GENSET DIESEL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TIM AUDITOR
ERIK TRIDIANTO
JOKE PRATILASTIARSO
PRIMA DEWI
FIFI HESTI
HAIRUL
WAYAN
Surabaya
2018
I. Latar Belakang
Berdasarkan data yang diperoleh dari kementerian ESDM, menunjukkan bahwa
pertumbuhan pemakaian listrik semester-1/ 2013 naik sebesar 7,2 % dibanding semester yang
sama pada tahun lalu. Total pemakaian listrik semester-1/2013 sebesar 90,48 Tera Watt hour
(TWh) dan pada semester-1/2012 sebesar 84,43 TWh (http://www.esdm.go.id/). Dari data
tersebut diketahui bahwa jumlah pemakaian listrik terus mengalami peningkatan di berbagai
macam aspek. Berdasarkan tabel yang diambil dari statistik PLN menyatakan bahwa
pertumbuhan pemakaian energi listrik terjadi berbagai macam sektor, antara lain rumah
tangga, komersil, industri, penerangan, sosial, dan pemerintahan. Adapun prosentasi
penggunaan energi listrik yang terjadi selama 9 tahun terakhir yakni pada tahun 2006 sampai
2014 adalah sebagai berikut, penggunaan energi listrik di sektor rumah tangga sebesar 39,7%,
di sektor komersil sebesar 17,1%, di sektor industri 37%, di sektor penerangan sebesar 2%, di
sektor sosial sebesar 2,4%, dan di sektor pemerintahan sebesar 2%. Dari data tersebut
diketahui bahwa tingkat penggunaan energi listrik pada sektor industri menduduki tingkat
kedua setelah penggunaan energi listrik pada sektor rumah tangga. Adapun penggunaan
energi listrik pada sektor industri mencapai sebesar 37% dari ketersedian energi yang ada.
Tingginya penggunaan tingkat energi listrik pada sektor industri ini dikarenakan kebutuhan
akan energi listrik untuk mengoperasikan berbagai macam jenis instrumen dalam plant yang
terjadi secara terus - menerus.
Berdasarkan undang-undang No. 30 tahun 2007 tentang energi pasal 25 menyatakan
bahwa konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah,
pengusaha, dan masyarakat, mencakup seluruh tahap pengelolaan energi. Pengguna energi
dan produsen peralatan hemat energi yang melaksanakan konservasi energi diberi kemudahan
dan/atau insentif oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah. Arah kebijakan energi dari
gambar seperti tersebut diatas khususnya konservasi energi sampai dengan tahun 2025 harus
mencapai 33,85 %. Konservasi Dalam Pemanfaatan Energi menurut Pasal 12 peraturan
pemerintah no.70 tahun 2009 menyatakan bahwa pemanfaatan energi oleh pengguna sumber
energi dan pengguna energi wajib dilakukan secara hemat dan efisien, pengguna sumber
energi dan pengguna energi yang menggunakan sumber energi dan/atau energi lebih besar
atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per tahun wajib melakukan konservasi
energi melalui manajemen energi
Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) merupakan
salah satu tempat yang sangat vital bagi kelangsungan proses belajar mengajar di ITS.
Sementara itu listrik dari PLN masih belum memiliki kehandalan 100%. Untuk mengatasi hal
tersebut Teknik Kimia memasang genset sebagai back up agar supply listrik untuk jurusan
tersebut menjadi lebih stabil. Seiring dengan umur penggunaan yang telah lama, maka
diperlukan audit energi untuk mengetahui unjuk kerja dari genset tersebut. Dengan
diketahuinya unjuk kerja dari genset tersebut maka dimungkinkan untuk meningkatkan
effisiensi dan menurunkan biaya produksi listrik dari genset tersebut. Genset yang digunakan
menggunakan bahan bakar solar dan menghasilkan daya 3 phasa 40 KW dengan konsumsi
4,83 liter solar perjamnya.
Proses audit energi yang digunakan yakni dengan dua macam metode, yakni direct
methode dan loss methode. Direct methode merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung efisiensi boiler berdasarkan jumlah energi yang masuk dan jumlah energi yang
keluar. Sedangkan loss methode merupakan metode yang digunakan untuk menghitung
efisiensi boiler berdarkan jumlah losses – losses yang dikeluarkan oleh boiler. Sedangkan
data yang dibutuhkan untuk menghitung efisiensi boiler berdasarkan kedua macam metode
tersebut adalah : Gross heating value (GHV), kadar C di bahan bakar, kadar H di bahan
bakar, kadar S, produksi LP steam, temperatur LP steam, tekanan LP steam, entalpi LP
steam, temperatur flue gas, kadar oksigen di flue gas, excess air, kadar CO2 di flue gas, kadar
CO di flue gas, temperatur udara luar, temperatur BFW, konsumsi BBM. Setelah di
keseluruhan metode audit yang digunakan, maka dilanjutkan dengan melakukan langkah
konservasi energi berupa rekomendasi peluang penghematan energi yang bisa dilakukan.
Dalam pelaksanaan proses audit energy ini dibentuk tim dengan diketuai oleh Erik
Tridianto dan beranggotakan 5 orang. Serta ditemani oleh tim intern Teknik Kimia yang
diketuai oleh bapak Kadarman Sostrodilogo. Alat yang digunakan ada 5 Item yaitu :
Thermometer, Anemometer, Thermometer Laser, Gas Meter dan Clamp Ampere. Pengerjaan
Audit energi ini selama 1 hari pada tanggal 10 mei 2018.
Cooling Loss
𝑀3
= 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝐶𝑜𝑜𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑖𝑟 𝑥 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑐𝑝 𝑥 (𝑇𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑖𝑛)
𝐻
IV. Hasil Analisis
Analisa yang digunakan pada laporan audit energi pada genset solar pada Teknik Kimia
Institute Teknologi Sepuluh Nopember Suarabaya terbagi menjadi dua macam analisa,
analisa pertama menggunakan metode direct dan analisa yang kedua menggunakan
metode losses (indirect).
A. Metode Direct
Direct methode merupakan metode yang digunakan untuk menghitung efisiensi
boiler berdasarkan jumlah energi yang masuk dan jumlah energi yang keluar.
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐺𝑒𝑛𝑠𝑒𝑡 = 100% 𝑥
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑆𝑜𝑙𝑎𝑟
21059
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐺𝑒𝑛𝑠𝑒𝑡 = 100% 𝑥 = 11.63 %
181089
Dari perhitungan di atas maka didapatkan hasil piechart seperti gambar 2. Dari gambar
2 dapat kita analisa bahwa teknikal loss disini lebih besar dari kondisi normal yaitu sebesar
14%. Kondisi normal untuk genset solar pada tahun yang kurang lebih sama (umur yang
sangat tua) memliki teknikal loss sekitar 5-7 %. Ada perbedaan sekitar 7 % antara kondisi
normal dengan kondisi actual di lapangan.
Perbedaan 7 persen ini bisa terjadi dikarenakan adanya pembakaran tidak sempurna
dari genset solar. Pembakaran tidak sempurna ini dibuktikan dengan adanya asap pada
cerobong meskipun pembebanan genset sangat kecil (14%). Pembakaran ini sangat
dipengaruhi oleh injector yang gagal menyemprotkan partikel solar menjadi butiran butiran
kecil.
VI. Rekomendasi
Pada saat proses audit energi terdapat beberapa macam rekomendasi yang disarankan
untuk mencapai potensi penghematan energi yang diberikan.
Penggantian injector bahan bakar
Solar yang diinjeksikan molekulnya tidak kecil dikarenakan injector yang telah
rusak. Hal ini menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna yang berimbas pada
adanya asap yang berlebih dan turunnya effisiensi genset
Membebani genset dengan beban yang optimum
Jika beban genset terlalu kecil maka effisiensi genset juga akan turun. Oleh sebab
itu jika menyalakan genset maka beban yang dihubungkan ke genset 50 – 60 %
dari kemampuan genset tersebut
Memeperbaiki alat ukur arus.
Alat ukur arus yang terpasang pada panel sudah tidak bekerja dengan baik. Ketika
arus mengalir pada setiap phasa nya alat ukur tidak bekerja. Hal ini sangat
berbahaya karena owner tidak bisa mengetahui arus yang mengalir pada tiap
fasanya. Jika dibiarkan maka akan terjadi pembebanan yang tidak setimbang
Membebani genset dengan beban yang setimbang
Pembebanan tidak setimbang, selain mengurangi lifetime dari genset juga
mengurangi lifetime dari kabel dan peralatan.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Berdasarkan data analisa berupa perhitungan efisiensi genset, dapat diketahui
bahwa dengan menggunakan metode direct dihasilkan efisiensi sebesar 11,63%.
Dengan menggunakan metode losses didapatkan ada teknikal loss mencapai
13,91%.
2. Dengan melakukan audit energi, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa peluang
penghematan energi untuk pengoperasian genset di Teknik Kimia, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, yakni Memperbaiki proses penyemburan
bahan bakar solar, Menggunakan genset pada kondisi beban yang optimum, dan
Membebani genset dengan beban yang setimbang.
3. Terdapat terdapat beberapa macam rekomendasi yang disarankan untuk mencapai
potensi penghematan energi yang diberikan, yakni : Penggantian injector bahan
bakar, Membebani genset dengan beban yang optimum, Memeperbaiki alat ukur
arus, dan Membebani genset dengan beban yang setimbang.
SARAN
1. Pengujian menggunakan beban 50 – 60 % dari kemampuan genset kemudian
dilanjutkan beban mendekati 90% untuk mengetahui kemampuan dari genset
dan bisa dianalisa lebih dalam.
LAMPIRAN
1. PROSES AUDIT
Pengukuran suhu
Hasil Perhitungan
Dry flue gas Loss 12973.15527 kJ/kg
Dry flue gas Loss 29.43 %
Wet flue gas Loss 3573.1836 kJ/kg
wet flue gas Loss 8.11 %
Total Flue Gas Loss 16546.33887 kJ/kg
Total Flue Gas Loss 37.54 %
Efisiansi Genset 11.63 %
Effisiensi mesin Diesel 14.10 %
Flow Cooling air 1967.328 m3/H
Flow Cooling air 2531.95 kg/H
Cooling Loss 15374.01 kCal/h
Cooling Loss 35.54 %
Fan Power 0.693225175 kW
Fan Power 1.38 %
Technical Loss 13.91 %