Disusun Oleh:
Dr. Trisna Ningsih, A.Pi, M.Si
NIP. 19650518 198703 2 002
KERJASAMA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (LAN)
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XI
SUKAMANDI, 2017
LEMBAR PERSETUJUAN
PROYEKPERUBAHANINSTANSIONAL
TELAH DISEMINARKAN
Di : Sukamandi
Padahari : Rabu
Tanggal :17 Mei 2017
Project Leader
Edy Sutanto, A.Pi, M.Pd Drs. Munasor, MM Innes Rahmania, A.Pi, S.Sos, MM
NIP. 19630303 198603 1 005 NIP. 19541219 197702 1 001 NIP. 19640411 1988032 001
EXECUTIVE SUMMARY
i
bantuannya selama pelaksanaan dan penulisan laporan proyek
perubahan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ………………......…………….……..……… i
DAFTAR ISI ………………………….………………..……………. iii
DAFTAR TABEL ………………......……………………..………… iv
DAFTAR GAMBAR …………………........…………………..……. v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………….……………… vi
BAB I. PENDAHULUAN …………………..……….................. 1
1.1 Latar Belakang……………….………………..…. 1
1.2 Area Proyek Perubahan….………..……………. 2
1.3 Ruang Lingkup…………….................................. 5
1.4 Tujuan ................................................................ 6
1.5 Manfaat............................................................... 6
1.6 Kriteria Keberhasilan .......................................... 7
BAB II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ……………….. 8
2.1 Roadmap/Milestone Proyek Perubahan…….… 8
2.2 Stakeholder Proyek Perubahan …….….……….. 9
2.3 Strategi Komunikasi ………................................. 14
BAB III. PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN……............ 19
3.1 Capaian Proyek Perubahan ………………..….. 19
3.2 Kendala Internal dan Eksternal ……………..…. 33
3.3 Strategi Mengatasi Kendala ……………….….... 34
BAB IV. PENUTUP …………………………………….…....…… 35
4.1 Kesimpulan ……………………………………..… 35
4.2 Rekomendasi…………………………………….... 36
DAFTAR PUSTAKA …….…………........…………………..……. 38
LAMPIRAN ……………….………………………….……………… 39
iii
1
LAPORAN
PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XI
Disusun Oleh:
Dr. Trisna Ningsih, A.Pi, M.Si
NIP. 19650518 198703 2 002
KERJASAMA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (LAN)
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XI
SUKAMANDI, 2017
2
LEMBAR PERSETUJUAN
3
LEMBAR PENGESAHAN
PROYEKPERUBAHANINSTANSIONAL
TELAH DISEMINARKAN
Di : Sukamandi
Padahari : Rabu
Tanggal :17 Mei 2017
Project Leader
Edy Sutanto, A.Pi, M.Pd Drs. Munasor, MM Innes Rahmania, A.Pi, S.Sos, MM
NIP. 19630303 198603 1 005 NIP. 19541219 197702 1 001 NIP. 19640411 1988032 001
4
EXECUTIVE SUMMARY
5
pentingnya kemasan dalam peningkatan nilai tambah produk, dan identifikasi lapang
ke lokasi dan pengolah UMKM yang akan mendapat bantuan kemasan; 6) pemilihan
dan penetapan calon penerima bantuan kemasan yaitu pengolah pindang bandeng
UKM Wargi Saluyu di Kec. Soreang, Kab. Bandung dan pengolah baso ikan
goreng/basreng UKM Mitra Sejahtera di Kec. Cileunyi, Kab. Bandung; 7) pembuatan
design grafis kemasan untuk mendapatkan label kemasan dan tersedianya bahan
kemasan; 8) penyerahan bantuan kemasan kepada 2 pengolah UKM di Kab.
Bandung oleh Direktur Pengolahan dan Bina Mutu selaku mentor; 9) monitoring,
evaluasi, dan pelaporan pemanfaatan bantuan kemasan; dan 10) penyusunan
laporan hasil proyek perubahan.
Kesimpulan pelaksanaan proyek perubahan antara lain: 1) peningkatan nilai
tambah produk pindang bandeng dengan perbaikan kemasan (semula tidak dikemas
menjadi kemasan dus) terdapat keuntungan bersih sebesar Rp 300.000,-/hari
(43%); 2) Peningkatan nilai tambah produk basreng dengan perbaikan kemasan
(semula 200 gram dengan plastik menjadi 125 gram dengan standing pouch
alumunium paper), terdapat keuntungan bersih sebesar Rp 786.000 per hari (131
%); 3) adanya proyek perubahan “Peningkatan nilai tambah produk olahan hasil
perikanan melalui perbaikan kemasan” dapat mewujudkan beberapa perubahan
antara lain: a) meningkatkan pendapatan pengolah UMKM; b) memperpanjang masa
simpan produk; c) menambah estetika produk; dan d) perluasan pasar.
Rekomendasi yang dapat disampaikan antara lain: 1) melalui pilot proyek
pemberian bantuan kemasan produk kepada 2 pengolah UKM di Kab. Bandung,
diharapkan pengolah UKM seluruh Indonesia khususnya di seluruh Kab. Bandung
memiliki kemasan produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya
saing; dan 2) selanjutnya diharapkan Pemerintah baik pusat maupun daerah serta
pihak lain/swasta, memfasilitasi pemasaran produk pengolah yang memiliki
kemasan produk berdaya saing baik pasar lokal maupun ekspor.
6
KATA PENGANTAR
7
Penulis menyadari Laporan Proyek Perubahan ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
konstruktif untuk perbaikan Laporan hasil ini. Semoga laporan proyek
perubahan dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi atau unit
kerja masing-masing secara umum.
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ………………......…………….……..……… i
DAFTAR ISI ………………………….………………..……………. iii
DAFTAR TABEL ………………......……………………..………… iv
DAFTAR GAMBAR …………………........…………………..……. v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………….……………… vi
BAB I. PENDAHULUAN …………………..……….................. 1
1.1 Latar Belakang……………….………………..…. 1
1.2 Area Proyek Perubahan….………..……………. 2
1.3 Ruang Lingkup…………….................................. 5
1.4 Tujuan ................................................................ 6
1.5 Manfaat............................................................... 6
1.6 Kriteria Keberhasilan .......................................... 7
BAB II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ……………….. 8
2.1 Roadmap/Milestone Proyek Perubahan…….… 8
2.2 Stakeholder Proyek Perubahan …….….……….. 9
2.3 Strategi Komunikasi ………................................. 14
BAB III. PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN……............ 19
3.1 Capaian Proyek Perubahan ………………..….. 19
3.2 Kendala Internal dan Eksternal ……………..…. 33
3.3 Strategi Mengatasi Kendala ……………….….... 34
BAB IV. PENUTUP …………………………………….…....…… 35
4.1 Kesimpulan ……………………………………..… 35
4.2 Rekomendasi…………………………………….... 36
DAFTAR PUSTAKA …….…………........…………………..……. 38
9
LAMPIRAN ……………….………………………….……………… 39
10
11
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Diagnosis Kekuatan Pendorong Perubahan ….....… 4
Tabel 2 : Diagnosis Kekuatan Penghambat Perubahan ……… 4
Tabel 3 : Tahapan Pelaksanaan Proyek Perubahan …………. 8
Tabel 4 : Usulan Revisi Kegiatan Proyek Perubahan ………… 21
Tabel 5 : Hasil Penjualan Sebelum Diberikan Bantuan Kemasan
………………………………………….……. 30
Tabel 6 : Hasil Penjualan Setelah Diberikan Bantuan Kemasan
………………………………………………. 31
12
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
14
Gambar 21 : Before-After Kemasan Pindang Bandeng …….. 32
Gambar 22 : Before-After Kemasan Basreng ………………… 32
15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Milestone 1: Persiapan Proyek Perubahan …… 39
Lampiran 2 : Milestone 2: Penyusunan Pedoman Umum
Pemberan Bantuan Kemasan……….……….… 65
Lampiran 3 : Milestone 3: Inventarisasi Data Base Pengolah
Perikanan Skala UMKM …………….………….. 96
Lampiran 4 : Milestone 4: Proses Revisi Anggaran ……….... 103
Lampiran 5 : Milestone 5: Sosialisasi dan Identifikasi
Lapang Ke Lokasi dan Pengolah UMKM……… 109
Lampiran 6 : Milestone 6: Pemilihan dan Penetapan Calon
Penerima Bantuan Kemasan…………………... 120
Lampiran 7 : Milestone 7: Pembuatan Design Grafis
Kemasan dan Pengadaan Bahan Kemasan
Produk ………………………………………….. 126
Lampiran 8 : Milestone 8: Penyerahan Bantuan Kemasan…. 137
Lampiran 9 : Milestone 9: Monitoring Evaluasi dan
Pelaporan Pemanfaatan Bantuan Kemasan….. 156
Lampiran 10 : Milestone 10: Penyusunan Laporan Hasil
Proyek Perubahan……………………….………. 162
16
BAB I
PENDAHULUAN
17
produk-produk tradisional, melalui perbaikan sanitasi higienis dan tampilan
(kemasan).
Diversifikasi produk dan kemasan hasil kelautan dan perikanan di
Indonesia khususnya pada unit pengolahan ikan skala UMKM memang
belum pada taraf yang menggembirakan, namun upaya-upaya untuk
mendorong ke arah yang lebih baik dengan jenis dan variasi produk dan
kemasan yang lebih beragam terus dilakukan.
18
kendala yang ada dapat diselesaikan tanpa menghambat jalannya
perubahan. Analisa FFA (Force Field Analysis) digunakan untuk melihat
potensi dan kendala yang akan muncul.
Dari analisis ini akan diperoleh gambaran lengkap dan menyeluruh
berbagai kekuatan yang ada dalam isu utama suatu kebijakan dan
memperkirakan sumber dan tingkat kekuatan-kekuatan tersebut. Target yang
ingin dicapai adalah meningkatkan kekuatan faktor pendorong yang lemah
dan menurunkan kekuatan faktor penghambat yang kuat. Pada proyek
perubahan peningkatan nilai tambah produk olahan hasil perikanan melalui
perbaikan kemasan di Subdirektorat Diversifikasi, teridentifikasi beberapa
faktor pendorong dan penghambat seperti Gambar 1 berikut ini:
19
Teridentifikasi setidaknya terdapat 3 (tiga) faktor pendorong
perubahan dan 3 (tiga) faktor penghambat perubahan. Diagnosis penguatan
faktor pendorong dan penurunan faktor penghambat dilakukan dengan
beberapa cara yakni melalui intervensi, strategi serta kegiatan yang dipilih
seperti Tabel 1 dan 2 di bawah ini.
FAKTOR
INTERVENSI STRATEGI KEGIATAN
DORONGAN
FAKTOR
INTERVENSI STRATEGI KEGIATAN
PENGHAMBAT
20
Mengacu pada permasalahan-permasalahan tersebut, maka
dipandang perlu untuk membuat proyek perubahan dalam peningkatan nilai
tambah produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan.
Perubahan sekecil apapun yang membawa dampak ke arah yang lebih baik
akan membantu tercapainya reformasi birokrasi. Peningkatan nilai tambah
produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan, merupakan
pekerjaan Subdit Diversifikasi yang sepertinya terlihat kecil. Namun
peningkatan kinerja individu tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja dan
tata kelola organisasi. Adanya proyek perubahan dalam peningkatan nilai
tambah produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan yang
diusulkan diharapkan dapat mewujudkan beberapa perubahan antara lain :
1. Meningkatkan pendapatan pengolah UMKM;
2. Memperpanjang masa simpan produk;
3. Menambah estetika produk; dan
4. Perluasan pasar.
21
1.4 Tujuan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk, penyimpanan,
informasi dan promosi produk, serta pelayanan kepada konsumen.
Pengemasan produk perikanan ini sejalan dengan faktor kunci dalam konsep
industrialisasi perikanan yaitu peningkatan nilai tambah (value added),
efesiensi, dan daya saing (bargaining position), dimana ke-tiga faktor tersebut
akan mampu mendorong terciptanya iklim usaha yang positif sebagai upaya
dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan
proyek perubahan yang diusulkan tersegmen atas tujuan jangka pendek dan
jangka panjang.
1. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai meliputi:
a. Merubah cara pandang pengolah UMKM terhadap kemasan produk yang
bernilai tambah dan berdaya saing;
b. Pengadaankemasan produk bagi pengolah UMKM;
c. Meningkatnya nilai tambah produk olahan hasil perikanan melalui
perbaikan kemasan.
2. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang proyek perubahan adalah tersedianya
kemasan produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya
saing oleh pengolah UMKM di seluruh Indonesia.
1.5 Manfaat
Secara umum, manfaat lebih yang didapat melalui proyek perubahan
antara lain:
1. Terciptanya perubahan cara pandang pengolah UMKM terhadap
kemasan produk yang bernilai tambah dan berdaya saing;
2. Tersedianya kemasan produk bagi pengolah UMKM;
3. Tercapainya peningkatan nilai tambah produk olahan hasil perikanan.
22
1.6 Kriteria Keberhasilan
1. Tolok Ukur keberhasilan
Ukuran akhir dari berhasilnya proyek perubahan ini adalah
meningkatnya nilai tambah produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan
kemasan. Pengukuran keberhasilan proyek perubahan dilakukan dengan
melihat setiap segmen yang menjadi tolok ukur.
a. Terlaksananya koordinasi secara baik dengan pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pelaksanaan proyek perubahan;
b. Tersedianya anggaran untuk alokasi pembuatan design grafis kemasan
dan pengadaan bahan kemasan produk;
c. Tersedianya data pengolah UMKM yang akan diberikan kemasan;
d. Terciptanya design grafis kemasan;
e. Tersedianya kemasan produk;
f. Terlaksananya program monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh tim dan
pengolah UMKM secara kontinu.
23
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
24
6. Pemilihan dan penetapan calon Minggu III (3-7
penerima kemasan produk April 2017)
- Koordinasi dengan tim teknis 4-5 April 2017
dan tim monev
- Konsultasi dengan mentor 5 April 2017
25
atau kelompok yang memiliki peran sentral dalam berjalannya proyek
perubahan.
a. Stakeholder Primer
1. Kasubdit Diversifikasi;
2. Kasi Akses Teknologi dan Kasi Produk dan Kemasan;
3. Seluruh staf lingkup Subdit Diversifikasi;
4. Konsultan design grafis kemasan;
5. Pengolah UMKM.
b. Stakeholder Sekunder
1. Direktorat Usaha dan Investasi;
2. Bagian Program Ditjen PDS;
3. BBP2HP;
4. Subdit Industri Mikro dan Kecil;
5. Dinas KP Prov/Kab/Kota;
6. BPOM;
7. Dinas Kesehatan;
8. MUI.
c. Stakeholder Kunci
1. Direktur Pengolahan dan Bina Mutu;
2. Kasubdit Diversifikasi;
3. Pengolah UMKM;
4. Konsultan design grafis kemasan.
26
c. Melakukan koordinasi bersama dengan Coach dalam
membantu Project Leader pada pelaksanaan proyek
perubahan.
2. Project Leader - Kasubdit Diversifikasi
a. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan proyek perubahan;
b. Memimpin operasional proyek perubahan;
c. Memberi arahan tentang tujuan yang diharapkan dari
keseluruhan proyek perubahan;
d. Mengatur alokasi waktu dan personil yang akan membantu
melaksanakan proyek perubahan.
3. Coach - Widyaiswara
a. Memberikan saran dan masukan kepada Project Leader
tentang proyek perubahan yang dilaksanakan;
b. Melakukan monitoring kegiatan Project Leader pada tahapan
implementasi proyek perubahan yang diusulkan;
c. Melakukan koordinasi dengan Project Sponsor (Mentor) dalam
membantu Project Leader melakukan proyek perubahan.
4. Co-Project Leader - Kasi Akses Teknologi dan Kasi Produk dan
Kemasan
a. Membantu Project Leader dalam mengkoordinir pelaksanaan
proyek perubahan di Subdit Diversifikasi;
b. Membantu mengarahkan working team untuk menjalankan
proyek perubahan.
5. Working Team - seluruh staf lingkup Subdirektorat Diversifikasi, Es
2 terkait lingkup Ditjen PDS, instansi terkait, konsultan design grafis
kemasan, dan pengolah UMKM
a. Melaksanakan arahan dari Project Leader dan Co-Project
Leader tentang proyek perubahan;
27
b. Melaksanakan dan membantu Project Leader dalam melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan implementasi proyek
perubahan.
Project Sponsor
Direktur PBM
28
INFLUENCE
LATENS
H PROMOTER
I 1. Es 2 lingkup
G DJPDS 1. Direktur PBM
2. Kasubdit
H 2. Instansi terkait Diversifikasi I
N
T
E
R
E
DEFENDERS S
L T
O APATHETICS
W 1. Co Project
2. Working Team
LOW HIGH
29
pentingnya pelaksanaan dari proyek perubahan, sehingga dapat
mendukung pelaksanaan proyek perubahan tersebut untuk dapat
kemudian dimanfaatkan sebagaimana mestinya;
3. Stakeholder dengan kriteria Difenders (low power/high interest)
merupakan stakeholder yang melaksanakan implementasi proyek
perubahan, oleh karena itu akan diberi pengertian tentang maksud dan
tujuan dari proyek perubahan untuk kepentingan bersama sehingga dapat
mendukung terlaksananya proyek ini;
4. Berdasarkan hasil pemetaan stakeholder sesuai kepentingannya, maka
pada diagram diatas tidak terlihat stakeholder dengan kriteria Apathetics
(low power/low interest).
30
konsultasi dengan Mentor. Konsultasi kepada Mentor dilakukan sebanyak 6
(enam) kali, yaitu untuk membahas mengenai:
a. Persiapan pelaksanaan proyek perubahan;
b. Penyusunan pedoman umum penerima bantuan kemasan;
c. Pelaksanaan sosialisasi bantuan kemasan;
d. Pemilihan dan penetapan calon penerima bantuan kemasan;
e. Draft label dan kemasan produk;
f. Pelaksanaan pemberian bantuan kemasan.
31
apabila Coach memberikan saran/masukan maupun melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaa proyek perubahan.
32
Gambar 6. Diskusi dengan Working Team
33
6. Strategi Komunikasi dengan Stakeholder lainnya
Komunikasi dengan pihak lain merupakan komunikasi dengan pihak di
luar tim pendukung dan stakeholder primer, komunikasi dengan pihak lain
berupa:
a. Komunikasi informal dengan Koordinator Proyek, Bagian Program, dan
Sesditjen PDS dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana proses
revisi kegiatan telah berjalan.
b. Komunikasi informal dengan Direktorat Usaha dan Investasi, Bagian
Program, Subdit IKM, dan BBP2HP dilakukan untuk inventarisasi data
pengolah UMKM.
c. Komunikasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat
dan Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung dilakukan untuk
mendukung data pengolah UMKM yang nantinya dicalonkan sebagai
penerima bantuan kemasan.
d. Komunikasi dengan BPOM, MUI, dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung dilakukan untuk mendukung sertifikasi produk pengolah UMKM.
34
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
35
Tugas tim proyek perubahan, telah dibentuk melalui Surat Perintah
Direktur Pengolahan dan Bina Mutu Nomor: 08/PDSPKP.3/TU.420/III/
2017 tanggal 20 Maret 2017 tentang Pembentukan Tim Efektif (Team
Work) Proyek Perubahan Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan
Hasil Perikanan Melalui Perbaikan Kemasan (Lampiran 1.A.2).
b. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan proyek perubahan
Menindaklanjuti memorandum No. 70/PDSPKP.3/TU.210/II/2017
tanggal 20 Maret 2017 perihal undangan rapat persiapan pelaksanaan
kegiatan proyek perubahan (Lampiran 1.B.1), telah dilaksanakan
pertemuan persiapan kegiatan pada tanggal 21-22 Maret 2017 yang
dipimpin oleh Kasubdit Diversifikasi selaku Project Leader dan dihadiri
seluruh tim proyek perubahan (daftar hadir pada Lampiran 1.B.2).
36
Tabel 4. Usulan Revisi Kegiatan Proyek Perubahan
JUMLAH TOTAL
KODE URAIAN SATUAN
(Rp.) (Rp.)
522191 SEMULA :
Belanja Jasa Lainnya
- Pembuatan Bahan 2 Pkt 40.000.000 80.000.000
Publikasi SNI produk
perikanan
522191
MENJADI :
Belanja Jasa Lainnya
- Pembuatan Bahan 1 Pkt 40.000.000 40.000.000
Publikasi SNI produk
perikanan
- Sosialisasi peningkatan 1 Pkt 25.000.000 25.000.000
nilai tambah melalui
perbaikan kemasan
- Pembuatan bahan 1 Pkt 15.000.000 15.000.000
kemasan produk
37
meningkatkan nilai tambah produk olahan hasil perikanan dalam
rangka peningkatan daya saing produk dan kesejahteraan
masyarakat. Sedangkan tujuan khusus pemberian bantuan kemasan
antara lain:
a. Memotivasi UPI skala UMKM terhadap cara pandang pentingnya
kemasan dalam peningkatan nilai tambah produk.
b. Mendorong UPI skala UMKM dalam pengembangan usaha dengan
produknya yang berkualitas dan bermutu tinggi, serta upaya
peningkatan daya saing produk.
c. Memberikan penghargaan kepada UPI skala UMKM atas usaha
pengembangan produk bernilai tambah yang telah dilakukannya.
- Sasaran kegiatan pemberian bantuan kemasan adalah:
a. Terpilihnya UPI skala UMKM produk perikanan sebagai penerima
bantuan kemasan.
b. Tercapainya produk olahan hasil perikanan bernilai tambah dengan
peningkatan daya saing produk.
Pedoman umum pemberian bantuan kemasan sebagaimana pada
Lampiran 2.4.
38
Gambar 11. Penyusunan Data Base Pengolah Perikanan Skala UMKM
39
b. Konsultasi dengan Mentor
Selanjutnya, pada tanggal 27 Maret 2017 telah dilakukan konsultasi
dengan mentor terkait dengan usulan jadwal pelaksanaan kegiatan
proyek perubahan Minggu II (Lampiran 4.B.1) dan hasil revisi
anggaran kegiatan proyek perubahan.
40
peningkatan daya saing produk. Hasil sosialisasi sebagaimana pada
Lampiran 5.A.3.
41
6. Pemilihan dan penetapan calon penerima bantuan kemasan
a. Koordinasi dengan tim teknis dan tim monev
Koordinasi dengan tim teknis dan tim monev dilakukan untuk
mengusulkan calon penerima bantuan kemasan yaitu pengolah
pindang bandeng UKM Wargi Saluyu dan pengolah basreng UKM
Mitra Sejahtera (Lampiran 6.A.1).
42
7. Pembuatan design grafis kemasan dan pengadaan bahan kemasan
produk
a. Pembuatan design grafis: koordinasi dengan pengolah UKM, Dinas
Pangan dan Perikanan Kab. Bandung, Tim Proyek Perubahan,
konsultan design kemasan, dengan tujuan untuk mendapatkan usulan
label kemasan yang disepakati (Lampiran 7.A.1).
43
c. Pengadaan bahan kemasan
Setelah usulan label kemasan disetujui semua pihak yang
berkepentingan, maka selanjutnya dilakukan pengadaan bahan
kemasan (7.C.1).
44
B. Basreng
- Bahan kertas alumunium paper
- Bentuk kemasan standing pouch
- Finishing kemasan laminasi glossy
- Ukuran kemasan 16x24 cm
- Jumlah diberikan 2.000 pcs
- Harga Rp 2.800,- per pcs
45
Tujuan pemberian kemasan kepada 2 pengolah skala UMKM di
Kabupaten Bandung yaitu sebagai pilot proyek dimana diharapkan
pengolah UMKM seluruh Provinsi Jawa Barat, dan utamanya seluruh
pengolah Kabupaten Bandung memiliki kemasan produk olahan hasil
perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing.
46
Tabel 6. Hasil Penjualan Setelah Diberikan Kemasan
BIAYA
PRODUK PEMASARAN PRODUKSI KEUNTUNGAN
PRODUKSI
Pindang - Jual di pasar - 6 badeng @ 10 Rp Rp 2.700.000 –
Bandeng dadakan/ kg = 60 kg 2.100.000,- Rp 2.100.000 =
pasaran (hari - 1 kg @ 3 ekor Rp 600.000,-
Sabtu dan - 60 kg = 180 ekor (bahan baku per2 hari
Minggu) - 1 ekor dijual dg ikan Rp
- Kemasan: dus Rp 15.000,- 900.000,-/60 Rp 300.000
dus - Total penjualan kg + lain2 Rp per Hari
180 ekor x Rp 480.000,-+dus
15.000,- = Rp 720.000)
Rp 2.700.000,-
47
KEMASAN PINDANG BANDENG
SEMULA
MENJADI
KEMASAN BASRENG
SEMULA MENJADI
48
10. Penyusunan laporan hasil proyek perubahan
Dalam rangka akhir proyek perubahan, maka telah disusun laporan hasil
proyek perubahan sesuai dengan milstone (10.1) yaitu melalui beberapa
tahapan:
a. Menyusun draft pelaporan pelaksanaan proyek perubahan;
b. Konsultasi dengan Mentor dan Coach;
c. Memperbaiki draft laporan pelaksanaan proyek perubahan;
d. Menyusun bahan tayang seminar Lab Kepemimpinan.
49
kelancaran implementasi proyek. Faktor eksternal terkadang lebih sulit untuk
disiasati, karena ketergantungan kepada pihak luar akan cukup besar.
Beberapa faktor eksternal yang akan menjadi kendala dalam implementasi
proyek diantaranya:
1. Ketersediaan waktu pembuatan design grafis dan pengadaan bahan
kemasan produk yang relatif singkat, memungkinkan tujuan jangka
pendek tidak dapat diselesaikan dengan baik.
2. Kendala koordinasi dengan stakeholder eksternal sehingga pelaksanaan
kegiatan tidak sesuai dengan jadwal kegiatan, misalnya kegiatan
sosialisasi dan observasi lapang, karena ketergantungan kesiapan Dinas
Pangan dan Perikanan Kab. Bandung dan beberapa pengolah UKM.
3. Laporan monitoring dan evaluasi pasca pemberian bantuan kemasan
tidak berjalan dengan baik.
50
BAB IV
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Proyek perubahan dengan judul “Peningkatan Nilai Tambah Produk
Olahan Hasil Perikanan Melalui Perbaikan Kemasan” telah dilaksanakan
sejak tanggal 7 Februari - 16 Mei 2017 di bawah tanggung jawab Kasubdit
Diversifikasi, Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu, Ditjen PDSPKP selaku
Project Leader Diklat Kepemimpinan Tingkat III Angkatan XI Tahun 2017.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan proyek
perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bantuan kemasan produk olahan hasil perikanansebagai pilot proyek di
Kabupaten Bandung, Jawa Barat, telah diberikan kepada Bpk. Abas
selaku pengolah pindang ikan dan Bpk. Nana selaku pengolah baso ikan
goreng/basreng pada tanggal 28 April 2017, setelah dilakukan identifikasi
lokasi, pemilihan dan penetapan calon penerima bantuan kemasan mulai
tanggal 31 Maret - 5 April 2017.
2. Monitoring dan evaluasi telah dilakukan sejak diterima bantuan kemasan
yaitu pada tanggal 28 April 2017, sampai dengan tanggal 12 Mei 2017
secara berkala (harian).
3. Hasil monitoring dan evaluasi didapatkan sebagai berikut:
- Peningkatan nilai tambah produk pindang bandeng dengan perbaikan
kemasan (semula tidak dikemas menjadi kemasan dus), terdapat
keuntungan sebesar Rp 300.000 per hari (43 %)
- Peningkatan nilai tambah produk basreng dengan perbaikan kemasan
(semula 200 gram dengan plastik menjadi 125 gram dengan standing
pouch alumunium paper), terdapat keuntungan sebesar Rp 786.000
per hari (131 %)
51
4. Adanya proyek perubahan dalam peningkatan nilai tambah produk olahan
hasil perikanan melalui perbaikan kemasan, dapat mewujudkan beberapa
perubahan antara lain:
- Meningkatkan pendapatan pengolah UMKM;
- Memperpanjang masa simpan produk;
- Menambah estetika produk; dan
- Perluasan pasar.
5. Pedoman umum pemberian bantuan kemasan telah disusun untuk
dijadikan acuan bagi kementerian/lembaga/pihak swasta dalam
melakukan bantuan kemasan.
6. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek perubahan baik yang
bersumber dari internal maupun eksternal dapat diatasi berkat adanya
persamaan persepsi dan dukungan penuh oleh Mentor, Coach,
WorkingTeam dan seluruh pihak yang terlibat dalam proyek perubahan.
6.2 Rekomendasi
Dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan serta
pemanfaatan hasil pelaksanaan proyek perubahan lebih lanjut, maka
direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melalui pilot proyek bantuan kemasan produk kepada 2 UKM pengolah
perikanan di Kabupaten Bandung, diharapkan pengolah UKM seluruh
Indonesia khususnya di seluruh Kabupaten Bandung memiliki kemasan
produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing.
2. Dalam rangka mendukung kegiatan pemberian bantuan kemasan produk,
maka perlu adanya dukungan SDM, anggaran, sarana dan prasarana
yang memadai.
3. Melalui kemasan berdaya saing, diharapkan Pemerintah baik pusat
maupun daerah serta pihak lain/swasta memfasilitasi pengolah UKM
dalam pemasaran produk untuk pasar lokal maupun ekspor.
52
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
53
54