Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN STUDY EKSKURSI 2019

PT. TRANS PASIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA (Xylene Plant)

Koordinator SE
Desi Nurandini, ST., M.Eng

Disusun oleh
Hikmah 1610814320005
Marliani 1610814120009
Muhammad Aulia Fadhil 1610814210016
Niken Anggraini Astuti 1610814220020
Nur Baity 1610814220021
Ruby Adijaya 1610814110013
Subakti Yusuf 1610814110015
Syarifah Suci Maulina 1610814220024
Yudhi Christian Haryadi 1610814210025

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2019

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Tujuan Study Excursie........................................................................................1
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan Study Excursie ......................................................1
1.4 Sasaran dan Target .............................................................................................2
1.5 Waktu dan Tempat .............................................................................................2
1.6 Pengumpulan Data .............................................................................................2
1.7 Pengolahan Data.................................................................................................2
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Profil dan Sejarah Perusahaan ............................................................................3
2.2 Visi, Misi, Motto dan Logo Perusahaan ............................................................6
2.2.1 Visi Perusahaan .........................................................................................6
2.2.2 Misi Perusahaan ........................................................................................6
2.2.3 Motto Perusahaan......................................................................................6
2.2.4 Logo Perusahaan .......................................................................................6
2.3 Tata Letak dan Lokasi Perusahaan .....................................................................6
2.4 Stuktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan ................................................8
BAB 3 PROSES PRODUKSI
3.1 Uraian Proses Produksi ....................................................................................13
3.1.1 Bahan Baku Utama .................................................................................13
3.1.2 Bahan Baku Penunjang ...........................................................................15
3.1.3 Unit Produksi ..........................................................................................16
BAB 4 SISTEM SAFETY
4.1 Alat Pelindung Diri ..........................................................................................25
4.2 Sistem Ijin Kerja ..............................................................................................26
4.3 Pengendalian Kebakaran ..................................................................................26
4.4 Inspeksi Keselamatan Kerja .............................................................................27
4.5 Rencana Tanggap Darurat ................................................................................27

ii
4.6 Investigasi Kecelakaan .....................................................................................28
4.7 Lembar Data Keselamatan Bahan ....................................................................28
4.8 Safety Regulation Di Kilang.............................................................................28
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................29
5.2 Saran .................................................................................................................29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang diadakannya Study Excursie adalah agar mahasiswa mengetahui
dunia kerja. Selain itu juga mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh mengenai cara
kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja, alat-alat industri, proses-proses industri yang
terjadi dan lain sebagainya. Mahasiswa juga diharapkan tidak menganggap Study
Excursie sebagai rekreasi, namun Study Excursie sebagai sarana pembelajaran
dengan cara mendatangi industri secara langsung dan melihat urutan proses kerja
di industri tersebut.
Study Excursie dipilih untuk menambah pengalaman mahasiswa tentang dunia
industri dan dunia kerja. Mahasiswa dituntut aktif dalam menggali informasi
tentang utilitas, bahan, proses serta produk yang dihasilkan untuk menunjang
pengetahuan teknik kimia itu sendiri. Study Excursie dilakukan untuk memberi
gambaran kepada mahasiswa tentang industri dan proses produksi di bidang bisnis
dan managemen. Mahasiswa diharapkan mampu membandingkan proses produksi
di industri dengan ilmu yang diperoleh di perkuliahan. Mahasiswa diwajibkan
membuat laporan atas informasi yang diperoleh selama Study Excursie tentang
pabrik yang bersangkutan.

1.2 Tujuan Study Excursie


Tujuan dari kegiatan Study Excursie ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana pengolahan produk Xylene.
2. Mengenalkan mahasiswa ke dunia kerja khususnya di bidang industri.
3. Memberikan wawasan lebih kepada mahasiswa terkait dunia Teknik Kimia.

1.3 Tujuan Pembuatan Laporan Study Excursie


Tujuan dari pembuatan laporan Study Excursie ini adalah sebagai pertanggung
jawaban setelah melakukan Study Excursie.

1
2

1.4 Sasaran dan Target


Sasaran pelaksanaan Study Excursie ke PT. Trans Pasific Petrochemical
Indotama ini adalah mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat.

1.5 Waktu dan Tempat


Study Excursie ini dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2019 ke PT. Trans
Pasific Petrochemical Indotama yang bertempat di Tuban, Jawa Timur, Indonesia.

1.6 Pengumpulan Data


Data yang diperoleh dikumpulkan dengan metode berikut ini:
1. Metode Observasi.
2. Metode Dokumentasi/dokumenter.

1.7 Pengolahan Data


Data yang diolah dengan tahapan sebagai berikut:
1. Data dikumpulkan.
2. Data diseleksi.
3. Membuat kerangka laporan Study Excursie.
4. Mengembangkan kerangka laporan Study Excursie.
5. Membuat konsep laporan Study Excursie.
6. Menulis Study Excursie.
7. Mengevaluasi laporan Study Excursie yang telah dibuat.
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil dan Sejarah Perusahaan


PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama adalah perusahaan Petrokimia
penghasil para-xylene terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar
500.000 ton per tahun. Pabrik ini terletak di Desa Remen-Tasikharjo, Kecamatan
Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dengan luas sekitar 200 hektar, PT. TPPI
dilengkapi dengan beberapa unit yaitu unit proses produksi, utilitas, penyimpanan
bahan baku dan produk, serta beberapa fasilitas lainnya. PT TPPI juga merupakan
salah satu perusahaan petrokimia terbesar di Asia Tenggara dengan beberapa
produk petroleum (bahan bakar) dan produk aromatik yang dihasilkan.
Berdasarkan desain awal, PT. TPPI sebenarnya dirancang sebagai Tuban
Petrochemical Complex dengan 2 plant utama, yaitu Aromatic plant dan Olefin
plant. Kedua plant ini saling berintegrasi dalam mengolah kondensat menjadi
produk-produk yang diinginkan. Akan tetapi, hingga saat ini hanya Aromatic plant
yang pembangunannya selesai dan beroperasi. Pada tahun 2010, terdapat plant baru
yang selesai dibangun dan beroperasi, yaitu LPG recovery plant. Plant ini berfungsi
untuk mengambil fraksi LPG di aliran fuel gas menjadi produk LPG yang dapat
dijual secara komersial.
Pendirian PT. TPPI berdasarkan mulai maraknya industri petrokimia di
Indonesia pada awal tahun 90-an. Tren ini awalnya dimulai dengan berdirinya
Asahimas pada tahun 1984, dan kemudian Candra Asri pada tahun 90-an. TPPI
sendiri mulai berdiri pada Oktober 1995 berdasarkan PP No. 1/1967 dan PP No.
11/1970 dengan investasi modal dari pihak asing. Pengerukan tanah pertama
sebagai persiapan untuk area pabrik dilangsungkan pada November 1996. Namun,
krisis moneter yang menghancurkan perekonomian negara turut menghambat
pembangunan pabrik. Hal ini berakibat pada ditundanya pembangunan pada tahun
1998 untuk sementara waktu.
Pada Februari 2004, Presiden Indonesia mengumumkan secara legal
nasionalisasi dari TPPI, dimana hak kepemilikan terbesar yang sebelumnya dari

3
4

pihak asing berpindah tangan ke Pemerintah Indonesia. Kondisi ini tentunya


membawa angin segar bagi TPPI sehingga bisa hidup lagi setelah dilanda krisis
moneter berkepanjangan sebab dengan adanya peralihan ini keuangan TPPI pun
membaik seiring dengan dana segar yang dikucurkan. Sebagai kelanjutannya,
konstruksi dilanjutkan kembali dimulai pada Juni 2004. Kemudian pada bulan
Februari 2006, kondensat pertama diimpor oleh TPPI untuk masuk ke tangki
penyimpanan dan pada bulan berikutnya TPPI mulai melangsungkan proses dan
memproduksi light nafta, kerosene, diesel, dan fuel oil rendah sulfur.
Pada April 2006, TPPI menjual produk untuk pertama kalinya berupa light
nafta, reformat, dan kerosene. Setelah itu, TPPI mulai memproduksi benzene dan
toluene. Dan pada sekitar bulan Juni 2006, TPPI mulai melangsungkan proses aliran
secara keseluruhan dengan produksi utama berupa paraxylene.
Sebenarnya pada awal berdiri, TPPI merencanakan akan mendirikan pabrik
olefin dan aromatik secara berdampingan. Hal ini dimaksudkan agar interfacing
produk-produk samping bisa dimaksimalkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan
baku, bahan penolong dan fuel diantara kedua pabrik tersebut. Namun, sehubungan
dengan adanya krisis ekonomi pada tahun 1997 maka pembangunan pabrik olefin
dan sarana penunjangnya masih belum dapat diwujudkan hingga saat ini. TPPI juga
mempunyai konsep ke depan berupa pembangunan LPG plant dan olefin plant
dalam rangka upgrading dan pengembangan pabrik. PT. TPPI berdiri berdasarkan
saham yang ditanamkan oleh beberapa perusahaan seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Komposisi pemegang saham per 2004


5

Pada Oktober 2012, managemen dibawah PT. Tuban Petrochemical Industri


dinyatakan default dalam pembayaran kepada PT. Pertamina sebagai kesepatakan
jual beli produk. Sehingga setelah melalui pengadilan Tata usaha Negara di Jakarta,
terjadi perubahan saham dan telah dilakukan RPUS LB untuk pengesahan
komposisi saham seperti dibawah:
Pada Agustus 2015, PT. Pertamina telah mengakuisisi saham Agro dan telah
resmi dinyatakan dalam RUPS pada awal 2016, sehingga komposisi share saham
PT. Pertamina naik menjadi 48,59 di TPPI.

Gambar 2.2. Komposisi Pemegang Saham per 2015

Sehingga secara garis besar TPPI adalah perusahaan yang sahamnya


dibawah pemerintah Republik Indonesia sebesar 74,52%. Dalam upaya untuk
pemenuhan BBM dalam negeri serta upaya Pertamina dalam pengembangan
business petrochemical, Pertamina berupaya agar PT. TPPI bisa segera diambil alih
kelola secara penuh business TPPI yang ada pada negara, yang mana targetnya
dalam waktu dekat adalah untuk mendapatkan saham PPA sehingga saham PT.
Pertamina menjadi diatas 74.52%, sehingga PT. TPPI sejajar dengan anak
perusahaan PT. Pertamina.
6

2.2 Visi, Misi, Motto dan Logo Perusahaan


2.2.1 Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan petrokimia dan energi kelas dunia.

2.2.2 Misi Perusahaan


Menjalankan usaha komersial petrokimia dan energi yang terintegrasi
dengan berdasarkan prinsip yang berintegritas.

2.2.3 Motto Perusahaan


Kami peduli dengan keselamatan anda.

2.2.4 Logo Perusahaan

Gambar 2.3. Logo perusahaan PT. TPPI

2.3 Tata Letak dan Lokasi Perusahaan


PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama memiliki pembagian area kerja
yang memisahkan antara unit produksi, administrasi dan fasilitas umum. Unit
produksi terletak tengah hingga sisi pantai yang meliputi dermaga, tangka
penyimanan, utilitas, peralatan produksi, dan penanganan produk. Sedangkan pada
bagian depan perusahaan terdapat gedung administrasi, klinik, laboratorium,
maintenance shop, warehouse, masjid, kantin, tempat parker kendaraan, dan pos
satpam. Berikut ini merupakan layout perusahaan:
7

Gambar 2.4. Layout PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama

PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama memiliki head office yang


berada di Plaza Jendral Sudirman Jakarta. Sedangkan plant terletak di Kota Tuban
Provinsi Jawa Timur, tepatnya berada di daerah Tanjung Awar-Awar desa Remen
Kecamatan Jenu. Lokasi plant dapat terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.5. Lokasi perusahaan dilihat dari peta Indonesia


8

Pemilihan plant terletak didaerah tepi pantai dengan pertimbangan sebagai


berikut :
a. Area yang cukup luas untuk menjalankan dan mengembangkan pabrik.
b. Tersedianya area pelabuhan untuk mempermudah distribusi penerimaan bahan
baku dan pengiriman produk.
c. Tersedianya air laut sebagai bahan utama untuk utilitas.

2.4 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


PT. TPPI dalam pengoperasiannya memiliki 2 bagian, yaitu Head Office di
Jakarta dan Plant Site yang terletak di daerah Tuban. Kantor utama digunakan
sebagai tempat Vice President yang membawahi langsung pimpinan utama di area
pabrik Tuban atau Chief Refinery Officer seperti pada Gambar 2.4. CRO sendiri
akan membawahi 1 Senior Manager yaitu Senior Manager Operations.

Gambar 2.6. Struktur organisasi perusahaan


Keterangan :
BOD : Board of Director (Jajaran Direksi)
GM : General Manager / CRO (Chief Refinery Officer)
SMOM : Senior Manager Operation & Manufacturing
HSSE : Health, Safety, Security and Environment
9

HR : Human Resources
GA : General Administration
Eng Dev : Engineering & Developent
RELITA : Reliability, Inspection and Turn Arround
RPO : Refinerry Planning and Optimization
Struktur dan fungsi tiap-tiap bagian dan jabatan yang ada di organisasi PT.
Trans-PacificPetrochemical Indotama adalah sebagai berikut :
a. General Manager/Chief Refinery Officer (CRO)
Bertanggung jawab langsung kepada COO/Direktor Operasi (Chief Operation
Officer) yang berkedudukan di kantor utama di Jakarta. Sistem organisasi di area
pabrik berada di bawah wewenang dan tanggung jawab seorang GM / Chief
Refinery Officer. GM/CRO selaku pimpinan tertinggi berfungsi sebagai
koordinator seluruh kegiatan pengolahan di Trans-Pacific Petrochemical Indotama,
yang dalam tugasnya dibantu oleh 1 senior manager dan 9 manager serta 3 section
head yang berada langsung dibawah koordinasinya.
b. Senior Manajer Operation & Manufacturing (SMOM)
Fungsi jabatan SMOM adalah menyelenggarakan, mengelola, merencanakan,
dan mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan untuk menciptakan kegiatan bisnis
utama dengan dukungan sumber daya manusia profesional sehingga proses
pengolahan dari minyak mentah menjadi produk yang diinginkan dapat berjalan
dengan optimal.
c. Engineering & Development
Bagian ini bertanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan kegiatan
pengontrolan operasional, peralatan dan kualitas, serta pengadaan study
enginnering/modifikasi dan project. Melakukan koordinasi kegiatan inspeksi, dan
pemeliharaan melalui diagnosa, pengujian, analisa kondisi, dan evaluasi kelayakan
peralatan kilang secara aman, handal, efektif, dan efisien untuk optimalisasi biaya
pemeliharaan, menjamin tingkat kualitas peralatan kilang, dan ketepatan diagnosa
dan program perencanaan keandalan dalam bentuk rencana pemeliharaan.
d. Reliability, Inspection & Turn Around (RELITA)
Bagian ini merupakan pengawas dari kehandalan peralatan produksi, sehingga
peralatan terjamin dapat beroperasi dengan aman dan lancar hingga saat perbaikan
10

tiba. Reliability adalah kehandalan peralatan dan prosedur operasi. Sedang Inspeksi
adalah pengawasan/monitoring berjalannya alat produksi sebagai bagian dari
structure around. Dari hasil inspeksi dan reliabilitas peralatan yang didapat, maka
akan ditentukankapan waktunya melakukan perbaikan secara menyeluruh atau turn
around. Pada saat TA semua unit bisa dilakukan shutdown keseluruhan atau
sebagian, tergantung kondisi peralatan dan target produksi.
e. Health, Safety, Security & Environment (HSSE)
Bagian ini bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinir,
mengelola, mengendalikan, mengawasi dan mengembangkan, menyelenggarakan
usaha-usaha kegiatan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran/kerusakan lingkungan serta kerusakan lingkungan,
keselamatan dan kesehatan kerja, dalam upaya pengendalian kerugian operasi
perusahaan. Menjaga keamanan kilang serta mengawasi kegiatan yang terkait
dengan pengamanan perusahaan, menangani terjadinya unjuk rasa dan demonstrasi
di lingkungan perusahaan sebagai usaha untuk melindungi kepentingan/kepastian
hukum/hak perusahaan, membentuk citra positif perusahaan, dan menunjang
keamanan serta kelancaran operasi perusahaan. Keamanan yang dimaksud disini
mencakup keamanan orang-orang yang sedang berada dalam area plant. Biasanya
diadakan safety induction terlebih dahulu untuk orang yang baru masuk dan akan
berada di area pabrik untuk waktu yang cukup lama. Bagian ini juga mengevaluasi
dan meneliti tentang kesehatan karyawan yang bekerja di PT TPPI.
f. Refinery, Planning, Optimization (RPO)
Bagian ini bertanggung jawab untuk mengatur ketersediaan bahan baku proses,
pengatur penyimpanan dan pengapalan atau lifting produk yang dihasilkan, serta
mengontrol proses produksi agar berjalan sesuai rencana serta dilakukan secara
optimal.
g. Production
Bagian ini bertanggung jawab dalam mengendalikan kegiatan operasional pada
area produksi yaitu platforming dan aromatic. Mengendalikan proses produksi
sesuai dengan rencana operasi yang dibuat oleh RPO (Refinery Planning &
Optimization). Melakukan evaluasi proses yang terjadi, modifikasi, pengembangan
untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi operasi pabrik secara keseluruhan
11

serta melakukan pengembangan proses dengan tujuan meningkatkan keuntungan


ekonomi dengan memberikan solusi keteknikan yang akan memberikan nilai
tambah pada operasi pabrik, menyelesaikan masalah operasi pabrik, dan menjamin
peningkatan/perubahan yang diterapkan pada kilang berdasarkan standar
internasional.
h. Maintenance
Bagian pemeliharaan bertanggung jawab dalam menyediakan jasa pelayanan
seperti pemeliharaan peralatan di pabrik, dan menjamin semua peralatan selalu siap
dioperasikan tanpa terjadinya shutdown diluar waktu yang telah ditentukan.
i. Utility & Offsite Marine (UOM)
Wilayah operasional bagian ini meliputi area utilitas, pertangkian yang ada
serta perairan laut/pelabuhan di Tuban Petrochemical Complex. Utilitas, seperti air,
steam, energi listrik, udara bertekanan, gas nitrogen dan unit pengolahan limbah
demi kelangsungan operasional kilang. Offsite bertanggung jawab untuk mengatur
aliran masuk dan keluar minyak dari tangki-tangki tersebut hingga perkapalan dan
transportasi darat. Tangki yang diawasi meliputi condensate tank, fuel tank, product
tank, day tank dan intermediate tank. Area peraliran laut di sekitar areal TPPI,
terdapat 3 berth dan 1 SPM. Kondensat masuk dengan menggunakan SPM (single
point mooring) atau langsung menuju berth. Marine memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
1. Mengatur penerimaan minyak mentah (impor) bahan baku melalui kapal
tanker, baik dari luar maupun dalam negeri yang akan diolah di TPPI.
2. Mengatur penjualan produk (ekspor) dari TPPI melalui transportasi laut.
3. Mengolah fasilitas Jetty.
4. Mengatur lalu lintas angkutan laut yang keluar masuk area TPPI.
j. Shift Superintendent
Bagian ini bertanggung jawab langsung ke SMOM. Fungsi jabatan ini adalah
menyelenggarakan, mengelola semua kegiatan yang telah direncanakan serta
mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan shift atau rotasi pegawai untuk menciptakan
kondisi kerja yang kondusif, teratur, dan menghasilkan kegiatan proses yang
optimal.
12

k. Procurement (Pengadaan)
Fungsi bagian ini untuk mengakomodasi semua kebutuhan operasional baik
teknis dan non teknis (pembelian, pengadaan dan perbaikan), yang berhubungan
dengan penyedia barang dan jasa.
l. Human Resource (HR)
Bagian ini bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinir,
mengarahkan, mengevaluasi, mengendalikan, meneliti, dan mengontrol kegiatan
yang mencakup penggajian dan benefit, perencanaan dan pengembangan pegawai,
hubungan industri dan kesejahteraan, organisasi dan prosedur serta fasilitas
kesehatan bagi pegawai, keluarga dan pensiunan secara efektif dan efisien untuk
menciptakan SDM yang profesional, produktif, berwawasan lingkungan dan
keselamatan serta ketenangan kerja dalam mendukung tercapainya visi & misi
perusahaan.
m. Finance (Keuangan)
Bagian ini bertanggung jawab dalam merencanakan, mengkoordinasikan,
mengarahkan, mengawasi kegiatan keuangan yang meliputi anggaran, pengelolaan
dana, kontrol, akuntansi kilang dan bertanggung jawab atas perhitungan analisa dan
prospek keuangan dengan tujuan untuk mengamankan harta perusahaan, ketepatan
data akuntasi, meningkatkan efisiensi, serta mendorong ditaatinya kebijakan
perusahaan guna mencapai keuntungan yang optimal.
n. Internal Audit (IA)
Bagian ini bertanggung jawab dalm mengontrol jalannya organisasi agar
berjalan sesuai dengan prosedur dan aturan baku/standard yang ada. Sehingga pola
teknis kerja serta norma-norma dalam bekera sesuai dengan aturan yang telah
disepakati.
o. General Administration (GA)
Bagian ini bertanggung jawab dalam mengakomodasi semua kebutuhan
operasional yang menyangkut perbaikan non teknis (selain perbaikan alat industri),
hubungan eksternal, termasuk pengelolaan transformatasi, IT dan komunikasi.
BAB 3
PROSES PRODUKSI

3.1 Uraian Proses Produksi


3.1.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama PT. TPPI adalah kondensat. Kondensat merupakan
produk samping dari hasil pengeboran gas alam dengan kadar fraksi ringan (C1-
C11) sebesar 97% dan fraksi berat sebesar 3%. Jumlah kondesat yang diolah PT.
TPPI berjumlah 50 kilobarrel per hari. Kondensat yang diolah berasal dari dalam
dan luar negeri dengan perbandingan ±60% kondensat lokal dan 40 % kondensat
impor.

Tabel 3.1. Jenis kondensat yang diolah PT. TPPI


Local Condensate Import Condensate
BRC (Kalimantan) Sharjah (UAE)
Senipah (Kalimantan) Cakerawala (Malaysia)
Geragai (Sumatra) Bintulu (Malaysia)
Pengerungan (Selat Bali) Mellitah (Libya)
Tangguh (Papua) North West Shelf (Australia)
Light Madura Crude Nam Con Son (Vietnam)
Arun (Aceh) Laminaria (Australia)
Grissik (Sumsel)
Senoro (Sulawesi)

Setiap jenis kondensat memiliki komposisi yang berbeda-beda. PT. TPPI


mengolah kondesat agar sesuai dengan spesifikasi kandungan kondensat yang
diinginkan untuk mendapatkan yield sesuai dengan target produksi. Untuk
memenuhi spesifikasi produk maka dilakukan pencampuran (blending) kondensat
sebagai feed. Pencampuran atau blending dilakukan untuk mempertahankan

13
14

kualitas bahan baku agar sedekat mungkin dengan spesifikasi bahan baku yang
dapat diolah oleh PT. TPPI. Diharapkan hasil blending yang digunakan sebagai
bahan baku tidak mengandung zat-zat berbahaya lebih dari batas yang ditentukan.
Selain itu, blending yang dilakukan juga bertujuan untuk optimasi produk yang
akan dihasilkan.
Berikut merupakan spesifikasi feed yang digunakan PT. TPPI :
Tabel 3.2. Kandungan feed produksi
Plaju
Tipe stok umpan BRC Senipah Metode uji
Pertamina
Density at 15oC 0,7366 0,6681 0.7251 ASTM D 4052

API Gravity 60oF 60,53 76,09 63,58 ASTM D 4052


Sulfur 21,09 1,40 56,33 ASTM D 5453

Tabel lanjutan 3.2


Nitrogen 8,51 ASTM D 4629

Mercury 1,62 0,10 0,84 UOP 938

Arsenic 13,47 5,78 4,34 UOP 928

Lead 3,76 43,04 UOP 350

Paraffins 53,18 69,49 59,99 UOP 6370

Olefins 0,91 0,13 0,16 UOP 6370

Naphthens 30,27 23,70 27,19 UOP 6370

Aromatic 15,62 6,45 13,80 UOP 6370

RVP 5,55 11,37 9,50 ASTM D 5191

Viscosity 0,52 0,57 0,54 ASTM D 445

Pour Point <-30 <-24 ASTM D 97

Water Content Destilat 0,00 ASTM D 95

Water Content 96,99 59,80 105,50 UOP 481

MercaPT.han Sulphur 1,96 0,00 0,00 UOP 163

Hydrogen Sulphide 0,00 0,00 UOP 163


15

Acidity UOP 481

Salt Content 0,12 0,20 0,14 ASTM D 96

BS&W <0,02 <0,02 <0,02 ASTM D 86

3.1.2 Bahan Baku Penunjang


Bahan baku penunjang yang diperlukan untuk mengolah kondensat pada
PT. TPPI antara lain :
1. Activated Clay, digunakan untuk proses penghilangan olefin (bromine index).
Olefin merupakan racun dalam adsorbent, penghilangan olefin untuk
memperpanjang life time dari adsorbent.
2. Sulfiding Agent, untuk mengaktifkan base metal catalyst. Bahan dari sulfiding
agent adalah dimethyl disulfide.
3. Corrosion Inhibitor, digunakan untuk mengurangi laju korosi pada alat-alat
yang rentan terhadap gas atau cairan bersifat korosi. Zat yang digunakan
sebagai inhibitor korosi adalah hidrokarbon aromatik, alkyl dimer amin, 1,2,4-
trimethylbenzene dan naphtalene.
4. Sulfiric acid, digunakan untuk menjaga kestabilan pH pada berbagai unit
proses.
5. Sodium hypocloride, digunakan untuk menghalau mikrobiologi pada proses
utilitas (water treatment plant).
6. Antifoam, ditambahkan di utilitas air untuk menghilangkan busa.
7. Caustic, larutan NaOH dengan konsentrasi 5% untuk menetralkan gas asam
dalam Vent Gas Wash Tower (204-C-001).
8. Absorbent, zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalam proses
adsorbsi.
9. Desorbent, cairan yang berfungsi untuk mendesorb komponen yang telah di
adsorb oleh adsorben.
10. Nitrogen, digunakan untuk mengurangi kadar Oksigen, menjaga tekanan pada
alat-alat tertentu, dan melindungi alat yang sedang tidak digunakan agar tahan
lama.
16

11. Catalyst, katalis digunakan untuk mempercepat laju reaksi. Terdapat beberapa
unit yang menggunakan katalis dalam prosesnya. Beberapa katalis yang
digunakan dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.3. Jenis katalis yang digunakan PT. TPPI

JENIS KATALIS UNIT PENGGUNA


S-120 NHT
R-234 Platforming
I-300 Isomar
TA-30S Tatoray

3.1.3 Unit Produksi


Proses pengolahan bahan baku di PT. TPPI dilakukan dengan beberapa
mode yaitu Aromatic mode, Mogas mode, dan Combination mode. Pada saat ini
(tahun 2018), PT. TPPI sedang beroperasi dalam mode Mogas. Pada mode Mogas,
operasi kilang berjalan hanya untuk memproduksi petroleum saja sehingga unit
aromatic tidak beroperasi atau hanya beroperasi sebagian saja.
Aromatic mode untuk memproduksi petroleum dan petrochemical seperti
jenis LPG (liquified petroleum gas), naphtha, kerosene, gasoil, heavy aromatic,
para-xylene, ortho-xylene, dan benzene.
17

Gambar 3.1. Skema produksi Aromatic mode

Parex Unit (Unit 207)

Gambar 3.2 Parex Unit


18

Unit 207 adalah Parex Unit yang berfungsi untuk menghasilkan p-xylene
dengan kemurnian tinggi dari mix xylene. Produk yang dihasilkan dari unit 207
adalah p-xylene dengan kemurnian hingga 99.97%, toluene, dan rafinat. Namun,
dalam mode MOGAS yang sedang dijalankan, unit 207 ini sedang tidak berjalan.
Peralatan utama dalam unit 207 meliputi Adsorbent Chamber (207-V-
001/2), Rotary Valve (207-Z-001/2), Raffinate Column (207-C-001), Extract
Column (207-C-002), Finishing Column (207-C-003), dan Desorbent Rerun
Column (207-C-004). Proses yang terjadi pada masing-masing alat ditunjukan
dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Peralatan utama pada Unit 207
Alat Feed Proses Produk
Terjadi adsorpsi dan desorpsi p-xylene.
Adsorbent Ekstrak,
Mix xylene Adsorbent Chamber terbagi menjadi 4
Chamber Rafinat,
zona yaitu: Adsorption.

Tabel lanjutan 3.4


(207-V- Terjadi adsorpsi dan desorpsi p-xylene. Adsorben,
001/2) Adsorbent Chamber terbagi menjadi 4 Desorben
zona yaitu: Adsorption Zone, berfungsi
untuk meng-adsorp komponen p-xylene
dalam wujud liquid; Purification Zone,
berfungsi untuk menghilangkan
komponen non p-xylene dari pori-pori
adsorben; Desorption Zone, berfungsi
untuk men-desorp komponen p-xylene
dari pori-pori adsorben dan digantikan
oleh desorben; Buffer Zone, berfungsi
untuk mencegah komponen non p-
xylene memasuki Desorption Zone yang
akan mengkontaminasi ekstrak.
19

Rotary Mengalirkan ekstrak, rafinat, adsorben


Valve (207- dan desorben dari atau menuju
Z-001/2) Adsorbent Chamber (207-V-001/2)
Raffinate Rafinat Aliran rafinat dari Rotary Valve (207-Z- Rafinat,
Column 001/002) dipisahkan menjadi desorben Desorben
(207-C-001) bersih, yang dapat di-recycle kembali ke bersih
Adsorbent Chamber (207-V-001/002),
dan aliran rafinat dikirim ke unit 209.

Tabel lanjutan 3.4


Aliran ekstrak dipisahkan menjadi
desorben bersih, yang dapat di-recycle
Ekstrak p-
Extract kembali ke Adsorbent Chamber (207-V-
xylene,
Column Esktrak 001/002) dan aliran kaya p-xylene yang
Desorben
(207-C-002) dapat difraksinasi lebih lanjut untuk
bersih
menghasilkan p-xylene dengan kemunian
tinggi.
Ekstrak p-xylene dari Extract Column
Finishing (207-C-002) dihilangkan komponen- Ekstrak p-
Column Ekstrak komponen ringannya terutama toluene xylene,
(207-C-003) untuk menghasilkan produk p-xylene Toluene
dengan kemurnian tinggi
Desorbent
Desorben dihilangkan komponen-
Rerun Desorben,
Desorben komponen beratnya yang mungkin sudah
Column Rafinat
terbentuk atau terbawa ke dalam pabrik.
(207-C-004)
20

Isomar Unit (Unit 209)

Gambar 3.3 Isomar Unit

Unit 209 adalah Isomar Unit yang berfungsi untuk menghasilkan lebih
banyak p-xylene dengan mengkonversi m-xylene dan o-xylene menjadi p-xylene
dengan cara isomerisasi serta mereduksi ethyl benzene dengan cara dealkilasi.
Namun, dalam mode MOGAS yang sedang dijalankan, unit 209 ini sedang tidak
berjalan.
Peralatan utama dalam unit 209 meliputi Reaktor (209-R-001), Separator
(209-V-002), Deheptanizer (209-C-001), Stripper (209-C-002), dan Clay Treater
(209-V-003). Proses yang terjadi pada masing-masing alat ditunjukan dalam Tabel
3.5.
Tabel 3.5 Peralatan utama pada Unit 208
Alat Feed Proses Produk
Rafinat yang banyak mengandung Produk
Reaktor (209- xylene diisomerisasi ke dekat Reaktor
Rafinat
R-001) komposisi kesetimbangan dan (Xylene +
ethylbenzene didealkilasi untuk Benzene)
21

Tabel lanjutan 3.5

menghasilkan benzene. Suhu keluaran


reaktor lebih tinggi daripada suhu
masuk karena reaksi dealkilasi dan
hydrocracking adalah eksotermik.
Separator Produk Keluaran reaktor bertukar panas H2,
(209-V-002) Reaktor dengan combined feed pada Combined Campuran
Feed Exhanger (209-E-001) dan C1-C8
kemudian didinginkan dan
dikondensasikan di dalam Product
Condenser (209-E-002-M) dan Trim
Cooler (209-E-003) sebelum masuk dan
dipisahkan antara uap dan aliran
cairannya.
Deheptanizer Campuran Memisahkan produk bawah dari C7-, Mix
(209-C-001) C1-C8 Separator (209-V-002) dan Xylene
menghasilkan toluene sebagai produk
atas dan aromatik C8 di bagian bawah.
Stripper (209- C7- Produk C7- dari Deheptanizer (209-C- Net gas,
C-002) 001) dihilangkan kandungan C4-nya. C5+
Net gas masuk kembali ke
Deheptanizer Condenser (209-E-008-
M). Produk bawah Stripper didinginkan
oleh Stripper Bottom Cooler (209-E-
011) dan dikirim ke Unit 205.
22

Tabel lanjutan 3.5


Mix xylene masuk dan menurun melalui
clay pada Clay Treater. Clay ditahan oleh
lapisan pasir dengan berbagai ukuran
mesh dan ceramic ball. Lapisan pasir yang
Clay Treater
Mix Xylene bertingkat mencegah clay berpindah ke Mix Xylene
(209-V-003)
peralatan proses. Tujuannya adalah
menghilangkan kandungan yang tidak
diinginkan dari mix xylene sebelum dikirim
ke Unit 209.

Aromatic Fractionation Unit (Unit 211)

Gambar 3.4 Aromatic Fractionation Unit


23

Unit 211 adalah Aromatic Fractionation Unit yang berfungsi untuk


menyiapkan feed bagi unit 205, unit 207, unit 209, dan unit 213 dari reformat yang
berasal dari unit 203. Selain itu, unit 211 juga menghasilkan produk berupa o-xylene
dan heavy aromatic yang dapat digunakan sebagai fuel oil.
Peralatan utama dalam unit 211 berupa kolom yang meliputi Reformate
Splitter (211-C-001), Xylene Rerun Column (211-C-002), Xylene Splitter (211-C-
003), Orthoxylene Column (211-C-004) dan Heavy Aromatics Column (211-C-
005). Untuk mode MOGAS, hanya sebagian dari peralatan unit 211 yang
beroperasi, yaitu Reformate Splitter (211-C-001), Xylene Rerun Column (211-C-
002), dan Heavy Aromatics Column (211-C-005). Proses yang terjadi pada masing-
masing alat ditunjukan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Peralatan utama pada Unit 211
Alat Feed Proses Produk
Reformat dipisahkan antara komponen
C7- dan C8+. Komponen C7- akan keluar
sebagai produk atas dan C8+ akan
keluar sebagai produk bawah. Produk
Reformate atas yang komponen utamanya adalah
Stabilized
Splitter (211- C6 dan C7 dikirim ke Unit 205. C7-, C8+
Reformate
C-001) Sedangkan produk bawah dilewatkan
Clay Treater (211-V-011 A/B) untuk
dihilangkan kandungan olefinnya
sebelum akhirnya dikirim ke Xylen
Rerun Column (211-C-002).
Komponen C8 aromatik dipisahkan dari
komponen yang lebih berat, komponen
C8 aromatik keluar sebagai produk atas C8
Xylene Rerun
C8+ bebas untuk dikirim ke unit 209 dan Aromatik,
Column (211-
olefin komponen berat sebagai produk bawah Heavy
C-002)
mengalir ke upstream pompa bottom Aromatics
dan di kirim melewati Clay Treater
Preheater (211-E-004) sebelum dikirim
24

ke Heavy Aromatics Column (211-C-


005).
Beberapa C10 dan sebagian besar C11+
Heavy Heavy C10-, Heavy
aromatik dihilangkan dari heavy
Aromatics Aromatics Aromatics
aromatics sehingga
komponen C10- dapat digunakan
Column (211- sebagai feed unit 213 dan produk
C-005) bawah berupa heavy aromatics dapat
digunakan sebagai fuel oil
BAB 4
SISTEM SAFETY

4.1 Alat Pelindung Diri


Perusahaan menyediakan alat-alat pelindung diri (Personal Protective
Equipment) pada seluruh tenaga kerja sesuai dengan jenis bahaya kerja yang
ada. Alat-alat tersebut meliputi :
a. Pelindung Kepala
Berupa helmet yang dipakai semua orang selama bekerja atau berjalan di area
perusahaan. Untuk di PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama helmet yang
digunakan sesuai standar ANSI, warnanya dibedakan untuk tenaga kerja PT. Trans
Pacific Petrochemical Indotama berwarna putih, untuk bagian fire berwarna
merah,untuk bagian safety & environment berwarna hijau, untuk kontraktor
berwarna kuning dan untuk tamu berwarna emas.
b. Pakaian Kerja
Pakaian kerja berupa baju lengan panjang, tidak boleh digulung selama bekerja di
daerah proses produksi dan untuk tenaga kerja bagian administrasi lengan pendek.
c. Pelindung Kaki
Pelindung kaki berupa safety shoes yang harus dipakai pada saat bekerja di area
perusahaan. Safety shoes dilengkapi dengan baja pada bagian depan.
d. Pelindung Mata
Pelindung mata berupa safety glasses yaitu goggles maupun fullface yang harus
dipakai pada saat melakukan tenaga kerjaan seperti menggerinda, pengelasan,
menempa, penyemprotan cat ataupun perbaikan peralatan yang mungkin
mengandung bahan kimia.
e. Pelindung Telinga
Pelindung telinga berupa ear plug dan ear muff yang dipakai ketika bekerja pada
area yang memiliki intensitas kebisingan tinggi diatas 85 dB.
f. Peralatan Pelindung Diri Lain
Misalnya sarung tangan, sabuk pengaman, baju tahan panas dan lainnya yang
disesuaikan dengan jenis tenaga kerjaan yang dilakukan.

25
26

4.2 Sistem Ijin Kerja


Dalam upaya pencegahan kecelakaan akibat tenaga kerjaan berbahaya, PT.
Trans Pacific Petrochemical Indotama menerapkan sistem ijin kerja yang
mempunyai sasaran :
a. Menjamin bahwa semua langkah yang diperlukan sebelum kerja dimulai
diambil untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman.
b. Menjamin bahwa semua personil yang terlibat dalam tenaga kerjaan sadar
sepenuhnya akan potensi bahaya, sifat tenaga kerjaan dan cara pelaksanaan
kerja yang aman.
Adapun jenis ijin kerja (Work Permit) di PT. Trans Pacific Petrochemical
Indotama antara lain : Master Work Permit, Hot Work Permit, Confined Space
Entry Permit, Ecavation Permit, Scaffolding Permit, Vehicle Entry Permit,
dan radiography Permit.

4.3 Pengendalian Kebakaran


PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama yang dalam proses produksinya
banyak menggunakan bahan baku kimia yang mudah terbakar, meledak dan
beracun mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya kebakaran. Untuk
mengantisipasinya PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama mempunyai Fire
Brigade dari Fire Section (FS) yang dilengkapi dengan peralatan pemadam
kebakaran antara lain :
a. Fire Truck
b. Water Hydrant
c. Fix Water Ground Monitor
d. Foam Hydrant
e. Water Deluge
f. Portable Fire Extinguiser, dan lain-lain.
Keberadaan peralatan pemadam kebakaran maupun penempatannya sebagian
besar telah memenuhi ketentuan yang ada misal jarak penempatan Portable Fire
Extinguiser yang satu dengan yang lain kurang dari 15 meter, mudah dilihat, dan
mudah diambil. Setiap peralatan pemadam kebakaran tersebut selalu diinspeksi
secara rutin oleh personil dari Fire Section. Selain itu juga dilaksanakan training
27

pemadam kebakaran untuk seluruh tenaga kerja dan kontraktor PT. Trans Pacific
Petrochemical Indotama.

4.4 Inspeksi Keselamatan Kerja


PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama telah melaksanakan inspeksi
keselamatan kerja sebagai upaya untuk mendeteksi secara dini adanya potensi
bahaya di tempat kerja dan segera memperbaikinya sebelum potensi bahaya
tersebut menyebabkan kecelakaan. Potensi bahaya yang dimaksud adalah kondisi
tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe action).
Macam-macam inspeksi keselamatan kerja yang dilaksanakan antara lain :
a. Inspeksi peralatan keselamatan kerja,
b. Inspeksi personal,
c. Inspeksi sistem,
d. Inspeksi umum.

4.5 Rencana Tanggap Darurat


Keadaan darurat yang dimaksud di PT. Trans Pacific Petrochemical
Indotama meliputi kebakaran, kebocoran gas berbahaya, tumpahan minyak,
kegagalan tenaga listrik, dan bencana alam seperti gempa bumi dan banjir. Menurut
tingkat keparahannya PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama menggolongkan
keadaan darurat sebagai berikut :
a. Emergency Level 1, yaitu apabila keadaan darurat yang terjadi tidak bisa
diatasi oleh satu departemen dan harus melibatkan departemen lain, atau seluruh
departemen.
b. Emergency Level II, yaitu apabila keadaan darurat yang terjadi tidak bisa diatasi
oleh perusahaan dan harus melibatkan CERT (Ciwandan Emergency Respon
Team). PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama untuk mengatasi keadaan
darurat telah menyusun prosedur perencanaan tanggap darurat dan telah
mempunyai organisasi emergency serta Tim Penanggulangan Gawat Darurat
(Emergency Response Team) dan Fire Brigade yang bertanggung jawab dalam
pengendalian keadaan darurat. PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama juga
telah menyediakan berbagai fasilitas dan sarana penunjang seperti alat pemadam
kebakaran dan dua unit mobil pemadam kebakaran yang diperlukan pada kondisi
28

emergency termasuk sarana komunikasi dan koordinasi intern ekstern. PT.


Trans Pacific Petrochemical Indotama juga telah menjalin kerja sama dengan
tim emergency dari industri kimia sekitarnya yang tergabung dalam CERT.

4.6 Investigasi Kecelakaan


Kegiatan investigasi dilakukan setiap terjadi kecelakaan (accident) dan
kejadian (incident) yang menyebabkan kerugian pada peralatan, lingkungan
ataupun manusia dengan tujuan untuk mengetahui sebab-sebab kecelakaan atau
kejadian agar kecelakaan atau kejadian yang sama tidak terulang kembali.

4.7 Lembar Data Keselamatan Bahan


Semua bahan kimia baik bahan baku utama maupun bahan pendukung yang
digunakan dalam proses produksi di PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama
telah te.rcantum dalam Lembar Data Keselamatan Bahan atau Material Safety Data
Sheet (MSDS) yang memuat keterangan singkat mengenai karakteristik dan
informasi data keselamatan bahan kimia.

4.8 Safety Regulation Di Kilang


1. Selama berada di dalam kilang, dilarang merokok kecuali di smoking shelter.
2. Untuk memasuki Kilang, APD yang wajib dipakai yaitu:
a. Safety Helmet
b. Safety Glasses
c. Safety Shoes,
d. Pakaian Lengan Panjang/Wearpack
e. Life vest/life jacket bagi kary yang pekerja di bibir pantai atau lepas pantai
3. Peralatan Elektronik Non-IS: HP, Ipas, Notebook, dll dilarang digunakan
selama berada didalam kilang.
4. Mengambil Photo harus menggunakan ijin Pengambilan Photo dari Shift
Superintendent.
5. Kendaraan selain bermesin diesel atau selain berbahan bakar solar dilarang
memasuki Zone-1/ proses dan harus mendapatkan ijin dari shift superintendent.
6. Setiap hari Rabu jam 11.00 ada pengetesan sirine kilang.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari pelaksanaan studi ekskursi di Trans
Pasific Petrochemical Indotama adalah:
1. PT. Trans - Pasific Petrochemical Indotama merupakan industri yang
mengolah kondensat minyak bumi menghasilkan petroleum dan petrokimia
dengan produk-produk seperti petroleum 88, pertamax 92, kerosene, gas oil,
reformate, light naphta, fuel oil, benzene, toluene, paraxylene, orthoxylene
dan heavy aromatic.
2. Terdapat dua unit besar dalam proses pengolahan yaitu Unit Platforming
yang mengolah kondensat menjadi petroleum dan umpan untuk Unit
Aromatik. Sedangkan Unit Aromatik digunakan untuk membuat produk-
produk petrochemical.
3. Unit Platforming terbagi menjadi 5 unit yaitu Unit 201 Prefractinatio n, Unit
202 Naphta Hydrotreating Treatment (NHT), Unit 203 Platforming, Unit
204 Catalyst Continuous Regeneration (CCR), unit 220 LPG Plant
Recovery.
4. Unit Aromatik terbagi menjadi 6 unit yaitu Unit 205 Shell Sulfolane, Unit
206 Benzene Toluene Fractination, Unit 207 Parex, Unit 209 Isomar, Unit
211 Aromatic Fractination, Unit 213 Tatoray.
5. Unit Aromatik merupakan plant untuk mengolah senyawa hasil proses
Platforming yang siap untuk di blending (light naptha,reformat,benzene,dan
HOMC (High Octan Mogas Component), dimana produk utama PT. Trans-
Pacific Petrochemical Indotama saat ini adalah Pertamax.

5.2 Saran
Agar mahasiswa dapat lebih memahami penjelasan yang diberikan, pihak
perusahaan diharapkan memberikan printout untuk pegangan mahasiswa selama
sesi penjelasan serta pada saat menunjungi fasilitas-fasilitas yang ada.

29

Anda mungkin juga menyukai