Jalan Pulau Seribu Singaraja E-mail: Puskesmas blll3@gmail.com Telp. (0362) 26809
I. DATA PASIEN
Nama : ...........................................................................................................................................................
No MR :.......................................... Ruangan : .................................................................................
Umur* :
0-1bulan > 1 bulan-1 tahun
>1 tahun-5 tahun > 5 tahun
>15 tahun-30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
>60 tahun
2. Insiden : ............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
3. Kronologis Insiden :
............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak Cedera / KTC (No harm)
Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (sentinel event)
8. Tempat Insiden
Lokasi Kejadian ................................................................................................................................(sebutkan)
(Tempat pasien berada)
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Kapan? Dan Langkah/tindakan apa yang diambil pada Unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya
kejadian yang sama?
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
Pembuat laporan Penerima Laporan
Paraf Paraf
Tanggal terima Tanggal Lapor
2. KPC : ..........................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
...........
3. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga
Keluarga / Pendamping Pasien
Lain-lain.............................................................................................................................................(sebutkan)
28. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Kapan? Dan Langkah/tindakan apa yang diambil pada Unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya
kejadian yang sama?
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
BAB I
PENGERTIAN
Definisi :
Manajemen resiko adalah proses strategis untuk mengkreasikam dan menerapkan secara langsung
untuk meminimalkan kejadian yang tidak dilaporkan.
Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai, dan menyusun
prioritas resiko dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.
Pendekatan manajemen risiko difokuskan pada kejadian yang telah terjadi (relatif) dan potensial
terjadi (proaktif) dengan menerapka manajemen ridiko terinegrasi yang memprioritaskan keselamatan
pasien melalui revisi pengembangan proses, fungsi dan layanan.
TUJUAN
Tujuan program manajemen resiko klinis adalah:
1. Untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas dengan memperbaiki pelayanan kepada pasien
melalui identifikasi dan analisa untuk mengurangi resiko yang dapat mencegah pasien melalui
identifikasi dan analisa untuk mengurangi resiko yang dapat mencegah pasien dari cidera atau
kecacatan terkait keselamatan pasien.
2. Untuk meningkatkan pelayanan pasien dengan mencegah penyimpangan hasil melalui
pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan untuk meningkatkan keselamatan
pasien.
KEWENANGAN
Kepala Puskesmas Buleleng III membentuk Tim Manajemen Mutu yang ditetapkan dengan SK
Kepala Puskesmas No 031/SK/II/2016 dan Pembentukan Tim Peningkatan Mutu Layanan Klinis Kepala
Puskesmas No 044/SK/III/2016 yang ditugaskan bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan
manajemen resiko yang dengan Kepala Puskesmas dan semua staf Puskesmas.
KOORDINASI
Karena fungsi manajemen resiko sangat luas dan kegiatan puskesmas yang sangat beragam, maka
untuk keberhasilan program manajemen resiko, puskesmas harus menetapkan mekanisme koordinasi baik
secara formal maupun informal antara manajemen resiko profesional dengan semua init layanan
struktural dan fungsional puskesmas serta fungsi lain dalam dan diluar puskesmas.
Ketua tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien memiliki tanggung jawab utama membantu
manajemen resiko dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dan keselamatan pasien.
TANGGUNG JAWAB
Tugas dan tanggung jawab manajemen resiko adalah sebagai berikut :
1. Mengenbangkan mekanisme identifikasi resiko seperti laporan insiden rujukan, tinjauan rekam
medic dan tinjauan keluhan pasien
2. Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan unit layanan terkait manajemen
mutu, pelayanan, staf medis, dan control infeksi.
3. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi resiko seperti informed consent,
kerahasiaan dan penanganan kejadian sentimel.
Tangung jawab manajemen mutu dalam manajemen resiko klinis dibagi dalam 6 bagian :
1. Pengurangan dan pencegahan kehilangan
2. Manajemen klaim
3. Pembiayaan resiko
4. Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
5. Pelaksanaan manajemen resiko
6. Etika
BAB IV
KEGIATAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan manajemen resiko adalah :
1. Mengidentifikasi semua kegiatan resiko dan bahwa untuk mencegah dan memperbaiki kondisi
berbahaya yang dapat menimbulkan resiko yang tidak perlu untuk pegawai, pasien dan lain –
lain.
2. Review kinerja semua petugas yang melaksanakan pelayanan pasien untuk mengidentifikasi dan
memperbaiki praktek-praktek yang dapat menimbulakn resiko yang tidak perlu untuk petugas dan
pasien.
3. Meninjau kebijakan dan prosedur untuk direvisi agar dihasilkan pelayanan yang sesuai dan
dilakukan monitoring agar tidak terjadi hal – hal yang merugikan
4. Investigasi kejadian tidak diharapkan untuk menilai dan menentukan bagaimana agar kejadian
serupa dapat dihindari untuk mengontrol kerugian.
5. Menangani keluhan, menyelesaikan sengketa dan meningkatkan mutu pelayanan pasien dan
layanan yang terkait.
BAB V
RUANG LINGKUP MANAJEMEN RESIKO KLINIS
Proses manajemen resiko klinis dirancang untuk mengidentifikasi, menilai, mencegah dan
mengontrol kerugian yang timbul akibat cidera pada karyawan/staf dan pasien yang dapat timbul dalam
proses kegiatan/tindakan.
Cakupan/ruang lingkup manajemen resiko klinis :
1. Terkait dengan pelayana pasien.
2. Terkait dengan staf medis.
3. Terkait dengan peralatan dan properti.
Manajemen resiko adalah proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Resiko mungkin
terpapar terhadap staf, pasien/pengunjung dan organisasi yang terus menerus berubah dan harus
diidentifikasi.
Pemimpin unit layanan secara sistematis harus menyusun prioritas resiko menurut keparahan resiko
dan melakukan control di tingkat unit layanan. Tindak lanjut dilakukan oleh manajer level tertentu
terganatung tingkat keparahan resiko.
Pelaporan insiden adalah laporan secara tertulis setiap keadaan yang tidak konsisten dengan
kegiatan/prosedur rutin yang berlangsung dipuskesmas.
Jenis-jenis insiden dan kondisi yang harus dilaporkan sebagai berikut :
1. Kejadian sentinel adalah insiden yang mengakibatan kematiaan atau cidera yang serius seperti :
Kematian, kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalana penyakit pasien.
Salah tempat, salah prosedur, salah pasien bedah.
Bayi yang diculik atau bayi yang disarankan kepada orang lain yang bukan orang tuanya.
2. Kejadian yang tidak diharapkan (KTD) adalah insiden yang menimbulkan cidera pada pasien
3. Kejadian Tidak cidera (KTC) adalah terjadi insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
4. Kejadian Nyaris Cidera (KNC) adalah terjadi insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
5. Kondisi Potensial Cidera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera
tetapi belum terjadi insiden.
Yang bertanggung jawab dalam pelaporan adalah :
Staf yang pertama menemukan kejadian
Staf yang terlibat dengan kejadian atau supervisornya
BAB IX
INVESTIGASI INSIDEN
Investigasi insiden adalah proses pengkajian ulang laporan insiden dengan mencatat
ringkasan kejadian secara kronologis dan mengidentifikasi masalah pelayanan / Care
Manajemen Problem. Mencatat staf yang terlibat dan mewawancarai mereka.
BAB XI
EVALUASI PROGRAM MANAJEMEN RESIKO
Program manajemen resiko klinis dan kunjungan untuk mencapai tujuan yang telah diusun dalam
rencan ditinjau minimal setiap tahun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota.
Singaraja, ....................................2016
dr. Dewa Putu Merta Suteja, MAP drg. Putu Suma Asrini
NIP : 19710226 200012 1 001 NIP: 19680402 20031 200212 2 006
Singaraja, ...................................2016
Singaraja, ..................................2016
NIP : NIP :
A. Pendahuluan
Pelayanan yang berkualitas merupakan cermina dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan
masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan puskesmas tidak hanya disorot dari aspek
klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian
pelayanannya.
B. Latar Belakang
Pemberi pelayanan kesehatan harus memiliki sumber daya manusia yang profesional
baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjagan dan
meningkatkan mutu pelayanan harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan
mutu dan keselamatan pasien. Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas diawali
dengan penilaian akreditasi Puskemas, pada kegiatan ini Puskesmas harus membuat standar
pelayanan/prosedur.
F. Sasaran
Sasaran mutu setiap poli / unit di Puskesmas Buleleng III
dr. Dewa Putu Merta Suteja, MAP drg. Putu Suma Asrini
NIP : 19710226 200012 1 001 NIP: 19680402 20031 200212 2 006
I. Pendahuluan
Perencanaan mutu merupakan tanggung jawab manajemen untuk menjamin bahwa
proses pelayanan yang dilaksanakan oleh puskesmas Buleleng III dapat mencapai sasaran
mutu dengan efektif, efisien, dan konsisten memenuhi persyaratan-persyaratan mutu yang
telah ditetapkan. Perencanaan mutu ini akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap
semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan serta menjadi tuntunan dalm proses
pencapaian tujuan.
Keluaran yang diharapka dari perencanaan mutu ialah terealisasinya proses
pelayanan dari dukungan terhadap proses pelayanan yang meliputi tanggung jawab seluruh
jajaran organisasi untuk menerapkan rencana yang telah disusun, pengembangan sumber
daya manusia, pengembangan budaya organisasi terlaksananya kegiatan perbaikan yang
berkesinambungan, dan pendokumentasian yang sesuai prosedur.
II. Kebijakan Mutu, Sasaran, Dan Budaya Mutu
A. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu berdasarkan :
1. Visi : Menjadi mutu pelayanan prima, profesional, terjangkau, berkesinambungan
dana mengutamakan kepuasan pelanggan.
2. Misi :
a. Memberdayakan dan menghidupkan kemampuan SDM dalam menghadapi
persaingan global.
b. Memberikan mengembangkan mutu pelayanan secara optimal baik promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative.
c. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang bermutu, efektif,
efisien, adil, dan merata serta terjangkau bagi masyarakat.
d. Menggalang kerjasama dengan mitra kerja.
5. Budya mutu
Berorientasi pada kepuasan pelanggan
Profesional : Mengerjakan pekerjaan sesuai standar dan wewenang dan
meningkatkan pengetahaun dan keterampilan secara
dinamis.
Tanggung jawab : Menjalankan pekerjaan secara konsekuen dengan sepenuh
hati.
Sadar mutu : Melaksankan setiap tindakan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan.
Sadar waktu : Melaksanakan setiap tindakan sesuai komitmen waktu
yang telah ditetapkan.
Inisiatif : Senantiasa melalukan tindakan pencegahan, dan
perbaikan secara terus menerus tanpa menunggu perintah.
Bersih : Memperhatikan dan memelihara kebersihan dan kerapian
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan
kerja.
Empati : Memberi layanan dengan tulus, ramah dan sepenuh hati.
Berdasarkan visi, misi dan tujuan yang telah diepakati bersama maka disusunlah
c. Penyediaan sumber daya yang mendukung proses pelayanan secara efektif dan
efesien
4. Pelaksanaan perbaikan mutu berkesinambngan pada system unti yang terkait dengan
unit pelayanan rawat jalan di puskesmas :
a. Tiap unit wajib mebetapkan indicator mutu klinis
b. Tiap unit wajib melakukan evaluasi /pengendalian proses pelayanan
c. Tiap unit wajib melaksanakan identifikasi pelayanan (KTC,KPC,KNC, dan KTD)
d. Kegiatan perbaikan dilakukan dengan mengikuti siklus PDCA
5. Pelaksanaan perbaikan mutu berkesinambungan pada setiap upaya kesehatan
masyarakat
a. Tiap coordinator program UKM wajib menetapkan indicator mutu upaya dengan
target sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Buleleng
b. Tiap coordinator program UKM wajib melakukan analisa, evaluasi dan tindak
lanjut dari pencapaian target indicator mutu upaya
c. Kegiatan perbaikan dilakukan dengan PDCA
2. Tindak lanjut hasil analisis kebutuhan peralatan dalam bentuk usulan maupun
pemberian
3. Identifikasi kebutuhan intra struktur yang dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan
pelayanan
4. Tindak lanjut hasil analisis kebutuhan
5. Identifikasi peralatan yang perlu dikalibrasi
6. Pelaksanaan kalibrasi dan verifikasi alat yang digunakan
V. Penutup
Demikian perencanaan mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh kepala puskesmas
untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah pelaksanaan kegiatan-kegiatan perbaikan
mutu pengembangan dan implementasi system manajemen mutu di puskesmas, untuk
menjalankan kebijakan, dan mencapai sasaran-sasaran mutu yang telah ditetapkan agar
daapat memberikan hasil pelayanan yang bertanggung jawab, dan sesuai dengan harapan
dan kebutuhan masyarakat.