Diajukan sebagai Persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Praktek kerja Lapangan
pada jurusan Kimia,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas
Tadulako,Palu.
Oleh :
ALPIN ( G 301 16 029)
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
HALAMAN PENERIMAAN
Berdasarkan pengesahan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa
Jurusan Kimia,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),tanggal
10 Januari 2019 sampai 10 Februari 2019. Maka laporan hasil kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dari mahasiswa tersebut dibawah :
1. ALPIN ( G 301 16 029)
2. ANDI TENRI AJENG ( G 301 16 006)
3. BETZY EPPANG ( G 301 16 056)
4. FAKHRIJA SAHRAINI ( G 301 16 055)
5. SRI HANDAYANI ( G 301 16 009)
Dinyatakan diterima oleh Ketua Jurusan Kimia sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Jurusan Kimia,Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Tadulako,Palu.
Palu, 10 Februari 2019
Mengetahui
Mengetahui
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu,Penulis menghrapkan Kritik dan Saran bagi semua yang membaca laporan
ini. Demi terciptanya laporan yang lebih baik dari sebelumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………..……………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………...ii
KATA PENGANTAR……………………………………………..……….iv
DAFTAR ISI…………………………………………..……………………vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………..1
B. Tujuan Kegiatan…………………………………………………………2
C. Waktu dan Lokasi………………………………………………………..2
D. Tujuan Penulisan Laporan……………………………………………….2
BAB II TINJAUAN UMUM BBPOM MAKASSAR
A. Latar Belakang BBPOM……………………………………...................3
B. Tugas Pokok…………………………………………………………….4
C. Visi dan Misi……………………………………………….....................4
D. Struktur Organisasi………………………………………………………5
E. Aspek strategis………………………………………………………….9
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN KIMIA
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan……………………………………….11
B. Pengujian Kimia………………………………………………………..11
1. Kosmetik………………………………………………...................11
2. Obat Tradisional
3. Obat Modern
C. Pembahasan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan kurikulum yang berlaku dilingkungan Jurusan Kimia dan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas
Tadulako,Palu. Maka,salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
adalah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perusahan-
perusahaan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dijalani selama
kuliah baik itu pada perusahaan pemerintah,BUMN,maupun
perusahaan swasta. Kerja Praktek mempunyai bobot 2 sks yang
pelaksanaannya selama 1 bulan.
TINJAUAN UMUM
Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
(SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan
mengawasi produk-produk termaksud untuk melindungi keamanan,
keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar
negeri. Untuk itu telah dibentuk BPOM yang memiliki jaringan nasional dan
internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas
profesional yang tinggi.
E. Struktur Organisasi
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM nomor HK 00.05.21.4232 tahun
2004 tanggal 27 september 2004 tentang organisasi dan tata keja Unit
Pelaksanaan Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan,Balai
Besar POM memiliki struktur organisasi sebagai berikut :
KEPALA BBPOM
DI MAKASSAR
KA. BID PENG KA. BID PENG KA. BID PENG KA. BID KA. BID
TERANOKOKO PANGAN & BB MIKROBIOLOGI PEMDI SERLIK
Sesuai dengan struktur organisasi yang ada pada gambar diatas,secara garis
besar unit-unit kerja BBPOM di Makassar dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Bidang Pengujian Produk Terapetik,narkotika,obat
tradisional,kosmetik,dan produk komplemen mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan
laporan pelaksanaan pemeriksaan laboratorium,pengujian dan penilaian
mutu di bidang produk terapetik,narkotika,obat tradisional,kosmetik dan
produk komplemen.
b. Bidang Pengujian Pangan dan bahan berbahaya mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan
laporan pelaksanaan pemeriksaan laboratorium,pengujian dan penilaian
mutu dibidang pangan dan bahan berbahaya.
c. Bidang Pengujian Mikrobiologi mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan pemeriksaan laboratorium,pengujian dan penilaian mutu
secara mikrobiologi.
d. Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan pemeriksaan setempat,pengambilan contoh untuk pengujian
dan pemeriksaan sarana produksi,distribusi,dan instansi kesehatan serta
penyidikan kasus pelanggaran hukum dibidang produk
terapetik,terapetik,narkotika,obat tradisional,kosmetik,produk
komplemen,pangan dan bahan berbahaya.
e. Bidang sertifikasi dan layanan informasi konsumen tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program,evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan sertifikasi produk,sarana produksi dan distribusi tertentu dan
layanan informasi konsumen.
f. Sub. Bagian tata usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administrasi di lingkungan BBPOM di Makassar.
BAB III
Pengujian Kimia
1. Kosmetik
Identifikasi Hidrokinon dalam produk kosmetik
a. Prinsip
Hidrokinon dapat dipisahkan dari matriks sampel dan dianalisas secara
KCKT berdasarkan kelarutan dan polaritas.
Alat dan Bahan
Alat
1. Neraca analitik
2. Beker gelas
3. Erlenmeyer
4. Gelas ukur 25mL
5. Sonikator
6. Lempeng KLT
7. Pipa Kapiler
8. Spoit
9. Batang pengaduk
10. Spatula
Bahan
a) Sampel
b) Etanol
c) Kertas saring whatman
d) Tisu
Prosedur Kerja
Larutan Uji
a. Ditimbang sampel sebanyak 1,5 gram, dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Ditambahkan 15mL etanol 96% kemudian disonik selama 15 menit.
c. Ditambahkan etanol sebanyak 25 Ml.
d. Kemudian saring larutan.
e. Totol 20 Ml larutan baku dan sampel
f. Elusi dengan toluene Asam asetat glasial (AAG) (80:20) dengan jarak
rambat 15 cm.
g. Amati bercak dibawah lampu UV.
h. Bercak sampel positif jika sejajar dengan bercak pada baku.
Bahan
a) Sampel kosmetik
b) HCl
c) Lempengan tembaga
d) Kertas saring whatman
e) Aquabides
f) Tisu
Prosedur Kerja
1) Ditimbang sampel sebanyak 5 gram, dan dimasukkan kedalam gelas beker.
2) Kemudian ditambahkan HCl 6 N.
3) Lalu dimasukkan kedalam cawan porselen, dan masukkan potongan
lempeng tembaga.
4) Setelah itu waterbath dengan suhu optimum 95°C selama 45 menit.
5) Amati perubahan warna yang terjadi pada lempengan tembaga tersebut.
6) Sampel (+) jika lempeng tembaga berubah warna menjadi silver.
a) Sampel kosmetik
b) Aquabides
c) Etanol
d) Kertas saring whatman
Prosedur kerja
Bahan
1. Sampel kosmetik
2. HNO3
3. HCl
4. H2O2
5. Aquabides
Prosedur Kerja
a) Ditimbang sampel sebanyak 0,2gram kedalam vessel.
b) Ditambahkan masing-masing 3mL HNO3, 1mL HCl, dan 1mL H2O2.
c) Diamkan selama 15menit
d) Dimasukkan vessel kedalam rotor vessel
e) Lalu microwave selama 1jam
f) Dikeluarkan vessel
g) Diencerkan menggunakan aquabides dalam labu ukur 50mL hingga
mencapai tanda batas.
h) Kemudian diukur cemaran logam timbal menggunakan AAS.
i) Hasil pengukuran dihitung menggunakan kurva kalibrasi.
2. Obat Tradisional
1). Tujuan
1. Alat
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Gelas ukur 100 ml
c. Gelas ukur 25 ml
d. Shaker
e. Beaker 100 ml
f. Penangas air
g. Pipet volum 3 ml
h. Karet Penghisap
i. Botol vial
j. Pipet syringe 100 µl
k. Plat
l. Mistar
m. Pensil
n. Hairdryer
o. Chamber
p. Lampu UV
q. Spektrofotometer UV- Vis
2. Bahan
a. Sampel
b. Larutan baku deksametason
c. Plat KLT
d. metanol
1). Tujuan
2. Bahan
a. Sampel
b. Toluena jenuh air
c. Akuades
2. Bahan
a. Sampel
b. Metanol 80 %
c. Akuades
d. Ammonium asetat
e. asetonitril
f. Larutan baku
g. Larutan pengencer metanol + asam fosfat
2. Bahan
a. Sampel
b. Metanol
c. Akuades
d. Larutan baku glukosamin
3). Prosedur Kerja
2. Bahan
a. Sampel
b. Kertas pH
c. Kloroform
d. Larutan baku kofein
e. NaOH 1 N
f. HCl 0,1 N
3). Prosedur Kerja
1. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan air
sebanyak 50 ml
2. Campuran dibasakan menggunakan NaOH 1 N hingga pH 9
3. Campuran dishaker selama 30 menit
4. Campuran dipindahkan pada tabung sentrifuge dan kemudian
disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm
5. Supernatan diambil dan diasamkan menggunakan HCl 0,1 N hingga
pH 3
6. Ekstraksi dengan menggunakan 20 ml kloroform sebanyak 4 kali
7. Hasil ekstrak kloroform diuapkan diatas penangas air sampai kering
8. Ekstrak kering dilarutkan dengan 5 ml etanol
9. Disaring dan ditotol pada plat yang telah disediakan
10. Plat dielusi dengan eluen yang telah tersedia
11. Diamati bercak noda menggunakan lampu UV
Bahan
a) Obat Loperamide
b) Larutan asam klorida 0,1 M
c) Label
d) Aluminium foil
Prosedur kerja
Bahan
Prosedur Kerja
Bahan
Prosedur Kerja
1. Pembakuan pentiter
a) Sebanyak 350 mg Kalium Hidrogen dimasukkan kedalam
erlenmeyer 250 ml.
b) Setelah itu ditambahkan dengan larutan Acetic Acid Anhydrate
sebanyak 60 ml kedalam Erlenmeyer dan erlen meyer digoyangkan
sampai larutan dan baku larut sempurna.
c) Setelah larutan larut sempurna, larutan ditetesi dengan Kristal
violet sebanyak 1 tetes.
d) Setelah ditetesi dengan larutan Kristal violet, larutan dititrasi
dengan asam pekrolat 0,1 N sampai warna berubah menjadi biru.
C. Pembahasan
1. Kosmetik
Identifikasi hidrokinon dalam produk kosmetik secara KCKT,Hidrokinon
merupakan zat berbahaya yang sering digunakan dalam krim
pemutih,hidrokinon dilarang digunakan dalam pembuatan krim pemutih
karena dapat merusak kesehatan. Yang dilakukan Gelas beker dan ditimbang
1,5 gram dengan timbangan analitik. Sampel kemudian ditambahkan 3 tetes
HCl untukmemberikan suasana asam agar mudah ditarik dalam fase gerak,
kemudian sampel ditambahkan 15 mL etanol dan dipanaskan diatas
waterbath untuk mempermudah melarutkan sampel. Baku hidrokinon
kemudiandilarutkan dengan etanol secukupnya lalu dihomogenkan dalam
ultra sonik.Etanol dipakai sebagai pelarut karena sifat polar yang di
milikinya sehinggamudah diserap oleh fase diam (silica gel). Setelah sampel
larut, sampel disaringdan dimasukan dalam labu ukur 25 mL kemudian
ditambahkan etanol sampai tanda batas. Sampel selanjutnya ditotolkan di
atas plate silica gel dimana dalamsatu plate terdapat satu baku, 2 seri sampel,
dan 2 seri sampel + baku. Sampel ditotolkan dengan menggunakan pipet
volume 1 mL. Untuk sampel yangditambah dengan baku yang pertama
ditotolkan adalah 1 mL. sampel kemudian dibiarkan mengering sebentar lalu
ditambah dengan 1 mL baku. Hal ini untuk menghindari noda yang berekor
pada saat sampel dieluasi. Kemudian platesilica gel yang telah ditotolkan
tadi dimasukan dalam chamber yang berisi fase Gerak Toluen : Asam asetat
glasial (80 : 20) dan dibiarkan fase gerak naik sampai tanda batas. Setelah itu
hasilnya dapat dilihat di bawah sinar UV 254 nm.Plat silica gel yang
digunakan adalah silica gel GF di mana G berarti gypsum karena adanya
kalsium sulfat (CaSO4) yang digunakan sebagai pengikat dan F yang berarti
adanya penambahan indikator fluoresensi misalnya sulfida anorganik yang
memancarkan cahaya jika disinari pada panjang gelombang 254 nm. Plate
silica gel yang dipakai dalam penelitian ini adalah silica gel yang sudah jadi
yang di perdagangkan. Sampel dan baku yang telah ditotolkan kemudian di
eluasi dalam bejana kromatografi yang sebelumnya telah dijenuhi dengan
uap pelarut pemisahan kromatografi, proses ini dikenal sebagai
pengembangan.Cara pengembangan sampel dilakukan secara mekanik ,
yaitu pelarut bergerak dari bawah plate dan merambat naik untuk membawa
bercak. Dari analisis identifikasi hidrokuinon diperoleh hasil pada sampel
yaitu negative mengandung hidrokinon. Pemakaian hidrokinon dalam
konsentrasi tinggi diatas 4% dapat menyebabkan kulit menjadi
merah,iritasi,dan rasa terbakar,sedangkan pemakaian dibawah 2% dalam
jangka waktu lama secara terus menerus dapat terjadi leukoderma kontak
dan okronis oksogen.
2. Obat Tradisional
Identifikasi Deksametasone
Pada pengujian ini digunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) untunk
mengidentifikasi adanya kandungan deksametason pada sampel yang akan
diuji. KLT merupakan suatu pemisahan kimia yang menggunakan fase gerak
dan fase diam. Dimana fase diam adalah plat dan fase geraknya adalah eluen
yang dipakai. KLT disebut juga sebagai kromatografi planar karena fase
diamnya berupa lempengan tipis yang seragam pada bidang datar, sedangkan
fase geraknya akan berjalan sepanjang fase diam karena adanya daya
kapilaritas. Fase gerak akan membawa analit melewati fase diam berdasarkan
kepolaritasan.
Pada pengujian ini digunakan 4 titik, yaitu 2 titik untuk sampel, 1 titik spike
dan 1 titik larutan baku deksametason. Sebelum dilakukan proses elusi, eluen
harus dijenuhkan terlebih dahulu menggunakan kertas saring. Sstelah proses
elusi selesai, dilakukan pengamatan menggunakan lampu UV untuk melihat
bercak nodanya. Noda yang sesajar akan ditandai menggunakan pensil dan
kemudian akan dilanjutkan pengujian dengan menggunakan spektrometer UV
Vis.
Penetapan kadar air dapat ditentukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah destilasi. Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah
menguapkan air dengan pembawa cairan kimia yang mempunyai titik didih
lebih tinggi dari pada air dan tidak dapat tercampur dengan air, serta memiliki
berat jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang biasa diapakai pada
pengujian ini yaitu benzen,toluene, xylene, tetrakhloretin dan xylol.
Pada pengujian ini, digunakan toluene jenuh air. Toluene merupakan senyawa
anhidrat yang dapat menyerap air, sehingga ketika toluene belum jenuh air,
maka toluene akan menyerap air yang terkandung dalam simplisia. Hal ini
akan menghasilkan kadar air yang tdak sesuai dengan kadar air sebenarnya.
Oleh karena itu, digunakan toluene jenuh air untuk memaksimalkan hasil yang
diperoleh. Selanjutnya, sampel yang telah dilarutkan dengan toluene jenuh air
akan dipanaskan diatas hotplate dan disambungkan dengan kondensor. Pada
proses ini, Campuran akan mendidih sehingga toluene akan mengikat air dan
akan menguap dan mengalir ke tabung solongsong. Toluene merupakan
senyawa yang bersifat non polar sedngkan air bersifat polar. Namun dalam
keadaan panas atau temperatur tinggi, toluene dan air akan bercampur. Hal
tersebut dikarenakan dalam keadaan panas, toluene menjadi tidak stabil dan
akan terjadi reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap dan akan membentuk
ikatan hidrogen dengan air.
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini, dari tujuh sampel yang digunakan
hanya satu sampel yang maemiliki kadar air diatas 10 % dan 6 sampel lainnya
kurang dari 10%.
Identifikasi Bahan Kimia Obat (BKO)
Pada pengujian ini digunakan metode SPE (Solid Phase Extraction) yang
merupakan metode untuk persiapan yang cepat dimana zat padat bertindak
sebagai fase diam yang biasanya dikemas dalam barel syringe dan digunakan
untuk ekstraksi secara selektif, zat berkonsentrasi tinggi, dan memurnikan
sasaran analit sebelum analisis dengan HPLC atau GC.
Metode yang digunakan pada pengujian paracetamol dan kofein ini adalah
metode ekstraksi cair-cair. aprinsip dari metode ini yaitu pemisahan senyawa
dalam sampel berdasarkan perbedaan sifat kelarutan dalam pelarut tertentu
sehingga terjadi distribusi komponen, dimana sebagian komponen larut pada
fase atas dan bawah.
Sebelum diekstraksi, sampel dilarutkan dengan air. Setelah itu direaksikan
dengan NaOH hingga pH 9. Tujuan ditambahkan NaOH yaitu untuk pemberi
suasana basa dan akan terbentuk latutan garam. Selanjutnya dishaker dengan
tujuan untuk menghomogenkan campuran. Filtrat diambil dan diekstraksi
menggunakan kloroform. Namun, sebelumnya larutan harus diasamkan
menggunakan HCl sebagai pemberi suasana asam. Larutan diekstraksi
sebanyak empat kali menggunakan kloroform agar terjadi pemisahan zat-zat
terlarut pada dua fasa yang tidak saling bercampur. Lapisan atas merupakan
fasa aqueous, sedangkan lapisan bawah merupakan laposan kloroform. Hal ini
disebabkan karena berat jenis kloroform (1,49 gr/cm3) lebih tinggi
dibandingkan berat jenis air (1,0 gr/cm3) sehingga ekstrak kloroform berada
dibawah. Untuk parasetamol, digunakan pelarut dietil eter.
Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing
Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing
Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing
Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing
Mengetahui :
Ka. Lab/Ka. Instansi/Manager Pembimbing
BIOGRAFI
Penulis mengawali pendidikan dimulai pada tahun 2004 yakni SDN 2 Lingadan.
Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan di Mts Muhammadiah,selama 3 tahun
masa pendidikan . Pada tahun 2013 kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 1 Tolitoli dan menjadi lulusan tahun 2016. Dan sekarang penulis tengah
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi pada
Program studi S1 KIMIA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.
Penulis mengawali pendidikan dimulai pada tahun 2004 yakni SDN PEMBINA
SALAKAN. Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Tinangkun,selama 3 tahun masa pendidikan . Pada tahun 2013 kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tinangkung dan menjadi lulusan tahun
2016. Dan sekarang penulis tengah melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi yaitu Perguruan Tinggi pada Program studi S1 KIMIA Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
Penulis mengawali pendidikan dimulai pada tahun 2004 yakni SDN 06 Lakea.
Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 LAKEA, selama 3 tahun
masa pendidikan . Pada tahun 2013 kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 1 Tolitoli dan menjadi lulusan tahun 2016. Dan sekarang penulis tengah
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi pada
Program studi S1 KIMIA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.