Pengertian
Alur kegiatan/proses penerimaan pasien baru yang akan mendapatkan pelayanan
Kegawatdaruratan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Purwokerto.
Tujuan
1. Sebagai acuan instalasi/unit dalam memberikan pelayanan, sehingga menjamin
pelayanan Kegawatdaruratan di Rumah Sakit Islam Purwokerto sesuai misi RSI
Purwokerto, standar, sesuai kebutuhan pasien dan tetap mengutamakan keselamatan
pasien.
2. Menjamin pelayanan Kegawatdaruratan Paripurna yang cepat, tepat, dan akurat.
Kebijakan
1. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional (Peraturan Direktur No. 7 Tahun 2017).
2. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien, sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi (Peraturan Direktur No. 7 Tahun 2017).
3. Keputusan untuk mengelola, memindahkan, atau merujuk pasien hanya dapat diketahui
setelah proses skrining selesai dilakukan (Peraturan Direktur No. 9 Tahun 2017).
4. Proses skrining berdasar pada kriteria yang telah ditetapkan rumah sakit, sesuai dengan
misi, dan kemampuan RSI Purwokerto (Peraturan Direktur No. 9 Tahun 2017).
Prosedur
A. Triase (triage)
1. Proses triase dilakukan pada semua pasien baru oleh petugas triase (Dokter
dan/atau Perawat terlatih).
2. Petugas triase melakukan penilaian terhadap:
a. Jalan napas (airway)
b. Pernapasan (breathing)
c. Sirkulasi (circulation)
d. Kesadaran (Disability)
e. Nyeri (pain)
f. Kondisi mental (mental state)
Keterangan :
* Obstruksi total jalan napas, stridor (oklusi 75% jalan napas), kejang masuk dalam kategori ATS I;
** Laju napas < 10 x/menit, atau SaO2 < 90 % masuk dalam kategori ATS I;
*** Sistolik < 80, Henti Jantung, atau Nyeri Dada masuk dalam kategori ATS I;
† HR < 50 atau > 150 pada dewasa masuk dalam kategori ATS II.
PENERIMAAN PASIEN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi Halaman
RSIP/SPO/IGD/0001 0000 2/3
3. Pasien dengan kategori ATS I (immediate) atau yang datang diantar dengan ambulan,
pengkajian triase dilakukan dengan cara walk in triage, dan dikirim ke ruang
resusitasi ditangani oleh Tim Resusitasi.
4. Pasien dengan kategori ATS II (emergent) dan ATS III (urgent) atau dikirim ke ruang
tindakan/observasi dilakukan pemeriksaan tanda vital dengan waktu tunggu
pelayanan maksimal 10 – 30 menit atau direncanakan untuk rawat inap.
5. Pasien dengan kategori ATS IV (semi-urgent) dan ATS V (non-urgent) atau dikirim ke
ruang observasi dengan waktu tunggu pelayanan maksimal 120 menit dengan
mendahulukan pasien yang berusia > 65 tahun dan < 3 tahun.
6. Pasien kategori IV dan V yang datang pada jam poliklinik diarahkan ke poliklinik.
7. Pasien berisiko penularan infeksi, penanganan dilakukan dalam ruang Isolasi.
8. Petugas mengisi dan menandatangani lembar Triase (RMD.001).
9. Pasien gawat darurat yang di bawa ke IGD harus ditangani sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratannya dan dilakukan tindakan penyelamatan jiwa tanpa persetujuan
dari pasien/keluarga/penanggung jawab pasien apabila memenuhi unsur, seperti:
a. Pasien datang dalam keadaan tidak sadarkan diri.
b. Tidak ada keluarga ataupun pihak yang mampu bertanggung jawab atas pasien
tersebut.
c. Keadaan pasien sangat memerlukan pertolongan secara cepat untuk tindakan
Life Saving.
10. Persetujuan tindakan medik dapat dilakukan dengan mencatat semua tindakan
dalam rekam medis dan setelah penerima pelayanan kesehatan sadar atau dalam
kondisi yang sudah memungkinkan, segera diberikan penjelasan oleh dokter
penanggungjawab pelayanan.
B. Pendaftaran Pasien
1. Pada saat pasien dilakukan triase, pengantar atau keluarga melakukan pendaftaran
pasien pada loket pendaftaran.
2. Petugas pendaftaran mengambil data pasien dan menjelaskan kepada keluarga atau
pengantar mengenai hak dan kewajiban pasien.
3. Petugas pendaftaran mengantar status pasien ke ruang IGD.
Dokumen Terkait
1. RMD.001 - Triase
2. RMD.002 - Pengkajian Awal Pasien Rawat Darurat
3. RMG.005 - Lembar Catatan Terintegrasi
PENERIMAAN PASIEN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi Halaman
RSIP/SPO/IGD/0001 0000 3/3
Unit Terkait
1. Instalasi Rekam Medik
2. Instalasi Gawat Darurat