Laporan Termo Problem 1 - Kel 2 PDF
Laporan Termo Problem 1 - Kel 2 PDF
Disusun Oleh :
Universitas Indonesia
Depok
2018
DAFTAR ISI
ISI
Part 1 1
Part 2 6
Part 3 9
Part 4 12
Part 5 14
Part 6 16
Part 7 18
Part 8 25
DAFTAR PUSTAKA
ii
Part 1
Pertanyaan:
Kamu akan mempelajari tentang sifat PVT dari sebuah fluida murni & dan diberikan T-v
diagaram ( Engineering Thermodynamics – A Graphical Approach by Israel Urieli)
b. Apakah diagram fasa pada gambar 1 reiable? Bagaimana kamu dapat meyakinkan kepada
instructor kamu bahwa jawaban kamu benar?
c. Buktikan/ Siapkan sebuah table yang menunjukan data pada data pada keadaan tersebut (1-
5, diagram pertama) yaitu : temperature,pressure,degree of freedom,phase,specific quality,
internal energy, enthalphy
1
d. Berikan sesuai definisi kamu dari critical point
e. Tentukan heat of vaporization yang melweati keadaan nomor 2 ke 4, dan bandingkan nilai
yang kamu dapatkan dengan heat of vaporization saat critical point.
Jawaban :
b. Pada diagram t-v pertama ditunjukan bahwa zat diberikan Tekanan Konstan sebesar 100
kPa = 0,1 MPa, zat tersebut suhu awalnya adalah 20℃ keadaannya liquid, zat tersebut
kemudian menjadi keadaan saturated liquid pada suhu 100℃ lalu berubah fasanya menjadi
liquid-vapor ke keadaan saturated vapor, saat T=100℃ maka droplet liquid yang menguap
sedikit, atau fasanya berubah semua menjadi keadaan vapor. Zat tersebut dugaannya adalah
Air.
Sehingga data tersebut dapat diyakinkan dengan table yang ada di buku Moran,
Thermodynamics for Engineering 5th edition, sebagai berikut saat P=100 kPa=0,1 MPa = 1
bar =1 atm
Lalu pada titik kritis terlihat bahwa Tekanan kritisnya (Pc) adalah 22MPa saat suhu kritisnya
(Tc) sekitar 370,xxx℃ hal ini mirip dengan data senyawa air yang dapat disajikan berikut
2
c.
C = Jumlah Komponen
d. Critical point adalah Titik dimana temperature/suhu dan tekanan berada pada nilai
maksimum dimana fasa liquid dan vapor bisa tetap ada dalam kesetimbangan. Tekanan
maksimum dimana fasa liquid-vapor masih ada disebut critical pressure (pc) sedangkan suhu
maksimum dimana fasa liquid-vapor masih ada disebut critical temperature (tc).
3
e. Panas penguapan fluida yang berubah dari keadaan 2 ke keadaan 4 adalah :
• Saat keadaan 2
Fasa = Saturated-liquid
Suhu = 100℃
• Saat keadaan 4
Fasa = Saturated-vapor
Suhu = 100℃
Maka panas penguapan yang dibutuhkan agar fluida berubah keadaan 2 menjadi keadaan 4
adalah
∆𝐻𝑣𝑎𝑝 = ∆𝐻𝑔 − ∆𝐻
𝑘𝑗
∆𝐻𝑣𝑎𝑝 = 2676,1 − 419,1
𝑘𝑔
Pada saat di titik kritis air Tc= 374℃ & Pc= 22MPa maka panas yang dibutuhkan adalah:
∆𝐻𝑣𝑎𝑝 = 0
Nilai ∆𝐻𝐺 &∆𝐻𝐿 didapat dari Asme Steam table Compact Edition
4
Dapat dilihat bahwa panas penguapan yang dibutuhkan untuk merubah keadaan 2 menjadi
keadaan 4 lebih besar ( ∆𝐻𝑣𝑎𝑝 = 2257 𝑘𝑗/𝑘𝑔 )daripada panas penguapan yang dibutuhkan
pada titik kritis ∆𝐻𝑣𝑎𝑝 = 0. Hal ini disebabkan karena pada titik kritis nilai dari Temperature
yang diberi Tekanan tersebut lebih besar dari Temperatur untuk merubah fasa liquid menjadi
gas. Pada keadaan 2 ke 4 dibutuhkan adanya perubahan fasa dalam suhu yang tetap sehingga
entalpi penguapannya ada, berbeda pada saat berada di titik kritis perubahan fasa liquid
menjadi gas sedikit atau mendekati nol.
f. Proses yang digambarkan melalui kedua diagram saat P=100 kPa merupakan proses
penguapan (vaporization) dilihat dari diagram kedua yang menunjukan adanya perubahan
fasa dari liquid menjadi vapor dan kenaikan suhu yang terjadi.
g. Intensive Properties merupakan sifat dari materi yang tidak tergantung pada jumlah materi
dan ukuran sedangkan Extensive Properties merupakan sifat materi yang bergantung pada
banyaknya materi dan ukuran. Contoh dari Intensive Properties adalah titik didih,titik lebur,
massa jenis, warna,temperature(suhu). Contoh dari Extensive Properties adalah
massa,volume,berat, luas permukaan, Energi dalam,mol.
5
Part 2
Pertanyaan :
Zetta menemukan 2 pvT diagram yang ditunjukan dibawah tetapi tidak dapat memastikan
diagram mana yang menggambarkan air. Apakah kamu dapat membantunya ? Bagaimana
kamu dapat berfikir bahwa faktanya es yang mengapung dalam air dapat digunakan pada
diagram yang kanan?
a. Hukum fasa gibbs menyatakan bahwa derajat kebebasan dari satu fasa(S/L/V), dua fasa(S-
L/S-V/L-V) dan tiga fasa (triple line) adalah 2,1,0. Apakah itu benar? Jelaskan
b. Tidak seperti fluida compressible seperti uap atau gas, air yang tidak dekat dengan critical
point merupakan fluida incompressible. Jelaskan mengapa liquid merupakan incompresibble
menggunakan diagram pvT
Jawaban :
Pada kedua diagram diatas, diagram pvT kiri menggambarkan bahwa substansi expand on
freezing sedangkan diagram pvT kanan menggambarkan substansi contraction on freezing.
Pada fenomena es yang mengapung di atas air, fenomena tersebut merupakan fenomena yang
digambarkan oleh diagram kanan yaitu saat substansi expand on freezing saat tekanan
konstan diberikan kepaa air maka temperature air akan terus menerus turun dan volume akan
menyusut , walaupun pada beberapa zat cair jika suhu diturunkan menjadi keadaan solid dan
volumenya menyusut sehingga massa jenisnya bertambah, tetapi pada air terjadi
penyimpangan (anomali). Volume hanya akan menyusut sampai 4℃ , saat temperaturnya
makin kecil maka volume akan mengembang sehingga massa jenisnya akan lebih kecil yang
mengakibatkan es dapat mengapung di air.
a. Derajat kebebasan merupakan jumlah minimum variable intensif yang dibutuhkan untuk
menentukan keadaan sistem.Hubungan yang menentukan variable-variable intensif dapat
dinyatakan dengan hukum fasa Gibbs, yang dinyatakan dengan rumus :
F=C–P+2
C = Jumlah Komponen
6
P = Jumlah Fasa
Pada substansi air maka jumlah komponennya yaitu 1. Saat zat tersebut dalam keadaan satu
fasa (S/L/V) maka derajat kebebasannya dapat dihitung dengan hukum Fasa Gibbs
• Untuk 1 Fasa
F = C- P + 2
F = 1-1+2
F=2
Pada zat tersebut dalam keadaan dua fasa (S-L/S-V/L-V) maka derjat kebebasannya adalah
• Untuk 2 Fasa
F=C–P+2
F=1–2+2
F=1
Pada zat dalam keadaan tiga fasa ( triple point) maka derajat kebebasannya adalah
• Untuk 3 Fasa
F=C–P+2
F=1–3+2
F=0
b.
Sumber :
https://www.et.byu.edu/~rowley/ChEn273/Topics/Mass_Balances/Multiphase_Systems/Single_Component/Sin
gle_Component.htm
7
Liquid merupakan fluida incompressible karena terlihat pada pvT diagram bahwa jika pada
temperatur konstan dan diberi Tekanan yang makin besar maka specific volume yang
berubah terhadap perubahan tekanan yang diberi sangat kecil perbedaannya sehingga liquid
sering disebut fluida iencompresibble. Untuk meyakinkan hal ini maka bisa dibantu
menggunakan
Gambar 2. Diagram PV
Sumber : https://www.e-education.psu.edu/png520/m3_p3.html
Pada diagram p-v terlihat bahwa jika suatu zat diberi tekanan yang semakin besar nilainya
terlihat perbedaan specific volume yang sangat kecil sekali sehinggaa liquid merupakan
fluida incompressible.
8
Part 3
Pertanyaan :
Two dimensional phase diagrams could be constructed such as p-T diagram shown below.
The curves shown are refered to as phase equilibrium curves. Relate the curves in this p-T
diagram to the pvT diagram given in part 2.
You would like to show to yur instructor that vapor pressure of water is sensitive to
temperature change. Use the following equations to represent vapor pressure as a function of
temperature.
Find the value of the parameter (a,b,c) for both equations using five data points striple point,
critical point and three point in between triple and critical points. Which equation represents
vapor pressure better? Explain.
Jawaban :
Zat yang ingin ditinjau diagram fasanya dalam hal ini adalah air.
Gambar 3. Diagram Fasa Air Dua-Dimensi Gambar 4. Diagram Fasa Air Tiga-Dimensi
9
sumber: sumber:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:P-V-
https://serc.carleton.edu/research_education/equilibria/phaserule.html T_Diagram_(Water).fr.svg
Dari kedua diagram ini, pada umumnya gradien garis pada antara fasa solid dan liquid positif
(mengarah ke kanan) namun pada zat air ada suatu anomali, antara air dalam keadaan 0℃
hingga 4℃ akan memiliki massa jenis (𝜌) yang cukup signifikan dibandingkan air pada 4℃.
Mulai dari 4℃ hingga titik kritis, peningkatan suhu akan diikuti oleh kenaikan tekanan dan
sebaliknya. Inilah alasan mengapa menjadikan diagram air sebagai tinjauan perubahan fasa.
Apabila air pada kondisi jenuh mengalami perubahan tekanan uap pada kondisi isoterm,
maka air cenderung mengalami perubahan volume spesifik yang sangat kecil sehingga
cenderung dapat diabaikan. Inilah mengapa air cenderung bersifat inkompresibel, selama
tekanan uap tidak melampaui tekanan kritis.
Tekanan uap merupakan fungsi dari temperatur dan persamaan yang menghubungkan
keduanya dapat dituliskan sebagai:
1. ln 𝑃 !"# = 𝑎 + 𝑏𝑇
2. 𝑃 !"# = 𝑎 + 𝑏𝑇 + 𝑏𝑇 !
Kedua persamaan tersebut akan diuji dengan menggunakan data temperatur dan tekanan
sifat/karakteristik air dalam kondisi jenuh sebagai berikut:
Apabila diplot menurut kedua persamaan akan menghasilkan tabel dan grafik sebagai berikut:
10
Water Vapor Pressure as the Linear Function of
Temperature
8.0000
6.0000 y = 0.0285x - 4.2402
4.0000 R² = 0.93797
2.0000
0.0000
0 50 100 150 200 250 300 350 400
-2.0000
-4.0000
-6.0000
Grafik 1. Regresi Linier Data Tekanan dan Temperatur Air dalam Kondisi Jenuh
Apabila datanya diplot menurut fungsi polinomial, maka akan menghasilkan grafik seperti
dibawah
200.0000
100.0000
50.0000
0.0000
0 50 100 150 200 250 300 350 400
-50.0000
Grafik 2. Fungsi Polinomial Data Tekanan dan Temperatur Air dalam Kondisi Jenuh
Dari kedua grafik tersebut, ternyata dengan menggunakan fungsi polinomial akan
menghasilkan grafik yang lebih akurat dibandingkan dengan fungsi linier. Pada regresi linier,
plot data- data dengan nilai sebenarnya yang terletak pada garis cukup jauh hingga
menyebabkan nilai keakuratannya lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan fungsi
polinomial yang plot data nya relatif dekat dengan garis polinomial yang didekati. Dengan
demikian, fungsi polinomial lebih mendekati hubungan antara tekanan uap sebagai fungsi
suhu dengan baik.
11
Part 4
Pertanyaan:
(sumber : Setiabudi, Agus, dan Sunarya, Yayan. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung:
PT Setia Purnama Inves)
Dari diagram di atas kita dapat mengetahui titik tripel (A) pada suhu 0,01oC
dan tekanan 0,006 atm, titik leleh atau titik beku normal (B) pada 0oC dan 1 atm,
titik didih normal (C) pada 100oC dan 1 atm, dan titik kritis (D) pada 374,4oC dan
271,7 atm. Pada tekanan normal 1 atm dan suhu 0oC, air berbentuk padat atau
menjadi es. Ketika diberi tekanan yang lebih tinggi lagi, es tersebut akan berubah
fasa menjadi air. Hal tersebut menjelaskan kejadian yang terjadi pada saat
meluncur di atas es menggunakan sepatu ice-skating.
b) Jakarta dan Bandung memiliki ketinggian permukaan tanah yang berbeda. Jakarta
berada memiliki ketinggian rata-rata sekitar 5-50 m di atas permukaan laut,
12
sementara Bandung berada pada ketinggian 670-751 m di atas permukaan laut.
Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan tekanan pada keduanya. Tempat yang
lebih tinggi memiliki tekanan yang lebih rendah dikarenakan udara yang menekan
juga lebih sedikit. Pada tekanan atmosferik yang lebih rendah, titik didih dari air
juga menjadi lebih kecil seperti yang dapat dilihat dari grafik berikut.
(sumber: https://www.chemguide.co.uk/physical/phaseeqia/svpwaterplot.gif)
Titik didih air yang menurun menyebabkan panas dari air yang mendidih juga
menurun dan bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk memasak makanan.
Untuk mematangkan makanan dibutuhkan suhu dan waktu tertentu, jadi jika suhu
dari air menurun akan dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mematangkan
bahan makanan tersebut.
13
Part 5
Pertanyaan :
Mengapa dry ice (CO2 padat) dapat digunakan untuk mejaga es krim tetap dingin dan tidak
meleleh?
Jawaban :
(sumber : Setiabudi, Agus, dan Sunarya, Yayan. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Bandung: PT Setia Purnama Inves)
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa titik tripel CO2 (X) berada pada -56,4oC
dan 5,11 atm, titik sublimasi (Y) berada pada -78,5oC dan 1 atm, dan titik kritis (Z) berada
pada 31,1oC dan 73,0 atm. Oleh sebab itu, CO2 padat (dry ice) akan menyublim jika
dipanaskan di bawah tekanan 5,11 atm. Di atas 5,11 atm, dry ice akan mencair bila
dipanaskan.
Dry ice adalah karbon dioksida beku dan disebut demikian karena pada tekanan udara
normal (1 atm) dry ice berubah langsung dari bentuk padatan menjadi gas tanpa melalui
tahapan cairan basah.
(sumber: https://www.tsa.gov/blog/2013/07/30/tsa-travel-tips-tuesday-dry-ice)
14
Dry ice sering kali digunakan untuk menjaga makanan tetap beku atau dingin di luar mesin
pendingin. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada tekanan udara normal dan dry ice
menyublim, karbon dioksida yang berbentuk padatan suhunya akan tetap rendah (-78,5oC
sesuai suhu pada titik sublimasinya) yang berubah hanyalah suhu dari karbon dioksida yang
sudah berubah menjadi gas. Dari sifat itulah dry ice dapat menjaga makanan beku seperti es
krim tetap dingin dan tidak meleleh.
15
Part 6
Pertanyaan :
You want to know wheter the following vapors or gases could be considered as an ideal gas.
(a) steam at 60 bar and 200℃, (b) air at 1 bar and 25℃, (c) n-butane at 10 atm and 400 K.
How could you find out the answer without doing any experiments in the lab?
Jawaban :
Mengetahui suatu gas ideal atau tidak dapat menggunakan suatu faktor yang dikenal dengan
faktor kompresibilitas (z). Nilai ini didekati dengan:
𝑃 𝑉
𝑧≡
𝑅 𝑇
Suatu gas ideal memiliki faktor kompresibilitas 1 atau P V = R T. Namun, untuk mengetahui
nilai z salah satu pendekatannya adalah dengan menggunakan konsep korelasi Pitzer untuk
koefisien virial kedua. Beberapa istilah yang terkait perhitungan z adalah sebagai berikut:
Dari persamaan tersebut akan diperoleh z untuk menentukan apakah suatu gas ideal atau
tidak. Gas ideal memiliki z = 1.
1. Steam pada kondisi 60 bar dan 200℃ (Tc = 374,14℃ dan Pc = 220,9 bar)
Berdasarkan perhitungan dengan alat bantu hitung dan dengan mengaplikasikan
ketiga persamaan diatas, maka diperoleh:
𝑇𝑟 = 0,5350 𝑑𝑎𝑛 Pr = 0,2716
𝐵! = −1,0650 𝑑𝑎𝑛 𝐵! = −2,240
𝜔 = 0,345
16
𝑧 = 0,0670
2. Udara pada 1 bar dan 25℃ (Tc = -142℃ dan Pc = 37,45 bar)
𝑇𝑟 = 2,2406 𝑑𝑎𝑛 Pr = 0,0265
𝐵! = −0,0331 𝑑𝑎𝑛 𝐵! = −0,0830
𝜔 = 0,035
𝑧 = 0,9997
Karena z pada udara bernilai sangat mendekati 1, maka kita menganggap udara pada
kondisi tersebut termasuk kedalam kelompok gas ideal.
3. n-butana pada kondisi 10 atm dan 400 K (Tc = 425,1 K dan Pc = 37, 5 atm)
𝑇𝑟 = 0,9410 𝑑𝑎𝑛 Pr = 0,2667
𝐵! = −0,3821 𝑑𝑎𝑛 𝐵! = 0,1332
𝜔 = 0,200
𝑧 = 0,8870
Nilai z untuk n-butana pada kondisi tersebut belum dapat dikatakan dalam kondisi
ideal karena agar ideal, nilai z = 1 atau nyaris mendekati 1.
17
Part 7
Transportasi gas alam melalui perjalanan panjang dapat dilakukans ecara efisien jika gas
ditransport baik dengan Liquified Natural Gas (LNG) maupun Compressed Natural Gas
(CNG) . Jika kapasitas kargo adalah 2500 cm3, tentukan moda transportasi mana yang dapat
mengakomodasi lebih banyak gas alam untuk setiap perjalanannya? Asumsikan kondisi : 1
bar dan -162oC (LNG), 125 bar dan room temeperature (CNG). Untuk melakukan
perhitungan, gunakan compressibility factor (z) chart ( Savidge : compressibility factor untuk
gas alam ). Bandingkan hasil yang diperoleh dengan nilai yang dihitung dengan korelasi
umum Pitzer, dengan melibatkan acentric factor. Asumsikan gas alam adalah Metana murni
dan laporkan perbedaan perhitungan dalam persen. Jelaskan mengapa pendekatan Savidge
dan Pitzer merujuk pada korelasi umum 2 parameter dan 3 parameter berturut-turut.
Jawaban :
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari z factor dengan persamaan :
!!!
Z= !"
....... (1)
R = konstanta ( 8,31
T = Temperatur dalam K
1. CNG
Diketahui : T = 250C = 298 K
P = 125 bar
Tc = 190,6 K
Pc = 45,99 bar
ω = 0,12
𝑻 𝟐𝟗𝟖
Tr = 𝑻 = 𝟏𝟗𝟎,𝟔 = 𝟏, 𝟓𝟔
𝒄
𝑷 𝟏𝟐𝟓
Pr = 𝑷 = 𝟒𝟓,𝟗𝟗 = 𝟐, 𝟓𝟕
𝒄
18
Gambar
9.
Compressibility
Chart
Sumber
:
Fundamentals
of
Thermodynamics
(Moran,2006)
Untuk mendapatkan hasil z factor dilakukan interpolasi pada grafik compressibility factor di
atas dengan cara sebagai berikut :
a) Tr = 1,56 ; Pr = 2,5
1,56 − 1,5 𝑥 − 0,82
=
1,6 − 1,5 0,87 − 0,82
X = 0,85
Sehingga, Tr = 1,56 ; Pr = 2,5 ; Z = 0,85
b) Tr = 1,56 ; Pr = 3
X = 0,83
Sehingga, Tr = 1,56 ; Pr = 3 ; Z = 0,83
c) Tr = 1,56 ; Pr = 2,57
X = 0,84
19
Sehingga nilai Z dengan metode Savidge untuk CNG pada Tr = 1,56 ; Pr =2,57
adalah 0,84
Z = Z0 + ωZ1 .........(2)
ω = acentric factor
Diketahui :
Diketahui : T = 250C = 298 K
P = 125 bar
Tc Metana = 190,6 K
Pc Metana = 45,99 bar
ω = 0,12
𝑻 𝟐𝟗𝟖
Tr = 𝑻 = 𝟏𝟗𝟎,𝟔 = 𝟏, 𝟓𝟔
𝒄
𝑷 𝟏𝟐𝟓
Pr = 𝑷 = 𝟒𝟓,𝟗𝟗 = 𝟐, 𝟓𝟕
𝒄
a) Perhitungan Z0
1) Tr = 1,56 ; Pr = 2
1,56 − 1,5 𝑥 − 0,8328
=
1,6 − 1,5 0,8738 − 0,8328
X = 0,8574
0
Sehingga Tr = 1,56 ; Pr = 2; Z = 0,8574
2) Tr = 1,56 ; Pr = 3
1,56 − 1,5 𝑥 − 0,7887
=
1,6 − 1,5 0,8410 − 0,7887
X = 0,82008
20
3) Tr= 1,56 ; Pr = 2,72
2,72 − 2 𝑥 − 0,8574
=
3−2 0,82008 − 0,8574
X = 0,8305
b) Perhitungan Z1
1) Tr = 1,56 ; Pr = 2
1,56 − 1,5 𝑥 − 0,1806
=
1,6 − 1,5 0,1729 − 0,1806
X = 0,17598
Sehingga Tr = 1,56 ; Pr = 2; Z1 = 0,17598
2) Tr = 1,56 ; Pr = 3
1,56 − 1,5 𝑥 − 0,2433
=
1,6 − 1,5 0,2381 − 0,2433
X = 0,2402
Z = Z0 + ωZ1 .........(2)
21
b) Perbedaan nilai Z antara metode Savidge dan Pitzer = 0,86 – 0,84 = 0,02 atau
sebesar 2%
c) Perhitungaan Massa CNG
!!!
Dari persamaan (1) Z = !"
diperoleh :
Vm = ZRT/ P
!"# !! !
= 0,86 x 3,81 !"#$ ! x 298 K x !"" !"#
!"# !"# !
! !"#
2. LNG
Karena LNG berbentuk liquid maka perhitungan volume molar tidak bisa digunakan
dengan metode savidge maupun pitze, sehingga digunakan korelasi umum untuk
liquid yaitu :
!!
ρr = ....... (3)
!!
dimana ρr = reduced density
𝑉! = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑉! = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟
𝑻 𝟏𝟏𝟏
Tr = 𝑻 = 𝟏𝟗𝟎,𝟔 = 𝟎, 𝟓𝟖
𝒄
𝑷 𝟏
Pr = 𝑷 = 𝟒𝟓,𝟗𝟗 = 𝟎, 𝟎𝟐𝟐
𝒄
22
Perhitungan volume molar dari Metana dalam bentuk LNG dilakukan dengan
membaca grafik sebagai berikut.
• Tr = 0,5 ; Pr = 0 ; ρr = 2,9
• Tr = 0,5 ; Pr = 1 ; ρr = 2,9
• Tr = 0,6 ; Pr = 0 ; ρr = 2,75
• Tr = 0,6 ; Pr = 1 ; ρr = 2,76
1) Tr = 0,58 ; Pr = 0
0,58 − 0,5 𝑥 − 2,9
=
0,6 − 0,5 2,75 − 2,9
X = 2,78
Sehingga Tr = 0,58 ; Pr = 0; ρr = 2,78
2) Tr = 0,58 ; Pr = 1
0,58 − 0,5 𝑥 − 2,9
=
0,6 − 0,5 2,76 − 2,9
X = 2,79
23
3) Tr= 0,58 ; Pr = 0,022
0,022 − 0 𝑥 − 2,78
=
1−0 2,79 − 2,78
X = 2,78
!!
ρr =
!!
!!
!",! ! !"!!
!"#$
2,78 = 𝑉𝑚
Vm = 0,036 m3/kmol
! !"## !!
Mol Metana dalam bentuk LNG = 𝑉 = !! = 70486,8 𝑘𝑚𝑜𝑙
𝑚 !,!"#
!"#$
Teori Savidge merujuk kepada korelasi 2 Parameter yang menyatakan bahwa semua fluida
jika dibandingkan pada Tr dan Pr yang sama akan memiliki faktor kompresibilitas (z) yang
sama dan memiliki penympangan dari perilaku gas ideal dengan derajat yang sama. Teorema
ini hanya berlaku untuk simple gas yaitu argon, kripton, dan xenon. Teori Savidge disebut 2
paramter karena faktor kompresibilitas (z) hanya bergantung pada Pr dan Tr. Sementara itu
pendekatan Pitzer merujuk pada pendekatan 3 parameter karena faktor kompresibilitas (z)
bergantung pada Tr, Pr, dan ω yang disebut sebagai acentric factor. Teorema 3 parameter
berbunyi bahwa semua fluida yang memiliki nilai acentric factor yang sama saat
dibandingkan dengan Tr dan Pr yang sama memiliki nilai Z yang sama dan meyimpang dari
perilaku gas ideal pada derajat yang sama.
24
Part 8
Pertanyaan:
A tank with a size 25 L was filled with water. After reaching the equilibrium, the quality
(vapor mass fraction) was determined to be 0.10. When the valve above tank is opened, water
vapor flowed out and heat supplied from the environtment into the tank so that the water
temperature remained at 100OC. Find out the mass of water that had left the tank when the
tank contained only saturated water vapor.
Diketahui :
V total tank : 25 L
Fraksi massa vapor kondisi 1 : 0,1 dari massa total ( mv = 0,1 mt1 )
Fraksi massa air kondisi 1 : 0,9 dari massa total ( ml = 0,9 mt1)
Ditanya : massa air yang telah meninggalkan tangki ketika tangki hanya berisi uap air jenuh
Jawaban :
! !
𝑉! = 1,0435 !" 𝑉! = 1671,9 !" (Didapat dari steam tabel pada suhu 100 oC)
Kondisi 1 :
𝑉 = 𝑚. 𝑉 … … … … … . .1
𝑉𝑡! = 𝑉𝑙 + 𝑉𝑣 … … … … … 2
25
25 = 0,1 𝑚𝑡! . 1671,9 + 0,9 𝑚𝑡! . 1,0435
Kondisi 2 :
Tidak ada air, hanya ada uap air saja sehingga mv = mt2
𝑉𝑡! = 𝑚𝑣. 𝑉!
25 = 1671,9 . 𝑚𝑣
𝑚𝑣 = 0,01495 𝑘𝑔
Jadi, massa pada kondisi 2 yang berisi uap saja sebesar 0,01495 kg
Sehingga massa air yang keluar ketika tangki hanya berisi uap jenuh yaitu :
Jadi masssa air yang keluar ketika hanya berisi uap jenuh yaitu sebesar 0,1337 kg
26
DAFTAR PUSTAKA
27