Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
Denpasar, 29 Agustus 2018

Tim Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era modern ini, perkembangan dalam bidang pembangunan terus


menerus meningkat secara signifikan. Dalam prosesnya, seorang arsitek tentu
memiliki metode tersendiri dalam proses penciptaan desain karya. Seorang
ilmuwan bernama Jones (1978) pernah berkata bahwa proses awal yang penting
dari desain adalah proses analitik yang dimulai dengan observasi objektif dan
induktif yang di dalamnya juga termasuk dan terlibat proses-proses kreatif,
kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya subjektif dan proses deduktif.

Dari hal itulah makalah ‘Metode Pendekatan Perancangan dengan Glass


Box’ ini tercipta. Tugas mata kuliah Metode Pendekatan dan Perancangan
Arsitektur juga turut menjadi pendorong semangat kami dalam menyusun makalah
ini. Harapan kami adalah pembaca dapat lebih berpikir luas dan terbuka tentang
hal-hal yang berkaitan dengan metode pendekatan perancangan arsitektur.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan model Glass Box beserta metode dan
pendekatan perancangannya ?
2) Bagaimana karakteristik model Glass Box beserta metode dan pendekatan
perancangannya ?
3) Bagaimana hubungan dan pengaplikasian model Glass Box beserta
metode dan pendekatannya terhadap proses perancangan suatu desain?
1.3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian model Glass Box beserta metode dan
pendekatan perancangannya.
2) Untuk Mengetahui karakteristik metode Glass Box beserta metode dan
pendekatan perancangannya.
3) Untuk Mengetahui hubungan dan pengaplikasian model Glass Box beserta
metode dan pendekatan perancangannya terhadap proses perancangan
suatu desain.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Metode Pendekatan dan Perancangan Arsitektur

PERANCANGAN Dalam dunia arsitektur perancangan diartikan sebagai sebuah


proses yang dilakukan secara bertahap untuk menghasilkan atau menemukan bentuk tertentu.
(http://febyoktora-archi.blogspot.com/2010/04/perbedaan-antara-perancangan-dan.html)

METODE Pengertian metode Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan
'hodes' yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah
metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
(http://www.academia.edu/5817926/Arsitektur_adalah_seni_dan_ilmu_dalam_merancang_ba
ngunan)

Berikut ini adalah pengertian dan definisi Metode menurut para ahli :

 ROTHWELL & KAZANAS

Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.

 TITUS

Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk
menegaskan bidangkeilmuan.

 MACQUARIE

Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan


dengan rencana tertentu.

 WIRADI

Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun
secara sistematis(urutannya logis).

 DRS. AGUS M. HARDJANA


Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan
dengan mengikutilangkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang
hendak dicapai.

ARSITEKTUR Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam
artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan,
arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain
produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian arsitektur:

 Marcus Pollio Vitruvius (1486)

Kesatuan dari kekuatan/kekokohan (firmitas), keindahan (venustas), dan


kegunaan/fungsi (utilitas)

 Banhart CL. Dan Jess Stein

Arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk didalamnya segi


perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk
bangunan; proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan

 Van Romondt

Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia. Ruang berarti
menunjuk pada semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh manusia atau juga
ruang yang terjadi karena proses alam seperti gua, naungan pohon dan lain-
lain.

 Robert Gutman (1976)


Arsitektur sesungguhnya merupakan kulit ketiga manusia. Arsitektur
merupakan lingkungan buatan yang bukan saja menjembatani antara manusia
dengan lingkungan melainkan sekaligus merupakan wahana ekspresi kultural
untuk menata kehidupan jasmaniah,psikologis dan sosial manusia.

 Claudil (1979)
Arsitektur adalah sesuatu yang bersifat personal, menyenangkan dan
memerlukan pengalaman. Arsitektur adalah hasil persepsi dan penghargaan
manusia terhadap ruang dan bentuk. Ada tiga pengalaman arsitektur: aspek
fisikal, emosional dan kebutuhan intelektual.
(http://architectureinhand.blogspot.com/2013/02/pengertian-arsitektur-
menurut-para-ahli.html)

Jadi menurut Saya METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR adalah cara yang


harus di tempuh secara bertahap atau sesuai proses untuk membuat sebuah karya seni atau ilmu
dalam merancang bangunan.

2.2. Pengertian Model Glass Box

Secara umum, dalam aktivitas kehidupan manusia dikenal tiga kategori cara berpikir,
yaitu cara berpikir logis, berpikir intuitif, dan berpikir prosedural. Beberapa pakar Metodologi
desain, seperti Osborn, Gordon, Matchett dan Broadbent beranggapan bahwa bagian yang
paling penting dalam proses merancang adalah munculnya gagasan-gagasan yang sebagian
besar di antaranya tidak disadari sumbernya oleh desinernya sendiri (Jones, 1979). Pikiran
intuitif berorientasi pada hal-hal yang tidak logis, antara lain perasaan, selera, emosi, insting,
bahkan tahayul. Hal seperti ini dipahami sebagai kreativitas yang sifatnya irasional (tidak
rasional). Sampai batas tertentu hal ini dapat dianalogikan dengan kemampuan binatang
tertentu yang berdasarkan insting menciptakan sesuatu yang bagus, misalnya burung atau lebah
yang menciptakan sarangnya.

Dalam telaah selanjutnya, cara berpikir seperti ini kemudian dipertentangkan dengan
proses pemikiran sistematis, yaitu penelaahan masalah-masalah rasional sebagai dasar untuk
menetapkan keputusan desain. Cara berpikir ini disebut pula sebagai berpikir logis atau
rasional, karena mengacu pada data atau fakta yang rasional dan dianggap sebagai pikiran yang
terarah pada suatu jawaban atau kesimpulan serta penciptaan suatu konsep. Kedua unsur inilah
yang kemudian membedakan dua metode berpikir yang melandasi metodologi desain, yaitu
berpikir intuitif dan berpikir rasional serta perpaduannya. Cara berpikir intuitif dan berpikir
rasional ini diartikan pula sebagai reasoning dan imagining (Lawson, 1990). Berpikir
prosedural merupakan proses menilai kembali keputusan yang telah ditetapkan, dan bilamana
perlu mengambil keputusan baru.
Metodologi desain mengistilahkan tiga cara berpikir tadi sebagai Metode Kotak Kaca
(Glass Boxes), Metode Kotak Hitam (Black Boxes), dan Metode Pengorganisasian dan (Self-
Organizing System).Ketiga metode ini digunakan untuk melakukan telaah teoritis dalam
mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan serta gagasan-gagasan menuju keputusan akhir
suatu desain.

Metode kotak kaca (glass box method) adalah metode berpikir rasional yang secara
obyektif dan sistematis menelaah sesuatu hal secara logis dan terbebas dari pikiran dan
pertimbangan yang fidak rasional (irasional), misalnya sentimen dan selera. Metode ini selalu
berusaha untuk menemukan fakta-fakta dan sebab atau alasan faktual yang melandasi ter
adinya suatu hal atau kejadian dan kemudian berusaha menemukan alternatif solusi atas
masalah-masalah yang timbul. Metode berpikir seperti ini lazim pula disebut sebagai
reasoning.

Model ini berkeyakinan bahwa proses desain dapat dilakukan secara rasional dan
sistematis. Merancang secara analitis, sintetis dan evaluatif sehingga kita akan mendapatkan
optimasi pemecahan yang mungkin dilakukan. Merupakan metode perancangan rasional.
Merupakan kebalikan dari metode tradisional hasil ciptaan dapat ditelusuri bagaimana proses
terjadi maupun proses kreatifnya.

Prinsip umum metode glass box yaitu obyektif, mempunyai variable serta penetapan
kriteria. Analisis yang lengkap, atau sedikit mencoba sebelum solusi dicari. Evaluasi dalam
cakupan yang dan bahasa yang luas dan logis. Strategi ditetapkan sebelumnya pada umumnya
tapi dapat berupa operasi paralel, kondisi operasi dan recycling.

Jones (1978) seorang pengamat perancangan mengemukakan bahwa proses awal yang
penting dari desain adalah proses analitik yang dimulai dengan observasi objektif dan induktif
yang di dalamnya juga termasuk dan terlibat proses-proses kreatif, kesimpulan-kesimpulan
yang sifatnya subyektif dan proses deduktif.

2.2.1 Archer’s Model


proporsi serupa dimajukan selama akhir 1950-an dan awal 1960-an oleh perancang dan
ahli teori di geltastung bulu hochschule di ulm di jerman selatan (maldonado dan bonsiepe
1964). Dalam karya-karya gugelot, thomas maldonado, dan lain-lain, berbagai model desain
bertahap diusulkan dan digunakan sebagai dasar untuk pendidikan desain dan desain produk
untuk klien seperti lufthansa dan braun (maldonado 1972, broadbent 1973, bab 13).
Selanjutnya, di sini spekulasi seperti itu bergerak di luar deskripsi dan penjelasan perilaku
desain ke dalam ranah idealisasi. Tidak hanya kemungkinan pendekatan "ilmiah" dan
sepenuhnya obyektif terhadap desain yang benar-benar dihibur, itu menjadi tujuan tersendiri.
Rasa percaya diri determinisme rasional berlaku: seluruh proses desain, itu dipercaya, dapat
dinyatakan secara jelas dan eksplisit, data yang relevan dikumpulkan, parameter ditetapkan,
dan artefak yang ideal dihasilkan.

Para pendukung posisi juga sangat sadar akan konsekuensi sosial dan politik dari hal-
hal seperti itu dan perusahaan dalam membiarkan esoterik dan, bagi mereka, sampai saat ini,
bidang subyektif dari desain akan dibebaskan dan dapat diakses oleh banyak orang. Namun,
eksperimen ulper itu terbukti singkat, karena: laporan Frampton membuat perundingan yang
jelas dan tidak berhasil dengan masalah teknis dan sosial politik yang terlibat dalam pendekatan
mereka yang dimaksudkan untuk memaksa para anggota hochschule membubarkan lembaga
itu pada tanggal 19 Februari 1968 (frampton 1974).

Bruce Archer, seorang perancang industri dari hochschule untuk gelstaltung di ulm
dan perguruan tinggi kerajaan di london, juga mengusulkan model "operasional" desain,
meskipun dalam istilah yang sedikit berbeda (pemanah 1963-1964). Dalam bentuk yang
disederhanakan, model pemanah secara skematik diwakili oleh gambar 14. Di sini sekali lagi
desain dilihat sebagai urutan kegiatan yang ditentukan oleh orientasi mereka dan oleh jenis
tugas umum yang terlibat. apakah disengaja atau tidak, strain aufgabe dapat dilihat. Selanjutnya
proses tersebut dapat dijelaskan dalam bentuk umum, terlepas dari keadaan tertentu. Loop
umpan balik, atau hubungan antar aktivitas, lebih berdasarkan bukti dari model sebelumnya,
dengan hasil bahwa pementasan aktivitas mungkin kurang didefinisikan dengan tidak jelas.
Dengan pencacahan tiga alam yang saling terkait untuk proses, yaitu representasi ekternal,
proses kegiatan, dan pemecah masalah, perbedaan mulai dibuat antara perilaku terbuka dan
ranah kognitif - sebuah keberangkatan dari posisi behavioris. Penekanannya, bagaimanapun,
masih pada urutan kegiatan dan pada bidang perilaku.

Di antara proposal serupa oleh para perancang dan teoritikus lain, karya denis thonley
di universitas manchester layak disebutkan. Modelnya, yang menjelaskan proses desain untuk
proses pendidikan, dimasukkan di antara praktik profesional dari institut kerajaan arsitek
Inggris (thornley 1963)

2.2.2 Asimow’s Model

Dalam pengantar desain yang diberi judul, Asimow membedakan dua struktur dalam
proses desain: struktur vertikal yang melibatkan tahapan kegiatan secara berurutan, dan
struktur horizontal dalam bentuk siklus pengambilan keputusan umum untuk semua fase
(Asimow 1962). Urutan kronologis langkah-langkah, atau fase, dalam struktur vertikal dimulai
dari definisi kebutuhan, kelayakan, desain awal, desain terperinci, perencanaan produksi, dan
akhirnya produksi itu sendiri. Selanjutnya, dalam setiap fase desain ada sekuens: persiapan
untuk desain, desain subsistem, dan sebagainya. Secara keseluruhan, proses umum, atau urutan
kegiatan, dilihat oleh Asimow untuk kemajuan dari penyimpangan abstrak ke yang lebih
konkrit dan khusus. Banyak loop umpan balik - hubungan antara fase-fase di mana informasi
tentang situasi deisgn terlihat mengalir - digabungkan untuk menjelaskan pelacakan yang dapat
diamati kembali melalui proses untuk menanggapi informasi atau kesulitan baru.

Asimow mewakili urutan horizontal sebagai siklus yang dimulai dengan analisis dan
dilanjutkan melalui sintesis dan evaluasi untuk komunikasi (Asimow 1963, bab 3). Dia melihat
cyle ini sebagai berulang, atau berulang, baik di dalam dan di antara berbagai fase kegiatan.
Secara naluriah, spekulasi Asimow tentang struktur kegiatan desain adalah sama dengan
"model ikon" yang diusulkan dalam berbagai bentuk oleh Mesarovic dan yang lain, seperti
yang ditunjukkan pada gambar 13 (Watts 1966, Mesarovic 1964). Sepanjang akun semacam
ini menjalankan asumsi bahwa adalah mungkin untuk membedakan fase-fase aktivitas yang
berbeda dan, lebih jauh lagi, bahwa perbedaan tersebut memiliki relevansi dengan pemahaman
kita tentang desain. Di sini kita dapat melihat pengaruh doktrin behavioris. Selain itu, akun ini
menunjukkan postur yang sangat deterministik. Pemeliharaan sangat dari fase aktivitas yang
berbeda,

dengan awal dan akhir, dan dengan loop umpan balik di antara mereka, mensyaratkan
bahwa kriteria kinerja obyektif dapat secara eksplisit dimulai dengan cara yang secara
mendasar memandu prosedur. Selain itu, ada implikasi kuat bahwa akhirnya sintesis informasi
dalam bentuk beberapa objek yang dirancang mengikuti secara langsung dari analisis masalah
yang dihadapi bersama dengan kemungkinan kriteria kinerja. Oleh karena itu, begitu masalah
telah ditentukan, solusinya dibuat menjadi diakses secara tergesa-gesa dalam pengertian
definisi itu. Dalam banyak hal ini juga merupakan pandangan umum dalam lingkaran "operasi-
penelitian", di mana aktivitas pemecahan masalah didefinisikan melalui penerapan prosedur
teknis, sebagian besar jenis matematika, yang telah dikembangkan untuk memecahkan kelas-
kelas umum masalah.

2.3. Karakteristik Metode Glass Box

Sasaran serta strategi desain telah ditetapkan secara pasti dan jelas sebelum telaah
(analisis) dilaksanakan.Telaah desain dilaksanakan secara tuntas sebelum solusi atau keputusan
yang diinginkan ditetapkan.Sebagian besar evaluasi bersifat deskriptif dan dapat dijelaskan
secara logis.Strategi perancangan ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses analisis, biasanya
dalam susunan sekuensial, walau ada kalanya dalam bentuk proses paralel, meliputi komponen
atau bagian persoalan yang dapat dipilah.

Metode glass box dalam prosesnya selalu dilengkapi dengan maket studi. Sebuah
maket membantu para perancang untuk mendemostrasikan bakat dan kualitas mereka dalam
hal ide dan proyek. Maket juga dapat menjadi sebuah alat kontrol untuk menilai sebuah gedung
sebelum dibangun. Maket yang sederhana disebut "model kerja (working model)"
memungkinkan perancang untuk mendapatkan solusi dan mencoba ide, ide yang tidak dapat
dibuat maket.

2.4. Aplikasi Metode Glass Box pada Proses Perancangan

Glass box adalah sebuah kotak yang terbuat dari kaca yang bening, transparan.
sehingga ini berarti bahwa pada metode perancangan arsitektur baru atau rasional suatu hasil
karya dapat diketahui bagaimana proses kreatifnya.

Kegunaan metode Glass Box yaitu pekerjaan berbeda dapat dikerjakan oleh beberapa
orang berbeda dalam waktu bersamaan (fast track), hal ini berhubungan dengan masalah
perburuhan yang merupakan kelemahan dan sekaligus kekuatan masyarakat industri.
Menguntungkan untuk pekerjaan berskala besar yang akan terlalu besar apabila dibebnkan
kepada seseorang pengrajin. Selain dapat meningkatkan dimensi produksi juga dapat
meningkatkan tingkat produksi. Hal-hal yang dapat dilakukan dengan metode glass box adalah
Spittable Design Problems, permasalahan dapat dipilah-pilah menjadi bagian-bagian.Setiap
masalah dapat diselesaikan baik secara seri maupun paralel oleh banyak pemikiran yang dapat
diaplikasikan pada solusi setiap sub masalah, dan dalam hal ini jangka waktu desain pun dapat
diperpendek secara drastis analog fast track. Spittable Design Problems kebalikan dari atas,
seringkali terjadi pada proyek baik kecil maupun besar seperti proyek-proyek gedung, mobil,
mesin alat, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena fungsi-fungsi tidak dilaksanakan secara
terpisah akan tetapi menyebar secara kompleks dan tidak menyangkut kinerja, biaya dan
sebagainya, serta tujuan lain yang membutuhkan hubungan antara komponen-komponen
desain.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dunia arsitektur memiliki keragaman yang unik khususnya dalam proses


menghasilkan desain sebuah karya arsitektur, mulai karya yang dihasilkannya, interaksi antara
disiplin ilmu arsitektur dengan disiplin ilmu yang lain , teknologi yang mendukung dan
mempermudah dalam pengerjaan sebuah karya arsitektur, sampai dengan tahapan yang di lalui,
selain itu juga memiliki istilah-istilah yang satu sama lain berkaitan dan memiliki pengertian
yang hampir sama. Metoda modern yang selalu mengandalkan analisa dan evaluasi sebelum
perancangan sehingga akan menghasilkan desain yang bersifat glass box (desain yang dapat
dimengerti semua orang dan dapat dipertanggung jawabkan tentunya).

3.2 Saran

Menurut saya, masih banyak hal-hal dalam proses merancang maupun pra rancangan
yang perlu diperbaiki dan dikembangkan demi menyambut era globalisasi. Metode-metode
pendekatan perancangan harus banyak mengalami perubahan mengarah kepada yang lebih
baik.

Globalisasi tidak bisa kita hindari, tetapi kita perlu untuk tetap menanamkan pengamalan nilai-
nilai budaya lokal demi terciptanya gaya arsitektur yang lebih maju namun tetap
mempertahankan ciri ke-Indonesia-an-nya. Seorang arsitek meskipun dengan metode
pendekatan yang berbeda-beda diharapkan tetap menggunakan aplikasi metode pendekatan
perancangan untuk sesuatu yang lebih inovatif dan berguna.
METODE PENDEKATAN DAN
PERANCANGAN

GLASS BOS

OLEH KELOMPOK 1 :

I NYOMAN BAGUS RASTAPARANTAPA (1705522022)

ANAK AGUNG NGURAH AGUNG PUSPA WIRAWAN (1705522036)

DEWA AGUNG DWIRAMA DIVO PRIAMBADA (1705522038)

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
SEMESTER GENAP

Anda mungkin juga menyukai