidak tetap 3. Spesifikasi peralatan dan
4. Biaya bahan bakar perlengkapan peralatan
excavator dan dumptruck

Pengolahan Data :
1. Volume peledakan terhadap total pendapatan saat titik impas
2. Total keuntungan setelah saat titik impas

Hasil dan Pembahasan :


1. Biaya tetap dan biaya tidak tetap
2. Volume peledakan saat titik impas
3. Peningkatan keuntungan kegiatan peledakan

Kesimpulan dan Saran Rekomendasi

Selesai

Gambar 3.2 Diagram alir penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Biaya Tetap Dan Biaya Tidak Tetap


Biaya yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti untuk kegiatan peledakan
digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap yang
dikeluarkan terdiri dari biaya kepemilikan peralatan, gaji karyawan tetap dan
pajak harga pokok batu granit hasil peledakan, sedangkan biaya tidak tetap terdiri
dari biaya pemboran, biaya penggunaan bahan peledak, gaji karyawan kerja lepas,
biaya pemakaian solar peruntukkan pembersihan lahan (land cleraing) dan biaya
tidak terduga.

4.1.1 Biaya Tetap


Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri dari biaya kepemilikan peralatan, gaji
karyawan tetap dan pajak harga pokok batu granit peledakan. Berikut ini biaya
tetap yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti selama bulan Januari 2017
berdasarkan data pengamatan dan pengolahannya diperoleh hasil perhitungan
sebagaimana terdapat pada (Lampiran B) dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut di
bawah ini :

Tabel 4.1 Rincian biaya tetap unit peledakan PT Vitrama


Properti bulan Januari 2017
No Komponen biaya tetap Jumlah (Rp)
1 Biaya kepemilikan peralatan 130.133.385,00
2 Gaji tetap karyawan 74.930.000,00
3 Pajak harga pokok batu granit peledakan 257.426.988,00
Total biaya 462.490.373,00

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukkan total biaya tetap yang


dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti setiap bulan sebesar Rp 462.490.373,00
rinciannya terdiri dari biaya kepemilikan peralatan yang dikeluarkan setiap bulan
sebesar Rp 130.133.385,00 yang diperoleh dari biaya depresiasi peralatan setiap
bulan sebesar Rp 119.748.289,00 dan biaya pajak peralatan setiap bulan sebesar
Rp 10.385.096,00 (Lampiran B.1). Biaya yang dikeluarkan untuk gaji karyawan

29
30

tetap setiap bulannya sebesar Rp 74.930.000,00 yang terdiri dari 13 karyawan


tetap (Lampiran B.2), sedangkan biaya yang dikeluarkan PT Vitrama Properti
untuk pajak harga pokok batu granit hasil peledakan sebesar Rp 257.426.988,00
yang merupakan 20% dari total pendapatan volume peledakan, yaitu sebesar Rp
1.287.134.940,00 (Lampiran B.3).

Gambar 4.1 CRD Furukawa alat bor yang digunakan untuk kegiatan pemboran
di PT Vitrama Properti

4.1.2 Biaya Tidak Tetap


Biaya tidak tetap yang dikeluarkan terdiri dari biaya pemboran, biaya
penggunaan bahan peledak, biaya pemakaian solar peruntukan pembersihan lahan
(land clearing), gaji karyawan kerja lepas serta biaya tidak terduga. Berikut ini
biaya tidak tetap yang dikeluarkan selama bulan Januari 2017 berdasarkan data
pengamatan dan pengolahannya diperoleh hasil perhitungan sebagaimana terdapat
pada (Lampiran C) dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut di bawah ini :

Tabel 4.2 Rincian biaya tidak tetap unit peledakan PT Vitrama Properti
bulan Januari 2017
No Komponen biaya tidak tetap Jumlah (Rp)
1 Biaya pemboran 172.437.445,00
2 Biaya penggunaan bahan peledak 208.489.008,00
3 Biaya pemakaian solar pembersihan lokasi pemboran 132.816.200,00
4 Gaji karyawan kerja lepas 19.454.000,00
5 Biaya tidak terduga 46.249.037,00
Total biaya 579.445.690,00

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui secara keseluruhan total biaya tidak
tetap yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti selama bulan Januari 2017
31

sebesar Rp 579.445.690,00 rinciannya terdiri dari biaya pemboran yang


dikeluarkan sebesar Rp 172.437.445,00 yang diperoleh dari biaya pemakaian
accessories peralatan pemboran selama bulan Januari 2017 seperti biaya
pemakaian solar, oli, batang bor, mata bor, coupling, grease dan shank adaptor
(Lampiran C.1) dengan jumlah lubang bor dihasilkan sebanyak 482 lubang,
sedangkan biaya penggunaan bahan peledak yang dikeluarkan selama bulan
Januari 2017 sebesar Rp 208.489.008,00 yang diperoleh dari biaya pemakaian
bahan peledak selama bulan Januari 2017 seperti biaya pemakaian ANFO,
dinamit, detonator, in hole delay 500 ms, surface delay 17 ms, surface delay 42
ms, surface delay 67 ms, surface delay 109 ms dan kabel induk (Lampiran C.2)
yang dilakukan selama 7 kali peledakan dengan volume peledakan batu granit
yang dihasilkan sebesar 35.360,85 m3.
Biaya tidak tetap selanjutnya adalah biaya pemakaian solar yang digunakan
untuk pembersihan lokasi pemboran (land clearing) dan pembongkaran batu
granit hasil peledakan selama bulan Januari 2017 sebanyak 18.194 ℓ dengan biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp 132.816.200,00 dan biaya yang dikeluarkan untuk
gaji karyawan kerja lepas selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 19.454.000,00
yang terdiri dari 5 karyawan kerja lepas untuk pekerjaan kegiatan pemboran dan
peledakan (Lampiran C.4), sedangkan biaya tidak terduga yang dikeluarkan
selama bulan Januari 2017 sebesar 10% dari total biaya tetap, yaitu sebesar Rp
46.249.037,00. Berdasarkan perhitungan total biaya tetap dan biaya tidak tetap
diperoleh total biaya peledakan, yaitu sebesar Rp 1.041.936.063,00.

Gambar 4.2 Kegiatan pengisian bahan peledak di PT Vitrama Properti


32

4.2 Volume Peledakan Saat Titik Impas Dan Saat Perolehan Keuntungan
Volume peledakan batu granit PT Vitrama Properti selama bulan Januari
2017 yang dihasilkan sebesar 35.360,85 m3 dengan jumlah lubang bor yang
berhasil diledakkan sebanyak 482 lubang serta total biaya yang dikeluarkan
selama 7 kali peledakan sebesar Rp 1.041.936.063,00 dengan luas lokasi yang
berhasil diledakkan sekitar ±5.061 m2.

4.2.1 Volume Peledakan Saat Titik Impas


Berdasarkan perhitungan titik impas (Lampiran D) pada kegiatan peledakan
PT Vitrama Properti selama bulan Januari 2017 dapat dilihat pada Grafik Gambar
4.3 di bawah ini :

Titik impas (Break Even Point) Kegiatan Peledakan


PT Vitrama Properti Bulan Januari 2017
Total Pendapatan Biaya Tetap

Total Biaya BEP = 23.109,08 m³/Rp841.170.781,00

Rp1,400,000,000

Rp1,200,000,000
Laba
Rp1,000,000,000

Rp800,000,000
Rupiah

Rp600,000,000
Rugi
Rp400,000,000

Rp200,000,000

Rp0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
Volume Peledakan

Gambar 4.3 Grafik titik impas kegiatan peledakan PT Vitrama Properti


bulan Januari 2017

Berdasarkan Gambar 4.3 Grafik di atas menunjukkan bahwa titik impas


(break even point) kegiatan peledakan PT Vitrama Properti pada bulan Januari
2017 berada tingkat volume peledakan sebesar 23.109,08 m3 dengan total
33

pendapatan yang dihasilkan sama besarnya dengan total biaya yang dikeluarkan,
yaitu sebesar Rp 841.170.781,00, artinya hal ini menunjukkan bahwa PT Vitrama
Properti di volume peledakan sebesar 23.109,08 m3 dengan total pendapatan dan
total biaya sebesar Rp 841.170.781,00, maka PT Vitrama Properti tidak
mengalami keuntungan maupun kerugian.
Jika volume peledakan yang dihasilkan belum mencapai titik impas sebesar
23.109,08 m3 dan total pendapatan yang dihasilkan belum mencapai sebesar Rp
841.170.781,00, maka perusahaan masih mengalami kerugian dan sebaliknya jika
volume peledakan yang dihasilkan melewati tingkat volume peledakan saat titik
impas, yaitu sebesar 23.109,08 m3 dan total pendapatan yang dihasilkan melewati
saat titik impas, yaitu sebesar Rp 841.170.781,00, maka perusahaan seterusnya
akan mengalami keuntungan.
Berdasarkan jumlah hari kerja kegiatan peledakan untuk mencapai volume
peledakan saat titik impas berada pada hari kerja yang ke 18 hari dengan volume
peledakan yang dihasilkan sebesar 23.109,08 m3.

Gambar 4.4 Hasil peledakan batu granit PT Vitrama Properti

4.2.2 Keuntungan Hasil Kegiatan Peledakan


Hasil volume peledakan batu granit PT Vitrama Properti selama bulan
Januari tahun 2017 adalah sebesar 35.360,85 m3. Untuk melakukan perhitungan
keuntungan hasil peledakan diperlukan data total pendapatan dan total biaya
operasional peledakan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Berdasarkan perhitungan keuntungan peledakan (Lampiran E) yang dapat dilihat
pada Tabel 4.3 di bawah ini :
34

Tabel 4.3 Keuntungan kegiatan peledakan bulan Januari 2017


No Komponen biaya Jumlah (Rp)
1 Total biaya 1.041.936.063,00
2 Total pendapatan 1.287.134.940,00
3 Keuntungan 245.198.876,00

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa keuntungan kegiatan peledakan batu


granit yang dihasilkan oleh PT Vitrama Properti selama bulan Januari 2017
sebesar Rp 245.198.876,00 dengan total biaya peledakan yang dikeluarkan selama
bulan Januari 2017 sebesar Rp 1.041.936.063,00 rinciannya terdiri dari total biaya
tetap yang dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp 462.490.373,00 dan total biaya
tidak tetap yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti selama bulan Januari 2017
sebesar Rp 579.445.690,00 (Lampiran E.1), sedangkan total pendapatan yang
dihasilkan oleh PT Vitrama Properti selama bulan Januari 2017 sebesar Rp
1.287.134.940,00.

Gambar 4.5 Proses penimbangan batu granit di PT Vitrama Properti

4.3 Faktor – Faktor Peningkatan Keuntungan Kegiatan Peledakan


Faktor – faktor yang dapat meningkatkan keuntungan kegiatan peledakan
dengan cara menekan biaya operasional peledakan disertai peningkatan
pendapatan. Salah satu faktor yang dapat menekan biaya operasional peledakan
dengan cara memperbaiki geometri peledakan, mengefektifkan pemakaian bahan
peledak/ANFO, sedangkan faktor untuk meningkatkan pendapatan kegiatan
35

peledakan dengan cara meningkatkan jumlah penjualan batu granit hasil


peledakan (boulder) dan meningkatkan jumlah penjualan produk setiap bulan.

4.3.1 Menekankan Biaya Operasional Peledakan

Berdasarkan data pengamatan dan pengolahannya diperoleh hasil


perhitungan sebagaimana terdapat pada (Lampiran F) dapat dilihat pada Tabel 4.4
di bawah ini :

Tabel 4.4 Perbandingan biaya operasional peledakan PT Vitrama Properti


secara aktual dan teoritis
Parameter Aktual (Rp) Teoritis (Rp)
579.445.690,00/35.360,85 511.691.251,00/35.360,85
Spacing dan burden
BCM BCM
Pemakaian ANFO 429.300,00/lubang ledak 402.516,00/lubang ledak

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui secara aktual total biaya
operasional peledakan yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti untuk spacing
3,5 m dan burden 3,0 m sebesar Rp 579.445.690,00 dengan jumlah lubang ledak
sebanyak 482 lubang dan volume batu granit yang dihasilkan sebesar 35.360,85
BCM, sedangkan secara teoritis total biaya operasional peledakan yang
dikeluarkan untuk spacing 3,75 m dan burden 3,0 m sebesar Rp 511.691.251,00
dengan jumlah lubang ledak sebanyak 452 lubang dan dan volume batu granit
yang dihasilkan sebesar 35.360,85 BCM. Penerapan perubahan terhadap geometri
peledakan menggunakan pola spacing 3,75 m dan burden 3,0 m, ternyata adanya
selisih biaya operasional peledakan antara secara aktual dan teoritis, yaitu sebesar
Rp 67.754.439,00 (Lampiran F.1).
Faktor lain selanjutnya adalah mengefektifkan pemakaian ANFO saat
kegiatan peledakan yang bertujuan untuk mengurangi biaya operasional
peledakan. Secara aktual pemakaian ANFO di lapangan saat kegiatan peledakan
sebanyak 39,76 kg/lubang dan biaya yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti
sebesar Rp 429.300,00/lubang dengan stemming 1,0 m dan kedalaman 8,0 m,
sedangkan secara teoritis pemakaian ANFO sebanyak 37,27 kg/lubang dan biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp 402.516,00/lubang dengan stemming 1,5 m dan
kedalaman 7,5 m (Lampiran F.1). Penggunaan stemming 1,5 m, hal ini tentu akan
36

mengurangi pemakaian ANFO setiap lubang ledak awalnya sebesar 39,76


kg/lubang menjadi sebesar 37,27 kg/lubang dengan selisih pemakaian ANFO
sebesar 2,49 kg/lubang.
Berikut ini Grafik perbadingan titik impas kegiatan peledakan PT Vitrama
Properti secara aktual dan setelah rekomendasi yang dapat dilihat pada Grafik
Gambar 4.6 di bawah ini :

Titik impas (Break Eeven Point) Kegiatan Peledakan


PT Vitrama Properti Bulan Januari 2017
Total Pendapatan
Biaya Tetap
Total Biaya
BEP Aktual = 23.109,08 m³/Rp841.170.781,00
BEP Rekomendasi = 21.090,35 m³/Rp767.688.886,00

Rp1,400,000,000

Rp1,200,000,000

Rp1,000,000,000 Laba

Rp800,000,000
Rupiah

Rp600,000,000
Rugi
Rp400,000,000

Rp200,000,000

Rp0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
Volume Peledakan

Gambar 4.6 Titik impas kegiatan peledakan yang direkomendasikan terhadap


volume peledakan secara aktual bulan Januari 2017

Berdasarkan Gambar 4.6 Grafik di atas menunjukkan bahwa titik impas


yang terjadi pada kegiatan peledakan PT Vitrama Properti bulan Januari 2017
secara aktual berada tingkat volume peledakan sebesar 23.109,08 m3 dengan total
pendapatan yang dihasilkan sama besarnya dengan total biaya yang dikeluarkan,
yaitu sebesar Rp 841.170.781,00, sedangkan setelah rekomendasi titik impas
37

kegiatan peledakan berada tingkat volume peledakan sebesar 21.090,35 m3


dengan total pendapatan yang dihasilkan sama besarnya dengan total biaya yang
dikeluarkan, yaitu sebesar Rp 767.688.886,00.

4.3.2 Peningkatan Pendapatan Kegiatan Peledakan


Salah satu faktor yang dapat meningkatkan pendapatan kegiatan peledakan
dengan meningkatkan jumlah penjualan batu granit hasil peledakan (boulder)
sebesar 20% dari total volume peledakan dan meningkatkan jumlah penjualan
produk sebesar 70% dari total volume peledakan. Berdasarkan hasil perhitungan
yang terdapat pada (Lampiran F) dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel 4.5 Perbandingan penjualan batuan granit hasil


peledakan secara aktual dan teoritis
Komponen Volume penjualan (m3) Total pendapatan (Rp)
Boulder 7.072,17 257.426.988,00
Produk 24.752,59 900.994.458,00

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pendapatan


kegiatan peledakan dengan meningkatkan jumlah volume penjualan batu granit
hasil peledakan (boulder) pada PT Vitrama Properti yang harus dipasarkan selama
bulan Januari 2017 sebesar 7.072,17 m3 dengan total pendapatan yang dihasilkan
sebesar Rp 257.426.988,00, sedangkan faktor lainnya dengan meningkatkan
jumlah volume penjualan produk hasil pengolahan pada PT Vitrama Properti yang
harus dipasarkan selama bulan Januari 2017 sebesar 24.752,59 m3 dengan total
pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp 900.994.458,00 (Lampiran F.2).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti pada bulan
Januari 2017 sebesar Rp 462.490.373,00, sedangkan total biaya tidak tetap
yang dikeluarkan sebesar Rp 579.445.690,00.
2. Titik impas kegiatan peledakan batu granit PT Vitrama Properti pada bulan
Januari 2017 berada pada tingkat volume peledakan sebesar 23.109,08 m3
dengan total pendapatan dan total biaya sebesar Rp 841.170.781,00.
Berdasarkan jumlah hari kerja untuk mencapai volume peledakan saat titik
impas berada pada hari kerja ke 18 hari dengan volume peledakan yang
dihasilkan sebesar 23.109,08 m3, sedangkan keuntungan yang dihasilkan
selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 245.198.876,00.
3. Salah satu faktor yang dapat menekan biaya operasional peledakan dengan
cara memperbaiki spacing menjadi 3,75 m dan burden 3,0 m dan total biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp 511.691.251,00/35.360,85 BCM, kemudian
mengefektifkan pemakaian ANFO dengan stemming 1,5 m dan biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp402.516,00/lubang, sedangkan untuk meningkatkan
total pendapatan kegiatan peledakan dengan cara meningkatkan jumlah
penjualan batuan granit hasil peledakan (boulder) sebesar 20% dari total
volume peledakan dengan total pendapatan sebesar Rp 257.426.988,00 dan
meningkatkan jumlah penjualan produk sebesar 70% dari total volume
peledakan dengan total pendapatan sebesar Rp 900.994.458,00.

38
39

5.2 Saran
Saran yang diberikan setelah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perlunya peningkatan jumlah lubang ledak saat kegiatan peledakan untuk
mencapai target volume peledakan saat titik impas dalam waktu kerja yang
cepat, sehingga keuntungan yang dihasilkan lebih besar.
2. Perlunya penambahan stemming menjadi 1,5 m dan perbaikan geometri
peledakan menjadi spacing 3,75 m dan burden 3,0 m agar dapat mengurangi
biaya operasional peledakan.
3. Perlunya peningkatan penjualan batuan granit hasil peledakan (boulder) dan
penjualan produk agar menghasilkan pendapatan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Agin, R. 2010. Pemeriksaan dan Penilaian Tambang. Universitas Bangka


Belitung. (Tidak Publikasi).

Alex, R., Soegiarto, K.E., dan Haryadi, R.M. 2013. Analisa Harga Jual Batubara
Pada PT Barito Bara Energi di Kalimantan Timur. Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 33, No. 2, Hal 9-10 Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas
Brawijaya. Malang.

Aryanti, R., Rahayu, S.M., dan Husaini, A. 2014. Analisis Break Even Point
Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen Terhadap
Perencanaan Volume Penjualan dan Laba pada PT. Cakra Guna Cipta
Malang Periode 2011 – 2013. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 11, No. 1,
Hal 1 Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya. Malang.

Dimisyqiyani, J., Darminto, dan Topowijino. 2014. Analisis Break Even Point
Sebagai Alat untuk Merencanakan Laba Perusahaan Koperasi Sari Apel
Brosem Periode 2011 – 2013. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 13, No. 1,
Hal 1 Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya. Malang.

Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Hamid, D., Putra, B.P., dan Ruhana, I. 2015. Analisis Perbandingan Prestasi
Kerja Karyawan Kontrak dengan Karyawan Tetap. Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 26, No. 1, Hal 2 Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas
Brawijaya. Malang.
Harahap, S.S. 2011. Teori Akutansi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Irmayanti. 2012. Analisa Perhitungan Break Even Point Biaya Peledakan pada
Tambang Quarry Batu Granit di PT Aditya Buana Inter, Desa Jurung,
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Skripsi Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Bangka
Belitung. Bangka Belitung.
Irwan. 2010. Teknik Peledakan Modul Universitas Bangka Belitung.

Ishak, A., Astuti, U.P., dan Honorita, B. 2012. Analisis Nilai Tambah Keuntungan
dan Titik Impas Pengolahan Hasil Rengginang Ubi Kayu (Renggining)
Skala Rumah Tangga di Kota Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional.
Optimalisasi Pekarangan untuk Peningkatan Perekonomian Masyarakat dan
Pengembangan Agribisnis. Hal 1. Bengkulu.

Lukmanasari, S.H.S., dan Soemardi, B.W. 2016. Studi Upah dan Beban Biaya
Pekerja Konstruksi di Indonesia. Jurnal Teknik Sipil Vol. 22, No. 2, Hal 88
Jurusan Teknik Sipil, Insitut Teknologi Bandung. Bandung.

40
41

Mangga, S.A., dan Djamal, B. 1994. Peta Geologi Lembar Bangka Utara,
Sumatera. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.

Niswonger, C.R., Warren, C.S., Reeve, J.M., dan Fess, P.E. 2011. Prinsip –
Prinsip Akuntansi. Edisi 19. Erlangga. Jakarta.

Prodjosoemarto, P., dan Sumartono. 2002. Ensiklopedi Pertambangan dan Istilah


Terkait. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara. Bandung.

Rahayu, Y. 2015. Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Terhadap Harga


Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi. Jurnal Amik BSI Sukabumi.
Vol. 3, No. 2, Hal 552. Sukabumi.

Republik Indonesia. 2009. Undang – Undang No. 16 Tahun 2009 tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Lembaran Negara RI Tahun
2009, No. 62. Sekretariat Negara. Jakarta.

Saputra, A. 2014. Kajian Titik Impas (Break Even Point) Penggunaan Ponton
Isap Produksi (PIP) pada Penambangan Timah di Laut Pait Kecamatan
Mentok Kabupaten Bangka Barat. Skripsi Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Bangka Belitung. Bangka Belitung.

Sigit, S. 1986. Analisa Break Even. BPFE Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.
Supriyono, R.K. 1990. Akutansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya.
BPFE Yogyakarta.
LAMPIRAN A
BIAYA PENGGUNAAN BAHAN PELEDAK

Tabel A.1 Rincian biaya penggunaan bahan peledak bulan Januari 2017
Tanggal Jumlah Total biaya
Peledakan Lubang Bahan peledak Pemakaian (Rp)
05/01/2017 69 Ammonium nitrate 2125 kg 22.950.000,00
Fuel oil 153 ℓ 1.116.900,00
Detonator 6 pcs 173.964,00
Dinamit 14,2 kg 869.963,00
In hole delay 6 m 69 pcs 4.750.650,00
In hole delay 9 m - -
Surface delay 17 ms 29 pcs 2.261.449,00
Surface delay 42 ms - -
Surface delay 67 ms 29 pcs 2.435.391,00
Surface delay 109 ms - -

10/01/2017 65 Ammonium nitrate 2200 kg 23.760.000,00


Fuel oil 158,4 ℓ 1.156.320,00
Detonator 4 pcs 115.976,00
Dinamit 13 kg 796.445,00
In hole delay 6 m 3 pcs 206.550,00
In hole delay 9 m 62 pcs 5.107.870,00
Surface delay 17 ms 16 pcs 1.247.696,00
Surface delay 42 ms 16 pcs 1.350.320,00
Surface delay 67 ms 16 pcs 1.343.664,00
Surface delay 109 ms 16 pcs 1.350.320,00

12/01/2017 68 Ammonium nitrate 1475 kg 15.930.000,00


Fuel oil 106,2 ℓ 775.260,00
Detonator 36 pcs 1.043.784,00
Dinamit 14 kg 857.710,00
In hole delay 6 m 26 pcs 1.790.100,00
In hole delay 9 m 10 pcs 823.850,00
Surface delay 17 ms 9 pcs 701.829,00
Surface delay 42 ms 9 pcs 759.555,00
Surface delay 67 ms 9 pcs 755.811,00
Surface delay 109 ms 9 pcs 759.555,00

42
43

Tanggal Jumlah
peldakan lubang Bahan peledak Pemakaian Total biaya
17/01/2017 64 Ammonium nitrate 1750 kg 18.900.000,00
Fuel oil 126 ℓ 919.800,00
Detonator 12 pcs 347.928,00
Dinamit 13 kg 796.445,00
In hole delay 6 m 9 pcs 619.650,00
In hole delay 9 m 45 pcs 3.707.325,00
Surface delay 17 ms 27 pcs 2.105.487,00
Surface delay 42 ms 27 pcs 2.278.665,00
Surface delay 67 ms - -
Surface delay 109 ms - -

19/01/2017 70 Ammonium nitrate 1625 kg 17.550.000,00


Fuel oil 117 ℓ 854.100,00
Detonator 11 pcs 318.934,00
Dinamit 14 kg 857.710,00
In hole delay 6 m 33 pcs 2.272.050,00
In hole delay 9 m 28 pcs 2.306.780,00
Surface delay 17 ms - -
Surface delay 42 ms - -
Surface delay 67 ms 30 pcs 2.519.370,00
Surface delay 109 ms 31 pcs 2.616.245,00

24/01/2017 64 Ammonium nitrate 1100 kg 11.880.000,00


Fuel oil 79,2 ℓ 578.160,00
Detonator 21 pcs 608.874,00
Dinamit 13 kg 796.445,00
In hole delay 6 m 45 pcs 3.098.250,00
In hole delay 9 m - -
Surface delay 17 ms 13 pcs 1.013.753,00
Surface delay 42 ms 13 pcs 1.097.135,00
Surface delay 67 ms 10 pcs 839.790,00
Surface delay 109 ms 9 pcs 759.555,00
44

Tanggal Jumlah
peledakan lubang Bahan peledak Pemakaian Total biaya
26/01/2017 82 Ammonium nitrate 1725 kg 18.630.000,00
Fuel oil 124,2 ℓ 906.660,00
Detonator 9 pcs 260.946,00
Dinamit 17 kg 1.041.505,00
In hole delay 6 m 18 pcs 1.239.300,00
In hole delay 9 m 57 pcs 4.695.945,00
Surface delay 17 ms 18 pcs 1.403.658,00
Surface delay 42 ms 19 pcs 1.603.505,00
Surface delay 67 ms 19 pcs 1.595.601,00
Surface delay 109 ms 19 pcs 1.603.505,00
Total keseluruhan 207.814.008,00
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN BIAYA TETAP BULAN JANUARI 2017

B.1 Biaya Kepemilikan Peralatan


Biaya kepemilikan peralatan yang dikeluarkan pada bulan Januari 2017
dapat dihitung sebagai berikut :

1. CRD PCR 200


Harga peralatan = Rp 1.547.857.500,00
Umur ekonomis (n) = 5 tahun
Jumlah peralatan = 1 unit
Rp 1.547.857.500,00
Depresiasi alat per bulan = = Rp 25.797.625,00
5 x12
Pajak alat per bulan Rp 1.547.857.500,00 x 10%
=
5 x12
= Rp 2.579.762,00

2. Compressor PDS 750S


Harga peralatan = Rp 862.500.000,00
Umur ekonomis (n) = 5 tahun
Jumlah peralatan = 1 unit
Rp 862.500.000,00
Depresiasi alat per bulan = = Rp 14.375.000,00
5 x12
Pajak alat per bulan Rp 862.500.000,00 x 10%
=
5 x12
= Rp 1.437.500,00

3. Excavator Kobelco SK200


Harga peralatan = Rp 1.210.200.000,00
Umur ekonomis (n) = 5 tahun
Jumlah peralatan = 3 unit
Rp 1.210.200.000,00
Depresiasi alat per bulan = = Rp 20.170.000,00
5 x12

45
46

Pajak alat per bulan Rp 1.210.200.000,00 x 10%


=
5 x12
= Rp 2.017.000,00

4. Dumptruck Hino FM 260 JD


Harga peralatan = Rp 767.000.000,00
Umur ekonomis (n) = 7 tahun
Jumlah peralatan = 2 unit
Rp 767.000.000,00
Depresiasi alat per bulan = = Rp 9.130.952,00
7 x12
Pajak alat per bulan Rp 1.901.000,00
=
12
= Rp 158.416,00

5. Blasting Machine
Harga peralatan = Rp 36.169.200,00
Umur ekonomis (n) = 5 tahun
Jumlah peralatan = 1 unit
Rp 36.169.200,00
Depresiasi alat per bulan = = Rp 602.820,00
5 x12
6. Blasters Ohm Meter
Harga peralatan = Rp 12.056.400,00
Umur ekonomis (n) = 5 tahun
Jumlah peralatan = 1 unit
Rp 12.056.400,00
Depresiasi alat per bulan = = Rp 200.940,00
5 x12

Berikut ini rincian biaya depresiasi peralatan dan biaya pajak peralatan
setiap bulan yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti untuk kegiatan peledakan
berdasarkan perhitungan sebelumnya yang dapat dilihat pada Tabel B.1 berikut di
bawah ini :
47

Tabel B.1 Rincian biaya depresiasi dan pajak peralatan bulan Januari 2017
Biaya per bulan
Jumlah
No Nama peralatan unit Depresiasi Pajak perlatan
peralatan (Rp) (Rp)
1 CRD PCR 200 1 25.797.625,00 2.579.762,00
2 Compressor PDS 750S 1 14.375.000,00 1.437.500,00
3 Excavator kobelco SK200 3 60.510.000,00 6.051.000,00
4 Dump truck FM 260 JD 2 18.261.904,00 316.832,00
5 Blasting machine 1 602.820,00
6 Blasters ohm meter 1 200.940,00
119.748.289,00 10.385.096,00
Total
130.133.385,00

B.2 Gaji Karyawan Tetap


Berikut ini merupakan rincian gaji karyawan tetap yang dikeluarkan untuk
kegiatan pemboran dan peledakan selama bulan Januari 2017 dapat dilihat pada
Tabel B.2 di bawah ini :

Tabel B.2 Daftar gaji karyawan pemboran dan peledakan setiap bulan
Jumlah Gaji per bulan
No Karyawan Total gaji (Rp)
karyawan (Rp)
1 Site coordinator 1 5.870.000,00 5.870.000,00
2 Administrasi 1 5.690.000,00 5.690.000,00
3 Blaster 3 5.720.000,00 17.160.000,00
4 Operator 3 5.680.000,00 17.040.000,00
Total keseluruhan 45.760.000,00

Berikut ini merupakan rincian gaji karyawan tetap yang digunakan untuk
biaya pembersihan lokasi pemboran (land clearing) selama bulan Januari 2017
yang dapat dilihat pada Tabel B.3 di bawah ini :

Tabel B.3 Daftar gaji karyawan peruntukkan pembersihan lahan (land clearing)
bulan Januari 2017
Jumlah Gaji per bulan Total gaji per
No Karyawan
karyawan (Rp) bulan (Rp)
1 Operator excavator 3 6.110.000,00 18.330.000,00
2 Operator dumptruck 2 5.420.000,00 10.840.000,00
Total keseluruhan 29.170.000,00
48

B.4 Pajak Harga Pokok Batu Grani Hasil Peledakan


Biaya yang dikeluarkan untuk pajak harga pokok batu granit hasil peledakan
pada bulan Januari 2017 dapat dihitung sebagai berikut :

Pajak HPP = 35.360,85 m3 × Rp 36.400/m3 × 20%


= Rp 257.426.988,00
LAMPIRAN C
PERHITUNGAN BIAYA TIDAK TETAP BULAN JANUARI 2017

C.1 Biaya Pemboran


Perhitungan biaya pemboran yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti
selama bulan Januari 2017 dapat dilihat pada Tabel C.1 di bawah ini :

Tabel C.1 Rincian biaya pemboran bulan Januari 2017


Harga satuan Jumlah biaya
No Peralatan Pemakaian
(Rp) (Rp)
1 Batang bor 3.5 m 3 pcs 4.906.125,00 14.718.375,00
2 Batang bor 3 m 2 pcs 4.305.375,00 8.610.750,00
3 Coupling 9 pcs 982.500,00 8.842.500,00
4 Mata bor 11 pcs 3.204.000,00 35.244.000,00
5 Shank adaptor 5 pcs 3.075.000,00 15.375.000,00
6 Oli 40 (compressor) 30 ℓ 45.000,00 1.350.000,00
7 Oli 90 (gear) 10 ℓ 40.000,00 400.000,00
8 Oli 40 (almo) 420 ℓ 64.903,00 27.259.260,00
9 Oli 10 (larus) 70 ℓ 55.528,00 3.886.960,00
10 Grease 1 pail 750.000,00 750.000,00
11 Solar 5.822 ℓ 7.300,00 42.500.000,00
12 Chuck drive 1 Pcs 13.500.000,00 13.500.000,00
Total keseluruhan 172.437.445,00

Total biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemboran selama periode


bulan Januari 2017 sebesar Rp 172.437.445,00 dengan jumlah lubang bor yang
dihasilkan sebanyak 482 lubang.

C.2 Biaya Penggunaan Bahan Peledak


Berikut ini perhitungan biaya penggunaan bahan peledak untuk kegiatan
kegiatan peledakan selama bulan januari 2017 dengan jumlah lubang yang
berhasil diledakkan sebanyak 482 lubang selama 7 kali peledakan yang dapat
dilihat pada Tabel C.2 di bawah ini :

49
50

Tabel C.2 Biaya penggunaan bahan peledak bulan Januari 2017


Harga
No Bahan peledak Jumlah Jumlah biaya (Rp)
Satuan (Rp)
1 Ammonium nitrate 12000 ℓ 10.800,00 129.600.000,00
2 Fuel oil (FO) 864 ℓ 7.300,00 6.307.200,00
3 Detonator 99 pcs 28.994,00 2.870.406,00
4 Dinamit 98,2 kg 61.265,00 6.016.223,00
5 In hole delay 6 m 203 pcs 68.850,00 13.976.550,00
6 In hole delay 9 m 202 pcs 82.385,00 16.641.770,00
7 Surface delay 17 ms 112 pcs 77.981,00 8.733.872,00
8 Surface delay 42 ms 84 pcs 84.395,00 7.089.180,00
9 Surface delay 67 ms 113 pcs 83.979,00 9.489.627,00
10 Surface delay 109 ms 84 pcs 84.395,00 7.089.180,00
11 Kabel induk 1 roll 675.000,00 675.000,00
Total biaya 208.489.008,00

Secara keseluruhan total biaya penggunaan bahan peledak yang dikeluarkan


oleh PT Vitrama Properti untuk kegiatan peledakan (blasting) selama bulan
Januari 2017 sebesar Rp 208.489.008,00.

C.3 Biaya Pemakaian Solar Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Biaya pemakaian solar excavator dan dumptruck adalah biaya yang


digunakan untuk kegiatan pembersihan lokasi permboran dan pembongkaran batu
granit setelah kegiatan peledakan (blasting) selama bulan Januari 2017 yang dapat
dilihat pada Tabel C.3 di bawah ini :

Tabel C.3 Biaya pemakaian solar peruntukkan pembersihan lahan (land clearing)
bulan Januari 2017
Pemakaian solar Harga satuan Jumlah harga
Bulan Alat
(ℓ) (Rp) (Rp)
Excavator 16.806 7.300,00 122.683.800,00
Januari
Dumptruck 1.388 7.300,00 10.132.400,00
Total keseluruhan 132.816.200,00

Total biaya pemakaian solar excavator dan dumptruck yang dikeluarkan


selama bulan Januari 2017 sebesar Rp 132.816.200,00.
51

C.4 Gaji Karyawan Kerja Lepas


Salah satu yang termasuk karyawan kerja lepas PT Vitrama Properti pada
kegiatan peledakan yaitu helper. Berikut ini gaji karyawan helper yang
dikeluarkan untuk kegiatan pemboran dan peledakan selama bulan Januari 2017
yang dapat dilihat pada Tabel C.4 di bawah ini :

Tabel C.4 Daftar gaji karyawan helper bulan Januari 2017


No Karyawan Jumlah hari Gaji per hari (Rp) Total gaji (Rp)
1 Helper 1 27 142.000,00 3.834.000,00
2 Helper 2 27 142.000,00 3.834.000,00
3 Helper 3 28 142.000,00 3.976.000,00
4 Helper 4 27 142.000,00 3.834.000,00
5 Helper 5 28 142.000,00 3.976.000,00
Total keseluruhan 19.454.000,00

Total keseluruhan gaji helper yang dikeluarkan oleh PT Vitrama Properti


untuk kegiatan pemboran dan peledakan selama bulan Januari tahun 2017 adalah
sebesar Rp 19.454.000,00.

C.5 Biaya Tidak Terduga


Biaya yang dikeluarkan untuk biaya tidak terduga pada kegiatan peledakan
PT Vitrama Properti bulan Januari 2017 dapat dihitung sebagai berikut :

Perhitungan biaya tidak terduga = Rp 462.490.373,00 × 10%


= Rp 46.249.037,00
LAMPIRAN D
PERHITUNGAN VOLUME PELEDAKAN TERHADAP TOTAL
PENDAPATAN SAAT TITIK IMPAS

D.1 Volume Peledakan Saat Titik Impas


Berdasarkan rincian biaya tetap (Lampiran B) dan biaya tidak tetap
(Lampiran C), maka untuk melakukan perhitungan volume peledakan saat titik
impas terhadap kegiatan peledakan bulan Januari 2017 dapat dihitung sebagai
berikut :
Diketahui :
TBTT = Rp 579.445.690,00
TBT = Rp 462.490.373,00
P = Rp 36.400,00/m3
Q = 35.360,85 m3

TBTT
Biaya tidak tetap per m3 adalah AVC =
Q
Rp 579.445.690,00
=
35.360,85 m³
= Rp16.387,00/m3

Volume peledakan saat titik impas, Q TBT


=
( P  AVC)
Rp 462.490.373,00
=
Rp 36.400,00/m³  Rp 16.387,00/m³
Rp 462.490.373,00
=
Rp 20.013,00/m³
= 23.109,08 m3

D.2 Total Pendapatan Saat Titik Impas


Berdasarkan rincian biaya tetap (Lampiran B) dan biaya tidak tetap
(Lampiran C), maka untuk melakukan perhitungan total pendapatan saat titik
impas kegiatan peledakan bulan Januari 2017 dapat dihitung sebagai berikut :

52
53

Diketahui :
TBTT = Rp 579.445.690,00
TBT = Rp 462.490.373,00
P = Rp 36.400,00/m3
Q = 35.360,85 m3

Rp 579.445.690,00
Biaya tidak tetap per m3 adalah AVC =
35.360,85 m³
Rp 579.445.690,00
=
35.360,85 m³
= Rp 16.387,00/m3
Total pendapatan saat titik impas, QP TBT
=
AVC
1
P
Rp 462.490.373,00
=
Rp 16.387,00/m³
1
Rp 36.400,00/m³
Rp 462.490.373,00
=
0,549817449
= Rp 841.170.781,00

D.3 Jumlah Hari Titik Impas Kegiatan Peledakan

35.360,85 m³
Jumlah volume peledakan per hari =
28
= 1.262,8875 m3

23.109.08 m³
Jumlah hari titik impas kegiatan peledakan =
1.262,8875 m³
= 18.29 → 18 hari
LAMPIRAN E
PERHITUNGAN KEUNTUNGAN HASIL KEGIATAN PELEDAKAN

E.1 Keuntungan Kegiatan Peledakan


Untuk menghitung keuntungan hasil kegiatan peledakan diperlukan data
total biaya kegiatan peledakan dan total pendapatan yang dihasilkan oleh PT
Vitrama Properti. Berikut ini rekapitulasi total biaya tetap dan total tidak tetap
bulan Januari 2017 yang dapat dilihat pada Tabel E.1 di bawah ini :

Tabel E.1 Rekapitulasi total biaya tetap dan total biaya tidak tetap
bulan januari 2017
No Nama biaya
Jumlah (Rp)
1 Biaya tetap
Biaya kepemilikan peralatan 130.133.385,00
Gaji karyawan tetap 74.930.000,00
Pajak harga pokok batu granit
257.426.988,00
hasil peledakan
2 Biaya tidak tetap
Biaya pemboran 172.437.445,00
Biaya penggunaan bahan peledak 208.489.008,00
Biaya pemakaian solar excavator
132.816.200,00
dan dump truck
Gaji karyawan kerja lepas 19.454.000,00
Biaya tidak terduga 46.249.037,00
Total biaya 1.041.936.063,00

Berdasarkan Tabel E.1 diatas diketahui total biaya tetap dan total biaya tidak
tetap yang digunakan untuk menghitung keuntungan kegiatan peledakan bulan
Januari 2017 sebagai berikut :
Diketahui :
TBT = Rp 462.490.373,00
TBTT = Rp 579.445.690,00
P = Rp 36.400,00/m3
Q = 35.360,85 m3

54
55

TB = TBT + TBTT
= Rp 462.490.373,00 + Rp 579.445.690,00
= Rp 1.041.936.063,00

TP =PxQ
= Rp 36.400,00/m3 × 35.360,85 m3
= Rp 1.287.134.940,00

L = TP – TB
= Rp 1.287.134.940,00 – Rp 1.041.936.063,00
= Rp 245.198.876,00

Total keuntungan yang dihasilkan oleh PT Vitrama Properti terhadap


kegiatan peledakan batu granit selama periode bulan Januari tahun 2017 sebesar
Rp 245.198.876,00.
LAMPIRAN F
FAKTOR – FAKTOR PENINGKATKAN KEUNTUNGAN
KEGIATAN PELEDAKAN

F.1 Menekankan Biaya Operasional Peledakan


Salah satu faktor yang dapat menekan biaya operasional peledakan dengan
memperbaiki geometri peledakan dan mengefektifkan pemakaian bahan
peledak/ANFO. Berikut ini perbandingan biaya operasional peledakan yang dapat
dihitung sebagai berikut :

F.1.1 Memperbaiki Geometri Peledakan


1. Biaya Penggunaan Bahan Peledak Secara Aktual
Diketahui :
 Spacing = 3,5 m
 Burden = 3,0 m
 Diameter = 3,5 ″
 Kedalaman rata – rata = 7,0 m
 Stemming = 1,0 m
 Volume peledakan = 35.360,85 BCM
 Jumlah lubang ledak = 482 lubang

Tabel F.1 Biaya peledakan PT Vitrama Properti secara aktual


No Komponen biaya Jumlah biaya (Rp)
1 Biaya pemboran 172.437.445,00
2 Biaya penggunaan bahan peledak 208.489.008,00
3 Biaya pemakaian solar excavator dan dump truck 132.816.200,00
4 Gaji karyawan kerja lepas 19.454.000,00
5 Biaya tidak terduga 46.249.037,00
Total 579.445.690,00

2. Biaya penggunaan bahan peledak Menurut Teori R.L. Ash


Berikut ini perhitungan geometri peledakan menurut teori R.L. Ash dapat
dihitung sebagai berikut :

56
57

Diketahui :
 SG ANFO = 0,8 gr/cm3
 SG handak std = 1,2 gr/cm3
 Ve ANFO = 14.000 ft/s
 Ve handak std = 12.000 ft/s
 SG batu granit = 165,21 lb/ft3
 SG batuan std = 160 lb/ft3
 Kb std = 30
 Diameter = 3,5 ″

 Faktor penyesuaian terhadap bahan peledak

3 𝑆𝐺 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘 𝑥 (𝑉𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘)²


AF1 = √
𝑆𝐺𝑠𝑡𝑑 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘 𝑥 (𝑉𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑑)²

3 0,8 𝑥 (14.000)²
= √
1,2 𝑥 (12.000)²

= 0,96
 Faktor penyesuaian terhadap batuan

3 𝑆𝐺 𝐵𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑑
AF2 = √
𝑆𝐺 𝐵𝑎𝑡𝑢 𝐺𝑟𝑎𝑛𝑖𝑡

3 160
= √165,21

= 0,99
Kb = 𝐾𝑏 𝑠𝑡𝑑 × 𝐴𝐹1 × 𝐴𝐹2
= 30 × 0,96 × 0,99
= 29,343
58

Perhitungan geometri dengan metode R.L. Ash :


1. Burden (B)
𝐾𝑏 𝑥 𝐷𝑒 29,343 × 3,5
B = = = 8.558,375 Ft × 0,3048 = 2,635 = 3,0 m
12 12
2. Spacing (S)
Harga Spacing Ratio (KS) antara 1 – 2 m.
a. Nilai Ks yang digunakan 1,25 m
𝑆 = 𝐾𝑠 × 𝐵
= 1,25 × 3,0 m
= 3,75 m
b. Nilai Ks yang digunakan 1,50 m
𝑆 = 𝐾𝑠 × 𝐵
= 1,5 × 3,0 m
= 4,5 m
3. Stemming (T)
Harga nilai Kt ditetapkan sebesar 0,5 – 1,0
a. Stemming Ratio yang digunakan Kt = 0,5
𝑇 = 𝐾𝑡 × 𝐵
= 0,5 × 3,0 m
= 1,5 m
b. Stemming Ratio yang digunakan Kt = 0,75
𝑇 = 𝐾𝑡 × 𝐵
= 0,75 × 3,0 m
= 2,25 m
4. Subdrilling (J)
Kj berkisar antara 0,2 – 0,4, untuk batuan massif harga Kj = 0,3
𝐽 = 𝐾𝑗 × 𝐵
= 0,3 × 3,0 m
= 0,9 m
5. Kedalaman Lubang Ledak (H), harga nilai Kh = 2,65
H = Kh × B = 2,65 × 3,0 m = 7,95 = 8 m
59

6. Tinggi Jenjang (L),


𝐽 =𝐻−𝐽
= 8 m × 0,9 = 7,1 m
7. Panjang kolom isian
(PC) PC = H – T
a. Alternatif 1
PC = 8 m – 1,5 m = 6,5 m
b. Alternatif 2
PC = 8 m – 2,25 m = 5,75 m
8. Jumlah lubang ledak
Diketahui target volume peledakan PT Vitrama Properti selama bulan
Januari 2017 sebesar 35.360,85 BCM, sehingga jumlah lubang ledak yang
dibutuhkan dicari dengan persamaan sebagai berikut :

Pmin =

N =

Diketahui :

 Pmin = Panjang jenjang minimim (m)


 n = Jumlah baris dalam sekali peledakan
 B = Burden (m)
 Sp = Target volume peledakan (m3)
 L = Tinggi jenjang (m)
 N = Jumlah lubang ledak
 S = Spacing (m)

Sp
Pmin =
L×n×B
35.360,85 m³
=
7,1 m × 10 × 3,0 m
= 166,01 m
60

Maka jumlah lubang ledak yang dibutuhkan adalah :


a. Alternatif spacing 3,75 m

N=

= 452 lubang

b. Alternatif spacing 4,50 m

N=

= 378 lubang

9. Powder Factor
Loading density (de) = 0,508 × (3,5 ″)2 × 0,8 gr/cm3
= 4,97 kg/m
a. Alternatif 1
Berta handak/lubang (Q) = PC × de
= 6,5 m × 4,97 kg/m
= 32,305 kg
Jumlah handak 1 kali peledakan = Q × jumlah lubang
= 32,305 kg × 452
= 14.601,86 kg
14.601,86 kg
Powder factor =
40.680 BCM
= 0,35 kg/BCM

b. Alternatif 2
Berat handak/lubang (Q) = PC × de
= 5,75 kg × 4,97 kg/m
= 28,577 kg
61

Jumlah handak 1 kali peledakan = Q × jumlah lubang


= 28,577 kg × 378
= 10.802,295 kg

Powder factor =

= 0,26 kg/BCM

Kedua alternatif di atas hanya alternatif pertama yang sesuai dengan powder
factor yang disarankan yaitu sebesar 0,35 kg/BCM, sehingga geometri peledakan
yang ideal untuk diterapkan pada kegiatan peledakan batu granit adalah alternatif
yang pertama, yaitu :
Diketahui :
 Spacing = 3,75 m
 Burden = 3,0 m
 Diameter = 3,5 ″
 Kedalaman = 8,0 m
 Stemming = 1,5 m
 Produksi peledakan = 35.360,85 BCM
 Jumlah lubang ledak = 452 lubang

Berikut ini perhitungan biaya peledakan secara teoritis dapat dilihat sebagai
berikut :
 Kedalaman lubang 6,0 m = Rp 579.445.690,00

 Kedalaman lubang 6,5 m = Rp 627.732.831,00

 Jumlah lubang 482 = Rp 627.732.831,00

 Jumlah lubang 452 = Rp 511.691.251,00/35.360,85 m3 = Rp 14.471,00/m3

 Biaya per m3 secara aktual = Rp 16.387,00

 Biaya per m3 secara rekomendasi = Rp 14.471,00

Diketahui :
TBTT = Rp 511.691.251,00
TBT = Rp 462.490.373,00
62

P = Rp 36.400,00/m3
Q = 35.360,85 m3

Rp 579.445.690,00
Biaya tidak tetap per m3 adalah AVC =
35.360,85 m³
Rp 511.691.251,00
=
35.360,85 m³
= Rp 14.471,00/m3

Volume peledakan saat titik impas, Q Rp 579.445.690,00


=
35.360,85 m³
Rp 462.490.373,00
=
Rp 36.400,00/m³  Rp 14.471,00/m³
Rp 462.490.373,00
=
Rp 21.929,00/m³
= 21.090,35 m3
Total pendapatan saat titik impas, QP 35.360,85 m³
=
28
Rp 462.490.373,00
=
Rp 14.471,00/m³
1
Rp 36.400,00/m³
Rp 462.490.373,00
=
0,602445055
= Rp 767.688.886,00

F.1.2 Mengefektifkan Pemakaian ANFO


Diketahui :
 Diameter = 3,5 ″
 Kedalaman = 9,0 m
 Pemakaian ANFO = 4,97 kg/m
 Harga Satuan = Rp 10.800,00
63

Tabel F.2 Perbandingan biaya pemakaian ANFO secara aktual dan teoritis
per lubang
Komponen Kedalaman Pemakaian Jumlah biaya
(m) ANFO (kg) (Rp)
Stemming 1,0 m 8,0 39,76 429.300,00
Stemming 1,5 m 7,5 37,27 402.516,00

F.2 Peningkatkan Pendapatan Kegiatan Peledakan


Salah satu faktor yang dapat meningkatkan pendapatan kegiatan peledakan
dengan cara meningkatkan jumlah penjualan batu granit (boulder) hasil peledakan
dan meningkatkan jumlah penjualan produk. Berikut ini perhitungan dalam
meningkatkan pendapatan kegiatan peledakan adalah sebagai berikut :
Diketahui :
 Harga satuan = Rp 36.400,00/m3

 Batuan hasil peledakan = 35.360,85 m3

1. Meningkatkan jumlah penjualan batu granit (boulder) hasil peledakan


= Volume batu granit hasil peledakan × 20% × Harga satuan
= 35.360,85 m3 × 20% × Rp 36.400/m3
= 7.072,17 m3 × Rp 36.400/m3
= Rp 257.426.988,00
2. Meningkatkan jumlah penjualan produk
= Volume batu granit hasil peledakan × 70% × Harga satuan
= 35.360,85 m3 × 70% × Rp 36.400/m3
= 24.752,595 m3 × Rp 36.400/m3
= Rp 900.994.458,00
LAMPIRAN G
BERITA ACARA PEKERJAAN PELEDAKAN

Tabel G.1 Berita acara pekerjaan pemboran dan peledakan bulan Januari 2017
Jumlah Total Rata - rata Luas
Luas Volume
Tanggal Lubang kedalaman kedalaman Burden Spacing
(m²) (m³)
Ledak (m) (m) (m) (m)
01/01/2017
02/01/2017
03/01/2017
04/01/2017
05/01/2017 69 569,5 8,25 3,0 3,5 724.5 5.979,75
06/01/2017
07/01/2017
08/01/2017
09/01/2017
10/01/2017 65 557,1 8,57 3,0 3,5 682.5 5.849,55
11/01/2017
12/01/2017 68 395,3 5,81 3,0 3,5 714 4.145,65
13/01/2017
14/01/2017
15/01/2017
16/01/2017
17/01/2017 64 497,0 7,77 3,0 3,5 672 5.218,50
18/01/2017
19/01/2017 70 494,7 7,07 3,0 3,5 735 5.194,35
20/01/2017
21/01/2017
22/01/2017
23/01/2017
24/01/2017 64 273,6 4,29 3,0 3,5 672 2.875,50
25/01/2017
26/01/2017 82 580,5 7,08 3,0 3,5 861 6.095,25
27/01/2017
28/01/2017
29/01/2017
30/01/2017
31/01/2017
Total 482 3.367,70 6,98 5.061,00 35.360,85

64
LAMPIRAN H
PROSES PENAMBANGAN BATU GRANIT PT VITRAMA PROPERTI

1. Pengupasan Tanah Penutup

2. Pemboran (Drilling)

3. Peledakan (Blasting)

5. Pengangkutan (Hauling)

6. Pengolahan (Process Plant)

7. Pemasaran

Gambar H.1 Bagan alir proses penambangan batu granit di PT Vitrama Properti

65
LAMPIRAN I
SPESIFIKASI PERALATAN DAN PERLENGKAPAN KEGIATAN
PELEDAKAN

Gambar I.1 Blasting machine


Tabel I.1 Spesifikasi blasting machine (PT Vitrama Properti, 2017)
Merek Kobla
Type BL – 200
Sumber daya 6V dry battery
Condenser capacity 15uf
Output voltage 1450 V
Kapasitas detonator 200 Ω

Gambar I.2 Blasters ohm meter


Tabel I.2 Spesifikasi blasters ohm meter (PT Vitrama Properti, 2017)
Merek Reo
Type Digital

66
67

Kapasitas 1000 ohm


Produsen Research Energy of Ohio Inc

Gambar I.3 Dinamit


Tabel I.3 Spesifikasi dinamit (PT Vitrama Properti, 2017)
Merek Super Power 90
Produsen PT Multi Nitro Tama Kimia, Cikampek : Indonesia
Jenis Emulsi
Bentuk Cartridge
Ukuran cartridge 50 mm × 200 mm (5 cm × 20 cm)
Berat cartridge 0,2 kg
Net weight 25 kg/kardus
Gross weight 26 kg/kardus

Gambar I.4 Detonator


Tabel I.4 Spesifikasi detonator (PT Vitrama Properti, 2017)
Merek Orica Aluminium Short Delay Detonators
Delay number 0 – 10
68

Strength No. 8
Copper wire length 3m
Fuse head resistance 0,9 – 1,2 ohm
Fuse head resistance 0,9 – 1,2 ohm

Gambar I.5 In hole delay 500 ms


Tabel I.5 Spesifikasi in hole delay 500 ms (PT Vitrama Properti, 2017)
Type STL
Delay 500 ms
Lenght 9m
Quantity 10 Nos
Bacth No 235

Gambar I.6 Surface delay 17 ms


Tabel I.6 Spesifikasi surface delay 17 ms (PT Vitrama Properti, 2017)
Type STL
Delay 17 ms
Lenght 6m
69

Quantity 10 Nos
Bacth No 261

Gambar I.7 Surface delay 42 ms


Tabel I.7 Spesifikasi surface delay 42 ms (PT Vitrama Properti, 2017)
Type STL
Delay 42 ms
Lenght 6m
Quantity 10 Nos
Bacth No 266

Gambar I.8 Surface delay 67 ms


Tabel I.8 Spesifikasi surface delay 67 ms (PT Vitrama Properti, 2017)
Type STL
Delay 67 ms
Lenght 6m
70

Quantity 10 Nos
Bacth No 265

Gambar I.9 Surface delay 109 ms


Tabel I.9 Spesifikasi surface delay 109 ms (PT Vitrama Properti, 2017)
Type STL
Delay 109 ms
Lenght 6m
Quantity 10 Nos
Bacth No 236

Gambar I.10 Compressor air man PDS 750


Tabel I.10 Spesifikasi compressor air man PDS 750 (PT Vitrama Properti, 2017)
Merek Air man PDS 750
Type V- type, 4 langkah
Jumlah silinder 6 Silinder
Daya 170 HP
71

Kapasitas bahan bakar 300 ℓ


Sistem pendingin Oil – cooled
Kecepatan putaran 2.000 Rpm
Kapasitas pelumas 17,9 ℓ

Gambar I.11 Mesin bor CRD furukawa PCR200


Tabel I.11 Spesifikasi CRD furukawa PCR200 (PT Vitrama Properti, 2017)
Merek Furukawa
Type PCR 200
Panjang keseluruhan 5,400 mm
Lebar keseluruhan 2,390 mm
Tinggi posisi boom mendatar 1,200 mm
Tekanan pada dasar 0,67 MPC
Panjang track keseluruhan 2,850 mm

Sudut Putar 15o


Kecepatan berpindah tempat 0 – 3,2 km/jam
Kemiringan lapangan dapat dilalui 35°
Sudut dibentuk boom posisi turun 25°
Sudut dibentuk boom posisi terangkat 45°
Sudut putar boom ke kiri dan kanan 45°
Panjang boom 2,000 mm
Konsumsi udara saat kerja 16 m³/menit
Berat Total 5000 kg
LAMPIRAN J
DATA CURAH HUJAN BUKIT NUNGGAL BULAN JANUARI 2017

Tabel J.1 Laporan curah hujan Bukit Nunggal bulan Januari 2017
Riwayat hujan
Pagi - Siang – Sore -
siang sore malam Kumulatif
Tanggal Total Total Total Total jam Keterangan
jam & jam & jam & & menit
menit menit menit
01/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
02/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
03/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
04/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
05/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
06/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
07/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
08/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
09/01/2017 0.00 1.00 0.00 01.00 Terjadi hujan siang
13.00-14.00
10/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
11/01/2017 0.00 2.30 0.00 02.30 Terjadi hujan siang
14.30-17.00
12/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
13/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
14/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
15/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
16/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
17/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
18/01/2017 0.00 1.00 0.00 01.00 Terjadi hujan siang
14.00 -15.00
19/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
20/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
21/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
22/01/2017 0.00 1.45 0.00 01.45 Terjadi hujan siang
15.15 -17.00
23/01/2017 0.00 3.00 0.00 03.00 Terjadi hujan siang
14.00 -17.00
24/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
25/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
26/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan

72
73

Riwayat hujan
Pagi - Siang – Sore -
siang sore malam Kumulatif
Tanggal Total Total Total Total jam Keterangan
jam & jam & jam & & menit
menit menit menit
27/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
28/01/2017 8.00 0.00 0.00 08.00 Terjadi hujan pagi
08.00-16.00
29/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
30/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
31/01/2017 0.00 0.00 0.00 00.00 Tidak terjadi hujan
Total 16.75.00

Anda mungkin juga menyukai