Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN

PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL


DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XI

PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN HASIL


PERIKANAN MELALUI PERBAIKAN KEMASAN

Disusun Oleh:
Dr. Trisna Ningsih, A.Pi, M.Si
NIP. 19650518 198703 2 002

KERJASAMA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (LAN)
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XI
SUKAMANDI, 2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN


HASIL PERIKANAN MELALUI PERBAIKAN KEMASAN

Nama : Dr. Trisna Ningsih, A.Pi, M.Si


NIP : 19650518 198703 2 002

Sukamandi, 16 Mei 2017

Mengetahui Project Leader


Coach

Edy Sutanto, A.Pi., M.Pd. Dr. TrisnaNingsih, A.Pi, M.Si


NIP. 19630303 198603 1 005 NIP. 19650518 198703 2 002
LEMBAR PENGESAHAN

PROYEKPERUBAHANINSTANSIONAL

Judul : PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN


HASIL PERIKANAN MELALUI PERBAIKAN KEMASAN

TELAH DISEMINARKAN

Di : Sukamandi
Padahari : Rabu
Tanggal :17 Mei 2017

Project Leader

Dr. Trisna Ningsih, A.Pi, M.Si


NIP. 19650518 198703 2 002

Coach Narasumber/Penguji Mentor

Edy Sutanto, A.Pi, M.Pd Drs. Munasor, MM Innes Rahmania, A.Pi, S.Sos, MM
NIP. 19630303 198603 1 005 NIP. 19541219 197702 1 001 NIP. 19640411 1988032 001
EXECUTIVE SUMMARY

Dalam upaya percepatan program dan kegiatan Subdirektorat


Diversifikasi, Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu, Ditjen Penguatan Daya
Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
dipandang perlu untuk melakukan identifikasi permasalahan yang selama ini
dianggap sebagai penghambat pencapaian sasaran.
Berdasarkan uraian tugas Subdirektorat Diversifikasi, maka dilakukan
diagnostik permasalahan melalui penyusunan matrik uraian tugas, input, proses,
dan output untuk mencari permasalahan yang ada dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi Subdirektorat Diversifikasi. Selanjutnya, dengan analisa menggunakan
metode Likert Score APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak) untuk
menentukan permasalahan utama.
Hasil analisa APKL, Subdirektorat Diversifikasi akan melakukan proyek
perubahan “Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Hasil Perikanan Melalui
Perbaikan Kemasan”. Tujuan jangka pendek proyek perubahan yang ingin
dicapai meliputi: 1) merubah cara pandang pengolah UMKM terhadap kemasan
produk yang bernilai tambah dan berdaya saing; 2) memberikan bantuan
kemasan bagi pengolah UMKM; dan 3) meningkatkan nilai tambah produk
olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan. Sedangkan tujuan jangka
panjangnya adalah tersedianya kemasan produk olahan hasil perikanan yang
bernilai tambah dan berdaya saing oleh pengolah UMKM di seluruh Indonesia.
Implementasi sebuah proyek perubahan tentunya akan mengalami
beberapa kendala, maka diperlukan analisa FFA (Force Field Analysis) untuk
melihat potensi (kekuatan pendorong) dan kendala (kekuatan penghambat) yang
akan muncul.
Proyek perubahan dilaksanakan selama 2 bulan (20 Maret 2017 s.d 12
Mei 2017), dengan pelaksanaan tahapan dalam roadmap/millestone telah
dicapai hasil-hasil sebagai berikut: 1) Tersusunnya Surat Perintah Direktur
Pengolahan dan Bina Mutu No. 08/PDSPKP.3/TU.420/III/2017 tanggal 20 Maret
2017 tentang Pembentukan Tim Proyek Perubahan dengan uraian tugas masing-
masing tim; 2) Tersusunnya pedoman umum pemberian bantuan kemasan; 3)
Tersusunnya data base pengolah perikanan skala UMKM; 4) tersedianya
anggaran proyek perubahan melalui revisi RAKL Subdit Diversifikasi Tahun
2017; 5) sosialisasi cara pandang pentingnya kemasan dalam peningkatan nilai
tambah produk, dan identifikasi lapang ke lokasi dan pengolah UMKM yang akan
mendapat bantuan kemasan; 6) pemilihan dan penetapan calon penerima
bantuan kemasan yaitu pengolah pindang bandeng UKM Wargi Saluyu di Kec.
Soreang, Kab. Bandung dan pengolah baso ikan goreng/basreng UKM Mitra
Sejahtera di Kec. Cileunyi, Kab. Bandung; 7) pembuatan design grafis kemasan
untuk mendapatkan label kemasan dan tersedianya bahan kemasan; 8)
penyerahan bantuan kemasan kepada 2 pengolah UKM di Kab. Bandung oleh
Direktur Pengolahan dan Bina Mutu selaku mentor; 9) monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pemanfaatan bantuan kemasan; dan 10) penyusunan laporan hasil
proyek perubahan.
Kesimpulan pelaksanaan proyek perubahan antara lain: 1) peningkatan
nilai tambah produk pindang bandeng dengan perbaikan kemasan (semula tidak
dikemas menjadi kemasan dus) terdapat keuntungan bersih sebesar Rp
300.000,-/hari (43%); 2) Peningkatan nilai tambah produk basreng dengan
perbaikan kemasan (semula 200 gram dengan plastik menjadi 125 gram dengan
standing pouch alumunium paper), terdapat keuntungan bersih sebesar Rp
786.000 per hari (131 %); 3) adanya proyek perubahan “Peningkatan nilai
tambah produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan” dapat
mewujudkan beberapa perubahan antara lain: a) meningkatkan pendapatan
pengolah UMKM; b) memperpanjang masa simpan produk; c) menambah
estetika produk; dan d) perluasan pasar.
Rekomendasi yang dapat disampaikan antara lain: 1) melalui pilot proyek
pemberian bantuan kemasan produk kepada 2 pengolah UKM di Kab. Bandung,
diharapkan pengolah UKM seluruh Indonesia khususnya di seluruh Kab.
Bandung memiliki kemasan produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah
dan berdaya saing; dan 2) selanjutnya diharapkan Pemerintah baik pusat
maupun daerah serta pihak lain/swasta, memfasilitasi pemasaran produk
pengolah yang memiliki kemasan produk berdaya saing baik pasar lokal maupun
ekspor.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Proyek Perubahan Instansional ini. Laporan ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas sebagai peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III
Angkatan XI tahun 2017 di Balai Pendidikan dan Pelatihan Aparatur,
Sukamandi, Jawa Barat. Proyek perubahan ini disusun dalam upaya
peningkatan kinerja pada Subdirektorat Diversifikasi, dengan judul
“Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Hasil Perikanan melalui
Perbaikan Kemasan”
Laporan ini disusun berdasarkan hasil implementasi proyek
perubahan yang dilaksanakan dan digunakan sebagai indikator
kompetensi perserta Diklat Kepimpinan agar menjadi Pemimpin
Perubahan yang dapat menciptakan Best Practice, khususnya di
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan
Perikanan. Diharapkan hasil proyek perubahan ini nantinya dapat diadopsi
dan diadaptasi oleh instansi lain.
Laporanini dapat diselesaikan atas bimbingan dan saran dari
semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Direktorat Jenderal Penguatan
Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ibu Innes Rahmania,
A.Pi, S.Sos, MM), selaku Mentor.
2. Bapak Edy Sutanto, A.Pi, M.Pd, selaku Coach, dan seluruh
Widyaiswara.
3. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Kementerian
Kelautan dan Perikanan di Sukamandi dan seluruh panitia
penyelenggara Diklat.
4. Tim Proyek Perubahan dan seluruh jajaran personil Direktorat
Pengolahan dan Bina Mutu, yang telah memberi dukungan dan

i
bantuannya selama pelaksanaan dan penulisan laporan proyek
perubahan ini.

Penulis menyadari Laporan Proyek Perubahan ini masih terdapat


kekurangan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
konstruktif untuk perbaikan Laporan hasil ini. Semoga laporan proyek
perubahan dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi atau unit
kerja masing-masing secara umum.

Sukamandi, 16 Mei 2017.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ………………......…………….……..……… i
DAFTAR ISI ………………………….………………..……………. iii
DAFTAR TABEL ………………......……………………..………… iv
DAFTAR GAMBAR …………………........…………………..……. v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………….……………… vi
BAB I. PENDAHULUAN …………………..……….................. 1
1.1 Latar Belakang……………….………………..…. 1
1.2 Area Proyek Perubahan….………..……………. 2
1.3 Ruang Lingkup…………….................................. 5
1.4 Tujuan ................................................................ 6
1.5 Manfaat............................................................... 6
1.6 Kriteria Keberhasilan .......................................... 7
BAB II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ……………….. 8
2.1 Roadmap/Milestone Proyek Perubahan…….… 8
2.2 Stakeholder Proyek Perubahan …….….……….. 9
2.3 Strategi Komunikasi ………................................. 14
BAB III. PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN……............ 19
3.1 Capaian Proyek Perubahan ………………..….. 19
3.2 Kendala Internal dan Eksternal ……………..…. 33
3.3 Strategi Mengatasi Kendala ……………….….... 34
BAB IV. PENUTUP …………………………………….…....…… 35
4.1 Kesimpulan ……………………………………..… 35
4.2 Rekomendasi…………………………………….... 36
DAFTAR PUSTAKA …….…………........…………………..……. 38
LAMPIRAN ……………….………………………….……………… 39

iii
1
LAPORAN
PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XI

PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN HASIL


PERIKANAN MELALUI PERBAIKAN KEMASAN

Disusun Oleh:
Dr. Trisna Ningsih, A.Pi, M.Si
NIP. 19650518 198703 2 002

KERJASAMA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (LAN)
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XI
SUKAMANDI, 2017

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN


HASIL PERIKANAN MELALUI PERBAIKAN KEMASAN

Nama : Dr. Trisna Ningsih, A.Pi, M.Si


NIP : 19650518 198703 2 002

Sukamandi, 16 Mei 2017

Mengetahui Project Leader


Coach

Edy Sutanto, A.Pi., M.Pd. Dr. TrisnaNingsih, A.Pi, M.Si


NIP. 19630303 198603 1 005 NIP. 19650518 198703 2 002

3
LEMBAR PENGESAHAN

PROYEKPERUBAHANINSTANSIONAL

Judul : PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN


HASIL PERIKANAN MELALUI PERBAIKAN KEMASAN

TELAH DISEMINARKAN

Di : Sukamandi
Padahari : Rabu
Tanggal :17 Mei 2017

Project Leader

Dr. Trisna Ningsih, A.Pi, M.Si


NIP. 19650518 198703 2 002

Coach Narasumber/Penguji Mentor

Edy Sutanto, A.Pi, M.Pd Drs. Munasor, MM Innes Rahmania, A.Pi, S.Sos, MM
NIP. 19630303 198603 1 005 NIP. 19541219 197702 1 001 NIP. 19640411 1988032 001

4
EXECUTIVE SUMMARY

Dalam upaya percepatan program dan kegiatan Subdirektorat Diversifikasi,


Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dipandang perlu
untuk melakukan identifikasi permasalahan yang selama ini dianggap sebagai
penghambat pencapaian sasaran.
Berdasarkan uraian tugas Subdirektorat Diversifikasi, maka dilakukan
diagnostik permasalahan melalui penyusunan matrik uraian tugas, input, proses, dan
output untuk mencari permasalahan yang ada dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
Subdirektorat Diversifikasi. Selanjutnya, dengan analisa menggunakan metode
Likert Score APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak) untuk
menentukan permasalahan utama.
Hasil analisa APKL, Subdirektorat Diversifikasi akan melakukan proyek
perubahan “Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Hasil Perikanan Melalui
Perbaikan Kemasan”. Tujuan jangka pendek proyek perubahan yang ingin dicapai
meliputi: 1) merubah cara pandang pengolah UMKM terhadap kemasan produk yang
bernilai tambah dan berdaya saing; 2) memberikan bantuan kemasan bagi pengolah
UMKM; dan 3) meningkatkan nilai tambah produk olahan hasil perikanan melalui
perbaikan kemasan. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah tersedianya
kemasan produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing
oleh pengolah UMKM di seluruh Indonesia.
Implementasi sebuah proyek perubahan tentunya akan mengalami beberapa
kendala, maka diperlukan analisa FFA (Force Field Analysis) untuk melihat potensi
(kekuatan pendorong) dan kendala (kekuatan penghambat) yang akan muncul.
Proyek perubahan dilaksanakan selama 2 bulan (20 Maret 2017 s.d 12 Mei
2017), dengan pelaksanaan tahapan dalam roadmap/millestone telah dicapai hasil-
hasil sebagai berikut: 1) Tersusunnya Surat Perintah Direktur Pengolahan dan Bina
Mutu No. 08/PDSPKP.3/TU.420/III/2017 tanggal 20 Maret 2017 tentang
Pembentukan Tim Proyek Perubahan dengan uraian tugas masing-masing tim; 2)
Tersusunnya pedoman umum pemberian bantuan kemasan; 3) Tersusunnya data
base pengolah perikanan skala UMKM; 4) tersedianya anggaran proyek perubahan
melalui revisi RAKL Subdit Diversifikasi Tahun 2017; 5) sosialisasi cara pandang

5
pentingnya kemasan dalam peningkatan nilai tambah produk, dan identifikasi lapang
ke lokasi dan pengolah UMKM yang akan mendapat bantuan kemasan; 6) pemilihan
dan penetapan calon penerima bantuan kemasan yaitu pengolah pindang bandeng
UKM Wargi Saluyu di Kec. Soreang, Kab. Bandung dan pengolah baso ikan
goreng/basreng UKM Mitra Sejahtera di Kec. Cileunyi, Kab. Bandung; 7) pembuatan
design grafis kemasan untuk mendapatkan label kemasan dan tersedianya bahan
kemasan; 8) penyerahan bantuan kemasan kepada 2 pengolah UKM di Kab.
Bandung oleh Direktur Pengolahan dan Bina Mutu selaku mentor; 9) monitoring,
evaluasi, dan pelaporan pemanfaatan bantuan kemasan; dan 10) penyusunan
laporan hasil proyek perubahan.
Kesimpulan pelaksanaan proyek perubahan antara lain: 1) peningkatan nilai
tambah produk pindang bandeng dengan perbaikan kemasan (semula tidak dikemas
menjadi kemasan dus) terdapat keuntungan bersih sebesar Rp 300.000,-/hari
(43%); 2) Peningkatan nilai tambah produk basreng dengan perbaikan kemasan
(semula 200 gram dengan plastik menjadi 125 gram dengan standing pouch
alumunium paper), terdapat keuntungan bersih sebesar Rp 786.000 per hari (131
%); 3) adanya proyek perubahan “Peningkatan nilai tambah produk olahan hasil
perikanan melalui perbaikan kemasan” dapat mewujudkan beberapa perubahan
antara lain: a) meningkatkan pendapatan pengolah UMKM; b) memperpanjang masa
simpan produk; c) menambah estetika produk; dan d) perluasan pasar.
Rekomendasi yang dapat disampaikan antara lain: 1) melalui pilot proyek
pemberian bantuan kemasan produk kepada 2 pengolah UKM di Kab. Bandung,
diharapkan pengolah UKM seluruh Indonesia khususnya di seluruh Kab. Bandung
memiliki kemasan produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya
saing; dan 2) selanjutnya diharapkan Pemerintah baik pusat maupun daerah serta
pihak lain/swasta, memfasilitasi pemasaran produk pengolah yang memiliki
kemasan produk berdaya saing baik pasar lokal maupun ekspor.

6
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Proyek Perubahan Instansional ini. Laporan ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas sebagai peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III Angkatan
XI tahun 2017 di Balai Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Sukamandi, Jawa
Barat. Proyek perubahan ini disusun dalam upaya peningkatan kinerja pada
Subdirektorat Diversifikasi, dengan judul “Peningkatan Nilai Tambah Produk
Olahan Hasil Perikanan melalui Perbaikan Kemasan”
Laporan ini disusun berdasarkan hasil implementasi proyek perubahan
yang dilaksanakan dan digunakan sebagai indikator kompetensi perserta
Diklat Kepimpinan agar menjadi Pemimpin Perubahan yang dapat
menciptakan Best Practice, khususnya di Direktorat Jenderal Penguatan
Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Diharapkan hasil proyek
perubahan ini nantinya dapat diadopsi dan diadaptasi oleh instansi lain.
Laporanini dapat diselesaikan atas bimbingan dan saran dari semua
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Direktorat Jenderal Penguatan
Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ibu Innes Rahmania, A.Pi,
S.Sos, MM), selaku Mentor.
2. Bapak Edy Sutanto, A.Pi, M.Pd, selaku Coach, dan seluruh
Widyaiswara.
3. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Kementerian Kelautan
dan Perikanan di Sukamandi dan seluruh panitia penyelenggara Diklat.
4. Tim Proyek Perubahan dan seluruh jajaran personil Direktorat
Pengolahan dan Bina Mutu, yang telah memberi dukungan dan
bantuannya selama pelaksanaan dan penulisan laporan proyek
perubahan ini.

7
Penulis menyadari Laporan Proyek Perubahan ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
konstruktif untuk perbaikan Laporan hasil ini. Semoga laporan proyek
perubahan dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi atau unit
kerja masing-masing secara umum.

Sukamandi, 16 Mei 2017.

Penulis

8
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ………………......…………….……..……… i
DAFTAR ISI ………………………….………………..……………. iii
DAFTAR TABEL ………………......……………………..………… iv
DAFTAR GAMBAR …………………........…………………..……. v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………….……………… vi
BAB I. PENDAHULUAN …………………..……….................. 1
1.1 Latar Belakang……………….………………..…. 1
1.2 Area Proyek Perubahan….………..……………. 2
1.3 Ruang Lingkup…………….................................. 5
1.4 Tujuan ................................................................ 6
1.5 Manfaat............................................................... 6
1.6 Kriteria Keberhasilan .......................................... 7
BAB II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ……………….. 8
2.1 Roadmap/Milestone Proyek Perubahan…….… 8
2.2 Stakeholder Proyek Perubahan …….….……….. 9
2.3 Strategi Komunikasi ………................................. 14
BAB III. PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN……............ 19
3.1 Capaian Proyek Perubahan ………………..….. 19
3.2 Kendala Internal dan Eksternal ……………..…. 33
3.3 Strategi Mengatasi Kendala ……………….….... 34
BAB IV. PENUTUP …………………………………….…....…… 35
4.1 Kesimpulan ……………………………………..… 35
4.2 Rekomendasi…………………………………….... 36
DAFTAR PUSTAKA …….…………........…………………..……. 38

9
LAMPIRAN ……………….………………………….……………… 39

10
11
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 : Diagnosis Kekuatan Pendorong Perubahan ….....… 4
Tabel 2 : Diagnosis Kekuatan Penghambat Perubahan ……… 4
Tabel 3 : Tahapan Pelaksanaan Proyek Perubahan …………. 8
Tabel 4 : Usulan Revisi Kegiatan Proyek Perubahan ………… 21
Tabel 5 : Hasil Penjualan Sebelum Diberikan Bantuan Kemasan
………………………………………….……. 30
Tabel 6 : Hasil Penjualan Setelah Diberikan Bantuan Kemasan
………………………………………………. 31

12
13
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Identifikasi Kekuatan Pendorong dan


Penghambat Proyek Perubahan ……………….. 3

Gambar 2 : Struktur Organisasi Proyek Perubahan ……….. 12


Gambar 3 : Kuadran Kekuatan dan Ketertarikan
Stakeholder ..……………………………………… 13
Gambar 4 : Konsultasi dengan Mentor…………………….... 15
Gambar 5 : Diskusi dengan Co-Project Leader ……………. 16
Gambar 6 : Diskusi dengan Working Team ………………… 17
Gambar 7 : Diskusi dengan Pengolah dan Konsultan
Design Kemasan ……………………………….… 17
Gambar 8 : Konsultasi dengan Mentor: Jadwal Proyek
Perubahan Minggu I ……………………………. 19
Gambar 9 : Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek
Perubahan ………………………………………... 20
Gambar 10 : Penyusunan Pedoman Umum Pemberian
Bantuan Kemasan ………………….……………. 21
Gambar 11 : Penyusunan Data Base Pengolah UMKM …..… 23
Gambar 12 : Konsultasi dengan Mentor: Jadwal Proyek
Perubahan Minggu II …………………………..… 24
Gambar 13 : Sosialisasi Peningkatan Nilai Tambah Produk
Melalui Perbaikan Kemasan …………………… 25
Gambar 14 : Identifikasi Lapang ke Lokasi dan Pengolah 25
UMKM ……………………………………………..
Gambar 15 : Koordinasi dengan Tim Teknis dan Tim Monev.. 26
Gambar 16 : Konsultasi dengan Mentor: Jadwal Proyek
Perubahan Minggu III-V …………………………. 26
Gambar 17 : Usulan Draft Label Kemasan ………………..….. 27
Gambar 18 : Konsultasi dengan Mentor: Jadwal Proyek
Perubahan Minggu VI …………………………… 27
Gambar 19 : Kemasan Pindang Bandeng dan Basreng …… 28
Gambar 20 : Penyerahan Bantuan Kemasan ……………….. 29

14
Gambar 21 : Before-After Kemasan Pindang Bandeng …….. 32
Gambar 22 : Before-After Kemasan Basreng ………………… 32

15
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 : Milestone 1: Persiapan Proyek Perubahan …… 39
Lampiran 2 : Milestone 2: Penyusunan Pedoman Umum
Pemberan Bantuan Kemasan……….……….… 65
Lampiran 3 : Milestone 3: Inventarisasi Data Base Pengolah
Perikanan Skala UMKM …………….………….. 96
Lampiran 4 : Milestone 4: Proses Revisi Anggaran ……….... 103
Lampiran 5 : Milestone 5: Sosialisasi dan Identifikasi
Lapang Ke Lokasi dan Pengolah UMKM……… 109
Lampiran 6 : Milestone 6: Pemilihan dan Penetapan Calon
Penerima Bantuan Kemasan…………………... 120
Lampiran 7 : Milestone 7: Pembuatan Design Grafis
Kemasan dan Pengadaan Bahan Kemasan
Produk ………………………………………….. 126
Lampiran 8 : Milestone 8: Penyerahan Bantuan Kemasan…. 137
Lampiran 9 : Milestone 9: Monitoring Evaluasi dan
Pelaporan Pemanfaatan Bantuan Kemasan….. 156
Lampiran 10 : Milestone 10: Penyusunan Laporan Hasil
Proyek Perubahan……………………….………. 162

16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih menjadi perhatian
penting bagi pemerintah. Pada sektor perikanan, UMKM pengolahan
perikanan mendominasi pasar dalam negeri. Berdasarkan data statistik Ditjen
PDSPKP Tahun 2015 UPI di Indonesia berjumlah 61.967 unit, sebaran unit
pengolahan ikan skala menengah besar sebanyak 718 unit (2%) dan skala
UMKM berjumlah 61.249 unit (98%).
Diversifikasi produk dan kemasan hasil kelautan dan perikanan
diarahkan kepada pemanfaatan semaksimal mungkin setiap bagian yang ada
pada satu komoditas, atau dengan kata lain dalam proses pengolahan
diupayakan semua bagian komoditas dapat dimanfaatkan secara optimal dan
tidak ada bahan yang terbuang (zero waste concept), dengan memanfaatkan
teknologi pengolahan dan pengemasan sehingga memberikan nilai tambah
yang lebih tinggi. Proses demikian diharapkan muncul ragam produk dan
kemasan hasil kelautan dan perikanan yang baru, yang dapat menjadi usaha
baru di bidang pengolahan hasil kelautan dan perikanan. Ragam produk dan
kemasan yang dihasilkan, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah
produk hasil kelautan dan perikanan yang pada akhirnya mampu
meningkatkan nilai produk atau keuntungan.
Mengacu pada isu-isu yang terjadi, peranan teknologi pengembangan
produk dan kemasan hasil kelautan dan perikanan, diarahkan untuk: a)
Meningkatkan nilai ekonomi produk olahan, hal ini terutama ditujukan untuk
bahan yang kurang memiliki nilai ekonomi ataupun buangan hasil kelautan
dan perikanan yang belum termanfaatkan (zero waste concept); b)
Menumbuhkan inovasi teknologi yang lebih modern, yang meliputi rekayasa
proses produksi dan peralatan; dan c) Meningkatkan apresiasi terhadap

17
produk-produk tradisional, melalui perbaikan sanitasi higienis dan tampilan
(kemasan).
Diversifikasi produk dan kemasan hasil kelautan dan perikanan di
Indonesia khususnya pada unit pengolahan ikan skala UMKM memang
belum pada taraf yang menggembirakan, namun upaya-upaya untuk
mendorong ke arah yang lebih baik dengan jenis dan variasi produk dan
kemasan yang lebih beragam terus dilakukan.

1.2 Area Proyek Perubahan


Hasil perumusan yang dilakukan dengan analisa APKL tidak terlepas
dari kondisi sebenarnya yang terjadi saat sekarang pada kemasan produk
UMKM. Permasalahan pokok terkait dengan peningkatan nilai tambah produk
olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan belum dilakukan oleh
Subdirektorat Diversifikasi. Jika dijabarkan, kondisi riil permasalahan yang
terjadi pada tugas dan fungsi Subdirektorat Diversifikasiantara lain:
1. Pelaksanaan bimbingan teknis terkait diversifikasi produk dan kemasan
belum berjalan dengan baik, sehubungan masih terdapat UPI yang
memiliki produk dan kemasan tradisional;
2. Pengadaan sarana dan prasarana berupa peralatan pengolahan dan
rumah kemasan dalam rangka diversifikasi produk dan kemasan belum
optimal, sehubungan masih banyak sarana dan prasarana yang diterima
tidak sesuai dengan kebutuhan;
3. Pemanfaatan sarana dan prasarana berupa peralatan pengolahan dan
rumah kemasan dalam rangka diversifikasi produk dan kemasan belum
optimal, sehubungan masih banyak sarana dan prasarana yang belum
dimanfaatkan.
Implementasi sebuah proyek perubahan tentunya akan mengalami
beberapa kendala yang berhubungan dengan peningkatan nilai tambah
produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan sebagai obyek
proyek perubahan. Diperlukan sebuah identifikasi masalah sehingga kendala-

18
kendala yang ada dapat diselesaikan tanpa menghambat jalannya
perubahan. Analisa FFA (Force Field Analysis) digunakan untuk melihat
potensi dan kendala yang akan muncul.
Dari analisis ini akan diperoleh gambaran lengkap dan menyeluruh
berbagai kekuatan yang ada dalam isu utama suatu kebijakan dan
memperkirakan sumber dan tingkat kekuatan-kekuatan tersebut. Target yang
ingin dicapai adalah meningkatkan kekuatan faktor pendorong yang lemah
dan menurunkan kekuatan faktor penghambat yang kuat. Pada proyek
perubahan peningkatan nilai tambah produk olahan hasil perikanan melalui
perbaikan kemasan di Subdirektorat Diversifikasi, teridentifikasi beberapa
faktor pendorong dan penghambat seperti Gambar 1 berikut ini:

Kekuatan pendorong Kekuatan penghambat


perubahan perubahan

Komitmen pimpinan Perlu waktu untuk


untuk mempercepat mengubah wawasan
proses revisi anggaran Peningkatan UMKM tentang kemasan
berdaya saing
nilai tambah
produk
olahan hasil
Komitmen yang kuat dari Adanya penolakan dari
Tim Perubahan perikanan pengolah UMKM
melalui
perbaikan
kemasan
Tuntutan konsumen
untuk mendapatkan Perlu anggaran/biaya
kemasan produk yang untuk perbaikan kemasan
berdaya saing

Gambar 1. Identifikasi Kekuatan Pendorong dan Penghambat Proyek


Perubahan

19
Teridentifikasi setidaknya terdapat 3 (tiga) faktor pendorong
perubahan dan 3 (tiga) faktor penghambat perubahan. Diagnosis penguatan
faktor pendorong dan penurunan faktor penghambat dilakukan dengan
beberapa cara yakni melalui intervensi, strategi serta kegiatan yang dipilih
seperti Tabel 1 dan 2 di bawah ini.

Tabel 1. Diagnosis Kekuatan Pendorong Perubahan

FAKTOR
INTERVENSI STRATEGI KEGIATAN
DORONGAN

Komitmen pimpinan Koordinasi secara Monitoring Mengusulkan revisi


untuk mempercepat kontinu dengan proses revisi anggaran
proses revisi anggaran bagian perencanaan anggaran
program dan
Sesditjen PDS
Komitmen yang kuat Tingkatkan Monitoring Melakukan
dari Tim Perubahan koordinasi dan kegiatan tim pertemuan secara
kerjasama antar tim kontinu
perubahan
Tuntutan konsumen Mendorong produsen Memperbaiki - Membuat
untuk mendapatkan melakukan perbaikan kemasan design grafis
kemasan produk yang kemasan produk produk kemasan
berdaya saing - Pengadaan
bahan kemasan

Tabel 2. Diagnosis Kekuatan Penghambat Perubahan

FAKTOR
INTERVENSI STRATEGI KEGIATAN
PENGHAMBAT

Perlu waktu untuk Sosialisasi terkait Pendekatan Pertemuan dalam


mengubah wawasan kemasan produk intensif terkait rangka perubahan
UMKM tentang perubahan wawasan
kemasan produk yang wawasan
berdaya saing
Adanya penolakan Sosialisasi terkait Melakukan Pertemuan dalam
dari pengolah UMKM kemasan produk bimbingan kepada rangka manfaat
pengolah penggunaan
kemasan
Perlu anggaran/biaya Usulkan revisi Mengajukan revisi Mengusulkan
untuk perbaikan anggaran anggaran revisi anggaran
kemasan

20
Mengacu pada permasalahan-permasalahan tersebut, maka
dipandang perlu untuk membuat proyek perubahan dalam peningkatan nilai
tambah produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan.
Perubahan sekecil apapun yang membawa dampak ke arah yang lebih baik
akan membantu tercapainya reformasi birokrasi. Peningkatan nilai tambah
produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan, merupakan
pekerjaan Subdit Diversifikasi yang sepertinya terlihat kecil. Namun
peningkatan kinerja individu tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja dan
tata kelola organisasi. Adanya proyek perubahan dalam peningkatan nilai
tambah produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan kemasan yang
diusulkan diharapkan dapat mewujudkan beberapa perubahan antara lain :
1. Meningkatkan pendapatan pengolah UMKM;
2. Memperpanjang masa simpan produk;
3. Menambah estetika produk; dan
4. Perluasan pasar.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup proyek perubahan terbagi atas 2 (dua) jangka waktu
yakni jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, ruang
lingkup kegiatan yang menjadi target adalah :
1. Sosialisasi kegiatan terkait perubahan cara pandang pengolah UMKM
terhadap kemasan produk yang bernilai tambah dan berdaya saing;
2. Bantuan kemasan produk bagi pengolah UMKM;
3. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pemanfaatan bantuan kemasan.
Ruang lingkup kegiatan yang diharapkan dapat direalisasikan dalam
jangka panjang adalah tersedianya kemasan produk olahan hasil perikanan
yang bernilai tambah dan berdaya saing oleh pengolah UMKM di seluruh
Indonesia.

21
1.4 Tujuan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk, penyimpanan,
informasi dan promosi produk, serta pelayanan kepada konsumen.
Pengemasan produk perikanan ini sejalan dengan faktor kunci dalam konsep
industrialisasi perikanan yaitu peningkatan nilai tambah (value added),
efesiensi, dan daya saing (bargaining position), dimana ke-tiga faktor tersebut
akan mampu mendorong terciptanya iklim usaha yang positif sebagai upaya
dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan
proyek perubahan yang diusulkan tersegmen atas tujuan jangka pendek dan
jangka panjang.
1. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai meliputi:
a. Merubah cara pandang pengolah UMKM terhadap kemasan produk yang
bernilai tambah dan berdaya saing;
b. Pengadaankemasan produk bagi pengolah UMKM;
c. Meningkatnya nilai tambah produk olahan hasil perikanan melalui
perbaikan kemasan.
2. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang proyek perubahan adalah tersedianya
kemasan produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya
saing oleh pengolah UMKM di seluruh Indonesia.

1.5 Manfaat
Secara umum, manfaat lebih yang didapat melalui proyek perubahan
antara lain:
1. Terciptanya perubahan cara pandang pengolah UMKM terhadap
kemasan produk yang bernilai tambah dan berdaya saing;
2. Tersedianya kemasan produk bagi pengolah UMKM;
3. Tercapainya peningkatan nilai tambah produk olahan hasil perikanan.

22
1.6 Kriteria Keberhasilan
1. Tolok Ukur keberhasilan
Ukuran akhir dari berhasilnya proyek perubahan ini adalah
meningkatnya nilai tambah produk olahan hasil perikanan melalui perbaikan
kemasan. Pengukuran keberhasilan proyek perubahan dilakukan dengan
melihat setiap segmen yang menjadi tolok ukur.
a. Terlaksananya koordinasi secara baik dengan pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pelaksanaan proyek perubahan;
b. Tersedianya anggaran untuk alokasi pembuatan design grafis kemasan
dan pengadaan bahan kemasan produk;
c. Tersedianya data pengolah UMKM yang akan diberikan kemasan;
d. Terciptanya design grafis kemasan;
e. Tersedianya kemasan produk;
f. Terlaksananya program monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh tim dan
pengolah UMKM secara kontinu.

2. Faktor Kunci Keberhasilan


Keberhasilan proyek perubahan akan terjadi bila faktor-faktor kunci
dapat mendukung. Faktor-faktor kunci keberhasilan antara lain:
a. Arahan serta dukungan penuh dari Atasan Langsung (Mentor) dan Coach;
b. Soliditas Tim Efektif, serta kerjasama stakeholder dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang sama, disertai komitmen yang kuat untuk mewujudkan
proyek perubahan;
c. Didukung oleh anggaran yang memadai;
d. Didukung oleh sistem monitoring, evaluasi, dan pelaporan yang baik,
sehingga peningkatan nilai tambah produk olahan hasil perikanan melalui
perbaikan kemasan dapat diketahui dan tercapai.

23
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

2.1 Roadmap/Milestone Proyek Perubahan


Proyek perubahan dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang
diusulkan pada proposal proyek perubahan, dengan tahapan seperti pada
Tabel 3 berikut.Rincian jadwal kegiatan diinfokan ke Coach dan paraf Mentor
pada Lampiran 1.
Tabel 3. Tahapan Pelaksanaan Proyek Perubahan
TARGET WAKTU
NO TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN

1. Persiapan proyek perubahan Minggu I (20-24


- Konsultasi dengan mentor Maret 2017) 20 Maret 2017
- Rapat persiapan pelaksanaan 21-22 Maret 2017
kegiatan proyek perubahan

2. Penyusunan pedoman umum Minggu I (20-24 23 Maret 2017


pemberian bantuan kemasan Maret 2017)

3. Inventarisasi data base pengolah Minggu I-II (20-31


perikanan skala UMKM Maret 2017)
- Koordinasi dengan stakeholder 21-31 Maret 2017
internal dan eksternal

4. Proses revisi anggaran Minggu I-II (20-31


- Koordinasi dengan Koordinator Maret 2017) 24-29 Maret 2017
Program dan Bagian Program
- Konsultasi dengan mentor 27 Maret 2017

5. Sosialisasi dan identifikasi lapang Minggu II(27-31


ke lokasi dan pengolah UMKM Maret 2017)
- Sosialisasi peningkatan nilai 30 Maret 2017
tambah produk olahan melalui
perbaikan kemasan
- Identifikasi lapang ke lokasi dan 31 Maret 2017
pengolah UMKM

24
6. Pemilihan dan penetapan calon Minggu III (3-7
penerima kemasan produk April 2017)
- Koordinasi dengan tim teknis 4-5 April 2017
dan tim monev
- Konsultasi dengan mentor 5 April 2017

7. Pembuatan design grafis Minggu III-VI (3-28


kemasan dan pengadaan bahan April 2017)
kemasan produk
- Pembuatan design grafis: 6-20 April
koordinasi dengan pengolah
UKM, Dinas Pangan dan
Perikanan Kab. Bandung, Tim
Proyek Perubahan, konsultan
design kemasan
- Konsultasi dengan mentor 20 April 2017
- Pengadaan bahan kemasan 20-17 April 2017

8. Penyerahan bantuan kemasan Minggu VI (25-28 28 April 2017


kepada pengolah UMKM April 2017)

9. Monitoring, evaluasi, dan Minggu VI-VIII(25 28 April-12 Mei


pelaporan pemanfaatan bantuan April-12 Mei 2017) 2017
kemasan produk

10. Penyusunan laporan hasil proyek Minggu VI-VIII(25 25 April-12 Mei


perubahan April-12 Mei 2017) 2017

2.2 Stakeholder Proyek Perubahan


Stakeholder proyek perubahan adalah setiap orang, organisasi atau
komunitas yang dipengaruhi atau mempengaruhi proyek perubahan.
1. Jenis Stakeholder yang terlibat dalam proyek perubahan ini antara
lain:
Stakeholder yang terlibat dalam proyek perbahan ini terdiri atas
Stakehoder Primer, Sekunder dan Kunci. Stakeholder Primer adalah orang
atau kelompok yang secara langsung dipengaruhi atau mendapatkan
keuntungan ataupun efek negatif akibat adanya proyek perubahan.
Stakehoder Sekunder adalah orang atau kelompok yang berperan dalam
pengambilan keputusan, namun tidak terpengaruh secara langsung oleh
adanya proyek perubahan ini. Sedangkan Stakeholder Kunci adalah orang

25
atau kelompok yang memiliki peran sentral dalam berjalannya proyek
perubahan.
a. Stakeholder Primer
1. Kasubdit Diversifikasi;
2. Kasi Akses Teknologi dan Kasi Produk dan Kemasan;
3. Seluruh staf lingkup Subdit Diversifikasi;
4. Konsultan design grafis kemasan;
5. Pengolah UMKM.
b. Stakeholder Sekunder
1. Direktorat Usaha dan Investasi;
2. Bagian Program Ditjen PDS;
3. BBP2HP;
4. Subdit Industri Mikro dan Kecil;
5. Dinas KP Prov/Kab/Kota;
6. BPOM;
7. Dinas Kesehatan;
8. MUI.
c. Stakeholder Kunci
1. Direktur Pengolahan dan Bina Mutu;
2. Kasubdit Diversifikasi;
3. Pengolah UMKM;
4. Konsultan design grafis kemasan.

2. Deskripsi Tugas Pelaksana Proyek Perubahan


1. Project Sponsor (Mentor) - Direktur Pengolahan dan Bina Mutu
a. Memberikan arahan dan supervisi Project Leader yang
berhubungan dengan proyek perubahan;
b. Membantu Project Leader dalam menyelesaikan permasalahan
yang terjadi pada implementasi proyek perubahan;

26
c. Melakukan koordinasi bersama dengan Coach dalam
membantu Project Leader pada pelaksanaan proyek
perubahan.
2. Project Leader - Kasubdit Diversifikasi
a. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan proyek perubahan;
b. Memimpin operasional proyek perubahan;
c. Memberi arahan tentang tujuan yang diharapkan dari
keseluruhan proyek perubahan;
d. Mengatur alokasi waktu dan personil yang akan membantu
melaksanakan proyek perubahan.
3. Coach - Widyaiswara
a. Memberikan saran dan masukan kepada Project Leader
tentang proyek perubahan yang dilaksanakan;
b. Melakukan monitoring kegiatan Project Leader pada tahapan
implementasi proyek perubahan yang diusulkan;
c. Melakukan koordinasi dengan Project Sponsor (Mentor) dalam
membantu Project Leader melakukan proyek perubahan.
4. Co-Project Leader - Kasi Akses Teknologi dan Kasi Produk dan
Kemasan
a. Membantu Project Leader dalam mengkoordinir pelaksanaan
proyek perubahan di Subdit Diversifikasi;
b. Membantu mengarahkan working team untuk menjalankan
proyek perubahan.
5. Working Team - seluruh staf lingkup Subdirektorat Diversifikasi, Es
2 terkait lingkup Ditjen PDS, instansi terkait, konsultan design grafis
kemasan, dan pengolah UMKM
a. Melaksanakan arahan dari Project Leader dan Co-Project
Leader tentang proyek perubahan;

27
b. Melaksanakan dan membantu Project Leader dalam melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan implementasi proyek
perubahan.

Project Sponsor
Direktur PBM

Coach Project Leader


Widyaiswara Kasubdit
BDA Diversifikasi

Working Team Working Team


Co Project Co Project
leader leader - Bag Program - Dinas KP
Kasi Akses Kasi Produk dan PDS Prov/Kab/Kota
Teknologi Kemasan - Subdit IKM - BPOM
- Dit. Usaha dan - Dinas
Investasi Kesehatan
- Balai Besar - MUI
Working Team Working Team Hasil Pengujian - Konsultan
Gambar 1. Struktur Organisasi Proyek Perubahan Perikanan design kemasan
Staf Staf (BBP2HP) - Pengolah
UMKM

Gambar 2. Struktur Organisasi Proyek Perubahan

Untuk mendapatkan dukungan penuh dari semua stakeholder yang


terkait dalam proyek perubahan, maka perlu strategi untuk dapat
mempengaruhinya. Pengelompokan Stakeholder berdasarkan kekuatan dan
ketertarikan pada proyek perubahan sebagaimana diagram pada Gambar 3.

28
INFLUENCE

LATENS
H PROMOTER
I 1. Es 2 lingkup
G DJPDS 1. Direktur PBM
2. Kasubdit
H 2. Instansi terkait Diversifikasi I
N
T
E
R
E
DEFENDERS S
L T
O APATHETICS
W 1. Co Project
2. Working Team

LOW HIGH

Gambar 3. Kuadran Kekuatan dan Ketertarikan Stakeholder

3. Analisa Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder yang Terlibat


Strategi mempengaruhi Stakeholder adalah sebagai berikut :
1. Stakeholder dengan kriteria Promoters (high power/high interest) akan
dilakukan koordinasi secara intensif guna memantapkan substansi proyek
perubahan agar semua unsur yang mendukung terlaksananya proyek
perubahan dapat dipenuhi secara tepat waktu dan tepat sasaran untuk
memperoleh hasil yang maksimal, sehingga proyek perubahan dapat
diimplementasikan;
2. Stakeholder dengan kriteria Latens (high power/low interest) perlu
dilakukan pendekatan dan berkoordinasi dengan baik serta diinformasikan

29
pentingnya pelaksanaan dari proyek perubahan, sehingga dapat
mendukung pelaksanaan proyek perubahan tersebut untuk dapat
kemudian dimanfaatkan sebagaimana mestinya;
3. Stakeholder dengan kriteria Difenders (low power/high interest)
merupakan stakeholder yang melaksanakan implementasi proyek
perubahan, oleh karena itu akan diberi pengertian tentang maksud dan
tujuan dari proyek perubahan untuk kepentingan bersama sehingga dapat
mendukung terlaksananya proyek ini;
4. Berdasarkan hasil pemetaan stakeholder sesuai kepentingannya, maka
pada diagram diatas tidak terlihat stakeholder dengan kriteria Apathetics
(low power/low interest).

2.3 Strategi Komunikasi


Komunikasi didefinisikan sebagai upaya menyampaikan pesan,
pendapatan, perasaan, memberikan berita atau informasi kepada orang atau
pihak lain. Komunikasi adalah kunci keberhasilan berinteraksi dalam
kehidupan dunia kerja. Bila komunikasi berjalan efektif maka arus informasi
dalam dinamika kerja akan berjalan lancar sehingga dapat mempercepat
proses penyelesaian suatu pekerjaan.
Strategi komunikasi merupakan perpaduan dari perencanaan
komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan.
Secara umum Stakeholder baik primer maupun sekunder akan berpengaruh
langsung dan tidak langsung dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan
proyek perubahan. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Project Leader
antara lain :
1. Strategi Komunikasi dengan Mentor/atasan langsung
Peran Mentor/atasan langsung dalam pelaksanaan proyek perubahan
sangat besar. Mentor berperan dalam memberikan arahan/supervisi, serta
membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama implementasi
proyek perubahan. Bentuk komunikasi yang dilakukan adalah melalui

30
konsultasi dengan Mentor. Konsultasi kepada Mentor dilakukan sebanyak 6
(enam) kali, yaitu untuk membahas mengenai:
a. Persiapan pelaksanaan proyek perubahan;
b. Penyusunan pedoman umum penerima bantuan kemasan;
c. Pelaksanaan sosialisasi bantuan kemasan;
d. Pemilihan dan penetapan calon penerima bantuan kemasan;
e. Draft label dan kemasan produk;
f. Pelaksanaan pemberian bantuan kemasan.

Gambar 4. Konsultasi dengan Mentor

2. Strategi Komunikasi dengan Coach/Widyaiswara


Komunikasi dengan Coach/Widyaiswara selama Laboratorium
Kepemimpinan tetap dilakukan untuk melaporkan kemajuan pelaksanaan
proyek perubahan. Project Leader melakukan pelaporan kepada Coach
seminggu sekali setiap hari Jum’at. Untuk lebih mengetahui pelaksanaan
proyek perubahan, maka Project Leader mengundang Coach untuk
melakukan kunjungan pada saat dilakukan pemberian bantuan kemasan
kepada pengolah pindang bandeng dan baso ikan goreng di Kabupaten
Bandung, Jawa Barat. Selain memberikan laporan secara berkala kepada
Coach, komunikasi juga dilakukan melalui telepon maupun sosial media

31
apabila Coach memberikan saran/masukan maupun melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaa proyek perubahan.

3. Strategi Komunikasi dengan Co-Project Leader


Dalam membantu Project Leader mengkoordinir dan mengarahkan
pelaksanaan proyek perubahan, komunikasi dengan Co-Project Leader lebih
banyak dilakukan secara informal untuk membahas perkembangan
pelaksanaan proyek perubahan.

Gambar 5. Diskusi dengan Co-Project Leader

4. Strategi Komunikasi dengan Working Team


Keberhasilan proyek perubahan tidak terlepas dari peran dan bantuan
dari tim pendukung (Working Team), baik Tim Teknis maupun Tim Monev,
sebagaimana telah ditetapkan secara formal dengan penerbitan Surat
Keputusan Atasan Langsung/Mentor. Bentuk komunikasi yang dilakukan
adalah melalui pertemuan-pertemuan baik secara formal maupun non formal.
Pendekatan lainnya adalah dengan bentuk memberikan pemahaman akan
pentingnya proyek perubahan yang akan dilaksanakan sehingga tim
pendukung merasa bahwa proyek perubahan tersebut merupakan bagian
dari diri mereka sendiri sehingga merasa memiliki.

32
Gambar 6. Diskusi dengan Working Team

5. Strategi komunikasi dengan para pengolah UMKM dan konsultan


design kemasan
Pengolah dan konsultan design kemasan merupakan Stakeholder
Primer yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan proyek
perubahan. Respon pengolah UMKM dalam menerima perubahan yang
bervariasi diantisipasi dengan cara melakukan komunikasi secara intensif
melalui pemahaman pada saat pelaksanaan sosialisasi dan identifikasi
pemberian kemasan. Selain itu juga dilakukan pendampingan pada saat
design kemasan oleh konsultan, dan pengolah UMKM.

Gambar 7. Diskusi dengan Pengolah dan Konsultan Design Kemasan

33
6. Strategi Komunikasi dengan Stakeholder lainnya
Komunikasi dengan pihak lain merupakan komunikasi dengan pihak di
luar tim pendukung dan stakeholder primer, komunikasi dengan pihak lain
berupa:
a. Komunikasi informal dengan Koordinator Proyek, Bagian Program, dan
Sesditjen PDS dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana proses
revisi kegiatan telah berjalan.
b. Komunikasi informal dengan Direktorat Usaha dan Investasi, Bagian
Program, Subdit IKM, dan BBP2HP dilakukan untuk inventarisasi data
pengolah UMKM.
c. Komunikasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat
dan Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung dilakukan untuk
mendukung data pengolah UMKM yang nantinya dicalonkan sebagai
penerima bantuan kemasan.
d. Komunikasi dengan BPOM, MUI, dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung dilakukan untuk mendukung sertifikasi produk pengolah UMKM.

34
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

3.1 Capaian Proyek Perubahan


Untuk Mengukur capaian proyek perubahan diukur dari konsentrasi
prosespelaksanaan tahapan dalam roadmap/millestone proyek perubahan,
dengan kriteria waktu. Melalui proyek perubahan yang telah dilakukan telah
dicapai hasil-hasil sebagai berikut :
1. Persiapan proyek perubahan
a. Konsultasi dengan mentor
Tahapan awal kegiatan proyek perubahan dimulai melalui konsultasi
dengan mentor terkait dengan usulan jadwal pelaksanaan kegiatan
proyek perubahan Minggu I, dan usulan tugas Tim proyek perubahan.
Melalui jadwal pelaksanaan dan surat perintah tugas tim, diharapkan
pelaksanaan proyek perubahan dapat berjalan dengan baik dan
sesuai out put yang ditentukan.

Gambar 8. Konsultasi dengan Mentor: Jadwal Proper Minggu I

Jadwal pelaksanaan kegiatan proyek perubahan Minggu I yang telah


disetujui oleh mentor dan dilaporkan ke coach dapat dilihat pada
Lampiran 1.A.1.

35
Tugas tim proyek perubahan, telah dibentuk melalui Surat Perintah
Direktur Pengolahan dan Bina Mutu Nomor: 08/PDSPKP.3/TU.420/III/
2017 tanggal 20 Maret 2017 tentang Pembentukan Tim Efektif (Team
Work) Proyek Perubahan Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan
Hasil Perikanan Melalui Perbaikan Kemasan (Lampiran 1.A.2).
b. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan proyek perubahan
Menindaklanjuti memorandum No. 70/PDSPKP.3/TU.210/II/2017
tanggal 20 Maret 2017 perihal undangan rapat persiapan pelaksanaan
kegiatan proyek perubahan (Lampiran 1.B.1), telah dilaksanakan
pertemuan persiapan kegiatan pada tanggal 21-22 Maret 2017 yang
dipimpin oleh Kasubdit Diversifikasi selaku Project Leader dan dihadiri
seluruh tim proyek perubahan (daftar hadir pada Lampiran 1.B.2).

Gambar 9. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Perubahan

Hasil rapat (Lampiran 1.B.3) disepakati antara lain:


- Menyusun uraian tugas masing-masing tim, dapat dilihat pada
Lampiran 1.B.4.
- Menyusun usulan revisi kegiatan pada RAKL Subdit Diversifikasi
Tahun 2017 (Lampiran 1.B.5) sebagaimana Tabel 4 di bawah ini

36
Tabel 4. Usulan Revisi Kegiatan Proyek Perubahan
JUMLAH TOTAL
KODE URAIAN SATUAN
(Rp.) (Rp.)

522191 SEMULA :
Belanja Jasa Lainnya
- Pembuatan Bahan 2 Pkt 40.000.000 80.000.000
Publikasi SNI produk
perikanan
522191
MENJADI :
Belanja Jasa Lainnya
- Pembuatan Bahan 1 Pkt 40.000.000 40.000.000
Publikasi SNI produk
perikanan
- Sosialisasi peningkatan 1 Pkt 25.000.000 25.000.000
nilai tambah melalui
perbaikan kemasan
- Pembuatan bahan 1 Pkt 15.000.000 15.000.000
kemasan produk

2. Penyusunan Pedoman Umum Pemberian Bantuan Kemasan


Menindaklanjuti undangan rapat (Lampiran 2.1) tentang penyusunan
pedoman umum pemberian bantuan kemasan, telah dilakukan pada
tanggal 23 Maret 2017 yang dipimpin oleh Direktur Pengolahan dan Bina
Mutu selaku Coach dan dihadiri seluruh tim proyek perubahan (daftar
hadir Lampiran 2.2).

Gambar 10. Penyusunan Pedoman Umum Pemberian Bantuan Kemasan

Hasil rapat (Lampiran 2.3) didapatkan antara lain:


- Secara umum pemberian bantuan kemasan bertujuan untuk

37
meningkatkan nilai tambah produk olahan hasil perikanan dalam
rangka peningkatan daya saing produk dan kesejahteraan
masyarakat. Sedangkan tujuan khusus pemberian bantuan kemasan
antara lain:
a. Memotivasi UPI skala UMKM terhadap cara pandang pentingnya
kemasan dalam peningkatan nilai tambah produk.
b. Mendorong UPI skala UMKM dalam pengembangan usaha dengan
produknya yang berkualitas dan bermutu tinggi, serta upaya
peningkatan daya saing produk.
c. Memberikan penghargaan kepada UPI skala UMKM atas usaha
pengembangan produk bernilai tambah yang telah dilakukannya.
- Sasaran kegiatan pemberian bantuan kemasan adalah:
a. Terpilihnya UPI skala UMKM produk perikanan sebagai penerima
bantuan kemasan.
b. Tercapainya produk olahan hasil perikanan bernilai tambah dengan
peningkatan daya saing produk.
Pedoman umum pemberian bantuan kemasan sebagaimana pada
Lampiran 2.4.

3. Inventarisasi data base pengolah perikanan skala UMKM


Tersusunnya data base pengolah perikanan skala UMKM didapatkan dari
hasil koordinasi dengan stakeholder internal (Subdit Industri Mikro dan
Kecil) dan stakeholder eksternal (Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi/Kabupaten/Kota, Direktorat Usaha dan Investasi, Bagian
Program Ditjen PDSPKP, dan BBP2HP) dapat dilihat pada Lampiran 3.1.
Data base ini akan digunakan sebagai usulan pengolah UKM penerima
bantuan kemasan.

38
Gambar 11. Penyusunan Data Base Pengolah Perikanan Skala UMKM

4. Proses revisi anggaran


a. Koordinasi dengan Koordinator Program Dit. PBM, Bagian Program
Ditjen PDSPKP
Sehubungan alokasi anggaran pelaksanaan proyek perubahan tidak
tersedia, maka diperlukan revisi anggaran untuk mendukung kegiatan
tersebut. Dalam proses revisi anggaran, diperlukan koordinasi dengan
stakeholder internail antara lain Koordinator Program Dit. PBM, Bagian
Program Ditjen PDSPKP untuk memonitor sejauh mana proses revisi
telah berjalan. Meski hanya revisi secara internal. Namun
penghitungan ulang akibat anggaran untuk menunjang proyek
perubahan tersebut tetap harus dilakukan. Hasil revisi anggaran
sebagaimana Lampiran 4.A.1.

39
b. Konsultasi dengan Mentor
Selanjutnya, pada tanggal 27 Maret 2017 telah dilakukan konsultasi
dengan mentor terkait dengan usulan jadwal pelaksanaan kegiatan
proyek perubahan Minggu II (Lampiran 4.B.1) dan hasil revisi
anggaran kegiatan proyek perubahan.

Gambar 12. Konsultasi dengan Mentor: Jadwal Proper Minggu II

5. Sosialisasi dan identifikasi lapang ke lokasi dan pengolah perikanan skala


UMKM
a. Sosialisasi peningkatan nilai tambah produk olahan hasil perikanan
melalui perbaikan kemasan
Berdasarkan surat undangan kegiatan sosialisasi (Lampiran 5.A.1)
telah diselenggarakan kegiatan sosialisasi di Kantor Dinas Pangan
dan Perikanan Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada tanggal 30
Maret 2017 dan dibuka oleh Sekretaris Dinas Pangan dan Perikanan
Kabupaten Bandung dan dihadiri sebanyak 20 orang peserta (daftar
hadir Lampiran 5.A.2). Tujuan sosialisasi antara lain memotivasi
pengolah perikanan skala UMKM terhadap cara pandang pentingnya
kemasan dalam peningkatan nilai tambah produk; dan mendorong
para pengolah perikanan skala UMKM dalam pengembangan usaha
dengan produk yang berkualitas dan bermutu tinggi, serta upaya

40
peningkatan daya saing produk. Hasil sosialisasi sebagaimana pada
Lampiran 5.A.3.

Gambar 13. Sosialisasi Peningkatan Nilai Tambah Produk Melalui


Perbaikan Kemasan

b. Identifikasi lapang ke lokasi dan pengolah UMKM


Dalam rangka kegiatan pemberian bantuan kemasan, selain kegiatan
sosialisasi kepada pengolah perikanan skala UMKM dilanjutkan juga
kegiatan identifikasi ke lokasi dan pengolah UMKM yang nantinya
akan diusulkan sebagai penerima bantuan kemasan. Kunjungan
dilakukan ke UMKM Wargi Saluyu pengolah pindang bandeng dan
UMKM Arva Snack pengolah baso ikan goreng/basreng. Hasil
identifikasi sebagaimana Lampiran 5.B.1.

Gambar 14. Identifikasi lapang ke lokasi dan pengolah UMKM

41
6. Pemilihan dan penetapan calon penerima bantuan kemasan
a. Koordinasi dengan tim teknis dan tim monev
Koordinasi dengan tim teknis dan tim monev dilakukan untuk
mengusulkan calon penerima bantuan kemasan yaitu pengolah
pindang bandeng UKM Wargi Saluyu dan pengolah basreng UKM
Mitra Sejahtera (Lampiran 6.A.1).

Gambar 15. Koordinasi dengan Tim Teknis dan Tim Monev

b. Konsultasi dengan mentor


Selanjutnya, pada tanggal 4 April 2017 telah dilakukan konsultasi
dengan mentor terkait dengan usulan jadwal pelaksanaan kegiatan
proyek perubahan Minggu III s.d V (Lampiran 6.B.1) dan usulan calon
penerima bantuan kemasan.

Gambar 16. Konsultasi dengan Mentor: Jadwal Proper Minggu III-V

42
7. Pembuatan design grafis kemasan dan pengadaan bahan kemasan
produk
a. Pembuatan design grafis: koordinasi dengan pengolah UKM, Dinas
Pangan dan Perikanan Kab. Bandung, Tim Proyek Perubahan,
konsultan design kemasan, dengan tujuan untuk mendapatkan usulan
label kemasan yang disepakati (Lampiran 7.A.1).

Gambar 17. Usulan Label Kemasan Pindang Bandeng dan Basreng

b. Konsultasi dengan mentor


Selanjutnya, pada tanggal 25 April 2017 telah dilakukan konsultasi
dengan mentor terkait dengan usulan jadwal pelaksanaan kegiatan
proyek perubahan Minggu VI s.d VIII (Lampiran 7.B.1) dan usulan
label kemasan.

Gambar 18. Konsultasi dengan Mentor: Jadwal Proper Minggu VI s.d


VIII

43
c. Pengadaan bahan kemasan
Setelah usulan label kemasan disetujui semua pihak yang
berkepentingan, maka selanjutnya dilakukan pengadaan bahan
kemasan (7.C.1).

Gambar 19. Kemasan Pindang Bandeng dan Basreng

Spesifikasi bahan kemasan


A. Pindang Bandeng
- Bahan kertas duplek 350 gram
- Bentuk kemasan dus/box
- Finishing dalam laminasi glossy
- Finishing luar uv varnish
- Ukuran kemasan 10x30x5 cm
- Jumlah diberikan 1.000 pcs
- Harga Rp 4.000,- per pcs

44
B. Basreng
- Bahan kertas alumunium paper
- Bentuk kemasan standing pouch
- Finishing kemasan laminasi glossy
- Ukuran kemasan 16x24 cm
- Jumlah diberikan 2.000 pcs
- Harga Rp 2.800,- per pcs

8. Penyerahan bantuan kemasan kepada pengolah UMKM


Menindaklanjuti undangan serah terima bantuan kemasan (Lampiran 8.1),
telah dilakukan pemberian kemasan produk kepada 2 pengolah UMKM di
Kabupaten Bandung pada tanggal 28 April 2017 oleh Direktur Pengolahan
dan Bina Mutu (selaku Mentor), disaksikan oleh Sekretaris Dinas Pangan
dan Perikanan Kabupaten Bandung, Kabid Pengolahan Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Kabid Perikanan Dinas Pangan dan
Perikanan Kabupaten Bandung, dan Bpk. Edy Sutanto, A.Pi, M.Pd (selaku
Coach) dan dihadiri sekitar 20 orang undangan (daftar hadir Lampiran
8.2) serta dilengkapi dengan Notulen Rapat (Lampiran 8.3) dan Berita
Acara Serah Terima (Lampiran 8.4).

Gambar 20. Penyerahan Bantuan Kemasan

45
Tujuan pemberian kemasan kepada 2 pengolah skala UMKM di
Kabupaten Bandung yaitu sebagai pilot proyek dimana diharapkan
pengolah UMKM seluruh Provinsi Jawa Barat, dan utamanya seluruh
pengolah Kabupaten Bandung memiliki kemasan produk olahan hasil
perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing.

9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Pemanfaatan Bantuan Kemasan


Kegiatan monitoring dilakukan sejak diterima bantuan kemasan (28 April
2017) sampai dengan 12 Mei 2017, melalui kuesioner yang telah dibuat
Tim Monev. Hasil monitoring dan evaluasi (Lampiran 9.1) seperti pada
table 5 dan 6 di bawah ini:

Tabel 5. Hasil Penjualan Sebelum Diberikan Kemasan


PRODUKSI BIAYA KEUNTUNGAN
PRODUK PEMASARAN
Per Hari PRODUKSI Per Hari
Pindang - Jual di rumah - 10 badeng @ 10 Rp Rp 3.000.000 –
Bandeng - Kemasan: kg = 100 kg 2.300.000,- Rp 2.300.000 =
kertas nasi/ - 1 kg @ 3 ekor Rp 700.000,-
kertas coklat - 100 kg = 300 (bahan baku
ekor ikan Rp
- 1 ekor dijual Rp 1.500.000,-/
10.000,- 100 kg + lain2
- Total penjualan Rp 800.000,-)
300 ekor x Rp
10.000,- =
Rp 3.000.000,-

Basreng - Jual di outlet/ - Kemasan 2 kg = Rp 500.000,- Rp 1.100.000 –


rumah 10 kg x Rp Rp 500.000 =
- Kemasan: 30.000,-/kg = Rp (bahan baku Rp 600.000,-
plastik 1kg, 2 300.000,- ikan Rp
kg, dan 200 - Kemasan 1 kg = 300.000,-/20
gram 10 kgx Rp kg + lain2 Rp
30.000,-/kg = Rp 200.000,-)
300.000,-
- Kemasan 200
gram = 10 kg =
50 bungkus
plastik x Rp
10.000,-/kg = Rp
500.000,-
- Total penjualan
Rp 1.100.000,-

46
Tabel 6. Hasil Penjualan Setelah Diberikan Kemasan
BIAYA
PRODUK PEMASARAN PRODUKSI KEUNTUNGAN
PRODUKSI
Pindang - Jual di pasar - 6 badeng @ 10 Rp Rp 2.700.000 –
Bandeng dadakan/ kg = 60 kg 2.100.000,- Rp 2.100.000 =
pasaran (hari - 1 kg @ 3 ekor Rp 600.000,-
Sabtu dan - 60 kg = 180 ekor (bahan baku per2 hari
Minggu) - 1 ekor dijual dg ikan Rp
- Kemasan: dus Rp 15.000,- 900.000,-/60 Rp 300.000
dus - Total penjualan kg + lain2 Rp per Hari
180 ekor x Rp 480.000,-+dus
15.000,- = Rp 720.000)
Rp 2.700.000,-

Basreng - Jual di toko - Kemasan 125 Rp 414.000,- Rp 1.200.000 -


oleh-oleh gram = 10 kg = Rp 414.000 =
- Kemasan: 80 bungkus x Rp (bahan baku Rp 786.000,-
alumunium 15.000,-/bungkus ikan Rp per Hari
paper 125 = Rp 1.200.000,- 90.000,-/10 kg
gram + lain2 Rp
- Varian: rasa 100.000,-+dus
pedas level Rp 224.000,-)
3,5,7,10 dan
rasa original,
daun jeruk,
dan kencur

Berdasarkan hasil penjualan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:


- Peningkatan nilai tambah produk pindang bandeng dengan perbaikan
kemasan (semula tidak dikemas menjadi kemasan dus), terdapat
keuntungan sebesar Rp 300.000 per hari (43 %)
- Peningkatan nilai tambah produk basreng dengan perbaikan kemasan
(semula 200 gram dengan plastik menjadi 125 gram dengan standing
pouchalumunium paper), terdapat keuntungan sebesar Rp 786.000
per hari (131 %)

47
KEMASAN PINDANG BANDENG
SEMULA

MENJADI

Gambar 21. Before-After Kemasan Pindang Bandeng

KEMASAN BASRENG
SEMULA MENJADI

Gambar 22. Before-After Kemasan Basreng

48
10. Penyusunan laporan hasil proyek perubahan
Dalam rangka akhir proyek perubahan, maka telah disusun laporan hasil
proyek perubahan sesuai dengan milstone (10.1) yaitu melalui beberapa
tahapan:
a. Menyusun draft pelaporan pelaksanaan proyek perubahan;
b. Konsultasi dengan Mentor dan Coach;
c. Memperbaiki draft laporan pelaksanaan proyek perubahan;
d. Menyusun bahan tayang seminar Lab Kepemimpinan.

3.2 Kendala Internal dan Eksternal


Potensi kendala dalam pelaksanaan dan implementasi proyek
perubahan memungkinkan dapat terjadi, yang akan menghambat tujuan
proyek perubahan. Kendalayang dihadapi dapat dikategorikan sebagai
kendala internal dan internal.Beberapa kendala internal antara lain sebagai
berikut:
1. Alokasi anggaran untuk proyek perubahan Peningkatan Nilai Tambah
Produk Olahan Hasil Perikanan Melalui Perbaikan Kemasan tidak tersedia
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Dit. Pengolahan dan Bina Mutu
tepatnya RAKL Subdirektorat Diversifikasi TA. 2017, sehingga harus
dilakukan revisi. Meski hanya revisi secara internal, namun penghitungan
ulang akibat alokasi anggaran untuk menunjang proyek perubahan
tersebut tetap harus dilakukan.
2. Adanya kendala teknis yang mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak
sesuai dengan jadwal kegiatan, misalnya kegiatan koordinasi dengan tim
proyek perubahan harus ditunda karena sedang melaksanakan rapat atau
dinas luar kota dalam rangka pelaksanaan tugas masing- masing.
3. Komitmen seluruh tim dalam monitoring, evaluasi, dan pelaporan tidak
berjalan dengan baik.
Selain kendala-kendala yang disebabkan oleh faktor internal, beberapa
faktor yang disebabkan oleh kendala eksternal juga berpengaruh terhadap

49
kelancaran implementasi proyek. Faktor eksternal terkadang lebih sulit untuk
disiasati, karena ketergantungan kepada pihak luar akan cukup besar.
Beberapa faktor eksternal yang akan menjadi kendala dalam implementasi
proyek diantaranya:
1. Ketersediaan waktu pembuatan design grafis dan pengadaan bahan
kemasan produk yang relatif singkat, memungkinkan tujuan jangka
pendek tidak dapat diselesaikan dengan baik.
2. Kendala koordinasi dengan stakeholder eksternal sehingga pelaksanaan
kegiatan tidak sesuai dengan jadwal kegiatan, misalnya kegiatan
sosialisasi dan observasi lapang, karena ketergantungan kesiapan Dinas
Pangan dan Perikanan Kab. Bandung dan beberapa pengolah UKM.
3. Laporan monitoring dan evaluasi pasca pemberian bantuan kemasan
tidak berjalan dengan baik.

3.3 Strategi Mengatasi Kendala


Kendala-kendala yang dijumpai, baik yang bersifat internal maupun
eksternal perlu segera dicarikan solusi yang tepat agar tujuan proyek
perubahan tidak terganggu. Beberapa strategi yang diterapkan guna
meminimalkan terjadinya kendala antara lain:
1. Koordinasi intensif dengan bagian perencanaan program dan kegiatan
Direktorat PBM dan bagian program DJPDS terkait revisi anggaran;
2. Koordinasi intensif dengan instansi terkait data base pengolahan UMKM,
perijinan, dan label;
3. Pemilihan konsultan design grafis dan pencetakan kemasan produk yang
kompeten;
4. Monitoring dan evaluasi secara berkala tentang kemajuan pekerjaan
dengan seluruh Working Team.

50
BAB IV

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Proyek perubahan dengan judul “Peningkatan Nilai Tambah Produk
Olahan Hasil Perikanan Melalui Perbaikan Kemasan” telah dilaksanakan
sejak tanggal 7 Februari - 16 Mei 2017 di bawah tanggung jawab Kasubdit
Diversifikasi, Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu, Ditjen PDSPKP selaku
Project Leader Diklat Kepemimpinan Tingkat III Angkatan XI Tahun 2017.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan proyek
perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bantuan kemasan produk olahan hasil perikanansebagai pilot proyek di
Kabupaten Bandung, Jawa Barat, telah diberikan kepada Bpk. Abas
selaku pengolah pindang ikan dan Bpk. Nana selaku pengolah baso ikan
goreng/basreng pada tanggal 28 April 2017, setelah dilakukan identifikasi
lokasi, pemilihan dan penetapan calon penerima bantuan kemasan mulai
tanggal 31 Maret - 5 April 2017.
2. Monitoring dan evaluasi telah dilakukan sejak diterima bantuan kemasan
yaitu pada tanggal 28 April 2017, sampai dengan tanggal 12 Mei 2017
secara berkala (harian).
3. Hasil monitoring dan evaluasi didapatkan sebagai berikut:
- Peningkatan nilai tambah produk pindang bandeng dengan perbaikan
kemasan (semula tidak dikemas menjadi kemasan dus), terdapat
keuntungan sebesar Rp 300.000 per hari (43 %)
- Peningkatan nilai tambah produk basreng dengan perbaikan kemasan
(semula 200 gram dengan plastik menjadi 125 gram dengan standing
pouch alumunium paper), terdapat keuntungan sebesar Rp 786.000
per hari (131 %)

51
4. Adanya proyek perubahan dalam peningkatan nilai tambah produk olahan
hasil perikanan melalui perbaikan kemasan, dapat mewujudkan beberapa
perubahan antara lain:
- Meningkatkan pendapatan pengolah UMKM;
- Memperpanjang masa simpan produk;
- Menambah estetika produk; dan
- Perluasan pasar.
5. Pedoman umum pemberian bantuan kemasan telah disusun untuk
dijadikan acuan bagi kementerian/lembaga/pihak swasta dalam
melakukan bantuan kemasan.
6. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek perubahan baik yang
bersumber dari internal maupun eksternal dapat diatasi berkat adanya
persamaan persepsi dan dukungan penuh oleh Mentor, Coach,
WorkingTeam dan seluruh pihak yang terlibat dalam proyek perubahan.

6.2 Rekomendasi
Dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan serta
pemanfaatan hasil pelaksanaan proyek perubahan lebih lanjut, maka
direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melalui pilot proyek bantuan kemasan produk kepada 2 UKM pengolah
perikanan di Kabupaten Bandung, diharapkan pengolah UKM seluruh
Indonesia khususnya di seluruh Kabupaten Bandung memiliki kemasan
produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing.
2. Dalam rangka mendukung kegiatan pemberian bantuan kemasan produk,
maka perlu adanya dukungan SDM, anggaran, sarana dan prasarana
yang memadai.
3. Melalui kemasan berdaya saing, diharapkan Pemerintah baik pusat
maupun daerah serta pihak lain/swasta memfasilitasi pengolah UKM
dalam pemasaran produk untuk pasar lokal maupun ekspor.

52
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2017. Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III: Merancang


Proyek Perubahan. Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia.
2. Anonim. 2017. Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III: Breakthrough
2. Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia.
3. Anonim. 2017. Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III: Implementasi
Proyek Perubahan. Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia.

53
54

Anda mungkin juga menyukai