LP Trombositopenia
LP Trombositopenia
oleh
NIM 102311101091
2. Etiologi
a. Penurunan produksi trombosit
1) Kongenital bone narrow (misalnya, anemia Fanconi Wiskott-
Aldrich syndrome)
2) Kegagalan sumsum tulang Acquired (misalnya, anemia aplastik,
myelodysplasia)
3) Paparan kemoterapi, radiasi
4) Neoplastik, infeksi
5) Defisiensi vitamin B12, folat, zat besi
6) Konsumsi alkohol
b. Peningkatan penghancuran trombosit
c. Idiopatik
3. Patofisiologi
Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh
obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh
autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut
menyerang trombosit sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Gangguan –
gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, palling sering
menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini
terkait dengan penyakit trombositopenia, yang memiliki molekul-molekul IgG
reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes. Meskipun terikat pada
permuakaan trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan lokalisasi protein
komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang
mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh
makrofag yang membawa reseptor membrane untuk IgG dalam limpa dan hati.
Manifestasi utama adalah trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya
petekie. Petekie ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada
membran trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan
meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh sistem makrofag.
Agregaasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-
kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul
perdarahan dalam jaringan. Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini
disimpulkan berdasarkan pemeriksaan yang menunjukkan kekurangan trombosit
berat tetapi singkat, setelah menerima serum trombositopenia. Trombositopenia
sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan
trombositopenia, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena
masuknya antibodi melalui plasenta. trombositopenia dapat juga timbul setelah
infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa
pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu.
5. Komplikasi
a. syok hipovolemik
b. penurunan curah jantung
c. splenomegali
7. Penatalaksanaan
a. Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
b. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka
berikan kortikosteroid.
c. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin
per IV.
d. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit. b. ITP
Menahun · Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal: prednisone 2 – 5
mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid berikan
immunoglobulin (IV). · Imunosupressan: 6 – merkaptopurin 2,5 – 5
mg/kgBB/hari peroral.
e. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
f. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. · Splenektomi.
2. Diagnosa
1. Ketidakseimbangan Setelah a. Tidak ada 1. Motivasi klien untuk makan 1. Motivasi sangat penting bagi
nutrisi: kurang dari dilakukan tanda mal makanan dan suplemen penderita anoreksia dan
kebutuhan tubuh tindakan nutrisi makanan. gangguan gastrointestinal.
berhubungan dengan keperawatan b. Tidak terjadi 2. Tawarkan makan makanan 2. Makanan dengan porsi kecil
ketidakmampuan 3x24 jam penurunan dengan porsi sedikit tapi dan sering lebih ditolerir
untuk mengabsorbsi klien dapat berat badan sering. 3. Meningkatkan selera makan
nutrient memenuhi yang berarti 3. Hidangkan makanan yang dan rasa sehat.
kebutuhan c. Berat badan menimbulkan selera dan 4. Mengurangi citarasa yang
nutrisi sesuai dengan menarik dalam penyajiannya. tidak enak dan merangsang
seimbang tinggi badan 4. Pelihara higiene oral sebelum selera makan.
makan. 5. Dapat mengurangi frekuensi
5. Pasang ice collar untuk mual.
mengatasi mual. 6. Mengurangi gejala
6. Berikan obat yang diresepkan gastrointestinal dan perasaan
untuk mengatasi mual, tidak enak pada perut yang
muntah, diare atau konstipasi. mengurangi selera makan dan
7. Motivasi peningkatan asupan keinginan terhadap makanan.
cairan dan latihan jika klien 7. Meningkatkan pola defekasi
melaporkan konstipasi. yang normal dan mengurangi
rasa tidak enak serta distensi
pada abdomen.
2. Intoleransi aktifitas Setelah Self care- 1. Melakukan klasifikasi dan memilih
berhubungan dengan dilakukan Activities of daily aktivitas yang dapat dilakukan
keidakseimbangan tindakan living 1. Bantu klien mengidentifikasi klien di RS
antara suplai dan keperawatan aktivitas yang mampu 2. Menghemat tenaga klien sambil
kebutuhan oksigen 3x24 jam Indikator: dilakukan mendorong klien untuk melakukan
klien dapat latihan dalam batas toleransi klien
menoleransi a. Berpartisipasi 2. Motivasi klien untuk 3. Memperbaiki perasaan sehat secara
aktivitas dan dalam aktifitas melakukan latihan yang umum dan percaya diri
melakukan fisik tanpa diselingi istirahat 4. Memberi kalori bagi tenaga dan
perawatan disertai 3. Motivasi dan bantu klien protein bagi proses penyembuhan
diri:ADL’s peningkatan untuk melakukan latihan Menentukan terapi yang tepat untuk
TD, nadi, dan dengan periode waktu yang mempercepat proses penyembuhan
atau tanpa RR ditingkatkan secara bertahap klien
bantuan alat b. Mampu 4. Berikan diet tinggi kalori dan
melakukan tinggi protein
aktivitas 5. Kolaborasi dengan tenaga
sehari-hari rehabilitasi medik dalam
secara mandiri merencanakan program terapi
Mampu yang tepat
berpindah
dengan atau
tanpa bantuan
alat
2. Kekurangan volume Setelah Nutritional status: 1. Kaji intake cairan dan 1. Perawat harus mengetahui sumber
cairan berhubungan dilakukan food and fluid kebiasaan eliminasi klien asupan cairan klien untuk
dengan keluarnya tindakan 2. Tentukan kebutuhan cairan 2. Agar cairan yang akan diberikan
volume plasma ke keperawatan Indikator: klien kepada klien sesuai kebutuhan
ekstrasel 1x24 jam 3. Pantau intake dan output 3. Jumlah cairan yang masuk harus
intake dan a. Turgor kulit < 2 cairan klien sama dengan yang keluar untuk
output cairan detik 4. Anjurkan klien untuk menghindari dehidrasi
seimbang menambah cairan lewat oral 4. Agar klien tidak mengalami
5. Monitor berat badan klien dehidrasi
6. Pantau turgor kulit klien 5. Mengetahui sejauh mana klien
7. Berikan intake cairan lewat IV kehilangan cairan
6. Mengetahui bahwa kebutuhan cairan
dalam sel terpenuhi
7. Menambah kebutuhan cairan pasien
DAFTAR PUSTAKA