Anda di halaman 1dari 3

Kasus penyadapan Australia terhadap Indonesia

AIMEE AURILYA ANINDITA / B11116137

NAUFAL ALVIANSYAH A / B11116628

MELSYANA S GOSAL / B11116647


Hubungan bilateral Indonesia dan Australia terganggu akibat
kasus penyadapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
oleh badan intelijen Australia. Pemerintah Australia telah sekali
lagi menolak untuk meminta maaf atas kasus tersebut.
Pemerintah Indonesia kemarin (20/11) mengumumkan keputusan
untuk menurunkan level hubungan diplomatik dengan Australia
terkait skandal tersebut. Aksi yang diambil Indonesia termasuk
menghentikan kerja sama di bidang latihan militer dan
penampungan pengungsi. Sebelumnya Indonesia telah
memanggil Duta Besar RI di Australia untuk kembali ke tanah air
pada Senin lalu. Hubungan kedua negara kini anjlok hingga ke
titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintah Indonesia pada awal bulan ini pernah meminta


Australia memberikan penjelasan mengenai penyadapan telepon,
namun Australia gagal memberikan jawaban yang memuaskan.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott Selasa lalu (19/11)
mengatakan tidak akan menyampaikan permintaan maaf kepada
Indonesia sebab segala hal yang dilakukan Australia adalah demi
kepentingan negara.

Sikap keras Australia tersebut mengundang amarah Indonesia.


SBY menyatakan penyesalan atas sikap Tony Abbott, dan
menyebutkan hal ini dapat merusak hubungan kemitraan
strategis kedua negara, sehingga Indonesia akan
mempertimbangkan kembali kerja sama kedua negara. The
Jakarta Post dalam kolom editorialnya menuduh Australia tidak
mempercayai negara tetangga. Kasus ini akan mengakibatkan
memburuknya hubungan persahabatan kedua negara. Perbaikan
hubungan bilateral akan tergantung pada sikap Australia.
Indonesia sejak lama dipandang sebagai mitra strategis penting
bagi Australia. Sementara, Australia menyediakan bantuan
ekonomi, teknologi dan kemanusiaan kepada Indonesia. Pada
tahun 2012-2013, Australia menyediakan bantuan fiskal sebesar
US$ 608 juta, atau meningkat 20 persen dibanding tahun-tahun
sebelumnya kepada Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir,
kedua negara telah meningkatkan kerja sama di bidang politik,
militer, ekonomi, keamanan dan maritim.

Sejak Tony Abott menjabat Perdana Menteri Australia, hubungan


Australia dengan Indonesia terus terganggu terkait masalah
penampungan pengungsi. Indonesia menyatakan akan
menghentikan kerja sama dengan Australia dalam urusan
pengungsi sejak terungkapnya skandal penyadapan telepon.
Keputusan Indonesia itu merupakan pukulan berat terhadap
Australia yang berkeinginan mengurangi jumlah pengungsi ke
Australia melalui kerja sama dengan Indonesia.

Media Australia berpendapat bahwa kasus penyadapan telepon


menyangkut keamanan dan kepentingan kedua negara. Jika
masalah itu gagal ditangani secara bijaksana, maka pasti akan
mengakibatkan krisis kepercayaan antara pemimpin kedua
negara. Media Australia berpendapat bahwa kerja sama ekonomi
antara kedua negara tidak akan terputus hanya karena skandal
tersebut. Perusahaan kedua negara menargetkan imbalan
maksimal ekonomi. Oleh karena itu investasi dan kerja sama
antara perusahaan negara Indonesia-Australia tidak akan
terhenti.

Anda mungkin juga menyukai