Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN AKHIR

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

JL. BAJI MINASA NO. 2 MAKASSAR

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Diajukan sebagai Persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Praktek kerja Lapangan
pada jurusan Kimia,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas
Tadulako,Palu.

Oleh :
ALPIN ( G 301 16 029)

ANDI TENRI AJENG ( G 301 16 006)

BETZY EPPANG ( G 301 16 056)

FAKHRIJA SAHRAINI ( G 301 16 055)

SRI HANDAYANI ( G 301 16 009)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU
HALAMAN PENERIMAAN
Berdasarkan pengesahan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa
Jurusan Kimia,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),tanggal
10 Januari 2019 sampai 10 Februari 2019. Maka laporan hasil kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dari mahasiswa tersebut dibawah :
1. ALPIN ( G 301 16 029)
2. ANDI TENRI AJENG ( G 301 16 006)
3. BETZY EPPANG ( G 301 16 056)
4. FAKHRIJA SAHRAINI ( G 301 16 055)
5. SRI HANDAYANI ( G 301 16 009)

Dinyatakan diterima oleh Ketua Jurusan Kimia sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Jurusan Kimia,Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Tadulako,Palu.
Palu, 10 Februari 2019

Mengetahui

Ketua Jurusan Kimia Dosen Pembimbing

Dr. Ruslan S.Si.,M.Si Drs. Saiful Bahri. M.Si


NIP. 19660601997021001 NIP. 196203231990031001
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :


1. ALPIN ( G 301 16 029)
2. ANDI TENRI AJENG ( G 301 16 006)
3. BETZY EPPANG ( G 301 16 056)
4. FAKHRIJA SAHRAINI ( G 301 16 055)
5. SRI HANDAYANI ( G 301 16 009)

Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada


Laboratorium Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM)
Cabang Makassar selama 1 bulan,yang terhitung mulai tanggal 10
Januari 2019 sampai dengan 10 Februari 2019.

Makassar, 10 Februari 2019

Mengetahui

Ka. Lab./Ka. Instansi/Manajer Pembimbing

Drs. Hamka Hasan, Apt.,M.Kes Aisyah Givani Mappeaty,S.Si.,Apt


Nip. 196705091993021001 Nip. 19800131200501200
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,sehingga pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan Laporan dapat penulis selesaikan
sebagai salah satu mata kuliah wajib pada Jurusan Kimia,Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Tadulako.Laporan ini mencakup materi kegiatan
selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang bertempat di Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar. Baik dari pelaksanaan sampai
dengan penyusunan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat adanya
bantuan dan partisipasi aktif dari berbagai pihak,dan dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kepada kedua Orang Tua Penulis yang selalu mendorong dan


menyemangati penulis.
2. Dosen kami Ruslan S.Si.,M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia.
3. Dosen kami Syaiful Bahri selaku pembimbing penulis dalam
menyelesaikan kegiatan ini.
4. Ibu Aisyah Givani Mappeaty S.Si.,Apt,Ibu Muriany Faisal S.Si.,Apt,Ibu
Meine Mirwani,S.Si.,Apt., dan staf/pegawai Laboratorium Pengujian
Kimia yang telah banyak memberikan perhatian,bimbingan dan arahan
yang sangat baik kepada penulis dalam pelaksanaan kegiatan ini.
5. Seluruh staf dan pegawai kantor Balai Besar Pengawasan Obat dan
Makanan (BBPOM) yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan
yang berharga kepada penulis.
6. Semua Pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada
penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu,Penulis menghrapkan Kritik dan Saran bagi semua yang membaca laporan
ini. Demi terciptanya laporan yang lebih baik dari sebelumnya.

Makassar, 10 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL………………………..……………………………….i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………...ii

KATA PENGANTAR……………………………………………..……….iv

DAFTAR ISI…………………………………………..……………………vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………..1
B. Tujuan Kegiatan…………………………………………………………2
C. Waktu dan Lokasi………………………………………………………..2
D. Tujuan Penulisan Laporan……………………………………………….2
BAB II TINJAUAN UMUM BBPOM MAKASSAR
A. Latar Belakang BBPOM……………………………………...................3
B. Tugas Pokok…………………………………………………………….4
C. Visi dan Misi……………………………………………….....................4
D. Struktur Organisasi………………………………………………………5
E. Aspek strategis………………………………………………………….9
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN KIMIA
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan……………………………………….11
B. Pengujian Kimia………………………………………………………..11
1. Kosmetik………………………………………………...................11
2. Obat Tradisional
3. Obat Modern
C. Pembahasan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan kurikulum yang berlaku dilingkungan Jurusan Kimia dan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas
Tadulako,Palu. Maka,salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
adalah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perusahan-
perusahaan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dijalani selama
kuliah baik itu pada perusahaan pemerintah,BUMN,maupun
perusahaan swasta. Kerja Praktek mempunyai bobot 2 sks yang
pelaksanaannya selama 1 bulan.

Didorong oleh suatu keinginan untuk mengetahui dunia kerja dalam


suatu lingkungan pabrik dimana sekarang ini lajunya pertumbuhan
ilmu dan teknologi yang terus berkembang seiring dengan
bertambahnya waktu dan peningkatan peradaban manusia. Hal ini
ditandai dengan semakin banyak kemajuan teknologi diberbagai
bidang industri.

Konsumsi masyarakat khususnya pada produk pangan cenderung terus


meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk
pada pola konsumennya. Sementara itu oengetahuan masyarakat amsih
belum memadai untuk dapat memillih dan menggunkana produk
secara tepat, benar dan aman. Adanya iklan dan promosi yang secara
gencar dilakukan menyebabkan konsumen juga terdorong untuk
mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.
Perubahan yang terjadi baik di dalam teknologi produksi, system
perdagangan, dan gaya hidup konsumen, pada akhirnya meningkatkan
resiko yang luas pada kesehatan dan keselamtan konsumen. Apabila
terdapat produk yang sudah mengalami kerusakan atau kontaminasi
oleh bahan berbahaya maka resiko yang terjadi akan berskala besar
dan luas serta berlangsung secara cepat.

Salah satu bentuk pembelajaran yang diterapkan adalah dengan


melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) disuatu perusahaan baik
BUMN,maupun perusahaan swasta dengan diharapkan akan
meningkatkan pengalaman mahasiswa pada umumnya. Selain
itu,bidang kimia yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari selalu
terdapat hal-hal baru sehingga masyarakat sulit untuk membedakan
bahan berbahaya dan bahan yang dapat dikonsumsi dalam batas
tertentu.

Oleh karena itu,dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Dilakukan pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM)
sangat tepat karena dalam keseharian dan sesuai dengan bidang kerja
yang digeluti.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu untuk


mengembangkan dan meningkatkan keahlian kemampuan maupun
keterampilan didalam mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh
dibangku kuliah kedalam dunia kerja nyata.
C. Pelaksanaan

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa Jurusan


Kimia,waktu yang dialokasikan selama 1 bulan di instansi Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Makassar.

D. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu diharapkan


dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang sebelumnya
diperoleh bagi para mahasiswa yang melaksanakan PKL pada
khususnya dan pada mahasiswa umumnya dan dapat menjadi sumber
pengetahuan yang baru dari mahasiswa tersebut.
BAB II

TINJAUAN UMUM

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI


MAKASSAR

A. Latar Belakang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan Lembaga


Pemerintah Non Departemen (LPND), yaitu sesuai Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 merupakan lembaga pemerintah
pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintah tertentu dari
Presiden serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Kemajuan
teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan
pada industri farmasi, obat asli Indonesia, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan. Dengan menggunakan teknologi modern, industri-industri tersebut
kini mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar mencakup berbagai
produk dengan "range" yang sangat luas.

LPND kemudian diubah menjadi Lembaga Pemerintah non Kementrian


(LPNK) berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun
2008 tentang kementrian Negara. BPOM berkedudukan dibawah presiden dan
bertanggung jawab kepada presiden melalui Menteri Kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM RI No : HK.00.05.21.3529 tahun 2007


menetapkan bahwa dalam melaksanakan tugas teknisnya,BPOM dibantu oleh
Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) yang terdiri dari Balai Besar POM dan Balai
POM (BPOM,2007). Bidang kerja yang dilakukan oleh BBPOM atau sebagai
UPT BPOM meliputi pengujian produk terapeutik,narkotik,obat
tradisional,kosmetik,produk komplemen pangan dan bahan berbahaya serta
mikrobiologi pemeriksaan dan penyidikan terhadap kasus pelanggaran hukum
dibidang pengadaan serta distribusi obat dan makanan serta sertifikasi dan
layanan informasi konsumen.

Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi dan entry barrier yang


makin tipis dalam perdagangan internasional, maka produk-produk tersebut
dalam waktu yang amat singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan
jaringan distribusi yang sangat luas dan mampu menjangkau seluruh strata
masyarakat.
Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk termaksud cenderung terus
meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola
konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai
untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman.
Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk
mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.

Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan gaya


hidup konsumen tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan
implikasi yang luas pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila
terjadi produk sub standar, rusak atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya
maka risiko yang terjadi akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara
amat cepat.

Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan gaya


hidup konsumen tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan
aplikasi yang luas pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi
produk sub standart atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka resiko
yang terjadi akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat.
Untuk itu di Indonesia harus memiliki sistem pengawasan obat dan makanan
(SISPOM) yang efektif dan efesien, mampu menjaga keamanan, keselamatan
dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Maka telah
di bentuk Badan POM yang memiliki jaringan nasional maupun internasional
serta kewenangan penegakan hukum dan kredibilitas profesionalan yang
tinggi.

Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
(SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan
mengawasi produk-produk termaksud untuk melindungi keamanan,
keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar
negeri. Untuk itu telah dibentuk BPOM yang memiliki jaringan nasional dan
internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas
profesional yang tinggi.

B. Fungsi Utama Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Berdasarkan pasal 3 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang


Badan Pengawas Obat dan Makanan, BPOM mempunyai fungsi:

1. Penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan Makanan.


2. Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
3. Penyusunan dan penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
Pengawasan Sebelum Beredar dan Pengawasan Selama Beredar;
4. Pelaksanaan Pengawasan Sebelum Beredar dan Pengawasan Selama
Beredar.
5. Koordinasi pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan instansi
pemerintah pusat dan daerah.
6. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan Obat dan
Makanan.
7. Pelaksanaan penindakan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
8. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BPOM.
9. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BPOM.
10. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPOM.
11. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan BPOM.

C. Fungsi Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan


Berdasarkan Pasal 4 Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2018, Unit Pelaksana
Teknis BPOM menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana dan program di bidang pengawasan Obat dan


Makanan.
2. Pelaksanaan pemeriksaan sarana/fasilitas produksi Obat dan Makanan.
3. Pelaksanaan pemeriksaan sarana/fasilitas distribusi Obat dan Makanan
dan/atau sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian.
4. Pelaksanaan sertifikasi produk dan sarana/fasilitas produksi dan/atau
distribusi Obat dan Makanan.
5. Pelaksanaan pengambilan contoh (sampling) Obat dan Makanan.
6. Pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan.
7. Pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
8. Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan masyarakat
di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
9. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan
Makanan.
10. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan
Obat dan Makanan.
11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
12. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
D.Visi dan Misi
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan memiliki visi yaitu obat dan
makanan aman meningkatkan kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa.
Adapun misi Badan Pengawas Obat dan Makanan yaitu :
1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko
untuk melindungi masyarakat.
2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan
pemangku kepentingan.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.

E. Struktur Organisasi
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM nomor HK 00.05.21.4232 tahun
2004 tanggal 27 september 2004 tentang organisasi dan tata keja Unit
Pelaksanaan Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan,Balai
Besar POM memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

KEPALA BBPOM
DI MAKASSAR

KA. SUB BAGIAN


TATA USAHA

KA. BID PENG KA. BID PENG KA. BID PENG KA. BID KA. BID
TERANOKOKO PANGAN & BB MIKROBIOLOGI PEMDI SERLIK

KA. SIE KA. SIE


KLP JAB PEMERIKSAAN SERTIFIKASI
FUNGSIONAL

KA. SIE KA. SIE LIK


PENYIDIKAN

Susunan organisasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Makassar


terdiri dari Kepala dan 5 (lima) bidang, 4 (empat) seksi serta 1 (satu) sub
bagian tata usaha yaitu :
a. Kepala Balai Besar POM
b. Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan,dengan 2 (dua) seksi yaitu seksi
pemeriksaan dan seksi penyidikan
c. Bidang sertifikasi dan layanan inforamasi konsumen,dengan 2 seksi yaitu
seksi sertifikasi dan seksi layanan informasi konsumen
d. Bidang Pengujian Teranokoko
e. Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya
f. Bidang Penguajian Mikrobiologi
g. Sub bagian Tata Usaha

Sesuai dengan struktur organisasi yang ada pada gambar diatas,secara garis
besar unit-unit kerja BBPOM di Makassar dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Bidang Pengujian Produk Terapetik,narkotika,obat
tradisional,kosmetik,dan produk komplemen mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan
laporan pelaksanaan pemeriksaan laboratorium,pengujian dan penilaian
mutu di bidang produk terapetik,narkotika,obat tradisional,kosmetik dan
produk komplemen.
b. Bidang Pengujian Pangan dan bahan berbahaya mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan
laporan pelaksanaan pemeriksaan laboratorium,pengujian dan penilaian
mutu dibidang pangan dan bahan berbahaya.
c. Bidang Pengujian Mikrobiologi mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan pemeriksaan laboratorium,pengujian dan penilaian mutu
secara mikrobiologi.
d. Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan pemeriksaan setempat,pengambilan contoh untuk pengujian
dan pemeriksaan sarana produksi,distribusi,dan instansi kesehatan serta
penyidikan kasus pelanggaran hukum dibidang produk
terapetik,terapetik,narkotika,obat tradisional,kosmetik,produk
komplemen,pangan dan bahan berbahaya.
e. Bidang sertifikasi dan layanan informasi konsumen tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan sertifikasi produk,sarana produksi dan distribusi tertentu dan
layanan informasi konsumen.
f. Sub. Bagian tata usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administrasi di lingkungan BBPOM di Makassar.
BAB III

METODOLOGI DAN PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan : 10 Januari – 10 Februari
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Kosmetik, Obat dan Obat Tradisional Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan di Makassar.

Pengujian Kimia
1. Kosmetik
Identifikasi Hidrokinon dalam produk kosmetik
a. Prinsip
Hidrokinon dapat dipisahkan dari matriks sampel dan dianalisas secara
KCKT berdasarkan kelarutan dan polaritas.
Alat dan Bahan
Alat
1. Neraca analitik
2. Beker gelas
3. Erlenmeyer
4. Gelas ukur 25mL
5. Sonikator
6. Lempeng KLT
7. Pipa Kapiler
8. Spoit
9. Batang pengaduk
10. Spatula

Bahan
a) Sampel
b) Etanol
c) Kertas saring whatman
d) Tisu

Prosedur Kerja
Larutan Uji
a. Ditimbang sampel sebanyak 1,5 gram, dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Ditambahkan 15mL etanol 96% kemudian disonik selama 15 menit.
c. Ditambahkan etanol sebanyak 25 Ml.
d. Kemudian saring larutan.
e. Totol 20 Ml larutan baku dan sampel
f. Elusi dengan toluene Asam asetat glasial (AAG) (80:20) dengan jarak
rambat 15 cm.
g. Amati bercak dibawah lampu UV.
h. Bercak sampel positif jika sejajar dengan bercak pada baku.

i. Identifikasi Raksa (Hg)


Alat
1. Cawan porselen
2. Batang pengaduk
3. Neraca analitik
4. Waterbath
5. Botol semprot

Bahan
a) Sampel kosmetik
b) HCl
c) Lempengan tembaga
d) Kertas saring whatman
e) Aquabides
f) Tisu

Prosedur Kerja
1) Ditimbang sampel sebanyak 5 gram, dan dimasukkan kedalam gelas beker.
2) Kemudian ditambahkan HCl 6 N.
3) Lalu dimasukkan kedalam cawan porselen, dan masukkan potongan
lempeng tembaga.
4) Setelah itu waterbath dengan suhu optimum 95°C selama 45 menit.
5) Amati perubahan warna yang terjadi pada lempengan tembaga tersebut.
6) Sampel (+) jika lempeng tembaga berubah warna menjadi silver.

ii. Identifikasi Asam salisilat


Alat
1. Neraca analitik
2. Beker kecil
3. Karet penghisap
4. Gelas ukur
5. Batang pengaduk
6. Spatula
7. Lempeng KLT
8. Labu ukur 25Ml
Bahan

a) Sampel kosmetik
b) Aquabides
c) Etanol
d) Kertas saring whatman

Prosedur kerja

a) Ditimbang sampel sebanyak 5 gram, dan dimasukkan kedalam gelas beker.


b) Lalu ditambahkan 15 Ml etanol 96% dan aduk.
c) Tambahkan etanol 96% sampai tanda batas.
d) Totol etanol 96% sampai tanda.
e) Elusi dengan menggunakan eluen toluen : Asam asetat glasial (80:20) dengan
jarak rambat 15cm.
f) Amati bercak dibawah lampu UV.
g) Bercak sampel positif jika sejajar dengan bercak baku.

iii. Identifikasi Logam (Pb)


Alat
a) Seperangkat alat Mikrowave
b) Gelas ukur
c) Pipet volume 1mL dan 3mL
d) Karet penghisap
e) Neraca analitik
f) Labu ukur 50Ml
g) Pipa Kapiler
h) Spoit
i) Kertas saring
j) Botol semprot
k) Batang pengaduk
l) Spatula
m) Atomic Absorption spectoscopy

Bahan
1. Sampel kosmetik
2. HNO3
3. HCl
4. H2O2
5. Aquabides

Prosedur Kerja
a) Ditimbang sampel sebanyak 0,2gram kedalam vessel.
b) Ditambahkan masing-masing 3mL HNO3, 1mL HCl, dan 1mL H2O2.
c) Diamkan selama 15menit
d) Dimasukkan vessel kedalam rotor vessel
e) Lalu microwave selama 1jam
f) Dikeluarkan vessel
g) Diencerkan menggunakan aquabides dalam labu ukur 50mL hingga
mencapai tanda batas.
h) Kemudian diukur cemaran logam timbal menggunakan AAS.
i) Hasil pengukuran dihitung menggunakan kurva kalibrasi.

2. Obat Tradisional

a. Identifikasi Deksametasone dalam Obat Tradisional Sediaan


Padat Secara KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

1). Tujuan

Untuk mengatahui adanya deksametason pada sampel

2). Alat dan Bahan

1. Alat

a. Erlenmeyer 250 ml
b. Gelas ukur 100 ml
c. Gelas ukur 25 ml
d. Shaker
e. Beaker 100 ml
f. Penangas air
g. Pipet volum 3 ml
h. Karet Penghisap
i. Botol vial
j. Pipet syringe 100 µl
k. Plat
l. Mistar
m. Pensil
n. Hairdryer
o. Chamber
p. Lampu UV
q. Spektrofotometer UV- Vis

2. Bahan

a. Sampel
b. Larutan baku deksametason
c. Plat KLT
d. metanol

3). Prosedur Kerja

1. Sampel disiapkan dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml


2. Ditambahkan 15 ml larutan metanol
3. Campuran kemudian dishaker selama 15-30 menit
4. Campuran disaring untuk memisahkan filtrat dan residu
5. Filtrat dipekatkan dengan cara penguapan pelarut
6. Ekstrak kering dilarutkan menggunakan 3 ml metanol.
7. Disaring
8. Ekstrak ditotol pada plat yang telah disediakan dan dielusi
9. Hasil klt dilihat menggunakan lampu UV
10. Dianalisis menggunakan Spektrometer UV Vis
b. Pengujian Kadar

1). Tujuan

Untuk mengetahui kadar air pada sampel

2). Alat dan Bahan


1. Alat
a. Erlenmeyer asa 250 ml
b. Gelas ukur 100 ml
c. Hot Plate
d. Neraca analitik
e. Alat destilasi

2. Bahan

a. Sampel
b. Toluena jenuh air
c. Akuades

3). Prosedur Kerja

1. Masing-masing sampel ditimbang sebanyak 10 gram dan


dimasukkan kedalam erlenmeyer asa 250 ml
2. Ditambahkan larutan toluena jenuh air sebanyak 80 ml
3. Ditambahkan akuades sekitar 2 ml pada tabung solongsong
4. Campuran dipanaskan diatas hot plate dan dihubungkan dengan
kondensor.
5. Pemanasan dilakukan sekitar 15 – 20 menit
6. Dilakukan penghitungan penambahan volume air pada tabung
solongsongan.
c. Identifikasi Bahan Kimia Obat (BKO) pada obat tradisional dan
suplemen kesehatan sediaan padat dengan SPE
1). Tujuan

Untuk mengetahui bahan kimia obat yang terdapat pada sampel

2). Alat dan Bahan


1. Alat
a. Neraca analitik
b. Gelas ukur 10 ml
c. Sonik
d. Vortex
e. Sentrifuge
f. Tabung sentrifuge
g. Pipet mikro
h. Labu ukur 5 ml
i. Pipet tetes
j. Alat SPE
k. Vial hplc
l. Seperangkat alat hplc

2. Bahan

a. Sampel
b. Metanol 80 %
c. Akuades
d. Ammonium asetat
e. asetonitril
f. Larutan baku
g. Larutan pengencer metanol + asam fosfat

3). Prosesur Kerja

1. Sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dimasukkan kedalam


tabung sentrifuge
2. Ditambahkan metanol 80 % sebanyak 10 ml
3. Campuran disonik selama 30 menit
4. Divorteks selama 5 menit
5. Disonik kembali selama 15 menit
6. Disentifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm
7. Supernatan dipipet sebanyak 500 mikron dan dimasukkan kedalam
labu ukur 5 ml
8. Dipekatkan dengan larutan pengencer metanol 5 % + asam fosfat 2
%.
9. Larutan spike dipipet sebanyak 500 mikron dan dimasukkan dalam
cartridge SPE C18 secara terpisah dilakukan dengan bantuan vakum
10. Cuci cartridge dengan 1,5 ml air
11. Dielusi dengan menggunakan 1 ml metanol dan dimasukkan dalam
vial hplc
12. Dilakukan pengujian dengan menggunakan hplc

d. Penetapan Kadar Glukosamin dalam Suplemen Kesehatan Secara


Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrodensitometri
1). Tujuan
Untuk mengetahui kadar glukosamin yang terdapat pada sampel
2). Alat dan Bahan
1. Alat
a. Labu ukur 50 ml
b. Neraca analitik
c. Lumpang dan alu
d. Gelas ukur 50 ml
e. Sonikator
f. Sentrifuge
g. Tabung sentrifuge
h. Pipet mikro
i. Vial
j. Alat spektrodensitometri
k. Lempeng

2. Bahan

a. Sampel
b. Metanol
c. Akuades
d. Larutan baku glukosamin
3). Prosedur Kerja

1. Sampel digerus dan ditimbang sebanyak 100 mg dan dimasukkan


dalam labu ukur 50 ml (duplo)

2. Ditambahkan pelarut sebanyak 40 ml dan disonik selama 5 menit

3. Campuran diatkan sampai tanda batas

4. Campuran disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm

5. Supernatan dipindahkan kedalam vial dan dipipet sebanyak 200


mikron

6. Ditambahkan pelarut sebanyak 800 mikron

7. Dibuat Larutan seri baku glukosamin sebanyak 6 vial (duplo)

8. Vial dimasukkan dalam pengujian menggunakan spektrodensitometer

e. Identifikasi Campuran Kofein dan Paracetamol dalam Obat


Tradisional Sediaan Padat Secara KLT
1). Tujuan
Untuk mengetahi adanya kandungan kofein pada sampel
2). Alat dan Bahan
1. Alat
a. Botol semprot
b. Erlenmeyer 250 ml
c. Pipet tetes
d. Gelas ukur 50 ml
e. Shaker
f. Statif
g. Corong pisah
h. Gelas ukur 50 ml
i. Beaker 100 ml
j. Pipet volum 5 ml
k. Seperangkat alat KLT
l. Lampu UV
m. Seperangkat alat hplc

2. Bahan

a. Sampel
b. Kertas pH
c. Kloroform
d. Larutan baku kofein
e. NaOH 1 N
f. HCl 0,1 N
3). Prosedur Kerja
1. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan air
sebanyak 50 ml
2. Campuran dibasakan menggunakan NaOH 1 N hingga pH 9
3. Campuran dishaker selama 30 menit
4. Campuran dipindahkan pada tabung sentrifuge dan kemudian
disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm
5. Supernatan diambil dan diasamkan menggunakan HCl 0,1 N hingga
pH 3
6. Ekstraksi dengan menggunakan 20 ml kloroform sebanyak 4 kali
7. Hasil ekstrak kloroform diuapkan diatas penangas air sampai kering
8. Ekstrak kering dilarutkan dengan 5 ml etanol
9. Disaring dan ditotol pada plat yang telah disediakan
10. Plat dielusi dengan eluen yang telah tersedia
11. Diamati bercak noda menggunakan lampu UV

3. Produk, Terapatik, Pesikotropik dan Narkotika

a. UJi Disolusi Obat Loperamide


Metode Disolusi
Alat
a) Alat disolusi
b) Botol sample coklat
c) Alat spoit
d) Botol vial HPLC
e) Baskom
f) Gayung

Bahan

a) Obat Loperamide
b) Larutan asam klorida 0,1 M
c) Label
d) Aluminium foil

Prosedur kerja

a) Siapkan alata disolusi terlebih dahulu dengan setingan suhu 370C,


tipe dayung.
b) Masukkan masing-masing 900ml media HCl 0,1M.
c) Setelah suhu media telah mencapai 370C, setting alat disolusi
dengan waktu 30 menit, dengan kecepatan 50 rpm. Kemudian
masukkan satu persatu tablet loperamide kemudian
d) Setelah 30 menit, kemudian ambil hasil disolusi dengan
menggunakan spoit dan masukkan kedalam botol sample coklat.
Label dengan menggunakan nomor sample dan tutup dengan
aluminium foil.
e) Masukkan sample kedalam botol Vial lalu dilakukan dengan
menggunakan alat KCKT.

b. Uji Kandungan Obat Antasida Doen


Metode Titrasi
Alat
a) Labu Ukur 1000 ml, 250 ml dan 25 ml
b) Alat sonic
c) Erlenmeyer 250 ml
d) Beker 1000 ml,150 ml, 50 ml dan 10 ml
e) Pipet Volum 10 ml, 7 ml dan 2 ml
f) Buret 25 ml
g) Statif dan klem
h) Gelas ukur 200 ml, 100 ml, 50 ml, 25 ml dan 20 ml
i) Magnetic stirrer
j) Lemari pendingin
k) Pipet tetes

Bahan

a) Antasida doen suspensi


b) Air
c) HCl 3N
d) EDTA 0,05 N
e) Dapar Asam Aetat-Amonium Asetat
f) Etanol
g) Dithizon Lp
h) TrietilAmina
i) Dapar Amonia-Amonium Klorida
j) Eriokrom Black T

Prosedur Kerja

a) Preparasi sample obat Antasida Doen


 Masukan masing-masing sampel Antasida doen suspensi
sebesar 7 ml ke dalam beker 150 ml.
 Setelah itu tambahkan 20 ml Air dan 30 ml HCl 3N, kemudian
panaskan dan disonic sampai larutan larut sempurna, kemudian
larutan didinginkan dalam lemari pendingin.
 Setelah larutan dingin dimasukkan kedalam labu ukur 200 ml
dan diencerkan dengan air sampai tanda batas.
b) Mengukur kadar Magnesium dalam obat Antasida Doen
 Pipet 7 ml sample kemudian masukkan dalam Erlenmeyer 250
ml, kemudian ditambahkan 200 ml Air.
 Setelah itu larutan sample ditambahkan 20 ml TrietanolAmin
kemudian larutan distirer.
 Setelah distirer larutan ditambahkan dengan 10 ml dapar
ammonia-amonium klorida kemudian ditambahkan dengan
Eriochrom Black T dan didingikan hingga suhu 3-40C.
 Setelah dingin larutan sample dititrasi dengan larutan NaEDTA
0,05M sampai sample berubah menjadi warna biru, dengan
larutan Blangko Air.
c) Mengukur kadar Alumina dalam Antasida Doen
 Pipet 10 ml sample kemudian masukkan kedalam Erlenmeyer
250 ml kemudian 20 ml air.
 Setelah itu ditambahkan 25 ml EDTA dan 20 ml dapar asam
asetat-amona asetat.
 Kemudian larutan dipanaskan sampai mendekati titik didih,
setelah itu larutan didinginkan dalam lemari pendingin.
 Setelah dingin larutan ditambahkan 50 ml Etanol dan 2 ml
Dithizon Lp.
 Setelah tercampur l;arutan dititrasi dengan ZnSO4 0,05 M
sampai larutan berubah warna menjadi rose pink, dengan
larutan blanko air.
c. Uji kadar Obat Asam Traneksamat
Metode Titrasi Bebas Air (TBA)
Alat
1. Gelas ukur 50 ml, 100 ml, dan 1000 ml
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Neraca Analitik
4. Gelas kimia 100 ml
5. Statif dan klem
6. Buret
7. Pipet tetes

Bahan

1. Asam Pekrolat 0,1 N


2. Asam Asetat Glasial
3. Acetic acid anhydrate
4. Larutan Kristal violet
5. Kalium Hidrogen

Prosedur Kerja

1. Pembakuan pentiter
a) Sebanyak 350 mg Kalium Hidrogen dimasukkan kedalam
erlenmeyer 250 ml.
b) Setelah itu ditambahkan dengan larutan Acetic Acid Anhydrate
sebanyak 60 ml kedalam Erlenmeyer dan erlen meyer digoyangkan
sampai larutan dan baku larut sempurna.
c) Setelah larutan larut sempurna, larutan ditetesi dengan Kristal
violet sebanyak 1 tetes.
d) Setelah ditetesi dengan larutan Kristal violet, larutan dititrasi
dengan asam pekrolat 0,1 N sampai warna berubah menjadi biru.

2. Penetapan kadar obat Asam Traneksamat Tablet


a) Sebanyak 250 mg sample dimasukkan kedalam erlenmeyer 250
ml.
b) Setelah itu ditambahkan dengan larutan Acetic Acid Anhydrate
sebanyak 60 ml kedalam Erlenmeyer dan erlen meyer digoyangkan
sampai larutan dan baku larut sempurna.
c) Setelah larutan larut sempurna, larutan ditetesi dengan Kristal
violet sebanyak 1 tetes.
d) Setelah ditetesi dengan larutan Kristal violet, larutan dititrasi
dengan asam pekrolat 0,1 N sampai warna berubah menjadi biru.

C. Pembahasan

Pada pelaksanaan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) yang dilaksanakan sejak


tanggal 10 Januari 2019 sampai 10 Februari 2019 bertempat di bidang pengujian
Kosmetik,Obat tradisional,dan Obat modern Balai Besar Pengawasan Obat dan
Makanan (BBPOM) Makassar. Pengujian dilaksanakan sebanyak parameter uji
yaitu Identifikasi Hidrokinon,Identifikasi raksa,Identifikasi Asam
Salisilat,Identifikasi logam (Pb) dalam produk kosmetik secara
KCKT,Identifikasi deksametason,Pengujian Kadar air,Identifikasi Bahan Kimia
Obat (BKO),Pengujian Kadar glukosamin,dan Identifikasi parasetamol dan
kofein pada obat tradisional,Uji keseragaman Kandungan Obat Loperamid,Uji
kandungan obat antasida doen dengan metode titrasi,Uji Kadar obat dengan
metode titrasi bebas air (BBA) Pada produk obat modern.

1. Kosmetik
Identifikasi hidrokinon dalam produk kosmetik secara KCKT,Hidrokinon
merupakan zat berbahaya yang sering digunakan dalam krim
pemutih,hidrokinon dilarang digunakan dalam pembuatan krim pemutih
karena dapat merusak kesehatan. Yang dilakukan Gelas beker dan ditimbang
1,5 gram dengan timbangan analitik. Sampel kemudian ditambahkan 3 tetes
HCl untukmemberikan suasana asam agar mudah ditarik dalam fase gerak,
kemudian sampel ditambahkan 15 mL etanol dan dipanaskan diatas
waterbath untuk mempermudah melarutkan sampel. Baku hidrokinon
kemudiandilarutkan dengan etanol secukupnya lalu dihomogenkan dalam
ultra sonik.Etanol dipakai sebagai pelarut karena sifat polar yang di
milikinya sehinggamudah diserap oleh fase diam (silica gel). Setelah sampel
larut, sampel disaringdan dimasukan dalam labu ukur 25 mL kemudian
ditambahkan etanol sampai tanda batas. Sampel selanjutnya ditotolkan di
atas plate silica gel dimana dalamsatu plate terdapat satu baku, 2 seri sampel,
dan 2 seri sampel + baku. Sampel ditotolkan dengan menggunakan pipet
volume 1 mL. Untuk sampel yangditambah dengan baku yang pertama
ditotolkan adalah 1 mL. sampel kemudian dibiarkan mengering sebentar lalu
ditambah dengan 1 mL baku. Hal ini untuk menghindari noda yang berekor
pada saat sampel dieluasi. Kemudian platesilica gel yang telah ditotolkan
tadi dimasukan dalam chamber yang berisi fase Gerak Toluen : Asam asetat
glasial (80 : 20) dan dibiarkan fase gerak naik sampai tanda batas. Setelah itu
hasilnya dapat dilihat di bawah sinar UV 254 nm.Plat silica gel yang
digunakan adalah silica gel GF di mana G berarti gypsum karena adanya
kalsium sulfat (CaSO4) yang digunakan sebagai pengikat dan F yang berarti
adanya penambahan indikator fluoresensi misalnya sulfida anorganik yang
memancarkan cahaya jika disinari pada panjang gelombang 254 nm. Plate
silica gel yang dipakai dalam penelitian ini adalah silica gel yang sudah jadi
yang di perdagangkan. Sampel dan baku yang telah ditotolkan kemudian di
eluasi dalam bejana kromatografi yang sebelumnya telah dijenuhi dengan
uap pelarut pemisahan kromatografi, proses ini dikenal sebagai
pengembangan.Cara pengembangan sampel dilakukan secara mekanik ,
yaitu pelarut bergerak dari bawah plate dan merambat naik untuk membawa
bercak. Dari analisis identifikasi hidrokuinon diperoleh hasil pada sampel
yaitu negative mengandung hidrokinon. Pemakaian hidrokinon dalam
konsentrasi tinggi diatas 4% dapat menyebabkan kulit menjadi
merah,iritasi,dan rasa terbakar,sedangkan pemakaian dibawah 2% dalam
jangka waktu lama secara terus menerus dapat terjadi leukoderma kontak
dan okronis oksogen.

Identifikasi asam raksa (Hg) secara Reinch tets,Hg merupakan golongan


logam berat yang berbahaya yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat
racun.Berdasarkan Permenkes RI No. 445/MENKES/PER/V/1998 Indonesia
melarang penggunaan merkuri dalam sediaan kosmetik. Dan peraturan
BPOM RI No. 18 tahun 2015 dalam peraturan tersebut bahwa raksa atau
merkuri dan senyawanya yang dapat digunakan sebagai pengawet dalam
bahan kosmetika kecuali fenil raksa nitrat dan tiomersal yang dapat
digunakan sebagai pengawet dalam sediaan sekitar mata dengan kadar
maksimum 0,007% dihitung sebagai raksa. Positif raksa jika terbentuk
lapisan berwarna Perak mengkilap pada batang tembaga.

2. Obat Tradisional

Identifikasi Deksametasone

Pada pengujian ini digunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) untunk
mengidentifikasi adanya kandungan deksametason pada sampel yang akan
diuji. KLT merupakan suatu pemisahan kimia yang menggunakan fase gerak
dan fase diam. Dimana fase diam adalah plat dan fase geraknya adalah eluen
yang dipakai. KLT disebut juga sebagai kromatografi planar karena fase
diamnya berupa lempengan tipis yang seragam pada bidang datar, sedangkan
fase geraknya akan berjalan sepanjang fase diam karena adanya daya
kapilaritas. Fase gerak akan membawa analit melewati fase diam berdasarkan
kepolaritasan.

Pada proses pemisahan, digunakan 3 macam eluen dengan tujuan sebagai


perbandingan antara eluen yang satu dengan yang lain. Selain itu, hal penting
pada KLT ini juga berdasarkan pada penotolan yang tidak tebal dan tidak
tipis. Jarak antar titik juga harus dilihat dan biasanya digunakan jarak 2,5 – 3,5
cm. Penandaan pada plat silika juga harus menggunakan pensil, dikarenakan
apabila digunakan pulpen maka akan mempengaruhi proses elusi dan
mengganggu pengamatan. Oleh karena itu, plat silika yang dipakai harus
bersih dan terhindar dari noda-noda atau zat-zat pengotor lainnya yang dapat
mengganggu proses pemisahan. Pada dasarnya, titik yang dipakai pada
penotolan ada 3 yaitu, sampel, spike dan larutan baku.

Pada pengujian ini digunakan 4 titik, yaitu 2 titik untuk sampel, 1 titik spike
dan 1 titik larutan baku deksametason. Sebelum dilakukan proses elusi, eluen
harus dijenuhkan terlebih dahulu menggunakan kertas saring. Sstelah proses
elusi selesai, dilakukan pengamatan menggunakan lampu UV untuk melihat
bercak nodanya. Noda yang sesajar akan ditandai menggunakan pensil dan
kemudian akan dilanjutkan pengujian dengan menggunakan spektrometer UV
Vis.

Pengujian Kadar Air

Penetapan kadar air dapat ditentukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah destilasi. Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah
menguapkan air dengan pembawa cairan kimia yang mempunyai titik didih
lebih tinggi dari pada air dan tidak dapat tercampur dengan air, serta memiliki
berat jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang biasa diapakai pada
pengujian ini yaitu benzen,toluene, xylene, tetrakhloretin dan xylol.

Pada pengujian ini, digunakan toluene jenuh air. Toluene merupakan senyawa
anhidrat yang dapat menyerap air, sehingga ketika toluene belum jenuh air,
maka toluene akan menyerap air yang terkandung dalam simplisia. Hal ini
akan menghasilkan kadar air yang tdak sesuai dengan kadar air sebenarnya.
Oleh karena itu, digunakan toluene jenuh air untuk memaksimalkan hasil yang
diperoleh. Selanjutnya, sampel yang telah dilarutkan dengan toluene jenuh air
akan dipanaskan diatas hotplate dan disambungkan dengan kondensor. Pada
proses ini, Campuran akan mendidih sehingga toluene akan mengikat air dan
akan menguap dan mengalir ke tabung solongsong. Toluene merupakan
senyawa yang bersifat non polar sedngkan air bersifat polar. Namun dalam
keadaan panas atau temperatur tinggi, toluene dan air akan bercampur. Hal
tersebut dikarenakan dalam keadaan panas, toluene menjadi tidak stabil dan
akan terjadi reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap dan akan membentuk
ikatan hidrogen dengan air.

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini, dari tujuh sampel yang digunakan
hanya satu sampel yang maemiliki kadar air diatas 10 % dan 6 sampel lainnya
kurang dari 10%.
Identifikasi Bahan Kimia Obat (BKO)

Pada pengujian ini digunakan metode SPE (Solid Phase Extraction) yang
merupakan metode untuk persiapan yang cepat dimana zat padat bertindak
sebagai fase diam yang biasanya dikemas dalam barel syringe dan digunakan
untuk ekstraksi secara selektif, zat berkonsentrasi tinggi, dan memurnikan
sasaran analit sebelum analisis dengan HPLC atau GC.

Pada proses ekstraksi digunakan metanol 80 % untuk melarutkan zat-zat yang


terdapat pada sampel. Campuran kemudian disonik dengan tujuan untuk
melarutkan sampel secara sempurna. Namun untuk hasil yang lebih baik,
campuran divortex dan disonik kembali agar zat-zat yang terdapat pada
sampel akan larut sempurna pada pelarut. Selanjutnya Campuran akan
disentrifuge untuk memudahkan pemisahan antara pellet dan supernatant.
Supernatan diambil untuk pengujian selanjutnya, dan diatkan pada labu 5 ml
menggunakan larutan pengencer metanol 5 % + asam fosfat 2 %.

Selanjutnya dilakukan pengkondisian cartridge SPE C18 berturut-turut


menggunakan 1,5 ml metanol dan 1,5 ml air. Dibiarkan menetes perlahan
lahan tanpa bantuan vakum. Setelah itu, dimasukan larutan spike ke dalam
masing-masing cartridge SPE C18 secara terpisah dan dibiarkan menetes
secara perlahan. Cartridge dicuci menggunakan air dan terakhir dielusi dengan
larutan metanol. Hasil elusi terakhir dipindahkan pada vial hplc.

Identifikasi Paracetamol dan Kofein

Metode yang digunakan pada pengujian paracetamol dan kofein ini adalah
metode ekstraksi cair-cair. aprinsip dari metode ini yaitu pemisahan senyawa
dalam sampel berdasarkan perbedaan sifat kelarutan dalam pelarut tertentu
sehingga terjadi distribusi komponen, dimana sebagian komponen larut pada
fase atas dan bawah.
Sebelum diekstraksi, sampel dilarutkan dengan air. Setelah itu direaksikan
dengan NaOH hingga pH 9. Tujuan ditambahkan NaOH yaitu untuk pemberi
suasana basa dan akan terbentuk latutan garam. Selanjutnya dishaker dengan
tujuan untuk menghomogenkan campuran. Filtrat diambil dan diekstraksi
menggunakan kloroform. Namun, sebelumnya larutan harus diasamkan
menggunakan HCl sebagai pemberi suasana asam. Larutan diekstraksi
sebanyak empat kali menggunakan kloroform agar terjadi pemisahan zat-zat
terlarut pada dua fasa yang tidak saling bercampur. Lapisan atas merupakan
fasa aqueous, sedangkan lapisan bawah merupakan laposan kloroform. Hal ini
disebabkan karena berat jenis kloroform (1,49 gr/cm3) lebih tinggi
dibandingkan berat jenis air (1,0 gr/cm3) sehingga ekstrak kloroform berada
dibawah. Untuk parasetamol, digunakan pelarut dietil eter.

Ekstrak kloroform diuapkan diatas penangas air dengan tujuan untuk


menguapkan pelarut kloroform sehingga diperoleh ekstrak kering. Ekstrak
kering dilarutkan menggunakan etanol. Selanjutnya larutan sampel ditotol
pada plat yang telah disediakan. Proses penotolan terdiri dari sampel, spike
(sampel + baku), dan larutan baku. Hasil penotolan kemudian dielusi
menggunakan eluen yang telah disediakan. Setelah itu dilakukan pengamatan
bercak noda menggunakan lampu UV.

3. Produk Terapatik, Pesikotropik dan Narkotik


a. Uji kadar Disolusi obat loperamide tablet.
Adapun tablet yang dijadikan sample yaitu Tablet Loperamide HCl
yang memiliki zat aktif loperamide yang berfungsi sebagai Obat untuk
diare mendadak dengan dosis 2mg dalam satu Tablet.
.Disolusi adalah suatu proses larutnya zat aktif dari suatu sediaan
dalam sebuah medium tertentu. Uji disolusi ini digunakan untuk
mengetahui banyaknya zat aktif yang teradsorbsi dan memberikan efek
terapi dalam tubuh yang telah diketahui volumenya dalam waktu tertentu.
Disolusi juga dapat diartikan sebagai suatu proses hancurnya obat dan
terlepasnya zat aktif. Uji disolusi menggambarkan keadaan dalam
lambung . uji disolusi ini dilakukan dengan kecepatan 50 rpm, dalam
waktu 30 menit dan menggunakan media HCl 0,1 N, artinya obat
Loperamide dapat teradsorbsi dengtan optimal pada kecepatan 30 rpm
dalam waktu 30 menit dengan menggunakan media HCl 0,1 N. setelah
disolusi diambil dengan menggunakan spoit yang kemudia diambil 5 ml.
dan ditambahkan dengan acetonmnitril . acetonnitril disini berfungsi
sebagai pelarut organic. Kemudian disaring kedalam botol vial HPLC dan
selanjutnya diukur dengan alat HPLC. HPLC adalah suatu alat yang
digunakan untuk memisahkan molekul berdasarkan perbedaan struktur
melewati fase diam karena terbawa oleh fase gerak. HPLC adalah
singkatan dari High Performance Liquid Chromatography,
b. Uji penetapan kadar obat Antasida Doen
Pada uji ini menggunakan sampel Antasida Doen yang berbentuk
suspensi dan tablet. Antasida doen adalah obat yang mengandung zat
antacid yang bersifat basa yang berguna untuk menetralkan asam
Lambung. Pada uji ini dilakukan dengan metode titrasi dengan
seperangkat alat titrasi seperti buret, statif dan klem. Uji kadar zat aktif
ini bertujuan untuk mengetahui kandungan magnesium hidroksida dan
alumina hidroksida dalam alumina suspensi, dengan menggunakan
metode titrasi dengan larutan baku air. Pada uji magnesium hidroksida
sebelum dilakukan titrasi larutan sampel ditambahkan dapar ammonia-
ammonium klorida yang bertujuan untuk untuk menjaga larutan sampel
tetap dalam keadaan asam, kemudian ditambahkan indicator Eriochrom
Black T (EBT), sehingga membuat larutan sampel berubah menjadi
berwarna ungu, setelah itu di titrasi menggunakan NaEDTA sehingga
larutan berubah menjadi berwarna biru. Warna biru yang terjadi adalah
akibat dari indicator EBT, jadi sebelum dititrasi EBT ini bereaksi dengan
logam sehingga menjadi berwarna ungu , pada saat dititrasi dengan
EDTA setelah EDTA bereaksi semua larutan berwarna biru karena EBT
sudah tidak ebikatan dengan logam lagi (bebas). Sedangkan pada uji
alumina hidroksida sebelum dilakukan titrasi ditambahkan dapar asam
asetat-ammonia asetat, kemudian ditambahkan indicator dithizon Lp,
sehingga membuat larutan menjadi warna ungu, setelah itu larutan sampel
dititrasi menggunakan ZnSO4 smapai larutan sampel berubah menjadi
warna rose pink.

c. Uji penetapan kadar obat Asam Traneksamat dalam tablet.


Pada uji ini menggunakan sample obat Asam Traneksamat. Asam
Traneksamat adalah obat yang berkhasiat dalam mencegah atau
mengurangi pendarahan. Asam Traneksamat merupakan salah satu Obat
Fibrinolitik yang menghambat pemutusan fibrin. Untuk menguji kadar
Asam Traneksamat dipakai metode TBA(Titrasi Bebas Air), pada metode
titraasi ini digunakan larutan Asam kuat untuk menghindari terbentuknya
molekul-molekul air dalam prosesnya. Terbentuknya molekul air akan
mengakibatkan kegagalan dalam melakukan metode titrasi ini karena
senyawa yang akan dititrasi adalah senyawa yang sukar larut dalam air.
Sebagian besar senyawa, terutama senyawa aktif organik, tidak dapat
ditentukan dalam larutan air menurut cara titrasi protolisis, karena sifat
asam dan basanya tidak jelas. Dalam kebanyakan hal titrasi protolisis
akan mungkin jika dikerjakan dalam lingkungan bebas air. dalam
melakukan titrasi pertama larutkan sample dan asam asetat anhidrat.
Dalam penambahan Asam asetat anhidrat berfungsi dalam melarutkan
sample, karena sample adalah salah satu senyawa organik yang hanya
bisa larut dengan pelarut organik yang bersifat asam. Langkah
selanjutnya sample ditambahkan dengan 2 tetes Kristal violet,
penambahan Kristal violet ini berfungsi sebagai indicator titik akhir
titrasi yang ditandakan oleh perubahan warna dari ungu ke biru. Dalam
melakukan titrasi perlu adanya ketelitian karena lewat dua tetes saja
latrutan akan berubah warna ke hijau.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN


PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Nama Instansi/Perusahaan : Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan


Alamat : Jl. Baji Minasa No. 2 Makassar
Nama Mahasiswa : Betzy Eppang
NIM : G 301 16 056
Tanggal Pelaksanaan PKL : 10 Januari 2019 sampai dengan 10 Februari 2019
NO UNSUR PENILAIAN BOBOT NILAI
1. KEHADIRAN 5
2. KETERAMPILAN 15
3. KERJASAMA 10
4. PRAKARSA 5
5. KEDISIPLINAN 10
6. KEMANDIRIAN 5
JUMLAH 50
7. LAPORAN PKL 50
JUMLAH TOTAL 100

Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing

Drs. Hamka Hasan,Apt.,M.Kes MurianyFaisal,S.Si.,Apt


Nip. 19670509 199302 1 001 Nip. 19820814 200812 2 001

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN


PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Nama Instansi/Perusahaan : Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan


Alamat : Jl. Baji Minasa No. 2 Makassar
Nama Mahasiswa : Sri Handayani
NIM : G 301 16 009
Tanggal Pelaksanaan PKL : 10 Januari 2019 sampai dengan 10 Februari 2019
NO UNSUR PENILAIAN BOBOT NILAI
1. KEHADIRAN 5
2. KETERAMPILAN 15
3. KERJASAMA 10
4. PRAKARSA 5
5. KEDISIPLINAN 10
6. KEMANDIRIAN 5
JUMLAH 50
7. LAPORAN PKL 50
JUMLAH TOTAL 100

Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing

Drs. Hamka Hasan,Apt.,M.Kes Muriany Faisal,S.Si.,Apt


Nip. 19670509 199302 1 001 Nip. 19820814 200812 2 001

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN


PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Nama Instansi/Perusahaan : Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan


Alamat : Jl. Baji Minasa No. 2 Makassar
Nama Mahasiswa :
NIM : G 301 16 0
Tanggal Pelaksanaan PKL : 10 Januari 2019 sampai dengan 10 Februari 2019
NO UNSUR PENILAIAN BOBOT NILAI
1. KEHADIRAN 5
2. KETERAMPILAN 15
3. KERJASAMA 10
4. PRAKARSA 5
5. KEDISIPLINAN 10
6. KEMANDIRIAN 5
JUMLAH 50
7. LAPORAN PKL 50
JUMLAH TOTAL 100

Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing

Drs. Hamka Hasan,Apt.,M.Kes ……………………...........


Nip. 19670509 199302 1 001

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN


PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Nama Instansi/Perusahaan : Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan


Alamat : Jl. Baji Minasa No. 2 Makassar
Nama Mahasiswa :
NIM : G 301 16 0
Tanggal Pelaksanaan PKL : 10 Januari 2019 sampai dengan 10 Februari 2019
NO UNSUR PENILAIAN BOBOT NILAI
1. KEHADIRAN 5
2. KETERAMPILAN 15
3. KERJASAMA 10
4. PRAKARSA 5
5. KEDISIPLINAN 10
6. KEMANDIRIAN 5
JUMLAH 50
7. LAPORAN PKL 50
JUMLAH TOTAL 100

Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing

Drs. Hamka Hasan,Apt.,M.Kes ……………………………


Nip. 19670509 199302 1 001

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN


PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Nama Instansi/Perusahaan : Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan


Alamat : Jl. Baji Minasa No. 2 Makassar
Nama Mahasiswa :
NIM : G 301 16 0
Tanggal Pelaksanaan PKL : 10 Januari 2019 sampai dengan 10 Februari 2019
NO UNSUR PENILAIAN BOBOT NILAI
1. KEHADIRAN 5
2. KETERAMPILAN 15
3. KERJASAMA 10
4. PRAKARSA 5
5. KEDISIPLINAN 10
6. KEMANDIRIAN 5
JUMLAH 50
7. LAPORAN PKL 50
JUMLAH TOTAL 100

Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing

Drs. Hamka Hasan,Apt.,M.Kes ……………………………..


Nip. 19670509 199302 1 001

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

PRESENSI PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Nama Mahasiswa : Betzy Eppang
NIM : G 301 16 056
Pembimbing : Muriany Faisal S.Si.,Apt
Instansi/Lab : Balai Besar POM di Makassar/Lab Kosmetik
NO TANGGAL TANDA TANGAN TANDA TANGAN KETERANGAN
MAHASISWA PEMBIMBING

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

PRESENSI PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Nama Mahasiswa : Betzy Eppang
NIM : G 301 16 056
Pembimbing : Muriany Faisal S.Si.,Apt
Instansi/Lab : Balai Besar POM di Makassar/Lab Kosmetik
NO TANGGAL TANDA TANGAN TANDA TANGAN KETERANGAN
MAHASISWA PEMBIMBING

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

PRESENSI PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Nama Mahasiswa : Betzy Eppang
NIM : G 301 16 056
Pembimbing : Muriany Faisal S.Si.,Apt
Instansi/Lab : Balai Besar POM di Makassar/Lab Kosmetik
NO TANGGAL TANDA TANGAN TANDA TANGAN KETERANGAN
MAHASISWA PEMBIMBING

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

PRESENSI PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Nama Mahasiswa : Betzy Eppang
NIM : G 301 16 056
Pembimbing : Muriany Faisal S.Si.,Apt
Instansi/Lab : Balai Besar POM di Makassar/Lab Kosmetik
NO TANGGAL TANDA TANGAN TANDA TANGAN KETERANGAN
MAHASISWA PEMBIMBING

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TADULAKO
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451)422611 Ext.366 Fax. (0451)422844
email : chem@untad.ac.id atau kimiafmipa03@gmail.com
Website : kimia.fmipa.untad.ac.id
Palu - Sulawesi Tengah 94118

PRESENSI PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Nama Mahasiswa : Betzy Eppang
NIM : G 301 16 056
Pembimbing : Muriany Faisal S.Si.,Apt
Instansi/Lab : Balai Besar POM di Makassar/Lab Kosmetik
NO TANGGAL TANDA TANGAN TANDA TANGAN KETERANGAN
MAHASISWA PEMBIMBING

BIOGRAFI

Penulis bernama BETZY EPPANG,lahir di Tarengge


tepatnya pada tanggal 09 September 1998 . Penulis
adalah anak pertama dari pasangan suami istri
Marthinus Eppang S.Pd dan Almh. Martha Duruk S.Pd
. Penulis memiliki 2 saudara yaitu Kristover Eppang
dan Greis Nathali Eppang
Penulis mengawali pendidikan dimulai pada tahun 2004 yakni SD Kristen GPID
Palu. Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Palu,selama 3
tahun masa pendidikan . Pada tahun 2013 kemudian penulis melanjutkan pendidikan
di SMA Negeri 3 Palu dan menjadi lulusan tahun 2016. Dan sekarang penulis tengah
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi pada
Program studi S1 KIMIA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama ALPIN, lahir di Poso tepatnya pada


tanggal 07 APRIL 1999. Penulis adalah anak pertama
dari pasangan suami istri Salim A.Mpd dan Mardia
Olagi . Penulis memiliki 3 saudara yaitu Anshar, Aljufri
dan Astuti.

Penulis mengawali pendidikan dimulai pada tahun 2004 yakni SDN 2 Lingadan.
Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan di Mts Muhammadiah,selama 3 tahun
masa pendidikan . Pada tahun 2013 kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 1 Tolitoli dan menjadi lulusan tahun 2016. Dan sekarang penulis tengah
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi pada
Program studi S1 KIMIA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.

Penulis bernama FAKHRIJA SAHRAINI, lahir di Baka


tanggal 02 Agustus 1998 . Penulis adalah anak ke tiga
dari pasangan suami istri, Syahruddin Lalu dan Husni
Saidi. Penulis memiliki 2 saudara yaitu Ita Sofyanty
dan Nabila Nurfahmi

Penulis mengawali pendidikan dimulai pada tahun 2004 yakni SDN PEMBINA
SALAKAN. Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Tinangkun,selama 3 tahun masa pendidikan . Pada tahun 2013 kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tinangkung dan menjadi lulusan tahun
2016. Dan sekarang penulis tengah melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi yaitu Perguruan Tinggi pada Program studi S1 KIMIA Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama SRI HANDAYANI, lahir di Buol


tepatnya pada tanggal 10 NOVEMBER 1999. Penulis
adalah anak Bungsu dari pasangan suami istri Nawir
Hi. Idris dan Syamsiar AS Pusadan . Penulis memiliki 2
orang sadara perempuan yaitu Andi Rosdiana dan
Riswati, dan satu orang saudara laki-laki yang bernama
Alamsyah.

Penulis mengawali pendidikan dimulai pada tahun 2004 yakni SDN 06 Lakea.
Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 LAKEA, selama 3 tahun
masa pendidikan . Pada tahun 2013 kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 1 Tolitoli dan menjadi lulusan tahun 2016. Dan sekarang penulis tengah
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi pada
Program studi S1 KIMIA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.

Anda mungkin juga menyukai